Anda di halaman 1dari 18

AKUNTANSI KEUANGAN

“ KALKULASI BIAYA PRODUK SAMPING

DAN PRODUK GABUNGAN “

Oleh Kelompok 9 :

Ketut Yoga Widiyasa Arienata ( 202033121019 )


Kadek Kartika Sari Ningsih ( 202033121029 )
Ni Made Ayu Kuswaryanti ( 202033121034 )
Ni Made Denina Ardy Pratiwi ( 202033121040 )

D1 AKUNTANSI

UNIVERSITAR WARMADEWA

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami, selaku penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah Akuntansi Biaya
mengenai “ Kalkulasi Biaya Produk Sampingan dan Produk Gabungan “.
Kami menyadari bahwa tanpa dukungan dari orang-orang sekitar, pembuatan Tugas
Makalah Akuntansi Biaya ini tidak akan berjalan lancar. Oleh karena itu kami berterimakasih
kepada seluruh pihak yang dengan rendah hati mau ikut terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Kami harap makalah ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi para pembaca dan
membawa nilai yang baik kepada kami, selaku penulis
Kami menyadari di dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
sehingga kami mengharapakan kritik dan saran yang membangun, untuk perbaikan penulisan
makalah selanjutnya.

Denpasar,17 Oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 5
1.3 Tujuan Makalah ................................................................................................................ 5
BAB II ....................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
2.1 Konsep Dasar Biaya Bersama dan Produk Sampingan ............................................ 6
2.2 Akuntansi Produk Bersama dan Produk Sampingan ............................................... 8
BAB III .................................................................................................................................... 17
PENUTUP ............................................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 17
3.2 Saran ................................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan jaman, Pembangunan sektor industry merupakan salah
satu hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan Indonesia saat ini. Hal ini dikarenakan
makin majunya teknologi yang mendukung perindustrian sehingga dapat bermanfaat pula bagi
perkembangan perekonomian di Indonesia. Persaingan pasar dalam era globalisasipun
semakin meningkat, maka kegiatan yang ada di dalam persahaan pun semakin bervariasi.
Dimana dalam produksinya perusahaan mengolah satu atau beberapa macam bahan baku yang
dapat menghasilkan satu jenis produk atau lebih. Kembali ke tujuan perusahaan pada
umumnya adalah menghasilkan laba yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dari
itu diperlukan penentuan biaya yang tepat agar menghasilkan pendapatan yang optimal pula
sehingga perusahaan tidak merugi (mendapatkan laba). Untuk mengahasilkan laba yang
optimal perusahaan harus pandai-pandai dalam memanfaatkan bahan baku sehingga tidak
terbuang begitu saja. Jika dilihat kembali dalam perusahaan manufaktur sendiri, produk yang
di hasilkan pun semakin berkembang. Dalam proses pembuatan beberapa produk tersebut
diperlukan penggolongan produk agar lebih memudahkan dalam penggolongan biaya. Produk
tersebut dapat di golongkan menjadi beberapa macam seperti produk utama, produk bersama
(Joint Produk), Produk Sampingan (By Produk), dan Sisa Bahan (Scrap).
Selain penggolongan produk, harga pokok produksi menjadi hal yang sangat penting
bagi perusahaan untuk menghasilkan laba yang optimal pula, karena melalui harga pokok
produksi nantinya akan menjadi pedoman bagi perusahaan dalam menentukan harga jual
produk. Sehingga perusahaan dapat memaksimalkan penjualan dan mendapatkan laba sesuai
dengan yang diharapkan perusahaan. Untuk perusahaan yang memproduksi lebih dari satu
jenis produk dalam satu kali proses produksi diperlukan alokasi biaya untuk menentukan harga
jual produk utama dan produk sampingan agar dapat memaksimalkan penjualan sehingga
perusahaan tidak merugi, akan tetapi perusahaan terkadang kurang memperhatikan
keberadaan produk sampingan, yang dihasilkan dari proses produksi bersama sehingga
penjualan produk sampingan kurang maksimal dan laba yang dihasilkan pun kurang optimal.
Menurut Supriyono (1993:246) produk sampingan adalah satu atau beberapa macam
produk yang mempunyai nilai relative lebih kecil dan dihasilkan serentak dengan produk

4
utama yang mempunyai nilai lebih tinggi. Umumnya produk utama diproduksi dalam jumlah
yang banyak di banding dengan produk sampingan. Produk sampingan tersebut berasal dari
sisa-sisa kegiatan produk utama yang selama itu dihasilkan perusahaan. Selanjutnya yang
disebut produk sampingan pada umumnya merupakan satu dari 2 tipe antara lain:
1. Produk sampingan tersebut dijual langsung seperti bentuk aslinya tanpa diproses lebih
lanjut.
2. Produk sampingan tersebut diproses lebih lanjut sebelum dijual.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep dasar biaya bersama dan produk sampingan?
2. Apa itu akuntansi produk bersama dan produk sampingan?

1.3 Tujuan Makalah


1. Mengetahui konsep dasar biaya bersama dan produk sampingan?
2. Mengetahui Apa itu akuntansi produk bersama dan produk sampingan?

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Biaya Bersama dan Produk Sampingan


Biaya bersama dapat diartikan sebagai biaya overhead bersama yang harus
dialokasikan ke berbagai departemen, baik dalam perusahaan yang kegiatan
produksinya berdasarkan pesanan ataupun secara massa. Biaya produk bersama juga
bisa diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan sejak saat mula-mula bahan baku diolah
sampai dengan saat berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya. Biaya
produk bersama ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan
biayaoverhead pabrik.Biaya bersama digunakan untuk memproduksi berbagai produk,
yaitu
a) Produk Bersama (joint-product)
Produk Bersama (joint-product) adalah beberapa produk yang dihasilkan dalam
suatu rangkaian atau seri produk secara bersama dengan menggunakan bahan,
tenaga kerja, dan biaya overhead secara bersama. Biaya tersebut tidak dapat
ditelusuri atau dipisahkan pada setiap produk, dan setiap produkempunyai nilai
jual atau kuantitas yang relatif sama. Contohnya seperti produksi susu segar
yang dapat menghasilkan krim dan skim cair, selanjutnya krim dapat diolah
lebih lanjut menjadi mentega dan skim cair diolah lagi menjadi susu. Dalam
produk bersama dapat menghasilkan : Produk utama adalah produk yang
dihasilkan dalam proses produksi secara bersama, namun mempunyai nilai atau
kuantitas yang lebih besar dibandingkan dengan produk lain. Biaya bersama
dalah biaya yang dikeluarkan dalam menghasilkan produk bersama dan biaya
yang diolah secara bersama seperti bahan baku, tenaga kerja, overheaduntuk
menghasilkan beberapa produk. Biaya bersama (joint cost) dapat didefinisikan
sebagai biaya yang muncul dari produksi yang simultan atas berbagai produk
dalam proses yang sama. Biaya bersama terjadi dalam bentuk satu jumlah total
biaya yang tidak dapat dibagi untuk semua produk yang dihasilkan.
b) Produk Sampingan (by-product)
Produk sampingan adalah satu produk atau lebih yang nilai jualnya relatif lebih
rendah, yang diproduksi dengan produk lain yang nilai jualnya lebih tinggi. Pada

6
umumnya perbedaan atara produk bersama dengan produk sampingan
didasarkan pada nilai jual relatifnya. Jika nilai jual produk-produk yang
dihasilkan relatif sama atau setidak-tidaknya material jumlahnya bila
dibandingkan dengan seluruh pendapatan (revenues)nperusahaan, maka
produk-produk tersebut merupakan produk bersama. Sebaliknya jika nilai
jual produk relatif kecil bila dibandingkan dengan total pendapatan perusahaan,
maka produk tersebut merupakan produk sampingan. Perbedaan produk
bersama dan produk sampingan atas dasar kriteria nilai jual tersebut
memungkinkan produk yang ada pada suatu saat diperlakukan sebagai produk
sampingan, disaat lain dapat menjadi produk bersama atau sebaliknya.
c) Produk sekutu (coproduct) Produk sekutu adalah dua produk atau lebih yang
diproduksi pada waktu yang bersamaan, tetapi tidak dari kegiatan pengolahan
yang sama atau tidak berasal dari bahan baku yang sama.

❖ Karakteristik Produk Bersama dan Produk Sampingan


• Karakteristik Produk Bersama
a) Produk diproses secara bersamaan dan setiap produk mempunyai nilai yang
relatif sama antra satu dengan yang lainnya.
b) Setiap produk mempunyai hubungan fisik yang sangat erat dalam proses
produksi.
c) Terdapat SplitOffPoint yaitu dimana produk-produk tersebut dapat
diidentifikasi atau dipisah ke masing-masing produk secara individual.
d) Setelah titik pisah produk tersebut dapat dijual pada titik pisah (secara langsung)
dan dapat juga dijual setelah dipisah (setelah proses lebih lanjut) untuk
mendapatkan produk yang lebih menguntungkan.
• Karakteristik Produk Sampingan
Produk sampingan dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, menurut
kondisi dapat dipasarkannya produk tersebut pada titik pisah batas :
a) Produk sampingan yang dapat dijual setelah terpisah dari produk utama, tanpa
memerlukan pengolahan lebih lanjut.
b) Produk sampingan yang memerlukan proses pengolahan lebih lanjut setelah
terpisah dari produk utama.

7
Contoh produk sampingan yang tidak memerlukan proses pengolahan lebih lanjut
setelah terpisah dari produk utamanya terdapat dalam proses menggiling gabah.
Produk sampinga berupa menir, katul, dedak, dapat langsung dijual terpisah dari
beras.

2.2 Akuntansi Produk Bersama dan Produk Sampingan


❖ Akuntansi Produk Bersama
Perusahaan yang menghasilkan produk bersama pada umumnya menghadapi
masalahh pemasaran berbagai macam produksinya, karena masing-masing produk
tertentu mempunyai masalah pemasaran dan harga jual yang berbeda-beda.
Manajemen biasanya ingin mengetahui besarnya kontribusi masing-masing produk
bersama tersebut terhadap seluruh penghasilan perusahaan, karena dengan
demikian ia dapat mengetahui dari beberapa macam produk bersama tersebut,
jenis produk yang menguntungkan atau jenis yang perlu didorong pemasarannya.
Untuk ini, adalah perlu untuk mengetahui seteliti mungkin bagian dari seluruh
biaya produksi yang dibebankan kepada masing- masing produk bersama, sehingga
masalah pokok akuntansi harga pokok bersama adalah penentuan proporsi total
biaya produksi (yang dikeluarkan sejak bahan baku diolah sampai dengan saat
produk-produk dapat dipisahkan identitasnya) yang harus dibebankan kepada
berbagai macam produk bersama.
Biaya bersama dapat dialokasikan kepada tiap-tiap produk bersama dengan
menggunakan salah satu dari empat metode dibawah ini :
a) Metode Nilai Jual Relatif
Metode ini banyak digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama kepada
produk bersama. Dasar metode ini adalah bahwa harga jual suatu produk
merupakan perwujudan biaya-biaya yang dikeluarkab dalam mengolah
produk tersebut. Jika salah satu produk terjual lebih tinggi daripada produk
yang lain, hal ini karna biaya yang dikeluarkan untuk produk tersebut lebih
banyak bila dibandingkan dengan produk lain. Oleh karena itu menurut
metode ini, cara yang logis untuk mengalokasikan biaya bersama
adalah berdasarkan pada nilai jual relative masing-masing produk bersama
yang dihasilkan. Terdapat dua metode dalam metode nilai jual relatif, yaitu:
1. Metode nilai pasar saat split-off point Metode ini digunakan ketika
setelah split-off point tidak ada proses produksi lanjutan dan harga
8
jual sudah diketahui pada saat itu. Biaya bersama (joint cost)
dialokasikan ke masing-masing produk sesuai dengan perbandingan
nilai jualnya terhadap nilai jual keseluruhan produk bersama.
Contoh :
PT EI Sari memproduksi 3 macam produk yaitu alfa, beta dan
gamma. Biaya bersama yang dikeluarkan selama satu periode adalah
sebsar Rp 20.500.000. Jumlah produksi dan harga jual masing-
masing produk tertera pada table berikut:

Penyelesaian :

2. Metode nilai jual hipotesis Harga pasar hipotesis adalah nilai jual
suatu produk setelah diproses lebih lanjut dikurangi dengan biaya
yang dikeluarkan untuk memproses lanjutan setelah pemisahan.
Contoh :
Dengan menggunakan data perusahaan PT. ABC pada contoh soal
metode nilai pasar, diketahui biaya proses lanjutan masing-masing
produk adalah sebagai berikut :

Penyelesaian :

9
b) Metode Satuan Fisik
Metode kuantitatif berupaya mendistribusikan total biaya gabungan
berdasarkan satuan ukuran tertentu seperti kilogram, ton, liter, meter dan
sebagainya. Jika produk bersama mempunyai ukuran yang berbeda maka
harus ditentukan koefisien ekuivalesinya yang digunakan untuk mengubah
satuan yang berbeda kedalam satuan yang sama. Metode ini beranggapan
bahwa setiap produk dapat diidentifikasi sesuai dengan tingkat
pemanfaatan bahan baku dalam ukuran satuan yang sama.
Contoh :
Berikut adalah data produk yang dihasilkan dari satu ton batu bara yang
menghabiskan biaya sebesar Rp 1.000.000

c) Metode Biaya Per Satuan


Metode ini berupaya untuk mendistribusikan total biaya produksi gabungan
ke berbagai produk atas dasar biaya per unit. Metode ini digunakan jika
dari satu proses produksi bersama dihasilkan beberapa produk yang bisa
diukur dalam satuan yang sama meskipun dalam kualitas yang berbeda-
beda. Perusahaan yang menggunakan metode ini berpendapat bahwa
semua produk yang dikerjakan dengan proses yang sama harus menerima
bagian yang sebanding dengan total biaya gabungan berdasarkan unit yang

10
diprosuksi. Penentuan biaya untuk setiap produk dihitung sesuai dengan
proporsi kuantitas masing-masing produk yang dihasilkan.
Contoh :
Suatu perusahaan menghabiskan biaya Rp 4.000.000 untuk memproduksi
2000 liter produk dari minyak mentah. Rata-rata biaya produksi per unit
adalah Rp 4000 (Rp 4.000.000/2000)

d) Metode Rata-Rata Tertimbang


Penentuan angka penimbang untuk tiap-tiap produk didasarkan pada
jumlah bahan yang dipakai, sulitnya pembuatan produk, waktu yang
dipakai, dan pembedaan jenis tenaga kerja yang dipakai untuk setiap
produk yang dihasilkan. Jika yang dipakai sebagai angka penimbang
adalah harga jual produk maka metode alokasinya disebut metode nilai jual
relatif.
Contoh :
Biaya bersama yang dikeluarkan selama satu periode akuntansi berjumlah
Rp 64.500.000. Jumlah produk yang dihasilkan dan angka penimbang tiap
produk.

❖ Akuntansi Produk Sampingan

11
Produk Sampingan (by Product) Bustami dan Nurlela (2013:166) menyatakan
“Produk sampingan adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi secara
bersama, tetapi produk tersebut nilai atau kuantitasnya lebih rendah dibandingkan
dengan produk lain (produk utama)”. Supriyono (2011:246) menyatakan “Produk
sampingan adalah satu atau beberapa macam produk yang mempunyai nilai relatif kecil
dan dihasilkan secara serempak dengan produk utama yang mempunyai nilai lebih
tinggi”. Carter (2012:268) menyatakan “Produk sampingan (by product) umumnya
digunakan untuk mendefinisikan suatu produk dengan nilai total yang relatif kecil dan
dihasilkan secara simultan atau bersamaan dengan produk lain yang nilai totalnya lebih
besar”. Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan, bahwa akuntansi produk
sampingan (by product) merupakan suatu proses produksi yang dilakukan secara
bersamaan sehingga menghasilkan produk utama dan produk sampingan, produk
sampingan tersebut memiliki nilai relatif rendah dibanding dengan produk utama.
• Macam-macam Produk Sampingan
Bustami dan Nurlela (2013:166) Produk sampingan dapat dikelompokkan
sebagai berikut: a. Produk sampingan yang siap dijual setelah dipisah dari produk
utama. b. Produk sampingan yang memerlukan proses lebih lanjut. c. Produk
sampingan yang siap dijual setelah titik pisah dari produk utama, tetapi dapat diproses
lebih lanjut agar dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi. Menurut Supriyono
(2011:247) Produk sampingan yang dihasilkan perusahaan dapat dikelompokkan
menjadi tiga macam yaitu:
1. Produk sampingan yang siap dijual setelah dipisah dari produk utama tanpa
perlu diproses lebih lanjut.
2. Produk sampingan yang memerlukan proses pengolahan setelah dipisah dari
produk utama agar siap dijual.
3. Produk sampingan yang siap dijual setelah dipisah dari produk utama dan
dapat pula diproses lebih lanjut agar dapat dijual dengan nilai lebih tinggi.
Pada produk sampingan golongan ini menejemen harus mengambil keputusan
apakah produk sampingan diolah lebih lanjut atau dijual setelah dipisah dari produk
utama. Dari definisi diatas dapat disimpulkan, bahwa terdapat persamaan pada
pengelompokkan produk sampingan dari pendapat para ahli yaitu: a) Produk sampingan
yang siap dijual setelah dipisah dari produk utama, b) Produk sampingan yang
memerlukan proses lebih lanjut, dan c) Produk sampingan yang siap dijual setelah titik

12
pisah dari produk utama, tetapi dapat diproses lebih lanjut agar dapat dijual dengan
harga yang lebih tinggi.
Setelah mempelajari konsep dan cara perhitungan harga pokok produk
gabungan, maka tidaklengkap jika tidak membahas harga pokok produk sampingan.
Hal ini dapat dimengertikarena keduanya mempunyai hubungan yang erat. Dalam
produk sampingan, yangmenjadikan permasalahan adalah bagaimana memperlakukan
pendapatan penjualan produksampingan tersebut.Pengakuan adanya produk sampingan
ini menyangkut perlakuan terhadap harga
pokok produk sampingan, biaya untuk memproses produk sampingan, dan hasil penju
alan produk sampingan. Alokasi biaya bersama kepada produk utama dan produk
sampingan padaumumnya dianggap tidak perlu, karena nilai produk sampingan relatif
rendah biladibandingkan dengan produk utama. Tetapi dalam kenyataannya ada
beberapa metode yangmengalokasikan biaya bersama kepada produk utama dan produk
sampingan. Metode-metode akuntansi yang dapat diterima untuk menetapkan biaya
produk sampingan dibagidalam dua kategori, yaitu:
a. Metode Tanpa Harga Pokok
Berikut ini diuraikan beberapa metode perlakuan terhadap pendapatan penjualan
produk sampingan:
1. Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pendapatan
diluar usaha.
Dalam metode ini pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk sampingan di
kurangidenganproduk penjualan returnya dicatat dalam rekening “Pendapatan Penjua
lan Produk Sampingan” dan pada akhir periode akuntansi ditutup ke rekening lapa
rugi. Rekening Laba rugi dalam kelompok penghasilan diluar uasaha (Other Income).
Contoh :
Laporan laba rugi perusahaan yang menghasilkan produk utama dan produk
sampingan,yang pendaatan penjualan produk sampingannya diperlakukan sebagai
penghasilan di luar usaha.

13
2. Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai tambahan
pendapatan penjualan produk utama.
Metode ini merupakan variasi metode pertama. Semua biaya produksi
dikurangkandari pendapatan penjualan semua produk (baik produk utama ataupun sa
mpingan) untuk mendapatkan laba bruto. Dalam metode ini tidak ada alokasi biaya
bersama seperti halnyadengan metode pertama. Dari contoh dimuka, pendapatan
penjualan produk sampingan sebesar Rp 4.000 dicantumkan dalam laporan laba rugi
dibawahpospendapatanpenjualan produk utama, sehingga pendapatan penjualan semu
a produk berjumlah Rp104.000. Angka-angka lain dalam laporan tersebut tetap sama
kecuali jumlah laba bruto dan laba bersih usaha yang berbeda.
3. Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pengurang
harga pokok penjualan
Dalam metode ini pendapatan penjualan produk sampingan sebesar Rp 4000
dikurangkan dari harga pokok penjualan sehingga menghasilkan laba bruto Rp 56.000
(Rp 100.000-Rp46.000). laba bersih sebelum pajak tetap sama sebesar Rp 24.000.
4. Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai penguranan
total biaya produksi
Pendapatan penjualan produk sampingan sebesar Rp 4000 dikurangkan dari
totalbiaya produksi Rp 60.000, sehingga biaya produksi turun menjadi Rp 1,87 (Rp 5
6.000 :Rp30.000). sehingga harga pokok persediaan produk akhir turun menjadi Rp
9,350.

14
Pendapatan penjualan produk sampingan yang ditambahkan pada pendapatan
penjualan produk utama, atau yang dicantumkan sebagai pendapatan lain-lain,
atau yang dikurangkandari harga pokok penjualan atau yang dikurangkan dari total
biaya produksi adalah pendapatan penjualan produk sampingan setelah dikurangi
dengan biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum produk sampingan tersebut
setelah terpisah dari produk utama.
b. Metode-Metode Harga Pokok (Cost Methods)
Dalam metode ini pengalokasian biaya produk sampingan hampir sama
denganproduk bersama yaitu sebagian biaya bersama dialokasikan kepada produk sa
mpingan danmenentukan harga pokok persediaan produk sampingan dengan biaya
yang dialokasikantersebut. Ada dua metode yang berdasarkan dpada metode harga
pokok, yaitu:
1. Metode biaya pengganti
Metode biaya pengganti biasanya digunakan pada perusahaan yang produk
sampingannya digunakan sendiri, sehingga tidak perlu membeli bahan dari pemasok
luar. Harga pokok yang diperhitungkan adalah sebesar harga beli atau biaya pengganti
(replacement cost) yang berlaku di pasar. Harga pokok ini kemudian dikreditkan pada
rekening Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku (BDP-BBB), sehingga mengurangi
biaya produksi produk utama. Pengurangan biaya produksi produk utama ini akan
mengakibatkan harga pokok persediaan produk utama menjadi lebih rendah.
Contoh:Misalkan diketahui data sebagai berikut :

15
2. Metode pasar
Metode ini memperlakukan produk sampingan ini pada dasarnya sama dengan
metode terakhir yang telah dibicarakan diatas. Ada perbedaan sedikit diantara
keduanya,yaitukalau pada metode terakhir yang dikurangkan dari total biaya produks
i adalah pendapatan penjualan sesungguhnya produk sampingan, sedangkan pada me
tode nilai pasar ini yang dikurangkan adalah taksiran nilai pasar produk sampingan.
Metode ini mencoba menafsirkan biaya produk sampingan dengan titik tolak dari nilai
pasarnya.Tasksiranbiaya produk sampingan pada saat terpisah ini kemudian dikurang
kan dari biaya bersama untuk mendapatkan biaya produk utama.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jadi, Seiring dengan perkembangan jaman, Pembangunan sektor industry merupakan
salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan Indonesia saat ini. Hal ini
dikarenakan makin majunya teknologi yang mendukung perindustrian sehingga dapat
bermanfaat pula bagi perkembangan perekonomian di Indonesia. Persaingan pasar dalam
era globalisasipun semakin meningkat, maka kegiatan yang ada di dalam persahaan pun
semakin bervariasi. Dimana dalam produksinya perusahaan mengolah satu atau beberapa
macam bahan baku yang dapat menghasilkan satu jenis produk atau lebih
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/39320155/Akuntansi_biaya_produk_sampingan_dan_produk_gab
ungan20190530_57503_1pwcyv5

https://docplayer.info/69983379-Akuntansi-biaya-penentuan-harga-pokok-produk-bersama-
dan-produk-sampingan-costing-by-product-and-joint-product.html

http://eprints.umm.ac.id/33066/2/jiptummpp-gdl-anggraenip-43927-2-babi.pdf

http://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/1201/Nasib%20M.%20Siahaan.pdf?s
equence=1

http://repository.um-surabaya.ac.id/2205/3/16_BAB_II.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai