Anda di halaman 1dari 14

PENETAPAN BAIAYA PRODUKSI BERSAMA (JOINT PRODUCT/COSTING)

DOSEN PENGAMPU:
KHAIRI MURDY M.Pd

DISUSUN OLEH:
DIAH SANTIKA (20306011006)
SUKMA SETIA NINGSIH (20306011015)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP) ‘AISYIYAH RIAU
PEKANBARU
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana guna memenuhi tugas kelompok yang diberikan oleh
bapak Khairi murdy M.Pd selaku dosen pengampu sekaligus sumber inspirasi bagi penulis
didalam mata kuliah Perpajakan. Tugas ini berjudul “Penetapan Biaya Produk Bersama (joint
product/costing)”.

Shalawat dan salam disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabatnya yang setia yang telah mempersembahkan hidupnya untuk Pendidikan umat
manusia melalui ucapan, perbuatan, contoh teladan, bimbingan dan petunjuknya, agar dapat
melaksanakan fungsi khekalifaannya di muka bumi ini.

Selanjutnya semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, informasi serta dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
memperluas wawasan paada mata kuliah perpajakan ini khususnya. Harapan kami semoga
makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini, kedepanya.

Pekanbaru, 20 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................................... ii


Daftar Isi ....................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ..........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................3
A. PENGERTIAN BIAYA PRODUKSI BERSAMA .....................................................................4
B. KARAKTERISTIK PRODUK BERSAMA ...............................................................................4
C. METODE ALOKASI BIAYA BERSAMA ...............................................................................5
1. Metode Biaya Rata-Rata Satuan ..............................................................................6
2. Metode Rata-Rata Tertimbang ................................................................................6
3. Metode Satuan Kuantitas ........................................................................................8
4a. Metode Harga Pasar ................................................................................................9
4b. Metode Harga Pasar Hipotesis ...............................................................................10
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................11
A. KESIMPULAN .......................................................................................................... 11
B. SARAN .....................................................................................................................11
C. DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pertumbuhan ekonomi yang terjadi saat ini sangat berpengaruh terhadap
perkembangan perusahaan dimana setiap perusahaan yang ada dituntut memiliki
kemampuan bersaing lebihkompetitif. Dengan demikian pimpinan perusahaan perlu
memikirkan kembali secara jelasmengenai kebijakan yang ada dalam perusahaan,
untuk dapat memenangkan persaingan yangdihadapi. Perusahaan industri
merupakan perusahaan yang mengelola faktor-faktor produksiuntuk menghasilkan
output. Untuk mengetahui berapa jumlah biaya yang digunakan ataudikeluarkan
untuk menghasilkan output, perusahaan menggunakan teori akuntansi biaya.Dalam
perusahaan-perusahaan industri dihadapkan dengan masalah yang rumit dalam
menentukan biaya produksi dan harga pokok produksi. Misalnya masalah penetuan
harga pokok produk utamadanproduk sampingan. Pembebanan biaya produk akan
mempengaruhi harga pokok produksi. Penetapan harga pokok yang benar sangat
berperan dalam efesiensi,biaya,danmenghasilkan penjualan sebagai sumber utama
pendapatan. Harga pokok main product dan by product dapat diartikan sebagai
biaya yang timbul karena pemrosesan atau pembuatan secara bersama, dan jenis
barang yang dihasilkan adalah dari faktor yang sama, maka akanmenimbulkan biaya
Bersama.
Biaya bersama dapat dialokasikan kepada tiap-tiap produk bersama dengan
menggunakan empat metode yang terdiri dari metode nilai jual relatif, metode
kuantitatif, metode biaya perunit rata-rata dan metode rata-rata tertimbang.
Dimana yang dibahas dalam pembahasan ini adalah metode nilai jual relatif yang
banyak digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama kepada produk Bersama.
Dasar pikiran metode ini adalah bahwa harga jual suatu produk merupakan
perwujudan biaya yang dikeluarkan dalam memperoleh produk tersebut.
Tujuan alokasi biaya bersama adalah untuk perhitungan laba, agar dapat diketahui
berapa kontribusi masing-masing produk bersama terhadap seluruh laba yang
diperoleh perusahaan.

iv
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan biaya produk bersama?
2. Apa saja karakteristik penetapan biaya produk bersama ?
3. Apa saja metode alokasi biaya produk bersama?

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BIAYA PRODUKSI BERSAMA


Mulyadi (2012) mengemukakan bahwa produk bersama adalah dua produk
atau lebih yang diproduksi secara serentak dengan serangkaian proses atau dengan
proses gabungan. Nilai jual (kuantitas kali harga jual per satuan) masing-masing
produk bersama ini relatif sama, sehingga tidak ada diantara produk-produk yang
dihasillkan tersebut dianggap sebagai produk utama atau produk sampingan.
Sementara menurut Halim (2012) menyatakan bahwa produk bersama (joint
products) yaitu beberapa produk yang dihasiilkan dari suatu rangkaian atau seri
proses produksi secara serempak dengan menggunakan bahan baku, tenaga kerja
dan overhead pabrik yang sama, yang tidak dapat dilacak atau dibedakan/dipisahkan
pada setiap produk dan mempunyai nilai jual atau kuantitas produk relatif sama.
Mursyidi (2010) menjelaskan biaya bersama (joint cost) atau dikenal juga
biaya produksi bersama (joint production cost) adalah biaya produksi yang terdiri
dari bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang sama dalam
satu kali proses produksi menghasilkan berbagai jenis produk utama. Jenis-jenis
produk yang dihasilkan tersebut dapat dibedakan berdasarkan kualitas, bentuk fisik,
sifat dan lain sebagainya. Biaya bersama terjadi karena satu fasilitas atau proses
terpaksa digunakan untuk mengelolah beberapa produk sekaligus karena secara
teknis atau ilmiah beberapa produk tersebut tidak dapat dipisahkan
pengelolahannya sampai titikpisah tertentu.
Dari beberapa penjelasan beberapa ahli di atas biaya product bersama yaitu
terdiri dari penghitungan atas pembuatan suatu produk dari awal saat mula mula
bahan baku di olah samapai dengan menghasilkan berbagai macam produk dapat
dipisahkan identitasnya, penjumlahan biaya tersebut termasuk didalamnya biaya
bahan baku,biaya tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.

vi
B. KARAKTERISTIK PRODUK BERSAMA
beberapa karakteristik dari produk bersama yang dikemukakan
oleh Halim (2012):
1. Produk bersama mempunyai hubungan fisik yang erat satu sama lain dalam proses
produksinya. Jika ada tambahan kuantitas untuk menambah unit produk yang lain,
maka kuantitas produk yang lain akan bertambah secara proposional.
2. Tidak ada satu produk pun dari produuk bersama yang secara signifikan nilainya
lebih tinggi dari produk yang lain.
3. Dalam proses produk bersama dikenal istilah “titik pisah” yaitu saat terpisahnya
(split-off) masing-masing jenis produk yang dihasilkan dari bahan baku, tenaga kerja,
dan overheadyang telah dinikmati produk secara bersama-sama.
4. Setelah terpisah (split-off)produk berdiri sendiri-sendiri yang mungkin langsung
dijual ataumungkin pula diproses lebih lanjut untuk mendapatkan produk yang lebih
menguntungkan.
Karakteristik produk Bersama yang lain nya yaitu
1 Pemrosesan produk bersama menghasilkan produk bersama lainnya pada waktu
yangbersamaan. Proses produksi untuk satu jenis produk secara otomatis diikuti
dengandihasilkannya satu atau lebih jenis produk yang lain.
2 Pemrosesan produk bersama selalu terjadi titik pisah, yaitu pada saat setiap
produksecara individual dapat diidentifikasi dengan jelas, yaitu dapat diketahuinya
produkutama dan produk sampingan.. Pada titik pisah, setiap produk dapat dijual
langsung ataudiproses lebih lanjut.
3 Pemrosesan produk bersama menghasilkan produk tertentu dengan nilai jual yang
lebihtinggi dari produk lainnya. Nilai jual produk merupakan kriteria untuk
membedakanproduk utama dengan produk sampingan. Perlakuan suatu jenis
sebagai produksampingan tidak berlaku secara permanen.

vii
C. METODE ALOKASI BIAYA BERSAMA
1. Metode Biaya Rata-Rata Satuan
Metode ini berupaya untuk mendistribusikan total biaya produksi gabungan ke
berbagai produk atas dasar biaya per unit. Metode ini digunakan jika dari satu
proses produksi bersama dihasilkan beberapa produk yang bisa diukur dalam
satuan yang sama meskipun dalam kualitas yang berbeda-beda. Perusahaan yang
menggunakan metode ini berpendapat bahwa semua produk yang dikerjakan
dengan proses yang sama harus menerima bagian yang sebanding dengan total
biaya gabungan berdasarkan unit yang diprosuksi. Penentuan biaya untuk setiap
produk dihitung sesuai dengan proporsi kuantitas masing-masing produk yang
dihasilkan.
Metode ini tepat digunakan apabila setiap produk yang dihasilkan menyerap
biaya yang relative sama.
Contoh:

PT. XYZ mengolah produk bersama dari beberapa jenis bahan baku yang secara
serempak menghasilkan 4 macam jenis produk, yaitu produk utama A.B.C serta
produk sampingan D. hasil penjualan produk D diperlakukan sebagai pengurang
biaya bersama untuk produk

utama.

Dalam bulan januari 200x data biaya produksi dan penjualan sbb
1. Biaya produksi meliputi biaya bahan Rp 125.000. biaya TK Rp. 80.000,- dan
BOP Rp 100.000,-
2. Produk selesai yang dihasilkan meliputi produk A 10.000 buah, produk B-
25.000 buah, produk C-5.000 buah dan produk D = 5.000 kg
3. Semua produk selesai dapat langsung dijual setelah dipisah tanpa mengolah
lebih lanjut

viii
Macam produk jumlah produk H.J Satuan
A 8.000 Buah Rp.10
B 23.000 buah Rp.8
C 4.500 buah Rp.20
D 5.000 buah Rp.1

Diminta:
1. Alokasikan biaya bersama dengan metode biaya rata-rata satuan
2. Hitunglah laba kotor

Penyelesaian :

Menghitung harga pokok produk utama

Biaya Bersama : BBB Rp.125.000

BTK Rp.80.000

BOP Rp.100.000 (+)


Rp.305.000
Hasil penjualan produk sampingan = Rp.5000 x 1 = Rp.5000
Biaya produksi utama =Rp.300.000
Biaya rata-rata satuan = ∑Bi.Bersama produk utama
∑Satuan Produk Bersama
= Rp.300.000/40.000 = Rp.7.5/buah
1. Alokasi Biaya Bersama
Macam Produk ∑Satuan H.P/buah Alokasi B bersama
A 10,000 Rp.7.5 Rp.75.000
B 25,000 Rp.7.5 Rp.187.500
C 5,000 Rp.7.5 Rp.37.500
40,000 Rp.300.000

2. Menghitung Laba Kotor Atas Penjualan


Produk Dijual H. JUAL H.P/buah ∑Penjualan ∑H.P Laba Kotor
A 8,000 Rp.10 Rp.7.5 80,000 60,000 20,000
B 23,000 Rp.8 Rp.7.5 184,000 172,500 11,500
C 4,500 Rp.20 Rp.7.5 90,000 33,750 56,250
35,000 354,000 266,250 87,750

2. Metode Rata-Rata Tertimbang


Yaitu dengan memberikan angka penimbangan pada setiap macam produk
dalam menikmati biaya Bersama.

ix
Contoh :
Dari contoh diatas misalnya digunakkan penimbang
Jenis Produk Nilai Penimbang
A 6
B 4
C 8

Diminta :
1.Alokasi biaya Bersama dengan metode biaya rata-rata satuan
2.Hitunglah laba kotor
Penyelesaian
1. Alokasi biaya Bersama sebesar Rp.300.000
Produk ∑ Nilai Penimbang Nilai % A.B bersama H.P/buah
A 10,000 6 60,000 30 90,000 Rp.9
B 25,000 4 100,000 50 150,000 Rp.6
C 5,000 8 40,000 20 60,000 Rp.12
40,000 200,000 100 300,000

Biaya per unit = ∑Bi.bersama


= ∑Nilai
= 300.000/200.000 = Rp.1.5/unit
Contoh alokasi :
Produk A = 60.000 X Rp.1.5 = Rp.90.000
Contoh HP :
Produk A = 6 X Rp.1.5 = Rp.9
3. Metode Satuan Kuantitas
Dipakai oleh perusahaan yang menghasilkan berbagai macam produk utama
yang mempunyai satuan pengukur yang sama,dalam bentuk meter,
liter,kilometer,ton, dll. Metode kuantitatif berupaya mendistribusikan total biaya
gabungan berdasarkan satuan ukuran tertentu seperti kilogram, ton, liter, meter
dan sebagainya. Jika produk bersama mempunyai ukuran yang berbeda maka
harus ditentukan koefisien ekuivalesinya yang digunakan untuk mengubah
satuan yang berbeda kedalam satuan yang sama. Metode ini beranggapan
bahwa setiap produk dapat diidentifikasi sesuai dengan tingkat pemanfaatan
bahan baku dalam ukuran satuan yang sama.

x
Contoh :
Berikut adalah data produk yang dihasilkan dari satu ton batu bara yang
menghabiskan biaya sebesar 1.000.000, berapa harga pokokm perton?
Penyelesaian:
Pembebanan = Jumlah masing-masing produk X Biaya Bersama
Jumlah unit keseluruhan produk
Produk Kuantitaspon1 Presentase(2)=masing'':jumlah 1 A.B bersama(3)=(2)x1 jt
kokaas 1,200 60% 600,000
ter batu bara 300 15% 150,000
gas 500 25% 250,000
jumlah 2,000 100% 1,000,000

Harga pokok produk per ton


Produk kuantitas (ton)1 A.B bersama (2) HPP Per ton
Kokas 1,200 600,000 500
Ter batubara 300 150,000 500
Gas 500 250,000 500

4a. Metode Harga Pasar


Harga pasar mencerminkan besarnya biaya yang di serap oleh setiap macam
produk utama ,metode ini paling banyak digunakan.
Contoh :
Sama dengan yang soal diatas
Penyelesaian
1. Alokasi Biaya Bersama
Produk ∑ H.J % A.B bersama H.P/buah
A 10,000 10 100,000 75,000 Rp.7.5
B 25,000 8 200,000 150,000 Rp.6
C 5,000 20 100,000 75,000 Rp.15
40,000 300,000

Ratio biaya Bersama atas nilai jual = ∑Biaya Bersama x 100%


∑Nilai jual
= 300.000 x 100%/400.000
= 75%
Alokasi biaya Bersama A :

xi
=nilai jual A x 75%
=100.000 x 75% = Rp.75.000
Harga pokok satuan :
=Harga Jual x 75%
= Rp.10 x 75% = Rp.7.5
2. Menghitung Laba Kotor Penjualan
Produk Dijual H.Jual H.J/buah ∑penj ∑H.P Laba Kotor
A 8,000 Rp.10 Rp.7.5 80,000 80,000 20,000
B 23,000 Rp.8 Rp.6 184,000 138,000 46,000
C 4,500 Rp.20 Rp.15 90,000 67,500 22,500
35,000 354,000 265,500 88,500

4b. Metode Harga Pasar Hipotesis


Metode ini digunakan apabila produk utama masih memerlukan proses
pengolahan lebih lanjut setelah dapat dipisah dengan produk utama lainnya. Metode
ini digunakan apabila suatu produk tidak bisa dijual kepada titik pisah (batas yang
seharusnya produk tersebut selesai). Maka harga jual tidak dapat diketahui saat titik
pisah tersebut, larena produk tersebut masih perlu pengolahan tambahan dan
mengeluarkan biaya tambahan untuk memprosesnya lagi.

Contoh :

Soal sama dengan diatas, Produk utama memerlukan biaya pengolahan lebih lanjut
setelah dipisah dan baru siap dijual. Besarnya biaya pengolahan setelah harga jual
satuan setiap jenis produk seperti berikut :

Macam Produk Biaya Pengolahan Stlh Dipisah(Rp) Harga Jual


A 30,000 12
B 50,000 14
C 20,000 26
100,000

Tentukan
(a) Alokasi biaya bersama & menghitung harga pokok setiap produk utama
Penyelesaian :

Maca ∑produksi/ H.J/ Total Biaya Harga A.B Jumlah Harga


m buah Buah(Rp) Harga Produk Jual bersam Biaya Pokok/Bu

xii
si
Produ Jual setelah Hipotes Produk
a (Rp) ah (Rp)
k (Rp) dipisah is si (Rp)
(Rp)
120.00
A 10.000 12 0 30.000 90.000 54.000 84.000 8.4
350.00 180.00 230.00
B 25.000 14 0 50.000 300.000 0 0 9.2
130.00
C 5.000 26 0 20.000 110.000 66.000 86.000 17.2
600.00 100.00 300.00 400.00
40.000 0 0 500.000 0 0 −
*)Alokasi biaya Bersama produk utama dapat dihitung antara rasio (Presentase) biaya
Bersama untuk produk utama disbanding dengan harga hipotesis

Rasio biaya Bersama atas =∑Biaya Bersamax100%


∑ Harga jual hipotesis
= Rp.300.000 x 100%/Rp.500.000
= 60%
Alokasi Produksi A = Harga jual hipotesis A x 60%
= Rp.90.000 x 60%
=Rp.54.000

xiii
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Produk bersama mempunyai hubungan fisik yang erat satu sama lain dalam proses
produksinya. Jika ada tambahan kuantitas untuk menambah unit produk yang lain,
maka kuantitas produk yang lain akan bertambah secara proposional.
2. Tidak ada satu produk pun dari produuk bersama yang secara signifikan nilainya
lebih tinggi dari produk yang lain.
3. Dalam proses produk bersama dikenal istilah “titik pisah” yaitu saat terpisahnya
(split-off) masing-masing jenis produk yang dihasilkan dari bahan baku, tenaga kerja,
dan overheadyang telah dinikmati produk secara bersama-sama.

4. Setelah terpisah (split-off)produk berdiri sendiri-sendiri yang mungkin langsung


dijual ataumungkin pula diproses lebih lanjut untuk mendapatkan produk yang lebih
menguntungkan.

B. SARAN
Sebagai seorang manusia tidak dapat dipungkiri tidak luput dari kesalahan dan khilaf.
Maka besar kemungkinan dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan baik dari dalam segi penulisan kata ataupun kurangnya referensi yang
dimiliki oleh penulis. Maka dari itu saran ataupun kritik sangat diperlukan untuk
dapat membangun kreativitas dalam penulisan makalah selanjutnya

C. DAFTAR PUSTAKA
Buku akuntansi biaya Aplikasi Perusahan manufaktur edisi revisi oleh
Prof.Dr.H.Mulyanto Nugroho, MM.,CMA.,CPA dan Dr.H.Slamet Riyadi,MSi,Ak.,CA
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=penetapan+biaya+produk+bersama&btnG=#d=gs_qabs&t=
1671714947405&u=%23p%3DQZnS0LLhW1IJ
https://www.academia.edu/62214449/
Makalah_Penentuan_harga_pokok_produk_bersama
https://stie-igi.ac.id/wp-content/uploads/2020/06/METODE-HARGA-POKOK-
PRODUK-BERSAMA-DAN-PRODUK-SAMPINGAN.pdf

xiv

Anda mungkin juga menyukai