Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

(AKUNTANSI BIAYA)

HARGA POKOK PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN

Di Susun Oleh

Kelompok 3:

 Teti Indriati (22010225)  Sarni (22010203)


 Ayu Hidayani (22010204)  Rian Aprillah (22010188)
 Muh.Azmi Nizam (22010195)  Putri Indah Pratiwi (22010189)
 Ucung (22010221)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2022

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu!
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Shalawat,
rahmat, dan salam selalu tercurahkan kepada baginda alam nabi besar
Muhammad saw. Atas limpahan rahmat-nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Harga Pokok Produk
Bersama Dan Produk Sampingan ” tepat pada waktunya. Penulisan
makalah ini merupakan tugas yang diberikan dalam mata kuliah
“Akuntansi Biaya” di Universitas Muhammadiyah Kendari. kami merasa
masih banyak kekurangan baik dalam teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
harapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
penyempurnaan penulisan makalah ini.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak
yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini, kepada teman-
teman dan khususnya kepada dosen pengajar yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami.
Akhir kata, kami berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami maupun rekan-rekan, sehingga dapat menambah pengetahuan kita bersama.

Kendari, 25 Januari 2022

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
A. Latar Belakang ............................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................
C. Tujuan ...............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................
A. pengertian Produk Bersama dan Produk
Sampingan................................................................................................
B. Akuntansi Produk Bersama.......................................................................
C. Akuntansi Produk Sampingan………………………………………………

BAB III PENUTUP .......................................................................................

A. Simpulan ...................................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Produk bersama merupakan beberapa produk yang dihasilkan dari


suatu rangkaian atau seri produksi secara bersama atau serempak dengan
menggunakan bahan baku, tenaga kerja, dan overhead secara bersama.
Produk bersama terdiri atas produk utama dan produk sampingan. Dari
proses produksi bersama tersebut akan timbul biaya produksi bersama
yang terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik yang sama dalam satu kali proses produksi untuk
menghasilkan berbagai jenis produk, dimana biaya tersebut tidak dapat
ditelusuri atau dipisahkan pada setiap produknya. Oleh karena itu
perusahaan perlu melakukan pengalokasian biaya pada masing-masing
produk, baik produk utama ataupun produk sampingan.
Alokasi biaya tersebut menjadi sangat penting bagi perusahaan,
dimana alokasi biaya tersebut nantinya dapat digunakan oleh perusahaan
untuk tujuan tertentu seperti menghitung harga pokok dan menentukan
nilai persediaan untuk tujuan pelaporan keuangan internal, untuk
mengetahui berapa besar kontribusi masing-masing produk bersama
terhadap total pendapatan perusahaan, mengetahui apakah seluruh biaya
produksi yang dibebankan pada masing-masing produk bersama sudah
dihitung dengan seteliti mungkin. Untuk melakukan pengalokasian biaya-
biaya produksi bersama diperlukan kecermatan dan ketepatan sehingga
dapat diketahui berapa prosentase biaya produksi bersama untuk masing-
masing produk. Perusahaan juga perlu memperhatikan perlakuan terhadap
produk sampingan yang juga dihasilkan dari proses produksi bersama
tersebut, mengingat produk sampingan juga memberikan kontribusi yang
dapat menguntungkan perusahaan apabila perlakuannya tepat, begitu pula
sebaliknya.
Permasalahan yang sering terjadi pada perusahaan-perusahaan
dengan proses produksi yang dilakukan secara bersama, yaitu
ketidaktepatan dalam melakukan pengalokasian biaya produksi bersama
kepada masing-masing produk ataupun ketidaktepatan dalam hal
perlakuan produk sampingan dikarenakan penggunaan metode yang
kurang tepat. Perusahaan yang mengolah produk bersama akan
dihadapkan pada masalah pembebanan biaya. Perusahaan harus
mengalokasikan biaya pada setiap produk yang dihasilkan secara tepat.
Pada kenyataannya sulit untuk menghitung biaya-biaya pada setiap produk
yang dihasilkan. Salah satu metode yang paling sering digunakan adalah
metode nilai jual relatif. Metode ini didasarkan atas pemikiran bahwa
harga jual dari suatu produk merupakan perwujudan dari biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut. 3 Penentuan harga pokok
produk bersama yang terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik ini sangat penting bagi perusahaan. Penentuan
harga pokok selain dapat mengetahui besarnya biaya produksi yang
dikonsumsi tiap-tiap produk juga dapat berguna untuk laporan keuangan
perusahaan. Dengan menentukan harga pokok produk bersama yang tepat,
maka perusahaan dapat merencanakan laba yang diinginkan perusahaan.
perhitungan harga pokok produk dalam perusahaan menghasilkan
satu macam produk dari proses produksinya. Produk tersebut diproduksi
berdasarkan pesanan ( dalam metode harga pokok pesanan ) dan di
produksinya secara massa (dalam metode harga pokok proses ). Dalam
proses produksi perusahaan tertentu, seringkali kita jumpai pengolahan
satu atau beberapa macam bahan baku dalam satu proses produksi dapat
menghasilkan dua jenis produk atau lebih. Perusahaan penggilingan gabah
misalnya, mengolah bahan baku berupa gabah dan menghasilkan lebih dari
satu macam produk berupa ; beras, menir, katul, dan dedak. Perusahaan
gas asam arang mengolah deisel fuel menjadi gas asam arang (CO²)
berusaha gas dan gas asam arang padat (dry ice). Perusahaan minyak
mengolah minyak mentah menjadi bensin, minyak tanah , oli dan produk
dari minyak yang lain. Dalam perusahaan semacam ini, karena berbagai
produk yang dihasilkan tesebut berasal dari proses pengolahan bahan baku
yang , timbul masalah pengalokasian biaya bersama (joint cost) kepada
berbagai produk yabg dihasilkan tersebut. Biaya bersama ini dikumpulkan
dengan metode harga pokok proses atau metode harga pokok pesanan ,
tergantung dari sifat produksinya. Alokasi biaya bersama kepada produk
bersama kepada produk bersama ini terutama ditujukan untuk penentuan
laba dan penentuan harga pokok persediaan.
B. Rumusan Masalah

1) Apa yang di maksud peroduk bersama dan produk sampingan?


2) bagaimana menentukan harga pokok produk bersama?
3) metode apa yang di gunakan dalam alokasi biaya produksi bersama?
4) biaya produksi bersama tidak dialokasikan?

C.Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa yang di maksud
dengan biaya produk bersama dan produk sampingan, bagaimana menentukan
harga pokok produk, metode apa yang digunakan dalam alokasi biaya produksi
bersama, serta bagaimana biaya produksi bersama tidak di alokasikan.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian sifat Produk Bersama dan Produk Sampingan
a). Produk Bersama (joint-product)
Produk bersama adalah beberapa macam produk yang dihasilkan
bersama-sama atau serempak dengan menggunakan satu macam atau
beberapa macam bahan baku, tenaga kerja dan fasilitas pabrik yang sama
dan masukan(input) tersebut tidak diikuti jejaknya pada setiap macam
produk tertentu. Biaya produk bersama bersifat homogen untuk seluruh
produk sampai pada titik pisah. Nilai jual dari masing masing produk
bersama relatif sama sehingga tidak ada produk yang dianggap sebagai
produk utama dan produk sampingan.
Contoh: Pabrik penyulingan minyak mentah (Crude oil)
menghasilkan minyak siap dikonsumsi berupa minyak gasoline, karosine,
minyak diesel (solar), minyak bakar, minyak tanah, dll.
b). Produk Sampingan (By Strip Product)
Istilah produk sampingan digunakan untuk suatu produk yang
bernilai total relatif kecil dan diproduksi secara berbarengan dengan
produk yang bernilai lebih besar. Produk yang nilainya lebih besar biasa
disebut dengan produk utama. Produk sampingan juga bisa diartikan
sebagai produk yang bukan tujuan utama operasi perusahaan tetapi tidak
dapat dihindarkan terjadinya dalam proses pengolahan produk disebabkan
sifat bahan yang diolah atau karna sifat pengolahan produk, kuantitas dan
nilai produk sampingan relatif kecil dibandingkan dengan nilai
keseluruhan produk. Pembedaan produk utama dan produk sampingan
terletak pada nilai jualnya. Jika nilai jual salah satu prouduk relatif lebih
kecil dari yang lainnya maka dikategorikan sebagai produk sampingan,
sedangkan apabila produk-produk yang dihasilkan relatif sama maka
dikategorikan sebagai produk bersama.
Contoh: Pada pabrik penggergajian kayu, kayu lapis dan papan kayu
merupakan produk utama, sedangkan serbuk gergaji dan kayu bakar
merupakan produk sampingan.
Sifat Produk Bersama dan Produk Sampingan
Produk Bersama mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Produk bersama merupakan tujuan utama kegiatan produksi.
b. Dengan mengolah produk bersama, produsen tidak dapat
menghindarkan diri untuk menghasilkan semua jenis produk
bersama, jika ingin memproduksi salah satu diantara produk
bersama tersebut.
c. Setiap produk bersama mempunyai nilai yang relatif sama antara
satu dengan yang lainnya.
d. Setiap produk mempunyai hubungan fisik yang sangat erat dalam
proses produksi. Apabila terjadi peningkatan kualitas untuk satu
unit jenis produk yang dihasilkan, maka kualitas yang lain akan
bertambah secara proposional.
e. Dalam produk bersama dikenal istilah split-off point adalah saat
dimana produk-produk tersebut dapat diidentifikasi atau dipisah
kemasing masing produk secara individual.
f. Setelah split-off point (titik pisah) tersebut dapat dijual pada titik
pisah (secara langsung) dan dapat juga dijual setelah pisah (setelah
proses lebih lanjut) untuk mendapatkan produk yang lebih
menguntungkan. Biaya yang dikeluarkan untuk memproses produk
lebih lanjut disebut Biaya proses lanjutan atau Biaya setelah titik
pisah ( Severable Cost )
Produk Sampingan dapat digolongkan sesuai dengan dapat tidaknya
produk tersebut dijual pada saat terpisah dari produk utama.
a. Produk sampingan yang dapat dijual setelah terpisah dari produk
utama, tanpa memerlukan tambahan lebih lanjut.
b. Produk sampingan yang memerlukan proses pengolahan lebih
lanjut setelah terpisah dari produk utama

B. Akuntansi Produk Bersama


Perusahaan yang menghasilkan produk bersama pada umumnya
menghadapi masalah pemasaran berbagai macam produknya, karena
masing-masing produk tertentu mempunyai masalah pemasaran dan harga
jual yang berbeda-beda. Manajemen biasanya ingin mengetahui besarnya
kontribusi masing-masing produk bersama tersebut terhadap seluruh
penghasilan perusahaan, karena dengan demikian ia dapat mengetahui dari
beberapa macam produk bersama tersebut, jenis produk yang
menguntungkan atau jenis yang perlu didorong pemasarannya. Untuk ini,
adalah perlu untuk mengetahui seteliti mungkin bagian dari seluruh biaya
produksi yang dibebankan kepada masing-masing produk bersama,
sehingga masalah pokok akuntansi harga pokok bersama adalah penentuan
proporsi total biaya produksi (yang dikeluarkan sejak bahan baku diolah
sampai dengan saat produk-produk dapat dipisahkan identitasnya) yang
harus dibebankan kepada berbagai macam produk bersama. Biaya produk
bersama dialokasikan ke setiap produk bersama menggunakan metode
nilai pasar, rata-rata biaya per satuan, rata-rata tertimbang dan unit
kuantitatif

1. Metode alokasi biaya produksi bersama

a. Metode Nilai Pasar / Nilai Jual Relatif


Metode ini adalah metode yang sangat populer karena dengan
argumennya bahwa harga produk merupakan manifestasi dari biaya
produksinya. Metode ini mengasumsikan bahwa setiap produk yang
dihasilkan dalam proses produksi bersama memilki nilai jual atau nilai
pasar yang berbeda. Perbedaan nilai pasar disebabkan tingkat pemakaian
biaya yang berbeda.
Metode ini berpendapat bahwa jika salah satu produk terjual lebih
tinggi dari pada yang lainnya, hal itu terjadi karena biaya yang
dikeluarkan untuk memproduksinya juga lebih tinggi dibandingkan
produk lain. Jadi dalam metode ini kelangkaan tidak mempunyai
pengaruh dalam menentukan harga jual. Karena asumsi itulah, cara yang
logis untuk mengalokasikan biaya bersama adalah berdasarkan pada nilai
jual relatif masing-masing produk bersama.
Terdapat dua metode dalam metode nilai jual relatif, yaitu:
1. Metode nilai pasar saat split-off point
Metode ini digunakan ketika setelah split-off point
tidak ada proses produksi lanjutan dan harga jual sudah
diketahui pada saat itu. Biaya bersama (joint cost)
dialokasikan ke masing-masing produk sesuai dengan
perbandingan nilai jualnya terhadap nilai jual keseluruhan
produk bersama.
Contoh : PT “ABC” memproduksi 3 macam produk
yaitu alfa, beta dan gamma. Biaya bersama yang
dikeluarkan selama satu periode adalah sebesar Rp
20.000.000,00. Jumlah produksi dan harga jual masing-
masing produk tertera pada table berikut:

Produk Jumlah unit Harga unit

Alfa 5.000 Rp 1000


Penyelesaian :
Beta 10.000 Rp 1500

Gamma 7.000 Rp 1300


2. Metode nilai jual hipotesis
Apabila suatu produk tidak bisa dijual pada saat titik pisah,
maka harga tidak dapat diketahui pada saat titik pisah. Produk
tersebut memerlukan proses tambahan sehingga harga jual
tidak dapat dikethui sebelum dijual (setelah titk pisah). Dasar
yang dapat digunakan dalam mengalokasikan biaya bersama
adalah harga pasar hipotesis.
Harga pasar hipotesis adalah nilai jual suatu produk setelah
diproses lebih lanjut dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan
untuk memproses lanjutan setelah pemisahan.
Contoh :
Dengan menggunakan data perusahaan PT. ABC pada
contoh soal metode nilai pasar, diketahui biaya proses lanjutan
masing-masing produk adalah sebagai berikut:

Produk Jumlah Harga Nilai jual Rasio Alokasi HPP/ unit


unit unit

Alfa 5.000 1000 5.000.000 22,62% 4.524.000 904,8

Beta 10.000 800 8.000.000 36,20% 7.240.000 724

Gamma 7.000 1300 9.100.000 41,18% 8.236.000 1.176,5

Jumlah 22.100.000 100% 20.000.000

Keterangan Produk Alfa Produk Beta Produk Gamma

Unit Produksi 5.000 10.000 7.000

Harga Jual/unit Rp1.000 Rp800 Rp1.300

Biaya Proses Rp400 Rp300 Rp500


lanjutan/unit
Produk Hrg Biaya Nilai Jmlh Nilai jual Rasio Alokasi** HPP /k
bersama jual/ Tmbh jual Prduk (20.000.000)
kg an Hipotes
is*

Alfa 1.000 400 600 5.000 3.000.000 22,06 4.412.000 882,4


%

Beta 800 300 500 10.000 5.000.000 36,76 7.352.000 735,2


%

Gamma 1.300 500 800 7.000 5.600.000 41,18 8.236.000 1.176,6


%

13.600.000 100% 20.000.000


*(Harga jual – biaya tambahan)
**(rasio x 20.000.000)
b. Metode rata-rata biaya per satuan
Metode ini berupaya untuk mendistribusikan total biaya produksi
gabungan ke berbagai produk atas dasar biaya per unit. Metode ini
digunakan jika dari satu proses produksi bersama dihasilkan beberapa
produk yang bisa diukur dalam satuan yang sama meskipun dalam kualitas
yang berbeda-beda. Perusahaan yang menggunakan metode ini
berpendapat bahwa semua produk yang dikerjakan dengan proses yang
sama harus menerima bagian yang sebanding dengan total biaya gabungan
berdasarkan unit yang diprosuksi. Penentuan biaya untuk setiap produk
dihitung sesuai dengan proporsi kuantitas masing-masing produk yang
dihasilkan.
Contoh :
Suatu perusahaan menghabiskan biaya Rp 2.000.000 untuk
memproduksi 1000 liter produk dari minyak mentah. Rata-rata biaya
produksi per unit adalah Rp 2.000 (Rp 2.000.000/1000)
c. Met
ode
Produk Kuantitas Rata-rata biaya Alokasi biaya
rata-
per satuan bersama
rata

Bensin 350 Rp 2.000 Rp 700.000

Pelumas 250 Rp 2.000 Rp 500.000

Minyak 300 Rp 2.000 Rp 600.000


Tanah

Solar 100 Rp 2.000 Rp 200.000

Jumlah 1000 Rp 2.000.000


tertimbang
Pada banyak industri, metode-metode yang telah dibahas diatas tidak dapat
memberika solusi yang memuaskan dalam mengalokasikan biaya bersama karena
tidak mempertimbangkan segi kualitas dari suatu produk. Sehingga mucullah
metode yang menggunakan bobot sebagai presentasi dari ukuran besarnya unit,
kesulitan pembuatan, waktu yang dibutuhkan dan sebagainya sebagai dasar untuk
mengalokasikan biaya bersama. Penentuan alokasi biaya bersama pada setiap
produk didasarkan atas perkalian jumlah unit produk dengan angka penimbang,
dan hasilnya digunakan sebagai dasar untuk alokasi.
Contoh :
Dari soal pada metode kedua (metode rata-rata biaya per satuan),
diketahui bobot untuk bensin 4, pelumas 2, minyak tanah 3 dan solar 1.
Alokasi biaya bersamanya sebagai berikut :

Produk Jumlah Angka Jumlah produk x angka Alokasi biaya bersama


produk penimbang penimbang (2.000.000)

Bensin 350 4 1400 Rp 965.517

Pelumas 250 2 500 Rp344.826

Minyak 300 3 900 Rp620.689


tanah

Solar 100 1 100 Rp. 68.966

Total 1000 2.900 Rp 2.000.000


d. Metode unit kuantitatif / satuan fisik
Metode kuantitatif berupaya mendistribusikan total biaya gabungan
berdasarkan satuan ukuran tertentu seperti kilogram, ton, liter, meter dan
sebagainya. Jika produk bersama mempunyai ukuran yang berbeda maka
harus ditentukan koefisien ekuivalesinya yang digunakan untuk mengubah
satuan yang berbeda kedalam satuan yang sama. Metode ini beranggapan
bahwa setiap produk dapat diidentifikasi sesuai dengan tingkat
pemanfaatan bahan baku dalam ukuran satuan yang sama.
Contoh :
Berikut adalah data produk yang dihasilkan dari satu ton batu bara
yang menghabiskan biaya sebesar Rp 1.000.000 :

Produk Kuantitas Presentase (%) Alokasi Biaya Bersama


(pon)

Kokas 1.200 60% Rp 600.000

Ter Batu Bara 300 15% Rp 150.000

Gas 500 25% Rp 250.000

Jumlah 2.000 100% Rp 1.000.000


C. Akuntansi Produk Sampingan
Dalam perlakuan akuntansi, biaya produk sampingan dapat diakui dengan dua
cara, yaitu mencatat alokasi biaya bersama pada produk sampingan dan tidak
mencatat alokasi biaya bersama pada produk sampingan. Hal tersebut akan
dijelaskan dibawah ini:
a. Produk Sampingan Tidak Mendapat Alokasi Biaya Bersama.
1. Metode Pendapatan Kotor
Pendapatan kotor dari penjualan produk sampingan disajikan dalam
Laporan Rugi-Laba sebagai pendapatan lain-lain, menambah penjualan
produk utama, dan mengurangi harga pokok penjualan produk utama.
a). Pendapatan lain-lain

b). Menambah Penjualan Produk Utama


c). Mengurangi Harga Pokok Penjualan Produk Utama
2. Metode Pendapatan Bersih
Pada metode ini, pendapatan dari penjualan produk sampingan dikurangi
dengan seluruh biaya yang terjadi setelah titik pisah. Biaya setelah titik
pisah meliputi biaya administrasi, biaya pemasaran dan biaya pemrosesan
lebih lanjut produk sampingan. Pendapatan bersih produk sampingan
disajikan dalam laporan Rugi-Laba sebagai:
a). Pendapatan lain-lain
b). Menambah pendapatan penjualan produk utama
c). Mengurangi harga pokok penjualan produk utama
d). Mengurangi biaya total produksi produk utama

b. Produk Sampingan Mendapat Alokasi Biaya Bersama

Biaya produk sampingan meliputi biaya bersama yang


dialokasikan ke produk sampingan ditambah dengan biaya setelah titik
pisah. Metode untuk menentukan jumlah biaya bersama yang dialokasikan
ke produk sampingan ada dua, yaitu:
1. Metode Biaya Pengganti
Metode ini diterapkan pada perusahaan yang produk sampingannya
digunakan sebagai bahan dalam proses produksinya, sehingga tidak
membeli dari pemasok. Biaya bersama dialokasikan ke produk sampingan
sebesar harga beli atau biaya pengganti produk tersebut di pasar.
2. Metode Biaya Reversal / Harga Pasar
Pada metode ini biaya bersama dialokasikan ke produk sampingan
sebesar taksiran biaya produk sampingan pada saat titik pisah. Taksiran
biaya produk sampingan dihitung dengan cara nilai / harga pasar produk
sampingan dikurangi taksiran laba kotor, taksiran biaya pemasaran,
taksiran biaya administrasi dan umum, dan taksiran biaya proses lanjut
produk sampingan. Rumusnya sebagai berikut:
Nilai pasar produk sampingan xx
Dikurangi:
Taksiran laba kotor xx
Taksiran biaya pemasaran xx
Taksiran biaya administrasi & umum xx
Taksiran biaya proses lanjut xx
xx
Taksiran biaya produk sampingan xx
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perhitungan biaya
sampingan dapat mempengaruhi tingkat pengakuan persediaan dan
perolehan laba sebuah perusahaan manufaktur. Penting diingat bahwa
walau berbentuk produk sampingan, ketika produk tersebut dapat
dimanfaatkan lebih lanjut atau diproses ulang maka akan menghasilkan
nilai laba yang semakin tinggi. Tentunya hal ini akan mempengaruhi
pembukuan perusahaan dan juga semakin nilainya material maka akan
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Oleh karena itu penentuan
metode yang akan dipakai harus dipertimbangkan perusahaan dengan baik

BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di simpulkan bahwa biaya
produk bersama adalah biaya yang dikelurakan sejak saat mula-mula
bahan baku diolah sampai dengan saat berb agai macam produk dapat
dipisahkan identitasnya sedangkan produk sampingan adalah satu produk
atau lebih yang nilai jualnya relattif lebih rendah, yang di produksi
bersama dengan produk yang lain yang nilai jualnya lebih tinggi.
Perhitungan biaya sampingan dapat mempengaruhi tingkat
pengakuan persediaan dan perolehan laba sebuah perusahaan manufaktur.
Penting diingat bahwa walau berbentuk produk sampingan, ketika produk
tersebut dapat dimanfaatkan lebih lanjut atau diproses ulang maka akan
menghasilkan nilai laba yang semakin tinggi. Tentunya hal ini akan
mempengaruhi pembukuan perusahaan dan juga semakin nilainya material
maka akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Oleh karena itu
penentuan metode yang akan dipakai harus dipertimbangkan perusahaan
dengan baik.
Kemudian dalam perhitungan Biaya Produk Bersama dapat
menggunakan salah satu dari empat metode berikut ini:

1) Metode nilai pasar atau metode nilai jual relatif.


2) Metode rata-rata biaya per satuan.
3) Metode rata-rata tertimbang.
4) Metode unit kuantitatif atau metode satuan fisik

B. Saran
Permasalahan yang sering terjadi pada perusahaan-perusahaan dengan
proses produksi yang dilakukan secara bersama, yaitu ketidaktepatan
dalam melakukan pengalokasian biaya produksi bersama kepada masing-
masing produk ataupun ketidaktepatan dalam hal perlakuan produk
sampingan dikarenakan penggunaan metode yang kurang tepat.
Perusahaan yang mengolah produk bersama akan dihadapkan pada
masalah pembebanan biaya. Sehingga perusahaan harus mengalokasikan
biaya pada setiap produk yang dihasilkan secara tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Tri Setiawati.2022.Perhitungan Harga Pokok Produk Bersama Dan Produk
Sampingan. https://pdfcoffee.com/perhitungan-harga-pokok-produk-bersama-
dan-produk-sampingan-pdf-free.html. (Di akses tanggal 25 januari 2022)

Syarif.2022. Penentuan Harga Pokok Produk Bersama Dan Produk Sampingan.


https://id.scribd.com/presentation/447056778/PENENTUAN-HARGA-POKOK-
PRODUK-BERSAMA-DAN-PRODUK-SAMPINGAN-pptx. (diakses tanggal 25
januari 2022)

Akbar.2022.Produk sampingan .
https://id.scribd.com/document/430592059/PRODUK-SAMPINGAN. (di akases
tanggal 25 januari 2022)

Tampil.2022.MENENTUKAN BIAYA PRODUK SAMPINGAN.


https://www.jtanzilco.com/blog/detail/1001/slug/menentukan-biaya-produk-
sampingan. (diakses tanggal 25 januari 2022)

Anda mungkin juga menyukai