Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ALOKASI BIAYA BERSAMA

Dosen Pengampu :
Endah Mayasari, S.Pd.,M.M.

Disusun Oleh :
Astrid Oviska B1021221039
Hansen B1021221098
Ayu Rinita B1021221171
Cinta Qori'ah B1021221173
Ervina Almaira B1021221242

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2023/2024
1
KATA PENGANTAR
Dengan Rendah Hati, Kami Ingin Mengungkapan Rasa Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa Atas
Berkat-Nya Yang Telah Memungkinkan Kami Menyelesaikan Makalah Berjudul "Alokasi Biaya
Bersama " Ini Dengan Sukses. Dalam rangka mengejar pemahaman yang lebih mendalam mengenai
topik yang kami bahas, kami merasa sangat bersyukur atas bimbingan, dorongan, serta bantuan yang
telah miss Endah Mayasari, S.Pd.,M.M. berikan kepada kami sepanjang proses penyusunan karya ini.

Alokasi biaya bersama adalah topik yang memerlukan pemahaman yang mendalam dan pemikiran
yang kritis. Oleh karena itu, kami merasa sangat beruntung dapat memperoleh bimbingan dari miss
Endah Mayasari, S.Pd.,M.M. yang memiliki keahlian serta pengalaman yang luas dalam bidang
manajemen. telah memberikan pandangan yang berharga, masukan yang berarti, dan dorongan yang
tulus kepada kami sepanjang perjalanan ini.

Kami berharap bahwa karya ini dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh miss Endah
Mayasari, S.Pd.,M.M. dan menjadi kontribusi yang berharga dalam pemahaman konsep alokasi biaya
bersama. Kami juga berharap bahwa karya ini dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang
tertarik dengan topik ini. Terakhir, kami ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya atas
bimbingan, dukungan, dan inspirasi yang Bapak/Ibu Dosen berikan kepada kami. Semua ini telah
membantu kami tumbuh dan berkembang sebagai mahasiswa yang lebih baik.

Pontianak, September 2023

Kelompok 4

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
Daftar Isi ................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Alokasi Biaya Bersama .................................................................................. 3
2.2 Metode Alokasi Biaya Bersama ....................................................................................... 3
2.3 Metode Sales Value (Nilai pasar) pada titik split off ........................................................ 4
2.4 Alokasi berdasarkan kuantitas fisik .................................................................................. 5
2.5 Metode Nilai Realisasi Bersih (NRV) .............................................................................. 6
2.6 Metode NRV dengan Constan Gross profit margin.......................................................... 8
2.7 No Allocation for join cost ............................................................................................. 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 12
3.2 Saran ............................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia bisnis yang terus berkembang, perusahaan-perusahaan menghadapi tuntutan untuk
menghasilkan produk atau layanan yang beragam guna memenuhi kebutuhan pasar yang semakin
kompleks. Dalam upaya ini, proses produksi seringkali melibatkan penggunaan sumber daya yang
bersifat bersama, di mana beberapa produk atau layanan diproduksi secara bersamaan hingga
mencapai tahap tertentu dalam siklus produksi. Kendati penggunaan bersama sumber daya ini
memberikan efisiensi dalam produksi, hal ini juga memunculkan permasalahan akuntansi yang
kompleks, yaitu alokasi biaya bersama.

Alokasi biaya bersama (joint costs) adalah tantangan yang serius dalam akuntansi biaya karena
memerlukan pemisahan biaya bersama ke dalam komponen produk yang berbeda. Misalnya, dalam
industri petrokimia, sebuah pabrik mungkin memproses minyak bumi mentah menjadi berbagai
produk seperti bensin, diesel, dan pelumas, namun biaya produksi awal (seperti pengolahan dan
pemurnian) muncul bersama-sama. Hal yang sama berlaku dalam produksi makanan, di mana
berbagai produk bisa dihasilkan dari satu proses produksi, seperti daging sapi yang menghasilkan
daging potong, hamburger, dan produk olahan lainnya.

Mengingat kompleksitas dan dampak signifikan yang dimiliki oleh alokasi biaya bersama,
penting bagi para profesional dan mahasiswa bidang akuntansi biaya untuk memahami dengan baik
konsep ini. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk membahas secara komprehensif tentang
alokasi biaya bersama, termasuk konsep dasarnya, metode alokasi yang umum digunakan, serta
implikasi keputusan bisnis yang terkait. Dengan demikian, diharapkan mahsiswa mendapatkan
wawasan yang mendalam dalam menghadapi tantangan akuntansi yang berkaitan dengan alokasi
biaya bersama dan dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam konteks bisnis yang dinamis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Alokasi Biaya Bersama
2. Metode Alokasi Biaya Bersama
3. Metode Sales Value (Nilai pasar) pada titik split off
4. Alokasi berdasarkan kuantitas fisik
5. Metode Nilai Realisasi Bersih (NRV)
6. Metode NRV dengan Constan Gross profit margin
7. No Allocation for join cost

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Memahami Konsep Biaya Bersama
2. Mengidentifikasi Metode Alokasi Biaya Bersama
3. Mempelajari Kriteria Pengalokasian Biaya
4. Menyadari Implikasi Keputusan Alokasi Biaya
5. Meningkatkan Keterampilan Analisis
6. Mempersiapkan Mahasiswa untuk Keputusan Bisnis
7. Memahami Prinsip Etika

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Alokasi Biaya Bersama
Joint Cost (Biaya Bersama) Adalah Biaya Produksi Yang Menghasilkan Sejumlah Produk Secara
Simultan, Beberapa Istilah Yang Digunakan Antara Lain :

A. Joint Product Dan By Product

Istilah Joint Product (Produk Bersama) Digunakan Untuk Satu Atau Lebih Produk Yang
Dihasilkan Dari Satu Proses Produksi/Operasi Dengan Nilai Jual Yang Relatif Setara: Contohnya,
Pemotongan Hewan Sapi Akan Menghasilkan Daging Tenderloin, Sirloin, Daging Rendang Dan
Rawoman. Produk-Produk Tersebut Dianggap Sebagai Joint Product Karena Nilai Jualnya Relatif
Setara. Di Samping Daging Produksi Pemotongan Hewan Sapi Juga Menghasilkan Kotoran Sapi,
Bulu, Karkas (Tulang Belulang) Yang Mungkin Harganya Lebih Rendah Dibanding Daging-
Dagingan, Dalam Hal Ini Daging-Dagingan Dianggap Sebagai Main Product (Produk Utama) Dan
Kotoran Dan Sebagainya Dianggap Sebagai By Product (Produk Sampingan). Biaya Yang
Dibutuhkan Untuk Pengadaan Sampai Pemotongan Sapi Disebut Joins Cost (Biaya Bersama) Bagi-
Berbagai Produk Yang Dihasilkan.

B. Titik Split-Off

Setelah Proses Produksi Sampai Produk Bisa Dijual, Maka Produk Dikatakan Mencapai Titik
Split-Off Jadi Yang Dimaksud Titik Split-Off Adalah Titik Di Mana Produk-Produk Bersama Telah
Dipisahkan Dan Masing-Masing Siap Untuk Dijual Atau Diproses Lebih Lanjut. Pada Titik Ini,
Biaya Bersama Dipisahkan Dan Dibebankan Kepada Masing-Masing Prooduk.

C. Separable Cost

Jika Produk Akan Diproses Lebih Lanjut, Maka Diperlukan Tambahan Biaya Atau Disebut Biaya
Separable, Biaya Total Dari Produk Ini Adalah Biaya Dari Alokasi Biaya Bersama Ditambah Biaya
Separabelnya.

2.2 Metode Alokasi Biaya Bersama


Biaya bersama dapat dipertanggungjawabkan dalam berbagai cara. Empat alternatif
untuk mengalokasikan biaya gabungan termasuk pengalokasian biaya berdasarkan:
1. Metode sales value (nilai pasar) pada titik split off.
2. Metode perhitungan fisik.
3. Metode NRV (Net Realizable Value).
4. Metode constant gross margin percentage.
Alternatif lain yang mungkin adalah tidak mengalokasikan biaya bersama (Martin, 2010).
Contoh Soal:
PT Murni membeli susu segar (raw milk) dan memprosesnya menjadi CREAM dan LIQUID
SKIM. Data untuk bulan Mei 2016 adalah sebagai berikut: susu segar yang diproses 11.000
galon yang dibeli seharga RP 400.000.000 dan 1.000 galon hilang selama proses.
Produksi penjualan
Cream 2.500 galon 2.000 galon @ Rp 80.000
Skim 7.500 galon 3.000 galon @ Rp 40.000

3
Kasus di atas dapat dipecahkan dengan menghitung berapa dari biaya gabungan sebesar
Rp 400.000.000 yang harus dialokasikan ke harga pokok penjualan 2.000 galon cream dan
3.000 galon susu skim. Selanjutnya dapat dihitung pula berapa laba rugi perusahaan dan
persediaan akhir kedua produk.
Di bawah ini akan diuraikan penyelesaian kasus di atas dengan berbagai pendekatan.

2.3 Metode Sales Value (Nilai pasar) pada titik split off
Metode ini merupakan metode yang mengalokasikan biaya bersama sesuai dengan
kemampuan keterjualannya. Caranya adalah proporsi alokasi disesuaikan dengan proporsi
nilai jual produk. Untuk contoh di atas maka hasilnya sebagaimana tabel di bawah ini (dalam
ribuan Rupiah).
Alokasi Biaya Bersama Cream Skim Total
Nilai jual total produksi pada 20.000 30.000 50.000
titik split-off
- Cream: 2.500 x 8
- Skim: 7.500 x 4
Proporsi alokasi 0,4 0,6
- Cream: 20.000/50.000
- Skim: 30.000/50.000
Biaya bersama yang 160.000 240.000 400.000
dialokasikan
- Cream: 0,4 x 400.000
- Skim: 0,6 x 400.000
Biaya produk per galon 64 32
- Cream: 160.000/2.500
- Skim: 240.000/7.500

4
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa biaya produk per galon adalah sebesar Rp 64.000
untuk Cream dan Rp 32.000 untuk Skim. Berikutnya adalah menyusun laporan laba rugi
untuk setiap produk dan menghitung besarnya nilai persediaan.

Laporan Laba Rugi Cream Skim Total


Pendapatan 160.000 120.000 280.000
- Cream: 2.000 x 80
- Skim: 3.000 x 40
(-) Harga Pokok Penjualan 128.000 96.000 224.000
- Cream: 2.000 x 24
- Skim: 3.000 x 32
Laba Kotor 32.000 24.000 56.000

Nilai persediaan Cream Skim Total


- Cream: 160.000 – 32.000
128.000
- Skim: 240.000 – 96.000 144.000 176.000

2.4 Alokasi berdasarkan kuantitas fisik


Salah satu pendekatan pengalokasian biaya bersama yang lainnya adalah secara
proporsional dengan ukuran fisik seperti jumlah pound, galon, liter. Metode ini cocok jika
digunakan pada produk bersama yang relatif sama nilai jualnya, tetapi akan terlihat tidak
adil untuk produk yang sangat berbeda nilai jualnya. Contohnya pada proses penambangan
emas, di mana sekali memproses akan diperoleh emas, perak dan timah dengan komposisi
yang tidak seimbang, yaitu timah akan jauh lebih banyak dibanding emas dan peraknya.
Oleh karena itu, jika menggunakan alokasi berdasar fisik, maka timah akan dibebani biaya
yang lebih tinggi padahal harga jualnya tidak setinggi emas.
Untuk contoh di atas, karena antara produk Cream dan Skim setara maka metode fisik
masih bisa digunakan. Alokasi biaya bersama Rp 400.000.000 ke produk Cream dan Skim
(dalam ribuan Rupiah).
Alokasi Biaya Bersama Cream Skim Total
Kuantitas Fisik 2.500 7.500 10.000
Proporsi alokasi 0,25 0,75
- Cream: 2.500/10.000
- Skim: 7.500/10.000
Biaya bersama yang 100.000 300.000 400.000
dialokasikan
- Cream: 0,25 x 400.000
- Skim: 0,75 x 400.000
Biaya produk per gallon 40 40
- Cream: 100.000/2.500
- Skim: 300.000/7.500

5
Dari tabel dapat dilihat bahwa biaya produk per galon adalah sebesar Rp40.000 untuk
Cream dan Rp40.000 untuk Skim. Berikutnya adalah menyusun laporan laba rugi untuk
setiap produk dan menghitung besarnya nilai persediaan.
Lapoan Laba Rugi Cream Skim Total
Pendapatan 160.000 120.000 280.000
- Cream:2.000 x 80
- Skim: 3.000 x 40
(-) Harga Pokok Penjualan 80.000 120.000 200.000
- Cream:2.000 x 40
- Skim: 3.000 x 40
Laba kotor 80.000 0 80.000

Nilai persedian Cream Skim Total


- Cream: 160.000 – 80.000 80.000 120.000 200.000
- Skim: 240.000 – 120.000

2.5 Metode Nilai Realisasi Bersih (NRV)


Nilai realisasi bersih ( Net Realizable Value ) adalah nilai perkiraan yang diharapkan
mengacu pada estimasi nilai penjualan suatu produk pada titik split-off. Pendekatan ini
sering digunakan ketika nilai penjualan aktual pada titik split-off tidak ada, atau tidak dapat
diperoleh. Metode NRV biasanya digunakan ketika nilai pasar aktual dari persediaan atau
asset lebih rendah daripada biaya historisnya. Nilai realisasi bersih dihitung dengan
persamaan:

Nilai realisasi bersih= Akhir nilai penjualan-Biaya setelah split-off


Pendekatan ini memberikan alternatif bagi pendekatan sebelumnya ketika produk tidak
dapat dijual pada titik split-off. Contohnya adalah, untuk pemotongan hewan, produk
kotoran hewan tidak bisa dijual begitu saja. Oleh karena itu, diperlukan tambahan biaya
untuk memprosesnya menjadi pupuk agar bisa bernilai tambah.

Lanjutan Contoh Soal : PT Murni

Dua produk bersama PT Murni yaitu cream dan liquid skim tidak langsung dijual pada
titik split-off tetapi akan diproses lebih lanjut sebagaimana tabel berikut ini.

Biaya Gabungan Butter Cream Cond. Milk


Biaya bersama (11.000 Rp 400.000.000
gl susu yang diproses)

6
Biaya Rp 280.000.000 Rp 520.000.000
terpisah(separabel)
Cream Skin Butter Cream Cond.Milk
Produk (gallon) 2.500 7.500 2.000 5.000
Dipindah untuk diproses 2.500 7.500
lebih lanjut
Penjualan (galon) 1.200 4.500
Harga jual per galon Rp 80.000 Rp Rp 250.000 Rp 220.000
40.000

Berapa dari biaya gabungan sebesar Rp400.000.000 yang harus dialokasikan produk
butter cream dan condensed milk? Kondisi kasus di atas, metode yang paling cocok adalah
metode NRV. Alokasi biaya bersama RP400.000.000 ke produk butter cream dan condensed
milk ( dalam ribuan Rupiah ).

Alokasi Biaya Bersama Butter Cream Condensed Total


(BC) Milk (CM)

Nilai jual akhir 500.000 1.100.000 1.600.000


BC. 200 x 250
CM. 5.000 x 220
(-) Biaya Separabel 280.000 520.000 800.000
NRV 220.000 580.000 800.000
Proporsi Alokasi 0,275 0,725
BC.: 220.000/800.00

7
CM:580.000/800.000

Biaya Bersama yg 110.000 290.000 400.000


Dialokasikan
BC: 0,275 x 400.000
CM: 0,725 x 400.000
Biaya Total 390.000 810.000 1.200.000
BC: 110.000 + 280.000
CM: 290.000 + 520.000
Biaya Produk per gallon 195 162
BC: 390.000/2.000
CM : 810.000/ 5.000

Laporan Laba Rugi Butter Cream Condensed Total


(BC) Milk
(CM)
Pendapatan 300.000 990.000 1.290.000
BC : 1.200 x 250
CM: 4.500 x 250
(-)HargaPokokPenjualan 234.000 729.000 963.000
BC: 1.200 x 195
CM: 4.500 x 162
Laba Kotor 66.000 261.000 327.00

Nilai Persediaan Butter Cream Condensed Total


(BC) Milk
(CM)
BC: 800 x 195 156.000
CM : 500 x 162 81.000 237.000

2.6 Metode NRV dengan Constan Gross profit margin

8
Pendekatan ini merupakan cara lain untuk mengalokasikan biaya bersama pada produk
yang telah diproses lebih lanjut. Tujuannya agar presentasi laba kotor masing-masing
produk adalah sama. Caranya adalah:

1. Tentukan presentasi laba kotor produk secara keseluruhan


2. Mengalihkan presentasi tersebut dengan nilai jual masing-masing produk sehingga
didapat laba kotor dalam nilai uang (Rp) dan kemudian mengurangkannya dari nilai jual
sehingga didapat biaya produk. Meningat bahwa tahap ini perhitungan berada pada titik di
mana produk sudah diproses lebih lanjut, maka perlu dilakukan tahap berikutnya.
3. Mengurangkan biaya separable sehingga langsung akan didapat biaya bersama yang
telah dialokasikan.

Dengan tetap menggunakan contoh kasus PT Murni maka akan didapat:


Nilai jual seluruh (produk jika laku semua)
= (2.000 gl x Rp 250.000) + (5.000 gl x Rp 220.000)
= Rp 1.600.000
Dikurangi seluruh biaya ( biaya bersama + biaya memproses lebih lanjut )
= Rp 400.000.000 + 280.000.000 + Rp 520.000.000
= Rp 1.200.000.000
Margin kotor = Rp 1.600.000.000 – Rp 1.200.000.000
= Rp 400.000.000 berarti = 25%

Langkah kedua ( dalam ribuan Rupiah ) :

Butter Cream Condensed Milk


Total Biaya Produksi Total
(BC) (C)
Nilai jual akhir
BC: 2.000 x 250 500.000 1.100.000 1.600.000
CM: 5.000 x 250
(-) Laba Kotor
BC: 25% x 500.000 125.000 275.000 400.000
CM: 25% x 1.100.000
Total Biaya Produksi 375.000 825.000 1.200.00

9
Biaya Produksi Butter Cream Condensed Milk
Total
PerGalon (BC) (CM)
Total Biaya Produksi 375.000 825.000 1.200.000
(-) Biaya Separabel 280.000 520.000 800.000
Biaya Bersama yang
95.000 305.000 400.000
dialokasikan
Biaya produk per
gallon
187,5 165
BC: 375.000/2.000
CM : 825.00/5.000

Butter Cream Condensed Milk


Laporan Laba Rugi Total
(CM) (CM)
Pendapatan 300.000 990.00 1.290.000
BC: 1.200 x 250
CM: 4.500 x 220
(-) Harga Pokok 225.000 742.000 967.000
Penjualan
BC: 1.200 x 187,5
CM : 4.500 x 165
Laba Kotor 75.000 247.500 322.500

Nilai Persediaan Butter Cream Condsend Milk t


(BC) (CM)
BC: 800x187,5
CM: 500x165

10
2.7 No Allocation for join cost
Salah satu dari pendekatan yang bisa diambil adalah tidak melakukan alokasi joint cost. Dari
prespektif keputusan manajemen, alokasi biaya bersama tidak berguna karena mereka tidak relevan
dalam pengambilan keputusan tentang produk terpisah. Sebagai contoh, keputusan tentang apakah
akan melanjutkan atau menghentikan memproduksi produk bersama tergantung pada nilai gabungan
mereka, bukan nilai dari setiap produk tertentu pada titik split-off. Oleh karena itu, ada yang
berpendapat bahwa biaya bersama tidak harus dialokasikan sama sekali.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam Kesimpulan Bab Ini, Dapat Disimpulkan Bahwa Metode Alokasi Biaya Merupakan
Elemen Kunci Dalam Manajemen Biaya. Keputusan Terkait Metode Alokasi Harus Didasarkan Pada
Kebijakan Manajemen Yang Sesuai Dengan Karakteristik Perusahaan Dan Produknya. Kemampuan
Manajerial Dalam Menganalisis Pembebanan Biaya Menjadi Sangat Penting Dalam Konteks Ini.
Berbagai Metode Alokasi Biaya Yang Telah Dibahas Dalam Bab Ini Memberikan Pilihan Kepada
Manajemen Perusahaan Atau Akuntan Biaya. Namun, Penting Untuk Diingat Bahwa Metode
Alokasi Biaya Tidak Hanya Tentang Perhitungan Semata, Tetapi Juga Tentang Mempertimbangkan
Aspek-Aspek Keadilan Biaya Dan Kemampuan Penjualan Produk Atau Faktor Lain Yang Mungkin
Memengaruhi Kemampuan Suatu Objek Biaya Dalam Menanggung Biaya.

Dengan Demikian, Pemilihan Metode Alokasi Biaya Harus Dilakukan Dengan Cermat Dan
Berdasarkan Pertimbangan Yang Matang Sesuai Dengan Tujuan Perusahaan Dan Karakteristik
Bisnisnya. Kesimpulan Ini Menegaskan Pentingnya Pengambilan Keputusan Yang Bijak Dalam
Manajemen Biaya Untuk Mencapai Efisiensi Dan Keadilan Dalam Pengalokasian Biaya Perusahaan.

3.2 Saran
Dalam bab ini, kami akan memberikan beberapa saran mengenai penggunaan metode alokasi
biaya yang bijak dalam manajemen biaya. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, metode alokasi
biaya merupakan elemen kunci dalam manajemen biaya, dan keputusan terkait metode alokasi harus
didasarkan pada kebijakan manajemen yang sesuai dengan karakteristik perusahaan dan produknya.
Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan beberapa hal berikut dalam pengambilan
keputusan terkait alokasi biaya:
1. Analisis Pembebanan Biaya yang Mendalam:

- Sebelum memilih metode alokasi biaya, manajemen perusahaan harus melakukan analisis
pembebanan biaya yang mendalam. Ini melibatkan pemahaman yang komprehensif tentang
bagaimana biaya-biaya yang ada berhubungan dengan produk, proyek, atau departemen
tertentu.
- ini harus mencakup pemahaman terhadap biaya tetap dan biaya variabel, serta cara biaya-biaya
tersebut berubah seiring perubahan volume produksi atau aktivitas bisnis lainnya.

2. Pertimbangan Aspek Keadilan Biaya:

- Saat memilih metode alokasi biaya, penting untuk mempertimbangkan aspek keadilan biaya.
Ini berarti bahwa alokasi biaya harus adil dan mencerminkan kontribusi sebenarnya dari setiap
objek biaya terhadap penghasilan perusahaan.
- Manajemen harus memastikan bahwa tidak ada objek biaya yang terlalu dibebani atau
dibebankan terlalu sedikit, yang dapat mengarah pada ketidakadilan dalam alokasi biaya.

3. Pertimbangan Kemampuan Penjualan Produk atau Faktor Lainnya:

- Selain mempertimbangkan kontribusi langsung suatu objek biaya terhadap pendapatan, perlu
juga mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi kemampuan objek biaya
dalam menanggung biaya. Misalnya, produk dengan margin keuntungan rendah mungkin
memerlukan alokasi biaya yang lebih rendah.

12
- Kemampuan penjualan produk, volume produksi, atau faktor-faktor eksternal lainnya harus
dipertimbangkan dalam proses alokasi biaya.
4. Tujuan Perusahaan dan Karakteristik Bisnis:

- Setiap perusahaan memiliki tujuan dan karakteristik bisnis yang berbeda. Oleh karena itu,
metode alokasi biaya harus dipilih sesuai dengan tujuan perusahaan dan karakteristik bisnisnya.
- Misalnya, perusahaan yang berfokus pada inovasi mungkin lebih memilih metode alokasi biaya
yang memungkinkan pengembangan produk baru, sementara perusahaan yang berfokus pada
efisiensi produksi mungkin lebih memilih metode alokasi biaya yang mengurangi biaya
produksi.

5. Pengambilan Keputusan yang Bijak:


- Kesimpulan dari bab ini menegaskan pentingnya pengambilan keputusan yang bijak dalam
manajemen biaya. Pengambilan keputusan yang baik akan membantu mencapai efisiensi dan
keadilan dalam pengalokasian biaya perusahaan.
- Manajemen harus selalu mengupdate dan mengevaluasi metode alokasi biaya yang digunakan,
serta siap untuk melakukan perubahan jika diperlukan.

13
DAFTAR PUSTAKA
Lestari, Wiwik, dan Dhyka Bagus Permana. 2021. Akuntansi Biaya dalam Perspektif Manajerial. Edisi
Kedua. [Pt. Rajagrafindo Persada].

14

Anda mungkin juga menyukai