Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH EKONOMI MANAJERIAL ANALISIS BIAYA

Dosen Pengampuh

Prof. Dra. Dian Parawansa, MSi, PhD

Disusun Oleh:

ANDI NURAINUN (A021201142)

ANNIDA DWI MULIANI (A021201145)

ANDIKA RAMADHANI (A021201111)

ELISABETH LOANA (A021201135)

FAURA FATHIMAH AZZAHRA (A021201118)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BSISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh karena berkat dan
rahmat-Nyalah sehingga kami dapat mengerjakan dan menyelesaikan makalah ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada ibu Prof. Dra.
Dian Parawansa, MSi, PhD. Selaku Dosen mata kuliah Ekonomi Manajerial Kelas D
Universitas Hasanuddin yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai ANALISIS BIAYA. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelum kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
mohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Makassar, 14 Oktober 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1. 1 Latar Belakang...........................................................................................................................4
1. 2 Rumusan Masalah......................................................................................................................5
1. 3 Tujuan dan Manfaat..................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................6
A. Biaya Kesempatan.........................................................................................................................6
B. Kurva Biaya Jangka Pendek dan Jangka Panjang.....................................................................7
C. Biaya Total Jangka Panjang.......................................................................................................10
D. Tingkat Pengembalian Terhadap Skala.....................................................................................13
E. Elastisitas Biaya dan Tingkat Pengembalian terhadap Skala..................................................14
BAB III.....................................................................................................................................................16
PENUTUP............................................................................................................................................16
Kesimpulan:.........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang

Analisis biaya memainkan peran sentral dalam ekonomi manajerial karena pada
dasarnya setiap keputusan manajerial memerlukan perbandingan antara biaya dan
manfaat. Misalnya, keputusan untuk memperluas keluaran mengharuskan perbandingan
antara peningkatan pendapatan yang diturunkan dari peningkatan penjualan dengan
biaya produk yang lebih tinggi yang dikeluarkan. Demikian pula, sebuah keputusan
untuk memperluas aktiva modal memerlukan perbandingan antara pendapatan yang
diharapkan dari investasi tersebut dan biaya dana yang diperlukannya untuknya.
Manfaat yang diharapkan dari sebuah promosi periklanan harus dibandingkan dengan
biaya program tersebut. Sebuah keputusan untuk mengaspat tempat parker karyawan
atau melengkapi kembali ruang makan perusahaan memerlukan perbandingan antara
biaya yang diproyeksikan dengan manfaat yang diharapkan untuk dihasilkan dari
semangkat kerja dan produktivitas yang lebih tinggi. Dalam setiap kasus, analisis
keputusan memerlukan perbandingan antara biaya dan manfaat yang dihasilkan dari
keputusan tersebut.

Dalam bab ini, kita meneliti sejumlah kosep biaya, termasuk biaya alternatif,
biaya implisit dan biaya implisis, biaya marginal, biaya incremental, dan biaya hangus.
Kita juga mengaitkan biaya produksi dengan fungsi produksi dan mengembangkan
fungsi biaya jangka panjang dan jangka pendek yang sesuai untuk pengukuran empiris.
Materi dalam bab ini berguna untuk pengambilan keputusan manajerial; konsep-
konsep tersebut membantu kita memahami bagaimana berbagai struktur industry
berkembang dan impilikasi dari kebijakan publik yang mengubah struktur industry.

4
1. 2 Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan biaya kesempatan?
2) Apa itu biaya jangka pendek dan jangka panjang?
3) Bagimana kurva biaya jangka pendek dan jangka panjang?
4) Bagaimana tingkat pengembalian terhadap skala?
5) Bagaimana elastisitas biaya dan tingkat pengembalian terhadap skala?

1. 3 Tujuan dan Manfaat

Dari rumusan masalah yang telah diuraikan maka tujuan dari penulisan makalah ini
yaitu :
Tujuan penulisan makalah ini adalah pembaca mampu mempelajari lebih dalam lagi
tentang apa yang telah penulis paparkan di dalam makalah ini. Terutama mengenai
analisis biaya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembacanya

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biaya Kesempatan

Diskusi di atas tentang biaya relevan didasari oleh konsep penggunaan alternatif.
Sumber daya ekonomi memiliki nilai karena dapat dipergunakan untuk memproduksi
jasa dan barang. Ketika sebuah perusahaan menggunakan jumber daya untuk
memproduksi suatu produk tertentu, perusahaan tersebut menolak tawaran para
pengguna alternatif. Jadi perusahaan tersebut harus menawarkan harga yang setidaknya
sama besarnya dengan sumber daya dalam suatu penggunaan alternatif. Biaya
almunium yang dipergunakan dalam pembuatan pesawat udara, contohnya, ditentukan
ditentukan oleh nilainya dalam penggunaan-penggunaan alternatif. Sebuah pabrik
pesawat udara harus membayar harga yang setara dengan nilai itu almunium tersebut
akan dipergunakan untuk produksi barang alternatif tersebut akan dipergunakan untuk
produksi barang alternatif tersebut, seperti perangkat masak, mobil, bahan bangunan,
dan sebagainya. Demikian pula, jika perusahaan memiliki peralatan modal yang dapat
dipergunakan untuk memproduksi produk A atau produk B, biaya relevan untuk
memproduksi A mencangkup laba produk B alternatif yang tidak dapat diproduksi
karena peralata tersebut dperuntukan pembuatan produk A.

Istilah biaya kesempatan dapat mengekspresikan gagasan bahwa biaya relevan


dari sebuah sumber daya ditentukan oleh nilainya dalam penggunaan alternatif terbaik.
Dengan kata lain, biaya kesempatan adalah nilai yang harus dilepaskan dalam
penggunaan sebuah sumber daya untuk satu maksud spesifik atau dalam melakukan
satu kegiatan tertentu.

6
B. Kurva Biaya Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Kurva biaya total jangka pendek dibentuk untuk mencerminkan kombinasi
masukan optimal (atau berbiaya terendah) untuk memproduksi keluaran tertentu dengan
diketahui ukuran pabrik yang speisifik. Untuk sebuah pabrik yang ada, kurva biaya
jangka pendek mengilustrasikan biaya minimum yang diperlukan untuk memproduksi
diberbagai tingkat keluaran dan, karena itu, kurva ini dapat digunakan untuk menuntun
keputusan operasi perusahaan saat ini.
Baik biaya tetap maupun biaya variable mencerminkan biaya jangka pendek
perusahaan. Biaya total setiap tingkat keluaran adalah jumlah biaya tetap (konstan) total
dan biaya variabel total. Dengan menggunakan TC untuk biaya mewakili biaya total,
TFC untuk biaya tetap total, dan TVC untuk biaya variabel total, dan Q untuk jumlah
keluaran yang diproduksi, berbagai biaya unit dapat dihitung sebagai berikut:
Biaya Total = TC = TFC + TVC.
Biaya Tetap Rata-rata = AFC = TFC/Q
Biaya Variabel Rata-rata = AVC = TVC/Q
Biaya Total Rata-rata = ATC = TC/Q = AFC + AVC.
Biaya Marginal = MC = ∆TC/∆Q = dTC/dQ .

Hubungan-hubungan biaya ini diilustrasikan dalam table 1.1 dan gambar 1.1.
Dengan menggunakan data dalam tabel a.1 kita dapat mengidentifikasi berbagai
hubungan biaya dan meneliti beberapa perilaku biaya yang penting. Misalnya, catat
bahwa TVC tidak bervariasi dengan kenaikan dalam keluaran dan bahwa TVC disetiap
tingkat keluaran sama dengan jumlah MC sampai keluaran tersebut.

Biaya marginal adalah perubahan dalam biaya yang diasosiasikan dengan satu
perubahan dalam keluaran, dank arena biaya tetap tidak bervariasi dengan kaitannya
dengan keluaran, biaya tetap tidak mempengaruhi biaya marginal. Data tersebut juga
memperlihatkan AFC menurun secara kontinyu dengan kenaikan dalam keluaran dan
bahwa ATC dan AVC menurun selama keduanya lebih besar dari MC, tetapi meningkat
ketika keduanya lebih kecil dari MC. Jadi :

7
MC= dTC/dQ = dTVC/dQ .

Hubungan biaya ini juga diperlihatkan dalam Gambar 1.1. Gambar 1.1a
mengilustrasikan kurva biaya total dan biaya variabel total. Kurva unit yang
bersangkutan diperlihatkan dalam Gambar 1.1b. Sekali lagi beberapa hubungan biaya
yang penting diilustrasikan dalam gambar ini. Pertam, bentuk kurva biaya total
ditentukan sepenuhnya oleh kurva biaya variabel. Yaitu, kemiringan kurva biaya total
disetiap tingkat keluaran adalah identik dengan kemiringan kurva biaya variabel total;
biaya tetap semata-mata menggeser kurva biaya total ke tingkat yang lebih tinggi. Hal
ini berarti biaya marginal sepenuhnya tidak bergantung pada biaya tetap.

Kedua, bentuk kurva biaya variabel total, dan dengan demikian bentuk kurva
biaya total,sebagian besar ditentukan oleh produktivitas factor-faktor masukan variabel
yang dipergunakan. Catat bahwa kurva biaya variabel dalam gambar 1.1 meningkat
pertama-tama dengan laju yang meurun sampai tingkat keluaran Q1 dan lalu dengan
laju yang meningkat. Dengan mengansumsikan harga factor masukan yang konstan,
hal ini menyiratkan bahwa produktivitas marginal masukan-masukan produksi variabel
pertama-tama meningkat lalu menurun. Dengan kata lain, factor-faktor masukan
variabel tersebut memperlihatkan tingkat pengembalian yang meningkat dalam kisaran
antara 0 sampai Q1 unit dan lalu tingkat pengembalian yang menurun sesudahnya.
Hubungan ini bukan tidak diperkirakan. Faktorfaktor tetap sebuah perusahaan, pabrik
dan peralatannya, dirancang untuk beroperasi di tingkat produksi tertentu. Beroperasi
di bawah tingkat keluaran ini menghasilkan kombinasi masukan dimana factor-faktor
tetap kurang dimanfaatkan. Dalam kisaran keluaran ini, produksi dapat ditingkatkan
lebih dari proposional dengan meningkatkan masukan variabel. Tetapi, ditingkat
keluaran yang lebih tinggi daripada yang direncanakan, faktor-faktor tetap menjadi
dimanfaatkan terlalu intensif, hokum tingkat pengembalian yang menurun mengambil
alih dan kenaikan sebesar presentase tertentu dalam masukan variabel akan
menghasilkan kenaikan yang relatif lebih kecil dalam keluaran.

Hubungan ini antara biaya jangka pendek dan produktivitas faktor masukan
variabel juga diungkapkan oleh kurva biaya unit. Biaya marginal pada awalnya
menurun disepanjang kisaran produktivitas yang meningkat dan sedudahnya menaik.

8
Hal ini menghasilkan bentuk U yang telah dikenal untuk kurva biaya variabel
rata-rata dan biaya total rata-rata. Perhatikan juga bahwa kurva biaya marginal
pertama-tama menurun dengan cepat dalam kaitanya dengan kurva biaya variabel rata-
rata dan kurva biaya total rata-rata, lalu menaik dan berpotongan dengan masing-
masing kurva ini dititik minimum masing-masing.

Tabel 1.1 Hubungan Biaya Jangka Pendek

Q TC TFC TVC ATC AFC AVF MC


1 $120 $100 $20 $$120,0 $100,0 $20,0 $20
2 138 100 38 69,0 50,0 19,0 18
3 151 100 51 50,3 33,3 17,0 13
4 162 100 62 40,5 25,0 15,5 11
5 175 100 75 35,0 20,0 15,0 13
6 190 100 90 31,7 16,7 15,0 15
7 210 100 110 30,0 14,3 15,7 20
8 234 100 134 29,3 12,5 16,8 24
9 263 100 163 29,2 11,1 18,1 29
10 300 100 200 30,0 10,0 20,0 37

Kurva Biaya Jangka Pendek:

a. Produktivitas faktor-faktor masukan variabel menentukan kemiringan baik kurva


biaya total maupun kurva biaya variabel. Kenaikan (penurunan) dalam biaya total
menggeser kurva biaya total ke atas (ke bawah), tetapi tidak memiliki pengaruh
apapun terhadap kurva biaya variabel.
b. Biaya marginal menurun ke Q1. Tetapi biaya total rata-rata dan biaya variabel rata-
rata menurun (meningkat) ketika biaya marginal lebih rendah (lebih tinggi).

Kurva Biaya Jangka Panjang:

Dalam jangka panjang, perusahaan tidak memiliki komitmen yang tetap : dengan
demikian, semua biaya jangka panjang adalah variabel. Juga, sama seperti kurva biaya

9
jangka pendek mengansumsikan kombinasi masukan yang optimal , atau berbiaya
terendah, untuk memproduksi setiap tingkat keluaran, dengan diketahui satu skala pabrik
tertentu, kurva biaya jangka panjang dibentuk atas dasar asumsi bahwa sebuah pabrik
yang optimal, dengan diketahui teknologi yang ada, dipergunakan untuk memproduksi
setiap tingkat keluaran tertentu. Teknologi yang ada merujuk pada keadaan pengetahuan
dalam industry. Jika perbaikan teknologi terjadi, seperti dalam pengembangan proses
peleburan yang lebih efisien dalam pabrik penuangan logam, fungsi produksi dan biaya
yang lama digantikan dengan fungsi yang baru, yang kemungkinan cukup berbeda.

Kurva biaya jangka pendek menunjukan baik sifat tingkat pengembalian terhadap skala
maupun ukuran pabrik yang optimal, atau yang lebih disukai. Jadi, kurva jangka panjang
menuntun keputusan perencanaan sebuah pabrik.

C. Biaya Total Jangka Panjang

Biaya Total Jangka Panjang Jika harga masukan sebuah perusahaan tidak
dipengaruhi oleh jumlah sumber daya yang dibeli, maka terdapat hubungan langsung
antara biaya dan produksi. Pertimbangan sebuah fungsi produksi yang memperlihatkan
tingkat pengembalian terhadap skala yang konstan. Fungsi produksi seperti ini bersifat
linier, dan pelipat-gandaan masukan mengarah pada pelipat-gandaan keluaran. Dengan
harga masukan yang konstan, pelipat-gandaan masukan melipat-gandakan pula biaya
total mereka, sehingga menghasilkan fungsi biaya total yang linier,seperti diilustraskan
pada gambar 1.2.

Gambar 1.2 Fungsi Biaya Total untuk Sistem Produksi yang Memperlihatkan
Tingkat Pengembalian terhadap Skala yang Konstan

Dengan tingkat pengembalian terhadap skala yang konstan dan harga masukan yang
konstan, kenaikan dalam semua masukan akan mengarah pada kenaikan yang
proposional dalam biaya total dan keluaran.

$ periode waktu

10
Biaya total

Keluaran per periode waktu (unit)

Gambar 1.3 Fungsi Biaya Total untuk Sistem Produksi yang Memperlihatkan
Tingkat Pengembalian terhadap Skala yang Menurun

Dengan tingkat pembelian terhadap skala yang menurun dan harga masukan yang
konstan, penggunaan masukan dan biaya total meningkat lebih cepat daripada kenaikan
tertentu dalam keluaran.

$ Per periode waktu


periode (unit)
Keluaran per

Total
Biaya

Gambar 1.4 Fungsi Biaya Total untuk Sistem Produksi yang Memperlihatkan Tingkat
Pengembalian terhadap Skala yang Meningkat, lalu menurun.

11
Fungsi biaya total sering kali memperlihatkan bentuk S, yang mencerminkan
tingkat pengembalian yang bervariasi di berbagai tingkat kegiatan karena keterbatasan
pemasokan untuk masukan, maka fungsi biaya tersebut akan mencerminkan fakta ini.
Misalnya, fungsi biaya dari sebuah perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian
terhadap skala yang konstan tetapi harga masuknya meningkat dengan jumlah yang beli
akan mengambil bentuk seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 1.3. Biaya akan
meningkat lebih dari proporsional sementara keluaran meningkat. Pemotongan harga,
sebaliknya, akan menghasilkan fungsi biaya yang meningkat dengan laju yang menurun,
seperti bagian tingkat pengembalian yang meningkat dalam Gambar 1.4.

Jika kita melihat bahwa walaupun biaya dan produksi berkaitan, sifat harga
masukan harus diteliti diteliti sebelum kita berusaha mengkaitkan fungsi biaya dengan
fungsi produksi yang mendasarinya. Harga masukan dan produktivitas secara bersama-
sama menentukan fungsi biaya total.

D. Tingkat Pengembalian Terhadap Skala


Banyak faktor bergabung untuk menghasilkan pola tingkat pemgembalian
terhadap skala yang sering ditemui, yaitu pertama meningkat dan lalu menurun. Skala
Ekonomi, yang menyebabkan biaya rata-rata jangka panjang menurun, dihasilkan faktor-
faktor baik yang berkaitan dengan produksi maupun pasar. Spesialisasi dalam
penggunaan tenaga kerja adalah satu faktor penting yang menghasilkan skala ekonomi.
Disebuah perushaan kecil, para pekerja umumnya melakukan beberapa tugas, dan
kecakapan mereka di salah satu tugas tersebut kemungkinan lebih rendah daripada para
karyawan yang spesialiasi dalam satu tugas. Jadi, produktivitas tenaga kerja sering kali
lebih tinggi diperusahaan-perusahaan besar, dimana para individu dapat dipekerjakan
untuk menjalankan tugas-tugas yang terspesialisasi. Hal ini mengurangi biaya unit
produksi untuk operasi skala besar.
Faktor-faktor teknologi juga mengarah pada skala ekoonomi. Seperti dengan
tenaga kerja, operasi skala besar umumnya mengijinkan penggunaan peralatan yang

12
sangan terspesialisasi, dibandingkan mesin yang lebih sesuai dengan berbagai keadaan
tetapi kurang efisien, yang dipergunakan dalam perusahaan-perusahaan yang lebih
kecil.Juga produktivitas peralatan sering kali meningkat dengan ukuran yang jauh lebih
cepat daripada biayanya. Misalnya, generator listrik 500.000 kilowatt berbiaya cukup
jauh lebih rendah dibandingkan generator 250.000 kilowatt, dan juga memerlukan bahan
bakar dan masukan tenaga kerja yang lebih sedikit ketika dioperasikan pada kapasitasnya.
Adanya pemotongan harga berdasarkan jumlah juga mengarah pada ekonomi melalui
pembelian bahan, perlengkapan, dan masukan lainyanya dalam jumlah besar. Ekonomi
ini diperluas untuk biaya modal, karena perusahaan-perusahaan besar umumnya memiliki
akses yang lebih besar pada pasar modaldan dapat memperoleh dana dengan suku yang
lebih rendah. Faktor-faktor ini dan banyak faktor lainnya mengarah pada tingkat
pengembalian terhadap skala yang meningkat dan dengan demikian meurunkan biaya
rata-rata.
Ditingkat keluaran tertentu, skala ekonomi umumnya tidak lagi berlaku, dan biaya
rata-rata mendatar atau mulai meningkat. Peningkatan biaya rata-rata ditingkat keluaran
yang lebih tinggi sering kali diatribusikan pada keterbatasan dalam kemampuan
manajemen untuk mengkoordinasikan organisasi setelah mencapai ukuran yang sangat
besar. Hal ini berarti bahwa staff cenderung bertumbuh secara lebih dari proposional
dengan keluaran, sehingga meningkatkan biaya unit, dan manajemen menjadi kurang
efisien sementara ukuran meningkat, yang sekali lagi meningkatkan biaya produksi.
Walaupun adanya skala disekonomi dipertanyakan oleh beberapa peneliti, bukti
menunjukan bahwa dis-ekonomi kemungkinan benar-benar membatasi ukuran
perusahaan dalam industri-industri tertentu.

E. Elastisitas Biaya dan Tingkat Pengembalian terhadap Skala


Walaupun gambar 1.2, 1.3 dan 1.4 berguna untuk mengilustrasikan hubungan
antara keluaran-biaya total dengan tingkat pengembalian terhadap skala, perhitungan
skala ekonomi untuk sebuah system produksi tertentu sering kali lebih mudah dilakukan
dengan mempertimbangkan elastisitas biaya. Elastisitas biaya (ἐC) mengukur presentase
perubahan dalam biaya total yang diasosiasikan dengan perubahan 1 persen dalam
keluaran. Secara aljabar, elastisitas biaya dalam kaitanya dengan keluaran adalah :

13
Persentase Perubahan dalam Biaya Total
=
( TC ) Persentase Perubahan dalam
Keluaran (Q )

∂TC / C
=

∂Q /Q

∂TC Q
= X

∂Q TC

Elastisitas biaya berkaitan dengan skala ekonomi sebagai berikut :

Jika Maka Tingkat Pengembalian


terhadap skala
Presentase perubahan dalam TC < εc <1 Menaik
Presentase -
perubahan dalam Q
Persentase Perubahan dalam TC = εc =1 Konstan
Presentase –
Perubahan dalam Q
Persentase perubahan dalam TC > εc >1 Menurun
Presentase –
Perubahan dalam Q

14
Dengan elastisitas biaya yang kurang dari satu ( εc 1 maka setiap kenaikan dalam
keluarannya, biaya meningkatkan dalam jumlah yang relatif lebih besar, yang
menyiratkan tingkat pengembalian terhadap skala yang menurun. Untuk mencegah
kebingungan berkaitan dengan elastisitas biaya dan tingkat pengembalian ini, ingat
bahwa hubungan terbalik berlaku antara biaya dan skala ekonomi dan hubungan langsung
berlaku antara penggunaan sumber daya dan skala ekonomi. Jadi, walaupun εc
menyiratkan tingkat pengembalian terhadap skala yang meningkat, karena biaya
meningkat lebih lambat daripada keluaran.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Tujuan pemberian jasa jasa bank adalah untuk mendukung dan memperlancar
kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana. Semakin lengkap jasa bank yang
diberikan,semakin baik,dalam arti jika nasabah hendak melakukan suatu transaksi
perbankan,cukup di satu bank. Demikian pula sebaliknya jika jasa bank yang diberikan
kurang lengkap,maka nasabah untuk mencari bank lain yang menyediakan jasa yang
mereka butuhkan.
Lengkap atau tidaknya jasa bank yang diberikan sangat tergantung dari
kemampuan bank tersebut,baik dari segi modal,perlengkapan fasilitas sampai kepada
personel yang mengoperasikanya. Semakin lengkap tentunya semakin banyak modal
yang dibutuhkan untuk melengkapi peralatan dan personelnya. Jasa-jasa pada bank
sendiri meliputi Transfer,Kliring, Inkaso, Safe Deposit Box, Bank Card, Bank Notes,
Travellers Cheque, Letter of Credit, Bank Garansi, dan masih banyak lagi. Tentunya
dengan banyaknya jasa-jasa yang diberikan bank, maka nasabah akan lebih mudah dalam

15
melakukan transaksi  Keberadaan lembaga keuangan bank – Bank Perkreditan Rakyat
BPR) – tepat sebgai cara alternatif untuk mengurangi adanya dualisme ekonomi
keuangan di indonesia. Dualisme keuangan ditunjukkan dengan adanyalembaga
keuangan yang terorganisir dan lembaga keuangan yang tidak terorganisir.
Lembaga keuangan yang terorganisir terdiri dari lembaga keuangan bank
komersial dan lembaga keuangan bukan bank yang terdapat di pusat-pusat bisnis dan
kota-kota besar. BPR merupakan bentuk lembag keuangan bank yang tepat untuk
didirikan di indonesia karena dapat menjadi lembaga keuangan yang dapat berperan
dalam usaha pemerataan kesejahteraan masyarakat golongan ekonomi lemah.

DAFTAR PUSTAKA

James L. Papas.Ekonomi Manajerial. Edisi Keenam.Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta, 1995

16

Anda mungkin juga menyukai