Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM INTEGRASI

MODUL 1 – PENELITIAN PASAR

DISUSUN OLEH :

1. (2018012012) GREGORIUS AGUNG T


2. (2018012023) ANDHIKA KUSUMA W
3. (2018012037) DERIAN DWI H
3. (2018012123) JAMALUDIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum integrasi Teknik
Industri yang berjudul “Penelitian Pasar” tepat pada waktunya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dyah Ari Susanti, S.T., M.Sc. Selaku dosen Pengampu Praktikum Integrasi
Program Studi Teknik Industri
2. Mbak Olivia Triana Wardhani, S.T. Selaku Asisten Dosen Praktikum Integrasi
Program studi Teknik Industri

yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya
ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa laporan Praktikum Integrasi yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 15 Maret 2021

Penulis
BAB I

1.1 LATAR BELAKANG


Mi instan adalah mi yang sudah dimasak terlebih dahulu dan dicampur dengan minyak,
dan bisa dipersiapkan untuk konsumsi hanya dengan menambahkan air panas dan bumbu -
bumbu yang sudah ada dalam paketnya. Mi instan diciptakan oleh Momofuku Ando pada
1958, yang kemudian mendirikan perusahaan Nissin dan memproduksi produk mi instan
pertama di dunia Chicken Ramen (ramen adalah sejenis mi Jepang) rasa ayam. Peristiwa
penting lainnya terjadi pada 1971 ketika Nissin memperkenalkan mi dalam gelas bermerek
Cup Noodle. Kemasan mi adalah wadah styrofoam tahan air yang bisa digunakan untuk
memasak mi tersebut. Inovasi berikutnya termasuk menambahkan sayuran kering ke gelas,
melengkapi hidangan mi tersebut. Menurut sebuah survei Jepang pada tahun 2000, mi instan
adalah ciptaan terbaik Jepang abad ke-20, (Karaoke di urutan kedua dan CD hanya di urutan
ketiga). Hingga 2002, setidaknya ada 55 juta porsi mi instan dikonsumsi setiap tahunnya.
Mi instan di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh PT Lima Satu Sankyu
(selanjutnya berganti nama menjadi PT Supermi Indonesia) dan PT Sanmaru Foods
Manufacturing Indonesia Ltd. yang berdiri pada tahun 1968. Pada tahun yang sama,
diluncurkan merek mi instan pertama di Indonesia, Supermi. Empat tahun kemudian, 1972,
diluncurkanlah merek mi instan terkenal dan kedua di Indonesia, Indomie. Mi instan
merupakan salah satu makanan terfavorit warga Indonesia. Bisa dipastikan hampir setiap
orang Indonesia telah mencicipi mi instan atau mempunyai persediaan mi instan di rumah.
Bahkan tidak jarang orang membawa mi instan saat ke luar negeri sebagai persediaan
"makanan lokal" jika makanan di luar negeri tidak sesuai selera. Supermi dan Indomie adalah
merek mi instan yang pertama kali hadir dan paling terkenal di Indonesia - saking
terkenalnya, orang Indonesia sering menyebut mi instan dengan sebutan "Indomie",
kendati yang dikonsumsi tidak bermerek Indomie. Merek mi instan lainnya yang
terkenal di Indonesia antara lain adalah Supermi, Sarimi, Salam Mie, Mi ABC, Gaga
Mie, Alhami, Santremie, Mie Sedaap, Lemonilo, Mi Maitri, Mi DAAI, Migelas, dan
Pop Mie. Produsen yang mendominasi produksi mi instan di Indonesia adalah Indofood
Sukses Makmur yang memproduksi Indomie (1972), Supermi (1968 sebagai mi instan
serbaguna dan 1976 sebagai mi instan dengan bumbu), dan Sarimi (1982) serta Pop Mie
(1987) sebagai mi instan dalam bentuk kemasan cup. Saat ini, Indonesia adalah
produsen mi instan terbesar di dunia. Dalam hal pemasaran, pada tahun 2005 Tiongkok
menduduki tempat teratas, dengan 44,3 miliar bungkus, disusul dengan Indonesia
dengan 12,4 miliar bungkus dan Jepang dengan 5,4 miliar bungkus. Namun Korea
Selatan mengonsumsi mi instan terbanyak per kapita, dengan rata-rata 69 bungkus per
tahun, diikuti oleh Indonesia dengan 55 bungkus, dan Jepang dengan 42 bungkus.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Perusahaan harus dapat memetakan apa yang diharapkan oleh para pelanggan Mi
Instan agar pada berbagai kesempatan melakukan desain ulang produk dapat
mengeliminir kekurangannya. Selain itu perusahaan juga dapat menemukan varian
rasa produk yang sangat ditunggu-tunggu oleh pelanggan, sehingga para pencinta
produk tidak akan pernah beralih ke produk pesaing.
2. Evaluasi pemenuhan harapan pelanggan terhadap produk dilakukan dengan
menbandingkan kinerja produk sebenarnya dengan harapan para konsumen. Dari
kegiatan in perusahaan dapat dengan cepat menangkap kualitas produk
sebenarnya dimata konsumen mereka.
3. Perusahaan berusaha menjelaskan keunggulan keunggulan yang dimilikinya.
Sering ditemukan bahwa konsumen selalu membanding-bandingkan produk
dengan produk pesaing, terutama dari sisi kualitas dan harga.
4. Perusahaan tidak terlalu jauh dengan produk pesaing disisi lain harga pesaing jauh
lebih murah, maka pelanggan akan cepat memutuskan untuk beralih ke produk
pesaing.
1.3 ALAT DAN BAHAN
1. Google Meet
2. Google Classroom
3. Laptop
4. Handphone
5. Microsoft Excel
6. Microsoft Word

1.4 TUJUAN PRAKTIKUM


 Mahasiswa mempunyai pengetahuan dan kemampuan dasar dalam melakukan
penelitian dasar.
 Mahasiswa mempunyai pengetahuan dan kemampuan dasar dalam dalam
membuat House Of Quality (HOQ) sesuai dengan kebutuhan konsumen.
 Menganalisis produk sesuai dengan HOQ.

1.5 MANFAAT
Bagi perusahhan sebagai acuan kepuasan pelanggan terhadap produk yang
dimiliki dengan data yang dimiliki oleh perusahaan tersebut dan sebagai pembanding
produk perusahaan tersebut dengan produk pasaran lain.
BAB II

2.1. Batasan Masalah dan Asumsi

Agar pembahasan masalah lebih dapat terarah, Spefikasi dan tidak menyimpang dari
tujuan yang ingin dicapai, maka Batasan masalah dan asumsi yang di gunakan adalah:

2.1.1. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam pelaksaan Laporan ini adalah sebagai beriku:


a. Laporan pratikum hanya berfokus membuat HOQ sesuai dengan kuisioner.
b. Laporan pratikum ini menggunakan metode ilmiah,utamanya Teknik statistic.

2.1.2. Asumsi

Asumsi yang digunakan pada laporan ini adalah:


a. Selama pratikum berlangsung tidak mengalami perubahan pada pelaksanaan
laporan dilaksankan.
b. Laporan pratikum ini berjalan normal seperti biasa selama pratikum di laksanakan

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Penelitian Pasar

Penelitian pasar (market research) merupakan kegiatan yang mengganggu


metode-metode ilmiah, utamanya teknik-teknik statistik dalam pengumpulan dan
analisis data untuk mengetahui kebutuhan dan keiingan konsumen atas produk yang
ingin di buat dan/atau dikenalkan dipasar. Penelitian pasar data digunakan untuk
menentukan sikap konsumen (sebagai contoh, kebutuhan atas produk dan kebutuhan
kualitas) dan kebiasaan beli (sebagai contoh, frekuensi pembelian, loyalitas merek
dan harga yang di terima), serta dapat membantu untuk meningkatkan penjualan dan
menurut biaya pemasaran jika produk dikenalkan.
2.2.2. HOQ (House Of Quality)

HOQ merupakan salah satu alat ukur yng digunakan untuk QFD dengan bentuj
rumah. Matrik ini terdiri daru dua bagian, yaitu bagian horizontal dari matrik berisi
informasi yang berhubungan dengan konsumen dan disebut dengan customer table,
bagian vertical dari matrik berisi informasi teknis sebagai respon inpus konsumen
yang di sebut dengan technical table.

2.2.3. QFD (Quality Function Deployment)

QFD adalah memenuhi sebanyak mungkin harapan konsumen dan melampaui


harapan tersebut dengan merancang produk baru agar dapat berkopetisi dengan
produk dari competitor untuk kepuasan pelanggan.
BAB III

1. Pengumpulan dan pengolahan data

No Need Customer
1 Harga lebih murah
2 Isi lebih banyak
3 Varian rasa lebih di perbanyak
Kandungan gizi pada mie dan bumbu di
4 tingkatkan
5 Tambahan sayuran siap sajipada mie
6 Tambahan daging saji pada mie
7 Tambahan telur siap saji pada mie
8 Mie kenyal
Kualitas kemasan yang tidak cepat masuk angin
9

No Technical Response
Pemilihan supplier bahan baku yang
jaraknya lebih dekat dengan pabrik
1
2 Penambahan bahan baku
3 Penambahan SDM Khusus dibidangnya
peningkatan uji laboratorium
4
5 Menciptakan mesin baru
6 Penambahan supplier
Perhatikan untuk mengutamakan
8 kekenyalan
Ukuran kemasan diperbesar
9

Keterangan

Simbol Nilai Numerik Pengertian


( Kosong ) 0 Tidak ada hubungan
∆ 1 Mungkin ada hubungan
Ο 3 Hubungan sedang
● 9 Sangat kuat hubungannya

Yang saling berkaitan kuat


Yang saling berkaitan biasa
Tabel kebutuhan produk
Need customer Importance

Tabel kebutuhan produk


Need customer Importance
Pelayanan yang ramah 3
murah 4
Pengerjaan cepat 4
catering makanan 4
Hasil memuaskan 4
Tata rias pengantin 3
Perlengkapan acara yang lengkap 3
Mudah dihubungi 3

Tabel kebutuhan produk


Need customer Importance
Pelayanan yang ramah 3
murah 4
Pengerjaan cepat 4
catering makanan 4
Hasil memuaskan 4
Tata rias pengantin 3
Perlengkapan acara yang lengkap 3
Mudah dihubungi 3
Tabel kebutuhan produk
Need customer Importance
Pelayanan yang ramah 3
murah 4
Pengerjaan cepat 4
catering makanan 4
Hasil memuaskan 4
Tata rias pengantin 3
Perlengkapan acara yang lengkap 3
Mudah dihubungi 3
2. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

a) Analisa tingkat kepentingan (importance)


Dalam pengolah data tingkat kepentingan yang sudah didapat, maka selanjutnya diurutkan
berdasarkan kepentingan yang diminta oleh konsumen melalui survai, tingkat kepentingan yang
dianggap penting oleh konsumen berdasarkan urutan yang paling tinggi yaitu sebagai berikut :
1) Kandungan gizi pada mie dan bumbu pada produk perlu ditingkatkan dengan nilai
importance sebesar 5
2) Kualitas kemasan yang tidak mudah rusak dan membuat produk lebih mudah cacat
memiliki nilai importance sebesar 5
3) Produk dengan harga murah dan dengan kualitas yang baik memiliki nilai importance
sebesar 4
4) Produk yang memiliki isi lebih banyak dibandingkan dengan produk lain memiliki nilai
importance sebesar 4
5) Varian rasa yang lebih banyak pada produk lebih banyak diminati oleh komsumen
dengan memiliki nilai sebesar 4
6) Produk dengan Mie yang kenyal memiliki nilai importance nilai sebesar 4
7) Tambahan pada produk berupa sayuran, daging, dan telur siap saji memiliki nilai
importance sebesar 3

b) Analisa tingkat perbaikan dan prioritas


Dalam tingkat perbaikan yang telah dihitung berdasarkan nilai importance dan value
yang ada maka dapat dihasilkan bahwa pada produk mie instan ini yang perlu dilakukan
perbaikan yaitu pada isi produk yang lebih banyak, varian rasa lebih di perbanyak, dan
kekenyalan mie instan tersebut dengan nilai tingkat perbaikan sebesar 1,3
dalam hasil pengolahan data tingkat prioritas yang telah didapat untuk kebutuhan
konsumen yang harus diprioritaskan berdasarkan urutan tingkat prioritas tertinggi yaitu sebagai
berikut :
1) Penambahan bahan baku dengan nilai priority sebesar 22 %
2) Peningkatan uji laboratorium dengan nilai priorty sebesar 20%
3) Pemilihan Supplier bahan baku yang jarak dengan pabrik lebih dekat dengan nilai
priority sebesar 16%
4) Menciptakan mesin baru dengan nilai priority sebesar 10%
5) Penambahan SDM khusus pada bidangnya dengan nilai priority sebesar 9%
6) Ukuran kemasan diperbesar dengan nilai priority sebesar 8%
7) Perhatikan untuk mengutamakan kekenyalan dengan nilai priority sebesar 8%
8) Penambahan supplier dengan nilai priority sebesar 7%

c) Analisa penentuan target


Setelah diperoleh pengolahan data dari needs customer hingga priorty maka Langkah
yang perlu dilakukan selanjutnya yaitu memenuhi target yang telah didapat. Dalam nilai target
tersebut diperoleh dari hasil Analisa keseluruhan pada table House Of Quality (HOQ). Target
yang perlu dipenuhi dalam pengembangan produk mie instan diantaranya yaitu :
1) Penambahan SDM khusus pada bidangnya yaitu penambahan karyawan pada bagian
opretor dan peneliti
2) Menciptakan mesin baru perlu ditambahkan mesin produksi mie, mesin produksi
bumbu, dan mesin produksi kemasan
BAB IV

4.1 KESIMPULAN

Dari hasil penelitian Mie Instan. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
 Menurut data responden yang ada dapat disimpulkan bahwa merek Mie Instan Indomie masih
merupakan merek terfavorit.
 Secara keseluruhan respon konsumen terhadap variabel Trust In A Brand yang mempengaruhi
variabel Brand Loyalty Konsumen Mie Instan Indomie cukup baik. Dilihat dengan banyaknya
jawaban setuju walaupun ada beberapa jawaban netral di beberapa pertanyaan tertentu.
 Dari analisis menunjukkan bahwa signifikansi untuk penambahan bumbu dan isi mie yang
lebih banyak berpengaruh dalam hal penjualan dan permintaan konsumen
4.2 SARAN

 Berdasarkan data responden dapat disimpulkan bahwa merek Mie Instan Indomie merupakan
merek terfavorit. Saran penulis adalah perusahaan harus terus meningkatkan kinerja dan
kualitas dari Mie Instan Indomie agar merek ini tetap menjadi merek terfavorit walaupun
banyak bermunculan merek mie instan yang lain.
 Walaupun banyak responden yang menyatakan setuju tapi di satu sisi ada beberapa jawaban
yang netral, itu berarti bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan
misalnya bagaimana membuat produk yang lebih aman untuk dikonsumsi atau memberikan ciri
khas lain pada produk agar konsumen mau tetap membeli produk tersebut.
 Berdasarkan hasil penelitian kelengkapan bumbu memberikan pengaruh terhadap Brand
Loyalty sebesar sebesar 65,6 % dan dipengaruhi oleh faktor yang lainnya,penambahan bumbu
dan penambahan mie dan penambahan kondimen pada mie berpengaruh pada tingkat
permintaan dan agar kepercayaan terhadap merek Mie Instan Indomie tetap besar di tengah
himpitan produk mie instan lain.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/156951422/Modul-1-Penelitian-Pasar

Akao, Y, 1990, QFD: Integrating Customer Requirement into Product Design, Productivity Press
Cambridge, Massachusetts.

Cohen Lou, 1995, Quality Function Deployment : How to Make QFD Work For You, addison Wesley
Longman, Massachucetts.

Crowford, C, Marle, 1987, New Product Management 2nd Edition, Richard D Irwin Inc, Homewood
Illinois

Garvin, David A., 1988, Managing Quality The strategy and Competitive Adge, The Free Press
Division of Mac Millan Inc, New York

Rangkuti, Freddy, 2007, Riset Pemasaran, Cetakan ke-8, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai