Anda di halaman 1dari 12

Sistem Harga Pokok Proses

(Pengaruh Persedian Awal Barang Dalam Proses)

Perbedaan prinsipal antara proses costing dengan job cocting

 Job costing adalah keluasan penimbang yang digunakan untuk menghitung biaya
unit dari produk atau jasa. Obyek biaya dalam sistem job costing adalah job yang
membentuk produk atau jasa yang dapat diidentifikasi perbedaannya. Biaya dibagi
kemasing-masing obyek biaya (job) dengan perata-rataan yang minimal.

 Proses costing, obyek biaya adalah proses yang menghasilkan unit produk atau jasa
massal yang sejenis. Biaya unit individual dihitung dengan merata-ratakan total
biaya proses dengan total jumlah unit yang sejenis tersebut.

Karakteristik Metode Harga Pokok Proses

 Produk yang dihasilkan merupakan produk standar


 Produk yang dihasilkan dari waktu ke waktu adalah sama
 Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi
rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.

Proses costing dengan Metode Harga Pokok Rata-rata Tertimbang :


 Harga Pokok persedian produk dalam proses awal ditambahkan kepada biaya
produksi sekarang, dan jumlahnya kemudian dibagi dengan unit ekuivalensi produk
untuk mendapatkan harga pokok rata-rata tertimbang. Harga pokok rata-rata
tertimbang ini kemudian digunakan untuk menentukan harga pokok produk jadi
yang ditransfer ke departemen berikutnya, atau kegudang dengan cara dengan cara
mengalikannya dengan jumlah kuantitasnya.
 Metode Harga pokok proses dengan rata-rata tertimbang, memfokuskan kepada
biaya total dan total unit ekuivalen yang diselesaikan sampai akhir proses, tidak
membedakan antara pekerjaan yang diselesaikan selama periode lalu dan pekerjaan
yang diselesaikan selama periode berjalan.

Proses costing dengan Metode FIFO :


 Pada metode ini menganggap biaya produksi periode sekarang pertama kali
digunakan untuk menyelesaikan produk yang pada awal periode masih dalam
proses, baru kemudian sisanya digunakan untuk mengolah produk yang dimasukkan
dalam proses periode sekarang. Oleh karena itu dalam perhitungan unit ekuivalen,
tinkat penyelesaian persedian produk dalam proses awal harus diperhitungkan.
 Metode ini menghitung biaya unit dengan membatasi unit ekuivalen hanya kepada
pelaksanaan selama periode berjalan, Unit hanya dikaitkan dengan pekerjaan
periode berjalan.

1
Contoh Kasus :

Global Defense Inc, membuat peralatan militer yang terkenal dengan produknya
missil liberty. Sistem kalkulasi harga pokok produknya mempunyai kategori biaya
langsung (bahan baku langsung) dan satu kategori pusat biaya tidak langsung (biaya
konversi). Setiap proses missil leberty melewati dua departement yaitu Depart perakitan
dan Dept pengujian. Setiap usaha dibuat untuk meyakinkan bahwa semua missil leberty
identik dan memenuhi spesipikasi unjuk kerja yang diharapkan. Bahan baku langsung
ditambahkan diawal proses dept perakitan. Tambahan bahan baku langsung
ditambahkan diakhir pemrosesan dalam dept pengujian, dan perakitan akhir setiap
missil terjadi di sana. Biaya konversi dialokasikan dikeseluruhan proses setiap produk
yang selesai di dept perakitan segera ditransfer ke dept pengujian dan setiap produk
selesai di dept pengujian segera ditransfer ke perkiraan barang jadi.
Data untuk dept Perakitan untuk bulan Maret 19X4 adalah :
 Unit fisik bulan Maret 19X4
Barang dalam Proses, Saldo Awal …………………….. 100 Unit
Bahan baku langsung (100% selesai)
Biaya Konversi (40% Selesai)
Dimulai selama Maret …………………………………. 400 Unit
Selesai dan ditransfer selama Maret ……………………. 480 Unit
Barang dalam proses, Saldo Akhir Maret ………………. 20 Unit
Bahan baku langsung (100% selesai)
Biaya konversi ( 50% selesai)
 Biaya Untuk bulan Maret 10X4 :
Barang dalam proses, saldo awal :
Bahan baku langsung ………………… 8.000.000.000.
Biaya konversi ……………………….. 2.220.000.000.
Rp. 10.220.000.000.
Biaya bahan baku langsung yang ditambahkan
Selama bualan Maret …………………… 44.000.000.000.

Biaya konversi yang ditambahkan selama Maret ………. 36.000.000.000.

Penyelesaian :

Langkah 1 : Ikhtisarkan Arus produksi dari Unit Fisik

Menulusuri unit produksi, dari mana unit tersebut bergerak? Kemana


bergerak? Berapa banyak unit yang diperhitungkan?

2
Arus Produksi Unit Fisik
Barang dalam proses awal ………………………….. …….. … 100
Dimulai selama periode berjalan ……………………………… 400
Unit yang dipertanggungjawabkan ……………………………. 500
Selesai dan ditransfer keluar selama periode berjalan :
Dari persedian awal ……………………………………… 100
Dimulai dan selesai ……………………………………… 380
Barang dalam proses akhir ……………………………… 20
Unit yang dipertanggungjawabkan …………………………. 500

Proses costing dengan Metode rata-rata

Langkah 2 : Hitung keluaran dalam bentuk unit ekuivalen .


Dalam dept. Perakitan bahan baku langsung diperkenalkan diawal proses
dengan demikian, baik unit fisik yang diselesaikan dan unit fisik yang dalam
persedian akhir barang dalam proses diselesaikan penuh dalam bentuk unit
ekuivalen dari pelaksanaan mengenai bahan baku langsung.

Bahan baku langsung


Selesai dan ditransfer keluar : 480 x 100% 480
Barang dalam proses akhir : 20 x 100% 20
Total unit ekuivalen yang dikerjakan 500

Biaya Konversi
Selesai dan ditransfer keluar : 480 x 100% 480
Barang dalam proses akhir : 20 x 50% 10
Total unit ekuivalen yang dikerjakan 490

Langkah 3 : Ikhtisarkan total biaya untuk diperhitungkan

Barang dalam proses – Perakitan


(dalam jutaan)

Unit Rupiah Unit Rupiah


Fisik Fisik
Persedian awal 100 10.220 Ditransfer keluar 480 ?
Dimulai : 400 Persesian Akhir 20 ?
BB Langsung 44.000 Dipertanggung
Biaya Konversi 36.000 Jawabkan 500 ?
U/ dipertanggung
Jawabkan 500 90.220

3
Langkah 4 : Hitung Biaya Unit Ekuivalen

(dalam Jutaan)

Rincian
Total
Bahan baku Biaya Ekuivalen
Langsung Konv Sel. Unit

Barang dalam Proses Rp 10.220 Rp 8.000 Rp 2.220


Biaya yang ditambahkan-
Selama periode berjalan 80.000 44.000 36.000
Total biaya yg diperhitungkan Rp 90.220 52.000 38.220

Dibagi Unit ekuivalen : 500 : 490


Biaya Unit Ekuivalen Rp 104 Rp 78 = Rp 182

Langkah 5 : Bagikan biaya total kepada unit selesai dan kepada unit dalam proses akhir

(dalam Jutaan)

Rincian
Total
Bahan baku Biaya
Langsung Konv

Selesai dan ditransfer keluar (480 Unit) Rp 87.360 480 x Rp 182


Barang dalam Proses akhir (20 Unit) :
Bahan baku langsung 2.080 20 x Rp 104
Biaya Konversi 780 10 x Rp 78
Total barang dalam proses 2.860
Total biaya yang dihitung Rp 90.220

4
Worksheet Harga Pokok Produksi
Metode Proces Costing Rata-rata tertimbang
(dalam Jutaan)

Rincian
Total
Bahan baku Biaya
Langsung Konv

Barang dalam proses awal Rp 10.220 Rp 8.000 Rp 2.220


Biaya yang ditambahkan-
Dalam periode berjalan 80.000 44.000 36.000
Total biaya yang diperhitungkan 90.220 52.000 38.000
Dibagi unit ekuivalen : 500 : 490
Biaya Unit Ekuivalen Rp 104 Rp 78
Pembagian biaya :
Selesai dan ditransfer keluar-
480 Unit Rp 87.360 480 x Rp 182
Barang dalam proses akhir –
20 Unit :
- Bahan baku langsung 2.080 20 x Rp 104
- Biaya Konversi 780 10 x Rp 78
Total barang dalam proses 2.860
Total biaya yang diperhitungkan Rp 90.220

Harga Pokok per ekuivalen Unit keseluruhan = Rp 104.000.000. + Rp 78.000.000. = Rp


182.000.000,-

Ayat Jurnal :
1. Barang dalam proses – Perakitan
Persedian bahan baku Rp 44.000.000.000

(Untuk mencatat permintaan bahan baku langsung untuk bulan Maret)

2. Barang dalam proses – Perakitam Rp 36.000.000.000.


Berbagai perkiraan

(Untuk mencatat biaya konversi untuk bulan Maret)


Contoh dari berbagai perkiraan antara lain :
Biaya perlengkapan pabrik, biaya tenaga kerja pabrik dan biaya
depresiasi

5
Barang dalam proses – Perakitan
(dalam jutaan)

Unit Rupiah Unit Rupiah


Fisik Fisik
Persedian awal 100 10.220 Ditransfer keluar 480 Rp 87.360
Dimulai : 400 Persesian Akhir 20 2.860
BB Langsung 44.000 Dipertanggung
Biaya Konversi 36.000 Jawabkan 500 Rp 90.220
U/ dipertanggung
Jawabkan 500 90.220

Proses Costing Metode First-in First-out

Langkah 1 dan 2 : Unit fisik dan Unit Ekuivalen

Metode FIFO menganggap persedian awal seolah-olah merupakan kelompok


produk terpisah yang dapat dibedakan dari barang yang dimulai dan diselesaikan dalam
satu proses selama periode berjalan.
Untuk langkah 1, analisis atas unit fisik perhitungannya sama dengan metode rata-rata
tertimbang.

Langkah 2, perhitungan keluaran dalam bentuk unit ekuivalen membedakan antara :


a. Unit yang dibawa dalam barang dalam proses awal
b. Unit yang dimulai dan selesai dalam periode berjalan

Persedian awal diselesaikan bulan Maret. Seluruh bahan baku


langsung dan 40% dari biaya konversi telah dikeluarkan dalam bulan
sebelumnya (Februari) jadi, tanpa penambahan bahan baku langsung
dan sisa 60% biaya konversi dikeluarkan dalam buala Maret

6
(langka 1) (Langkah 2)
Arus Produksi Unit Fisik Unit Ekuivalen

BB langsung By Konv
Barang dalam proses awal ……………… 100
Dimulai selama periode berjalan ……… . 400
Unit yang dipertanggungjawabkan ……. 500
Selesai dan ditransfer keluar selama
periode berjalan
- Barang dalam proses awal 100 - 60
- Dimulai dan selesai 380 380 380
Barang dalam proses akhir ………….. 20 20 10
Unit yang dipertanggungjawabkan …. 500
---- -----
Pelaksanaan pekerjaan sampai hari ini 400 450

60 = 100 x 60% (tingkat penyelesaian biaya konversi)


10 = 20 x 50% (Tingkat penyelesaian biaya konversi barang dalam proses akhir)

Langkah 3,4, dan 5 : Worksheet Harga Pokok Produksi

Untuk Langkah 5 : Pertama kali hitung biaya dari 480 Unit barang yang diselesaikan
dan ditransfer keluar

Barang dalam proses awal, 100 Unit Rp 10.220.000.000


Biaya yang ditambahkan selama periode-
Berjalan untuk menyelesaikan persedian-
Awal 60 Unit ekuivalen biaya konversi
Rp 80.000.000. 4.800.000.000
Total dari persedian awal 15.020.000.000

Dimulai dan selesai selama peridoe berjalan


380 Unit ekuivalen keseluruhan
x Rp 190.000.000. 72.200.000.000
Total biaya yang ditransfer keluar Rp 87.220.000.000

Kedua, hitung harga pokok dari 20 unit barang dalam proses akhir :
Bahan baku langsung :
20 unit ekuivalen x Rp 110.000.000. Rp 2.200.000.000
Biaya konversi
10 unit ekuivalen x Rp 80.000.000 800.000.000
Total barang dalam proses akhir 3.000.000.000
Grand total dari total biaya yang diperhitungkan adalah :
Total biaya yang ditransfer keluar Rp 87.220.000.000
Total barang dalam proses akhir 3.000.000.000

7
Total biaya yang diperhitungkan Rp 90.220.000.000

Harga pokok rata-rata dari unit yang ditransfer keluar adalah :


Rp 87.220.000.000 : 480 = Rp 181.708.000 per missil leberty.

Worksheet Harga Pokok Produksi


Metode Proces Costing First-in First-out
(dalam Jutaan)

Rincian
Total
Bahan baku Biaya
Langsung Konv

Barang dalam proses awal Rp 10.220 (biaya pelaksanaan dari periode


berjalan)
Biaya yang ditambahkan-
Dalam periode berjalan 80.000 44.000 36.000
Total biaya yang diperhitungkan 90.220
Dibagi unit ekuivalen : 400 : 450
Biaya Unit Ekuivalen Rp 110 Rp 80
Pembagian biaya :
- Selesai dan ditransfer keluar 480 Unit
Barang dalam proses awal 100 Unit 10.220
- Bahan baku langsung -
- Biaya Konversi 4.800 60 x Rp 80
Total dari persedia awal Rp 15.020
- Dimulai danselesai (380 Unit) 72.200 380 x Rp 190
Total biaya yang ditransfer 87.220 *

Barang dalam proses akhir (20 Unit)


- Bahan baku langsung 2.200 20 x Rp 110
- Biaya konversi 8.00 10 x Rp 80
Total barang dalam proses akhir Rp 3.000 *
Total biaya yang diperhitungkan 90.220 *

Harga pokok per ekuivalen unit keseluruhan =


Rp 110.000.000. + Rp 80.000.000. = Rp 190.000.000,-

8
PROSES COSTING
A. Proses Costing Satu Departemen Tanpa Persedian dalam proses awal
PT. Samara Toki suatu perusahaan Industri, memakai metode Proses Costing dengan
data-data produksi bulan Oktober 2010, sebagai berikut :
 Jumlah produksi yang dimasukkan dalam proses : 6.000 kg
 Jumlah produksi yang selesai (ditransfer ke gudang) : 4.000 kg
 Jumlah produksi masih dalam proses per 31 Oktober 2010 : 2.000 kg
Dengan tingkat penyelesaian : By Bhn 100% ; By Konv 60%
 Biaya produksi selama bulan Oktober 2010 sebagai berikut :
Biaya Bahan Langsung : Rp 240.000,-
Biaya Tenaga Kerja Langsung : Rp 260.000,-
Biaya Overhaed Pabrik : Rp 208.000,-

1. Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Unit

Biaya Produksi Total Biaya Unit Eqivalen Biaya/unit


By bahan langsung Rp 240.000, Rp 6.000,- Rp 40
By Tenaga Kerja Langsung Rp 260.000,- Rp 5.200,- Rp 50
By Overhaed Pabrik Rp 208.000,- Rp 5.200,- Rp 40
Rp 708.000,- Rp130

2. Perhitungan Harga Pokok Produk jadi dengan Persedian Produk Dalam Proses
 Harga Pokok Produk Jadi : 4.000 x Rp 130 = Rp 520.000,-
 Harga Pokok Produk Dalam Proses :
Biaya Bahan Langsung 2.000 x Rp 40 x 100% = Rp 80.000
Biaya Tenaga Kerja 2.000 x Rp 50 x 60% = 60.000
Biaya Overhaed 2.000 x Rp 40 x 60% = 48.000
Rp 188.000,-
Rp 708.000,-

9
B. Proses Costing Lebih dari Satu Departemen

“PT Samara Satoki” mengolah produknya melalui 2 departemen produksi dengan data
sebagai berikut :
Departemen A Departemen B
- Dimasukkan dalam Proses 10.000 Unit ---
- Produk selesai ditransfer ke Deprt B 8.000 Unit
- Produk selesai ditransfer ke Gudang 7.000 Unit
- Produk dalam Proses Akhir Bulan 2.000 Unit 1.000 Unit
- Biaya yg dikeluarkan bulan Oktober 2010
Biaya Bahan Langsung Rp 4.000.000,- ---
Biaya Tenaga Kerja Langsung 3.840.000,- Rp 1.900.000,-
Biaya Overhaed Pabrik 6.720.000,- 2.090.000,-
- Tingkat Penyel. Produk dalan Proses akhir :
Biaya Bahan Langsung 100% --
Biaya Konversi 80% 60%

Harga Pokok Produksi Departemen A


1. Perhitungan HargaPokok Produksi Per unit

Biaya Produksi Total Biaya Unit Eqivalen Biaya/unit


By Bahan Langsung Rp 4.000.000 Rp 10.000,- Rp 400
By Tenaga Kerja Langsung 3.840.000 9.600,- 400
By Overhaed Pabrik 6.720.000 9.600,- 700
14.560.000 1.500

2. Perhitungan Harga Pokok Produd jadi dan Persedian Produk dalam Proses
 Harga Pokok Produk Jadi 8.000 x Rp 1.500 Rp 12.00.000,-
 Harga Pokok Produk dalam Proses
By Bahan 2.000 x Rp 400 x 100% = Rp 800.000
By Tk 2.000 x 400 x 80% = 640.000
By Overhaed 2.000 x 700 x 80% = 1.120.000
Rp 2.560.000,-
Rp 14.560.000,-

10
Harga Pokok Produksi Departemen B

1. Perhitungan Hara Pokok Produksi Per Unit Departemen B

Biaya Produksi Total Biaya Unit Eqivalen Biaya/unit


By Tenaga Kerja Langsung Rp 1.900.000,- 7.600 Rp 250
By Overhaed Pabrik 2.090.000,- 7.600 275
Rp 3.990.000,- Rp 525

2. Perhitungan Harga Pokok Produk Jadi dan Persedian Produk dalam Proses
Deprt B
 Harga Produk Selesai yang ditransfer deprt B ke gudang :
1. HP dari Deprt A : 7.000 x Rp 1.500 = Rp 10.500.000
2. By yg ditambahkan di Deprt B
7.000 x Rp 525 = Rp 3.675.000
Total HP produk jadi yang ditransfer ke gudang (7.000 x Rp 2.025) Rp 14.175.000

 Harga Pokok Persedian Produk dalam Proses Akhir Depart B :


1. HP Dari depart A : 1.000 x Rp 1.500 = Rp 1.500.000
2. By yang ditambahkan di depart B
By Tenaga Kerja 1.000 x 250 x 60% = Rp 150.000
By Overhaed 1.000 x 275 x 60% = 165.000
315.000
Rp 1.815.000
Rp 15.990.000,-

11
12

Anda mungkin juga menyukai