Anda di halaman 1dari 16

Harga Pokok Proses dengan

metode rata-rata DAN FIFO


KASUS KASUS KHUSUS DALAM PERHITUNGAN
AKUNTANSI

 Adanya Produk Hilang Dalam Proses


 Adanya Produk Rusak Dalam Proses (Spoiled Goods)
 Adanya Produk Cacat Dalam Proses (Defective Goods)
 Adanya Tambahan Bahan Setelah Departemen Awal
 Adanya Bahan Sisa Proses Produksi (Scrap Matreial)
 Adanya Bahan Buangan (Waste Material)
 Kalkulasi Biaya Rata - Rata VS Kalkulasi Biaya Fifo
Metode Harga Pokok Rata-rata (Weighted Average)

Proses Pemberlakuan Metode Rata-rata


 Di departemen – Pertama :
 Dihitung total biaya untuk masing-masing jenis biaya produksi, yaitu :
biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik dengan cara
biaya yang melekat pada persediaan barang dalam proses awal ditambah
biaya-biaya periode berjalan.
 Dihitung jumlah unit ekuivalen produksi yang dihasilkan dalam periode
yang bersangkutan : Barang jadi (yang ditransfer ke departemen
berikutnya) ditambah barang dalam proses akhir menurut unit
ekuivalen. Harga pokok rata-rata kemudian dihitung berdasarkan total
biaya dibagi jumlah unit ekuivalen.
 Di departemen – Lanjutan :
 Dihitung harga pokok rata-rata yang berasal dari departemen
sebelumnya. Harga pokok tersebut terdiri dari : Harga pokok persediaan
awal dan harga pokok yang diterima pada periode yang bersangkutan.
 Dihitung harga pokok rata-rata per satuan yang ditambahkan dalam
departemen yang bersangkutan.
 Menghitung harga pokok rata-rata per satuan di departemen yang
bersangkutan dengan cara : Harga pokok rata-rata dari departemen yang
bersangkutan dengan cara : Harga pokok rata-rata dari departemen yang
mendahului ditambah harga pokok rata-rata di departemen yang
bersangkutan.
Metode First In First Out (FIFO)

Proses Pemberlakuan Metode FIFO


 Proses produksi dianggap untuk menyelesaikan produk dalam proses awal
menjadi produk selesai.
 Setiap elemen harga pokok produk dalam proses awal tidak digabungkan
dengan elemen biaya yang terjadi dalam periode yang bersangkutan.
 Harga pokok produk dalam proses awal periode tidak perlu dipecah
kembali menurut elemennya ke dalam setiap elemen biaya.
 Produksi ekuivalen = (Produksi dalam proses awal x tingkat penyelesaian
yang dibutuhkan) + Produksi Current + (Produk dalam proses akhir x
Tingkat penyelesaian yang sudah dinikmati).
 Besarnya harga pokok satuan setiap elemen biaya dihitung sebesar elemen
biaya yang terjadi pada periode yang bersangkutan dibagi jumlah produksi
ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan.
Contoh Kasus
Dalam laporan ini, persediaan barang dalam proses akhir bulan Januari dicantumkan
sebagai persediaan barang dalam proses awal bulan Februari. Dengan mengambil data
dari laporan biaya prosuksi bulan Januari, maka data untuk persediaan barang dalam
proses awal bulan Februari adlah sebagai berikut.

Departemen Pemotongan Departemen Perakitan

Jumlah unit dalam proses awal periode 8.000 4.000

Biaya dari departemen sebelumhya


Bahan baku 7.600.000 12.240.000
Tenaga kerja langsung 4.360.000 3.408.000
Overhead pabrik 4.080.000 3.144.000
Jumlah biaya 16.040.000 18.792.000
PT RATIH
Departemen Pemotongan
Laporan Biaya Produksi-Metode Rata-rata Tertimbang
Bulan Februari 2008
PRODUKSI DALAM UNIT
A. Produksi yang harus dipertanggungjawabkan:
Unit dalam proses awal periode (tingkat penyelesaian : bahan baku
100 %, TK dan BOP 50% 8.000
Unit yang diamsukkan dalam periode ini 30.000
Jumlah unit yang harus dipertanggungjawabkan 38.000

B. Pertanggunjawaban produksi:
Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya 31.000
Unit dalam proses akhir (tingkat penyelesaian: bahan baku 100%,
tenaga kerja langsung dan overhead pabrik 50%) 7.000

Jumlah unit yang dipertanggungjawabkan 38.000


BIAYA PRODUKSI
A. Biaya yang harus dipertanggungjawabkan: Total per Unit
Barang dalam proses awal periode
Bahan baku Rp7.600.000
Tenaga kerja langsung 4.360.000
Overhead pabrik 4.080.000
Biaya yang ditambakan dalam peiode ini
Bahan baku 32.300.000 Rp1.050
Tenaga kerja langsung 35.240.000 1.125
Overhead pabrik 33.232.000 1.060
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan Rp116.812.000 Rp3.235
B. Pertanggungjawabab biaya
Biaya ditrasnfer ke departemen berikut (31.000x Rp
3.235) Rp100.285.000
Barang dalam proses akhir periode:
Bahan baku (7.000x100%x Rp 1.050) Rp7.350.000
Tenaga kerja langsung (7.000x60%xRp 1.125) 4.725.000
Overhead pabrik (7.000x60%x Rp 1.060) 4.452.000 Rp16.527.000
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan Rp116.812.000

C. Perhitungan biaya per unit


Produksi ekuivalen
Bahan baku 31.000+(100%x7.000)= 38.000
Tenaga kerja langsung dan overhead pabrik 31.000+(60%x7.000)=

Biaya per unit:


Bahan baku (Rp 7.600.000 + Rp 32.300.000):38.000 = Rp 1.050
Tenaga kerja langsung (Rp 4.360.000 + Rp35.240.000):35.200 = Rp 1.125
Overhead pabrik (Rp 4.080.000 + Rp 33.232.000): 35.200 = Rp 1.060
PT RATIH

Departemen Perakitan

Laporan Biaya Produksi-Metode Rata-rata Tertimbang

Bulan Februari 2008

PRODUKSI DALAM UNIT

A. Produksi yang harus di pertanggungjawabkan:

Unit dalam proses awal periode (tingkat penyelesaian):

Tenaga kerja langsung dan ov. pabrik 60% 4.000

Unit yang diterima dari dept. Sebelumnya 31.000

Jumlah unit yang harus dipertanggungjawabkan 35.000

B. Pertanggungjawaban produksi:

Unit yang ditransfer ke gudang barang jadi 30.000

Unit dalam proses akhir awal periode (tingkat penyelesaina):

tenaga kerja langsung dan ov. Pabrik 5.000

Jumalh produksi yang harus di pertanggungjawabkan: 35.000


BIAYA PRODUKSI
A. Biaya yang harus dipertanggungjawabkan: Total per Unit
Biaya dari departemen sebelumnya
Barang dalam proses awla periode
12.240.000
( 4.000 unit)
Diterima selama periode berjalan
100.285.000
(31.000 unit)
Jumlah 35.000 unit 112.525.000 Rp3.215
Biaya yang ditambahkan
Barang dalam proses awal periode
Tenaga kerja langsung 3.408.000
Overhead pabrik 3.144.000
Barang yang ditambahkan selama periode berjalan
Tenaga kerja langsung 43.717.000 1.450
Overhead opabrik 40.081.000 1.330
Jumlah biaya yang ditambahkan 90.350.000 2.780
Jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan 202.875.000 Rp5.995
B. Pertanggungjawaban biaya:
Biaya ditrasfer ke persediaan barang jadi (3.000x 5.995) 179.850.000
Barang dalam proses akhir periode
Biaya dari departemen sebelumnya (5.000x3.215) 16.075.000
Tenaga kerja langsung (5.000x50%x1.450) 3.625.000
Overhead pabrik (5.000x50%x1.330) 3.325.000 23.025.000
Jumlah biaya dipertanggungjawabkan 202.875.000
C. Perhitungan biaya per unit
Produksi ekuivalen:
Tenaga kerja langsung dan overhead pabrik 30.000+(50%x5.000) 32.500
Biaya per unit
Tenaga kerja langsung (Rp 3.408.000+Rp 43.717.000):32.500 1.450
Overhead pabrik (Rp 3.144.000+Rp 40.081.000):32.500 1.330
Contoh Kasus
Melanjutkan contoh PT RATIH dan juga menggunakan data yang sama dengan metode rata-rata tertimbang, laporan biaya produksi dari
departemen pemotongan dengan menggunakan metode FIFO. Tabel laporan biaya produksi departemen pemotongan metode
FIFO disajikan seperti tabel berikut ini.

PT RATIH
Departemen Pemotongan
Laporan Biaya Produksi-Metode FIFO
Bulan Februari 2008

PRODUKSI DALAM UNIT


A. Produksi yang harus dipertanggungjawabkan:
Unit dalam proses awal periode (tingkat penyelesaian : bahan baku 100 %,
8.000
TK dan BOP 50%
Unit yang dimasukkan dalam periode ini 30.000
Jumlah unit yang harus dipertanggungjawabkan 38.000

B. Pertanggunjawaban produksi:
Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya 31.000
Unit dalam proses akhir (tingkat penyelesaian: bahan baku 100%, tenaga
kerja langsung dan overhead pabrik 60%) 7.000

Jumlah unit yang dipertanggungjawabkan 38.000


BIAYA PRODUKSI
A. Biaya yang harus dipertanggungjawabkan: Total per Unit
Barang dalam proses awal periode Rp16.040.000
Biaya yang ditambakan dalam peiode ini
Bahan baku 32.300.000 Rp1.077
Tenaga kerja langsung 35.240.000 1.129
Overhead pabrik 33.232.000 1.065
Jumlah biaya yang ditambahkan Rp100.772.000
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan Rp116.812.000 Rp3.271
B. Pertanggungjawaban biaya
Barang yang ditransfer ke dept. berikutnya
Barang dalam proses awal periode:
Barang periode yang lalu Rp16.040.000
Biaya tenaga kerja yang ditambahkan (8.000x50%xRp 1.129) 4.516.000
Biaya overhead pabrik yang ditambahkan (8.000x50%x Rp 1.065 4.260.000
Jumlah Rp24.816.000
Produk selesai periode berjalan (23.000xRp 3.271) 75.242.200
Jumlah biaya yang ditransfer ke dep. berikutnya Rp100.058.200
Barang dalam proses akhir periode
Bahan baku (7.000x100%xRp 1.077) Rp7.539.000
Tenaga kerja langsung (7.000x60%xRp 1.129) 4.741.800
Overhead pabrik (7.000x60%xRp 1.065) 4.473.000 Rp16.753.800
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan Rp116.812.000
C. Perhitungan biaya per unit
Produksi ekuivalen Bahan baku TKL & BOP
Unit yang selesai dan ditransfer 31.000 31.000
Unit dalam proses awal periode (8.000) (8.000)
Unit yang selesai dari produksi periode berjalan 23.000 23.000
Barang dalam proses awal periode - 4.000
Barang dalam proses akhir periode 7.000 4.200
Jumlah 30.000 31.200
Biaya per unit:
Bahan baku (Rp 32.300.000:30.000) Rp1.077
Tenaga kerja langsung (Rp 35.240.000:31.200) Rp1.129
Overhead pabrik (Rp 33.232.000:31.200) Rp1.065
*(23.000 x Rp 3.271) Rp75.233.000
Selisih pembulatan 9.200
Produksi yang selesai periode ini Rp75.242.200
Tabel laporan biaya produksi departemen perakitan-metode FIFO disajikan seperti tabel berikut ini.

PT RATIH
Departemen Perakitan
Laporan Biaya Produksi-Metode FIFO
Bulan Februari 2008
PRODUKSI DALAM UNIT
A. Produksi yang harus dipertanggugjawabkan:
Unit dalam proses awal periode (tingkat penyelesaian: bahan baku
4.000
100%, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik 60%)
Unit yang dimasukkan dalam periode ini 31.000
Jumlah unit yang harus dipertanggungjawabkan 35.000
B. Pertanggungjawaban produksi
Unit yang ditransfer ke gudang barang jadi 30.000
Unit dalam proses akhir periode (tingkat penyelesaian: bahan baku
5.000
100%, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik 50%)
Jumlah unit dipertanggungjawabkan 35.000
Tenaga kerja langsung Rp43.717.000 Rp1.452
Overhead pabrik 40.081.000 1.332
Jumlah biaya yang ditambahkan Rp83.798.000 Rp2.784
Jumlah yang harus dipertanggungjawabkan Rp202.648.200 Rp6.012
B. Pertanggungjawaban biaya:
Biaya yang ditransfer ke persediaan barang jadi:
Barang dalam proses awal periode:
Biaya periode yang lalu 18.792.000
Biaya tenaga kerja langsung yang ditambahkan
2.323.200
(4.000x40%xRp 1.425)
biaya overhead pabrik yang ditambahkan (4.000x40%x
2.131.200
1.332)
Jumlah Rp 23.246.400
Produksi selesai periode berjalan (26.000xRp 6.012) 156.301.800* 179.548.200
Barang dalam proses akhir periode
Biaya dari departemen sebelumnya (5.000xRp. 3.288) Rp16.140.000
Tenaga kerja langsung (5.000x50%xRp 1.452) 3.630.000
Overhead pabrik (5.000x50%x Rp 1.332) 3.330.000 23.100.000
Jumlah biaya yang dipertanggungjawbkan Rp 202.648.200
C. Perhitungan biaya per unit
Produksi ekuivalen: TKL & BOP
Unit yang selesai dan ditransfer 30.000
Unit dalam proses awal periode (4.000)
Unit yang selesai dari produksi periode berjalan 26.000
Barang dalam proses awal periode 1.600
Barang dalam proses akhir periode 2.500
Jumlah 30.100
Biaya per unit:
Tenaga kerja langsung (Rp 43.717.000: 30.100) Rp1.452
Overhead pabrik (Rp 40.081.000 : 30.100) Rp1.332
*(26.000x rp 6.012) Rp156.312.000
Selisih pembulatan (10.200)
Produksi yang selesai periode ini Rp156.301.800
 Dari pembahsan dapat disimpulkan bahwa metode harga pokok proses
merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang digunakan oleh
perusahaan yang mengolah produknya secara massa.
 Didalam metode ini, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses
selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi per satuan dihitung
dengan cara membagi total biaya produksi dalam periode tertentu dengan
jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka
waktu yang bersangkutan.
 Apabila pada awal periode terdapat persediaan awal barang dalam proses
maka timbul masalah untuk menentukan harga pokok barang jadi. Hal ini
tiimbul karena persediaan barang dalam proses tersebut telah mempunyai
harga pokok yang berasal dari periode sebelumnya. Ada tiga metode dalam
penyelesaiannya, yaitu ata-rata, FIFO, dan LIFO.

Anda mungkin juga menyukai