Anda di halaman 1dari 24

PROSES CHOSTING TANPA

PERSEDIAAN AWAL
KELOMPOK 5
FAHRI MAULANA
FEBRIAN ADITYA LESMANA
SYADILLA AFRIANTI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI


DUMAI
PROSES CHOSTING

Process costing adalah salah satu metode yang sangat


penting dalam menentukan biaya pada suatu produk yang
didalamnya melewati beberapa tahapan dalam proses
pembuatannya. Umumnya, process costing digunakan oleh industri
manufaktur seperti pabrik kertas, pabrik sabun, pabrik obat-
obatan, pabrik cat, dll.
PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PROSES

Biaya proses adalah sistem biaya produk yang


mengakumulasikan biaya biaya berdasarkan proses atau
departemen dan tugas tugas mereka menjadi jumlah yang besar
dari produk yang hampir sama. Biaya proses menyiapkan informasi
untuk manajer dalam menganalisa produk dan keuntungan
pelanggan dalam menentukan harga, produk campuran dan proses
perbaikan.
KARAKTERISTIK PERHITUNGAN BIAYA MENURUT
BIAYA

a. Unit Ekuivalen

Merupakan jumlah unit selesai yang sama atau serupa


yang sudah dapat dihasilkan berdasarkan jumlah pekerjaan yang
benar-benar dilakukan atas unit-unit produk yang telah selesai
maupun yang selesai sebagian. Unit ekuivalen tidak sama dengan
unit-unit secara fisik.
Unit ekuivalen harus di kalkulasikan secara terpisah untuk
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik
karena proporsi total pekerjaan yang di lakukan pada unit-unit
produk pada persediaan barang dalam proses tidak selalu sama
untuk setiap elemen biaya.
b. Biaya Konversi
Karena jumlah tenaga kerja langsung relative kecil dalam
banyak industri pemrosesan, seperti industri penyulingan minyak,
alumunium, kertas kimia, dan farmasi, biaya overhead pabrik dan
tenaga kerja langsung terkadang dikombinasikan dan disebut juga
biaya konversi dengan tujuan menghitung unit ekuivalen produksi.

c. Bahan Baku Langsung


Bahan baku langsung dapat ditambahkan pada titik-titik
produksi yang berlainan atau secara terus-menerus selama
produksi. Jika bahan baku yang ditambahkan menggunakan
proporsi yang sama digunakan untuk menghitung unit setara
dengan bahan langsung adalah sama dengan proporsi biaya
konversi. Namun, jika bahan ditambahkan sekaligus, proporsi yang
digunakan dalam perhitungan tergantung pada apakah titik di
memproses dimana bahan yang ditambahkan telah tercapai.
TAHAP-TAHAP PERHITUNGAN BIAYA
BERDASARKAN PROSES
1. Menganalisis arus fisik dari unit produksi
Menentukan jumlah unit di awal proses pekerjaan, yang jumlah
unit mulai ke produksi (atau diterima dari departemen
sebelumnya), jumlah unit selesai, dan jumlah unit dalam mengakhiri
persediaan dalam proses.

2. Menghitung Unit Ekuivalen untuk Setiap Biaya Produksi


Tujuan dari perhitungan unit setara dengan produksi untuk bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
adalah untuk mengukur kerja total pengeluaran produksi selama
akuntansi periode.
3. Menentukan Total Biaya Untuk Setiap Elemen Biaya Produksi
Biaya produksi total untuk setiap elemen biaya (bahan, tenaga
kerja, dan overhead) termasuk saat ini biaya yang dikeluarkan dan
biaya persediaan unit dalam proses awal. Besarnya biaya ini
diperoleh dari permintaan resmi materi, kartu waktu kerja, dan
lembar alokasi biaya overhead pabrik.

4. Menghitung Biaya Per Unit Ekuivalen Untuk Setiap Elemen


Biaya produksi
Tujuan dari komputasi bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik per ekuivalen unit produksi
adalah untuk memiliki produk yang tepat biaya dan penentuan
pendapatan untuk periode akuntansi, yang meliputi unit baik
lengkap dan tidak lengkap.
5. Membedakan Total Biaya Produksi Ke Unit Yang telah Selesai
dan persediaan Akhir Barang dalam proses
Tujuan dari laporan biaya produksi untuk menentukan biaya
produksi total yang dikeluarkan untuk unit diselesaikan selama
periode dan unit yang masih dalam proses pada akhir. Pada
umumnya perusahaan membagi laporan biaya produksi lima tahap
ini kedalam tiga bagian :
1. informasi jumlah produksi,
2. penentuan biaya perunit,
3. pembebanan biaya.
METODE PERHITUNGAN BIAYA
BERDASARKAN PROSES

 Metode rata-rata tertimbang


Dalam periode ini, metode biaya sebelumnya dan biaya periode saat ini
dirata-ratakan untuk menghasilkan nilai rata rata tertimbang.

 Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama (First in, First out –


FIFO)
Barang yang pertama kali masuk, maka barang tersebut yang akan
pertama kali keluar. Dalam hal ini Work In Process awal produksi yang
akan dikeluarkan tidak terhitung, baik unitnya atau biayanya.
Tahap 3 : Menentukan Total Biaya untuk Setiap Elemen Biaya
Produksi
Menentukan seberapa banyak uang yang dikeluarkan pada persediaan
awal barang dalam proses dan produksi pada periode bersangkutan
untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead
pabrik.
Tahap 4 : Menghitung Biaya Per Unit Ekuivalen
Menghitung biaya per unit ekuivalen produksi untuk bahan baku
langsung, dan overhead pabrik.
Tahap 5 : Membebankan Total Biaya Produksi ke Unit yang Telah
Selesai dan Barang dalam Proses Akhir
Membebankan total biaya produksi ke unit produk yang telah selesai
dan unit persediaan akhir barang dalam proses.
Contoh Soal :
Payson Co., memproduksi sebuah produk melewati 2 departement, Mixing
and Cooking. Kedua department menggunakan FIFO. Di Mixing Dept. semua
bahan baku telah ditambahkan pada awal periode. Sedangkan biaya selain
bahan baku digunakan secara bertahap. Berikut adalah data Mixing Dept.
a. Barang dalam proses awal, 1 Februari, sebanyak 100.000 pounds, 100%
bahan baku telah digunakan dan 40% biaya konversi (TKL dan Overhead) telah
digunakan. Biaya yang dibebankan pada pekerjaan ini adalah :
Bahan Baku $ 20.000
TKL $ 10.000
Overhead $ 30.000
b. barang dalam proses akhir, 28 februari sebanyak 50.000 pounds. 100%
bahan baku telah digunakan 60% biaya konversi (TKL dan Overhead) telah
digunakan.
c. Jumlah unit yang telah selesai dan ditransfer ke cooking Dept. adalah
370.000 pounds. Biaya yang digunakan selama Februari adalah :
Bahan Baku $ 211.000
TKL $ 100.000
Overhead $ 270.000
Diminta :
1. susunlah daftar arus fisik barang (physical flow schedule)
2. Susunlah schedule unit ekuivalen
3. Hitunglah biaya unit ekuivalen
Hitunglah biaya barang yang sudah selesai dan ditransfer ke
Cooking Dept., dan biaya barang dalam proses
4. Akhir
5. Susunlah rekonsiliasi biaya
Penyelesaian :

Step 1 : Menghitung schedule arus fisik


Unit terhitung :
WIP awal = 100.000
Unit Dimulai (selesai + akhir – awal) = 320.000
TOTAL Unit Terhitung = 420.000
Unit dihitung :
Unit dimulai & selesai = 270.000
(320.000 – 50.000)

WIP awal = 100.000


370.000

WIP akhir = 50.000


420.000
Step 2. Menghitung unit Equivalen

DM CC
Unit dimulai dan selesai 270.000 270.000

(+) WIP, awal


DM (100.000 x 0%) 0 -
CC (100.000 x 60%) - 60.000

(+) WIP, akhir


DM (50.000 x 100%) 50.000 -
CC (50.000 x 60%) - 30.000

Unit Equivalen 320.000 420.000


Step 3. Menghitung Biaya/Unit

DM : 211.000 / 320.000 = $ 0.66


CC : (100.000 + 270.000) / 360.000= $ 1.03
Total Biaya / unit = $ 1.69
Step 4. Penilaian Persediaan
WIP, akhir
DM : $ 0.66 x 50.000 = $ 33.000
CC : $ 1.30 x (60 % x 50.000) = $ 30.900

TOTAL = $63.900
Unit selesai & transfer keluar
Unit dimulai & selesai
( $ 1.69 x 270.000) = $ 456.300
Unit, WIP awal
Biaya periode sebelumnya = $ 60.000
Biaya Penyelesaian = $ 61.800
TOTAL = $ 578.100
Step 5. Rekonsiliasi Biaya
Unit Terhitung
WIP, awal = $ 60.000
Biaya periode berjalan :
DM = $ 211.000
CC = $ 370.000
= $ 581.000

TOTAL = $ 641.000
Unit Dihitung
Biaya transfer keluar
Biaya WIP awal = $ 121.800
Biaya dimulai selesai = $ 456.300
Biaya WIP akhir = $ 63.900
TOTAL = $ 642.000
Nb : selisih 1000 karena pembulatan
JURNAL PROSES COSTING
Metode-metode dalam perhitungan biaya produksi yaitu metode
full costing dan variable costing. Dalam penelitian ini akan
diterapkan metode full costing untuk penghitungan biaya
produksi di Konveksi Serasi. Adapun gambaran proses
perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode full
costing adalah sebagai berikut.
 contoh 1
“Sebagai contoh perhitungan untuk pembuatan t-shirt sebanyak 548 Pcs,
dengan kain yang di butuhkan sebanyak 141,8 Kg dengan rincian kain untuk
body di butuhkan sebanyak 134,6 Kg dan kain untuk rib sebanyak 7,2 Kg.
sedangkan benang yang dibutuhkan untuk pembuatan t-shirt ini adalah 48
cones, dan untuk care label hangtag dan main label dibutuhkan sebanyak
quantity t-shirt tersebut diantaranya care label dan hangtag sebanyak 548
Pcs dan untuk main label dintaranya main label S sebanyak 258 Pcs, main
label M sebanyak 182 Pcs, dan untuk main label L sebanyak 108 Pcs dengan
karyawan yang berjumlah 4 orang. Penghitungan harga pokok produksi
dari kasus tersebut dapat dilihat pada tabel 1 dan gambar 1 di bawah ini.”
Tabel 1 Menghitung Harga Pokok Produksi T-Shirt Berdasarkan Pesanan
Dari Perhitungan Harga Pokok
Produksi di atas dapat disimpulkan
bahwa dengan jumlah produk yang
dihasilkan sebanyak 548 Pcs, harga
pokok produksi sebesar
Rp. 17.589.284 dengan harga pokok
produksi per unitnya sebesar
Rp. 32.098. dengan harga satuan
sebesar Rp 38.000 konveksi Serasi
mendapatkan laba sebesar
Rp. 3. 234.844.
 contoh 2
“Activity Based Costing(ABC) adalah pendekatan penentuanbiaya produk yang
membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya oleh aktivitas.
Dasar pemikiran pendekatan penentuan biaya ini adalah bahwa produk atau jasa
perusahaan dilakukan oleh aktivitas, dan aktivitas yang dibutuhkan tersebut menggunakan
sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya. Sumber daya dibebankan ke aktivitas,
kemudian aktivitas dibebankan ke objek biaya berdasarkan penggunaannya. ABC
memperkenalkan hubungan sebab akibat antara pemicu biaya (cost driver) dengan aktivitas

Dalam metode Activity Based Costingdiketahui parameter-parameter yang digunakan


dalam mencari atau menghitung harga pokok produksi per unit produk, adapun
parameternya antara lain : biaya bahan baku yang digunakan dalam proses produksi,
biaya tenaga kerja langsung yang terlibat dalam proses produksi dan biaya overheadyang
dibebankan pada proses produksi.Karena sudah ditentukan parameter sebagai inputannya,
maka diperlukan perhitungan untuk mendapatkan harga pokok produksi yang efektif dan
akurat dari setiap kegiatan. Formula yang digunakan adalah sebagai berikut
[4]:HPP = BBB + BTKL + BOP

Keterangan:
HPP: Harga Pokok Produksi
BTKL: Biaya Tenaga Kerja Langsung
BBB: Biaya Bahan Baku
BOP: Biaya Overhead Pabrik
Dalam prosesnya terdapat beberapa aktivitas dalam pelaksanaan
produksinya. Berikut ini contoh perhitungan harga pokok produksinya:
Taksiran biaya yang berkaitan dengan proses produksi kedua produk
tersebut adalah sebagai berikut :

Rumus :
(1)JKL /unitproduk = jam kerja cutting stiker + jam kerja temple stiker +
sandblast+ finishing
(2)JKM /unitproduk = jam kerja mesin cutting+ jam kerja mesin sandblast
(3)Biaya overheadmenurut kelompok aktivitas dan pemicu biaya aktivitas
(cost driver activity) pada periode tersebut adalah sebagai berikut :
Berdasarkan data tersebut, dapat dihitung menggunakan metode
tradisional dan metode ABCsehingga dapat diketahui perbedaannya.
SEKIAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai