Pendahuluan
POKOK MATERI
3- 1
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK PROGRAM STUDI AKUNTANSI
NEGERI BAB 3
BANDUNG HARGA POKOK PROSES (PROSES COSTING)
2. Harga pokok produksi dihitung baik total maupun persatuannya untuk setiap
department produksi.
3. Biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu (harian, mingguan, atau
bulanan).
4. Untuk menghitung biya persatuan pada periode tertentu dengan membagi biaya
produkai dengan unit yang dihasilkan.
5. Laporan harga pokok produksi dibuat untuk setiap departemen produksi dan
periode tertentu.
6. Biaya produksi untuk periode dibebankan ke unit produk yang ditransfer ke
departemen berikutnya , dan unit yang masih dalam proses akhir.
7. Biaya overhead pabrik dapat dibebankan berdasarkan biaya sesungguhnya atau
atas dasar tariff ditentukan di muka.
3- 2
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK PROGRAM STUDI AKUNTANSI
NEGERI BAB 3
BANDUNG HARGA POKOK PROSES (PROSES COSTING)
Dalam kalkulasi harga pokok proses, biaya produksi dikumpulkan dan dicatat untuk
setiap departemen dalam rekening Barang Dalam Proses (work in process), yang
dapat dirinci untuk setiap jenis biaya produksi sebagai rekening pembantu (subsidiary
account). Berikut ini jenis ayat jurnal untuk biaya produksi.
Pengguna bahan baku didasarkan pada bukti permintaan pemakaian bahan baku selama
satu periode tertentu, dengan jurnal:
Dr. Barang Dalam proses Departemen xx
Kr. Persediaan Bahan xx
Biaya tenaga kerja dibebankan keharga pokok produksi atas dasar bukti memorial yang
mencerminkan distribusi dan alokasi biya tenaga kerja untuk satu periode tertentu, dan
dicatat dalam rekening Barang Dalam Proses. Pada umumnya biaya tenaga kerja tidak
langsung juga langsung dibebankan kepada barang dalam proses tenaga kerja. Hal ini
dilakukan Karena pada umumnya biaya produksi dalam kalkulasi harga pokok proses
dikumpulkan pada setiap bulan.
Gaji bagian penjualan akan dicatat dalam rekening Beban Gaji Bagian Penjualan; dan
gaji bagian administrasi umum akan dicatat dalam rekening Beban Gaji Bagian
Administrasi Umum.
Pencatatan Distribusi Upah dan Gaji akan dilakukan sebgai berikut:
Dr. Barang Dalam Proses Departemen xx
Dr. Beban Gaji Bagian Penjualan xx
Dr. Beban Gaji Bagian Adm.Umum xx
Kr. Upah dan Gaji xx
3- 3
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK PROGRAM STUDI AKUNTANSI
NEGERI BAB 3
BANDUNG HARGA POKOK PROSES (PROSES COSTING)
Biaya overhead pabrik dalam kalkulasi harga pokok proses dapat dibebankan kedalam
produk jadi dengan biaya sesungguhnya atau dengan tariff ditentukan dimuka
(predetermined Rate).
Biaya overhead sesungguhnya akan dicatat:
Dr. Biaya Overhead pabrik sesungguhnya xx
Kr. Persediaan Bahan (untuk bahan penolong) xx
Kr. Upah dan Gaji (untuk pekerja tidak langsung) xx
Kr. Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap Pabrik xx
Kr. Asuransi Dibayar Dimuka xx
Kr. Kas xx
Kr. Utang Usaha xx
Untuk menghitung biaya produksi per unit terlebih dahulu harus dihitung equivalent
(Equivalent Production), yaitu satuan produk yang telah menelan atau dibebani biaya
produksi selama periode tertentu baik produk selesai maupun produk yang masih dalam
proses.
3- 4
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK PROGRAM STUDI AKUNTANSI
NEGERI BAB 3
BANDUNG HARGA POKOK PROSES (PROSES COSTING)
CONTOH :
Berikut ini data produk dan biaya produksi P.T Politek selama Januari 2019
1. Data Produksi
Departemen
Keterangan
A B
Unit yang di proses 50.000 kg
Unit dari departemen A 40.000 kg
Unit yang ditransfer ke B 40.000 kg
Unit yang ditransfer ke gudang 30.000 kg
Produk dalam proses Akhir
- (100% bahan, 75% konversi) 10.000 kg
- (100% bahan, 50% konversi) 10.000 kg
2. Data Biaya
Total Biaya
DEPT. Bahan Baku Tenaga Kerja Overhead Pabrik
A Rp 100.000.000,00 Rp 142.500.000,00 Rp 95.000.000,00 Rp 337.500.000,00
B Rp 40.000.000,00 Rp 70.000.000,00 Rp 87.500.000,00 Rp 197.500.000,00
3- 5
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK PROGRAM STUDI AKUNTANSI
NEGERI BAB 3
BANDUNG HARGA POKOK PROSES (PROSES COSTING)
Departemen B
1. Unit Equivalen
Dari departemen A ; 30.000 + 10000 = 40.000 kg
Bahan baku : 30.000 + (10.000 x100%) = 40.000 kg
Tenaga Kerja : 30.000 + (10.000 x 50 %) = 35.000 kg
Overhead : 30.000 + (10.000 x 50 %) = 35.000 kg
2. Biaya Per Unit
Dari Departemen A : Rp 280.000.000,00/40.000 = Rp 7.000
Bahan : Rp 40.000.000,00/40.000 = Rp 1.000
Tenaga Kerja : Rp 77.500.000,00/ 35.000 = Rp 2.000
Overhead Pabrik : Rp. 87.500.000,00/35.000 = Rp. 2.500
Total Biaya Per kg: = Rp.12,500
3. Harga Pokok Produk Selesai ditransfer ke gudang
30.000 x Rp. 12.500 = Rp 375,000.000,00
4. Harga Pokok Produk Dalam Proses Akhir
- Departemen A: 10.000 x Rp. 7.000 = Rp 70.000.000,00
- Bahan : 100 % x 10.000 x Rp 1.000 = Rp 10.000.000,00
- Tenaga Kerja : 50 % x 10.000 x Rp 2.000 = Rp 10.000.000,00
- Overhead : 50 % x 10.000 x Rp. 2.500 = Rp 12.500.000,00
= Rp 102.500.000,00
Total biaya yang dibebankan departemen B Rp 477.500.000,00
3- 6
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK PROGRAM STUDI AKUNTANSI
NEGERI BAB 3
BANDUNG HARGA POKOK PROSES (PROSES COSTING)
3. Biaya yang diperhitungkan baik untuk produk selesai maupun produk dalam
proses akhir.
Berdasarkan hasil perkitungan biaya pada contoh di atas, berikut ini disajikan Laporan
Harga Pokok Produksi untuk masing-masing departemen
PT POLITEK
DEPARTEMEN A
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
UNTUK BULAN JANUARI 2017
Data Produksi
Satuan yang diproses 50.000 Kg
Satuan yang ditransfer ke dept B 40.000 Kg
Satuan Barang dalam proses Akhir 10.000 Kg 50.000 Kg
(100% bahan,75% Konversi)
Perhitungan Biaya
Harga pokok produk yang
ditransfer : 40.000 x Rp 7.000 Rp 280.000.000,00
3- 7
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK PROGRAM STUDI AKUNTANSI
NEGERI BAB 3
BANDUNG HARGA POKOK PROSES (PROSES COSTING)
PT POLITEK
DEPARTEMEN B
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
UNTUK BULAN JANUARI 2008
Data Produksi
Unit yang diproses 40.000 unit
Unit yang ditransfer ke gudang 30.000 unit
Unit Barang dalam proses Akhir
(bahan 100%, Konversi 50 %) 10.000 unit
Biaya yang dibebankan
Jenis Biaya Jumlah Biaya per unit
Biaya dari dept A Rp 280.000.000,00 Rp 7.000,00
Biaya Bahan Baku Rp 40.000.000,00 1.000,00
Biaya Tenaga Kerja Rp 77.500.000,00 2.000,00
Biaya Overhead Rp 87.500.000,00 2.500,00
Total Biaya Rp 477.500.000,00 Rp 12.500,00
Perhitungan Biaya
Harga Pokok Produk yang
Ditransfer 30.000 x Rp 12.500,00 Rp 375.000.000,00
Harga pokok barang yang masih
dalam proses
Dari departemen A 10.000 x 7.000,00 Rp 70.000.000,00
Biaya bahan 10.000 x 50% x 2.000,00 Rp 10.000.000,00
Biaya tenaga kerja 10.000 x 50 % x 1.000,00 Rp 10.000.000,00
Biaya overhead pabrik 10.000 x 50 % x 2.500,00 Rp 12.500.000,00
Rp 102.500.000,00
Total biaya yang dibebankan Rp 477.500.000,00
3- 8
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK PROGRAM STUDI AKUNTANSI
NEGERI BAB 3
BANDUNG HARGA POKOK PROSES (PROSES COSTING)
ditambahkan kepada biaya yang terjadi pada periode dimana proses produksi
sedang berlangsung untuk setiap unsur biaya produksi.
2. Metode masuk pertama keluar pertama (MPKP) atau First in First Out atau FIFO.
Yaitu biaya yang melekat pada barang dalam proses awal dilaporkan terpisah dari
biaya produksi yang terjadi pada periode berjalan, sehingga memungkinkan
terjadi harga pokok persatuan yang berbeda.
Untuk memperjelas penggunaan metode tersebut berikut ini diberikan contoh yang
terdiri dari dua departemen
3- 9
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK PROGRAM STUDI AKUNTANSI
NEGERI BAB 3
BANDUNG HARGA POKOK PROSES (PROSES COSTING)
Atas dasar data di atas dapat dilakukan perhitungan harga pokok proses, dan dibuat
laporan biaya produksi
Departemen A
Jenis biaya unit ekuivalen Jumlah Biaya Biaya/un
76.000+ (100%x 4000) = 400.000+ 3.920.000 = 4.320.000 : 80
Material 80.000 4.320.000 54
76.000+ (50% x 4000) = 780.000+ 4.836.000 = 5.616.000 : 78
Labor 78.000 5.616.000 72
76.000+ (50% x 4000) = 460.000+ 3.674.000 = 4.134.000 :78
Factory Overhead 78.000 4.134.000 53
3- 10
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK PROGRAM STUDI AKUNTANSI
NEGERI BAB 3
BANDUNG HARGA POKOK PROSES (PROSES COSTING)
Departemen B
Jenis Biaya unit ekuivalen Jumlah Biaya Biaya/unit
71.000 + 10..000 = 1.057.000+13.604.000= 14.661.000 : 81.000=
Dari de. A 81.000 14.661.000,00 181
71.000 + (100 % x10.000) = 180.000+7.920.000 = 8.100.000: 81.000 =
Material 81.000 8.100.000,00 100
71.000 +(50%x10.000) 182.000+ 6.810.000 = 6.992.000 : 76.000 =
Labor =76.000 6.992.000,00 92
Factory 71.000 +(50%x10.000) 160.000+5.692.000 = 5.852.000 : 76.000 =
Overhead =76.000 5.852.000,00 77
Rp 45
total 35.605.000,00 0
3- 11
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK PROGRAM STUDI AKUNTANSI
NEGERI BAB 3
BANDUNG HARGA POKOK PROSES (PROSES COSTING)
Departemen A
PT POLITEK
Departemen A
Laporan Biaya
Produksi
Untuk Januari 2009
Satuan Produksi
Proses Awal (Semua bahan, 1/4 Konversi) 8.000
Ditambahkan 72.000
80.000
Ditransfer ke Depertemen B 76.000
Dalam Proses Akhir ( Semua Bahan, 50%
Konversi) 4.000
80.000
Biaya dibebankan
Per
Biaya Awal Ditambahkan Total Unit
Proses Rp Rp Rp
Bahan Baku 400.000,00 3.920.000,00 4.320.000,00 54
Tenaga Kerja 780.000,00 4.836.000,00 5.616.000,00 72
Overhead 460.000.00 3.674.000,00 4.134.000,00 53
Pabrik
1.640.000,00 12.340.000,00 14.070.000,00 179
Perhitungan Biaya
Harga Pokok Produk yang ditransfer ke Departemen B
76.000 x 179 Rp
13.604.000,00
Harga Pokok Produk Dalam Proses Akhir :
Material (100% x 4.000) x 54 216.000,00
Labor : (50%x 4.000) 144.000,00
Overhead: (50% x 4.000) x 106.000,00
Rp 466.000,00
Total Biaya Yang Diperhitungkan Rp 14.070.000,00
3- 12
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK PROGRAM STUDI AKUNTANSI
NEGERI BAB 3
BANDUNG HARGA POKOK PROSES (PROSES COSTING)
Departemen B
PT POLITEK
Departemen B
Laporan Biaya
Produksi
Untuk Januari 2009
Data Produksi
Dalam Proses Awal 5.000
Diterima dari
Departemen A 76.000
81.000
Ditransfer ke gudang
barang jadi 71.000
Dalam Proses Akhir
( 1/2 Konversi) 10.000
81.000
Biaya dibebankan
Per
Biaya WIP Ditambahkan Total Unit
Awal (Rp) Rp Rp Rp
Dari departemen 14.661.000,0
A 1.057.000,00 13.604.000,00 0 181
3- 13
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK PROGRAM STUDI AKUNTANSI
NEGERI BAB 3
BANDUNG HARGA POKOK PROSES (PROSES COSTING)
3- 14