COST ACCOUNTING
MATERI-12
SISTEM BIAYA TAKSIRAN
METODE PERPETUAL:
Pembelian bahan baku, jurnal:
Persediaan Bahan Baku xx
Utang Dagang xx
Pembelian xx
Utang dagang xx
Pemakaian bahan baku:
METODE 2:
Jurnal pencatatan BOP sesungguhnya terjadi:
BOP Sesungguhnya xx
Persediaan suku cadang xx
Akumulasi Depresiasi Aset Tetap xx
Kas xx
Jurnal pembebanan BOP atas dasar tarif yang ditentukan di
muka:
Barang Dalam Proses-BOP xx
Biaya overhead yang dibebankan xx
Jurnal pada akhir periode:
Biaya overhead yang dibebankan xx
BOP sesungguhnya xx
Prosedur pencatatan harga pokok barang jadi dan
barang dalam proses pada akhir periode:
Harga pokok barang jadi = kuantitas barang jadi dikalikan
dengan biaya taksiran per satuan produk.
Jurnal:
Persediaan Barang Jadi xx
Persediaan Barang Dalam Proses xx
Barang Dalam proses-BBB xx
Barang Dalam Proses-BTK xx
Barang Dalam Proses-BOP xx
Prosedur pencatatan harga pokok barang yang
dijual:
Harga pokok penjualan = jumlah barang yang terjual
dikalikan dengan biaya taksiran per satuan produk. Jurnal:
Harga Pokok Penjualan xx
Persediaan Barang jadi xx
Prosedur pencatatan selisih biaya taksiran
dengan biaya sesungguhnya.
Jika pencatatan BOP adalah metode 1:
Jurnal:
Selisih xx
Barang dalam proses-BBB xx
Barang dalam proses-BTK xx
Barang dalam proses-BOP xx
(untuk mencatat selisih rugi, by sesungguhnya
> by taksiran)
Jika pencatatan BOP adalah metode 2, jurnal:
a. Selisih xx
Barang dalam proses-BBB xx
Barang dalam proses-BTK xx
Barang dalam proses-BOP xx
(untuk mencatat selisih rugi, jumlah pendebitan
rekening BDP lebih tinggi dari jumlah
pengkreditannya)
b. Selisih xx
BOP sesungguhnya xx
(untuk mencatat selisih rugi, yaitu BOP
sesungguhnya lebih tinggi dari yang dibebankan
berdasarkan tarif)
PROSEDUR AKUNTANSI DALAM SISTEM BIAYA
TAKSIRAN JIKA PRODUK DI OLAH MELALUI LEBIH
DARI SATU DEPARTEMEN PRODUKSI
Jika produk di olah melalui lebih dari satu departemen
produksi, prosedur akuntansi dalam sistem biaya taksiran
adalah sebagai berikut:
a. Untuk tiap-tiap departemen produksi harus ditentukan biaya
taksiran per satuan produk.
b. Untuk tiap-tiap departemen produksi dibentuk satu rekening
Barang Dalam Proses. Rekening tersebut dapat dipecah lagi
sesuai dengan unsur harga pokok produk.
c. Rekening BDP masing-masing departemen produksi didebit
dengan biaya produksi sesungguhnya selama periode
tertentu dan dikredit dengan harga pokok taksiran produk
jadi dan harga pokok taksiran barang dalam proses akhir
periode (unit ekuivalen x biaya taksiran per satuan produk)
d. Saldo rekening BDP tiap departemen produksi merupakan
selisih biaya sesungguhnya dengan biaya taksiran. Jumlah
selisih ini ditransfer ke dalam rekening selisih.
PERLAKUAN TERHADAP
SELISIH
Selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya
taksiran dalam suatu periode akuntansi dapat
diperlakukan sebagai berikut:
1. Ditutup ke rekening Harga Pokok Penjualan atau
rekening Laba Rugi.
2. Dibagikan secara adil kepada produk selesai dalam
periode yang bersangkutan, yaitu dibagikan ke
rekening Barang Jadi dan Harga Pokok penjualan.
3. Dibagikan secara adil ke rekening persediaan BDP,
persediaan Barang Jadi dan Harga Pokok Penjualan.
4. Membiarkan selisih tersebut tetap dalam rekening
selisih, karena ada kemungkinan selisih-selisih yang
terjadi akan saling menutup (mengkompensasi).