Anda di halaman 1dari 16

Novera KM

COST ACCOUNTING
MATERI-12
SISTEM BIAYA TAKSIRAN

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


JAKARTA
SISTEM BIAYA TAKSIRAN

Adalah sistem Dasar yang


akuntansi biaya dipakai
produksi yang dalam
menggunakan penentuan
suatu bentuk norma fisik
biaya-biaya yang terbatas
ditentukan di pada
muka dalam pengalaman
menghitung harga produksi
pokok barang masa lalu.
yang diproduksi.
Tujuan Penggunaan Sistem Biaya Taksiran

1. Untuk jembatan menuju sistem


biaya standar
2. Untuk menghindari biaya yang
relatif besar dalam pemakaian
sistem biaya standar
3. Untuk pengendalian biaya dan
analisis kegiatan
4. Untuk mengurangi biaya
akuntansi
PENENTUAN BIAYA
TAKSIRAN
.
Biaya taksiran biasanya dipecah menjadi
tiga unsur yaitu biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
Biaya taksiran dapat ditentukan atas
dasar data masa lalu, dari perhitungan,
dari rumus kimia atau matematis, atau
secara sederhana dengan taksiran.
Biaya taksiran ditentukan pada awal
masa produksi atau pada awal tahun
anggaran
Taksiran biaya bahan baku

Penaksiran kuantititas bahan baku yang


akan dikonsumsi dalam setiap satuan
produk dapat didasarkan pada
spesifikasi teknis, percobaan atau data
masa lalu.

Penaksiran harga bahan baku dapat


didasarkan pada harga kontrak pembelian
dalam jangka dipublikasikan.
Taksiran biaya tenaga kerja

Penaksiran jumlah jam tenaga kerja


yang akan dikonsumsi untuk
menghasilkan setiap satuan produk
harus memperhitungkan juga waktu
persiapan produksi, materials handling,
perbaikan mesin dan hal-hal lain yang
memerlukan jam tenaga kerja

Taksiran biaya tenaga kerja = taksiran


jumlah jam kerja untuk menghasilkan
setiap satuan produk dikalikan dengan
tarif biaya tenaga kerja.
Taksiran biaya overhead
pabrik
Penaksiran biaya overhead pabrik yang akan dibebankan
kepada produk berdasarkan pada tarif yang ditentukan di
muka.

Untuk itu perlu dilakukan pemisahan biaya overhead


pabrik ke dalam unsur biaya tetap dan biaya variabel

BOP variabel ditaksir dengan melihat hubungan biaya


tersebut dengan produksi, dengan anggapan bahwa
terdapat hubungan yang konstan antara jumlah produksi
dengan biaya yang dikeluarkan.

Taksiran BOP tetap merupakan jumlah taksiran masing-


masing unsur biaya overhead pabrik tersebut.
Prosedur akuntansi dalam sistem biaya
taksiran
Prosedur pencatatan biaya bahan baku:

METODE PERPETUAL:
Pembelian bahan baku, jurnal:
Persediaan Bahan Baku xx
Utang Dagang xx

Pemakaian bahan baku, jurnal:


Barang Dalam Proses-BBB xx
Persediaan Bahan Baku xx
METODE PERSEDIAAN FISIK:
Pembelian bahan baku, jurnal:

Pembelian xx
Utang dagang xx
Pemakaian bahan baku:

a. Menutup harga pokok persediaan bahan baku awal


periode:
Barang dalam Proses-BBB xx
Persediaan bahan baku xx
b. Menutup rekening pembelian:
Barang dalam proses-BBB xx
Pembelian xx
c. Mencatat harga pokok persediaan bahan baku akhir
periode;
Persediaan bahan baku xx
Barang dalam proses-BBB xx
Prosedur pencatatan biaya tenaga kerja:
Jurnal:
Barang dalam proses-BTK xx
Biaya Adm.& Umum xx
Biaya pemasaran xx
Gaji dan upah xx

Prosedur Pencatatan biaya overhead pabrik:


METODE 1:
Jurnal pencatatan BOP sesungguhnya terjadi:
BOP sesungguhnya xx
Persediaan suku cadang xx
Akumulasi Depresiasi aset tetap xx
Kas xx
Jurnal pada akhir periode:
Barang Dalam Proses-BOP xx
BOP sesungguhnya xx

METODE 2:
Jurnal pencatatan BOP sesungguhnya terjadi:
BOP Sesungguhnya xx
Persediaan suku cadang xx
Akumulasi Depresiasi Aset Tetap xx
Kas xx
Jurnal pembebanan BOP atas dasar tarif yang ditentukan di
muka:
Barang Dalam Proses-BOP xx
Biaya overhead yang dibebankan xx
Jurnal pada akhir periode:
Biaya overhead yang dibebankan xx
BOP sesungguhnya xx
Prosedur pencatatan harga pokok barang jadi dan
barang dalam proses pada akhir periode:
Harga pokok barang jadi = kuantitas barang jadi dikalikan
dengan biaya taksiran per satuan produk.
Jurnal:
Persediaan Barang Jadi xx
Persediaan Barang Dalam Proses xx
Barang Dalam proses-BBB xx
Barang Dalam Proses-BTK xx
Barang Dalam Proses-BOP xx
Prosedur pencatatan harga pokok barang yang
dijual:
Harga pokok penjualan = jumlah barang yang terjual
dikalikan dengan biaya taksiran per satuan produk. Jurnal:
Harga Pokok Penjualan xx
Persediaan Barang jadi xx
Prosedur pencatatan selisih biaya taksiran
dengan biaya sesungguhnya.
Jika pencatatan BOP adalah metode 1:
Jurnal:
Selisih xx
Barang dalam proses-BBB xx
Barang dalam proses-BTK xx
Barang dalam proses-BOP xx
(untuk mencatat selisih rugi, by sesungguhnya
> by taksiran)
Jika pencatatan BOP adalah metode 2, jurnal:
a. Selisih xx
Barang dalam proses-BBB xx
Barang dalam proses-BTK xx
Barang dalam proses-BOP xx
(untuk mencatat selisih rugi, jumlah pendebitan
rekening BDP lebih tinggi dari jumlah
pengkreditannya)
b. Selisih xx
BOP sesungguhnya xx
(untuk mencatat selisih rugi, yaitu BOP
sesungguhnya lebih tinggi dari yang dibebankan
berdasarkan tarif)
PROSEDUR AKUNTANSI DALAM SISTEM BIAYA
TAKSIRAN JIKA PRODUK DI OLAH MELALUI LEBIH
DARI SATU DEPARTEMEN PRODUKSI
Jika produk di olah melalui lebih dari satu departemen
produksi, prosedur akuntansi dalam sistem biaya taksiran
adalah sebagai berikut:
a. Untuk tiap-tiap departemen produksi harus ditentukan biaya
taksiran per satuan produk.
b. Untuk tiap-tiap departemen produksi dibentuk satu rekening
Barang Dalam Proses. Rekening tersebut dapat dipecah lagi
sesuai dengan unsur harga pokok produk.
c. Rekening BDP masing-masing departemen produksi didebit
dengan biaya produksi sesungguhnya selama periode
tertentu dan dikredit dengan harga pokok taksiran produk
jadi dan harga pokok taksiran barang dalam proses akhir
periode (unit ekuivalen x biaya taksiran per satuan produk)
d. Saldo rekening BDP tiap departemen produksi merupakan
selisih biaya sesungguhnya dengan biaya taksiran. Jumlah
selisih ini ditransfer ke dalam rekening selisih.
PERLAKUAN TERHADAP
SELISIH
Selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya
taksiran dalam suatu periode akuntansi dapat
diperlakukan sebagai berikut:
1. Ditutup ke rekening Harga Pokok Penjualan atau
rekening Laba Rugi.
2. Dibagikan secara adil kepada produk selesai dalam
periode yang bersangkutan, yaitu dibagikan ke
rekening Barang Jadi dan Harga Pokok penjualan.
3. Dibagikan secara adil ke rekening persediaan BDP,
persediaan Barang Jadi dan Harga Pokok Penjualan.
4. Membiarkan selisih tersebut tetap dalam rekening
selisih, karena ada kemungkinan selisih-selisih yang
terjadi akan saling menutup (mengkompensasi).

Anda mungkin juga menyukai