Anda di halaman 1dari 20

METODE HARGA POKOK PESANAN

2 (MELALUI SATU DEPARTEMEN PRODUKSI)

KOMPETENSI AKHIR
Mahasiswa mampu memahami pencatatan proses produksi dan perhitungan harga pokok
produksi dengan metode harga pokok pesanan.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bahan kajian ini, mahasiswa diharapkan mampu:

1. Mencatat pembebanan biaya produksi pada proses produksi harga pokok pesanan
2. Membuat jurnal penyesuaian, jurnal penutup, dan jurnal pembalik
3. Membuat kartu harga pokok pesanan
4. Menghitung harga pokok produk dengan metode harga pokok pesanan

A. PENDAHULUAN

Biaya produksi (cost product ) merupakan semua pengorbanan yang diperlukan untuk suatu
proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang berdasarkan harga pasar yang berlaku.
Terkait dengan proses produksi, biaya dapat terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerjan
langsung, maupun biaya overhead pabrik. Dalam pengumpulan biaya dalam produksi
tergantung pada proses produksi yang dilakukan, artinya perusahaan yang proses produksinya
dilakukan berdasarkan pesanan akan berbeda dengan perusahaan yang proses produksinya
dilakukan secara masal. Oleh karena itu, sesuai dengan proses produksinya, metode
pengumpulan biaya produksi dapat dibedakan antara metoide harga pokok pesanan dan
metode harga pokok proses.

Metode harga pokok pesanan (Job order cost method) adalah metode pengumpulan
biaya produksi untuk perusahaan yang proses produksinya tergantung pada pesanan
yang diterima. Dalam metode ini biaya-biaya produksi yang terjadi dikumpulkan untuk
membuat pesanan tertentu degan tujuan untuk menentukan harga pokok produk pesanan
secara keseluruhan maupun per satuan dari setiap pesanan yang diterima.

Harga pokok pesanan secara keseluruhan dihitung dengan mengumpulkan semua


biaya produksi yang terjadi, baik biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung
maupun biaya overhead pabrik. Harga pokok pesana per satuan dihitung dengan cara
membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk
dalam pesanan yang bersangkutan. Karena proses produksi dilakukan berdasarkan
pesanan maka pengumpulan biaya produksi harus dilakukan secara terpisah sesuai
spesifikasi pemesan dan memiliki identitas yang terpisah.

METODE HARGA POKOK PESANAN 1


Secara umum metode harga pokok pesanan memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya secara jelas dan penentuan harga pokok
pesanan secara individual.
2) Biaya produksi dipisahkan menjadi biaya produksi langsung, meliputi biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung, dan biaya produksi tidak langsung yang meliputi biaya-
biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dikenal dengan
biaya overhead pabrik.
3) Pembebanan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung didasarkan atas biaya
yang sesungguhnya yerjadi, sedangkan biaya produksi tidak langsung dibebankan pada
pesanan tertentu atas dasar tarif yang ditentukan dimuka.
4) Harga pokok produk setiap pesanan ditentukan pada saat pesanan selesai.
5) Harga pokok produk persatuan dihitung dengan membagi jumlah biaya produksi yang
dibebankan dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan.

B. AKUN-AKUN BUKU BESAR DAN BUKU PEMBANTU


Dalam metode harga pokok pesanan, akun-akun yang digunakan dalam pencatatan
biaya produksi adalah sebagai berikut:

1. Barang Dalam Proses Biaya Bahan Baku (BDP-BBB)

Akun Barang Dalam Proses Biaya Bahan Baku (BDP-BBB) merupakan akun yang
akan digunakan untuk mencatat pembebanan biaya bahan baku dalam proses
produksi. Pada saat pembebanan biaya bahan baku, akun ini akan didebet sebesar
biaya bahan baku sesungguhnya yang digunakan dalam proses produksi dan
mengkredit akun Persediaan Bahan Baku. Pada saat pesanan selesai diproduksi
akun ini akan dikredit sebesar biaya bahan baku sesungguhnya yang melekat harga
pokok produksi pesanan yang bersangkutan dan mendebet akun Persediaan Barang
Jadi.

Apabila pada akhir periode terdapat persediaan barang dalam proses, maka harus
dibuat penyesuaian dengan mendebet akun Persediaan Barang Dalam Proses dan
mengkredit akun Barang Dalam Proses Biaya Bahan Baku (BDP-BBB) sebesar
biaya bahan baku sesungguhnya yang melekat pada persediaan barang dalam
proses.

2. Barang Dalam Proses Biaya Tenaga Kerja Langsung (BDP-BTKL)

Akun Barang Dalam Proses Biaya Tenaga Kerja Langsung (BDP-BBB)


merupakan akun yang akan digunakan untuk mencatat pembebanan biaya tenaga
kerja langsung dalam proses produksi. Pada saat pembebanan biaya tenaga kerja
langsung, akun ini akan didebet sebesar biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya
yang digunakan dalam proses produksi dan mengkredit akun Gaji dan Upah. Pada
saat pesanan selesai diproduksi akun ini akan dikredit sebesar pembebanan biaya
tenaga kerja langsung sesungguhnya yang melekat pada harga pokok produk jadi
pesanan yang bersangkutan dan mendebet akun Persediaan Barang Jadi.

METODE HARGA POKOK PESANAN 2


Apabila pada akhir periode terdapat persediaan barang dalam proses, maka harus
dibuat penyesuaian dengan mendebet akun Persediaan Barang Dalam Proses dan
mengkredit akun Barang Dalam Proses Biaya Tenaga Kerja Langsung (BDP-
BTKL) sebesar biaya tenaga kerja sesungguhnya yang melekat pada persediaan
barang dalam proses.

3. Barang Dalam Proses Biaya Overhead Pabrik (BDP-BOP)

Akun Barang Dalam Proses Biaya Bahan Overhead Pabrik (BDP-BOP)


merupakan akun yang akan digunakan untuk mencatat pembebanan biaya
overhead pabrik dalam proses produksi. Pada saat pembebanan biaya overhead
pabrik, akun ini akan didebet sebesar biaya overhead pabrik yang dibebankan
dalam proses produksi dan mengkredit akun Biaya Ov verhead Pabrik yang
Dibebankan. Pada saat pesanan selesai diproduksi akun ini akan dikredit sebesar
biaya overhead pabrik yang melekat pada harga pokok produk jadi pada pesanan
yang bersangkutan dan mendebet akun Persediaan Barang Jadi.

Apabila pada akhir periode terdapat persediaan barang dalam proses, maka harus
dibuat penyesuaian dengan mendebet akun Persediaan Barang Dalam Proses dan
mengkredit akun Barang Dalam Proses Biaya Overhead Pabrik (BDP-BOP)
sebesar biaya overhead pabrik yang dibebankan pada persediaan barang dalam
proses.

4. Persediaan Barang (Produk) Jadi

Akun Persediaan Barang Jadi merupakan akun yang digunakan untuk mencatat
pesanan selesai. Akun ini akan didebet sebesar biaya produksi, baik biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja maupun biaya overhead pabrik yang melekat pada
persediaan barang jadi, dan mengkredit akun Barang Dalam Proses Biaya bahan
Baku (BDP-BBB). Barang Dalam Proses Biaya tenaga Kerja Langsung (BDP-
BTKL), dan Barang dalam Proses Biaya Overhead Pabrik (BDP-BOP).

Pada saat terjadi penyerahan pesanan kepada pemesan, akun Persediaan Barang/
Produk Jadi akan catat dengan mengkredit akun Persediaan Barang/Produk Jadi
sebesar harga pokoknya dan mendebit akun Harga Pokok Penjualan.

5. Persediaan Barang (Produk) Dalam Proses

Akun Persediaan Barang/Produk Dalam proses merupakan akun sementara yang


digunakan untuk menampung pesanan yang belum selesai pada akhir periode
akuntansi. Akun ini akan didebet sebesar biaya produksi, baik biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja maupun biaya overhead pabrik dengan mengkredit akun Barang
Dalam Proses Biaya bahan Baku (BDP-BBB). Barang Dalam Proses Biaya tenaga
Kerja Langsung (BDP-BTKL), dan Barang dalam Proses Biaya Overhead Pabrik
(BDP-BOP).

Pada saat awal tahun, selanjutnya akun Persedian Barang/Produk Dalam Proses
akan dibuat jurnal pembalik dengan mendebet akun Barang Dalam Proses Biaya
bahan Baku (BDP-BBB). Barang Dalam Proses Biaya tenaga Kerja Langsung

METODE HARGA POKOK PESANAN 3


(BDP-BTKL), dan Barang dalam Proses Biaya Overhead Pabrik (BDP-BOP) dan
mengkredit akun Persediaan Barang/Produk Dalam Proses.

6. Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjualan merupakan akun yang digunakan untuk mencata harga
pokok produk jadi yang diserahkan kepada pemesan. Pada saat penyerahan
produk jadi kepada pemesan Harga Pokok Penjualan didebet sebear harga pokok
produk jadi yang dipesan dan mengkredit akun Persediaan Barang/Produk Jadi.
Pada khir periode akuntansi, Harga Pokok Penjualan ditutup pada akun Rugi Laba
dengan cara mendebet akun Rugi Laba dan mengkredit akun Harga Pokok
Penjualan.

Selain akun-akun control tersebut perusahaan juga menggunakan akun-akun pembantu


sesuai dengan kebutuhan, diantaranya adalah kartu biaya, kartu persediaan, kartu
pesanan.

C. PROSES PENCATATAN PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI

1. Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku merupakan keseluruhan bahan untuk memproduksi suatu produk yang
umumnya menjadi bagian biaya terbesar dalam pembuatan produk sehingga biaya bahan
baku merupakan biaya yang langsung digunakan dalam proses produksi. Pencatatan bahan
baku dalam metode harga pokok pesanan dengan menggunakan metode mutasi persediaan
(perpetual inventory methode) dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

Pencatatan pada saat terjadi transaksi pembelian bahan baku

Pada saat terjadi pembelian bahan baku, pencatatan dilakukan dengan mendebit
akun Persediaan Bahan Baku dan mengkredit Utang Usaha atau Kas:

Persediaan Bahan Baku Rp xxx


Utang Usaha/Kas Rp xxx

Pencatatan pada saat pembebanan bahan baku pada produk

Pada saat terjadi pembebanan atau penggunaan bahan baku pada proses produksi,
pencatatan dilakukan dengan mendebit akun Barang Dalam Proses-Biaya Bahan
Baku (BDP-BBB) dan mengkredit akun Persediaan Bahan Baku:

Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku (BDP-BBB) Rp xxx


Persediaan Bahan Baku Rp xxx

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung


Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost) merupakan gaji atau upah yang
dibayarkan kepada tenaga kerja yang terlibat secara langsung dalam proses produksi,
misalnya gaji yang diberikan kepda buruh pabrik. Besarnya pembebanan biaya tenaga

METODE HARGA POKOK PESANAN 4


kerja langsung dalam proses produksi pesanan ditentukan berdasarkan jam kerja dan
tarip upah yang ditetapkan dalam proses produksi. Oleh karena itu diperlukan adanya
informasi tentang jam kerja yang digunakan untuk mengumpulkan informasi jam kerja
yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan daftar upah, sehingga perusahaan harus
membuat kartu hadir untuk masing-masing karyawan untuk mencatat jam kerja karyawan
dalam menyelesaikan pesanan.

Pencatatan biaya tenaga kerja dalam proses produksi dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut:

Pencatatan pada saat utang gaji

Gaji dan Upah Rp xxx


Utang Gaji dan Upah Rp xxx

Pencatatan pada saat pendistribusian pada fungsi perusahaan, termasuk di


dalamnya pembebanan biaya tenaga kerja langsung kepada produk:

Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja (BDP-BTK) Rp xxx


Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp xxx
Biaya Pemasaran Rp xxx
Biaya Administrasi dan Umum Rp xxx
Gaji dan Upah Rp xxx

Keterangan:
 Akun BDP_BTK digunakan untuk mencatat pembebanan biaya tenaga kerja
langsung dalam proses produksi.
 Akun Biaya overhead pabrik sesungguhnya digunakan untuk mencatat gaji dan
upah atau biaya tenaga kerja tidak langsung yang sesungguhnya terjadi.
 Akun Biaya pemasaran untuk mencatat gaji dan upah pegawai bagian
pemasaran, misalnya gaji pegawai bagian penjualan, gaji salesman.
 Akun Biaya administrasi dan umum digunakan untuk mencatat gaji dan upah
pegawai bagian administrasi dan umum, misalnya direktur, gaji pegawai
bagian kantor.

Pencatatan pada saat pembayaran utang gaji dan upah:

Utang Gaji dan Upah Rp xxx


Kas Rp xxx

3. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik (BOP) merupakan biaya yang tidak secara langsung berhubungan
dengan proses produksi. Termasuk dalam biaya overhead pabrik (BOP) adalah muncul
dari biaya-biaya untuk tenaga kerja tidak langsung, penggunaan bahan penolong atau
tambahan, pajak, biaya penyusutan peralatan pabrik, biaya penyusutan gedung pabrik,
pengawasan mesin produksi, biaya listrik bagian pabrik, biaya bahan bakar pabrik,
asuransi pabrik, dan juga beragam fasilitas tambahan dalam proses produksi. Dalam
metode harga pokok pesanan, Biaya Overhead Pabrik dibebankan atas dasar tarip yang
ditetapkan dimuka dengan membuka akun Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan.

Proses pencatatan Biaya Overhead Pabrik (BOP) dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut:

METODE HARGA POKOK PESANAN 5


Pencatatan pada saat pembebanan BOP pada proses produksi

Pada saat terjadinya pembebanan BOP ke dalam proses produksi, pencatatan dilakukan
dengan mendebit akun Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabriki (BDP-BOP) dan
mengkredit akun Biaya Overhead Pabrtik yang Dibebankan)

Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik (BDP-BOP) Rp xxx


Biaya Overhead Pabrtik yang Dibebankan Rp xxx
(untuk mencatat pembeanan BOP ke dalam produk)

Pencatatan pada saat terjadinya biaya overhead pabrik sesungguhnya

Pada saat terjadi pengeluaran biaya overhead pabrik yang sesungguhnya, dilakukan
dengan mendebit akun Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya dan mengkredit akun-akun
biaya overhead pabrik:

Biaya overhead pabrik sesungguhnya (BOPS) Rp xxx


Persediaan bahan pembantu Rp xxx
Gaji dan Upah tidak langsung Rp xxx
Biaya penyusutan gedung pabrik Rp xxx
Biaya penyusutan mesin pabrik Rp xxx
Biaya asuransi pabrik Rp xxx
Biaya listrik pabrik Rp xxx
(Berbagai akun yang dikredit)

Pencatatan penutupan akun BDP-BOP ke akun BOP sesungguhnya

Pada saat produk pesanan selesai, akun BOP yang dibebankan ditutup ke akun Biaya
overhead pabrik sesungguhnya:

Biaya overhead pabrik yang dibebankan Rp xxx


Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp xxx

Pencatatan selisih biaya overhead pabrik

Pada akhir proses produksi pesanan, dihitung selisih Biaya Overhead Pabrik yang
sesungguhnya sebagai berikut:

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp xxx


Selisih BOP Rp xxx

Untuk mencatat apabila BOP yang sesungguhnya lebih kecil daripada BOP yang
dibebankan (selisih laba).

Selisih BOP Rp xxx


Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp xxx

Untuk mencatat apabila BOP yang sesungguhnya lebih besar daripada BOP yang
dibebankan (selisih rugi).

METODE HARGA POKOK PESANAN 6


Menutup selisih biaya overhead pabrik ke akun rugi laba:

Selisih BOP Rp xxx


Rugi Laba Rp xxx
(untuk menutup selisih laba bop)

Rugi Laba Rp xxx


Selisih BOP Rp xxx
(untuk menutup selisih rugi BOP)

4. Pencatatan Produk Selesai

Pada saat pesanan sudah selesai, maka akan dicatat dengan mendebet akun
Persediaan Produk Jadi dan mengkredit akun Barang Dalam Proses:

Persediaan Produk Jadi Rp xxx


Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku (BDP-BBB) Rp xxx
Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja (BDP-BTK) Rp xxx
Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik (BDP-BOP) Rp xxx

5. Pencatatan Produk Dalam Proses

Dalam akhir periode akuntansi mungkin masih terdapat pesanan yang belum
selesai, sehingga harus dibuat jurnal penyesuaian untuk mencatat pesanan tersebut,
dengan mendebit akun Persediaan Barang Dalam Proses, dan mengkredit akun
Barang Dalam Proses sebagai berikut:

Penyesuaian persediaan produk dalam proses:

Persediaan Produk Dalam Proses Rp xxx


Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku (BDP-BBB) Rp xxx
Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja (BDP-BTK) Rp xxx
Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik (BDP-BOP) Rp xxx

Pada awal periode selanjutnya akan dibuat jurnal pembalik atau penyesuaian
kembali sebagai berikut:

Penyesuaian kembali persediaan produk dalam proses:

Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku (BDP-BBB) Rp xxx


Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja (BDP-BTK) Rp xxx
Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik (BDP-BOP) Rp xxx
Persediaan Produk Dalam Proses Rp xxx

6. Pencatatan penyerahan produk jadi kepada pemesan


Pesanan yang sudah selesai dan diserahkan kepada pemesan dicatat dengan
tahapan sebagai berikut:

METODE HARGA POKOK PESANAN 7


Pencatatan penyerahan barang jadi kepada pemesan:

Piutang Usaha/Kas Rp xxx


Penjualan Rp xxx

Pencatatan perhitungan harga pokok penjualan:

Harga Pokok Penjualan Rp xxx


Persediaan Barang Jadi Rp xxx

Penutupan akun penjualan dan harga pokok penjualan ke akun rugi laba:

Penjualan Rp xxx
Rugi Laba Rp xxx
(untuk menutup akun penjualan)

Rugi Laba Rp xxx


Harga Pokok Penjualan Rp xxx

(untuk menutup akun harga pokok penjualan)

Alur proses pencatatan akuntansi pada metode harga pokok pesanan dapat dilihat
dalam buku besa pada gambar 1.

Dalam metode harga pokok pesanan setiap terjadi pembebanan biaya produksi
harus dicatat dalam Kartu Harga Pokok Pesanan untuk setiap pesanan.

METODE HARGA POKOK PESANAN 8


Gambar 1. Diagram Alur Pencatatan Proses Produksi Harga Pokok Pesanan

Utang Usaha Persediaan BB BDP-BBB Persediaan Barang Jadi Harga Pokok Penjualan Piutang Usaha

Gaji dan Upah BDP-BTK Persediaan Barang DP Penjualan

BOP Ydb BDP-BOP Rugi Laba

Berbagai rek dikredit BOP sesungguhnya Selisih BOP

METODE HARGA POKOK PESANAN 9


Teladan 1.

CV Suwarti bergerak dalam bidang pengadaan meubelair yang melayani permintaan kantor
sesuai dengan pesanan yang diolah hanya pdaa satu departemen. Selama periode bulan Mei
2020 terdapat data sebagai berikut:

1. Pada awal periode terdapat pesanan dari PT Wisnu yang masih harus diselesaikan
sebanyak 100 unit meja kantor yaitu pesanan nomor 007, dengan biaya produksi yang
telah melekat sebagai berikut:
Biaya bahan baku Rp 230.000.000,00
Biaya tenaga kerja langsung Rp 180.000.000,00
Biaya overhead pabrik Rp 108.000.000,00
2. Dibeli bahan baku untuk meubelair berupa kayu jati sebanyak 30 m3 dengan harga
sebesar Rp 6.000.000,00 per m3, yang sebagian telah dibayar sebesar Rp 20.000.000,00
3. Dibeli bahan-bahan penolong sebagai berikut:
- Paku 100 kg @ Rp 24.000,00 Rp 2.400.000,00
- Lem kayu 200 botol @ Rp 50.000,00 Rp 10.000.000,00
- Politur/pewarna 80 liter @ 100.000,00 Rp 8.000.000,00
- Kunci 200 unit @ Rp 23.000,00 Rp 4.600.000,00 +
Jumlah Rp 25.000.000,00
4. PT Lia di Bandarlampung memesan 80 unit meubelair dengan pesanan nomor 008, dan
PD Rohman memesan meubelair sebanyak 60 unit dengan pesanan nomor 009.
Penggunaan bahan baku selama bukan mei adalah sebagai berikut, untuk pesanan nomor
008 menggunakan bahan baku sebanyak 16 m3 dan pesanan nomor 009 menggunakan
bahan baku sebanyak 12 m3.
5. Penggunaan bahan penolong selama proses produksi adalah sebagai berikut:
- Paku 70 kg
- Lem kayu 180 botol
- Politur/pewarna 70 liter
- Kunci 130 unit
6. Biaya tenaga kerja kerja yang dikeluarkan selama bulan mei sebagai berikut:
- Upah langsung pesanan nomor 007 menggunakan 24 jam kerja @ Rp 500.000,00
- Upah langsung pesanan nomor 008 menggunakan 450 jam kerja @ Rp 300.000,00
- Upah langsung pesanan nomor 009 menggunakan 400 jam kerja @ Rp 250.000,00
- Upah tenaga kerja tak langsung Rp 70.000.000,00
- Upah pegawai bagian pemasaran Rp 110.000.000,00
- Upah pegawai bagian administrasi umum Rp 130.000.000,00
7. Biaya overhead pabrik dibebankan sebesar 60% dari biaya tenaga kerja langsung untuk
setiap pesanan.
8. Biaya overhead pabrik sesungguhnya yang terjadi selama bulan mei sebagai berikut:
- Biaya penyusutan mesin Rp 20.000.000,00
- Biaya penyusutan gedung pabrik Rp 15.000.000,00
- Biaya listrik dan bahan bakar Rp 8.000.000,00
- Biaya asuransi pabrik Rp 10.000.000,00

METODE HARGA POKOK PESANAN 10


9. Pesanan nomor 007 telah selesai dan diserahkan kepada pemesan dengan harg per unit
sebesar Rp 6.000.000,00 dan pesanan nomor 008 dengan harga Rp 4.800.000,00 per unit
sedangkan pesanan nomor 009 masih dalam proses.

Berdasarkan transaski tersebut, maka jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:

1. Jurnal pembalik

BDP-Biaya Bahan Baku Rp 230.000.000,00


BDP- Biaya Tenaga Terja Langsung Rp 180.000.000,00
BDP-Biaya Overhead Pabrik Rp 108.000.000,00
Persediaan Barang Dalam Proses Rp 518.000.000,00
(Untuk penyesuaian kembali persediaan barang dalam proses)

2. Jurnal pembelian Bahan baku

Persediaan Bahan Baku Rp 180.000.000,00


Kas Rp 20.000.000,00
Utang Usaha Rp 160.000.000,00

(untuk mencatat pembelian bahan baku 30 m3 @ Rp 6.000.000,00= 180.000.000,00)

3. Jurnal pencatatan pembelian bahan penolong

Persediaan Bahan Penolong Rp 25.000.000,00


Utang Usaha Rp 25.000.000,00
(untuk mencatat pembelian bahan penolong)

4. Jurnal pembebanan biaya bahan baku

BDP-Biaya Bahan Baku Rp 168.000.000,00


Persediaan Bahan baku Rp 168.000.000,00

(untuk mencatat penggunaan bahan baku 28m3 @ Rp 6.000.000,00 =Rp 168.000.000,00)

5. Jurnal pembebanan biaya bahan baku

BOP sesungguhnya Rp 20.670.000,00


Persediaan Bahan Penolong Rp 20.670.000,00

(untuk mencatat penggunaan bahan penolong)

METODE HARGA POKOK PESANAN 11


Perhitungan:
- Paku 70 kg @ Rp 24.000,00 = Rp 1.680.000,00
- Lem kayu 180 botol @ Rp 50.000,00 = Rp 9.000.000,00
- Politur/pewarna 70 liter @ Rp 100.000,00 = Rp 7.000.000,00
- Kunci 130 unit @ Rp 23.000,00 = Rp 2.990.000,00 +
Jumlah Rp 20.670.000,00

6. Jurnal pencatatan gaji dan upah

Gaji dan Upah Rp 557.000.000,00


Utang Gaji dan Upah Rp 557.000.000,00
(untuk mencatat utang gaji dan upah)

BDP-Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 247.000.000,00


BOP sesungguhnya Rp 70.000.000,00
Biaya Pemasaran Rp 110.000.000,00
Biaya Administrasi dan Umum Rp 130.000.000,00
Gaji dan Upah Rp 557.000.000,00
(untuk mencatat distribusi gaji dan upah)

Utang Gaji dan Upah Rp 557.000.000,00


Kas Rp 557.000.000,00
(untuk mencatat pembayaran utang gaji dan upah)

7. Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik

BDP-Biaya Overhead Pabrik Rp 153.000.000,00


BOP yang dibebankan Rp 153.000.000,00
(Pembebanan BOP 60% X Rp 255.000.000,00)

8. Jurnal pencatatan Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya

BOP sesungguhnya Rp 53.000.000,00


Biaya penyusutan mesin Rp 20.000.000,00
Biaya penyusutan gedung pabrik Rp 15.000.000,00
Biaya listrik dan bahan bakar Rp 8.000.000,00
Biaya asuransi pabrik Rp 10.000.000,00
(untuk mencatat BOP yang sesungguhnya)

9. Jurnal penyesuaian BOP yang dibebankan ke BOP sesungguhnya

BOP yang dibebankan Rp 153.000.000,00


BOP sesungguhnya Rp 153.000.000,00
(Penutupan akun BOP yang dibebankan)

METODE HARGA POKOK PESANAN 12


10. Jurnal selisih biaya overhead pabrik

BOP sesungguhnya Rp 6.322.000,00


Selisih BOP Rp 6.322.000,00

Perhitungan:
Pebdebitan BOP sesunggunya:
- Biaya bahan penolong Rp 20.670.000,00
- Biaya tenaga kerja tak langsung Rp 70.000.000,00
- Biaya penyusutan mesin Rp 20.000.000,00
- Biaya penyusutan gedung pabrik Rp 15.000.000,00
- Biaya listrik dan bahan bakar Rp 8.000.000,00
- Biaya asuransi pabrik Rp 10.000.000,00 +
Jumlah Rp 143.678.000,00
Pengkreditan BOP sesungguhnya Rp 153.000.000,00 -
Selisih Rp 6.322.000,00

11. Jurnal penutupan selisih BOP ke rugi laba

Selisih BOP Rp 6.322.000,00


Rugi Laba Rp 6.322.000,00

12. Jurnal Pencatatan Persediaan Produk Jadi

Persediaan Barang Jadi Rp 862.000.000,00


BDP-Biaya Bahan Baku Rp 326.000.000,00
BDP- Biaya Tenaga Terja Langsung Rp 335.000.000,00
BDP-Biaya Overhead Pabrik Rp 201.000.000,00

Perhitungan:
Pesanan nomor 007:
BDP-Biaya Bahan Baku Rp 230.000.000,00
BDP- Biaya Tenaga Terja Langsung Rp 200.000.000,00
BDP-Biaya Overhead Pabrik Rp 120.000.000,00 +
Jumlah Rp 550.000.000,00

Pesanan nomor 008


BDP-Biaya Bahan Baku Rp 96.000.000,00
BDP- Biaya Tenaga Terja Langsung Rp 135.000.000,00
BDP-Biaya Overhead Pabrik Rp 81.000.000,00 +
Jumlah Rp 312.000.000,00
Total Rp 862.000.000,00

METODE HARGA POKOK PESANAN 13


13. Jurnal pencatatan persediaan barang dalam proses

Persediaan Barang Dalam Proses Rp 232.000.000,00


BDP-Biaya Bahan Baku Rp 72.000.000,00
BDP- Biaya Tenaga Terja Langsung Rp 100.000.000,00
BDP-Biaya Overhead Pabrik Rp 60.000.000,00

Perhitungan:
Pesanan nomor 009:
BDP-Biaya Bahan Baku Rp 72.000.000,00
BDP-Biaya Tenaga Terja Langsung Rp 100.000.000,00
BDP-Biaya Overhead Pabrik Rp 60.000.000,00 +
Jumlah Rp 232.000.000,00

14. Pencatatan penyerahan pesanan kepada pemesan

Piutang Usaha Rp 984.000.000,00


Penjualan Rp 984.000.000,00
(untuk mencatat penyerahan pesanan)

Pehitungan:
Pesanan nomor 007: 100 @ Rp 6.000.000,00 Rp 600.000.000,00
Pesanan nomor 008: 80 @ Rp 4.800.000,00 Rp 384.000.000,00 +
Jumlah Rp 984.000.000,00

10. Jurnal pencatatan harga pokok penjualan

Harga Pokok Penjualan Rp 862.000.000,00


Persediaan Barang Jadi Rp 862.000.000,00

11. Jurnal penutup

Rugi Laba Rp 862.000.000,00


Harga Pokok Penjualan Rp 862.000.000,00

Penjualan Rp 984.000.000,00
Rugi Laba Rp 984.000.000,00

METODE HARGA POKOK PESANAN 14


Kartu Pesanan Nomor 007

CV. SUWARTI
Jalan Kresna Putra 278
Bandar Lampung
07
Nama Pemesan PT. Wisnu Tanggal Selesai 20 Mei 2020
Alamat Bandarlampung Jumlah Pesanan 100 unit
Tanggal Pesan 02 April 2020 Harga Total Rp 384.000.000,00
Nomor Pesanan 07 Harga Per satuan Rp 4.800.000,00
PERHITUNGAN
JENIS
HARGA
BIAYA JUMLAH TOTAL
TANGGAL VOLUME SATUAN SATUAN
(Rp) (Rp)
(Rp)
Biaya April 27 40 M3 5.750.000,00 230.000.000,00
Bahan Baku

230.000.000,00 230.000.000,00
Biaya April 27 360 Jam 500.000,00 180.000.000,00
Tenaga Mei 02 40 Jam 500.000,00 20.000.000,00
Kerja

200.000.000,00 200.000.000,00
Biaya April 02 60% BTKL 108.800.000,00
Overhead Mei 27 60% BTKL 12.000.000,00
Pabrik

120.000.000,00 120.000.000,00

JUMLAH BIAYA PRODUKSI 550.000.000,00

Harga Pokok Per satuan 5.500.000,00

DISERAHKAN TANGGAL 27 MEI 2020


CATATAN

METODE HARGA POKOK PESANAN 15


Kartu Pesanan Nomor 008

CV. SUWARTI
Jalan Kresna Putra 278
Bandar Lampung
08
Nama Pemesan PT. Lia Tanggal Selesai 20 Mei 2020
Alamat Bandarlampung Jumlah Pesanan 100 unit
Tanggal Pesan 02 April 2020 Harga Total Rp 600.000.000,00
Nomor Pesanan 08 Harga Per satuan Rp 6.000.000,00
PERHITUNGAN
JENIS
BIAYA HARGA
JUMLAH TOTAL
TANGGAL VOLUME SATUAN SATUAN
(Rp) (Rp)
(Rp)
Biaya Mei 01 16 M3 6.000.000,00 96.000.000,00
Bahan Baku

96.000.000,00 96.000.000,00
Biaya Mei 20 450 Jam 300.000,00 135.000.000,00
Tenaga
Kerja

135.000.000,00 135.000.000,00
Biaya Mei 20 60% BTKL 81.000.000,00
Overhead
Pabrik

81.000.000,00 81.000.000,00

JUMLAH BIAYA PRODUKSI 312.000.000,00

Harga Pokok Per satuan 3.900.000,00

DISERAHKAN TANGGAL 27 MEI 2020

CATATAN

METODE HARGA POKOK PESANAN 16


Kartu Pesanan Nomor 009

CV. SUWARTI
Jalan Kresna Putra 278
Bandar Lampung
09
Nama Pemesan PD Rohman Tanggal Selesai
Alamat Bandarlampung Jumlah Pesanan 60 unit
Tanggal Pesan 02 Mei 2020 Harga Total
Nomor Pesanan 09 Harga Per satuan

PERHITUNGAN
JENIS
HARGA
BIAYA JUMLAH TOTAL
TANGGAL VOLUME SATUAN SATUAN
(Rp) (Rp)
(Rp)
Biaya Mei 01 12 M3 6.000.000,00 72.000.000,00
Bahan Baku

72.000.000,00 72.000.000,00
Biaya Mei 20 400 Jam 250.000,00 100.000.000,00
Tenaga
Kerja

100.000.000,00 100.000.000,00
Biaya Mei 20 60% BTKL 60.000.000,00
Overhead
Pabrik

60.000.000,00 60.000.000,00

JUMLAH BIAYA PRODUKSI 232.000.000,00

Harga Pokok Per satuan

DISERAHKAN TANGGAL
CATATAN

METODE HARGA POKOK PESANAN 17


D. EVALUASI

01. PT Dhimas Raya merupakan perusahaan industri yang memproduksi berdasarkan pesanan.
Akun-akun buku besar yang berhubungan dengan proses produksi selama tahun 2013
tercatat sebagai berikut:

1 Januari 2013 31 Desember 2013

Persediaan Bahan Baku Rp 25.000.000,- Rp 100.000.000,-


Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp - Rp 110.000.000,-
Biaya Overhead Pabrik yang
Dibebankan (3/5 dari upah langsung) Rp - Rp 100.000.000,-
Barang Dalam Proses Rp 175.000.000,- Rp 75.000.000,-
Persediaan Barang Jadi Rp 100.000.000,- Rp 150.000.000,-
Harga Pokok Penjualan R - Rp 500.000.000,-

Berdasarkan data tersebut, buatlah jurnal:


a. Pembelian dan pemakaian bahan baku
b. Pembebanan upah langsung dan biaya overhead pabrik
c. Produk selesai tahun
d. Harga pokok produk yang dijual

02. PT LIA memproduksi sesuai dengn spesifikasi pesanan pembeli, pada tanggal 1 April 2013
saldo beberapa akun tercatat sebagai berikut:
- Persediaan bahan baku dan bahan pembantu Rp 180.000.000,-
- Persediaan Barang Dalam Proses Rp 210.000.000,-
- Persediaan Barang Jadi Rp 120.000.000,-

Transaksi yang terjadi selama bulan April 2013 adalah sebagai berikut:

1) Dibeli bahan baku senilai Rp 99.000.000,-


2) Pemakaian bahan dalam proses produksi sebesar Rp 120.000.000,-
3) Pemakaian bahan penolong dalam proses produksi sebesar Rp 13.200.000,-
4) Besarnya Gaji dan Upah Pegawai berdasarkan daftar gaji sebesar Rp 192.000.000,-
dengan perincian sebagai berikut:
o Upah langsung Rp 114.000.000,-
o Upah tidak langsung Rp 18.000.000,-
o Gaji tenaga pemasaran Rp 36.000.000,-
o Gaji tenaga administrasi Rp 24.000.000,-

Pajak penghasilan pasal 21 yang ditanggung pegawai sebesar Rp 5.160.000,- sedangkan


asuransi hari tua 50% ditanggung oleh perusahaan dan yang menjadi tanggungan
pegawai sebesar Rp 3.840.000,-. Asuransi hari tua yang ditanggung oleh perusahaan
dialokasikan berdasarkan gaji pegawai secara proporsional.

METODE HARGA POKOK PESANAN 18


5) Selama bulan April 2013 dikeluarkan berbagai macam biaya overhead pabrik sebesar Rp
57.000.000,-
6) Pembebanan Biaya Overhead Pabrik kepada poduk didasarkan atas 80% dari upah
langsung.
7) Produk selesai yang dihasilkan perusahaan selama bulan April 2013 adalah sebesar Rp
421.500.000,-
8) Produk selesai yang ada dalam gudang per 30 April 2013 sebesar Rp 59.100.000,-
9) Produk selesai diserahkan kepada pemesan dengan harga jual yang diperhitungkan
sebesar Rp 591.600.000,-

Berdasarkan transaksi-tranaksi tersebut:

a. Buatlah pencatatan ke dalam jurnal


b. Buatlah jurnal penutup per 31 April 2013.

03. CV Arrohman merupakan perusahaan yang memproduksi meubelair berdasarkan pesanan,


dengan pengumpulan harga pokok dilakukan dengan method harga pokok pesanan. Pada
tanggal 1 Januari 2012, saldo-saldo akun milik CV Arrohman tampak sebagai berikut:

- Persediaan Bahan Baku dan Bahan Penolong Rp 60.000.000,00


- Barang Dalam Proses Rp 70.000.000,00
- Persediaan Barang Jadi Rp 40.000.000,00

Selama bulan Januari 2012, telah terjadi transaksi-transaksi sebagai berikut:

1) Dibeli bahan baku seharga Rp 33.000.000,00


2) Bahan baku senilai Rp 40.000.000,00 dikeluarkan dari gudang untuk dipakai dalam proses
produksi.
3) Pemakaian bahan penolong sejumlah Rp 4.400.000,00
4) Gaji dan upah berdasarkan daftar gaji berjumlah Rp 64.000.000,00 dengan rincian
sebagai berikut:

o Upah langsung Rp 38.000.000,00


o Upah tidak langsung Rp 6.000.000,00
o Gaji bagian pemasaran Rp 12.000.000,00
o Gaji bagian administrasi Rp 8.000.000,00

Pajak penghasilan yang ditanggung karyawan berjumlah Rp 1.720.000,00 sedangkan


asuransi hari tua karyawan 50% ditanggung oleh perusahaan dan yang menjadi beban
karyawan sebesar Rp 1.280.000,00. Alokasi dana asuransi hari tua yang ditanggung
perusahaan didasarkan pada proporsi gaji karyawan.

5) Berbagai macam biaya overhed pabrik yang dikeluarkan perusahaan Rp 19.000.000,00


6) Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk dengan tarip 80% dari upah langsung.
7) Harga pokok produk selesai yang dihasilkan perusahaan dalam bulan Januari 2012
adalah Rp 140.500.000,00.

METODE HARGA POKOK PESANAN 19


8) Harga pokok produk selesai yang ada di dalam gudang pada tanggal 31 Januari sebesar
Rp 19.700.000,00. Barang yang telah diserahkan kepada pemesan dalam bulan Januari
2012 dengan harga Rp 197.200.000,00

Diminta:
a. Buatlah jurnal transaksi-transaksi tersebut di atas.
b. Buatlah jurnal untuk menutup akun biaya dan penghasilan ke dalam akun rugi laba

METODE HARGA POKOK PESANAN 20

Anda mungkin juga menyukai