AKUNTANSI MANAJERIAL
“PERILAKU BIAYA AKTIFITAS”
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH AKUNTANSI MANAJERIAL
SYIFA NADHIRA
AKN17030054
PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
JAKARTA
2019
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................................................1
1.3 TUJUAN PENULISAN..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
2.1 KARAKTERISTIK PERHITUNGAN HARGGA POKOK PROSES...........................2
2.2 ARUS BIAYA DALAM HARGA POKOK PROSES...................................................3
2.3 METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PROSES.............................................5
BAB III PENUTUP................................................................................................................14
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................................14
3.2 SARAN..........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
B. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang dalam jumlah keseluruhan bervariasi secara
proporsional terhadap perubahan keluaran. Jadi biaya variabel naik ketika keluaran naik
dan akan turun ketika keluaran turun.
C. Biaya Campuran
Biaya campuran adalah biaya yang memiliki komponen tetap dan variabel.
2
3
CONTOH ILUSTRASI
Violeta Manufacturing memproduksi produknya hanya melalui satu departemen
produksi. Manajemen menerapkan metode harga pokok proses untuk menyusun laporan
produksi. Berikut ini adalah informasi biaya yang berkenaan dengan produksi untuk
bulan Januari 2017, yang merupakan bulan pertama operasi perusahaan.
1. Pembelian bahan baku 1.000 kg @ Rp 1.250/unit
2. Biaya tenaga kerja Rp 720.000,-
3. Biaya overhead pabrik Rp 900.000,-
Kemudian stock opname pada akhir bulan menghasilkan informasi sebagai berikut
1. Barang jadi (finished goods) 600 unit
2. Bahan baku 100 unit
3. Barang dalam proses (work in process) 400 unit, dengan tingkat penyelesaian :
A. Bahan baku 90%
B. Biaya konversi 75%
Diminta untuk menyusun laporan biaya produksi untuk Violeta Manufacturing. Sajikan
pula perhitungannya. Asumsikan bahwa tidak ada unit yang hilang selama proses
produksi.
Tahapan Perhitungan dan Penyusunan :
1. Kumpulkan data untuk periode yang hendak dihitung
2. Siapkan laporan arus fisik dan equivalent units
3. Yakinkan total biaya yang hendak dihitung
4. Hitung cost per equivalent unit
5. Alokasikan total biaya pada produk jadi dan barang dalam proses
Jawab :
Data biaya adalah sebagai berikut
1. Biaya bahan baku : (1000 – 100 ) unit x Rp. 1.250/unit = Rp 1.125.000
2. Biaya tenaga kerja Rp 720.000
3. Biaya overhead pabrik Rp 900.000
Total biaya = Rp 2.745.000
VIOLETA MANUFACTURING
Laporan Biaya Produksi
Bulan Januari 2017
UNIT EKUIVALENSI
EU didefinisikan sebagai jumlah unit jadi yang dihasilkan dengan menggunakan bahan,
pekerja, overhead yang dikeluarkan selama satu periode yang tersedia untuk
menyelesaikan unit tersebut. Kata ekuivalensi sendiri dapat berarti “setara” atau “hampir
sama dengan”. Jadi jangan dibayangkan bahwa unit ekuivalensi sama dengan unit actual
secara fisik. Gambaran terjelas adalah bila membayangkan unit ekuivalensi diidentikkan
dengan barang dalam proses atau produk setengah jadi.
Rumus Unit Ekuivalensi :
Metode FIFO = Produk Selesai + (PDP Akhir x tingkat penyelesaian) + (PDP Awal x
tingkat penyelesaian)
Metode Average = Produk Selesai + (PDP Akhir x tingkat penyelesaian)
Diminta
Susunlah laporan biaya produksi untuk Violeta Manufacturing. Jangan lupa sajikan
perhitungannya. Asumsikan bahwa tidak ada unit yang hilang selama proses produksi.
Jawab
Biaya bahan baku : (1.100 + 100 – 75) x Rp 1.250 = Rp 1.406.250
Perhitungan Equivalent Unit :
A. Bahan Baku : 800 + (400 x (100% - 90%)) + (200 x 80%) = 800 + 40 + 160 =
1.000 eu
B. Biaya Konversi : 800 + (400 x (100% - 75%)) + (200 x 85%) = 800 + 100 + 170 =
1.070 eu
VIOLETA MANUFACTURING
Laporan Biaya Produksi
Bulan Februari 2017
1 Data Produksi (dalam unit)
Barang Dalam Proses - Awal 400
Ditambahkan kedalam Proses 1.000
Masuk Kedalam Proses 1.400
Alokasi untuk Produk Masuk Bulan Ini & Selesai Bulan Ini
- 800 x Rp 3.519 2.815.093
Sub Total Nilai Produk Jadi 4.044.480
Total Alokasi Biaya 4.628.625
Contoh Ilustrasi
Violeta Manufacturing memproduksi produknya hanya melalui satu departemen
produksi. Manajemen menetapkan harga pokok proses untuk menyusun laporan
produksi. Berikut ini adalah informasi biaya yang berkenan dengan produksi untuk bulan
Februari 2017, yang merupakan bulan kedua operasi perusahaan.
A. Pembelian Bahan Baku 1.100 unit @ Rp 1.250/unit (sisa bahan baku bulan lalu
100 unit)
B. Biaya Tenaga Kerja Rp 959.000
C. BOP Rp 1.301.500
D. Produksi yang dimulai untuk bulan Februari 1000 unit
E. Barang Dalam Proses – Awal : 400 unit dengan total nilai Rp 961.875 dan tingkat
penyelesaian :
- Bahan Baku 90%
- Biaya Konversi 75%
F. Kemudian stock opname pada akhir bulan menghasilkan informasi sebagai berikut
- Barang Jadi 1000 unit
- Bahan Baku 75 unit
- Barang Dalam Proses 200 unit, dengan tingkat penyelesaian :
III. Bahan Baku 80%
IV. Biaya Konversi 85%
VIOLETA MANUFACTURING
Laporan Biaya Produksi
Bulan Februari 2017
1. Data Produksi (dalam unit)
Barang Dalam Proses - Awal 400
Ditambahkan kedalam Proses 1.000
Masuk Kedalam Proses 1.400
Contoh Ilustrasi
31 Januari 2017
LAPORAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE AVERAGE
Departemen A Departemen B
Biaya Produksi :
- Bahan Baku Rp 100.000 Rp 50.000
- Tenaga Kerja Rp 30.000 Rp 220.000
- BOP Rp 120.000
Barang Dalam Proses - Awal 1.000 unit 200 unit
Pada laporan departemen A bagian data produksi di A dilaporkan bahwa telah di transfer
2.000 unit produk jadi, dengan nilai pada bagian alokasi biaya Rp 330.065. Maka pada
laporan departemen B bagian data produksi terdapat pengakuan penerimaan dari
departemen A sebanyak 2.000 unit dengan nilainya pada bagian akumulasi biaya
sejumlah yang sama. Perhitungan unit ekuivalensi untuk BDP Awal di departemen A dan
B berturut-turut 2.000 dan 1.700; atau sama dengan jumlah unit produk jadi. Perlakuan
yang sama juga terhadap unit ekuivalensi atas unit yang diterima oleh departemen B dari
departemen laporan produksi departemen B pada bagian data produksi mengakui
penerimaan dari A sebanyak 2.000 unit; sedangkan pada akumulasi biaya unit
ekuivalensi berubah menjadi 1.700. Perlakuan ini menyebabkan seluruh biaya BDP awal
di departtemen A dan departemen B, serta biaya departemen A yang ditransfer ke B
dibebankan kepada nilai produk jadi akhir.
10
VIOLETA MANUFACTURING
Laporan Biaya Produksi – Departemen A
Periode Yang Berakhir 31 Januari 2017
1. Data Produksi (dalam unit)
Barang Dalam Proses – Awal (BB 80%, BK 75%) 1.000
Ditambahkan kedalam Proses 1.500
Masuk Kedalam Proses 2.500
VIOLETA MANUFACTURING
Laporan Biaya Produksi – Departemen B
Periode Yang Berakhir 31 Januari 2017
2.
11
Akumulasi Biaya Produksi
Total Biaya EU Biaya/e.u
Diterima dari dept. A 330.065 1.700 194
Barang Dalam Proses Awal 100.000 1.700 59
Biaya bahan baku - - -
Biaya tenaga kerja 50.000 2.050 24
Biaya overhead pabrik 120.000 2.050 107
Total 700.065 385
VIOLETA MANUFACTURING
Laporan Biaya Produksi – Departemen A
Periode Yang Berakhir 31 Januari 2017
2.
12
Alokasi Biaya Produksi
Alokasi untuk Barang Dalam Proses - Akhir
Biaya bahan baku : 500 e.u x Rp 69/eu x 50% = 17.241
Biaya tenaga kerja : 500 e.u x Rp 22/eu x 25% = 2.727
Biaya ovehead : 500 e.u x Rp 87/eu x 25% = 10.909
Sub total barang dalam proses – akhir 30.878
Alokasi untuk Barang Jadi
Alokasi untuk Barang Dalam Proses - Akhir
Biaya bahan baku : 1.000 e.u x Rp 69/eu x (100% - 80%) = 13.793
Biaya tenaga kerja : 1.000 e.u x Rp 22/eu x (100% - 75%) = 5.455
Biaya ovehead : 1.000 e.u x Rp 87/eu x (100% - 75%) = 21.818
Ditambah nilai Barang Dalam Proses Awal = 100.000
Sub total barang dalam proses – akhir
141.066
- 1.000 x Rp 178
178.056
Sub Total Nilai Produk Jadi
319.122
Total Alokasi Biaya
350.000
VIOLETA MANUFACTURING
Laporan Biaya Produksi – Departemen B
Periode Yang Berakhir 31 Januari 2017
2.
13
Simaklah kedua laporan produksi baik untuk Departemen A dan Departemen B. Pada laporan
departemen A bagian data produksi di A dilaporrkan bahwa di transfer sejumlah 2000 unit
produk jadi, dengan nilai pada bagian alokasi biaya Rp 319.122. Maka pada laporan
departemen B bagian data produksi terdapat pengakuan penerimaan dari departemen A
sebanyak 2000 unit dengan nilainya pada bagian akumulasi biaya sejumlah yang sama.
Tidak dilakukan penghitungan unit ekuivalensi untuk BDP Awal di departemen A dan B.
Perlakuan yang sama juga terhadap unit ekuivalensi atas unit yang diterima olleh departemen
B dari departemen A laporan produksi departemen B pada bagian data produksi mengakui
penerimaan dari A sebanyak 2000 unit; sedangkan pada akumulasi biaya unit ekuivalensi
adalah tidak ada.
Perlakuan ini menyebabkan seluruh biaya BDP Awal di departemen A dan B, serta biaya
departemen A yang ditransfer ke B dibebankan kepada nilai produk jadi akhir.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kalkulasi biaya rata-rata dan kalkulasi biaya FIFO masing-masing mempunyai
keunggulan tersendiri. Pemilihan salah satu metode itu akan tergantung seluruhnya pada
sikap manajemen mengenai prosedur penentuan biaya yang lebih layak dan praktis. Metode
rata-rata umumnya lebih mudah untuk digunakan karena perhitungannya lebih mudah.
Metode ini paling sesuai jika hanya bahan baku, biaya konversi dan tingkat persediaan stabil.
Metode FIFO paling sesuai digunakan apabila tingkat harga bahan baku, biaya konversi atau
tingkat persediaan berfluktuasi. Metode FIFO lebih disukai untuk kepentingan pengendalian,
karena biaya per unit untuk setiap periode independent terhadap periode sebelumnya.
Perbedaan mendasar diantara kedua metode terutama berkaitan dengan perlakuan terhadap
persediaan awal barang dalam proses.
Kesulitan yang dihadapi dalam prosedur akuntansi biaya proses :
1. Penentuan kuantitas produksi dan tahap-tahap penyelesaiannya seringkali menjadi
masalah
2. Perhitungan biaya bahan seringkali memerlukan analisis yang cermat
3. Industri yang menggunakan kalkulasi biaya proses pada umumnya merupakan jenis
industri yang menghasilkan banyak produk (heterogen)
3.2 SARAN
Angka – angka yang dituliskan dalam contoh ilustrasi tidaklah akurat. Ada beberapa
bilangan harga yang dibulatkan tetapi ketika dikalikan dengan jumlah unit hasilnya tidak
sama dengan hasil yang seharusnya sehingga harus lebih teliti dan memeriksa ulang bilangan
– bilangan tersebut.
14
DAFTAR PUSTAKA
Witjaksono, Armanto. 2006. Akuntansi Biaya. Jakarta: Graha Ilmu
Anonim. 2001. Metode Harga Pokok Proses. Diakses pada 11 April 2019 Pukul 15.30
http://lkusrina.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/21101/METODE+HARGA+POKOK+
PROSES-pengantar.doc
15