Anda di halaman 1dari 22

HARGA POKOK PROSES

Oleh: Rima Dwijayanty,SE,MM


METODE HARGA POKOK

1. Metode HP Pesanaan (Job Order Costing Method).


2. Metode HP Proses/Massa (Proces Costing
Method).

Tipe/sifat proses produksi

1. The special order type of industry (produksi


satuan).
2. The mass production (produksi masa)
Karakteristik Harga Pokok Proses

• Sistem produksi merupakan sistem


produksi yang berjalan terus menerus
(intermitten)
• Produk yang dihasilkan merupakan
produksi massal dan bersifat seragam
(homogen)
• Tujuan produksi untuk membentuk
persediaan (inventory)
Arus Biaya Dalam Harga Pokok Proses

• Departemen
1. Biaya A
• Harga pokok
bahan baku Proses • Departemen Produk Jadi penjualan
2. Biaya TKL Produksi B
3. BOP • Departemen
C, dst
Contoh Soal
• PT. Denay manufacturing memproduksi produknya hanya melalui satu
departemen produksi. Manajemen menerapkan metode harga pokok proses
untuk menyusun laporan produksi. Berikut ini adalah informasi biaya yang
berkenaan dengan produksi bulan Januari 2017, yang merupakan bulan
pertama operasi perusahaan:
- Pembelian bahan baku 1.000kg @ Rp. 1250/kg
- Biaya tenaga kerja Rp. 720.000
- BOP Rp. 900.000
Kemudian stock opname pada akhir bulan menghasilkan informasi sebagai
berikut:
- Barang jadi (finished goods) 600 unit
- Bahan baku 100 unit
- Barang dalam proses (WIP) 400 unit, dengan tingkat penyelesaian yaitu
bahan baku 90%, biaya konversi 75%
Saudara diminta untuk menyusun laporan biaya produksi untuk PT. Denay
Manufacturing, dan sajikan perhitungan saudara. Asumsikan tidak ada unit
yang hilang selama proses produksi.!
Jawaban

• Tahapan perhitungan dan penyusunan:


1. Kumpulkan data untuk periode yang
hendak dihitung
2. Siapkan laporan fisik dan equivalent unit
3. Yakinkan total biaya yang hendak
dihitung
4. Hitung cost per equivalent unit
5. Alokasikan total biaya pada produk jadi
dan barang dalam proses
Data biaya adalah sebagai berikut:
• Data biaya bahan baku: (1.000-100) unit x Rp.1.250/unit = Rp. 1.125.000,-
• Biaya tenaga kerja Rp. 720.000,-
• Biaya overhead pabrik Rp. 900.000
• Total biaya produksi adalah Rp. 2.475.000

Perhitungan equivalent unit (UEP) sebagai berikut:


1. Biaya bahan baku = 600unit + (400unit x 90%) = 600 + 360 = 960
2. Biaya konversi = 600unit + (400unit x 75%) = 600 + 300 = 900
DATA PRODUKSI (dalam unit)
Barang dalam proses - Awal 0
Ditambahkan ke dalam proses 1000
Masuk ke dalam proses 1000
Produk selesai 600
SAMA
Masuk dalam proses - Akhir 400
Keluar proses 1000

AKUMULASI BIAYA PRODUKSI

Jenis Biaya Total Biaya UEP Biaya/unit


Biaya Bahan Baku 1.125.000 960 1.172
Biaya Tenaga Kerja 720.000 900 800
Biaya Overhead Pabrik 900.000 900 1.000
Total Biaya Produksi 2.745.000 2.972

ALOKASI BIAYA PRODUKSI

Alokasi untuk BDP-akhir


Biaya Bahan Baku 400e.u x Rp. 1172x90% 421.875
Biaya Tenaga Kerja 400e.u x Rp. 800x75% 240.000
Biaya Overhead Pabrik 400e.u x Rp. 1000 x 75% 300.000
961.875
Alokasi untuk Barang Jadi
600 e.u x Rp. 2.972
Sub total barang jadi 1.783.125
Total alokasi biaya 2.745.000
Unit Ekuivalensi (Equivalent Unit atau
E.U)
• Unit ekuivalensi disingkat e.u didefinisikan
sebagai jumlah unitjadi yang dihasilkan
dengan menggunakan bahan, pekerja
overhead yang dikeluarkan selama satu
periode yang tersedia untuk menyelesaikan
unit tersebut.
• Kata ekuivalensi sendiri berarti “setara” atau
hampir sama dengan.
• Jadi jangandibayangkan bahwa unit
ekuivalensi sama dengan unit aktual secara
fisik. Dapat digambarkan sebagai barang
dalam proses atau produk setengah jadi.
• Pada contoh soal di slide sebelumnya
dijelaskan bahwa BDP awal adalah 0 atau
perusahaan baru beroperasi pertama kalinya
dan bulan tersebut merupakan periode
akuntansi pertama.
• Pada akhir periode pertama tersebut, masih
terdapat BDP pada akhir periode, senilai Rp.
961.875. Dimana BDP akhir periode Januari
akan menjadi BDP awal pada Februari.
Dengan kata lain pada periode kedua sudah
terdapat BDP awal, sehingga untuk alokasi
biaya produksi terdapat 2 alternatif yang
dapat dipilih;
Alternatif Alokasi Biaya Produksi

1. Metode masuk pertama keluar pertama


(FIFO)
2. Metode rata-rata
Metode FIFO

• Pada metode ini, biaya persediaan awal


barang dalam proses dipisahkan dari biaya
yang ditambahkan pada periode berjalan dan
tidak dirata-ratakan dengan biaya tambahan
baru.
• Metode ini menghasilkan 2 angka biaya per
unit:
1. Persediaan awal barang dalam proses yang
diselesaikan
2. Unit yang dimulai dan diselesaikan dalam
periode yang sama
Contoh Soal
• PT. Denay manufacturing memproduksi produknya hanya melalui satu departemen
produksi. Manajemen menetapkan harga pokok proses untuk menyusun laporan produksi.
Berikut ini adalah informasi biaya yang berkenan dengan produksi untuk bulan Februari
2017, yang merupakan bulan kedua operasi perusahaan.
1. Pembelian bahan baku 1.100 unit @Rp.1.250/unit (sisa bahan baku bulan lalu 100 unit)
2. Biaya tenaga kerja Rp. 959.000
3. BOP Rp. 1.301.500
4. Produksi yang dimulai untuk bulan Februari 1000 unit
5. BDP (WIP)-awal : 400unit dengan total nilai Rp. 961.875 dan tingkat penyelesaian Bahan
baku 90% dan Biaya konversi 75%

Kemudian stock opname pada akhir bulan menghasilkan informasi sebagai berikut:
1. Barang jadi (finished goods) 800 unit
2. Bahan baku 75 unit
3. Barang dalam proses (WIP) 200 unit, dengan tingkat penyelesaian Bahan baku 80% dan
Biaya Konversi 85%
Diminta:
Susunlah laporan biaya produksi untuk PT. Denay Manufacturing (dengan asumsi tidak
ada unit yang hilang selama proses produksi)
Jawaban

Biaya Bahan Baku : (1.100 + 100 - 75) x Rp. 1.250 = Rp. 1.406.250
Unit Ekuivalen
Bahan baku 800 + (400 x (100% - 90%)) + (200 x 80%) = 800 + 40 + 160 = 1.000 e.u
Biaya konversi 800 + (400 x (100% - 75%)) + (200 x 85%) = 800 + 100 + 170 = 1.070 e.u
DATA PRODUKSI (dalam unit)
Barang dalam proses - Awal 400
Ditambahkan ke dalam proses 1000
Masuk ke dalam proses 1400
Produk selesai-yang berasal dari:
BDP-awal 400
SAMA
Masuk dan selesai bulan ini 800
BDP - akhir 200
Keluar proses 1400

AKUMULASI BIAYA PRODUKSI

Jenis Biaya Total Biaya UEP Biaya/unit


BDP-awal 961.875 0
Biaya Bahan Baku 1.406.250 1000 1.406
Biaya Tenaga Kerja 959.000 1070 896
Biaya Overhead Pabrik 1.301.500 1070 1.216
Total Biaya Produksi 4.628.625 3.519

ALOKASI BIAYA PRODUKSI

Alokasi untuk BDP-akhir


Biaya Bahan Baku 200 e.u x Rp. 1.406 x 80% 225.000
Biaya Tenaga Kerja 200 e.u x Rp. 896 x 85% 152.364
Biaya Overhead Pabrik 200 e.u x Rp. 1.216 x 85% 206.780
584.145
SAMA
Alokasi untuk Barang Jadi
Biaya penyelesaian BDP-awal
Bahan baku 400 e.u x Rp. 1.406 x (100%-90%) 56.250
Tenaga kerja 400 e.u x Rp. 896 x (100%-75%) 89.626
Overhead pabrik 400 e.u x Rp. 1.216 x (100%-75%) 121.636
Ditambah nilai BDP-awal 961.875
Biaya penyelesaian BDP-awal 1.229.387
Alokasi untuk produk masuk & selesai bulan ini
800 unit x Rp. 3.519 2.815.093
Sub total nilai produk jadi 4.044.480
Total Alokasi Biaya 4.628.625
Metode Rata-Rata
• Dalam kalkulasi atau penetapan biaya rata-
rata, berarti bahwa biaya persediaan awal
barang dalam proses digabungkan dengan
periode baru. Kemudian biaya unit-unit yang
ditransfer ke departemen berikutnya dihitung
melalui perkiraan jumlah unit yang ditransfer
dengan biaya akhir per unit.
• Biaya per unit akan ditentukan dengan
membagi biaya – biaya ini dengan kuantitas
produksi ekuivalen.
Contoh Soal

• Simak kembali perhitungan Metode FIFO


di soal sebelumnya dan kerjakan dengan
metode rata-rata
Biaya Bahan Baku : (1.100 + 100 - 75) x Rp. 1.250 = Rp. 1.406.250
Unit Ekuivalen
Bahan baku 1100 + 100 + (200 x 80%) = 1200 + 160 = 1.360 e.u
Biaya konversi 1100 + 100 + (200 x 85%) = 1200 + 170 = 1.370 e.u
DATA PRODUKSI (dalam unit)
Barang dalam proses - Awal 400
Ditambahkan ke dalam proses 1000
Masuk ke dalam proses 1400
Produk selesai-yang berasal dari:
BDP-awal 400
SAMA
Masuk dan selesai bulan ini 800
BDP - akhir 200
Keluar proses 1400

AKUMULASI BIAYA PRODUKSI

Jenis Biaya Total Biaya UEP Biaya/unit


BDP-awal 961.875 1200 802
Biaya Bahan Baku 1.406.250 1160 1.212
Biaya Tenaga Kerja 959.000 1170 820
Biaya Overhead Pabrik 1.301.500 1170 1.112
Total Biaya Produksi 4.628.625 3.946

ALOKASI BIAYA PRODUKSI

Alokasi untuk BDP-akhir


Biaya dari dept sebelumnya 200 e.u x Rp.802 x 100% 160.313
Biaya Bahan Baku 200 e.u x Rp. 1212 x 80% 193.966
Biaya Tenaga Kerja 200 e.u x Rp. 820 x 85% 139.342
Biaya Overhead Pabrik 200 e.u x Rp. 1.112 x 85% 189.107
682.727
SAMA

Alokasi untuk produk masuk & selesai bulan ini


1000 unit x Rp. 3.946 3.945.898

Total Alokasi Biaya 4.628.625


Perbandingan Kedua Metode
• Metode rata-rata pada umumnya lebih
mudah untuk digunakan karena
perhitungannya lebih mudah. Metode ini
paling sesuai jika hanya bahan baku, biaya
konversi dan tingkat persediaan stabil.
• Metode FIFO paling sesuai digunakan
apabila tingkat harga bahan baku, biaya
konversi atau tingkat persediaan berfluktuasi.
Metode FIFO lebih disukai untuk kepentingan
pengendalian, karena biaya per unit untuk
setiap periode independen terhadap periode
sebelumnya.
Perbandingan Kedua Metode
• Perbedaan mendasar diantara kedua metode
terutama berkaitan dengan perlakuan terhadap
persediaan awal barang dalam proses.
• Kesulitan yang dihadapi dalam prosedur akuntansi
biaya proses:
1. Penentuan kuantitas produksi dan tahap-tahap
penyelesaiannya seringkali menjadi masalah
2. Perhitungan biaya bahan acapkali memerlukan
analisis yang cermat
3. Industri yang menggunakan kalkulasi biaya
proses pada umumnya merupakan jenis industri
yang menghasilkan banyak produk (heterogen)
Harga Pokok Proses
(Lebih dari satu departemen)
• Misalkan PT. Denay manufacturing yang
menerapkan harga pokok proses memiliki 2
departemen produksi, yakni departemen A dan
departemen B. Produk diolah pertama kali di
departemen A kemudian diselesaikan di
departemen B.
• Pada saat terjadi pemindahan produk jadi
departemen A ke departemen B, maka yang
ditransfer bukan saja secara fisik namun juga
harga pokoknya.
• Dengan kata lain biaya departemen A untuk
menyelesaikan produknya menjadi biaya
departemen B

Anda mungkin juga menyukai