Anda di halaman 1dari 24

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

• HARDIKA R.R. DAMANIK 1610112105


• RONAULI V. MARBUN 1610112107
• IDA SAPRIANI 16101121
Metode ABC (Activity Based Costing) adalah sistem
akumulasi biaya dan pembebanan biaya ke produk
dengan menggunakan berbagai cost driver, dilakukan
dengan menelusuri biaya dari aktivitas dan setelah itu
menelusuri biaya dari aktivitas ke produk.
Tujuan dari Activity Based Costing aadalah untuk
mengalokasikan biaya-biaya produksi berdasarkan
aktivitas yang dilaksanakan, kemudian mengalokasikan
biaya tersebut berdasarkan aktivitas-aktivitasnya
Perbedaan antara metode konvensional (full
costing dan variable costing) dengan metode
activity based costing adalah bahwa metode
konvensional menitikberatkan penentuan harga
pokok produk pada fase produksi jasa , sedangkan
untuk activity based costing menitikberatkan
penentuan harga pokok produk pada semua fase
pembuatan produk yang terdiri dari:
1. Fase Desain dan Pengembangan Produk
- Biaya Desain
- Biaya Pengujian
2. Fase Produksi
- Unit Level Activity Cost
- Batch Level Activity Cost
- Product Sustaining Activity Cost
- Facility Sustaining Activity Cost
3. Fase Dukungan Logistik
- Biaya Iklan
- Biaya Distribusi
- Biaya Garansi Produk
1. Sebagai penentu harga pokok produk lebih akurat
2. Meningkatkan mutu pembuatan keputusan
3. Menyempurnakan perencanaan strategik
4. Meningkatkan kemampuan yang lebih baik dalam
mengelola aktivitas yang melalui penyempurnaan
yang berkesinambungan
1. Perusahaan yang cukup modal (banyak mesin)
2. Perusahaan yang memiliki difersifikasi produk
3. Menggunakan fasilitas yang sama
4. Setiap produknya memiliki proses produksi yang
berbeda
1. Aktivitas Berlevel Unit
Aktivitas berevel unit adalah aktivitas yang dikerjakan setiap
kali satu unit produk di produksi. Besar kecilnya aktivitas ini
dipengaruhi oleh jumlah unit yang diproduksi.
Contoh : tenaga kerja langsung dan jam mesin

2. Aktivitas Berlevel Batch


Aktivitas berlevel Batch adalah aktivitas yang besar kecilnya
di pengaruhi oleh jumlah bacth yang diproduksi dan batch
itu sendiri sejumlah biaya untuk sejumlah rentang aktivitas
tertentu.
Contoh biaya aktivitas setup dan biaya penjadwalan
produksi
3. Aktivitas Berlevel Produk
Aktivitas Berlevel Produk adalah aktivitas yang dikerjakan untuk
mendukung berbagai produk yang diproduksikan oleh
perusahaan.
Contoh : aktivitas desain dan pengembangan produk
4. Aktivitas Berlevel Fasilitas
Aktivitas Berlevel Fasilitas adalah meliputi aktivitas yang
menopang prosses manufaktur secara umum yang menopang
proses pemanufakturan secara umum yang diperlukan untuk
menyediakan fasilitas atau kapasitas pabrik untuk memproduksi
produk namun banyak-sedikitnya aktivitas ini tidak
berhubungan dengan volume atau bauran produk yang
diproduksi
Contoh : penerangan pabrik, pajak bumi, depresiasi bank,
pemeliharaan bangunan,biaya kebersihan,
keamanan,pertamanan
Tahap-tahap dalam melakukan perhitungan HPP dengan
Activity Based Costing System adalah sbb:
1. Prosedur Tahap Pertama
Terdiri dari lima langkah yaitu
a) Penggolongan berbagai aktivitas
b) Pengasosiasian berbagai biaya dengan berbagai
aktivitas
c) Menentukan cost driver yang tepat
d) Penentuan kelompok biaya yang homogen
e) Penentuan tarif kelompok (Pool Rate)
2. Prosedur tahap kedua
Tahap kedua unutk menentukan HPP yaitu biaya untuk
setiap kelompok biaya Overhead Pabrik di lacak ke
berbagai jenis produk. Hal ini dilakukan dengan
menggunakan tarif kelompok yang dikonsumssi oleh
setiap produk. Ukuran ini merupakan penyederhanaan
dari kuantitas cost driver yanng digunakan oleh setiap
produk.
Cost Drivers merupakan suatu faktor yang menyebabkan
perubahan biaya aktivitas. Dalam pemilihan cost drivers
menurut supriyono (2002) memerlukan pertimbangan sbb:
1. Biaya pengukuran, ABC system terdapat cost driver yang
dapat dipilih. Cost driver yang dipilih sebaiknya yang
memiliki data atau informasi yang tersedia,untuk
meminimalkan biaya pengukuran.
2. Pengukuran tidak langsung dan tingkat korelasi. Adanya
struktur informasi sebelumnyadapat digunakan dengan cara
lain untuk meminimalkan biaya dalam memperoleh
kuantitas cost drivers
P.T. Ayu Jelita membuat 4 produk A, B, C, dan D dengan data
sebagai berikut:

Jumlah/ Jam Kerja Jam Jam Komponen


Unit
Produk Putaran Langsung/ Mesin / Material / Material /
Keluaran
Produksi unit unit unit unit
A 25 3 2 2 30 8
B 25 4 4 4 75 5
C 250 7 2 2 30 8
D 250 10 4 4 75 6
24
Biaya tenaga kerja Rp 7,- perjam
Biaya overhead pabrik :
Biaya variabel jangka pendek Rp. 8.250,-
Biaya variabel jangka panjang :
Biaya penjadwalan Rp. 7.680,-
Biaya set up Rp. 3.600,-
Rp. 11.280,-
Biaya penanganan material Rp. 7.650,-
Rp. 27.180,-
Hitunglah harga pokok perunit:
a. Menggunakan kalkulasi biaya produk konvensional
dengan memakai tarif overhead jamtenaga kerja.
b. Menggunakan ABC dengan pemacu biaya sebagai berikut:
- Biaya variabel jangka pendek jam mesin
- Biaya penjadwalan Jumlah putaran produksi
- Biaya set up Jumlah putaran produksi
- Biaya penanganan material Jumlah komponen
c. Bandingkan hasil dari kedua metode tersebut.
Jawab :
a. Kalkulasi biaya konvensional
Jumlah jam tenaga kerja A 25 X 2 = 50
B 25 X 4 = 100
C 250 X 2 = 500
D 250 X 4 = 100
1650
Tarif Overhead Pabrik = Rp. 27.180,- = Rp.16,47/Jam TK
1650
Total
Keterangan A (Rp) B (Rp) C (Rp) D (Rp)
(Rp)
Material 750,0 1.875 7.500 18.750 28.875,0
Upah 350,0 700 3.500 7.000 11.550,0
1.100,
Biaya Utama 2.575 11.000 25.750 40.425,0
0
BOP @16.47 823.5 1.547 8.235 16.470 27.175,5
1.923,
HP Produksi 4.222 19.235 42.220 67.600,5
5
Unit Produksi 25 25 250 250
HP Produksi/
77 169 77 169
Unit
1. Material Produk A
= Unit Keluaran x Jam Material/ unit
= 25 x 30
= 750

2. Upah Produk A
= (Unit Keluaran x Jam Kerja Langsung) x Biaya Tenaga Kerja
= (25 x 2) x Rp.7,-
= 350,-

3. Biaya Utama Produk A


= Material Produk A + Upah Produk A
= 750 + 350
= 1.100
4. BOP Produk A
= 16,47 x (Jumlah jam Tenaga Kerja)
= 16,47 x 50
= 823,5

5. HP (Harga Pokok) Produksi Produk A


= Biaya Utama Produk A + BOP Produk A
= 1.100 + 823,5
= 1.923,5

6. HP Produksi/unit Produk A
HP (Harga Pokok) Produksi Produk A
=
Unit Produksi Produk A
1.923,5
=
25
= 77
b. Kalkulasi Biaya dengan Metode Activity Based Costing
• By. Variabel jangka pendek Rp. 8.250,- / 1.650 = Rp. 5 / jam
TK
• By. Penjadwalan Rp. 7.680,- / 24 = Rp. 320 perputaran
produksi
• By. Penanganan Material Rp. 7.650/ 3.825 = Rp. 2/ komponen

Total Komponen
A 25 x 8 = 200
B 25 x 5 = 125
C 250 x 8 = 2.000
D 250 x 6 = 1.500 +
3.825
A B C D
Keterangan Total (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Biaya Utama 1.100,0 2.575,0 11.000 25.750 40.425,0
By Var. Jk Pdk @ Rp. 5
250,0 500,0 2.500,0 5.000,0 8.250,0
/ Jam TK
By. Penjadwalan @ Rp.
960,0 1.280,0 2.240,0 3.200,0 7.680,0
320
By. Set Up Rp.150/
450,0 600,0 1.050,0 1.500,0 3.600,0
Putaran
By. Penanganan
material @ Rp. 2/ 400,0 250,0 4.000,0 3.000,0 7.650,0
komponen
HP Produksi 3.160,0 5.205,0 20.650,0 38.450,0 67.605,0
Unit Produksi 25 25 250 250
HP Produksi/ unit 126,4 208,2 83,16 153,8
1. Biaya Utama Produk A
= Material Produk A + Upah Produk A
= (Unit Keluaran x Jam Material/ unit) +
(Unit Keluaran x Jam Kerja Langsung) x Biaya Tenaga Kerja
= (25 x 30) + (25 x 2) x Rp.7,-
= 750 + 350
= 1.100
2. Biaya Variabel Jangka Pendek @ Rp.5/Jam TK Produk A
= Rp.5,- x Jumlah Jam Tenaga Kerja
= Rp.5,- x 50
= 250
3. Biaya Penjadwalan @ Rp.320,- Produk A
= Rp.320,- x 3
= 960
4. Biaya Set Up Rp.150,-/Putaran Produk A
= Rp.150,- x Putaran Produksi Produk A
= Rp.150,- x 3
= 450
5. Biaya Penanganan Material @ Rp.2,-/Komponen Produk A
= Rp.2,- x Total Komponen Produk A
= Rp.2,- x 200
= 400

6. HP (Harga Pokok) Produksi Produk A


= Biaya Utama Produk A + Biaya Variabel Jangka Pendek Produk A + Biaya
Penjadwalan Produk A + Biaya Set Up Produk A + Biaya Penanganan Material
/Komponen Produk A
= 1.100 + 250 + 960 + 450 + 400
= 3.160

7. HP Produksi/ Unit
3.160
=
25
= 126,4
c. Membandingkan hasil yang diperoleh

Keterangan A (Rp) B (Rp) C (Rp) D (Rp)

HP Produksi / unit
77,0 169,0 77,0 169,0
metode konversional
HP Produksi / unit
126,4 208,2 83,16 153,8
metode ABC

Metode ABC lebih banyak membebankan overhead terhadap


produksi dengan volume yang lebih rendah dengan cenderung
membebankan secara relatif lebih kecil terhadap produksi dengan
volume yang lebih tinggi.
THANK YOU !!

Anda mungkin juga menyukai