Pengelolaan Kas
Kas merupakan aktiva “yang tidak menghasilkan laba” dalam arti bahwa,
meskipun ia dibutuhkan untuk membayar pekerja dan bahan baku,
membeli aktiva tetap, membayar pajak, melunasi utang, membayar
deviden, dan sebagainya, namun kas itu sendiri tidak menghasilkan
pendapatan/bunga.
1. Untuk berjaga-jaga
Perusahaan menyimpan kas sebagai cadangan untuk menghadapi
fluktuasi arus kas masuk dan keluar yang bersifat acak dan tak
terduga. Saldo untuk berjaga-jaga ini disebut juga “safety Stock”.
Saldo untuk berjaga-jaga ini dapat ditempatkan dalam bentuk
sekuritas yang sangat mudah dipasarkan (marketable securities);
yang berfungsi sebagai cadangan untuk berjaga-jaga yang
sekaligus menghasilkan pendapatan yang lebih besar
dibandingkan deposito bank.
2. Spekulasi
Saldo kas yang disimpan agar dapat memanfaatkan kesempatan
untuk membeli dengan harga murah; ini disebut sebagai saldo
untuk berspekulasi.
Kesimpulan:
A. Risiko Sekuritas:
1. Risiko Penunggakan.
Ada kemungkinan bahwa peminjam tidak mampu membayar bunga atau
melunasi pinjamannya pada saat jatuh tempo
Adalah suatu model formal yang dapat digunakan sebagai titik awal untuk
menetapkan target saldo kas.
Kas Akhir = 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Minggu
Seandainya C ditetapkan lebih besar, misalnya $600.000, jangka waktu
pemakaian kas tersebut akan lebih lama (6 minggu) sehingga penjualan
sekuritas atau meminjam hanya perlu dilakukan sekali 6 minggu, tetapi
saldo kas rata-rata akan naik dari $150.000 menjadi $300.000.
= +
Biaya total yang minimum dicapai apabila C sama dengan C*, yakni
transfer kas yang optimal. C* dihitung sebagai berikut :
C* =
Contoh:
Jika biaya tetap untuk menjual sekuritas (F) $150,- Jumlah total tambahan
kas yang dibutuhkan untuk transaksi pada seluruh periode (satu tahun) =
52 minggu x $ 100,- per minggu, dan k =15%, maka:
C* =
BIAYA KARENA
MENYIMPAN UANG KAS ($)
BIAYA KESEMPATAN
BIAYA TRANSAKSI