of cash)
Meningkatkan liabilitas jangka panjang
Meningkatkan ekuitas
Meningkatkan liabilitas jangka pendek
Menurunkan aset lancar selain kas
Menurunkan aset tidak lancar
cash)
Menurunkan liabilitas jangka panjang
Menurunkan ekuitas
Menurunkan liabilitas jangka pendek
Meningkatkan aset lancar selain kas
Meningkatkan aset tidak lancar
Kebijakan Fleksibel
Tinggi
Besar
Syarat pembayaran lunak
sehingga saldo piutang tinggi
Kebijakan Terbatas
Saldo kas yang rendah dan
tidak memiliki sekuritas yang
diperdagangkan
Kecil
Tidak ada penjualan kredit
sehingga tidak ada piutang
Pengelolaan aset lancar merupakan trade off antara biaya yang meningkat
seiring peningkatan pada investasi (carrying costs) dan biaya yang turun karena
adanya investasi pada aset lancar (shortage cost)
1. Carrying cost terbagi menjadi dua tipe yakni
a. Opportunity cost karena tingkat pengembalian aset lancar rendah
dibandingkan aset lainnya.
b. Biaya untuk memelihara nilai ekonomis dari persediaan, misalnya
biaya gudang.
2. Shortage cost terjadi saat investasi di aset lancar rendah.
Jika perusahaan kekurangan kas maka perusahaan terpaksa menjual
investasi jangka pendeknya. Jika tidak cukup maka perusahaan akan
meminjam ke bank.
3. Ada dua tipe shortage cost:
a. Trading or order cost adalah biaya untuk menempatkan pemesanan
atas kas (biaya broker) atau persediaan
b. Cost related to safety reserves biaya yang muncul karena adanya
kehilangan penjualan, kehilangan pelanggan, dan gangguan terhadap
jadwal produksi.
Faktor faktor yang menentukan kepemilikan aset likuid di perusahaan
Perusahaan yang memiliki aset likuid
Kebijakan Fleksibel
Kebijakan Terbatas
Keterangan gambar :
C = Cash balance
C/2 = Kas Rata-Rata
a. Jika perusahaan memiliki saldo kas (C) sebesar Rp 1.200.000 dan
selalu habis di pekan ke 2, maka kas rata rata adalah C/2
(1.200.000/2) = Rp 600.000
b. Strategi penentuan kas yang optimal akan bergantung pada ketiga hal
berikut ini
F = Biaya tetap untuk menjual investasi jangka pendek
T = Total saldo kas yang diperlukan
R = Opportunity cost jika memegang kas ( biasanya tingkat bunga)
b. Opportunity cost adalah (C/2) x R
c. Trading cost adalah (T/C) x F
d. Total Cost = Opportunity cost + Trading Cost
C
T
Total Cost = 2 x K + C x F
e. Berikut ini adalah gambar yang memperlihatkan jumlah saldo
kas yang optimal
Opportunity
Cost
C=
C
xK
2
2T
F
K
T
Trading Cost c x F
Keterangan :
U = Batas atas Kas
C = Target Kas
L = Batas bawah Kas
2
3
1
C=L+ F
4
R 3
()
U=3 C3 L
keuntungan, tetapi:
a. Banyak piutang yang tak tertagih
keuntungan, tetapi:
a. Mengurangi piutang yang tak
tertagih
b. Meningkatkan biaya penagihan
b. Mengurangi biaya penagihan
c. Meningkatkan biaya diskon
c. Mengurangi biaya diskon
d. Meningkatkan piutang
d. Mengurangi piutang
e. Penagihan yang lama
e. Penagihan yang lama
f. Semakin besar beban bunga
f. Semakin kecil beban bunga
Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan yang berhubungan
dengan piutang dagang:
1. Syarat Penjualan (Term of the sale)
Syarat penjualan timbul saat terjadinya penjualan apakah tunai atau kredit, jika
penjualan dilakukan secara kredit maka perusahaan akan menentukan:
a. Periode kredit
biasanya perusahaan merumuskan syarat penjualan dengan cara
%diskonto/periode kredit. Contoh: 2/10, n30 maka berarti perusahaan akan
memberikan diskon 2% jika pelanggan membayar dalam jangka waktu 10 hari,
jatuh tempo pembayaran adalah 30 hari. periode kredit adalah lamanya waktu
kredit yang diberikan, biasanya perusahaan memberikan periode kredit antara
30 120 hari. beberapa faktor yang mempengaruhi periode kredit:
a). Ketahanan barang dan nilai jaminan
b). Permintaan konsumen
c). Biaya, keuntungan dan standarisasi
d). Risko kredit
e). Jumlah piutang
f). Persaingan
g). Tipe pelanggan
b. Diskon tunai dan periode diskon
alasan perusahaan memberikan diskon tunai adalah untuk mempercepat
pelunasan piutang oleh pelanggan. Diskon tunai juga memungkinkan perusahaan
menetapkan harga yang lebih tinggi dan memberikan kredit kepada pelanggan
c. tipe instrumen kredit
umumnya penjualan tunai hanya menggunakan invoice (faktur penjualan)
sebagai instrumen formalnya:
a). Perusahaan dapat menggunakan promissory note yang merupakan
perjanjian antar penjual dan pembeli namun biasanya ditandatangani setelah
perusahaan mengirimkan barang promissory note digunakan apabila terjadi
pesanan dalam jumalah besar, tidak ada potongan harga tunai, dan penjual
mengantisipasi adanya masalah dalam penagihan.
b). Alternatif lain, perusahaan juga dapat menggunakan conditional sales
contract dimana hal kepemilikan barang tetap di penjual hingga pelanggan
melunasi pembayaran kredit
H. Kebijakan Kredit (credit policy)
Merupakan prosedur perusahaan untuk menyeleksi pelangganpelangaan yang dapat atau tidak dapat melunasi piutangnya. Terdapat lima faktor
untuk mengevaluasi kebijakan kredit:
1. Efek terhadap pendapatan
Jika perusahaan menjual produknya secara kredit maka akan terdapat
keterlambatan dalam memperoleh pendapatan. Penjualan secara kredit dapat
meningkatkan penjaulana produk dan perusahaan dpat menetapkan harga yang
lebih tinggi.
2. efek terhadap biaya
Perusahaan menjual barang secara tunai atau kredit tetap akan memerlukan
biaya untuk meperoleh atau memproduksi barang.
3. biaya atas utang
Apabila perusahaan memberikan kredit maka perusahaan harus mengatur
bagaimana untuk mendanai piutang tersebut. Perusahaan harus memperhatikan
biaya pinjaman jangka pendek dalam memutuskan pemberian kredit.
4. kemungkinan tak tertagih
Perusahaan harus menanggung risiko dari tidak tertagihnya hutang.
5. Diskon tunai
Perusahaan memperoleh penagihan piutang yang lebih rendah dari yang
ditagihkan apabila pelanggan membayar pada periode diskon.
I. Kebijakan penagihan
Setelah aplikasi kredit disetujui maka perusahaan harus mengelola
penagihan piutangnya dan mengidentifikasi masalah yang timbul dalam
penagihan.
Perusahaan harus memonitor penagihan piutang dengan cara:
1. perusahaan memonitor piutang dengan menganalisa rata-rata penagihan
piutang. Peningkatan rata-rata hari piutang di laur target yang telah ditentukan
harus dianalisis secara mendalam oleh perusahaan.
2. perusahaan juga dapat memonitor piutang dengan menggunakan aging schedule
untuk menentukan efektifitas kebijakan piutang perusahaan.
10
11
2. EOQ Model
1). Model EOQ menentukan jumlah kuantitas persediaan yang harus dipesan
agar biaya persediaan menjadi seminimal mungkin.
2T x F
2). Q= C
T= Total unit sales
F= Fixed cost
C= Carriying costs
3). Secara grafik EOQ adalah jumlah persediaan yang diperoleh dari
perpotongan kurva biaya pemesanan dan kurva biaya pemesanan
4). EOQ ditentukan oleh biaya pemesanan dan biaya penyimpanan persediaan
a). Biaya penyimpanan= (EOQ/2) x biaya penyimpanan per unit
b). Biaya pemesanan= (jumlah yang dibutuhkan/EOQ) x biaya setiap kali
pesan
c). Total biaya = biaya penyimpanan + biaya persediaan
3. Perpanjangan model EOQ
Pada kenyataannya, perusahaan tidak selalu menunggu persediaan habis
untuk memesan persediaan kepada pemasok hal ini karena perusahaan ingin
meminimalisir risiko keuangan persediaan yang menyebabkan hilangnya
kesempatan menjual dan adanya rentang waktu dari pemesanan hingga persediaan
sampai dirumah perusahaan. berdasarkan pertimbangan tersebut, maka perusahaan
menyusun:
a). Safety stock
tingkat minimum persediaan yang harus tersedia diperusahaan.
b). Reorder Point
perusahaan akan memesan persediaan jika persediaan mencapai level kritis
12
13