Anda di halaman 1dari 24

MANAJEMEN TRESURI DAN MODAL KERJA

Treasury adalah salah satu aktivitas finansial di perusahaan, perbankan dan non
perbankan, yang berkaitan dengan 3 (tiga) aktivitas utama yaitu manajemen kas, investasi kas,
dan transaksi pembayaran. Oleh karena itu, bagian treasury menempati peran sentral dalam
tatakelola keuangan perusahaan. Treasury bertanggung jawab untuk menjaga likuiditas
perusahaan, yaitu: memastikan bahwa perusahaan memiliki cukup kas untuk memenuhi
kebutuhan operasional perusahaan, sewaktu-waktu. Adapun peran bagian treasury suatu
perusahaan , yaitu:

1. Membuat Peramalan Kas (Cash Forecasting)


2. Melakukan Tatakelola Modal Kerja (Working Capital Management)
3. Melakukan Tatakelola Kas (Cash Management)
4. Tatakelola Investasi (Investment Management)
5. Melakukan Tatakelola Risiko (Risk Management)
6. Menjaga Hubungan Baik Dengan Bank (Bank Relation)
7. Penggalangan Dana (Fund Raising)
1. Menelusuri kas dan modal kerja bersih
Aset lancer adalah kas dan aset lainnya yang diharapkan dapat diubah menjadi kas dalam
kurun waktu 1 tahun. Liabilitas lancar adalah kewajiban yang jatuh tempo kurang dari 1
tahun.
Modal kerja bersih = Aset lancer – Liabilitas Lancar
Fokus pada perubahan dalam kas menyebabkan kita mengesampingkan pemeriksaan
keputusan operasi dan pendanaan terhadap kas.

Modal kerja bersih + Aset lancer = Liabilitas Lancar + Ekuitas


Modal kerja = Kas + aset lancer lainnya – liabilitas jangka pendek
Kas = liabilitas jangka Panjang + ekuitas + liabilitas jangka pendek – aset lancer
selain kas – aset tetap
Berdasarkan persamaan di atas dapat disimpulkan :

Aktivitas yang meningkatkan kas Aktivitas yang menurunkan kas


(Source of cash) (Uses of cash)
Meningkatkan liabilitas jangka panjang Menurunkan liabilitas jangka panjang
Meningkatkan ekuitas Menurunkan ekuitas
Meningkatkan liabilitas jangka pendek Menurunkan liabilitas jangka pendek
Menurunkan aset lancar selain kas Meningkatkan aset lancar selain kas
Menurunkan aset tidak lancar Meningkatkan aset tidak lancar

2. Operating cycle dan cash cycle


Operating cycle adalah rentang waktu yang dibutuhkan untuk membeli persediaan,
menjualnya dan menerima pembayaran dari penjualan tersebut. Siklus ini terbagi menjadi
2 yakni:
a. Waktu yang dibutuhkan sejak membeli persediaan sampai dengan menjualnya disebut
inventory periode/inventory days
b. Waktu yang dibutuhkan untuk menjual persediaan hingga menerima pembayaran dari
penjualan disebut account receivable periode/account receivable days
Cash cycle adalah jumlah hari yang dibutuhkan mulai dari membayar persediaan
hingga menerima kas dari pelanggan
Cash cycle = Operating cycle – Account payable period

Inventory Inventory
Purchased Sold

Account Receivable
Inventory
Period
Purchased
Time
Account Payable
Cash Cycle
Period

Cash Paid for Inventory Cash Received

Operating
Cycle

Gambar Operating Cycle dan Cash Cycle


Gambar diatas menunjukkan aktivitas operasi dalam jangka pendek dan arus kas dari
perusahaan dagang/manufaktur. Kebutuhan pendanaan jangka pendek diperlihatkan
dengan selisih antara kas masuk dan kas keluar. Hal ini berhubungan dengan rentang
waktu dari operating cycle dan account payable period, yaitu :
a. Kekurangan kas dapat ditutupi dengan pinjaman jangka pendek atau memegang
cadangan likuiditas dalam bentuk kas atau sekuritas yang diperdagangkan
b. Kelebihan kas dapat diinvestasikan kedalam investasi jangka pendek

3. Kelebihan aspek kebijakan keuangan jangka pendek


Kebijakan perusahaan untuk pendanaan jangka pendek setidaknya terdiri dari 2 elemen,
yaitu :
a. Ukuran investasi persusahaan pada aset lancer. Umumnya diukur dengan
membandingkan totl aset lancer dengan pendapatan perusahaan. Kebijakan
pendanaan jangka pendek yang felksibel akan memiliki rasio aset lancer terhadap
pendapatan yang tinggi. Sebaliknya, untuk kebijakan pendanaan jangka pendek yang
terbatas akan memiliki rasio aset lancer terhadap pendapatan yang rendah
b. Pendanaan aset lancer
Mengukur proporsi liabilitas jangka pendek terhadap liabilitas jangka panjang.
Kebijakan pendanaan jangka pendek yang terbatas berarti proporsi liabilitas jangka
pendek terhadap liabilitas jangka panjang tinggi. Kebijakan pendanaan jangka pendek
yang feleksibel lebih sedikit menggunakan liabilitas jangka penden dan lebih banyak
liabilitas jangka panjang

3.1. Perbedaan kebijakan keuangan jangka pendek Fleksibel dan Terbatas

  Kebijakan fleksibel Kebijakan terbatas


Saldo kas yang rendah dan tidak
Saldo untuk kas dan sekuritas
Tinggi memiliki sekuritas yang
yang diperdagangkan
diperdagangkan
Investasi pada persediaan Besar Kecil
Syarat pembayaran lunak Tidak ada penjualan kredit
Kebijakan penjualan secara kredit
sehingga saldo piutang tinggi sehingga tidak ada piutang
3.2. Kebijakan pendanaan jangka pendek yang fleksibel akan menambah biaya
perusahaan karena membutuhkan arus kas keluar yang besar untuk meningkatkan kas,
sekuritas jangka pendek, persediaan dan piutang tetapi arus kas masuk akan meningkat
dimasa depan
Pengelolaan aset lancer merupakan trade off antara biaya yang meningkat seiring
peningkatan pada investasi (carrying costs) dan biaya yang turun karena adanya
investasi pada aset lancer (shortage cost).
1. Carrying cost terbagi menjadi 2 tipe yakni:
a. Opportunity cost karena tingkat pengembalian aset lancer rendah dibandingkan
dengan aset lainnya
b. Biaya untuk memelihara nilai ekonomis dari persediaan, misal biaya Gudang
2. Shortage cost terjadi saat investasi di aset lancar rendah
Jika perusahaan kekurangan kas maka perusahaan terpaksa menjual investasi
jangka pendeknya, jika tidak cukup maka perusahaan akan meminjam ke bank
3. Ada 2 tipe shortage cost :
a. Trading or order cost: order cost adalah biaya untuk menempatkan pemesanan
atas kas (biaya broker) atau persediaan
b. Cost related to safety reserves: biaya yang muncul karena adanya kehilangan
penjualan, kehilangan-kehilangan pelanggan dan gangguan terhadap jadwal
produksi
3.3. Factor-faktor yang menentukan kepemilikan aset likuid di perusahaan

Perusahaan yang memiliki aset likuid Perusahaan yang memiliki aset likuid
yang besar akan memiliki yang rendah akan memiliki

Kesempatan bertumbuh yang tinggi Kesempatan bertumbuh yang rendah

Risiko investasi yang tinggi Risiko investasi yang rendah


Perusahaan kecil Perusahaan besar
Kredit perusahaan rendah Kredit perusahaan tinggi
3.4. Carrying cost dan Shortage cost

Gambar 2 Carrying Cost dan Shortage Cost

Kebijakan Fleksibel

Dollar

Minimum point Total Cost

Carrying Cost

Shortage Costs

Amount of current assets (CA)


CA (the optimum amount of current
asset), it will minimize cost

Gambar 3 Kebijakan Fleksibel


Kebijakan Terbatas

Dollar

Minimum point Carrying Cost

Total Cost

Shortage Costs

Amount of current assets (CA)


CA (the optimum amount of current
asset), it will minimize cost

Gambar 4 Kebijakan terbatas

4. Rencana Keuangan Jangka Pendek


Terdapat 3 cara untuk pendanaan jangka pendek, yaitu:
1. Pinjaman bank tanpa jaminan
a. Cara paling umum untuk pendanaan jangka pendek adalah melalui pinjaman
ke bank. Perusahaan meminjam ke bank dalam jangka pendek berupa
noncommitment line of credit atau commited line
i. Noncommitted line of credit adalah perjanjian informal yang
memperkenalkan perusahaan untuk meminjam sampai dengan batasan
tertentu tanpa melalui persetujuan kredit
ii. Committed line adalah perjanjian formal dan umumnya melibatkan
commitment fee yang dibayarkan oleh perusahaan kepada bank
b. Compensating balance adalah simpanan milik perusahaan di bank yang
tidak memperoleh pendapatan bunga. Compensating balance meningkatkan
tingkat bunga efektif pinjaman yang harus ditanggung oleh perusahaan yang
meminjam uang ke bank
2. Pinjaman bank berjamin
Bank dan institusi keuangan lainnya sering mengharuskan perusahaan untuk
menyediakan jaminan atas pinjaman yang diberikan. Biasanya jaminan untuk
pinjaman jangka pendek adalah persediaan atau piutang dagang
3. Sumber pendanaan jangka pendek lainnya
Sumber pendanaan jangka pandek lainnya yang sering digunakan perusahaan
adalah commercial paper dan banker’s acceptance
a. Commercial paper adalah sutay utang jangka pendek yang dikeluarkan oleh
perusahaan besar dengan rating surat utang yang tinggi. Jatuhnya temponya
umumnya sampai 270 hari
b. Banker’s acceptance adalah perjanjian oleh sebuah bank untuk
membayarkan sejumlah uang

5. Investasi Idle Cash


Jika perusahaan memiliki surplus kas temporer, perusahaan dapat menginvestasikan
kelebihan kas tersebut dalam sekuritas jangka pendek.
Pasar yang memperdagangkan sekuritas-sekuritas jangka pendek disebut dengan
pasar uang
5.1. Temporary Cash Surpluses
Terdapat 2 alasan yang penting mengapa perusahaan memiliki surplus kas temporer
Pyaitu:
a. Aktivitas musiman atau siklikal
i. Beberapa perusahaan memiliki pola arus kas yang dapat diprediksi.
Mereka memiliki bulan-bulan tertentu dimana saldo kas mengalami
surplus dan bulan-bulan lainnya ketika saldo kas mengalami kondisi
deficit, misalnya perusahaan taman bermanin (theme park) yang arus kas-
nya dipengaruhi oleh musim liburan

Pendanaan Jangka Pendek


Uang
Bank
Loan
Marketable
Sekurities Pendanaan Jangka Panjang

Waktu
ii. Jika tejadi surplus kas, maka surplus akan diinvestasikan ke sekuritas
jangka pendek namun jika terjadi deficit maka perusahaan dapat menjual
sekuritas jangka pendeknya atau meminjam uang ke bank

b. Pendanaan untuk rencana pengeluaran di masa depan


Perusahaan juga dapat mengakumulasikan investasi sekuritas jangka pendek
untuk penyediaan kas atas pengeluaran yang sifatnya besar misalnya program
konstruksi aset, pembayaran dividen dan lain-lain

5.2. Karakteristik Sekuritas Jangka Pendek

Saldo kas mengangur perusahaan dapat ditempatkan dalam sekuritas-sekuritas jangka pendek.
Karakteristik-karakteristik yang penting dari sekuritas jangka pendek adalah maturity, risiko
gagal bayar, marketability dan taxability.

a. Maturity
Perubahan pada tingkat bunga pasar akan mempengaruhi harga sekuritas. Sekuritas
jangka Panjang memiliki perubahan yang lebih besar dibandingkan dengan sekuritas
jangka pendek untuk setiap perubahan pada tingkat bunga pasar. Risiko perubahan harga
sekuritas karena adanya perubahan tingkat bunga pasar disebut risiko tingkat bunga
(interest rate risk)
b. Risiko gagal bayar
Risiko disini merujuk pada probabilitas kupon bunga dan nilai pokoknya yang tidak akan
dibayar dalam jumlah yang telah dijanjikan saat jatuh tempo. Perusahaan menghindari
sekuritas yang diperdagangkan yang memiliki risiko gagal bayar yang tinggi dengan
merujuk kepada rating surat utang yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat efek,
misalnya Standard and Poor’s.
c. Marketability
Marketability merujuk kepada seberapa mudah sekuritas dapat diubah menjadi kas, jadi
sama dengan likuiditas
d. Taxes
Pajak yang dikenakan atas bunga yang berasal dari sekuritas jangka pendek harus
dipertimbangkan dalam menentukan investasi dana kas yang menganggur

6. Penentuan Target Saldo Kas


Penentuan target saldo kas merupakan trade off antara opportunity cost yang timbul
karena memegang kas terlalu banyak (kehilangan pendapatan bunga) dan trading cost yang
muncul karena memegang kas dalam jumlah yang sedikit. Jika perusahaan memegang kas
dalam jumlah sedikit, maka biasanya perusahaan akan menjual investasi jangka pendeknya agar
saldo kas-nya meningkat.
a. Trading cost menurun seiring dengan peningkatan saldo kas karena perusahaan tidak harus
sering melakukan penjualan sekuritas jangka pendek
b. Opportunity cost akan meningkat seiring dengan peningkatan saldo kas karena perusahaan
tidak dapat menginvestasikan saldo kasnya ke sekuritas jangka pendek

Hubungan kas dan biaya memegang kas (holding cost) dijelaskan sebagai berikut:

Costs in dollars of
holding cash Trading costs increase when the firm must sell
securities to meet cash needs
Total cost of holding cash

Opprtunity
Costs

The investment income foregone


when holding cash

Trading costs

Gambar 5 Holding cost


Terdapat beberapa model untuk menentukan target saldo kas, yaitu :
A. The Baumol – Allais – Tobbin (BAT) model

Keterangan gambar:
Time C = Cash Balance
C/2 = kas rata-rata
Gambar 6 BAT Model
i. Jika perusahaan memiliki saldo kas (C) sebesar RP 1.200.000 dan selalu habis
dipekan ke-2 maka kas rata-rata adalah C/2 (1.200.000/2) = Rp 600.000
ii. Strategi penentuan kas yang optimal akan bergantung pada ketiga hal berikut ini:
 F = Biaya tetap untuk menjual investasi jangka pendek
 T = Total saldo kas yang diperlukan
 R = Opportunity cost jika memegang kas (biasanya tingkat bunga)
iii. Opportunity cost adalah (C/2) x R
iv. Trading cost adalah (T/C) x F
v. Total cost = Opportunity cost + Trading cost
C T
Total cost = ×K+ ×F
2 C
vi. Berikut ini adalah gambar yang memperlihatkan jumlah saldo kas optimal

Gambar 7 Saldo Kas Optimal


B. The Miller – Orr Model
i. Perusahaan dapat menentukan berapapun saldo kasnya selama masih dibawah
batas atas dan di atas batas bawah saldo kas
ii. Berikut ini adalah gambar yang memperlihatkan batas atas, batas bawah dan
saldo kas

Keterangan:
U = Batas atas kas
C = Target kas
L = Batas bawah kas

R

2
( 13 )
3
( 13 )
2
𝛔
C=L+ ×F × R
4

U=3×C–3×L
Saldo kas rata-rata = (4 × C – L)/3

C. Implikasi dari BAT model dan Miller-Orr Model adalah


i. Semakin tinggi tingkat suku bunga maka semakin kecil target saldo kas
ii. Semakin besar order cost maka semakin tinggi target saldo kas

D. Faktor lain yang mempengaruhi target saldo kas adalah :


i. Pinjaman kas
Biaya meminjam lebih mahal disbanding trading cost sekuritas jangka pendek
ii. Relative cost
Karena biaya untuk menjual dan membeli sekuritas jangka pendek mungkin bagi
perusahaan besar dinilai tidak signifikan dibandingkan opportunity cost
memegang kas

7. Pengelolaan Piutang Dagang


Secara umum perusahaan yang memiliki saldo kas yang kecil harus dapat
mengelola piutangnya dengan baik yakni dengan mengurangi biaya pinjaman dan
mengurangi tingkat tak tertagihnya piutang. Menjaga hubungan baik dengan
pelanggan juga sangat penting karena dapat meningkatkan penjualan.
Penjualan piutang dapat dilakukan secara bebas atau ketat, dengan kelebihan
dan kekurangan sebagai berikut :

Pengelolaan yang bebas Pengelolaan yang ketat

Meningkatkan penjualan dan keuntungan, Mengurangi penjualan dan keuntungan,


tetapi : tetapi :
a. Banyak piutang yang tak tertagih a. Mengurangi piutang yang tak tertagih
b. Meningkatkan biaya penagihan b. Mengurangi biaya penagihan
c. Meningkatkan biaya diskon c. Mengurangi biaya diskon
d. Meningkatkan piutang d. Mengurangi piutang
e. Penagihan yang lama e. Penagihan yang cepat
f. Semakin besar beban bunga f. Semakin kecil beban bunga

Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan yang berhubungan dengan piutang


dagang :
1) Syarat Penjualan (term of the sale)
Syarat penjualan timbul saat terjadinya penjualan apakah tunai atau kredit,
jika penjualan dilakukan secara kredit maka perusahaan akan menentukan:
a. Periode kredit
Biasanya perusahaan akan merumuskan syarat penjualan dengan cara %
diskon/periode diskon, periode kredit. Contoh: 2/10, n/30 artinya
perusahaan akan memberikan diskon sebesar 2% jika pelanggan
membayar 10 hari setelah transaksi, dengan jatuh tempo pembayaran
adalah 30 hari.
Periode kredit adalah jangka waktu kredit diberikan, biasanya
perusahaan memberikan periode kredit antara 30-120 hari. Beberapa
faktor yang mempengaruhi periode kredit :
i. Ketahanan barang dan nilai jaminan
ii. Permintaan konsumen
iii. Biaya, keuntungan dan standarisasi
iv. Risiko kredit
v. Jumlah piutang
vi. Persaingan
vii.Tipe pelanggan
b. Diskon tunai dan periode diskon
Alas an perusahaan memberikan diskon tunai adalah untuk
mempercepat pelunasan piutang oleh pelanggan. Diskon tunai juga
memungkinkan perusahaan menetapkan harga yang lebih tinggi dan
memberikan kredit kepada pelanggan
c. Tipe instrument kredit
Umumnya penjualan tunai hanya menggunakan invoice (faktur
penjualan) sebagai instrument formalnya
i. Perusahaan dapat menggunakan promissory note yang merupakan
perjanjian antar penjual dan pembeli namun biasanya ditandatangani
setelah perusahaan mengirimkan barang. Promissory note digunakan
apabila terjadi pesanan dalam jumlah besar, tidak ada potongan
harga tunai, dan penjual mengantisipasi adanya masalah dalam
penagihan
ii. Alternatif lain, perusahaan juga dapat menggunakan conditional
sales contract dimana hak kepemilikan barang tetap di penjual
hingga pelanggan melunasi pembayaran kredit.

8. Kebijakan Kredit (credit policy)


Kebijakan kredit merupakan prosedur perusahaan untuk menyeleksi pelanggan-
pelanggan yang dapat atau tidak dapat melunasi piutangnya. Terdapat 5 faktor
untuk mengevaluasi kebijakan kredit:
a. Efek terhadap pendapatan
Jika perusahaan menjual produknya secara kredit maka akan terdapat
keterlambatan dalam memperoleh pendapatan. Penjualan secara kredit dapat
meningkatkan penjualan produk dan perusahaan dapat menetapkan harga yang
lebih tinggi
b. Efek terhadap biaya
Perusahaan menjual barang secara tunai atau kredit tetap akan memerlukan
biaya untuk memperoleh atau memproduksi barang
c. Biaya atas utang
Apabila perusahaan memberikan kredit maka perusahaan harus mengatur
bagaimana untuk mendanai piutang tersebut. Perusahaan harus memperhatikan
biaya pinjaman jangka pendek dalam memutuskan pemberian kredit.
d. Kemungkinan tak tertagih
Perusahaan harus menanggung risiko dari tidak tergatihnya piutang
e. Diskon tunai
Perusahaan memperoleh penagihan piutang yang lebih rendah dari yang
ditagihkan apabila pelanggan membayar pada periode diskon.

9. Kebijakan Penagihan
Setelah aplikasi kredit deisetujui maka perusahaan harus mengelola penagihan
piutangnya dan mengidentifikasi masalah yang timbul dalam penagihan.
Perusahaan harus memonitor penagihan piutang dengan cara:
a. Perusahaan memonitor piutang dengan menganalisis rata-rata hari penagihan
piutang. Peningkatan rata-rata hari piutang di luar target yang telah ditentukan
harus dianalisis secara mendalam oleh perusahaan
b. Perusahaan juga dapat memonitor piutangnya dengan menggunakan Aging
Schedule untuk menentukan efektivitas kebijakan penagihan piutang
perusahaan.
Perusahaan biasanya melakukan prosedur penagihan di bawah ini:
i. Mengirimkan pemberitahuan bahwa piutang pelanggan telah melewati jatuh
tempo
ii. Menelepon pelanggan
iii. Memperkerjakan perusahaan jasa penagihan piutang
iv. Menepuh jalur hukum

10. Manajemen Persediaan


Manajemen persediaan adalah keseimbanagan antara nilai persediaan untuk
memenuhi penjualan atau permintaan produksi yang dapat meminimalkan biaya
persediaan.

Persediaan Work in Persediaan


bahan baku process barang jadi

Biaya persediaan meliputi:


a. Biaya penyimpanan persediaan (carrying cost) yang terdiri dari:
i. Biaya Gudang
ii. Asuransi dan pajak
iii. Kerugian dari keusangan atau pencurian barang
iv. Opportunity cost dari modal yang diinvestasikan pada persediaan
b. Shortage cost yaitu biaya yang timbul akibat tidak memiliki cukup persediaan
di Gudang. Shortage cost dibagi menjadi :
i. Restocking cost : biaya untuk melakukan pemesanan dari pemasok
ii. Safety reserve cost atas hilangnya penjualan yang timbul akibat tidak
tersedianya persediaan dalam Gudang

11. Teknik Pengendalian Persediaan


11.1. Metode ABC
Metode ABC diterapkan untuk mengendalikan barang yang bernilai tinggi
disbanding dengan yang nilainya lebih rendah. Metode ABC membagi
persediaan dalam tiga kategori yaitu A,B, dan C.

Cumulative Percentage of
11.2. EOQ Model
Items in Inventory
Model EOQ menentukan jumlah kuantitas persediaan yang harus dipesan agar
biaya persediaan menjadi seminimal mungkin.
Rumus biaya pemesanan :
Gambar 8 Metode ABC dalam pengelolaan persediaan
Total biaya pesan : frekuensi pemesanan

Rumus biaya penyimpanan :

Total biaya simpan : total kebutuhan bahan baku

Rumus perhitungan economic order quantity menurut Handoko (2000:340) :

Q=
√2 S × D
H
Keterangan:
EOQ = kuantitas pembelian optimal.
S = biaya pemesanan setiap kali pesan.
D = penggunaan bahan baku pertahun.
H = biaya penyimpanan per-unit.

Menghitung karakteristik lain dari kebijakan persediaan optimum sebagai berikut ini :

1. Total dari biaya tahunan


minimum (TIC) :
      TC=(R/Q*)S +
(Q*/2)C
2.  Total dari biaya
pemesanan
tahunan (TOC) :
           TOC=(R/Q*)S
3. Total dari biaya simpan tahunan(TCC) :
           TCC=(Q*/2)C
4. Frekuensi pemesanan optimum per-tahun (F*) :
           F*=R/Q*
5.  Jarak Siklus optimum (T*) :
           T=Q*/R

Keterangan :
R = Jumlah pembelian (permintaan ) selama satu periode
C = Biaya simpan tahunan dalam rupiah / unit
S = Biaya setiap kali pemesanan
Q = Kuantitas pemesanan (unit/order)
Q* = Jumlah pesanan optimum (EOQ)
TC = Total biaya persediaan minimum (minimum total inventory cost)

Contoh soal :

PT. SEJAHTERA pada tahun yang akan datang membutuhkan bahan baku sebanyak 240.000
Unit. Harga bahan baku per unit adalah Rp2.000. biaya pesan untuk setiap kali melakukan
pemesanan adalah sebesar Rp150.000, sedangkan biaya penyimpanan adalah sebesar 25% dari
nilai rata – rata persediaan.

Diminta :

a. Berapa jumlah pemesanan paling ekonomis (EOQ) ?


b. Berapa kali pemesanan yang harus dilakukan dalam kurun waktu setahun ?
c. Berapa hari sekali perusahaan harus melakukan pemesanan ( 1 tahun = 360 hari ) ?
d. Apabila waktu yang dibutuhkan dari saat memesan sampai bahan baku tiba di perusahaan
ialah 2 minggu, kapan perusahaan harus melakukan pemesanan kembali (Reorder Point).
Jika diasumsikan 1 tahun = 50 Minggu.

Jawab :
a.

b. Pemesanan yang dilakukan perusahaan dalam setahun = 240.000 / 12.000 = 20 x pemesanan

c. Jika 1 tahun = 360 hari, maka pemesanan dilakukan perusahaan = 360 / 20 = 18 Hari Sekali

d.

sumber : https://rumus.co.id/eoq-contoh-soal/
11.3. Perpanjangan model EOQ
Pada kenyataannya, perusahaan tidak selalu menunggu persediaan habis untuk

memesan persediaan kepada pemasok hal ini karena perusahaan ingin


meminimalisir risiko kekurangan persediaan yang menyebabkan hilangnya
kesempatan menjual dan adanya rentang waktu dari pemesanan hingga
persediaan sampai di perusahaan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka
perusahaan menyusun:
a. Safety stock
Tingkat minimum persediaan yang harus tersedia di perusahaan
b. Reorder point
Perusahaan akan memesan persediaan jika persediaan mencapai level kritis
UNITS

200 Safety Stock

18

Gambar 9 Safety Stock


Pada gambar, safety stock adalah 200 sedangkan jika waktu pengiriman 2 hari,
maka reorder point adalah saat Q = 400 di hari ke 18

11.4. Material Requirement Planning (MRP)


Prosedur yang digunakan untuk menentukan tingkat untuk memesan persediaan
dan waktu produksi. MRP biasanya digunakan untuk produk yang cukup rumit
untuk di produksi. MRP dapat menentukan jumlah persediaan bahan baku yang
harus tersedia dan jumlah work in process untuk mencapai target barang jadi

11.5. Just in Time (JIT)


JIT bertujuan untuk meminimalisir persediaan, maka persediaan dipesan berkala
untuk meminimalisir kehabisan persediaan.

12. Pengelolaan Trade Debt dan Trade Payable


1. Utang Dagang
Untuk bisnis yang sedang tumbuh, mempunyai tingkat hutang yang bisa
dikelola dapat menjadi cara efektif dalam menjalankan bisnis. Pertumbuhan
seringkali menuntut adanya modal besar, dan untuk mendapatkan uang tersebut
mungkin mengharuskan entitas mencari pinjaman bank, pinjaman pribadi,
fasilitas kredit bergulir, kredit perdagangan, atau beberapa bentuk pembiayaan
hutang lainnya. Pada umumnya, hutang dapat menjadi ide bagus jika entitas
perlu meningkatkan atau melindungi arus kas atau perlu membiayai
pertumbuhan atau perluasan. Beberapa alasan umum untuk mencari pinjaman
mencakup:
1. Modal kerja – bilamana Anda bermaksud meningkatkan jumlah tenaga kerja
atau menambah inventaris perusahaan Anda.
2. Perluasan pasar baru – bilamana perusahaan-perusahaan memasuki pasar
yang baru, mereka seringkali mengalami siklus penagihan lebih panjang
atau harus menawarkan persyaratan lebih bagus kepada nasabah baru; dana
pinjaman dapat membantu melewati masa-masa ini.
3. Melakukan pembelian barang modal – Anda mungkin perlu membiayai
perlengkapan baru agar dapat memindahkan bisnis Anda ke pasar yang baru
atau meluaskan lini produk Anda.
4. Memperbaiki arus kas – Jika hutang jangka panjang Anda tinggal kurang
dari 10 tahun lagi maka pembiayaan ulang dapat memperbaiki arus kas.

2. Piutang Dagang
Secara umum, perusahaan akan lebih suka untuk menjual dengan tunai,
karena akan menerima kas lebih cepat dan memperpendek siklus kas. Tetapi
tekanan persaingan membuat perusahaan bersedia menjual secara kredit.
Dengan demikian penggunaan piutang diharapkan bisa meningkatkan penjualan
dan keuntungan, tetapi di lain pihak, piutang juga menyebabkan peningkatan
biaya yang berkaitan dengan piutang. Jika piutang dagang menunjukkan
kecenderungan meningkat, periode pengumpulan piutang meningkat, investasi
dalam piutang semakin meningkat. Investasi yang semakin tinggi
mengakibatkan kenaikan biaya, yang akan menurunkan profitabilitas.
Manajer keuangan perlu melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan
jika ada indikasi semacam itu, misal memperketat kebijakan kredit. Disamping
itu, kenaikan piutang yang tidak terkendali bisa mengindikasikan kondisi bisnis
yang semakin buruk. Monitoring piutang dagang bisa dilakukan dengan
mengawasi periode pengumpulan piutang.

13. Etika dan Tata Kelola di Manajemen Treasury dan Manajemen Modal Kerja
Bagian treasury menempati peran sentral dalam tata kelola keuangan
perusahaan terutama untuk uang berskala besar. Treasury bertanggung jawab
untuk menjaga likuiditas perbankan, yaitu: memastikan bahwa bank memiliki
cukup kas untuk memenuhi kebutuhan operasional bank sewaktu-waktu. Oleh
karena itu, treasury perlu melakukan peran berikut:

1. Membuat Peramalan Kas (Cash Forecasting)


Peramalan kas (cash forecasting) adalah awal dari semua peran lainnya
yang dijalankan oleh bagian treasury. Perkiraan dan semua komponen yang
terdapat pada peramalan kas diperlukan untuk: a. Menentukan apakah bank
membutuhkan lebih banyak uang tunai. Jika itu terjadi, maka mereka bisa
membuat rencana pendanaan (financing) baik melalui penggunaan hutang atau
ekuitas. b. Membuat rencana investasi, jika hasil ramalan surplus dimana ada
kelebihan kas (excess) yang akan timbul. 10c. Membuat rencana operasi yang
dapat melindung nilai tukar mata uang bank dengan mata uang asing.

2. Melakukan Tatakelola Modal Kerja (Working Capital Management)


Penggunaan utama dari kas bank adalah untuk memenuhi kebutuhan
modal kerja. Modal kerja merupakan komponen kunci dari peramalan kas. Tata
kelola di wilayah ini antara lain melibatkan perubahan tingkat aktiva lancar dan
kewajiban lancar sebagai respon atas capaian penjualan perusahaan. Lain
daripada itu Treasurer juga mesti mampu memberikan masukan bagi manajemen
tentang dampak perubahan kebijakan yang diusulkan pada tingkat modal kerja.
Oleh sebab itu, seorang Treasurer harus mengetahuai bagaimana modal kerja
digunakan, apa pengaruh dan kaitannya dengan elemen-elemen keuangan
lainnya.
3. Melakukan Tatakelola Kas (Cash Management)
Dengan menggabungkan informasi dalam perkiraan kas dan kegiatan
modal kerja manajemen, staff treasury harus mampu menjamin ketersediaan
dana yang cukup bagi kebutuhan operasional perusahaan.

4. Tatakelola Investasi (Investment Management)


Ketika peramalan kas menunjukkan adanya kelebihan dana, maka staff
treasury bertanggung jawab untuk menginvestasikannya dengan tepat dan benar.
Tiga tujuan utama dari peran ini adalah:
(a) tingkat pengembalian investasi yang maksimal
(b) kecocokan antara tanggal jatuh tempo investasi dengan proyeksi
kebutuhan kas perusahaan, dan yang paling penting adalah
(c) tidak menginvetasikan dana pada risiko tinggi.

5. Melakukan Tatakelola Risiko (Risk Management)


Para staff treasury juga bertanggung jawab untuk menciptakan strategi
manajemen risiko dan menerapkan taktik hedging untuk melindung perusahaan
dari segalam macam risiko keuangan terutama dalam rangka mengatisipasi
keadaan dimana:
(a) suku-bunga pasar membumbung tinggi melebihi suku bunga obligasi
perusahaan terhadap institusi lain;
(b) posisi selisih kurs perusahaan juga bisa beresiko jika kurs tiba-tiba
memburuk.

6. Menjaga Hubungan Baik dengan Bank (Bank Relation)


Hubungan jangka panjang perusahaan dengan pihak bank bisa menjadi
sangat bermanfaat pada saat suatu saat kelak perusahaan mengalami kesulitan
keuangan. Untuk itu Treasurer hendaknya sering bertemu dengan perwakilan
dari setiap bank yang digunakan oleh perusahaan untuk membahas kondisi
keuangan perusahaan, struktur biaya bank, setiap hutang yang diberikan oleh
bank kepada perusahaan (jika ada), dan transaksi valuta asing, hedging, kawat
transfer, cash pooling, dan lain sebagainya.
7. Penggalangan Dana (Fund Raising)
Mempertahankan hubungan baik dengan komunitas investasi untuk
tujuan penggalangan dana (biasa disebut fund rising), sangatlah penting. Mulai
dari para broker dan bankir investasi yang menjual utang perusahaan dan
mengelola penawaran ekuitas, sampai dengan para investor, dana pensiun, dan
sumber-sumber kas lainnya yang suatu saat tertentu mungkin dapat membeli
utang atau ekuitas perusahaan.
Selain peran-peran utama di atas, pada dasarnya staff treasury
seharusnya juga memonitor kondisi pasar terus-menerus, karena hal itu
diperlukaan pada saat tim manajemen perusahaan meminta informasi tentang
suku bunga, kemampuan perusahaan untuk membayar utang baru, dan
keberadaan utang pada saat tertentu. Jika perusahaan berencana untuk
melakukan merger atau akuisisi, maka staff treasury harus mampu
mengintegrasikan sistem treasury perusahaan yang akan diambil alih dengan
perusahaan induk. Peran lainnnya termasuk menjaga dan mengelola berbagai
asuransi atas nama perusahaan

14. Risiko terkait Treasury dan Manajemen Modal Kerja


Adapun risiko yang akan dihadapi dalam aktivitas treasury adalah sebagai berikut:

1. Risiko suku bunga yaitu yang muncul dari adanya perubahan dalam tingkat
bunga yang berlaku dipasar. Risiko tingkat bungan ini merupakan risiko utama
yang tidak dapat dihindarkan, sebab tingkat bunga ini mempunyai pengaruh
yang sama terhadap seluruh surat berharga yang ada.
2. Risiko pasar yaitu risiko yang muncul yang diakibatkan adanya kondisi
perekonomian negera yang berubah-rubah dipengaruhi oleh resesi dan kondisi
perekonomian lain.
3. Risiko inflasi yaitu risiko yang muncul akibat kenaikan harga-harga secara
umum.
4. Risiko Operasional yaitu risiko yang muncul yang diakibatkan Dapat terjadi
karena adanya kesalahan, penyelewengan atau ketidak patuhan terhadap
ketentuan yang berlaku.
5. Risiko kredit yaitu risiko yang muncul yang diakibatkan Dapat terjadi karena
pihak lawan (Counterparty) gagal memenuhi kewajibannya kepada bank
sehingga mempengaruhi rentabilitas bank.
6. Risiko likuiditas yaitu risiko yang muncul yang dapat terjadi karena adanya
mismatch atau shortage funding sehingga bank tidak dapat memenuhi kewajiban
pembayaran likuiditas pada waktu yang ditetapkan.
7. Risiko nilai tukar mata uang yaitu risiko yang timbul karena adanya fluktuasi
atau perubahan nilai tukar mata uang suatu negara dengan negara lain.
8. Risiko negara (country risk) yaitu risiko yang timbul karena adanya kebijakan-
kebijakan yang timbul dari pemerintah baik dari segi politik maupun ekonomi
serta adanya perubahan-perubahan dalam deregulasi yang berlaku selama ini.

Anda mungkin juga menyukai