143
A. J. Zamzami et al./ UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)
144
A. J. Zamzami et al./ UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)
145
A. J. Zamzami et al./ UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)
, (6) .
,
. Kasus :
Dari Sistem persamaan (6) dapat dicari Misalkan , sehingga
titik kesetimbangannya dengan membuat nol Sistem persamaan (7) menjadi:
ruas kanan sistem persamaan tersebut, sehingga ,
diperoleh Sistem persamaan (7) sebagai berikut: ,
, , (8)
, ,
, (7) .
,
Jelas untuk kasus maka dari persamaan
.
(7) nilai .
Persamaan 1 dari Sistem persamaan (7)
menjadi,
Persamaan 1 dari Sistem persamaan (8)
menjadi,
Kasus :
Persamaan 1 dari Sistem persamaan (7)
menjadi,
. (10)
.
Dengan demikian diperoleh titik .
kesetimbangan bebas penyakit sebagai
berikut,
146
A. J. Zamzami et al./ UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)
Mengingat syarat dari titik kesetimbangan yaitu titik kesetimbangan bebas peyakit
yang menyatakan bahwa setiap titik harus dengan
positif maka nilai , sehingga diperoleh dan titik kesetimbangan
sistem pertidaksamaan sebagai berikut,
endemik dengan
, ,
.
, ,
147
A. J. Zamzami et al./ UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)
Misal
Jelas
, ,
148
A. J. Zamzami et al./ UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)
kestabilan dari titik-titik kesetimbangan model ditunjukkan grafik dari masing-masing kelas
epidemi SIAT ini. pada Gambar 4.
Dalam penelitian ini dianalisi dinamika Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa
penyebaran penyakit HIV/AIDS dalam dua dengan nilai dan nilai yang berbeda
keadaan yang berbeda, yaitu ketika dan diperoleh grafik yang beragam pula. Gambar 4
ketika Untuk mempertimbangkan a) merepresentasikan grafik dengan
pengaruh laju treatment pada individu yang berbagai nilai langsung menuju titik
positif HIV tahap awal, dianalisa ketika kesetimbangan bebas penyakit, dimana grafik
dinamika populasi akan turun terlebih dahulu dikarenakan
. Untuk kematian murni dari individu yang ada pada
mempertimbangkan pengaruh laju progres kelas populasi rentan tersebut.
individu yang menjadi HIV tahap lanjut dari Gambar 4 b) merepresentasikan grafik
individu HIV tahap awal, dinamika populasi yang langsung turun menuju titik
dianalisa untuk kasus endemik kesetimbangan bebas penyakit yaitu . Grafik
dengan nilai dan untuk turun dikarenakan populasi HIV tahap
kasus non endemik dengan nilai awal menuju populasi HIV tahap lanjut (pre-
. AIDS), sebagian populasi lagi menjalani
Selanjutnya akan dianalisa pengaruh treatment dan sebagian lagi meninggal.
laju treatment pada populasi HIV tahap awal Gambar 4 c) merepresentasikan grafik
dengan memperhatikan nilai dengan sebagai populasi HIV tahap lanjut (pre-
variasi parameter yang beragam. Berikut AIDS) naik terlebih dahulu dikarenakan nilai
tabel variasi dengan nilai . yang tinggi kemudian turun menuju titik
Tabel 3 Nilai dengan variasi kesetimbangan bebas penyakit. Turunnya
grafik disebabkan kematian alami dan
sebagian individu mengikuti treatment.
Gambar 4 d) direpresentasikan sebagaik
grafik yaitu populasi positif AIDS, dimana
grafik langsung turun menuju titik
kesetimbangan bebas penyakit disebabkan
popolasi yang ada menjalani treatment dan
sebagian meninggal dikarenakan virus HIV-
AIDS saat terdiagnosa AIDS, dan sebagian lagi
disebabkan kematian murni.
Gambar 4 e) direpresentasikan sebagai
grafik yaitu kelas Treatment yang naik
dikarenakan banyaknya individu yang
Dari Tabel 3 maka menghasilkan nilai menjalani treatment dari kelas HIV tahap awal,
yang berbeda-beda. Selanjutnya akan HIV tahap lanjut dan kelas AIDS. Kemudian
149
150
A. J. Zamzami et al./ UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)
151
A. J. Zamzami et al./ UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)
dan turun lagi menuju titik kesetimbangan ditunjukkan grafik dari masing-masing kelas
endemik. Grafik turun disebabkan populasi pada Gambar 7.
yang ada menjalani treatment dan sebagian Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa
meninggal dikarenakan virus HIV-AIDS saat dengan nilai dan nilai yang berbeda
terdiagnosa AIDS, dan sebagian lagi disebabkan diperoleh grafik yang beragam pula. Gambar 7
kematian murni. a) merepresentasikan grafik dengan
Gambar 6 e) direpresentasikan sebagai berbagai nilai akan turun terlebih dahulu
grafik yaitu kelas Treatment yang naik dikarenakan kematian murni dari individu yang
dikarenakan banyaknya individu yang ada pada kelas populasi rentan tersebut, dan
menjalani treatment dari kelas HIV tahap sebagian menuju sub populasi HIV tahap awal
awal, HIV tahap lanjut dan kelas AIDS. dikarenakan kontak dengan penderita HIV
Kemudian grafik turun dikarenakan tingkat awal. Kemudian grafik naik
kematian murni dan kematian yang menuju titik kesetimbangan endemik.
disebabkan virus HIV-AIDS dari individu Gambar 7 b) merepresentasikan grafik
ketiga kelas tersebut. Kemudian nai kembali yang turun dikarenakan populasi HIV
hinga turun menuu titik kesetimbangan tahap awal menuju populasi HIV tahap lanjut
endemik. (pre-AIDS), sebagian populasi lagi menjalani
Semakin besar nilai maka akan treatment dan sebagian lagi meninggal.
semakin besar pula kemungkinan sistem Kemudian grafik naik dikarenakan ada
menuju titik kesetimbangan bebas penyakit. individu baru yang positif HIV tahap awal.
Selanjutnya akan dianalisa pengaruh laju Gambar 7 c) merepresentasikan grafik
treatment pada populasi HIV tahap awal
sebagai populasi HIV tahap lanjut (pre-
dengan memperhatikan nilai
AIDS) turun dahulu dikarenakan nilai yang
dengan variasi parameter yang
kecil kemudian naik menuju titik
beragam. Berikut tabel variasi dengan
kesetimbangan endemik. Turunnya grafik
nilai . disebabkan kematian alami, sebagian individu
mengikuti treatment dan sebagian lagi menjadi
Tabel 6 Nilai dengan variasi individu dengan AIDS.
Gambar 7 d) direpresentasikan sebagaik
grafik yaitu populasi positif AIDS, dimana
grafik turun terlebih dahulu kemudian
naik dan turun lagi menuju titik kesetimbangan
endemik. Grafik turun disebabkan
populasi yang ada menjalani treatment dan
Dari Tabel 5 maka menghasilkan nilai sebagian meninggal dikarenakan virus HIV-
yang berbeda-beda. Selanjutnya akan AIDS saat terdiagnosa AIDS, dan sebagian lagi
152
153
A. J. Zamzami et al./ UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)
154