Anda di halaman 1dari 13

UJM 7(2) 2018

UNNES Journal of Mathematics


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN MODEL


PENYEBARAN HIV/AIDS DENGAN TREATMENT

Ahmad Julul Zamzami, Stevanus Budi Waluya, dan Muhammad Kharis

Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia


Gedung D7 Lt. 1, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229

Info Artikel Abstrak


______________________ _________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Di Indonesia terdapat kasus HIV sebanyak dan kasus AIDS pada
Diterima Januari 2018 tahun 2013, tidak menutup kemungkinan angka tersebut dapat bertambah tiap
Disetujui Februari 2018 tahunnya. Penelitian ini membahas model matematika untuk penyebaran penyakit
Dipublikasikan November 2018 HIV/AIDS dengan Treatment. Model matematika yang digunakan berupa model
SIAT. Tujuan penelitian ini adalah membangun model matematika, menganalisis
titik kestabilan, dan menginterpretasikan simulasi model matematika dengan Maple.
Analisis yang dilakukan menghasilkan angka rasio reproduksi dasar . Setelah
______________________ menganalisis dua titik kesetimbangan maka dapat disimpulkan bahwa titik
Keywords:
kesetimbangan bebas penyakit akan stabil asimtotik lokal apabila . Sedangkan
titik kesetimbangan endemik akan stabil asimtotik lokal apabila . Selanjutnya,
Epidemi Model, HIV/AIDS,
untuk mengilustrasikan model tersebut maka dilakukan simulasi model
Treatment, Stability
menggunakan program Maple menghasilkan beberapa fakta, yaitu semakin besar nilai
progres menuju HIV tahap lanjut pada individu HIV tahap awal akan
memperkecil jumlah penderita dan semakin besar laju Treatmen dari populasi HIV
tahap awal akan memperkecil jumlah penderita.
Abstract
_________________________________________________________________
In Indonesia there are as many as 29.037 cases of HIV and 5.608 cases of AIDS on 2013,, it is
possible that number could increase every year. This study discusses the mathematical models
for the spread of HIV/AIDS disease with treatment class. The mathematical models used in the
form SIAT models. The purpose of this study is to develop a mathematical model, analyze the
point of stability, and interpret the mathematical model simulation with maple. The analysis
carried out to produce numbers basic reproduction ratio . After analyzing two equilibrium
point it can be concluded that the disease-free equilibrium point will be the local asymptotically
stable if . While the endemic equilibrium point will be the local asymptotically stable if
. Furthermore, to illustrate the model of the simulation model using Maple program
produces some of the facts, that the greater value of the individuals who join treatment from
HIV class and the greater progress of individuail who came pre-AIDS will reduce the
number of patients.
How to Cite
_________________________________________________________________
Zamzami, A.J., Waluya, S.B., Kharis, M. (2018). Pemodelan Matematika dan
Analisis Kestabilan Model Penyebaran HIV/AIDS dengan Treatment. UNNES
Journal of Mathematics 7(2): 142- 154.

© 2018 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: p – ISSN 2252-6943
E-mail: ahmadzam2i@gmail.com e – ISSN 2460-5859
A. J. Zamzami et al./ UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)

PENDAHULUAN Aplikasi pemodelan matematika dapat


dimanfaatkan sebagai alat bantu dalam
HIV (Human Immunodeficiency Virus) menyelesaikan permasalahan di bidang sains,
merupakan retrovirus bersifat limfotropik khas ekonomi, teknik dan kedokteran. Proses
yang menginfeksi sel-sel dari sistem kekebalan pemodelan matematika yaitu mengetahui
tubuh, menghancurkan atau merusak sel darah masalah di dunia real, transformasi ke dalam
putih yang spesifik yang disebut limfosit T- masalah matematika, membuat asumsi,
helper atau limpfosit pembawa faktor T4(CD4). formulasi persamaan/ pertidaksamaan,
Virus ini diklasifikasikan dalam famili penyelesaian persamaan/ pertidaksamaan,
Retroviridae, subfamili Lentiviridae, genus interpretasi solusi dan transformasi ke solusi di
Lentivirus (Nasronudin, 2007 dalam Rosella, dunia real.
2013). Selama infeksi berlangsung, sistem Model matematika menurut Haberman
kekebalan tubuh menjadi lemah dan penderita (1977) adalah model yang melibatkan konsep-
menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Tingkat konsep matematika (misalnya: fungsi,
HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai persamaan, ketaksamaan), atau representasi
infeksi tertentu merupakan indikator bahwa simbolik dari satu sistem yang melibatkan
infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS formulasi matematika secara abstrak.
(KPAI, 2010). AIDS merupakan kumpulan Penelitian yang berhubungan dengan
gejala atau penyakit yang disebabkan oleh pemodelan matematika tentang penyakit
menurunnya kekebalan tubuh akibat virus HIV HIV/AIDS sudah dilakukan oleh beberapa
(Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2011). orang. Menurut penelitian Bayarama et.al
Dasar utama terinfeksinya HIV adalah (2006) yaitu pada penelitiannya mengacu pada
berkurangnya jenis Limfosit T helper yang model jenis SIR epidemi dijelaskan oleh
mengandung marker CD4 (Sel T4). Limfosit persamaan diferensial. Model matematikanya
T4 adalah pusat dan sel utama yang terlibat disajikan dalam Sistem persamaan (1).
secara langsung maupun tidak langsung dalam
menginduksi fungsi imunologik. Menurun atau
(1)
menghilangnya sistem imunitas seluler terjadi
karena virus HIV menginfeksi sel yang
berperan membentuk antibodi pada sistem Model matematika tentang penyakit
kekebalan tersebut, yaitu sel Limfosit T4, HIV/AIDS dikembangkan oleh Hia et al.
setelah virus HIV mengikatkan diri pada (2012) yang pada jurnalnya menjelaskan
molekul CD4, virus masuk ke dalam target dan tentang model SIR pada penyakit HIV/AIDS
melepaskan bungkusnya kemudian dengan dengan melihat probabilitas masing-masing
enzim reserve transkriptase virus tersebut variabel. Model matematikanya disajikan
merubah bentuk RNA agar dapat bergabung dalam Sistem persamaan (2).
dengan DNA sel target. Selanjutnya sel yang
berkembang biak akan mengandung bahan
genetik virus. Infeksi HIV dengan demikian
menjadi irreversible dan berlangsung seumur Model matematika tentang penyakit
hidup ( Djoerban, 2009 dalam Rosella 2013). HIV/AIDS dikembangkan oleh Hia et al.
Menurut laporan Direktorat Jenderal (2012) yang pada jurnalnya menjelaskan
Pengendali Penyakit dan Penyehatan tentang model SIR pada penyakit HIV/AIDS
Lingkungan Kementrian Kesehatan RI pada dengan melihat laju Treatment. Model
tahun 2013, jumlah infeksi HIV yang matematikanya disajikan dalam Sistem
dilaporkan dari tahun 2000 – 2013 selalu Persamaan
menigkat dari awal yang hanya berjumlah 859
kasus menjadi 29,037 kasus pada tahun 2013.
Hal ini menunjukkan bagaimana
perkembangan kasus HIV yang begitu pesat
menyebar di masyarakat. Hal yang senada
diungkapkan oleh Komisi Penanggulangan
Pengembangan model dinamika SIA
AIDS Nasional yang melaporkan bahwa
menjadi model SIAT pada pembahasan ini
HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit
yaitu dengan membagi klas populasi manusia
yang dapat menyebabkan kematian sehingga
di mana klas Infected dibagi menjadi kelas
penyakit ini memerlukan perhatian serius. Hal
populasi Infected1 dan kelas populasi Infected2.
ini terlihat dari meningkatnya jumlah penderita
Di mana kelas populasi Infected1 adalah kelas
HIV/AIDS yang dilaporkan tiap tahunnya.
popupulasi yang positif HIV tahap awal,
kemudian kelas populasi Infected2 adalah kelas

143
A. J. Zamzami et al./ UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)

populasi yang menjadi HIV tahap lanjut atau


disebut pre-AIDS.
Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah (1) Bagaimana model SIAT dalam
penyebaran penyakit HIV/AIDS dengan kelas
Treatment? (2) Bagaimana analisis titik
kesetimbangan? (3) Bagaimana simulasi model
matematika SIAT dengan software Maple?.
(Kocak, 1991)
Tujuan dari penelitian ini membangun
Definisi 2 Sistem linear
model, menganalisis dan menginterpretasikan
disebut linearisasi sistem nonlinear dari Sistem
simulasi model matematika SIR untuk penyakit
HIV/AIDS dengan populasi yang masuk ke persamaan (4) di sekitar titik (Perko, 1991).
kelas HIV tahap awal dalam sistem lebih Bentuk umum kestabilan di sekitar titik
memilih menjalani Treatment.Model epidemik tetap berdasarkan perilaku orbit di sekitarnya,
SIR (Susceptible, Infectives, Recovered) pada dibedakan berdasarkan dua tipe nilai eigen,
nilai eigen real dan nilai eigen kompleks.
awalnya dikembangkan untuk mengetahui laju
Bentuk umum kestabilan untuk tipe nilai
penyebaran dan kepunahan suatu wabah
real adalah:
penyakit dalam populasi tertutup dan bersifat
a) Jika setiap orbit mendekati titik tetap,
epidemik. Setelah model terbentuk, akan dicari
maka titik tetap itu disebut titik tetap
solusi analitis dan titik kesetimbangannya, yang
stabil. Tipe ini ditunjukkan oleh Gambar
selanjutnya diinterpetasikan dalam
1a.
permasalahan yang sesunggunhnya dalam
b) Jika setiap orbit bergerak menjauhi titik
kehidupan nyata (Haberman, 1977).
tetap, maka titik tetap itu disebut titik
Selanjutnya untuk mengetahui definisi
tetap tak stabil. Tipe ini ditunjukkan oleh
dari titik ekuilibrium, diberikan sistem
Gambar 1b.
persamaan diferensial sebagai berikut.
c) Jika ada orbit yang bergerak mendekati
dan ada orbit yang menjauhi titik tetap,
maka titik tetap itu disebut titik pelana
(4)
(sadel). Tipe ini ditunjukkan oleh Gambar
1c.
dengan kondisi awal

Sistem persamaan (4) dapat ditulis menjadi


, (5)
Dengan ) E, Gambar 1 Bentuk umum kestabilan titik tetap
dan kondisi untuk tipe nilai eigen real
awal (a. Stabil, b. Tak stabil, c. Sadel)
Selanjutnya notasi menyatakan Bentuk umum kestabilan tipe nilai eigen
solusi Sistem persamaan (5) dengan nilai awal kompleks adalah:
. a) Jika setiap orbit mendekati titik tetap
secara spiral, maka titik tetap tersebut
Titik disebut titik ekuilibrium Sistem merupakan titik tetap spiral stabil, tipe ini
persamaan (4) jika (Perko, 1991). ditunjukkan oleh Gambar 2a.
Kestabilan titik tetap suatu sistem linear b) Jika setiap orbit menjauhi titik tetap secara
dapat dilihat dari nilai eigen sistem tersebut. spiral, maka titik tetap tersebut merupakan
Pada persamaan di deferensial orde satu Sistem titik tetap spiral tak stabil, tipe ini
persamaan (5) dengan solusi awal pada ditunjukkan oleh Gambar 2b.
waktu dan dengan kondisi awal c) Jika orbit-orbit bergerak mengelilingi titik
pernyataan berikut bernilai benar (Olsder, tetap sehingga membentuk kurva tertutup,
2004). maka titik tetap tersebut merupakan titik
Definisi 1. Diberikan fungsi tetap stabil netral, tipe ini ditunjukkan
pada sistem dengan oleh Gambar 2c.
Matriks transformasi L dinamakan
matriks Jacobi dari fungsi dan ditulis dengan
lambang Jadi matriks Jacobi dari fungsi
adalah

144
A. J. Zamzami et al./ UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)

ketika dinamika populasi dianalisa untuk kasus


endemik dengan nilai
dan untuk kasus non endemik
dengan nilai .
Dalam pembentukan model matematika
Gambar 2 Bentuk umum kestabilan titik tetap yang dibentuk, terdapat variabel-variabel dan
untuk tipe nilai eigen kompleks (a. Spiral stabil, parameter-parameter yang digunakan dalam
b. Spiral tak stabil, c. Stabil netral) model, variabel-variabel dan parameter-
(Hasibuan, K.M., 1989) parameter dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel
2.
METODE Tabel 1 Daftar Variabel-variabel
Variabel Keterangan
Metode yang digunakan pada penelitian Banyak individu rentan per satuan waktu t
ini adalah studi literatur atau kajian pustaka Banya individu terinfeksi dalam stadium sero-
dengan tahap-tahap: (1) penentuan masalah, (2) conversion dan asymptomatic per satuan waktu t
perumusan masalah, (3) studi pustaka, (4) Banyak individu terinfeksi dalam stadium pre-
analisis dan pemecahan masalah, (5) penarikan AIDS per satuan waktu t
kesimpulan. Banyak individu terinfeksi dalam stadium
AIDS per satuan waktu
Pemilihan dan perumusan masalah Banyak individu yang menjalani treatment per
diperlukan untuk membatasi permasalahan satuan waktu t
sehingga diperoleh bahan kajian yang jelas. Tabel 2 Daftar Parameter-parameter
Sehingga akan lebih mudah untuk menentukan Parameter Nilai Keterangan
langkah dalam memecahkan masalah tersebut. Laju individu yang masuk
Tahap studi pustaka dilakukan dengan kelas rentan
mengkaji sumber-sumber pustaka sehingga Laju keefektifan kontak
diperoleh gambaran umum dan populasinya, Laju progres penyakit
model matematika, model epidemik SIR,
sistem persamaan diferensial, titik ekuilibrium, Laju treatment HIV tahap
nilai eigen dan vektor eigen, analisis kestabilan awal
titik ekuilibrium dan simulasi model dengan Laju treatment pre-AIDS
software Maple. Laju treatment individu
AIDS
Dalam pembahasan masalah dilakukan
beberapa langkah pokok yaitu sebagai berikut. Angka kematian karena
HIV/AIDS pada individu
(1) Membangun model matematika pada AIDS
penyebaran penyakit HIV/AIDS dengan kelas Angka kematian karena
Treatment, (2) Mencari titik kesetimbangan dari HIV/AIDS pada individu
model matematika, (3) Menentukan bilangan yang menjalani treatment
reproduksi dasar (4) Menganalisis Angka kematian bukan
karena HIV/AIDS
kestabilan titik kesetimbangan, (5)
Menginterpretasikan solusi model matematika. Model matematika proses penyebaran
penyakit HIV/AIDS dengan kelas Treatment
HASIL DAN PEMBAHASAN dalam suatu populasi dapat disajikan dengan
diagram transfer seperti pada Gambar 3.
Dari hasil penelitian diperoleh model
matematika pada penyebaran penyakit
HIV/AIDS dengan treatment. Dalam penelitian
ini dianalisi dinamika penyebaran penyakit
pertusis dalam dua keadaan yang berbeda, yaitu
ketika dan ketika . Dalam
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh nilai
dan nilai maka dalam penelitian ini
dalam simulasi akan merubah nilai nilai dan
nilai Untuk mempertimbangkan pengaruh Gambar 3 Diagram Transfer Penyebaran
laju treatment pada individu yang positif HIV Penyakit HIV/AIDS dengan kelas Treatment
tahap awal, dianalisa ketika dinamika populasi Dari Gambar 3 diperoleh model
matematika seperti di bawah ini:
Selanjutnya untuk mempertimbangkan
,
pengaruh laju perubahan dari HIV tahap awal
menuju HIV tahap lanjut (pre-AIDS), dianalisa ,

145
A. J. Zamzami et al./ UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)

, (6) .
,
. Kasus :
Dari Sistem persamaan (6) dapat dicari Misalkan , sehingga
titik kesetimbangannya dengan membuat nol Sistem persamaan (7) menjadi:
ruas kanan sistem persamaan tersebut, sehingga ,
diperoleh Sistem persamaan (7) sebagai berikut: ,
, , (8)
, ,
, (7) .
,
Jelas untuk kasus maka dari persamaan
.
(7) nilai .
Persamaan 1 dari Sistem persamaan (7)
menjadi,
Persamaan 1 dari Sistem persamaan (8)
menjadi,

Persamaan 2 dari Sistem persamaan (7)


menjadi, . (9)

Subtitusikan persamaan (9) ke persamaan 3


.
dari Sistem persamaan (8) menjadi,

Kasus :
Persamaan 1 dari Sistem persamaan (7)
menjadi,

. (10)

Persamaan 3 dari Sistem persamaan (7) Subtitusikan persamaan (10) ke persamaan 4


menjadi, dari Sistem persamaan (8) menjadi,

Subtitusikan ke persamaan 4 dari


Sistem Persamaan (7) menjadi,
. (11)

. Subtitusikan persamaan (9),(10) dan (11) ke


persamaan 5 dari Sistem persamaan (8)
Subtitusikan ke persamaan 5 dari menjadi,
Sistem Persamaan (7) menjadi,

.
Dengan demikian diperoleh titik .
kesetimbangan bebas penyakit sebagai
berikut,

146
A. J. Zamzami et al./ UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)

Mengingat syarat dari titik kesetimbangan yaitu titik kesetimbangan bebas peyakit
yang menyatakan bahwa setiap titik harus dengan
positif maka nilai , sehingga diperoleh dan titik kesetimbangan
sistem pertidaksamaan sebagai berikut,
endemik dengan
, ,
.
, ,

Sehingga bernilai positif apabila


.
.
Jadi diperoleh titik kesetimbangan endemik
Kestabilan kedua titik kesetimbangan
dengan
yang diperoleh dari masing-masing sistem
, , dianalisis dengan menggunakan nilai eigen dari
matriks Jacobian Sistem persamaan (6).
,
Berikut ini merupakan analisis kestabilan
,
titik kesetimbangan Sistem persamaan (6).
Pada mulanya dibentuk matriks Jacobian dari
Sistem persamaan (6) sehingga diperoleh
.

Untuk menganalisis diperlukan


bilangan reproduksi dasar , angka rasio
reproduksi dasar ditentukan dengan mencari
kondisi yang menjamin . Dari proses di Kemudian berdasarkan matriks Jacobian,
atas telah ditunjukkan apabila dianalisis pada kedua titik ekuilibrium.
, sehingga dapat didefinisikan Sehingga diperoleh matriks Jacobian pada titik
nonendemik sebagai berikut.

Jadi diperoleh titik kesetimbangan endemik


dengan
, , ,

, Dari matriks Jacobian titik ekuilibrium


diperoleh nilai eigen sebagai berikut,
; ;
; ;
. .
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan
diperoleh Teorema 1 sebagai berikut, Jelas bernilai negatif,
Teorema 1 apabila apabila dan
apabila Saat , terdapat
Dipunyai
nilai eigen yang bernilai nol sehingga titik
Dari Sistem persamaan (6) berdasarkan nilai ekuibrilium tidak hiperbolik. Hal ini
tersebut diperoleh berakibat kestabilan hanya dilihat saat
1. Apabila maka Sistem persamaan Jadi diperoleh titik ekuilibrium stabil
(6) hanya mempunnyai 1 titik asimtotik lokal apabila dan tidak stabil
kesetimbangan yaitu titik kesetimbangan apabila .
bebas peyakit dengan Selanjutnya dianalisis matriks Jacobian
. untuk mengetahui kestabilan titik ekuilibrium
endemik
2. Apabila maka Sistem persamaan
(6) mempunnyai 2 titik kesetimbangan

147
A. J. Zamzami et al./ UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)

Misal
Jelas

hanya dilakukan saat


Diperoleh nilai eigen sebagai berikut,
; ;
;
Perhatikan persamaan berikut,
(12)
Didefinisikan , dan
.
Dipunyai .
Jelas .
apabila
.
Jelas
Dari pertidaksamaan diperoleh
Jadi menyebabkan
.

Jadi nilai eigen bernilai negatif dan


bagian real nilai eigen bernilai negatif.
. Jadi titik ekuilibrium stabil asimtot lokal
apabila .
Untuk memeriksa apakah akar-akar persamaan
(12) mempunyai bagian real negatif, digunakan Berdasarkan analisa yang telah dilakukan
Determinan untuk melihatnya dengan dua diperoleh Teorema 2 sebagai berikut,
kasus
Teorema 2
Dipunyai ,
Kasus 1. Titik ekuilibrium dengan
Misal stabil asimtot lokal apabila
Jelas dan tidak stabil apabila
.
2. Titik ekuilibrium endemik
dengan
, ,

, ,

stabil asimtotik lokal apabila .

Selanjutnya dilakukan interpretasi model


ke dalam bentuk simulasi berbantuan software
Maple. Simulasi diawali dengan memberikan
nilai awal pada parameter-parameter sesuai
dengan kondisi nilai dalam teorema-teorema
Jadi menyebabkan yang telah diberikan di atas. Simulasi ini
. diberikan untuk memberikan gambaran
Kasus geometris dari teorema eksistensi dan

148
A. J. Zamzami et al./ UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)

kestabilan dari titik-titik kesetimbangan model ditunjukkan grafik dari masing-masing kelas
epidemi SIAT ini. pada Gambar 4.
Dalam penelitian ini dianalisi dinamika Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa
penyebaran penyakit HIV/AIDS dalam dua dengan nilai dan nilai yang berbeda
keadaan yang berbeda, yaitu ketika dan diperoleh grafik yang beragam pula. Gambar 4
ketika Untuk mempertimbangkan a) merepresentasikan grafik dengan
pengaruh laju treatment pada individu yang berbagai nilai langsung menuju titik
positif HIV tahap awal, dianalisa ketika kesetimbangan bebas penyakit, dimana grafik
dinamika populasi akan turun terlebih dahulu dikarenakan
. Untuk kematian murni dari individu yang ada pada
mempertimbangkan pengaruh laju progres kelas populasi rentan tersebut.
individu yang menjadi HIV tahap lanjut dari Gambar 4 b) merepresentasikan grafik
individu HIV tahap awal, dinamika populasi yang langsung turun menuju titik
dianalisa untuk kasus endemik kesetimbangan bebas penyakit yaitu . Grafik
dengan nilai dan untuk turun dikarenakan populasi HIV tahap
kasus non endemik dengan nilai awal menuju populasi HIV tahap lanjut (pre-
. AIDS), sebagian populasi lagi menjalani
Selanjutnya akan dianalisa pengaruh treatment dan sebagian lagi meninggal.
laju treatment pada populasi HIV tahap awal Gambar 4 c) merepresentasikan grafik
dengan memperhatikan nilai dengan sebagai populasi HIV tahap lanjut (pre-
variasi parameter yang beragam. Berikut AIDS) naik terlebih dahulu dikarenakan nilai
tabel variasi dengan nilai . yang tinggi kemudian turun menuju titik
Tabel 3 Nilai dengan variasi kesetimbangan bebas penyakit. Turunnya
grafik disebabkan kematian alami dan
sebagian individu mengikuti treatment.
Gambar 4 d) direpresentasikan sebagaik
grafik yaitu populasi positif AIDS, dimana
grafik langsung turun menuju titik
kesetimbangan bebas penyakit disebabkan
popolasi yang ada menjalani treatment dan
sebagian meninggal dikarenakan virus HIV-
AIDS saat terdiagnosa AIDS, dan sebagian lagi
disebabkan kematian murni.
Gambar 4 e) direpresentasikan sebagai
grafik yaitu kelas Treatment yang naik
dikarenakan banyaknya individu yang
Dari Tabel 3 maka menghasilkan nilai menjalani treatment dari kelas HIV tahap awal,
yang berbeda-beda. Selanjutnya akan HIV tahap lanjut dan kelas AIDS. Kemudian

149

Gambar 4 Dinamika populasi a) , b) , c) , d) , e) terhadap waktu pada


kasus non endemik dengan
A. J. Zamzami et al./ UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)

Gambar 5 Dinamika populasi a) , b) , c) , d) , e) terhadap waktu pada


kasus non endemik dengan
grafik turun dikarenakan kematian murni Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa
dan kematian yang disebabkan virus HIV- dengan nilai dan nilai yang
AIDS dari individu ketiga kelas tersebut. berbeda diperoleh grafik yang beragam pula.
Selanjutnya akan dianalisa pengaruh laju Gambar 5 a) merepresentasikan grafik
treatment pada populasi HIV tahap awal dengan berbagai nilai langsung menuju titik
dengan memperhatikan nilai dengan kesetimbangan bebas penyakit, dimana grafik
variasi parameter yang beragam. Berikut akan turun terlebih dahulu dikarenakan
tabel variasi dengan nilai . kematian murni dari individu yang ada pada
Tabel 4 Nilai dengan variasi kelas populasi rentan tersebut.
Gambar 5 b) merepresentasikan grafik
yang langsung turun menuju titik
kesetimbangan bebas penyakit yaitu . Grafik
turun dikarenakan populasi HIV tahap
awal menuju populasi HIV tahap lanjut (pre-
AIDS), sebagian populasi lagi menjalani
treatment dan sebagian lagi meninggal.
Gambar 5 c) merepresentasikan grafik
sebagai populasi HIV tahap lanjut (pre-
AIDS) naik terlebih dahulu dikarenakan nilai
yang tinggi kemudian turun menuju titik
kesetimbangan bebas penyakit. Turunnya
grafik disebabkan kematian alami dan
sebagian individu mengikuti treatment.
Dari Tabel 4 maka menghasilkan nilai Gambar 5 d) direpresentasikan sebagaik
yang berbeda-beda. Selanjutnya akan grafik yaitu populasi positif AIDS,
ditunjukkan grafik dari masing-masing kelas dimana grafik langsung turun menuju titik
pada Gambar 5. Setelah dilakukan analisis kesetimbangan bebas penyakit disebabkan
perubahan nilai kasus non endemik popolasi yang ada menjalani treatment dan
, diperoleh hasil yang tersaji dalam sebagian meninggal dikarenakan virus HIV-
Gambar 5. AIDS saat terdiagnosa AIDS, dan sebagian lagi
disebabkan kematian murni.

150
A. J. Zamzami et al./ UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)

Gambar 6 Dinamika populasi a) , b) , c) , d) , e) terhadap waktu pada


kasus non endemik dengan

Gambar 5 e) direpresentasikan sebagai Gambar 6 dapat dilihat bahwa dengan nilai


grafik yaitu kelas Treatment yang naik dan nilai yang berbeda diperoleh
dikarenakan banyaknya individu yang grafik yang beragam pula. Gambar 6 a)
menjalani treatment dari kelas HIV tahap awal, merepresentasikan grafik dengan berbagai
HIV tahap lanjut dan kelas AIDS. Kemudian nilai akan turun terlebih dahulu dikarenakan
grafik turun dikarenakan kematian murni kematian murni dari individu yang ada pada kelas
dan kematian yang disebabkan virus HIV- populasi rentan tersebut, dan sebagian menuju sub
AIDS dari individu ketiga kelas tersebut. populasi HIV tahap awal dikarenakan kontak
Selanjutnya akan dianalisa pengaruh laju dengan penderita HIV tingkat awal. Kemudian
treatment pada populasi HIV tahap awal grafik naik menuju titik kesetimbangan
dengan memperhatikan nilai dengan endemik.
variasi parameter yang beragam. Berikut Gambar 6 b) merepresentasikan grafik
tabel variasi dengan nilai . yang turun dikarenakan populasi HIV tahap
Tabel 5 Nilai dengan variasi awal menuju populasi HIV tahap lanjut (pre-
AIDS), sebagian populasi lagi menjalani
treatment dan sebagian lagi meninggal. Kemudian
grafik naik dikarenakan ada individu baru
yang positif HIV tahap awal.
Gambar 6 c) merepresentasikan grafik
sebagai populasi HIV tahap lanjut (pre-
AIDS) turun dahulu dikarenakan nilai yang
kecil kemudian naik menuju titik kesetimbangan
Dari Tabel 5 maka menghasilkan nilai endemik. Turunnya grafik disebabkan
yang berbeda-beda. Selanjutnya akan kematian alami, sebagian individu mengikuti
ditunjukkan grafik dari masing-masing kelas treatment dan sebagian lagi menjadi individu
pada Gambar 6. dengan AIDS.
Setelah dilakukan analisis perubahan Gambar 6 d) direpresentasikan sebagaik
nilai kasus endemik , diperoleh grafik yaitu populasi positif AIDS, dimana
hasil yang tesaji dalam Gambar 6. grafik turun terlebih dahulu kemudian naik

151
A. J. Zamzami et al./ UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)

dan turun lagi menuju titik kesetimbangan ditunjukkan grafik dari masing-masing kelas
endemik. Grafik turun disebabkan populasi pada Gambar 7.
yang ada menjalani treatment dan sebagian Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa
meninggal dikarenakan virus HIV-AIDS saat dengan nilai dan nilai yang berbeda
terdiagnosa AIDS, dan sebagian lagi disebabkan diperoleh grafik yang beragam pula. Gambar 7
kematian murni. a) merepresentasikan grafik dengan
Gambar 6 e) direpresentasikan sebagai berbagai nilai akan turun terlebih dahulu
grafik yaitu kelas Treatment yang naik dikarenakan kematian murni dari individu yang
dikarenakan banyaknya individu yang ada pada kelas populasi rentan tersebut, dan
menjalani treatment dari kelas HIV tahap sebagian menuju sub populasi HIV tahap awal
awal, HIV tahap lanjut dan kelas AIDS. dikarenakan kontak dengan penderita HIV
Kemudian grafik turun dikarenakan tingkat awal. Kemudian grafik naik
kematian murni dan kematian yang menuju titik kesetimbangan endemik.
disebabkan virus HIV-AIDS dari individu Gambar 7 b) merepresentasikan grafik
ketiga kelas tersebut. Kemudian nai kembali yang turun dikarenakan populasi HIV
hinga turun menuu titik kesetimbangan tahap awal menuju populasi HIV tahap lanjut
endemik. (pre-AIDS), sebagian populasi lagi menjalani
Semakin besar nilai maka akan treatment dan sebagian lagi meninggal.
semakin besar pula kemungkinan sistem Kemudian grafik naik dikarenakan ada
menuju titik kesetimbangan bebas penyakit. individu baru yang positif HIV tahap awal.
Selanjutnya akan dianalisa pengaruh laju Gambar 7 c) merepresentasikan grafik
treatment pada populasi HIV tahap awal
sebagai populasi HIV tahap lanjut (pre-
dengan memperhatikan nilai
AIDS) turun dahulu dikarenakan nilai yang
dengan variasi parameter yang
kecil kemudian naik menuju titik
beragam. Berikut tabel variasi dengan
kesetimbangan endemik. Turunnya grafik
nilai . disebabkan kematian alami, sebagian individu
mengikuti treatment dan sebagian lagi menjadi
Tabel 6 Nilai dengan variasi individu dengan AIDS.
Gambar 7 d) direpresentasikan sebagaik
grafik yaitu populasi positif AIDS, dimana
grafik turun terlebih dahulu kemudian
naik dan turun lagi menuju titik kesetimbangan
endemik. Grafik turun disebabkan
populasi yang ada menjalani treatment dan
Dari Tabel 5 maka menghasilkan nilai sebagian meninggal dikarenakan virus HIV-
yang berbeda-beda. Selanjutnya akan AIDS saat terdiagnosa AIDS, dan sebagian lagi

152

Gambar 7 Dinamika populasi a) , b) , c) , d) , e) terhadap waktu pada kasus


non endemik dengan
A. J. Zamzami et al./ UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)

disebabkan kematian murni. DAFTAR PUSTAKA


Gambar 7 e) direpresentasikan sebagai
grafik yaitu kelas Treatment yang naik Anton, H., C. Rorres, J. Wiley, & Sons, Inc.
dikarenakan banyaknya individu yang 2005. Aljabar Linier Elementer Ninth
menjalani treatment dari kelas HIV tahap awal, Edition. Drexel University : Pensylvania.
HIV tahap lanjut dan kelas AIDS. Kemudian Bayarama, F. Mugisha, J. Y. T.. Luboobi, L. S.
grafik turun dikarenakan kematian murni 2006. Mathematical Model for
dan kematian yang disebabkan virus HIV-AIDS HIV/AIDS with Complacency in a
dari individu ketiga kelas tersebut. Kemudian Population with Declining Precalence.
Computational and Mathematical Methods
naik kembali hinga turun menuu titik
in Medicine, Vol. 7, No. I : 27-35.
kesetimbangan endemik. Semakin besar nilai
Dinas kesehatan Kota Semarang. 2011. Profil
maka akan semakin besar pula
kemungkinan sistem menuju titik kesehatan Kota Semarang. Semarang: Dinas
kesetimbangan bebas penyakit. Kesehatan Kota Semarang, p.50-1.
Haberman, R. 1977. Mathematical models, An
Introduction to Applied
SIMPULAN Mathematics. Texas: Prentice-Hall,Inc.
Dari penelitian diperoleh model Hasibuan, K. M. 1989. Dinamika populasi,
matematika SIAT untuk penyebaran penyakit Pemodelan Matematika didalam Biologi
HIV/AIDS pada populasi manusia konstan. Populasi. PAU IPB: Bogor.
Analisis kedua model menghasilkan Teorema Hia, E. M.. Balatif, O.. Ferjouchia, H.. Labriji,
1, Teorema 2 mengenai , titik kesetimbangan E. H.. Rachik, M.. 2012. Modelling the
endemik dan nonendemik dan analisis Spread of HIV/AIDS in Morocco.
kestabilan titik kesetimbangan endemik dan International Journal of Computer Science
nonendemik. Issues, Vol. 9, Issue 6, No 3 : 230-235.
Huo, H. F.. Chen, R.. Wang, X. Y.. 2016.
Selanjutnya, untuk mengilustrasikan
Modelling and Stability of HIV/AIDS
model tersebut maka dilakukan simulasi model
Epidemic Model with Treatment.
menggunakan software Maple menghasilkan Applied Mathematical Modelling.
beberapa fakta, yaitu semakin besar nilai laju Kartono. 2001. Maple untuk Persamaan
treatment dari populasi HIV tahap awal Diferensial. Yogyakarta : Graha Ilmu.
dan semakin besar laju progres hiv tahap awal Kementrian Kesehatan RI. 2013. Laporan
menjadi HIV tahap lanjut akan Situasi Perkembangan HIV dan AIDS di
memperkecil jumlah penderita. Indonesia Tahun 2013.
Kementrian Kesehatan RI. 2011. Pedoman
Nasional Tatalksana Klinis Infeksi HIV
dan Terapi Antiretroviral pada Orang
SARAN
Dewasa.
Dalam penulisan ini, penulis Kocak, H. & Hole J. K. 1991. Dynamic and
membahas model matematika untuk model Bifurcation. New York : Springer –
kestabilan SIA pada proses penyebaran
Verlag.
penyakit HIV/AIDS dengan treatment pada
Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, 2010.
populasi manusia tak konstan. Dalam
Info HIV dan AIDS. Jakarta : Komisi
penelitian ini belum diteliti secara detail mode
Penanggulangan AIDS Nasional
matematika penyebaran HIV/AIDS pada
Musekwa. S. D. H.. Nyabadza, F.. 2009. The
sebagian penderita yang meniggal karena virus
Dynamics of an HIV/AIDS Model with
pada populasi yang terinveksi HIV. Oleh
Screened Disease Carriers. Computional
karena itu, penulis menyarankan kepada
and Mathematical Methods in Medicine,
pembaca yang tertarik pada masalah ini untuk
Vol. 10, No. 4, 287-305.
mengembangkan model penyebaran penyakit
Perko, L. 1991. Differential Equations and
HIV/AIDS dengan treatment dengan
Dynamical System. New York : Springer –
memperhatikan kenyataan bahwa orang dapat
Verlag Berlin Heidelberg.
meninggal akibat virus pada populasi yang
Podder, C. N.. Sharomi, O.. Gumel, A. B..
terinveksi HIV.
Strawbridge, E.. 2011. Mathematical
Analysis of a Model for Assessing the
Impact of Antiretrovial Therapy,
Voluntary Testing and Condom Use in
Curtailing the Spread of HIV. Differential
Equation Dynamic System 19(4) : 283-302.

153
A. J. Zamzami et al./ UNNES Journal of Mathematics 7(2) (2018)

Rosella, Maylia. 2013. Faktor-faktor yang


Berpengaruh terhadap Harapan Hidup 5
Tahun Pasien Human Immunodeficiency
(HIV)/Acquired Immunedeficiency
Syndrome (AIDS) di RSUP Dr. Kariadi
Semarang.
Waluya, S. B. 2006. Persamaan Diferensial.
Graha Ilmu: Yogyakarta.

154

Anda mungkin juga menyukai