Hormat kami,
Kelompok 6
ii
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ iii
I. PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
1. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
2. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1
3. Tujuan Masalah ........................................................................................................................... 1
II. PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 2
1. Produk Gabungan dan Produk Sampingan ................................................................................. 2
A. Study kasus Usaha Konfeksi ....................................................................................................... 2
2. Study kasus PT. Freeport ............................................................................................................ 4
III. PENUTUP................................................................................................................................... 8
1. Kesimpulan ................................................................................................................................. 8
2. Saran ........................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 9
iii
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
Bagaimana jenis dan pengolongan dari produk gabungan dan sampingan pada usaha
konveksi, PT. Freeport,dan PT Indo Pureco Pratama ?
3. Tujuan Masalah
Untuk mengetahui jenis dan pengolongan dari produk gabungan dan sampingan pada
usaha konveksi, PT. Freeport, PT Indo Pureco Pratama.
1
II. PEMBAHASAN
Produk gabungan (joint product) adalah produk yang dihasilkan secara simultan
melalui suatu proses atau sederetan proses umum, dimana setiap produk yang dihasilkan dari
proses tersebut memiliki lebih dari sekedar nilai normal. Sedangkan menurut Mulyadi (1991)
produk gabungan (Joint produk) adalah dua produk atau lebih yang diproduksi lebih secara
serentak dengan serangkaian proses gabungan. Sementara itu, produk sampingan (by product)
yaitu suatu produk dengan nilai total yang relative kecil dan dihasilkan secara simultan atau
bersamaan dengan produk lain yang bernilai. Sedangkan menurut Matz dkk (1995) produk
sampingan adalah satu atau beberapa produk yang bernilai total relative kecil dan di produksi
secara berbarengan dengan produk yang mempunyai nilai lebih besar. Produk samping
muncul sebagai hasil sampingan yang tidak direncanakan atau tidak dimaksudkan dalam
produksi produk utama
Perusahaan yang memproduksi produk gabungan dan sampingan biasanya mengacu
pada perusahaan yang menghasilkan berbagai jenis produk atau layanan yang saling terkait
atau terkait dengan produk inti mereka.Ini adalah strategi bisnis yang umum digunakan untuk
memanfaatkan kekuatan perusahaan dalam berbagai bidang.produk utama yang menjadi
fokus utama bisnis dan strategi perusahaan sering kali menjadi sumber pendapatan utama
perusahaan dan mewakili area kompetensi inti perusahaan tersebut. Produk sampingan
mengacu pada produk tambahan yang dihasilkan selama proses produksi produk utama.
Meskipun produk sampingan bukan fokus utama perusahaan, mereka masih memiliki nilai
dan dapat dijual atau dimanfaatkan oleh perusahaan.
Produk gabungan dalam usaha konfeksi adalah pakaian jadi atau busana yang
diproduksi untuk dijual kepada konsumen akhir, Ini mencakup berbagai jenis pakaian yang
dihasilkan. usaha konfeksi melibatkan berbagai bahan dan proses dalam menghasilkan
produk pakaian. Berikut adalah beberapa bahan dan proses yang dilakukan dalam usaha
konfeksi:
Bahan-bahan yang digunakan oleh Usaha Konfeksi untuk menghasilkan produk utamanya:
1. Kain: Kain merupakan bahan utama dalam pembuatan pakaian. Jenis kain yang
digunakan dapat bervariasi, seperti katun, sutra, linen, wol, poliester, dan banyak lagi.
Kain dipilih berdasarkan sifat, tampilan, dan fungsi yang diinginkan untuk produk
akhir.
2
2. Aksesoris: Aksesoris meliputi berbagai komponen tambahan dalam pakaian, seperti
kancing, resleting, gesper, pita, hiasan, dan lainnya. Aksesoris ini digunakan untuk
memperindah dan memperkuat struktur pakaian.
3. Benang: Benang digunakan untuk menjahit kain dan aksesoris menjadi produk jadi.
Berbagai jenis benang, seperti benang katun, benang sutra, atau benang poliester,
digunakan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik produk yang akan dihasilkan.
4. Furing: Furing adalah bahan yang digunakan untuk melapisi bagian dalam pakaian.
Furing biasanya terbuat dari bahan yang lembut dan nyaman seperti satin atau katun,
dan memberikan penampilan yang rapi pada bagian dalam pakaian.
Produk sampingan dalam usaha konfeksi dapat terjadi selama proses produksi
pakaian jadi atau dalam bentuk limbah dan sisa-sisa produksi. Beberapa contoh
produk sampingan dalam usaha konfeksi meliputi:
• Tas, Taplak meja, sarung bantal dan sapu tangan. Produk ini dibuat dari daur
ulang limbah sisa potongan kain (kain perca) hasil dari produksi utama.
• Boneka dan bantal. Produk ini dibuat dari daur ulang limbah sisa potongan
kain (kain perca) dan limbah serat tekstil berupa potongan kain, serat-serat
kain, dan benang yang tidak dipakai lagi dalam produksi yang dapat
digunakan sebagai pengisian boneka dan bantal.
• aksesori dan hiasan seperti bros, hiasan rambut, atau gelang. Produk ini dibuat
dari daur ulang limbah sisa-sisa aksesoris produk utama berupa kancing,
resleting, gesper, pita, hiasan, dan lainnya , kancing yang tidak digunakan
dalam produksi pakaian dapat dikumpulkan dan dijual sebagai aksesoris.
3
Potongan renda, pita, atau hiasan lainnya yang tersisa juga dapat dimanfaatkan
untuk membuat aksesori seperti bros, hiasan rambut, atau gelang.
PT. Freeport Indonesia memulai kegiatan eksplorasi di Ertsberg pada Desember 1967
setelah ditandatanganinya kontrak karya pertama dengan Pemerintah Indonesia pada April
1967. Kemudian pada tahun 1988, para geolog menemukan cadangan kelas dunia Grasberg
dan operasi PT.FI menjadi salah satu proyek tambang tembaga dan emas terbesar di dunia.
Diakhir tahun 1991, kontrak karya kedua ditandatangani dan PT.FI diberikan hak oleh
Pemerintah Indonesia untuk meneruskan operasinya selama 30 tahun. Dalam tahun 2005,
PT.FI telah menghasilkan dan menjual konsentrat yang mengandung 1,7 miliar pon tembaga
dan 3,4 juta ons emas. Cadangan yang ada saat ini cukup untuk mendukung kegiatan tambang
hingga akhir kontrak karya pada tahun 2041 (PT. Freeport Indonesia.
Tambang yang Telah Dikembangkan dan Sedang Berproduksi (PT. Freeport Indonesia,
2007):
4
❖ Kucing Liar, tubuh bijih ini terletak pada sisi selatan atau di bawah bagian sisi selatan
tambang terbuka Grasberg, pada level ketinggian 2.605-3.115 m. PT. Freeport
Indonesia akan menambang Kucing Liar dengan menggunakan cara block caving.
❖ Mill Level Zone (MLZ), tubuh bijih ini terletak langsung di bawah tambang DOZ
pada level ketinggian 2.890-3220 m. Bijih tersebut merupakan kelanjutan ke arah
bawah dari mineralisasi pada sistem skarn timur Ertsberg dan porfiri Ertsberg yang
bersebelahan. PT. Freeport Indonesia akan melakukan penambangan dengan cara
block caving setelah menyelesaikan penambangan pada tubuh bijih DOZ.
❖ Ertsberg Stockwork Zone (ESZ), tubuh bijih ini merupakan kemenerusan dari sisi
barat daya tubuh bijih DOZ yang terletak pada level ketinggian 3.126-3.626 meter.
PT. Freeport Indonesia akan menambang dengan cara block caving.
❖ Big Gossan, tubuh bijih ini terletak kurang lebih 1.000 m sebelah barat daya cadangan
tambang terbuka Ertsberg yang sudah habis ditambang. PT. Freeport Indonesia
mengawali pengembangan infrastruktur bawah tanah untuk tubuh bijih ini pada tahun
1993 ketika membangun terowongan dari daerah pabrik pengolahan menuju kawasan
tubuh bijih Big Gossan pada ketinggian 3.000 m. Cara penambangan open stope dan
back-fill akan diaplikasikan terhadap cadangan Big Gossan. Pengembangan telah
dimulai dan diharapkan dapat mencapai produksi tertinggi 7.000 t/h pada akhir tahun
2010.
❖ Dom, tubuh bijih ini terletak pada jarak 1.500 m di sebelah tenggara cadangan
tambang terbuka Ertsberg yang telah habis. PT. Freeport Indonesia telah
menyelesaikan pengembangan pra-produksi ketika tambang Grasberg baru mulai
berproduksi pada tahun 1990. PT. Freeport Indonesia menangguhkan produksi Dom
block caving pada tahun 1989 untuk menambang tubuh bijih Grasberg. Produksi pada
bagian tambang terbuka dari tubuh bijih tersebut akan dimulai setelah menyelesaikan
tambang terbuka Grasberg, diikuti dengan cara block caving terhadap bagian tubuh
bijih bawah tanah.
PT Indo Pureco Pratama merupakan usaha yang menghasilkan Virgin Coconut Oil
(VCO) / minyak kelapa murni yang diperoleh dari daging buah kelapa (Cocos
nucifera L.) tua yang segar dan diproses dengan diperas dengan atau tanpa
penambahan air, tanpa pemanasan atau pemanasan tidak lebih dari 60°C dan aman
dikonsumsi manusia. Berikut ini adalah produk utama dan produk sampingan yang
dihasilkan oleh PT Indo Pureco Pratama adalah :
5
2. Air : Merupakan komponen tambahan untuk dijadikan sebagai campuran
parutan kelapa untuk menghasilkan santan.
3. Garam : merupakan komponen tambahan untuk merusak kestabilan emulsi.
4. Asam Asetat (cuka) : komponen tambahan untuk dicampurkan supaya
memiliki warna jernih.
Proses PT Indo Pureco Pratama dalam pembuatan minyak kelapa adalah :
1. Pembelahan : Proses pembelahan kelapa untuk memisahkan kelapa dari
kulitnya dan diambil daging kelapanya.
2. Pemerasan : ini merupakan proses pemerasan yang dilakukan menggunakan
saringan untuk memisahkan ampas kelapa menjadi santan kelapa.
3. Pemanasan : proses ini merupakan pemanasan terhadap santan untuk
menghilangkan kandungan air yang terdapat di dalam santan.
4. Penggaraman : proses ini dilakukan untuk pemecahan sistem emulsi dengan
pengaturan kelarutan protein didalam santan akan larut dengan adanya
penambahan garam.
5. Pengasaman : proses dengan menambahkan asam asetat agar membentuk tiga
lapisan supaya minyak yang diperoleh dari cara pengasaman akan memiliki
warna jernih.
6. Pemancingan : pada pembuatan minyak kelapa merupakan pemecahan system
emulsi santan dengan mengatur memperbesar tegangan permukaan. Untuk
dapat memancing minyak keluar dari system emulsi digunakan umpan yang
berupa minyak juga.
7. Enzimatik : Tahapan pembuatan minyak kelapa dengan cara enzimatik ini
adalah dengan pembuatan santan yang dihasilkan dari pemerasan
menggunakan air kelapa. Adapun tujuan penggunaan air kelapa adalah untuk
mempercepat proses penggumpalan. Santan selanjutnya ditambah dengan
enzim yang akan digunakan untuk proses fermentasi dengan jalan didiamkan
selama satu malam. Keesokan harinya dilakukan pemisahan antara minyak
kelapa dengan protein atau blondo.
8. Pendinginan : proses pendinginan ini minyak akan membeku terlebih dahulu
dibandingkan air. Atau dengan kaya lain minyak akan menggumpal lebih
awal dan selanjutnya dapat dipisahkan dengan komponen air.
9. Mekanik : proses mekanik dilakukan dengan maksud merusak protein dan air
yang menyelubungi tetes-tetes minyak. Caranya yaitu dengan memasukkan
santan kedalam mixer atau terjadi pengadukan. Dengan adanya pengadukan
terus-menerus molekul air dan molekul protein dapat rusak yang akhirnya
tetes-tetes minyak dapat keluar.
10. Gelombang mikro : Penggunaan gelombang mikro pada pembuatan minyak
kelapa dimaksudkan untuk merusak susunan protein karena adanya kombinasi
orientasi molekul polar (protein dan air) penyusun emulsi thermal. Karena
kerusakan tersebut maka komponen minyak akan keluar dari system emulsi.
11. Netralisasi : melakukan pemutihan/ Penjernihan dan menghilangkan bau yang
tidak dikehendaki.
12. Pengemasan : merupakan proses terakhir, Minyak yang telah bersih, jernih,
dan tidak berbau dikemas di dalam kotak kaleng, botol plastik atau botol kaca.
Produk gabungan yang dihasilkan oleh PT Indo Pureco Pratama adalah :
6
❖ Minyak kelapa murni : merupakan minyak kelapa murni yang dihasilkan dari
beberapa proses pembuatan dan campuran bahan
❖ Santan kelapa : merupakan campuran dari parutan kelapa dengan air untuk
menghasilkan santan kelapa yang bisa digunakan untuk makanan.
❖ Nata De Coco : merupakan produk yang dihasilkan dari campuran air kelapa
dengan bahan lainnya
7
III. PENUTUP
1. Kesimpulan
Produk gabungan (joint product) adalah produk yang dihasilkan secara simultan
melalui suatu proses atau sederetan proses umum, dimana setiap produk yang dihasilkan dari
proses tersebut memiliki lebih dari sekedar nilai normal.Sementara itu, produk sampingan (by
product) yaitu suatu produk dengan nilai total yang relative kecil dan dihasilkan secara
simultan atau bersamaan dengan produk lain yang bernilai.
Perusahaan yang memproduksi produk gabungan dan sampingan biasanya mengacu
pada perusahaan yang menghasilkan berbagai jenis produk atau layanan yang saling terkait
atau terkait dengan produk inti mereka. Ini adalah strategi bisnis yang umum digunakan
untuk memanfaatkan kekuatan perusahaan dalam berbagai bidang. produk utama yang
menjadi fokus utama bisnis dan strategi perusahaan sering kali menjadi sumber pendapatan
utama perusahaan dan mewakili area kompetensi inti perusahaan tersebut.
2. Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
Syahrir. 2020. “analisis penerapan akuntansi biaya produk utama ( main product ) dan
produk sampingan ( by product ) pada pt . perkebunan nusantara xiv syahriani syahrir
nim 105730507814 Program Studi Akuntansi.”
Wahyu E, Yuniep Mujatt S. 2012. “Alokasi Biaya Bersama Dalam Kaitannya Dengan
Penentuan Harga Pokok Produksi Sampingan (Study Kasus Pada UD Tahu Pres Dadi
Yotro Mojoagung ).” Ekonomi.
Mulyadi.1991.Akuntansi Biaya.Yogyakarta:STIE YKPN
Bab III Tinjauan Umum PT. Freeport Indonesia - Digilib ITB itb.ac.id
https://digilib.itb.ac.id › assets › files › disk1
https://health.kompas.com/read/2020/02/28/160200768/ terbuat-dari-ampas-tahu-ini-
manfaat-tempe-gembus-bagi-kesehatan?
niramasutama.com https://job-portal.niramasutama.com