Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PRODUK GABUNGAN DAN PRODUK SAMPINGAN PADA STUDY KASUS


USAHA KONFEKSI, PT. FREEPORT, DAN PT INDO PURECO PRATAMA
Tbk

Disusun oleh Kelompok 6 :


Nama : Leni Gaswira
Alya Nabila
Sri Anggraini
Kristi Geovani Tumangger

Matakuliah : Akuntanasi Biaya


Dosen Pengampu : Nasrul Kahfi Lubis, S.E,M.Si

Program Studi S1 Akuntansi


Fakultas Ekonomi
Universitas Samudra
2022/2023
KATA PENGANTAR

Asalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji dan puja saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kami
kemudahan dan kelancaran sehingga Tugas dari mata kuliah Akuntanasi Biayaini bisa
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya kami tidak bisa
untuk menyelesaikan dengan sebaik ini. Penulis juga mengucapkan syukur kepada Allah
SWT yang telah melimpahkan nikmatnya sehingga kami bisa mengerjakan Tugas dari mata
kuliah Akuntanasi Biaya ini dalam keadaan yang sehat baik secara fisik maupun akal pikiran.
Shoawat serta salamkami limpahkan kepada baginda nabi kita Nabi Muhammad SAW yang
kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Tugas berjudul Produk Gabungandan Produk Sampingan Pada Study Kasus Usaha
Konfeksi, Perusahaan Ikea Dan Pt. Freeport Ini dibuat untuk memenuhi tugas dari mata
kuliahAkuntanasi Biaya yang diampu oleh Bapak Nasrul Kahfi Lubis, S.E., M.Si.Di dalam
tugas ini terdapat penjelasan mengenai pengertian dan study kasus dari produk gabungan dan
produk sampingandari Usaha Konfeksi, Perusahaan Ikeadan Pt. Freeport. Dengan demikian
tugas ini tidak hanya bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah namun juga sebagai
tambahan pengetahuan mengenai produk gabungan dan produk sampling dalam
perusahann.Kami menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna dan meyakini masih
ada kesalahan maupun kekurangan yang ada didalamnya.Maka dari itu, kami berharap
pembaca bisa memberikan keritik sertasarannya agar nantinya pemahaman mengenai topik
ini bisa lebih baik.
Dengan kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampun
mata kuliahAkuntansi Biaya, Bapak Nasrul Kahfi Lubis, S.E., M.Si.Demikian kata pengantar
ini kami buat, apabila terdapat kesalahan maka kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Langsa, 27 Mei 2023

Hormat kami,
Kelompok 6

ii
DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ iii
I. PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
1. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
2. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1
3. Tujuan Masalah ........................................................................................................................... 1
II. PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 2
1. Produk Gabungan dan Produk Sampingan ................................................................................. 2
A. Study kasus Usaha Konfeksi ....................................................................................................... 2
2. Study kasus PT. Freeport ............................................................................................................ 4
III. PENUTUP................................................................................................................................... 8
1. Kesimpulan ................................................................................................................................. 8
2. Saran ........................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 9

iii
I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perusahaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorangmaupun organisasi


yang tujuannya untuk mendapatkan keuntungan yangsemaksimal mungkin dimana kegiatan
tersebut untuk memenuhi kebutuhanmasyarakat (Syahrir 2020). Dalam era pembangunan
dewasa ini, berbagai lapangan usaha mengalami kemajuan dengan pesat.Hal ini dapat dilihat
dengan munculnya berbagai perusahaan-perusahaan baru, baik perusahaan dagang maupun
jasa manufaktur. Dengan munculnya berbagai macam perusahaan ini maka akan terjadi suatu
persaingandiantara perusahaantersebut.Dalam kondisi perekonomianyang kompetitif seperti
ini, pihak manajemen dituntut untuk bekerja secara efektif dan seefisien mungkin dalam
mengelola perusahaannya.
Untuk menjaga tingkat profitabilitas dan daya saing perusahaan pihak manajemen
diharapkan dapatmelakukan tiga fungsi dasar manajemen yaitu perencanaan,
pengorganisasian dan pengendalian.Salah satu aktivitas yang paling penting adalah
perencanaan yang baik serta diikuti pengendalianterhadap biaya produksi. Karena hal ini
akan berpengaruh pada perencanaan yang lain dan membawapada tujuan semula yaitu
memaksimalkan laba. Dimana pengolahan biaya dalam produksisangat diperhatikan
betul.Perusahaan memiliki pokok produksi yang utama, selain itu juga memilikiproduk
sampingan atau biasa disebut dengan joint product. Dimana produk sampingan ini
dimunculkan tak lain bertujuan untuk meningkatkan pendapatan atau laba (Wahyu E 2012).
Dalam perusahaan, produk gabungan dan produk sampingan sering diproses untuk
meningkatkan laba perusahaan dan memaksimalkan penggunaan sumber daya perusahaan.
Usaha konfeksi, PT Freeport, dan PT Indo Pureco Pratama merupakan jenis usaha dan
perusahaan yang menghasilkan produk gabungan dan produk sampingan, hal ini bertujuan
untuk meningkatkan laba usaha, menambah lini produk, memanfaatkan sumber daya bahan
baku secara maksimal, dan mengurangi limbah hasil produksi dari perusahaan.

2. Rumusan Masalah

Bagaimana jenis dan pengolongan dari produk gabungan dan sampingan pada usaha
konveksi, PT. Freeport,dan PT Indo Pureco Pratama ?

3. Tujuan Masalah

Untuk mengetahui jenis dan pengolongan dari produk gabungan dan sampingan pada
usaha konveksi, PT. Freeport, PT Indo Pureco Pratama.

1
II. PEMBAHASAN

1. Produk Gabungan dan Produk Sampingan

Produk gabungan (joint product) adalah produk yang dihasilkan secara simultan
melalui suatu proses atau sederetan proses umum, dimana setiap produk yang dihasilkan dari
proses tersebut memiliki lebih dari sekedar nilai normal. Sedangkan menurut Mulyadi (1991)
produk gabungan (Joint produk) adalah dua produk atau lebih yang diproduksi lebih secara
serentak dengan serangkaian proses gabungan. Sementara itu, produk sampingan (by product)
yaitu suatu produk dengan nilai total yang relative kecil dan dihasilkan secara simultan atau
bersamaan dengan produk lain yang bernilai. Sedangkan menurut Matz dkk (1995) produk
sampingan adalah satu atau beberapa produk yang bernilai total relative kecil dan di produksi
secara berbarengan dengan produk yang mempunyai nilai lebih besar. Produk samping
muncul sebagai hasil sampingan yang tidak direncanakan atau tidak dimaksudkan dalam
produksi produk utama
Perusahaan yang memproduksi produk gabungan dan sampingan biasanya mengacu
pada perusahaan yang menghasilkan berbagai jenis produk atau layanan yang saling terkait
atau terkait dengan produk inti mereka.Ini adalah strategi bisnis yang umum digunakan untuk
memanfaatkan kekuatan perusahaan dalam berbagai bidang.produk utama yang menjadi
fokus utama bisnis dan strategi perusahaan sering kali menjadi sumber pendapatan utama
perusahaan dan mewakili area kompetensi inti perusahaan tersebut. Produk sampingan
mengacu pada produk tambahan yang dihasilkan selama proses produksi produk utama.
Meskipun produk sampingan bukan fokus utama perusahaan, mereka masih memiliki nilai
dan dapat dijual atau dimanfaatkan oleh perusahaan.

A. Study kasus Usaha Konfeksi

Usaha konfeksi merupakan bisnis yang bergerak dalam industri pakaianyang


melibatkan desain, produksi, dan penjualan pakaian jadi atau produk tekstil lainnya.Berikut
ini merupakan produk utama dan produk sampingan dalam usaha konfeksi:

a. Produk Gabungan dalam Usaha Konfeksi

Produk gabungan dalam usaha konfeksi adalah pakaian jadi atau busana yang
diproduksi untuk dijual kepada konsumen akhir, Ini mencakup berbagai jenis pakaian yang
dihasilkan. usaha konfeksi melibatkan berbagai bahan dan proses dalam menghasilkan
produk pakaian. Berikut adalah beberapa bahan dan proses yang dilakukan dalam usaha
konfeksi:

Bahan-bahan yang digunakan oleh Usaha Konfeksi untuk menghasilkan produk utamanya:

1. Kain: Kain merupakan bahan utama dalam pembuatan pakaian. Jenis kain yang
digunakan dapat bervariasi, seperti katun, sutra, linen, wol, poliester, dan banyak lagi.
Kain dipilih berdasarkan sifat, tampilan, dan fungsi yang diinginkan untuk produk
akhir.

2
2. Aksesoris: Aksesoris meliputi berbagai komponen tambahan dalam pakaian, seperti
kancing, resleting, gesper, pita, hiasan, dan lainnya. Aksesoris ini digunakan untuk
memperindah dan memperkuat struktur pakaian.
3. Benang: Benang digunakan untuk menjahit kain dan aksesoris menjadi produk jadi.
Berbagai jenis benang, seperti benang katun, benang sutra, atau benang poliester,
digunakan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik produk yang akan dihasilkan.
4. Furing: Furing adalah bahan yang digunakan untuk melapisi bagian dalam pakaian.
Furing biasanya terbuat dari bahan yang lembut dan nyaman seperti satin atau katun,
dan memberikan penampilan yang rapi pada bagian dalam pakaian.

Proses dalam Usaha Konfeksi:

1. Pemotongan: Proses pemotongan melibatkan pemotongan kain sesuai dengan pola


yang telah dirancang untuk setiap bagian pakaian. Pola tersebut ditempatkan di atas
kain, lalu dipotong sesuai dengan ukuran dan bentuk yang diinginkan.
2. Penjahitan: Setelah pemotongan, bagian-bagian pakaian dijahit bersama
menggunakan mesin jahit. Proses penjahitan melibatkan menggabungkan bagian-
bagian pakaian, mengikat aksesoris, dan memasang furing jika diperlukan. Penjahitan
ini membutuhkan keahlian dalam menjahit agar pakaian memiliki kualitas dan
tampilan yang baik.
3. Penyelesaian: Setelah proses penjahitan, pakaian mengalami proses penyelesaian,
termasuk pemasangan kancing, resleting, atau hiasan lainnya sesuai dengan desain
dan spesifikasi produk kemudian produk siap untuk didistribusikan atau dijual.

Berikut hasil produksi produk gabungan dari usaha konfeksi:

• Pakaian Atasan: Seperti kemeja, blus, kaos, sweater, dan jaket.


• Pakaian Bawahan: Seperti celana panjang, celana pendek, rok, dan celana jeans.
• Pakaian Dress: Seperti gaun formal, gaun kasual, dan gaun pesta.
• Pakaian Busana Muslim: Seperti jilbab, gamis, hijab, dan abaya.
• Pakaian Olahraga: Seperti pakaian renang, pakaian yoga, dan pakaian lari.
• Pakaian Anak-anak: Seperti baju anak-anak, celana anak-anak, dan pakaian bayi.

1. Produk Sampingan dalam Usaha Konfeksi

Produk sampingan dalam usaha konfeksi dapat terjadi selama proses produksi
pakaian jadi atau dalam bentuk limbah dan sisa-sisa produksi. Beberapa contoh
produk sampingan dalam usaha konfeksi meliputi:

• Tas, Taplak meja, sarung bantal dan sapu tangan. Produk ini dibuat dari daur
ulang limbah sisa potongan kain (kain perca) hasil dari produksi utama.
• Boneka dan bantal. Produk ini dibuat dari daur ulang limbah sisa potongan
kain (kain perca) dan limbah serat tekstil berupa potongan kain, serat-serat
kain, dan benang yang tidak dipakai lagi dalam produksi yang dapat
digunakan sebagai pengisian boneka dan bantal.
• aksesori dan hiasan seperti bros, hiasan rambut, atau gelang. Produk ini dibuat
dari daur ulang limbah sisa-sisa aksesoris produk utama berupa kancing,
resleting, gesper, pita, hiasan, dan lainnya , kancing yang tidak digunakan
dalam produksi pakaian dapat dikumpulkan dan dijual sebagai aksesoris.

3
Potongan renda, pita, atau hiasan lainnya yang tersisa juga dapat dimanfaatkan
untuk membuat aksesori seperti bros, hiasan rambut, atau gelang.

2. Study kasus PT. Freeport

PT. Freeport Indonesia merupakan perusahaan pertambangan yang ada


diindonesia dengan produk utama (gabungan) yaitu menambang emas namun saat
menambang emas juga menghasilkan produk sampingan berupa tembaga,perak dan mineral
lainnya PT Freeport Indonesia, Perusahaan Tambang yang Bergerak di Bidang Eksplorasi
dan Pertambangan PT Freeport Indonesia adalah salah satu tambang emas yang terbesar di
dunia, yang menambang dan memproses bijih sehingga menghasilkan konsentrat yang
mengandung tembaga, emas dan perak. Perusahaan ini kemudian melakukan pemasaran
konsentrat ke seluruh penjuru dunia, PT. Freeport Indonesia (PT.FI) - afiliasi dari Freeport-
McMoran Copper & Gold Company (FCX) adalah perusahaan pertambangan dan eksplorasi
tembaga dan emas. Lokasi kegiatan PT.FI berada di daerah dataran tinggi yang terpencil di
Pegunungan Sudirman, Propinsi Papua, kawasan timur Indonesia.

PT. Freeport Indonesia memulai kegiatan eksplorasi di Ertsberg pada Desember 1967
setelah ditandatanganinya kontrak karya pertama dengan Pemerintah Indonesia pada April
1967. Kemudian pada tahun 1988, para geolog menemukan cadangan kelas dunia Grasberg
dan operasi PT.FI menjadi salah satu proyek tambang tembaga dan emas terbesar di dunia.
Diakhir tahun 1991, kontrak karya kedua ditandatangani dan PT.FI diberikan hak oleh
Pemerintah Indonesia untuk meneruskan operasinya selama 30 tahun. Dalam tahun 2005,
PT.FI telah menghasilkan dan menjual konsentrat yang mengandung 1,7 miliar pon tembaga
dan 3,4 juta ons emas. Cadangan yang ada saat ini cukup untuk mendukung kegiatan tambang
hingga akhir kontrak karya pada tahun 2041 (PT. Freeport Indonesia.

PT. Freeport Indonesia terus melakukan pengkajian terhadap berbagai rencana


tambang jangka panjang untuk mengevaluasi rancangan optimal dari Tambang Grasberg, hal
ini mungkin dapat berdampak pada penentuan waktu awal proses produksi tambang block
caving Grasberg. Rencana PT.FI terdahulu bahwa peralihan aktivitas penambangan dari
tambang terbuka Grasberg ke tambang block caving Grasberg akan dilakukan pada tahun
2015.

Tambang yang Telah Dikembangkan dan Sedang Berproduksi (PT. Freeport Indonesia,
2007):

❖ Tambang Terbuka Grasberg. PT. Freeport Indonesia mulai melakukan penambangan


dengan sistem tambang terbuka terhadap tubuh bijih Grasberg pada tahun 1990.
Kegiatan produksi tersebut berada pada level ketinggian 3.385-4.060 m. Bagian
cadangan tubuh bijih Grasberg yang terletak di bawah tanah akan ditambang dengan
menggunakan metoda block caving menjelang berakhirnya penambangan terbuka.
❖ Deep Ore Zone (DOZ), secara vertikal terletak di bawah Intermediate Ore Zone (IOZ
telah habis ditambang). Proses penambangan tubuh bijih DOZ dimulai pada tahun
1989.

Tambang yang Belum Dikembangkan (PT. Freeport Indonesia, 2007):

4
❖ Kucing Liar, tubuh bijih ini terletak pada sisi selatan atau di bawah bagian sisi selatan
tambang terbuka Grasberg, pada level ketinggian 2.605-3.115 m. PT. Freeport
Indonesia akan menambang Kucing Liar dengan menggunakan cara block caving.
❖ Mill Level Zone (MLZ), tubuh bijih ini terletak langsung di bawah tambang DOZ
pada level ketinggian 2.890-3220 m. Bijih tersebut merupakan kelanjutan ke arah
bawah dari mineralisasi pada sistem skarn timur Ertsberg dan porfiri Ertsberg yang
bersebelahan. PT. Freeport Indonesia akan melakukan penambangan dengan cara
block caving setelah menyelesaikan penambangan pada tubuh bijih DOZ.
❖ Ertsberg Stockwork Zone (ESZ), tubuh bijih ini merupakan kemenerusan dari sisi
barat daya tubuh bijih DOZ yang terletak pada level ketinggian 3.126-3.626 meter.
PT. Freeport Indonesia akan menambang dengan cara block caving.
❖ Big Gossan, tubuh bijih ini terletak kurang lebih 1.000 m sebelah barat daya cadangan
tambang terbuka Ertsberg yang sudah habis ditambang. PT. Freeport Indonesia
mengawali pengembangan infrastruktur bawah tanah untuk tubuh bijih ini pada tahun
1993 ketika membangun terowongan dari daerah pabrik pengolahan menuju kawasan
tubuh bijih Big Gossan pada ketinggian 3.000 m. Cara penambangan open stope dan
back-fill akan diaplikasikan terhadap cadangan Big Gossan. Pengembangan telah
dimulai dan diharapkan dapat mencapai produksi tertinggi 7.000 t/h pada akhir tahun
2010.
❖ Dom, tubuh bijih ini terletak pada jarak 1.500 m di sebelah tenggara cadangan
tambang terbuka Ertsberg yang telah habis. PT. Freeport Indonesia telah
menyelesaikan pengembangan pra-produksi ketika tambang Grasberg baru mulai
berproduksi pada tahun 1990. PT. Freeport Indonesia menangguhkan produksi Dom
block caving pada tahun 1989 untuk menambang tubuh bijih Grasberg. Produksi pada
bagian tambang terbuka dari tubuh bijih tersebut akan dimulai setelah menyelesaikan
tambang terbuka Grasberg, diikuti dengan cara block caving terhadap bagian tubuh
bijih bawah tanah.

3. Study Kasus PT Indo Pureco Pratama Tbk

PT Indo Pureco Pratama merupakan usaha yang menghasilkan Virgin Coconut Oil
(VCO) / minyak kelapa murni yang diperoleh dari daging buah kelapa (Cocos
nucifera L.) tua yang segar dan diproses dengan diperas dengan atau tanpa
penambahan air, tanpa pemanasan atau pemanasan tidak lebih dari 60°C dan aman
dikonsumsi manusia. Berikut ini adalah produk utama dan produk sampingan yang
dihasilkan oleh PT Indo Pureco Pratama adalah :

1) Produk Gabungan dari PT Indo Pureco Pratama Tbk


Produk Gabungan PT Indo Pureco Pratama adalah Minyak kelapa murni (vco) yang
berasal dari daging kelapa. Pembuatan minyak kelapa murni melibatkan berbagai
bahan dan proses dalam menghasilkan produk. Berikut adalah beberapa bahan dan
proses yang dilakukan untuk menghasilkan produk adalah :
Bahan-bahan yang digunakan untuk menghasilkan produk utamanya adalah :
1. Buah Kelapa : Merupakan bahan utama untuk pembuatan minyak kelapa
murni. Untuk menghasilkan minyak lebih banyak maka jenis buah kelapa
yang dipilih adalah kelapa setengah tua dan kelapa tua.

5
2. Air : Merupakan komponen tambahan untuk dijadikan sebagai campuran
parutan kelapa untuk menghasilkan santan.
3. Garam : merupakan komponen tambahan untuk merusak kestabilan emulsi.
4. Asam Asetat (cuka) : komponen tambahan untuk dicampurkan supaya
memiliki warna jernih.
Proses PT Indo Pureco Pratama dalam pembuatan minyak kelapa adalah :
1. Pembelahan : Proses pembelahan kelapa untuk memisahkan kelapa dari
kulitnya dan diambil daging kelapanya.
2. Pemerasan : ini merupakan proses pemerasan yang dilakukan menggunakan
saringan untuk memisahkan ampas kelapa menjadi santan kelapa.
3. Pemanasan : proses ini merupakan pemanasan terhadap santan untuk
menghilangkan kandungan air yang terdapat di dalam santan.
4. Penggaraman : proses ini dilakukan untuk pemecahan sistem emulsi dengan
pengaturan kelarutan protein didalam santan akan larut dengan adanya
penambahan garam.
5. Pengasaman : proses dengan menambahkan asam asetat agar membentuk tiga
lapisan supaya minyak yang diperoleh dari cara pengasaman akan memiliki
warna jernih.
6. Pemancingan : pada pembuatan minyak kelapa merupakan pemecahan system
emulsi santan dengan mengatur memperbesar tegangan permukaan. Untuk
dapat memancing minyak keluar dari system emulsi digunakan umpan yang
berupa minyak juga.
7. Enzimatik : Tahapan pembuatan minyak kelapa dengan cara enzimatik ini
adalah dengan pembuatan santan yang dihasilkan dari pemerasan
menggunakan air kelapa. Adapun tujuan penggunaan air kelapa adalah untuk
mempercepat proses penggumpalan. Santan selanjutnya ditambah dengan
enzim yang akan digunakan untuk proses fermentasi dengan jalan didiamkan
selama satu malam. Keesokan harinya dilakukan pemisahan antara minyak
kelapa dengan protein atau blondo.
8. Pendinginan : proses pendinginan ini minyak akan membeku terlebih dahulu
dibandingkan air. Atau dengan kaya lain minyak akan menggumpal lebih
awal dan selanjutnya dapat dipisahkan dengan komponen air.
9. Mekanik : proses mekanik dilakukan dengan maksud merusak protein dan air
yang menyelubungi tetes-tetes minyak. Caranya yaitu dengan memasukkan
santan kedalam mixer atau terjadi pengadukan. Dengan adanya pengadukan
terus-menerus molekul air dan molekul protein dapat rusak yang akhirnya
tetes-tetes minyak dapat keluar.
10. Gelombang mikro : Penggunaan gelombang mikro pada pembuatan minyak
kelapa dimaksudkan untuk merusak susunan protein karena adanya kombinasi
orientasi molekul polar (protein dan air) penyusun emulsi thermal. Karena
kerusakan tersebut maka komponen minyak akan keluar dari system emulsi.
11. Netralisasi : melakukan pemutihan/ Penjernihan dan menghilangkan bau yang
tidak dikehendaki.
12. Pengemasan : merupakan proses terakhir, Minyak yang telah bersih, jernih,
dan tidak berbau dikemas di dalam kotak kaleng, botol plastik atau botol kaca.
Produk gabungan yang dihasilkan oleh PT Indo Pureco Pratama adalah :

6
❖ Minyak kelapa murni : merupakan minyak kelapa murni yang dihasilkan dari
beberapa proses pembuatan dan campuran bahan
❖ Santan kelapa : merupakan campuran dari parutan kelapa dengan air untuk
menghasilkan santan kelapa yang bisa digunakan untuk makanan.
❖ Nata De Coco : merupakan produk yang dihasilkan dari campuran air kelapa
dengan bahan lainnya

2) Produk Sampingan yang dihasilkan oleh PT Indo Pureco Pratama adalah :


Produk sampingan dalam usaha minyak kelapa murni dapat dihasilkan
darilimbah dan sisa-sisa produksi. Beberapa contoh produk sampingan dalam
usaha minyak kelapa meliputi:
❖ Makanan : dihasilkan dari sisa limbah yang disebut dengan Blondo
untuk dijadikan makanan.
❖ Arang : merupakan sisa limbah dari tempurung kelapa itu sendiri yang
digunakan untuk pembakaran.
❖ Kerajinan tangan : merupakan produk yang bisa dihasilkan dari
tempurung kelapa seperti, mangkuk, teko, asbak dan lain sebagainya
❖ Perabot rumah tangga : merupakan produk yang dihasilkan dari sabut
kelapa seperti, keset, sapu ijuk, dan lain sebagainya

7
III. PENUTUP

1. Kesimpulan

Produk gabungan (joint product) adalah produk yang dihasilkan secara simultan
melalui suatu proses atau sederetan proses umum, dimana setiap produk yang dihasilkan dari
proses tersebut memiliki lebih dari sekedar nilai normal.Sementara itu, produk sampingan (by
product) yaitu suatu produk dengan nilai total yang relative kecil dan dihasilkan secara
simultan atau bersamaan dengan produk lain yang bernilai.
Perusahaan yang memproduksi produk gabungan dan sampingan biasanya mengacu
pada perusahaan yang menghasilkan berbagai jenis produk atau layanan yang saling terkait
atau terkait dengan produk inti mereka. Ini adalah strategi bisnis yang umum digunakan
untuk memanfaatkan kekuatan perusahaan dalam berbagai bidang. produk utama yang
menjadi fokus utama bisnis dan strategi perusahaan sering kali menjadi sumber pendapatan
utama perusahaan dan mewakili area kompetensi inti perusahaan tersebut.

2. Saran

1. Perhatikan efektivitas dan efisiensi manajemen: Dalam kondisi persaingan yang


kompetitif, penting bagi pihak manajemen untuk bekerja secara efektif dan efisien dalam
mengelola perusahaan. Fokuslah pada perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian
yang baik untuk menjaga tingkat profitabilitas dan daya saing perusahaan.
2. Identifikasi jenis dan pengolongan produk gabungan dan sampingan: Pada usaha
konveksi, PT. Freeport, dan PT Indo Pureco Pratama, perhatikan jenis dan pengolongan
produk gabungan dan sampingan yang dihasilkan. Ini bertujuan untuk meningkatkan laba
usaha, menambah lini produk, memaksimalkan penggunaan sumber daya bahan baku, dan
mengurangi limbah hasil produksi.
3. Manfaatkan produk sampingan: Meskipun produk sampingan bukan fokus utama
perusahaan, pastikan untuk mengidentifikasi nilai dan potensi produk sampingan tersebut.
Produk sampingan masih memiliki nilai dan dapat dijual atau dimanfaatkan oleh
perusahaan. Manfaatkan produk sampingan secara efektif untuk meningkatkan
pendapatan atau laba perusahaan.
4. Terapkan strategi bisnis yang tepat: Jika perusahaan memiliki berbagai jenis produk atau
layanan yang saling terkait, pertimbangkan strategi bisnis yang dapat memanfaatkan
kekuatan perusahaan dalam berbagai bidang. Fokus pada produk utama yang menjadi
fokus utama bisnis dan sumber pendapatan utama perusahaan, namun tetap
memperhatikan produk sampingan yang dihasilkan.
5. Lakukan riset dan analisis lebih lanjut: Untuk memahami dengan lebih baik jenis dan
pengolongan produk gabungan dan sampingan dalam usaha konveksi, PT. Freeport, dan
PT Indo Pureco Pratama, direkomendasikan untuk melakukan riset dan analisis yang
lebih mendalam. Ini akan membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik
terkait dengan pengembangan produk, pengelolaan sumber daya, dan peningkatan laba
perusahaan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Syahrir. 2020. “analisis penerapan akuntansi biaya produk utama ( main product ) dan
produk sampingan ( by product ) pada pt . perkebunan nusantara xiv syahriani syahrir
nim 105730507814 Program Studi Akuntansi.”
Wahyu E, Yuniep Mujatt S. 2012. “Alokasi Biaya Bersama Dalam Kaitannya Dengan
Penentuan Harga Pokok Produksi Sampingan (Study Kasus Pada UD Tahu Pres Dadi
Yotro Mojoagung ).” Ekonomi.
Mulyadi.1991.Akuntansi Biaya.Yogyakarta:STIE YKPN
Bab III Tinjauan Umum PT. Freeport Indonesia - Digilib ITB itb.ac.id
https://digilib.itb.ac.id › assets › files › disk1
https://health.kompas.com/read/2020/02/28/160200768/ terbuat-dari-ampas-tahu-ini-
manfaat-tempe-gembus-bagi-kesehatan?
niramasutama.com https://job-portal.niramasutama.com

Anda mungkin juga menyukai