Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“Teori Produksi dan Teori Biaya”

Mata Kuliah :
Ekonomi Bisnis

Dosen Pengajar :
Prof.Dr.Drs William Agustinus Areros M.Si
Drs. Lucky Franky Tamengkel MM

Disusun Oleh :
Kelompok 5

1. Angela Oktaviana Rumagit 20081102091


2. Jordan Imanuel Ompi 20081102059
3. Massie Gabriela 20081102113
4. Safitri Asis Saudo 20081102115
5. Silvia Rorintulus 20081102065

UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO


FAKULTAS ILMU SOSIAL POLITIK
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa. Karena dengan pertolongan-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah dengan materi “Teori Produksi dan Teori Biaya”.
Meskipun banyak rintangan dan hambatan dalam proses pembuatannya, tapi kami dapat
menyelesaikannya dengan cukup baik.

Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Prof.Dr.Drs William Agustinus Areros M.Si
dan Bapak dosen Drs. Lucky Franky Tamengkel MM selaku dosen dalam bidang studi
Ekonomi Bisnis yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Makalah ini dibuat dengan berbagai
pertimbangan. Kami harap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai
dengan bidang studi ini.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam proses
pengerjaan makalah ini. Kami harap makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat digunakan
dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari makalah ini belum sempurna, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan untuk pembuatan makalah
selanjutnya. Untuk ini kami mengucapkan terima kasih.

Manado, 6 September 2021

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 3
2.1 Teori Produksi ............................................................................................................. 3
A. Dimensi Jangka Pendek dan Jangka Panjang ........................................................... 3
B. Model Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel .......................................... 4
C. Model produksi dengan dua faktor produksi variabel .............................................. 6
D. Perkembangan Teknologi. ..................................................................................... 10
2.2 Teori Biaya Produksi ............................................................................................... 10
A. Teori Biaya ........................................................................................................... 10
B. Teori Biaya Produksi Menurut Para Ahli ............................................................... 11
C. Produksi, Produktifitas dan Biaya ......................................................................... 11
D. Pegelompokan Biaya ............................................................................................. 12
E. Biaya produksi Jangka Pendek .............................................................................. 12
F. Biaya Produksi Jangka Panjang ............................................................................. 14
G. Rumus Biaya Produksi .......................................................................................... 14
H. Penentuan biaya produksi ...................................................................................... 15
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 17
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam melihat seluk beluk kegiatan perusahaan dalam memproduksi dan
menawarkan barangnya diperlukan analis keatas berbagai aspek kegiatan memproduksinya.
Pertama-tama dianalisis sampai mana factor-faktor produksi akan dignakan untuk
menghasilkan barang yang akan diproduksikan. Setelah itu perlu dilihat biaya produksi untuk
menghasilkan barang-barang tersebut. Dan pada akhirnya perludianalisis bagaimana seorang
pengusaha akan membandingkan hasil penjualan produksinya dengan biaya produksi yang
dikeluarkannya. Untuk menentukan tingkat produksi yang akan memberikan keuntungkan
yang maksimum kepadanya.
Di dalam dunia ekonomi modern, terutama mengenai makna biaya dan produksi,
menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan yang tidak bisa dipisahkan layaknya uang
keping logam yang memiliki dua muka yang berbeda namun dalam satu kesatuan. Jika
produksi berbicara tentang nilai fisik penggunaan factor produksi, biaya mengukurnya
dengan nilai uang. Dalam ekonomi yang sudah modern, di mana peranan uang amat penting,
maka ukuran efisiensi yang paling baik (walaupun bukan paling lengkap) addalah uang.
Sesuatu yang efisien secara teknis, belum tentu secara finan-sial dan ekonomi
menguntungkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja yang mencakup Teori Produksi?
2. Apa yang dimaksud Teori Biaya?
3. Bagaimana Pengelompokan Biaya dalam Produk ?
4. Bagaimana Biaya produksi Jangka Pendek?
5. Bagaimana Biaya Produksi Jangka Panjang?
6. Bagaimana Penentuan biaya produksi?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cakupan dalam teori produksi
2. Untuk mengetahui pengertian Teori Biaya
3. Untuk mengetahui Pengelompokan Biaya dalam Produk
4. Untuk mengetahui Biaya produksi Jangka Pendek
5. Untuk mengetahui Biaya Produksi Jangka Panjang
6. Untuk mengetahui Penentuan biaya produksi
7. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah serta menambah wawasan dan pengetahuan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Produksi


Teori perilaku produsen (perusahaan) memiliki banyak analogi dengan teori perilaku
konsumen. Misalnya, bila konsumen mengalokasikan dananya untuk konsumen, produsen
mengalokasikan dananya untuk menggunakan faktor produksi atau yang akan di proses
menjadi output. Karena itu bila keseimbangan konsumen terjadi pada saat seluruh uangnya
habis untuk konsumsi, keseimbangan produsen tercapai pada saat seluruh anggaran habis
terpakai untuk membeli faktor produksi. Dalam mengonsumsi barang berlaku The Law of
Diminishing Marginal Utility (LDMU), sedangkan dalam penggunaa faktor produksi
berlaku The Law of Diminishing Return (LDR). Produsen juga memililki pengetahuan yang
lengkap (perfect knowledge) atas faktor produksi yang dibelinya. Akhirnya, bila konsumen
berupaya mencapai kepuasan maksimum, maka produsen berupaya mencapai tingkat
produksi maksimum. Pemahaman kita mengenai perilaku konsumen akan memudahkan
pemahaman mengenai perilaku produsen
.
A. Dimensi Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Dalam aktivitas produksinya produsen (perusahaan) mengubah berbagai faktor
produksi menjadi barang dan jasa. Berdasarkan hubungannya dengan tingkat produksi, faktor
produksi di bedakan menjadi faktor produksi tetap (fixed input) dan faktor produksi variabel
(variable input).
Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang jumlah penggunaannya tidak
tergantung pada jumlah produksi. Ada atau tidak adanya kegiatan produksi, faktor produksi
itu harus tetap tersedia. Jumlah penggunaan faktor produksi variabel tergantung pada tigkat
produksinya. Makin besar tingkat produksinya. Makin besar tingkat produksi, makin banyak
faktor produksi variabel yang di gunakan. Begitu pula sebaliknya. Pengertian faktor produksi
tetap dan faktor produksi variabel terkait erat dengan waktu yang di butuhkan untuk
menambah atau mengurangi faktor produksi tersebut.
Dalam jangka panjang (long run) dan sangat panjang (very long run) semua faktor
produksi sifatnya variabel. Perusahaan dapat menambah atau mengurangi mesin produksi.
Dalam konteks manajemen, jangka panjang dan jangka sangat panjang berkaitan dengan
ukuran waktu kronologis. Periode jangka pendek adalah periode produksi dimana perusahaan

3
tidak mampu dengan segera melakukan penyesuaian jumlah penggunaan salah satu atau
beberapa faktor produksi. Sedangkan periode jangka panjang adalah periode produksi dimana
semua faktor produksi menjadi faktor produksi variabel.

B. Model Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel


Pengertian produksi dengan satu faktor produksi variable adalah pengertian analisis
jangka pendek, di mana ada faktor produksi yang tidak dapat diubah. Hubungan matematis
penggunaan faktor produksi yang menghasilkan output maksimum disebut fungsi produksi,
seperti dibawah ini.
Q = f(K, L)
Di mana :
Q = tingkat output
K = barang modal
L = tenaga kerja

1. Produksi total, produksi marjinal, dan produksi rata-rata


Produksi total (total product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari
penggunan total faktor produksi.
TP = f(K, L)
Di mana: TP= produksi total
K= barang modal (yang dianggap konstan) L= tenaga kerja/buruh
Produksi marjinal (marginal product) adalah tambahan produksi karena
penambahan penggunaan satu unit faktor produksi.
MP = TP’ =
Di mana: MP = Produksi marjinal
AP = TP

Produksi rata-rata (average product) adalah rata-rata output yangdihasilkan per unit faktor
produksi. Di mana: AP = Produksi rata-rata

4
Tabel
Produksi Total, Produksi Marjinal dan
Produksi Rata-rata Usaha Tekstil Tradisional
(Satu Faktor Produksi Variable)

Mesin Buruh Produksi Produksi Produksi rata-


(unit) (orang) total (TP) (bal) marjinal (MP) rata (AP) (bal)
(bal)
1 1 5 5 5
1 2 20 15 10
1 3 45 25 15
1 4 80 35 20
1 5 105 25 21
1 6 120 15 20
1 7 126 6 18
1 8 120 -6 15
1 9 106 -12 12
1 10 90 -18 9

Dari Tabel diatas bahwa produksi total (TP) pada awalnya meningkat dan mencapai
maksimum (126 unit) pada saat jumlah buruh yang dipekerjakan tujuh orang. Tetapi setelah
itu penambahan buruh justru menurunkan produksi total, karena produksi marjinal (MP)
sudah negatif. Bila melihat kolom MP, ternyata besarnya MP sangat mempengaruhi TP.
Selama nilai MP>0, TP tetap bertambah. Sayangnya pertambahan MP juga mengalami
penurunan (LDR). Besarnya nilai MP juga berpengaruh terhadap nilai produksi rata-rata
(AP). Penambahan satu orang tenaga kerja akan memperbesar nilai AP selama nilai MP>nilai
AP sebelumnya.

2. Tiga tahap produksi


Ada tiga tahap penting dari gerakan perubahan nilai TP. tiga tahap produksi yaitu (the
three stages of production):

5
1) Tahap I (stage I) sampai pada saat kondisi AP maksimum
2) Tahap II (stage II) antara AP maksimum sampai MP sama dengan nol.
3) Tahap III (stage III) saat MP sudah benilai <nol (negatif).
Penahapan ini berguna untuk memahami pada tahap mana perusahaan berproduksi.
Pada tahap I, penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi total maupun
produksi rata-rata. Karena itu hasil yang diperoleh dari tenaga kerja masih jauh lebih besar
dari tambahan upah yang harus dibayarkan. Perusahaan rugi jika berhenti produksi pada
tahap ini (slope kurva TP meningkat tajam). Pada tahap II, karena berlakunya LDR, baik
produksi marjinal maupun produksi rata-rata mengalami penurunan.Namun demikian nilai
keduanya masih positif. Penambahan tenaga kerja akan menambah produksi total sampai
mencapai nilai maksimum (slope kurva TP datar sejajar dengan sumbu horizontal).
Dan Pada tahap III, perusahaan tidak mungkin melanjutkan produksi, karena penambahan
tenaga kerja justru menurunkan produksi total. Perusahaan akan mengalami kerugian (slope
kurva TP negative).
Dengan demikian, perusahaan sebaiknya berproduki ditahap II, karena secara
matematis perusahaan akan berhenti menambah tenaga kerja pada saat tambahan
biaya (marginal cost) yang harus dibayar adalah sama dengan tambahan
pendapatan (marginal revenue) yang diterima. Jika tambahan biaya masih tambah kecil dari
tambahan pendapatan, perusahaan akan menambah tenaga kerja. Begitu sebaliknya,
tambahan biaya dalam hal ini adalah upah (wage) tenaga kerja.Tambahan pendapatan adalah
prodksi marjinal dikalikan harga jual barang. Jika upah, dinotasikan sebagai W, sedangkan
harga jual barang dinotasikan P maka alokasi tenaga kerja (factor produksi dianggap efesien
bila: W=MP(P)
Tenaga kerja, Bila nilai AP meningkat karena mesinnya semakin modern, belum
berarti efisiensi meningkat. Studi empiris yang dilakukan duapuluh tahun terahir ini
menunjukan bahwa ada yang lebih penting dari sekedar memodernisasi mesin. Yaitu
memodernisasi sumber daya manusia (SDM), teruutama dengan mengubah cara berpikir dan
sikap hidup. Dengan modernisasi SDM, kemajuan teknologi akan meresap ke dalam diri
manusia (embodied technology) dan mendorong peningkatan efisiensi.

C. Model produksi dengan dua faktor produksi variabel


Definisi dalam bagian ini kita melonggarkan asumsi adanya faktor produksi tetap. Baik
barang modal maupun tenaga kerja sekarang bersifat variabel. Namun yang harus diingat

6
bahwa pelonggaran asumsi ini masih tetap terlalu menyederhanakan persoalan. Sebab dalam
kenyataan, faktor produksi variabel yang digunakan dalam proses produksi lebih dari dua
maca. Dalam model produksi dua faktor produksi variabel ini, analisis cukup menggunakan
penjelasan grafis matematika sederhana.
a) Isokuan (Isoquant)
Isokuan (isoquant) adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi
penggunaan dua macam faktor produksi variabel secara efisien dengan tingkat teknologi,
yang menghasilkan tingkat produksi yang sama. Misalnya, kasus usaha tekstil tradisional di
muka kita pelonggar asumsinya dengan menyatakan bahwa mesin dapatditambah.
Tabel 1.2
Produksi Total Usaha Tekstil Tradisional
(Dua Faktor Produksi)

Mesin Tenaga Kerja


1 2 3 4 5
1 5 20 45 80 105
2 30 45 105 150 135
3 80 105 150 180 150
4 105 135 180 240 210

Catatan: Angka-angka pada kolom 1 s.d 5 adalah produksi total (bal).

Kita melihat bahwa tingkat produksi 105 bal tekstil dapat dicapai dengan beberapa
kombinasi factor produksi, yaitu 1 mesin dengan 5 tenaga kerja, 2 mesin dengan 3 tenaga
kerja dan seterusnya. Selanjutnya kita dapat menurunkan kurva isokan seperti berikut ini.

Adapun Ciri-ciri isokuan adalah sebagai berikut :


 Mempunyai kemiringan negative
 Semakin ke kanan kedudukan isokuan menunjukkan semakin tinggi jumlah output
 Isokuan tidak pernah berpotongan dengan isokuan yang lainnya
 Isokuan cembung ke titik origin

7
Asumsi-asumsi Isokuan :
 Konektivitas (Conectivity)
Asumsi koneksitas analogi dengan asumsi pada pembahasan perilaku konsumen, yaitu kurva
indiferensi yang menurun dan kiri atas ke kanan bawah (down ward sloping). Produsen dapat
melakukan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi untuk menjaga agar
tingkat produksi tetap. Kesediaan produsen untuk mengorbankan faktor produksi yang satu
demi menambah penggunaan faktor produksi yang lain untuk menjaga tingkat produksi pada
isokuan yang sama disebut Derajat Teknik Substitusi Faktor Produksi atau Marginal Rate of
Technical Substitution(MRTS). MRTSIk adalah bilangan yang menunjukkan berapa unit
faktor produksi I harus dikorbankan untuk menambah 1 unit faktor produksi k pada tingkat
produksi yang sama. Jika I adalah tenaga kerja dan k adalah barang modal (mesin), maka
MRTSIk adalah berapa unit tenaga kerja yang harus dikorbankan untuk menambah 1 unit
mesian, demi menjaga produksi pada tingkat yang sama.

 Penurunan Nilai MRTS (Diminishing of MRTS)


Produsen menganggap makin mahal faktor produksi yang semakin langka. Itulah sebabnya
mengapa nilai MRTSlk makin menurun (hukum LDR). Dalam kasus-kasus tertentu, nilai
MRTS akan konstan atau nol. MRTS konstan bila kedua faktor produksi bersifat substitusi
sempurna (perfect substitution).

 Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Menurun (The Law of Diminishing Return)
Asumsi ini menjelaskan bahwa penambahan jumlah tenaga kerja dengan jumlah mesin yang
tetap, justru megurangi tingkat pertambahan output.

 Daerah Produksi yang Ekonomis (Relevance Range of Production)

b) Perubahan Output Karena Perubahan Skala Penggunaan Produksi (Return to


Scale)
Perubahan Output karena perubahan Skala Penggunaan Faktor Produksi (Return to
Scale) Adalah konsep yang ingin menjelaskan seberapa besar output berubah bila jumlah
faktor produksi dilipatgandakan (doubling).

8
 Skala hasil menaik (increasing return to scale)
Jika penambahan faktor produksi sebanyak unit menyebabkan output meningkat lebih dari
satu unit ,fungsi produksi memiliki karakter Skala Hasil manaik (increasing retun to scale).

 Skala hasil konstan (constant return to scale)


Jika pelipatgandaan faktor produksi menambah output sebanyak dua kali lipat juga ,pungsi
produksi memiliki karakter skala hasil constant.

 Skala Hasil Menurun (Decreasing Return to Scale)


Jika menambah 1 unit faktor produksi menyebabkan produksi output bertambah kurang dari 1
unit ,fungsi produksi memiliki skala hasil menurun(decreasing retunt to scale) seperti
ditunjukan pada diagram

 Kurva Anggaran Produksi (isocost)


Adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor
produksi yang memerlukan biaya yang sama.jika harga actor produksi tenaga adalah
upah(w)dan harga faktor produksi barang modal adalah sewa (r) maka kurva isocost (I)
adalah : I = rK + wL Sudut kemiringan kura isocost adalah rasio harga kedua faktor
produksi.jika terjadi perubahan hargafaktor produksi,kurva 1 berotasi.jika yang berubah
adalah kemampuan anggaran,kurva isocost bergeser sejajar.

 Keseimbangan Produsen
Terjadi ketika kurva 1 bersinggungan dengan kurva Q, dititik persinggungan itu kombinasi
penggunaan kedua faktor produksi akan memberikan hasil output yang
maksimum.keseimbangan dapat berubah karena perubahan kemampuan anggaran maupun
harga faktor produksi.analisis perubahan keseimbangan produsen analogis dengan analisis
perilaku konsumen.

 Pola Jalur Ekspansi (ekspantion path)


Tujuan perusaahan adalah maksimalisasi laba.untuk mencapai tujuan itu dalam jangka
pendek maupun jangka panjang perusahaan harus tetap mempertahankan
efisiensinya.biasanya perusahaan menetapkan target yang akan dicapai setiap tahunnya,yang
harus dicapai dengan biaya minimum.dalam jangka panjang perusahaan memiliki tingkat
fleksibilitas lebih tinggi dalam mengombinasikan factor produksi titik-titik keseimbangan

9
tercapai pada tingkat MRTS yang konstan dan membentuk garis isokin (isoclin).jika titik-titik
keseimbangan tersebut dihubungkan,akan terbentuk garis isolokin OS. Garis isolokin OS
tidak membentuk garis lurus,karena seperti telah dinyatakan,dalam jangka panjang
perusahaan memiliki kemampuan mengubah kombinasi faktor produksi agar alokasi
anggaran lebih efisien.untuk fungus produksi skala hasi konstan atau constant return to scale
(CRS)isolokin berbentuk garis lurus OR.hal ini karena dalam fungsi produksi CRS,rasio actor
produksi tidak berubah (konstan). f. Pola Jalur Ekspansi (Expantion Path)

D. Perkembangan Teknologi.
 Kemajuan teknologi dapat membuat tingkat produktivitas meningkat , artinya jumlah
output yang dihasilkan perunit factor produksi meningkat.
 Apabila AP meningkat karena mesinnya semakin modern tidak berarti efisiensi
meningkat.
 Modernisasi SDM lebih penting dikarenakan mengubah cara berpikir dan sikap hidup,
dengan modernisasi SDM, kemajuan teknologi akan meresap ke dalam diri manusia
dan mendorong peningkatan efisiensi.
 TFP (Total Faktor Productivity) sebagai ukuran efisiensi, pada prinsipnya metode ini
ingin memisahkan pengaruh barang modal, teknologi dan SDM terhadap pertumbuhan
ekonomi. Angka TFP semakin besar mengindikasikan perkembangan efisiensi yang
semakin signifikan .

2.2 Teori Biaya Produksi


A. Teori Biaya
Biaya merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan dalam menjalankan
usahanya. Hal ini disebabkan, biaya sangat menentukan keuntungan yang akan diperoleh
perusahaan. Biaya adalah semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik yang
telah, sedang, maupun yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk. Ilmu yang
mempelajari masalah- masalah biaya adalah Akuntansi Biaya. Akuntasnsi biaya pada
perusahaan berhubungan dengan tugas-tugas : mencatat, mengklasifikasikan,
mengintrespestasikan, menyajikan dan mengendalikan, biaya dari proses . Dalam konsep ini
ada biaya eksplisit dan biaya implisit.

10
Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang secara eksplisit terlihat, terutama melalui
laporan keuangan. Contoh biaya eksplisit adalah biaya listrik, telepon, air, pembayaran gaji
buruh dan gaji karyawan.
Biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat, yaitu biaya penyusutan seperti mesin
atau, bangunan yang sudah digunakan cukup lama. Sepertu perusahaan harus dapat
menghitung biaya produksi agar dapat menetapkan harga pokok barang yang dihasilkan.
Untuk menghitung biaya produksi, terlebih dahulu harus dipahami pengertiannya.

B. Teori Biaya Produksi Menurut Para Ahli


 M. Nafarin (2009) : akumulasi seluruh kebutuhan dana yang ada kaitannya dengan
komoditas yang dihasilkan. Di dalam biaya produksi ini juga terhitung biaya tenaga
kerja langsung, bahan baku hingga overhead pabrik.
 Abdul Halim : jumlah keseluruhan kebutuhan dana yang memiliki hubungan langsung
dengan proses pengadaan barang maupun jasa yang akan bertemu dengan pendapatan
ketika tiba waktu komoditas tersebut diperjualbelikan.
 Hansen dan Mowen (2004) : jumlah total semua kebutuhan dana yang ada
hubungannya dengan proses produksi barang serta penyediaan layanan.

C. Produksi, Produktifitas dan Biaya


Keputusan tingkat produksi senantiasa berkaitan dengan tingkat produktifitas factor-
faktor produksi yang digunakan. Produktifitas yang tinggi menyebabkan tingkat produksi
yang sama dapat di capai dengan biaya yang lebih rendah. Dengan kata lain, produktifitas dan
biaya mempunyai hubungan terbalik jika produktifitas makin tinggi, biaya produksi akan
makin rendah. Begitu juga sebaliknya.
Prilaku biaya juga berhubungan dengan periode produksi. Dalam jangka pendek ada
factor produksi tetap yang menimbulkan biaya tetap, yaitu biaya produksi yang besarnya
tidak tergantung pada tingkat produksi. Dalam jangka panjang, karena semua factor produksi
adalah variabel, biaya juga variabel. Artinya, besarnya biaya produksi dapat disesuaikan
dengan tingkat produksi.
Dalam jangka panjang, perusahaan akan lebih mudah meningkatkan produktifitas
dibandingkan jangka pendek. Itu sebabnya ada perusahaan yang mampu menekan biaya
produksi, sehingga setiap tahun biaya produksi per unit makin rendah. Pola pergerakan biaya
rata-rata ini berkaitan dengan karakter fungsi produksi jangka panjang

11
D. Pegelompokan Biaya
Menurut keterlibatan biaya dalam produk dapat digolongkan:
a. Biaya bahan langsung = Biaya yang timbul dari pemakaian semua bahan-bahan yang
menjadi bagian dari produk jadi. Contohnya telor dan terigu dalam pembuatan kue.
b. Biaya buruh langsung = Biaya yang dikeluarkan untuk pekerja yang ikut terlibat dalam
kegiatan proses produksi. Contoh upah untuk operator mesin.
c. Biaya overhead pabrik = Seluruh biaya produksi selain biaya bahan langsung dan biaya
buruh pabrik. Biaya-biaya diatas merupakan konsep dasar dari unsur dari biaya.
d. Biaya tak langsung pabrik = Biaya yang terjadi dipabrik anatara lain:
o Biaya bahan tak Langsung = Biaya dari semua bahan-bahan yang tidak menjadi
bagian dari suatu produk- tetapi diperlukan dalam pengolahan bahan menjadi barang.
Contoh pengelasan dalam pembuatan mobil.
o Biaya buruh tak langsung = Biaya yang dikeluarkan untuk pekerja yang ada dipabrik
atau diluar pabrik tetapi tidak langsung dalam proses pembuatan suatu produk.
Contoh gaji untuk pekerja perawatan mesin.
e. Biaya komersial = Biaya tak langsung yang tidak terjadi dipabrik. Biaya ini terdiri dari :
o Biaya Penjualan = Pengeluaran yang dilakukan dalam rangkaian kegiatan penjualan
suatu produksi. seperti bjaya promosi dan iklan.
o Biaya Admintrasi = Pengeluaran yang dilakukan untuk mendukung kegiatan-kegiatan
pabrik.
o Biaya Keuangan = Biaya yang berhubungan dengan perolehan dana untuk oprasi
perusahaan misalnya bunga.

E. Biaya produksi Jangka Pendek


Jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat di tambah jumlahnya. Biaya
produksi dalam jangka pendek antara lain :
1. Dalam hubungannya dengan tujuan biaya
yaitu jangka waktu dimana perusahaan telah dapat menambah faktor-faktor produksi yang
digunakan dalam proses produksi. Dalam biaya produksi jangka pendek ditinjau dari
hubungannya dengan produksi dibagi menjadi 2 yaitu :

12
 Biaya Langsung (Direct cost)
Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung pada
suatu proses tertentu ataupun output tertentu.

 Biaya tidak Langsung (Indirect cost).


Biaya Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak dapat diidentifikasi secara
langsung pada suatu proses tertentu atau output tertentu.

2. Dalam hubungannya dengan perusahan volume kegiatan


 Biaya Total (TC)
Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan
yang terdiri dari biaya tetap dan variabel. Biaya total merupakan jumlah antara biaya
variabel dan biaya tetap. TC = FC + FC

 Biaya Variabel (VC)


Biaya variabel merupakan biaya yang berubah secara liniear sesuai dengan volume output
operasi perusahaan sebagai contoh adalah bahan baku.
Biaya variabel sendiri masih dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu Biaya Variabel Total
(total variabel cost / TVC) dan Biaya variabel rata-rata (average variable cost/AVC)
Rumus untuk menghitung AVC
AVC= TVC/Q
Keterangan :
TVC: Biaya Variabel total
Q : Jumlah Pengeluaran Barang

 Biaya Tetap (FC)


Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi. Sebagai contoh
sewa tanah, biaya abondemen, dan biaya pemiliharaan pajak. Ada dua kelompok biaya tetap
yaitu Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost/TFC) = Keseluruhan kebutuhan dana yang
jumlahnya tetap dan harus dikeluarkan secara periodik dalam kurun waktu yang sama guna
menghasilkan komoditas tertentu. Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost/AFC) =
Jumlah kebutuhan dana yang dibutuhkan guna memproduksi tiap unit barang. Rumus untuk
menentukan AFC adalah :
AFC= TFC/Q

13
Keterangan :
TFC : Biaya tetap total
Q : kuantitas Pengeluaran Barang

F. Biaya Produksi Jangka Panjang


Bagaimana telah dikemukakan dalam konsep produksi jangka panjang bahwa dalam produksi
jangka panjang semua input diperlakukan sebagai input variabel. Jadi, tidak ada input tetap.
Maka dalam konsep biaya jangka panjang semua biaya dianggap sebagai biaya variabel
(variabel cost) tidak ada, biaya tetap. Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah
semua faktor-faktor produksi yang akan digunakan oleh perusahaan. Jangka panjang, yaitu
dimana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan, jumlah daripada faktor-faktor
produksi yang digunakan oleh perusahaan dapat ditambah apabila memang dibutuhkan.
Faktor-faktor produksi tersebut adalah: faktor pasar, faktor bahan mentah, faktor fasilitas
angkutan, dan faktor tenaga kerja
a. Biaya Total (jangka panjang) adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
seluruh output dan semuanya, bersifat variabel. LTC = LVC dimana LCT (long run
total cost) dab LVC (long run variabel cost)
b. Biaya Marjinal Adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu unit.
Perubahan biaya total adalah sama dengan perusahaan biaya variabel. LMC = dimana
LMC= (long run margin cost) Q (output).

G. Rumus Biaya Produksi


1) Penghitungan Bahan Baku yang Digunakan
Saldo awal bahan baku + Pembelian bahan baku – Saldo akhir bahan baku = Bahan
baku yang digunakan

2) Penghitungan Biaya Produksi


Bahan baku yang digunakan + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya overhead
produksi = Total biaya produksi

3) Penentuan Harga Pokok Produksi


Total biaya produksi + Saldo awal persediaan barang dalam proses produksi – Saldo
akhir persediaan barang dalam proses produksi = Harga Pokok Produksi

14
4) Penghitungan Harga Pokok Penjualan
Harga pokok produksi + Persediaan barang awal – Persediaan barang akhir

H. Penentuan biaya produksi

1) Biaya historis : yaitu penentuan biaya produk dengan mengumpulkan semua biaya
yang telah terjadi dan diperhitungkan setelah operasi pembuatan produk selesai.
2) Biaya sebelum pembuatan : suatu cara penentuan biaya pembuatan produk sebelum
produk tersebut dibuat.

- Biaya ini terbagi atas :


a. Biaya anggaran : berdasarkan kegiatan masa lalu dan perkiraan kegiatan pada masa
yang direncanakan.
b. Biaya standar : berdasarkan standar-standar pelakasanaan yang telah ditetapkan
sebelumnya.

- Harga pokok yang telah ditentukan sebelum proses produksi dilaksanakan. Tujuannya
adalah:
a. Pengendalian biaya dan jika memungkinkan menguranginya.
b. Pengukuran efesiensi
c. Penyederhanaan prosedur pembiayaan.
d. Penilaian persediaan
e. Penentuan harga jual

- Cara penentuan biaya standar


a. Berdasarkan rata-rata biaya yang terjadi pada masa lalu.
b. Berdasarkan biaya terendah yang terjadi pada masa lalu. Berdasarkan biaya
yang berasal dari anggaran pada suatu kondisi operasi yang normal.

15
c. Berdasarkan biaya ideal yang terjadi pada efesiensi maksimum.
d. Berdasarkan biaya yang dapat dicapai pada kondisi operasi yang baik.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori produksi adalah teori yang menerangkan sifat hubungan antara tingkat produksi
yang akan dicapai dengan jumlah faktor –faktor produksi yang digunakan. Produsen
mengalokasikan dananya untuk menggunakan faktor produksi atau yang akan di proses
menjadi output. Karena itu bila keseimbangan konsumen terjadi pada saat seluruh uangnya
habis untuk konsumsi, keseimbangan produsen tercapai pada saat seluruh anggaran habis
terpakai untuk membeli faktor produksi. Dalam mengonsumsi barang berlaku The Law of
Diminishing Marginal Utility (LDMU), sedangkan dalam penggunaa faktor produksi
berlaku The Law of Diminishing Return (LDR). Produsen juga memililki pengetahuan yang
lengkap (perfect knowledge) atas faktor produksi yang dibelinya.
Biaya merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan dalam menjalankan
usahanya. Hal ini disebabkan, biaya sangat menentukan keuntungan yang akan diperoleh
perusahaan. Biaya adalah semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik yang
telah, sedang, maupun yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://tilacoret.blogspot.com/2009/07/teori-produksi.html?m=1
https://www.academia.edu/28720880/makalah_teori_produksi_dan_biaya_produksi_DAFTA
R_ISI
http://fadhilasildano.blogspot.com/2018/05/teori-biaya-produksi.html?m=1
http://anonymousdx.blogspot.com/2016/03/makalah-teori-produksi-dan-teori-
biaya.html?m=1

18

Anda mungkin juga menyukai