Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

HARGA POKOK PESANAN

DOSEN PENGAMPU: ISMAYANTI, M.M

DISUSUN OLEH:

NUR AULIA ANNISA


NIM: 2120203862202059

Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Biaya

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

PAREPARE

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pertama tama taklupa penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah


Swt, karena atas berkat rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini,
selesai tepat waktunya, tak lain karena izin dan bantuan dari Allah Swt.
Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Juga
kepada keluarganya, para sahabat, dan seluruh kaum Muslimin yang senantiasa
mengamalkan sunnah- sunnahnya.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas
pada mata kuliah Manajemen Biaya. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
Selama proses penulisan makalah ini, penulis mengalami sejumlah
rintangan. Makalah ini tidak akan terwujud tanpa dukungan dan partisipasi
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Ibu Ismayanti, M.M selaku dosen pengampu mata
kuliah Manajemen Biaya, dan semua orang yang membantu menyelesaikan
makalah ini. Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan khususnya bagi penulis. Aamiin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Parepare, 12 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... ii


DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Harga Pokok Pesanan ........................................................... 3
B. Karakteristik Harga Pokok Pesanan ....................................................... 4
C. Manfaat Informasi Harga Pokok Pesanan .............................................. 5
D. Cost Driver ............................................................................................... 8
1. Barang Dalan Proses............................................................................. 9
2. Persediaan Bahan Baku ........................................................................ 9
3. Gaji dan Upah ..................................................................................... 10
4. Biaya Overhead Pabrik ....................................................................... 11
5. Persediaan Produk Jadi ....................................................................... 12
E. Menentukan Harga Pokok Pesanan ....................................................... 13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................... 19
B. Saran ......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi ini, di mana persaingan bisnis semakin ketat,


manajemen biaya menjadi kunci utama bagi keberlanjutan dan kesuksesan
suatu perusahaan. Salah satu aspek penting dalam manajemen biaya adalah
pengelolaan harga pokok pesanan. Harga pokok pesanan tidak hanya sekadar
angka, tetapi juga merupakan landasan strategis dalam menentukan kebijakan
harga jual, mengontrol biaya produksi, dan meningkatkan efisiensi
operasional.
Dalam perjalanan bisnis yang dinamis, perusahaan dituntut untuk lebih
proaktif dalam mengelola sumber daya dan biaya. Pemahaman yang
mendalam terhadap harga pokok pesanan menjadi semakin krusial dalam
menghadapi tantangan ini. Dengan memahami bagaimana biaya produksi
berkaitan dengan setiap pesanan atau proyek, perusahaan dapat
mengoptimalkan penggunaan sumber daya, meningkatkan efisiensi, dan
akhirnya mencapai keunggulan kompetitif.
Pentingnya harga pokok pesanan juga tercermin dalam pengambilan
keputusan terkait penetapan harga jual. Keputusan ini tidak hanya berdampak
pada pendapatan perusahaan, tetapi juga memengaruhi persepsi pelanggan
terhadap nilai produk atau jasa yang ditawarkan. Oleh karena itu, pemahaman
mendalam terhadap konsep ini menjadi dasar untuk merumuskan kebijakan
harga yang tepat.
Selain aspek ekonomis, aspek keberlanjutan dan tanggung jawab sosial
perusahaan juga ikut dipertimbangkan dalam manajemen harga pokok
pesanan. Perusahaan modern tidak hanya diukur dari segi profitabilitas, tetapi
juga sejauh mana mereka dapat menjaga keseimbangan antara keuntungan dan
dampak lingkungan serta sosial.
Dalam konteks ini, makalah ini akan membahas secara komprehensif
konsep harga pokok pesanan, karakteristik dan manfaat, metode
perhitungannya, dan bagaimana cara menentukan harga pokok pesanan.
Dengan demikian, diharapkan pembaca dapat memahami betapa krusialnya
peran harga pokok pesanan dalam memanfaatkan peluang dalam lingkungan
1
bisnis yang dinamis.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Harga Pokok Pesanan?


2. Apa Karakteristik Harga Pokok Pesanan?
3. Apa Manfaat Informasi Harga Pokok Pesanan?
4. Apa itu Cost Driver?
5. Bagaimana Menentukan Harga Pokok Pesanan?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Harga Pokok Pesanan.


2. Untuk Mengetahui Karakteristik Harga Pokok Pesanan?
3. Untuk Mengetahui Manfaat Informasi Harga Pokok Pesanan?
4. Untuk Mengetahui Cost Driver?
5. Untuk Mengetahui Cara Menentukan Harga Pokok Pesanan?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Harga Pokok Pesanan

Menurut Firdaus dan Wasilah (2009:75) mengatakan tentang harga pokok


pesanan adalah: "Harga pokok pesanan (job order costing) adalah sistem akuntansi
biaya perpetual yang mencatat dan mengumpulkan biaya berdasarkan pekerjaan
atau job tertentu"
Menurut Mulyadi dalam bukunya Akuntansi Biaya (2009:35) yang
dimaksud dengan harga pokok pesanan adalah: "Harga pokok pesanan adalah
suatu metode pengumpulan biaya produksi yang dikumpulkan untuk pesanan
tertentu dengan jumlah satuan produk yang bersangkutan"
Dalam kalkulasi biaya job order setiap pesanan adalah suatu satuan
akuntansi yang dibebankan biaya bahan, upah, dan biaya overhead dengan
menggunakan nomor-nomor order, biaya untuk setiap pesanan dikerjakan untuk
pelanggan tertentu dicatat dalam suatu kartu yang disebut kartu harga pokok (job
order cost sheet), kartu disusun untuk mengumpulkan semua biaya bahan. upah,
dan biaya overhead yang dibebankan khusus pada pesanan yang bersangkutan.
Menurut Firdaus dan Wasilah (2009:75) yang memberikan penjelasan
mengenai kartu harga pokok sebagai berikut: "Kartu harga pokok (job order cost
sheet) adalah suatu formulir untuk mengikhtisarkan biaya-biaya yang dibebankan
pada masing-masing pekerjaan (job) yang terdiri atas bahan langsung, tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik".
Sedangkan menurut Mulyadi (2009:44) kartu harga pokok pesanan adalah
"Kartu harga pokok pesanan adalah suatu catatan yang penting dalam bentuk
formulir yang digunakan untuk mengumpulkan dan mencatat secara terperinci
biaya produksi tiap pesanan produk".
Pesanan yang diselenggarakan atas dasar pesanan spesifikasi khusus dari
pelanggan memungkinkan penjabaran laba dan rugi untuk setiap pemesanan.
Bilamana pesanan itu menyangkut produksi suatu jumlah persediaan barang maka
kalkulasi job order memungkinkan dijabarkan biaya satuan untuk keperluan
kalkulasi biaya atau harga pokok persediaan.

3
Didalam sistem biaya berdasarkan pesanan, produksinya hanya akan
dilakukan jika perusahaan menerima pesanan dari pembeli dan
mengumpulkanmharga pokok produksinya dengan menentukan metode harga
pokok pesanan. Didalam menentukan biaya pokok pesanan, setiap pesanan
merupakan satu kesatuan akuntansi untuk setiap bahan baku, upah langsung dan
overhead.
Dari Penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa harga pokok
pesanan adalah suatu cara menghitung atau mengumpulkan biaya produksi untuk
pesanan tertentu. Harga pokok persatuan produk yang dihasilkan dihitung dengan
cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan
produk dalam pesanan yang bersangkutan. Metode harga pokok ini banyak
digunakan oleh perusahaan yang memproduksi lebih dari satu jenis produk,
sehingga produk yang dikerjakan sangatlah beragam baik dari segi mode, ukuran,
bentuk maupun mutunya. Pengumpulan biaya harga pokok tersebut untuk setiap
jenis produk dicatat dalam kartu harga pokok pesanan.

B. Karakteristik Harga Pokok Pesanan


Menurut Mulyadi (2009:38) yang mengemukakan karakteristik-
karakteristik harga pokok produksi berdasarkan pesanan adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi
pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara
individu.
2. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk
menjadi dua kelompok yaitu: biaya produk langsung dan biaya produk tidak
langsung
3. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan tenaga kerja
langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya
overhead pabrik.
4. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan
tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya
overhead pabrik diperhitungkan dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif
yang ditentukan dimuka.

4
5. Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi
dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan
tersebut.

Menurut Mulyadi (2009:38) metode harga pokok pesanan biasanya


diterapkan di perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan. Perusahaan ini
mengolah bahan baku menjadi produk jadi berdasarkan pesanan dari luar atau dari
dalam perusahaan. Karakteristik usaha perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus
2. Produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan
3. Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan bukan untuk memenuhi
persediaan di gudang

C. Manfaat Informasi Harga Pokok Pesanan


Terdapat 5 manfaat yang didapat administrasi dari adanya info harga pokok
produksi tersebut yaitu:
1. Menentukan Harga Jual yang akan dibebankan kepada Pemesan
2. Mempertimbangkan Penerimaan atau Penolakan Pesanan
3. Memantau Realisasi Biaya Produksi
4. Menghitung Laba atau Rugi setiap Pesanan
5. Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Makara dan
Produk Dalam Proses yang disajikan dalam Neraca.

Untuk lebih jelasnya masing-masing Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi per
Pesanan sebagaimana ditampilkan diatas mulai dari no 1 hingga 5 akan dijelaskan
dalam uraian sebagai berikut.
1. Penentu Harga Jual Pesanan
Perusahaan manufaktur yang produksinya menurut pada pesanan akan
memproses produksinya menurut spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Maka
biaya produksi produk pesanan yang satu dengan produk pesanan yang lainnya
akan mempunyai biaya produksi yang berbeda, tergantung pada spesifikasi yang
dikehendaki oleh pemesan. Dengan demikian Harga Jual yang dibebankan kepada
para pemesan sangat ditentukan oleh besarnya masing-masing Biaya Produksi
yang dikeluarkan dalam pembuatan produk pesanan tersebut. Rumus yang
sanggup digunakan untuk menghitung Harga Jual yang akan dibebankan kepada
5
para pemesan ialah sebagai berikut:

2. Pertimbangan mendapatkan atau menolak Pesanan


Terkadang produk yang dipesan oleh pemesan, harga jualnya sudah
terbentuk dipasaran, sehingga manajemen hanya tinggal tetapkan apakah akan
mendapatkan pesanan yang diinginkan oleh pemesan tersebut atau menolak
pesanan pemesan tersebut. Untuk sanggup memilih entah itu menolak atau
mendapatkan suatu pesanan tersebut maka administrasi membutuhkan info total
harga pokok dari produk yang dipesan oleh pemesan tersebut. Informasi total
harga pokok pesanan memperlihatkan dasar sumbangan bagi administrasi supaya
perusahaan tidak mengalami kerugian saat mendapatkan pesanan dari pemesan.
Tanpa adanya info wacana total harga pokok pesanan, Maka administrasi tidak
mempunyai jaminan apakah harga yang diminta pemesan sanggup mendatangkan
keuntungan bagi perusahaan. Secara matematis perhitungan Total Harga Pokok
Pesanan sanggup dilakukan dengan formula berikut ini:

3. Memantau realisasi biaya produksi


Jika pesanan telah diputuskan untuk diterima, manejemen memerlukan
informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan didalam memenuhi
pesanan tertentu diterima untuk memantau apakah proses produksi untuk memenuhi
pesanan tertentu menghasilkan total biaya produksi pesanan sesuai dengan yang

6
diperhitungkan sebelumnya. Pengumpulan biaya produksi per pesanan tersebut
dilakukan dengan metode harga pokok pesanan, perhitungan biaya produksi
sesungguhnya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dilakukan dengan formula
berikut ini:
Tabel: 3
Perhitungan Biaya Produksi Sesungguhnya Yang Dikeluarkan Untuk Pesanan

Biaya bahan baku sesungguhnya…………………………..... Rp xx

Biaya tenaga kerja sesungguhnya……………………….…….. xx

Taksiran biaya overhead pabrik……………………...………... xx +


Total biaya produksi sesungguhnya………………………… Rp xx

Sumber: Mulyadi (2015 :41) Pesanan dibebani dengan biaya overhead pabrik
menurut tarif yang ditentukan di muka (taksiran) karena harga pokok pesanan harus
dihitung pada saat pesanan selesai, padahal tidak semua biaya overhead pabrik dapat
dihitung pada saat itu.

4. Menghitung Laba atau Rugi Bruto Tiap Pesanan


Manajemen sanggup mengetahui suatu pesanan tertentu menghasilkan
keuntungan bruto bagi perusahaan atau sebaliknya untuk mengetahui apakah suatu
pesanan menyebabkan rugi bruto, maka administrasi membutuhkan info biaya
produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tersebut. Informasi
keuntungan atau info rugi bruto setiap pesanan dibutuhkan untuk mengetahui
bantuan setiap pesanan dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan
keuntungan atau rugi.

Oleh karena itu, metode harga pokok pesanan digunakan administrasi untuk
mengumpulkan info biaya produksi yang sebetulnya dikeluarkan untuk tiap
pesanan guna menghasilkan info keuntungan atau info rugi bruto tiap pesanan.

7
Laba atau rugi bruto setiap pesanan sanggup dihitung dengan format
sebagai berikut:

5. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam


proses yang disajikan dalam neraca
Didalam neraca, manejemen harus menyajikan harga pokok persediaan
produk jadi dan harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok produk yang
pada tanggal neraca masih dalam proses. Untuk tujuan tersebut, manejemen perlu
menyelenggarakan catatan biaya produksi tiap pesanan. Berdasarkan catatan biaya
produksi tiap pesanan tersebut manajemen dapat menentukan biaya produksi yang
melekat pada pesanan yang telah selesai di produksi, namun pada tanggal neraca
belum diserahkan kepada pemesan. Disamping itu, berdasarkan catatan tersebut,
manejemen dapat pula menentukan biaya produksi yang melekat pada pesanan yang
pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan. Biaya yang melekat pada
pesanan yang telah selesai diproduksi namun harga pokok persediaan barang jadi.
Biaya yang melekat pada pesanan yang belum selesai pada tangga neraca disajikan
dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses. Mulyadi (2015
:41-42)

D. Cost Driver
Cost driver adalah setiap aktivitas yang menimbulkan biaya. Cost driver
merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya-biaya overhead. Faktor
ini menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktivitas yang akan menyebabkan
biaya dalam aktivitas-aktivitas selanjutnya.

Landasan penting untuk menghitung biaya berdasarkan aktivitas adalah


dengan mengidentifikasi pemicu biaya atau cost driver untuk setiap aktivitas.
Pemahaman yang tidak tepat atas pemicu akan mengakibatkan ketidaktepatan pada
pengklasifikasian biaya, sehingga menimbulkan dampak bagi manajemen dalam

8
mengambil keputusan.

Sesuai dengan ciri ciri metode pengumpulan biaya produksi dalam harga
pokok pesanan, maka komponen harga pokok pesanan dapat dikelompokkan biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik (BOP) Biaya produksi
langsung (Biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung) dibebankan kepada pesanan
berdasarkanbiaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya produksi tak
langsung (BOP) dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan
dimuka, misalnya tarif BOP = 80% dari tenaga kerja langsung Untuk menentukan
harga pokok produksi berdasarkan pesanan, siklus akuntansi dapat dikelompokkan
dalam bisya bahan baku dan penolong, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik,
produk selesai, produk dalam proses, dan penjualan produk.

1. Pembelian dan Pemakaian Bahan Baku


Akuntansi biaya bahan baku dan bahan penolong meliputi pembelian dan
pemakaian yang jurnalnya sebagai berikut :

a. Jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku dan bahan penolong:


Persediaan Bahan Baku Rp. xxx
Utang Dagang / Kas Rp. xxx
b. Pemakaian Bahan Baku
BDP – Biaya Bahan Baku Rp. xxx
Persediaan Bahan Baku Rp. xxx
c. Pemakaian Bahan Penolong

BOP Sesungguhnya Rp. xxx


Persediaan Bahan Penolong Rp. xxx

2. Biaya Tenaga Kerja


Akuntansi biaya tenaga kerja meliputi pemakaian tenaga kerja pembayaran dan
pengalokasian biaya tenaga kerja.

a. Jurnal untuk mencatat pemakaian tenaga kerja:

Gaji dan Upah Rp. xxx


Utang gaji dan upah Rp. xxx

9
b. Waktu gaji dan upah dibayar:
Utang gaji dan upah Rp. xxx
Kas Rp. Xxx

c. Pengalokasian atau pendistribusian gaji dan upah:


BDP- Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx
BOP Sesungguhnya Rp. xxx
Biaya Pemasaran / Penjualan Rp. xxx
Biaya administrasi dan umum Rp.xxx
Gaji dan upah Rp. xxx

Penjelasan :
1) Rekening BDP – Biaya tenaga kerja langsung digunakan untuk mencatat jumlah
biayatenaga kerja langsung pada departement produksi.
2) BOP sesungguhnya digunakan untuk mencatat jumlah biaya tenaga kerja tidak
langsung departement produksi, seperti upah mandor, teknisi alat alat produksi,
petugas laboratorium, petugas kebersihan dibagian produksi dan lain lain.
3) Biaya pemasaran untuk mencatat jumlah biaya tenaga kerja bagian pemasaran atau

penjualan.
4) Biaya administrasi dan umum untuk mencatat jumlah biaya tenaga kerja bagian
kantor.

3. Biaya Overhead Pabrik

Pembebanan BOP ke harga pokok pesanan dihitung berdasarkan tarif yang


ditentukan dimuka. Sedangkan BOP yang sesungguhnya dikeluarkan dan dicatat dalam
rekening BOP sesungguhnya.

Pada waktu penutupan buku perbedaan antara BOP yang dibebankan dengan
BOPyang sesungguhnya dikeluarkan dan dicatat dalam rekening selisih BOP. Selisih
BOP ini ditutup ke rekening harga pokok penjualan atau rugi/laba sehingga akuntansi
BOP meliputi akuntansi pembebanan BOP berdasarkan tarif, akuntansi BOP yang
sesungguhnya terjadi, penutupan rekening BOP, dan penutupan selisih BOP.

10
a. Jurnal untuk mencatat pembebanan BOP berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka:
BDP-Biaya Overhead Pabrik Rp. xxxx
BOP yang dibebankan Rp. xxxx

b. Jurnal untuk mencatat BOP yang sesungguhnya terjadi:


BOP sesungguhnya Rp. xxxx
Berbagai rekening di kredit Rp. xxxx

c. Jurnal untuk menutup BOP


1) Jika BOP yang sesungguhnya sama dengan BOP yang dibebankan (tidak terjadi
selisih)
BOP yang dibebankan Rp. xxxx
BOP sesungguhnya Rp. xxxx

2) Jika BOP yang sesungguhnya lebih besar dari BOP yang dibebankan
(selisih rugi)
BOP yang dibebankan Rp. xxxx
Selisih BOP Rp. xxxx
BOP sesungguhnya Rp. xxxx

3) Jika BOP yang sesungguhnya lebih kecil dari BOP yang dibebankan
(selisih laba)
BOP yang dibebankan Rp. xxxx
Selisih BOP Rp. xxxx
BOP sesungguhnya Rp. xxxx

d. Jurnal untuk menutup BOP


1) Jika BOP yang sesungguhnya lebihbesar dari BOP yang dibebankan (selisih
rugi).
Rugi-Laba/ Harga pokok Penjualan Rp. xxxx
Selisih BOP Rp. xxxx

11
2) Jika BOP yang sesungguhnya lebih kecil dari BOP yang dibebankan
(selisih laba).
Selisih BOP Rp. xxxx
Rugi-Laba/ Harga pokok Penjualan Rp. xxxx

4. Produk Jadi (Selesai)

Setelah pesanan selesai dikerjakan dipindahkan ke gudang oleh bagian


produksi.Harga pokok pesanan yang telah selesai diproduksi tersebut dapat dihitung
dari informasi biaya yang dikumpulkan dalam kartu harga pokok pesanan yang
bersangkutan dan dicatat dalam rekening persediaan produk jadi.
Jurnal untuk mencatat produk jadi :
Persediaan Produk Jadi Rp. xxxx
BDP – Biaya Bahan Baku Rp. xxxx
BDP – Biaya Tenaga Kerja Rp. xxxx
BDP – Biaya Overhead Pabrik Rp. xxxx

5. Produk Dalam Proses

Pada akhir periode tertentu (terutama akhir bulan diadakan stock


opname/ inventarisasi baik bahan jadi maupun produk/barang dalam proses.
Produk yang belum selesai tersebut dicatat dalam rekening persediaan dalam
proses.
Jurnal untuk mencatat persediaan bahan dalam proses:
Persediaan bahan dalam proses Rp. xxxx
BDP – Biaya Bahan Baku Rp. xxxx
BDP – Biaya Tenaga Kerja Rp. xxxx
BDP – Biaya Overhead Pabrik Rp. xxxx

6. Penjualan/Penyerahan Produk Jadi


Penjualan atau penyerahan produk jadi kepada pemesan dicatat dalam
rekening penjualan sebesar nilai yang dijualanya dilakukan dengan mendebit
rekening harga pokok barang jadi sehingga jurnal yang dibuat pada waktu
penjualan/penyerahan produk jadi adalah sebagai berikut:

12
Kas/piutang dagang Rp. xxxx
Penjualan Rp. xxxx
Harga Pokok Penjualan Rp. xxxx
Persediaan produk jadi Rp. xxxx

E. Menentukan Harga Pokok Pesanan


Langkah-langkah Metoda Harga Pokok Pesanan:

1. Perusahaan kedatangan pemesan.

2. Menentukan barang yang dipesan dan harga.


3. Perusahaan membeli bahan baku.
4. Perusahaan menghitung biaya bahan baku.

5. Perusahaan menghitung biaya tenaga kerja langsung.


6. Perusahaan membebankan BOP.

7. Perusahaan menghitung BOP sesungguhnya.


8. Perusahaan menghitung selisih antara BOP yang dibebankan dengan BOP
sesungguhnya.

9. Perusahaan mencatat selisih. Perlakuan selisih:


- dibuka akun selisih terus-menerus.

- dibebankan ke penjualan. HPP. dan persediaan produk jadi.


10. Perusahaan membuat jurnal-jurnal yang diperlukan.
11. Perusahaan memposting jurnal.
12. Perusahaan membuat kartu harga pokok sebanyak pesanan

Contoh 1:
Perusahaan mebel "ANTIK" berproduksi atas dasar pesanan. Biaya-biaya
dikumpulkan atas dasar pesanan. Pada tanggal 17 Juli 2009, perusahaan "ANTIK"
mendapat pesanan untuk membuat meja dari HOTEL GARUDA dengan biaya atau
kontrak sebesar Rp12.000.000,00. Pesanan harus sudah selesai paling lambat
tanggal 12 Agustus 2009. Atas pesanan tersebut perusahaan 'ANTIK" memberi
kode job nomor 58.
Transaksi yang terjadi sehubungan dengan pesanan job nomor 58 tersebut adalah
sebagai berikut:

13
Pembelian bahan-bahan yang dilakukan:
20 keping kayu mahoni @ Rp500.000,00
100 liter politer @Rp5.000,00

15 peti lem @Rp20.000,00


5 peti paku @Rp40.000,00

Permintaan bahan baku untuk memproduksi job nomor 58


5 keping kayu mahoni
10 liter politur

1 peti lem
1 peti paku

Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan untuk mengerjakan pesanan:


Tenaga kerja langsung Rp3.500.000,00
Tenaga kerja tidak langsung Rp1.000.000,00
Biaya overhead pabrik sesungguhnya selain yang terjadi di atas adalah sebesar
Rp2.000.000,00. Biaya overhead pabrik dibebankan atas dasar tarif yaitu 75% dari
biaya tenaga kerja langsung.
Pesanan tersebut dapat diselesaikan dan diserahkan kepada pemesannya
sedangkan pembayarannya diterima 20 hari kemudian

Diminta:

1. Jurnal-jumal yang diperlukan.

2. Aliran biaya pada akun-akun yang bersangkutan.


3. Kartu harga pokok atas pesanan tersebut.
Jawab:

1. Jurnal yang diperlukan:


a. Mencatat pembelian bahan-bahan:

Persediaan bahan Rp10.000.000


Utang dagang Rp10.000.000

Persediaan bahan penolong Rp. 1.000.000


Utang Dagang Rp. 1.000.000

14
b. Mencatat pemakaian bahan baku dan bahan pembantu:
BDP-BBB (Job Nomor 58) Rp2.500.000
BOP-sesungguhnya Rp. 110.000

Persediaan Bahan Rp. 2.610.000


c. Mencatat Pembayaran gaji dan upah:

Biaya gaji dan upah Rp. Rp. 4.500.000


Utang gaji/ kas Rp. 4.500.000
Mencatat biaya gaji dan upah langsung dan tidak langsung:

BDP-BTKL Job 58 Rp. 3.500.000


BOP Sesungguhnya Rp. 1.000.000

Biaya gaji dan upah Rp. 4.500.000


d. Mencatat biaya BOP- Sesungguhnya yang lain:
BOP- Sesungguhnya Rp. 2.000.000
Macam-macam Kredit Rp. 2.000.000
e. Mencatat BOP- dibebankan pada Job 58, sebesar 75% x Rp. 3.500.000

BDP-BOP Job 58 Rp. 2.625.000


BOP-dibebankan Rp. 2.625.000

f. Mencatat produk selesai (Job 58)


Persediaan barang jadi Rp. 8.625.000
BDP- Job 58 Rp. 8.625.000

Atau

Persediaan barang jadi Rp. 8.625.000

BDP-BBB Rp. 2.500.000


BDP-BTKL Rp. 3.500.000
BDP-BOP Rp. 2.625.000
g. Mencatat penyerahan produk selesai (job 58)
Piutang Dagang Rp. 12.000.000

Harga pokok penjualan Rp. 8.625.000

Persediaan barang jadi Rp. 8.625.000

Penjualan Rp. 12.000.000

15
2. Aliran biaya pada akun-akun bersangkutan

3. Kartu Harga Pokok Pesanan

16
Contoh 2:
PT. MIREUL merupakan perusahaan furniture yang perhitungan harga
pokok produksinya berdasarkan pesanan Tanggal 06 April 2022 menerima pesanan
dari STIE BANTEN untuk membuat kursi meja lipat sebanyak 20 unit @ 150.000
Pesanan ini diberi kode pesanan no. 010 dan akan diambil pemesan tanggal 12
April 2022. Ikhtisar transaksi untuk menyelesaikan pesanan tersebut adalah

a Pembelian bahan baku secara kredit Rp. 2.500.000

b. Bahan baku yang dipakai dalam proses produksi Rp. 1.500.000

c. Tenaga Kerja Langsung Rp.600.000


d. Biaya overhead pabrik dibebankan 40% dari biaya tenaga kerja langsung
e. Biaya overhead yang terjadi bulan April 2022 adalah: Biaya Sewa Rp 160.000,
Biaya Listrik Rp. 30,000 Biaya Penyusutan Mesin Rp.80.000 dan biaya tenaga
kerja tidak langsung Rp 45.000

Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi diatas:

17
Kartu Harga Pokok Pesanan

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Harga Pokok Pesanan menjadi landasan kritis dalam pengelolaan biaya
produksi suatu pesanan atau proyek. Dengan pengertian yang menyeluruh,
karakteristik yang terfokus, dan manfaat informasi yang strategis, metode Harga
Pokok Pesanan membantu perusahaan menentukan harga jual yang kompetitif,
merencanakan strategi bisnis, dan mengoptimalkan efisiensi operasional. Faktor
penggerak biaya, seperti barang dalam proses, persediaan bahan baku, gaji dan
upah, biaya overhead pabrik, dan persediaan produk jadi, memberikan wawasan
terhadap elemen-elemen kunci yang memengaruhi biaya produksi. Proses
menentukan harga pokok pesanan melibatkan langkah-langkah cermat dalam
pengumpulan dan penjumlahan biaya, memberikan gambaran holistik tentang
investasi yang diperlukan. Dengan memahami dan menerapkan metode harga
pokok pesanan secara efektif, perusahaan dapat merancang strategi keuangan yang
lebih efisien, meningkatkan daya saing, dan mencapai keberlanjutan finansial yang
optimal dalam lingkungan bisnis yang dinamis.

B. Saran
Masih terdapat beberapa kekurangan di dalam makalah ini dan mohon
untuk pembaca agar memberikan saran yang bertujuan dalam memperbaiki dan
mengembangkan makalah ini. Atas kekurangannya mohon maaf. Kami berharap
makalah ini memberikan pemahaman dan manfaat bagi para pembacanya

19
DAFTAR PUSTAKA
Carter, William K dan Usry, Mitton F. 2009. Akuntansi Biaya II Edisi 14.
Jakarta:Salemba Empat.
Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya Edisi 5. Yogyakarta:UPP STIM YKPN

20

Anda mungkin juga menyukai