Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KALKULASI BIAYA PESANAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen


Dari Dosen Supatmin S.E., M.M

Disusun oleh (Kelompok 5) :

Inaya Rizki (221010504863)


Ineu Chintia (211010500245)
Islahul Hayati (221010503955)
Ivan Pramaditya P (211010501348)
Jean Priyono (211010501373)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN S-1


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas segala

rahmat- Nya sehingga Kalkulasi Biaya Pesanan, ini dapat tersusun sampai

dengan selesai. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih terhadap

bantuan dari pihak yang telah menyediakan sumber-sumber bacaan sebagai

acuan dari makalah ini.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Penulis juga berharap agar

pembaca dapat memetik hikmah dan pelajaran setelah membaca makalah

ini. Bagi penulis sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak

kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan

pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Diharapkan pula adanya timbal balik atau saran dan usulan demi perbaikan

makalah yang telah penulis buat.

ii
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
2.1 Sistem Akuntansi Biaya Pesanan......................................................................3
2.2 Penentuan Harga Pokok (KOS) Pesanan..........................................................4
BAB III METODE DAN CARA PENYELESAIAN.............................................9
3.1 Contoh Perhitungan Job Order Costing...........................................................9
BAB IV PENYELESAIAN....................................................................................13
4.1 Perhitungan dan Produksi Biaya Pesanan.......................................................13
4.2 Menghitung Biaya Per-unit Dengan Menggunakan Perhitungan Biaya
Pesanan...........................................................................................................13
4.3 Menelusuri Biaya Pesanan Melalui Dokumen-Dokumen Sumber................15
BAB V PENUTUP..................................................................................................19
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Penentuan harga produk adalah proses pembebanan biaya manufaktur


(produksi) kepada produk yang dibuat. Pemahaman terhadap proses ini
sangat penting bagi seorang manajer, karena cara menentukan harga pokok
produk akan berpengaruh terhadap laba bersih yang dilaporkan. Tujuan
dilakukannya proses penentuan harga pokok adalah untuk menghasilkan
informasi tentang biaya yang akan membantu para manajer untuk
merencanakan, mengendalikan, mengarahkan perusahaan dan membuat
keputusan. Ada dua metoda penentuan harga pokok produk yang selama ini
paling banyak digunakan adalah metoda harga pokok pesanan dan metoda
harga pokok proses. Jika perusahaan membuat produk atas dasar pesanan
maka metoda yang cocok adalah metoda pokok pesanan.
Dalam makalah ini akan membahas tentang kalkulasi atau metoda harga
pokok pesanan (Job Order Costing).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Sistem Akuntansi Biaya Pesanan?
2. Apa Penentuan Harga Pokok (KOS) Pesanan?
3. Apa Pembebanan Biaya Overhead Pabrik?
4. Apa Catatan-Catatan dan Transaksi Bisnis (Recording and Business
Transaction)?
5. Apa Akuntansi untuk bahan-bahan (Accounting for Materials)?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk Sistem Akuntansi Biaya Pesanan.


2. Untuk Penentuan Harga Pokok (KOS) Pesanan.
3. Untuk Pembebanan Biaya Overhead Pabrik.
4. Untuk Catatan-Catatan dan Transaksi Bisnis (Recording and
Business Transaction).
5. Untuk Akuntansi untuk bahan-bahan (Accounting for Materials).

1.4 Manfaat Penulisan

1. Sebagai bahan masukan yang dapat dimanfaatkan oleh penulis


selanjutnya untuk dikembangkan dalam penulisan makalah ini.
2. Menambah wawasan penulis dalam mengetahui perkembangan dari
kalkulasi biaya pesanan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Akuntansi Biaya Pesanan

Pada dasarnya ada dua alasan mengapa suatu perusahaan industri akan
memulai memproduksi barang, pertama karena adanya pesanan dengan
spesifikasi tertentu dari konsumen dan kedua melakukan proses produksi
dengan maksud untuk mengisi persediaan di gudang, tanpa menunggu
pesanan terlebih dahulu, untuk kemudian dijual ke pasar.
Sistem akuntansi biaya pesanan, perusahaan industri yang berproduksi
hanya atas dasar pesanan pada umumnya akan menghasilkan produk yang
sangat bervariasi dan berbeda satu sama lain sesuai dengan kehendak
konsumen. Contoh perusahaan yang menggunakan sistem harga pokok
pesanan adalah usaha percetakan, kontraktor, dan usaha mebel. Contoh lain
untuk perusahaan jasa adalah rumah sakit, konsultan hukum, dan bengkel
reparasi mobil atau motor.
Walaupun setiap pesanan sering kali dikaitkan dengan konsumen
tertentu, sistem akuntansi biaya atas dasar pesanan dapat juga digunakan
untuk memproduksi barang guna mengisi persediaan untuk kemudian dijual
pada konsumen tertentu. Dalam sistem produksi atas dasar pesanan, biaya
produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan, setiap pekerjaan atau setiap
konsumen. Ketika suatu pesanan atau pekerjaan telah selesai, harga pokok
per unit untuk pesanan tertentu dihitung dengan membagi total biaya per
pesanan dengan jumlah unit yang dihasilkan.

3
2.2 Penentuan Harga Pokok (KOS) Pesanan

Produksi berbasis pesanan dan penentuan kos (harga pokok) pesanan.


Perusahaan yang memproduksi atas dasar pesanan menghasilkan produk
yang sangat bervariasai dan satu sama lain berbeda. Setiap pesanan
menghendaki spesifikasi produk yang unik sesuai selera pemesan. Contoh
perusahaan berproduksi atas dasar pesanan antara lain perusahaan
percetakan, mebel, bengkel, salon dan lain sebagainya. Dalam perusahaan
manufaktur, sebuah pesanan atau pekerjaan dapat terdiri atas 1 unit produk,
misalnya mobil dan rumah, atau terdiri dari beberapa unit produk. System
harga pokok pesanan dapat juga digunakan untuk menghasilkan barang
yang akan disimpan sebagai persediaan untuk kemudian dijual di pasar.
Namun yang paling sering adalah bahwa system harga pokok pesanan
dikaitkan dengan pesanan dari seseorang pelanggan. Kunci untuk
memahami metode ini adalah bahwa kos (harga pokok) untuk sebuah
pekerjaan berbeda satu sama lain, dan dapat ditelusur secara terpisah.
Untuk system produksi berbasis pesanan, biaya produksi dikumpulkan
per pekerjaan. Pendekatan ini disebut dengan system penentu kos (harga
pokok) pesanan. Dalam sebuah perusahaan berbasis pesanan, pengumpulan
biaya per pekerjaan menghasilkan informasi bagi manajemen. Jika proses
produksi telah selesai, kos perunit dengan membagi total biaya produksi
dengan jumlah unit yang diproduksi.
Sebagai contoh, jika total biaya produksi untuk mencetak 100 ekstemplar
buku berjumlah Rp. 3.000.000, maka kos perunit buku adalah Rp. 30.000.000,00
dengan informasi unit kos tersebut, manajer dapat menentukan berapa harga jual
yang akan dibebankan kepada para pelanggan agar dapat menghasilkan margin
laba tertentu yang layak. Jika harga jual yang ditetapkan tidak menghasilkan laba
yang layak, maka hal ini merupakan tanda bagi manajer bahwa biaya produksi
terlalu besar, sehingga menajer dapat mengambil tindakan untuk mengurangi biaya
produksi, jika memungkinkan. Alternative lain yang dapat dilakukan adalah
perusahaan hanya memfokuskan pembuatan produk yang dapat menghasilkan
margin laba yang memadai.

4
2.3 Pembebanan Biaya Overhead Pabrik

Dalam sistem harga pokok normal, Biaya overhead dibebankan ke produk


dengan menggunakan tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan dimuka.

1. Tarif Overhead ditentukan di muka

Perbedaan pokok antara harga pokok sesungguhnya dan harga pokok


normal adalah pada penggunaan tarif overhead ditentukandi muka. Tarif ini
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Tarif Overhead = Anggaran Overhead / Anggaran Tingkat Kegiatan.

2. Konsep dasar pembebanan biaya overhead

Tarif biaya overhead yang ditentukan di muka, digunakan untuk


membebankan biaya overhead ke produksi. Total biaya overhead yang
dibebankan ke produksi disebut dengan biaya overhead pabrik dibebankan.
Biaya Overhead Pabrik (BOP) yang dibebankan dihitung dengan
menggunkan rumus sebagai berikut:
BOP Dibebankan = Tarif x Tingkat kegiatan sesungguhnya.

Pengukuran aktivitas produksi yang digunakan untuk menghitung tarif


BOP harus sama dengan ukuran aktivitas produksi sesungguhnya. Jika tarif
BOP dihitung atas dasar jam tenaga kerja langsurng maka BOP harus
dibebankan atas dasar jam tenaga kerja langsung yang sesungguhnya
dikonsumsi.
Berikut ini adalah contoh untuk memahami lebih dalam tentang konsep
pembebanan BOP. PT. Bell La Dona menghasilkan 2 macam Produk yaitu
Cord Less Phone dan Reguler Phone. Data estimasi dan sesungguhnya yang
dimiliki adalah sebagai berikut:
Anggaran BOP Rp. 3.600.000.000,00
Jam Tenaga Kerja 120.000 jam Jam Tenaga Kerja
sesungguhnya 100.000 jam
BOP Sesunggunya Rp. 3.200.000.000,00

5
Dengan menggunakan data diatas maka tarif BOP dapat dihitung sebagai
berikut:
Tarif BOP = Anggaran BOP/aktivitas normal
= Rp. 3.600.000.000,00/120.000 jam
= Rp. 30.000,00 per jam

Dengan menggunakan tarif tersebut maka BOP yang dibebankan pada


periode tersebut dapat dihitung sebagai berikut:
BOP Dibebankan = Tarif BOP x Aktivitas sesungguhnya
= Rp. 30.000,00 x 100.000 jam
= Rp. 3.000.000.000,00

2.4 Catatan-Catatan dan Transaksi Bisnis (Recording


and Business Transaction)

Pada bagian akhir bab ini diuraikan secara rinci berbagai macam
akuntansi biaya pesanan. Dengan berbagai contoh. Kita akan menyelidiki
catatan-catatan dan ayat jurnal yang termasuk dalam sistem ini.
Agar suatu transaksi bisnis menjadi sah dan dicatat dalam pembukuan,
harus memenuhi semua aturan dan kriteria berikut:
1) Sifat Finansial : Transaksi bisnis yang dicatat harus bersifat
finansial. Finansial mengacu pada sesuatu dengan nilai uang yang
setara. Nilai uang dapat berupa uang tunai, piutang, investasi,
inventaris, saham, properti, peralatan, tanah, bangunan, kendaraan,
hak, waralaba, paten, hutang, obligasi, ekuitas, dll.
2) Pertukaran Nilai : Dalam mencatat transaksi bisnis yang sah, aturan
dan kriteria selanjutnya adalah harus melibatkan pertukaran nilai.
Pertukaran berarti bahwa ketika Anda menerima sesuatu, Anda
menyerahkan hal lain. Seperti saat Anda mencatat kenaikan, Anda
juga harus mencatat penurunan yang setara.
3) Konsep Badan Usaha : Aturan dan kriteria terakhir yang tidak kalah
pentingnya dalam pencatatan transaksi bisnis adalah mematuhi
konsep badan usaha, yang mengamanatkan bahwa informasi yang
dicatat dalam buku akuntansi bisnis harus diperlakukan secara
6
terpisah dari pemiliknya. Ini berarti setiap transaksi pribadi pemilik
tidak boleh dimasukkan dalam catatan bisnis, dan sebaliknya.

a) Jenis Transaksi Bisnis


Definisi akuntansi transaksi bisnis, menurut Kamus Bisnis online, adalah
“suatu peristiwa ekonomi yang memulai proses akuntansi untuk mencatatnya
dalam sistem akuntansi perusahaan”. Ini adalah definisi resmi. Namun, menjual
barang di garage sale dimana tidak ada sistem akuntansi juga bisa menjadi
transaksi bisnis.
1) Transaksi Sederhana : Beberapa transaksi adalah pertukaran
sederhana. Membayar dua dolar untuk secangkir kopi adalah
transaksi bisnis. Memotong rambut, makan di restoran, bahkan
membeli sesuatu yang mahal seperti mesin cuci atau pengering bisa
menjadi transaksi sederhana. Kebanyakan transaksi sederhana
adalah peristiwa tunggal yang mungkin atau mungkin tidak
berulang dan terjadi antara vendor dan pelanggan.
2) Transaksi Kompleks : Banyak transaksi yang kompleks. Pembelian
barang dengan kredit melibatkan serangkaian transaksi sebelum
pembelian dapat diselesaikan. Menyiapkan liburan melalui agen
perjalanan memerlukan pemesanan hotel, penerbangan, mungkin
perjalanan kereta api atau perahu, tur dan membuat pengaturan lain,
yang semuanya memerlukan transaksi bisnis. Mendapatkan hipotek
untuk membeli rumah atau bangunan memerlukan banyak transaksi
dengan pemberi pinjaman, perusahaan judul, agen real estat,
pembeli, penjual, penjamin emisi pinjaman dan banyak lagi.
3) Transaksi yang Sedang Berlangsung : Beberapa transaksi bisni
sedeng berlangsung. Hubungan kita dengan bank adalah transaksi
bisnis berkelanjutan yang dapat mencakup beberapa jenis transaksi,
Kontrak antara pemasok atau vendor dan bisnis lain dapat
melibatkan beberapa transaksi bisnis antara vendor, karyawannya,
pemasoknya, pelanggannya dan pasar pelanggan. Ada juga transaksi
internasional antar negara; pinjaman dari satu pemerintah ke
pemerintah lain atau penjualan barang dan jasa bisa menjadi

7
transaksi berkelanjutan yang sangat kompleks.

b) Bentuk-Bentuk Transaksi
Untuk lebih memahaminya, berikut adalah contoh-contoh atau bentuk
transaksi yang dapat ditemukan pada bisnis atau perusahaan:
1) Penjualan secara tunai maupun kredit kepada pelanggan.
2) Menerima pembayaran tunai dari faktur (invoice) yang telah jatuh
tempo dari pelanggan.
3) Membeli aset tetap dari supplier.
4) Pencatatan penyusutan/depresiasi aset tetap dari waktu ke waktu.
5) Membeli persediaan barang dari supplier.
6) Melakukan investasi di bisnis lain.
7) Meminjam uang dari kreditor.
8) Membagikan dividen kepada para investor.
9) Menjual aset ke pihak ketiga.

2.5 Akuntansi Untuk Bahan-Bahan (Accounting for Materials)

Buku besar umum industri manufaktur meliputi perkiraan inventaris


yang disebut inventaris bahan mentah dan persediaan. Perkiraan aktiva
Iancar ini biasanya memiliki neraca debet pada awal dan akhir dari tiap-tiap
periode akuntansi. Apabila perusahaan menggunakan beberapa jenis
persediaan dan bahan mentah. Buku besar pembantu dapat digunakan untuk
mendukung perkiraan buku besar umum. Buku besar yang demikian
biasanya disebut Buku Besar Bahan Mentah atau Buku Besar persediaan.
Sebagai catatan-catatan pembantu, buku besar persediaan dapat
digunakan untuk berbagai macam tujuan :
 Pertama memelihara kartu catatan untuk jumlah masing-masing
bahan mentah yang tersedia.
 Kedua, bilamana kartu menunjukkan bahwa persediaan telah
dicapai pada suatu tingkat tertentu (titik pesanan kembali). Suatu
pesanan dapat ditempatkan untuk penempatan kembali persediaan.
 Ketiga, catatan-catatan tersebut melengkapi bukti tertulis bahwa seluruh
8
bahan mentah yang dibeli digunakan dalam produksi. Jika pabrik
membutuhkan bahan mentah, suatu dokumen sumber yang disebut bon
pemerintah bahan-bahan, dibuat untuk memberi otoritas kepada juru rulis
gudang dalam memindahkan bahan-bahan ke pabrik.

9
BAB III
METODE DAN CARA PENYELESAIAN

3.1 Contoh Perhitungan Job Order Costing


a) Dibawah ini adalah catatan PT Dinda, berkaitan dengan tiga pesanan yang
masih dalam proses pada bulan November 2008

Biaya bulan November

BOP dibebankan ke masing-masing pesanan berdasarkan jam mesin (JM), dengan tarif
ditentukan dimuka sebesar Rp. 2.000,-
Diminta : Buatlah jurnal!
1. Pemakaian bahan baku langsung
2. Pembebanan tenaga kerja langsung
3. BOP dibebankan
4. Pesanan BB-02 dan pesanan BB-03 yang sudah selesai ditransfer ke
gudang
Penyelesaian

10
Jurnal

b) PT
Damai Selalu, adalah perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan,
pembebanan biaya baku langsung dan tenaga kerja langsung berdasarkan
biaya sesungguhnya, sedangkan untuk biaya overhead pabrik berdasarkan
tarif ditentukan di muka dengan dasar pembebanan Jam Kerja Langsung
(JKL). Berdasarkan catatan perusahaan pada awal September 2008 terdapat
dua pesanan yang belum diserahkan ke pemesan yaitu JOB ML-1 dan
Pesanan JOB ML-2, dengan serapan biaya sebagai berikut :

Selama bulan September, selain menyelesaikan produk di atas, juga


mengerjakan JOB : ML-3, ML-4 dan ML-5, dengan biaya bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung sebagai berikut:

11
Pada tanggal 30 September menurut catatan perusahaan ada satu JOB yang
belum selesai yaitu JOB ML-5 dan satu pesanan yang sudah selesai tetapi
belum diserahkan ke pemesan yaitu JOB ML-3.
Informasi lain :
1) Tarif tenaga Rp 300,- per jam, yang akan berlaku selama tahun 2008
2) Untuk bahan baku perusahaan menggunakan satu perkiraan yaitu
perkiaan “bahan baku”, yang digunakan untuk menampung bahan
baku langsung dan bahan baku tidak langsung. Saldo awal bahan
baku Rp 3.600 dan pembelian selama bulan September 2008 sebesar
Rp 98.800,-
3) Selisih lebih/kurang (over/under applied) dibebankan ke Harga
Pokok Penjualan setiap akhir periode.
4) Penjualan dilakukan secara tunai dengan penetapan harga sebesar
170% dari harga pokok penjualan.
5) Biaya yang dikeluarkan selama bulan September 2008 :
Biaya penyusutan Mesin : Rp 19.100,-
Biaya asuransi pabrik : Rp 6.000,-
Gaji supervisi pabrik : Rp 21.200,-
Bahan Tidak Langsung : Rp 3.500,-
Listrik dan Telp. Pabrik : Rp 2.400,-
Diminta :
1) Hitunglah tarif BOP
2) Hitunglah Biaya Produksi masing-masing JOB
3) Hitunglah selisih BOP (Over/Under Applied)
4) Susunlah Laporan Harga Pokok Penjualan bulan September 2008
5) Hitunglah Laba Kotor bulan September 2008.

Penyelesaian :
1. Tarif BOP

12
2. Biaya Produksi Masing-Masing Pesanan

BOP dibebankan = JKL x Tarif BOP


3. Selisih BOP

4. Harga Pokok
Penjualan

5. Laba Kotor

13
BAB IV
PENYELESAIAN

4.1 Perhitungan dan Produksi Biaya Pesanan


Perusahaan yang beroperasi dalam industri berdasarkan proses
memproduksi jenis jasa atau produk yang sangat banyak dan berbeda satu
dengan lainnya dan produk khusus atau yang dibuat menurut pesana
termasuk dalam metode ini termasuk juga perusahaan yang menyediakan
jasa yang berbeda kepada setiap pelanggan. Jadi pesanan (Job) adalah satu
unit atau serangkaian unit yang berbeda. Contoh membuat meja untuk
ruang perpustakaan, menjahit baju yang khusus kepada pelanggan tertentu.
Contoh perusahaanya seperti percetakan, perabot, konstruksi dan lain
sebagainya.

Biasanya satu produk dikhususkan untuk satu pelanggan tertentu


14
dan dengan batuan teknologi memungkinkan perusahaan untuk memenuhi
pesanan tertentu dalam jumlah yang lebih banyak.
Pada system produksi berdasarkan pesanan, biaya-biaya diakumulasikan
berdasarkan pekerjaannya dan dinamakan sistem perhitungan biaya
pesanan. Dalam sistem ini pengumpulan biaya per pekerjaan menyediakan
informasi penting bagi manajemen. Contoh, harga sering ditetapkan
berdasarkan biaya dalam lingkungan perusahaan berdasarkan pesanan.

4.2 Menghitung Biaya Per-unit Dengan Menggunakan


Perhitungan Biaya Pesanan

Dalam suatu lingkungan berdasarkan pesanan penentuan tariff


overhead yang dianggarkan selalu digunakan hal ini disebabkan
penyelesaian pekerjaan jarang sesuai dengan tahun fiscal, oleh karena itu
akan digunakan perhitungan biaya normal dalam pembahasan bab ini.
Perhitungan biaya normal memerlukan pembebanan biaya unit produksi
dengan menggunakan biaya actual bahan baku langsung, biaya actual
tenaga kerja langsung dan membebankan overhead dengan tariff yang telah
dianggarkan. Overhead dapat dibebankan menggunakan pendekatan
berdasarkan aktivitas atau pendekatan berdasarkan fungsi tergantung pada
pentingnya keakuratan perhitungan biaya produk untuk perusahaan
berdasarkan pesanan khusus.
Sebagai contoh, Perusahaan Merry adalah spesialis membuat
produk kulit berdasarkan pesanan. Merry menyakini permintaan terhadap
produk kulit produksinya akan tinggi karena produk yang dihasilkannya
adalah unik. Pada bulan 2013 Merry mendapatkan dua pesanan. Pesanan
pertama adalah 20 tas kulit untuk toko pakaian dan pesanan ke dua adalah
10 jaket kulit dengan model khusus untuk pelatih olah raga sebuah
perguruan tinggi di wilayah tersebut. Merry setuju menerima pesanan
tersebut dengan menambahkam margin sebesar 50% pada perhitungan
harga atas pesanan.
Untuk memenuhi pesanan pertama yaitu tas kulit Merry, akan
membutuhkan:
Bahan baku langsung (Kulit, benang, gesper), tenaga kerja langsung
15
(Pemotongan), penjahitan dan perakitan) dan biaya overhead.
Overhead menggunakan penggerak tingkat unit tunggal yakni Jam TK
langsung (tarif keseluruhan Pabrik).
Biaya Bahan Baku $ 1.000.
Biaya TK langsung $1.080 ($9 perjam selama 120 jam) Jika tarif
overhead dianggarkan adalah $2 perjam tenaga kerja langsung, maka
overhead yang dibebankan pada pekerjaan ini adalah $240 ($2 perjam
selama 120 jam). Sehingga total biaya ransel adalah $2.320 dan biaya
perunit $116.
Bahan Baku Langsung $1.000
Tenaga Kerja Langsung $1.080
Overhead $240
Total $2.320
Dibagi jumlah unit 20 unit
Biaya perunit $ 116
Karena dalam kasus ini biaya terkait erat dengan harga, maka
mudah untuk mengetahui berapa yang akan ditagih oleh Merry ke toko
pakaian yaitu sebesar $ 3.480 (biaya $ 2,320 ditambah 50 persen atau $ 174
per ransel).

4.3 Menelusuri Biaya Pesanan Melalui Dokumen-Dokumen


Sumber

Lembar biaya pesanan disiapkan setiap kali pekerjaan baru dimulai.


Perhitungan pesanan tas kulit Merry berisi daftar total biaya bahan baku,
tenaga kerja dan overhead untuk satu pekerjaan adalah contoh paling
sederhana untuk lembar biaya pesanan.

16
Merry Leathergoods hanya memiliki 2 pekerjaan dalam bulan
Januari 2013 yang dapat diidentifikasi dengan mudah yaitu tas kulit dan
jaket kulit.
6. Formulir Permintaan Bahan Baku

Biaya bahan baku langsung dibebankan ke pekerjaan dengan


menggunakan dokumen sumber yang disebut formulir permintaan bahan
baku. Formulir ini mencatat jenis, jumlah dan harga perunit bahan yang
dikeluarkan dari gudang dan yang paling penting nomor pekerjaan. Dengan
menggunakan formulir ini, departemen akuntansi biaya dapat mencatat
biaya bahan baku langsung ke dalam lembar biaya pesanan yang tepat.
Apabila system terotomatisasi, perjurnalan ini langsung masuk ke
dalam data pada terminal komputer dengan mengunakan formulir
permintaa bahan baku sebagai dokumen sumber. Program komputer
selanjutnya memasukkan biaya bahan baku langsung tersebut ke dalam
catatan setiap pekerjaan.
Sebagai tambahan untuk penyediaan informasi penting pada
pembebanan biaya bahan baku langsung ke pekerjaan, formulir permintaan
bahan baku juga memiliki item data lain seperti nomor permintaan, tanggal,
dan tanda tangan. Data-data ini bermanfaat untuk melakukan pengendalian
atas persediaan bahan baku langsung. Tanda tangan misalnya,
memindahkan tanggungjawab bahan baku dari gudang kepada orang yang
menerima bahan baku yang biasanya adalah Supervisor Produksi.
Tidak ada usaha perlu dilakukan untuk menelusuri biaya bahan baku
lainnya seperti perlengkapan, pelumas dan lain-lain ke pekerjaan tertentu
karena bahan baku tindak langsung dibebankan ke pekerjaan dengan tarif
overhead yang telah dianggarkan.

Formulir Permintaan Bahan Baku

17
7. Kartu Jam Kerja

Tenaga kerja langsung juga harus dihubungkan dengan setiap


pekerjaan tertentu. Alat yang digunakan untuk membebankan biaya tenaga
kerja langsung ke setiap pekerjaan adalah dokumen sumber yang disebut
sebagai kartu jam kerja. Setiap hari pegawai perusahaan mengisi kartu jam
kerja yang mengidentifikasikan nama, tingkat gaji, dan jam kerja tiap
pekerjaan. Kartu jam kerja ini dikumpulkan dan dikirim ke departemen
akuntansi biaya, yang menggunakan informasu tersebut untuk mencatat
biaya tenaga kerja langsung ke pekerjaan tertentu.

Kartu Jam Kerja

18
Berikut Ringkasan Transaksi Untuk Merry Leather Good Selama Bulan
Januari :
1) Biaya bahan baku sebesar $ 2,500 masuk dalam utang usaha.
2) Biaya bahan baku sebesar $1,500 dikonsumsi untuk memproduksi
pesanan.
3) Biaya tenaga kerja langsung sebesar $ 1,530 diakui (berarti tidak
dibayar secara tunai tetapi ditunjukkan sebagai kewajiban dalam
akun utang gaji).
4) Overhead dibebankan pada produksi dengan tariff $ 2 perjam tenaga
kerja langsung. Terdapat total 170 jam tenaga kerja langsung.
5) Timbul biaya overhead actual sebesar $415.
6) Pesanan ransel telah selesai dan ditransfer ke barang jadi.
7) Pesanan ransel terjual berdasarkan biaya plus 50%.
8) Overhead yang kurang dibebankan, akan ditutup pada harga pokok
penjualan.

19
Ayat Jurnal yang Berhubungan Dengan Biaya Pesanan

20
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat disimpulkan
beberapa hal, antara lain yaitu :
1) Sistem akuntansi biaya atas dasar pesanan adalah perusahaan
industri yang berproduksi hanya atas dasar pesanan pada umumnya
akan menghasilkan produk yang sangat bervariasi dan berbeda
satu sama lain sesuai dengan kehendak konsumen.
2) Sistem akuntansi biaya atas dasar pesanan dapat juga digunakan
untuk memproduksi barang guna mengisi persediaan untuk
kemudian dijual pada konsumen tertentu.
3) Dalam sebuah perusahaan berbasis pesanan, pengumpulan biaya
per-pekerjaan menghasilkan informasi bagi manajemen. Jika proses
produksi telah selesai, kos perunit dengan membagi total biaya
produksi dengan jumlah unit yang diproduksi.
4) Dalam sistem harga pokok normal, Biaya overhead dibebankan ke
produk dengan menggunakan tarif biaya overhead pabrik yang
ditentukan dimuka.
5) Hal-hal yang perlu menjadi catatan dan transaksi bisnis yaitu:
akuntansi untuk bahan-bahan, akuntansi untuk tenaga kerja
langsung, akuntansi untuk barang jadi, akuntansi untuk overhead
pabrik, akuntansi untuk hasil penjualan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Buku
Bambang Heriadi. Akuntansi Manajemen suatu sudut pandang.
BPFE. Yogyakarta. 2002
Krismiaji. Dasar-Dasar Manajemen. AMP YKPN. Jogjakarta. 2002
Lili M. Sadeli, Bedjo Siswanto. Akuntansi Manajemen.
PT Bumi Aksara. Jakarta. 1999

Website
https://mbsstainkds.blogspot.com/2016/05/makalah-kalkulasi-biayapesanan-
disusun.html
https://www.academia.edu/34900334/Sistem_Perhitungan_Biaya_Berdasarkan_
Pesanan
https://id.wikipedia.org/wiki/Biaya

22

Anda mungkin juga menyukai