Anda di halaman 1dari 20

JOB ORDER COSTING

Oleh:
Fadia Dwi Arsyita. W (202030125)
Difa Qamila Aurelia Ediwan (202030148)
Kristina Pramban (202030147)
Resky Fitria Ramadhani Y (202030155)
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………. 6
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………. 6
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Job Order Costing ………………………………… 7
B. Manfaat Job Order Costing ……………………………………….. 8
C. Cara Menghitung Job Order Costing …………………………….. 10
D. Contoh Sistem Job Order Costing …...……………………………. 11
E. Dokumen yang Dibutuhkan untuk Job Order Costing ………….. 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 17
B. Saran .......................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam system perhitungan biaya berdasarkan pesanan (Job

Order Costing atau Job Costing), biaya produksi diakumulasikan untuk

setiap pesanan (job) yang terpisah. Suatu pesanan adalah output yang

didentifikasikan untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu atau

untuk mengisi kembali suatu item persediaan. Hal ini berbeda dengan

sistem perhitungan biaya berdasarkan proses, dimana biaya

diakumulasikan untuk suatu operasi atau subdivisi dari suatu

perusahaan, seperti departemen.

Agar permintaan biaya berdasarkan pesanan menjadi efektif,

pesanan harus dapat didentifikasikan secara terpisah. Agar rincian

dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan sesuai dengan usaha

yang diperlukan, harus terdapat perbedaan penting dalam biaya

perunit suatu pesanan dengan pesanan lain. Misalnya saja, jika suatu

percetakan secara simultan mempersiapkan pesanan untuk label,

kertas kado berwarna, dan gambar temple, maka selain pesanan-

pesanan tersebut dapat dengan mudah dibedakan berdasarkan

tampilan fisiknya, biaya per unit dari pesanan-pesanan tersebut juga


berbeda, sehingga perhitungan biaya berdasarkan pesanan

digunakan.

Rincian mengenai suatu pesanan dicatat dalam kartu biaya

pesanan (Job Cost Sheet), yang dapat berbentuk kertas atau

elektronik. Meskipun banyak pesanan dapat dikerjakan secara

silmutan, setiap kartu biaya pesanan mengumpulkan rincian untuk

satu pesanan tertentu saja. Perhitungan biaya berdasarkan pesanan

mengakumulasikan biaya bahan baku langsung, tenaga kerja

langsung, dan overhead yang diberikan ke setiap pesanan. Sebagai

akibatnya, perhitungan biaya berdasarkan pesanan dapat dipandang

dalam tiga bagian yang saling berhubungan.

Akuntansi bahan baku memelihara catatan persediaan bahan

baku, membebankan bahan baku langsung ke pesanan, dan

membebankan bahan baku ke overhead. Akuntansi tenaga kerja

memelihara akun-akun yang berhubungan dengan beban gaji,

membebankan tenaga kerja langsung ke pesanan, dan membebankan

tenaga kerja tidak langsung ke overhead. Akuntansi overhead

mengakumulasikan biaya overhead, memelihara catatan terinci atas

overhead, dan membebankan sebagian dari overhead ke setiap

pesanan. Dasar dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan

melibatkan hanya delapan tipe ayat jurnal akuntansi, yaitu pembelian

bahan baku, pengakuan biaya tenaga kerja, pengakuan biaya

overhead pabrik, penggunaan bahan baku, distribusi biaya gaji tenaga


kerja, pembebanan estimasi biaya, overhead pabrik, penyelesaian

pesanan, dan penjualan produk.


B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar job order costing

2. Apa saja manfaat job order costing

3. Bagaimana cara perhitungan job order costing

4. Contoh Sistem Job Order Costing

5. Dokumen yang Dibutuhkan untuk Job Order Costing

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui konsep dasar job order costing (biaya berdasarkan

pesanan).

2. Mengetahui apa saja manfaat dari job order costing

3. Mengetahui cara perhitungan job order costing

4. Mengetahui contoh system job order costing

5. Mengetahui dokumen apa yang dibutuhkan untuk job costing


BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Job Order Costing

Job costing adalah suatu biaya berdasarkan pesanan, dengan

menggunakan metode perhitungan biaya produksi atas semua

pesanan yang akan dikumpulkan. Maka dari itu seluruh biaya pesanan

tersebut meliputi unit produksinya. Seperti contoh job costing yang

termasuk ke dalam industri furniture, percetakan, interior, dan

sebagainya.

Seluruh biaya perlu dilakukan pemisahan agar lebih jelas

terlihat. Bisa dilakukan dengan perhitungan pemisahan biaya ini yang

dapat diketahui dengan jelas, melalui pendekatan perhitungan job

costing dibagi menjadi 2 yaitu costing aktual dan costing normal.

Kedua jenis costing tersebut adalah perhitungan biaya tidak

langsung dengan aktivitas konsumsi aktual. Yang membedakan

hanyalah dasar pengambilan biayanya. Jika costing aktual

berdasarkan situasi aktual di lapangan sedangkan costing normal

berdasarkan anggaran yang sudah tercantum.

Sistem penetapan biaya pesanan dapat memperoleh dan

melacak informasi dari sumber keuangan seperti biaya material,

catatan penggajian, faktur pemasok, dan alokasi overhead.


Seorang akuntan akan menggunakan sumber daya ini untuk

mengumpulkan data dan menghitung atau melacaknya menggunakan

lembar biaya pekerjaan. Mereka juga dapat menggunakan database

pesanan pekerjaan untuk melacak setiap produk menggunakan nomor

identifikasi khusus untuk setiap produk.

Setiap item yang dilacak dalam sistem penetapan biaya

pesanan harus memiliki catatan biaya pekerjaan yang mencantumkan

bahan yang digunakan untuk membuat item itu, jumlah orang yang

bekerja untuk membuat item itu, berapa lama waktu yang dibutuhkan

untuk membuat item dan jumlah overhead pabrik untuk produk itu.

Dalam hal ini, membantu seorang akuntan melacak dengan

lebih baik uang yang dihabiskan untuk setiap item dan inventaris saat

ini untuk mencegah kerugian yang tidak terduga terjadi.

B. Manfaat Job Order Costing

1. Dapat Menjadi Bahan Pertimbangan Menerima atau Menolak

Pesanan. Sebelum menerima pesanan, sebaiknya Anda dapat

mempertimbangkan produk tersebut diterima atau ditolak. Melalui

perhitungan job costing, Anda bisa juga mempertimbangkan

apakah modal tersebut bisa menutupi biaya pesanan.

2. Bisa Membantu Menentukan Harga Jual & Beban Produksi Job

costing juga bisa membantu Anda dalam menentukan harga jual

pesanan. Hal ini dilakukan supaya meraih keuntungan dari


perhitungan biaya awal produksinya. Ini juga dimanfaatkan

penentuan beban produksi yang akan terjadi nantinya.

3. Untuk Mengontrol Proses dan Biaya Produksi Yang Sudah Terjadi

Adanya sistem ini juga memudahkan Anda dalam mengontrol

proses pengerjaannya. Menilai apakah ada kesalahan yang terjadi,

apakah biaya produksi sudah dikeluarkan dengan efektif dan lain

sebagainya. Untuk lebih menjaga lagi, selanjutnya Anda perlu

mengontrol stok barang produsi dengan teratur dan detail agar

tidak mengalami kerugian.

4. Dapat Memisahkan Keuntungan Dengan Jelas dan

Membandingkannya Manfaat dari job costing juga dirasakan ketika

Anda melihat keuntungan yang terjadi. Anda bisa melakukan

pemisahan keuntungan baik dari seluruh pesanan ataupun dari

setiap alokasi biayanya dengan lebih jelas dan rapi. Setelah itu

Anda juga bisa membandingkan laba tersebut, cara ini berguna

untuk menilai apakah perusahaan tersebut mengalami peningkatan

omzet atau justru penurunan.

5. Membantu Membandingkan Biaya Aktual dan Menganalisa Histori

Pesanan. Job costing ini juga memiliki manfaat untuk

membandingkan biaya aktual yang terjadi. Ini dilakukan untuk

mengendalikan biaya overhead yang berlebihan.


C. Cara Menghitung Job Costing

Berikut ini langkah pebisnis supaya dapat melakukan langkah

dari cara menghitungnya di dalam perusahaan, yaitu :

1. Mengklasifikasi Pekerjaan Berdasarkan Biaya.

Dengan melakukan klasifikasi rincian perhitungan biaya

berdasarkan pekerjaan yang dilakukan, maka pekerjaan dalam

pesanan tersebut harus diurutkan berdasarkan objek biaya.

2. Menentukan Biaya Produksi

Perhitungan dalam menentukan biaya produksi dibagi dua yaitu

biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja produksi

secara langsung.

3. Memilih Alokasi Biaya

Tujuan memilih alokasi biaya ini, agar dapat menelusuri biaya atas

pesanan dari pekerjaan tersebut. Sehingga nantinya perhitungan

biaya produksi tidak langsung dapat dilakukan.

4. Menentukan Biaya Tidak Langsung Dan Tarif Biaya

Jika sudah menentukan biaya tidak langsung, maka selanjutnya

hitung tarif per unit dalam setiap alokasi biaya. Sehingga

perhitungan tersebut bisa dialokasikan ke dalam biaya overhead

untuk pekerjaan tersebut.

5. Lakukan Perhitungan Total Biaya Yang Dialokasikan

Setiap perhitungan biaya tidak langsung dapat mengubah kuantitas

aktual dari setiap alokasi biaya, sehingga hasilnya menjadi rasio


biaya tidak langsung. Setelah itu hitung total biaya atas semua

pesanan dengan cara menjumlahkan semua biaya langsung, dan

tidak langsung

D. Contoh Sistem Job Order Costing

Cara penetapan biaya pesanan pekerjaan sering kali dapat

bervariasi tergantung pada bisnis tertentu yang menggunakan sistem

ini. Di bawah ini adalah contoh berbagai jenis perusahaan yang

menggunakan sistem penetapan biaya pesanan untuk melacak

inventaris dan bagaimana prosesnya berbeda.

Dengan penetapan biaya pesanan, produk dibuat secara

individu atau dalam kelompok yang lebih kecil, bukan dalam jumlah

besar barang. Sebagai contoh:

Katakanlah seorang pelanggan membeli sepatu yang

dipersonalisasi dengan nama mereka tertulis di sisi dan tali sepatu

yang terbuat dari katun, bukan bahan nilon dasar. Karena pesanan ini

unik, bisnis akan menggunakan job order costing untuk menciptakan

harga yang unik untuk menagih pelanggan untuk sepatu yang dibuat

khusus.

1. Firma hukum dan bisnis akuntansi

Karena pengacara dan akuntan bekerja dengan klien yang

berbeda pada akun yang unik, banyak yang akan menggunakan

sistem penetapan biaya pesanan untuk melacak berapa banyak waktu

dan sumber daya yang digunakan untuk setiap pelanggan.


Contoh: Seorang pengacara perceraian dapat bekerja dengan

klien untuk memberikan nasihat dan bantuan hukum dasar untuk

kasus yang tidak memerlukan banyak penelitian hukum, pertemuan

klien-pengacara, atau sumber daya tambahan. Jika pengacara

perceraian bekerja pada kasus kompleks yang membutuhkan jam

tambahan untuk penelitian, pertemuan, dan sumber daya lainnya,

mereka akan menggunakan penetapan biaya pesanan untuk

menghitung jumlah pasti klien.

2. Pelayanan medis

Rumah sakit dan klinik menggunakan penetapan biaya

berdasarkan pesanan untuk menentukan berapa biaya yang harus

dibebankan kepada setiap pasien. Jika seorang pasien tiba di klinik

membutuhkan pemeriksaan, mereka jelas membutuhkan perawatan

yang lebih sedikit daripada seseorang yang membutuhkan operasi

kompleks yang memerlukan beberapa malam menginap.

Karena pengalaman setiap pasien dapat bervariasi sesuai

dengan kebutuhan mereka, tim akuntansi rumah sakit atau klinik

membuat biaya pesanan pekerjaan terpisah untuk setiap layanan guna

memastikan rumah sakit menghasilkan cukup uang untuk mendukung

sumber daya mereka.


3. Studio film

Di studio film, penetapan biaya pesanan digunakan untuk

melacak gaji karyawan serta biaya alat peraga, kostum, lokasi yang

ditetapkan, dan peralatan pembuatan film. Beberapa studio film juga

menggunakan lembar kerja sebagai perkiraan untuk menentukan

berapa biaya untuk membeli setiap item dan mempekerjakan setiap

karyawan untuk membangun anggaran khusus untuk setiap film.

Setelah anggaran dibuat, mereka mempekerjakan kru film

mereka dan membeli sumber daya yang diperlukan untuk membuat

film. Setiap kali seorang karyawan bekerja, mereka biasanya

mengirimkan kartu waktu untuk melacak proyek yang mereka

kerjakan. Setiap item film dan sumber daya lainnya dilacak pada

lembar kerja.

4. Perusahaan konstruksi

Banyak pekerja konstruksi merancang bangunan yang dibuat

khusus dan memenuhi kebutuhan pemilik atau manajer properti

tertentu. Mereka sering memperkirakan biaya setiap produk yang

dibutuhkan untuk membangun bangunan atau bagian properti. Setelah

diperkirakan pada lembar biaya pekerjaan, mereka akan menyajikan

perkiraan ini kepada manajer atau pemilik properti.

Jika disetujui, perusahaan konstruksi akan menggunakan

lembar pesanan pekerjaan untuk melacak kemajuan mereka dan


jumlah yang dibelanjakan, memastikan untuk tetap dalam anggaran

yang disepakati.

E. Dokumen yang Dibutuhkan untuk Job Order Costing

Untuk melacak biaya setiap pekerjaan individu, dokumen

khusus diperlukan untuk tetap akurat dan mengurangi kemungkinan

kehilangan keuntungan yang tidak terduga. Di bawah ini adalah

dokumen umum yang digunakan dalam sistem penetapan biaya

pesanan.

1. Formulir permintaan bahan

Untuk melacak bahan yang digunakan dalam item/pesanan

saat ini, perusahaan menggunakan formulir permintaan bahan.

Formulir ini menyatakan bahwa bahan tertentu telah diambil dari

inventaris dan dimasukkan ke dalam pembuatan pesanan

pekerjaan. Bagian yang mungkin Anda temukan pada formulir

permintaan bahan dapat mencakup:

 Tanggal bahan diambil dari persediaan

 Nomor unik pekerjaan unik

 Jumlah persis material yang diambil

 Nomor barang dan deskripsi

 Berapa biaya setiap item material

 Total semua item diambil


 Siapa yang meminta barang

 Siapa yang memberi harga barang

 Kepada siapa barang itu diberikan

Ketika seorang karyawan memasukkan informasi ke dalam

formulir permintaan bahan, mereka mungkin perlu mencari

informasi yang diminta dari sumber lain. Misalnya, ketika mencoba

mencari tahu berapa harga barang-barang material, mereka

mungkin meminta departemen akuntansi untuk memperbarui

harga.

2. Lembar biaya pekerjaan

Lembar ini adalah sumber utama untuk melacak item agar

harga dan inventaris tetap akurat. Untuk menjaga akurasi ini,

lembar biaya pekerjaan ini perlu melacak informasi termasuk:

 Tanggal pekerjaan dimulai

 Tanggal karyawan menyelesaikan pekerjaan

 Tanggal pesanan dikirim ke pelanggan

 Informasi pelanggan, biasanya alamat mereka

 Informasi catatan pekerjaan, termasuk biaya overhead, bahan

apa yang digunakan dan informasi tenaga kerja

 Ringkasan biaya akhir pekerjaan final


Setiap detail informasi pekerjaan di atas akan memiliki

bagiannya sendiri untuk menunjukkan dengan jelas kepada

pembaca informasi apa yang dibutuhkan dan apa yang sedang

dilacak.

3. Time ticket

Time ticket adalah suatu dokumen yang menunjukkan

pekerjaan-pekerjaan khusus, yang seseorang karyawan pabrik

bekerja selama periode waktu tertentu.

Karena seorang karyawan bekerja berdasarkan pesanan

yang unik, mereka sering kali diminta untuk mengisi lembar waktu

yang mencatat pekerjaan yang telah mereka selesaikan. Bagian

dari time ticket dapat mencakup:

 Nama karyawan dan nomor ID

 Nomor pekerjaan spesifik yang mereka selesaikan

 Daftar setiap pekerjaan

 Tanggal setiap pekerjaan dimulai

 Berapa jam setiap pekerjaan yang dibutuhkan karyawan untuk

menyelesaikannya?

 Tarif per jam karyawan

 Total biaya pekerjaan

 Persetujuan akuntansi dan supervisor


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan ini dapat disimpulkan bahwa konsep dasar dari Job

order costingjob order costing (biaya berdasarkan pesanan) yaitu

perhitungan biaya produksi untuk menentukan harga pokok produksi

pada suatu perusahaan yang berdasarkan pada sistem order atau

pesanan. Dalam sistem perhitungan ini, biaya produksi

diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah. Jadi jika suatu

pesanan telah diterima, pabrik atau perusahaan akan membuat produk

sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan.

Metode perhitungan biaya produksi untuk menentukan harga

pokok produksi pada suatu perusahaan yang berdasarkan pada

sistem order atau pesanan. Dalam sistem perhitungan ini, biaya

produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah. Jadi jika

suatu pesanan telah diterima, pabrik atau perusahaan akan membuat

produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan.


Adapun hal-hal yang membebankan biaya produksi pada

perhitungan biaya berdasarkan pesanan (Job order costing) yaitu;

biaya bahan baku yang dibeban kan pada bon permintaan. Jadi, biaya

bahan baku dibebankan secara langsung pada pesanan yang diminta.

Biaya tenaga kerja atau upah ini berdasarkan job ticket (kartu kerja).

Sama halnya dengan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

dibebankan secara langsung pada pesanan yang diminta.

B. Saran

Berhubungan dengan makalah yang telah penulis buat ini

semoga bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa pada umumnya

dan bagi penyusun pada khususnya. Namun penulis menyadari bahwa

makalah yang telah kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran penulis perlukan agar bisa memperbaikinya

dalam pembuatan makalah selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Chen dan Lin Manajemen Biaya-biaya Dengan Tekanan Strategik.

Jilid 1. Salemba Empat,

Mc-Hill Companies, Inc Hansen dan Mowen Akutansi Manajemen. Jilid 1.

Jakarta : Erlangga

Mulyadi dan Setyawan.2001.Sistem Perencanaan dan Pengendalian

Manajemen. Jakarta: Selemba Empat

Simamora. 1999. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Selemba Empat

https://accurate.id/akuntansi/job-order-costing/

#Contoh_Sistem_Job_Order_Costing

https://www.google.com/search?

q=bagaimana+sistem+job+order+costing&rlz=1C1AVFC_enID787ID846&oq=

bagaimana+sistem+job+order+costing&aqs=chrome..69i57j33i22i29i30.9218j

0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://glosarium.org/arti-job-time-ticket-di-ekonomi/
https://www.harmony.co.id/blog/mengenal-apa-itu-job-costing-manfaat-dan-

penerapannya-dalam-bisnis

Anda mungkin juga menyukai