Larutan-larutan be rair di kulit bumi berasal dari salah satu dari 2 kemungkinan :
a.Air permukaan
Selama mengalir air ini melarutkan mineral-mineral yang mudah larut,sehingga disebut
AIR METEORIT (AIR TANAH) . Mineral-mineral yang larut akhirnya akan diendapkan pada
permukaan tanah.
b.Air Magmatis
Yaitu air yang terdapat pada bagian yang lebih dalam sebagai sisa cairan yang berasal dari
instrusi-instrusi batuan yang besar. Hasil pengendapan mineral dari air magmatis terjadi
pada
1. Penguapan larutan
Anhydrit dan halit umumnya terjadi dari penguapan larutannya.
2. Pengeluaran gas yang bekerja sebagai pelarut
Air yang banyak mengandung CO 2 bila mengenai batuan kapur akan melarutkan CaCO 3
membentuk CaH2(CO3)2 yang tidak stabil. Karena pengaruh suhu dan udara gas CO 2
dapat keluar lagi dari larutan menghasilkan CaCO 3 yang lebih sukar larut.
Larutan air magmatis terbentuk dalam keadaan tekanan dan suhu yang tinggi sehingga
banyak mineral terlarut di dalamnya . Bila suhu dan tekanan turun maka mineral
tersebut akan diendapkan secara hidrotermal. Contohnya: Adanya sumber-sumber air
panas dan geyser merupakan adanya instrusi-instrusi magma yang mendekati
permukaan bumi.
4.Interaksi larutan –larutan
Campuran 2 larutan atau lebih dapat menghasilkan zat (mineral) baru yang mengendap.
Hal tersebut biasa terjadi bila air magmatis bertemu air magmatis atau dengan air
permukaan.
Air yang mengandung gas H 2S akan memberikan endapan – endapan sulfida bila
bertemu dengan larutan – larutan dari tambang yang mengandung Zn, Cu, Fe.
Banyak mineral – mineral penting (primair) berasal dari magma, misalnya : magnetit, ilmenit,
chromit, pyroti, kalkopirit. Bahan – bahan volatil juga terlarut dalam magma, seperti : uap
air, klor, fluor, sulfur, borium dan CO 2. Banyaknya bahan yang mampu terlarut dalam magma
sehingga sangat banyak mineral –mineral terbentuk dari magma.