MINERALOGI FISIK I
Disusun Oleh :
F1D215003
UNIVERSITAS JAMBI
2016
I. DASAR TEORI
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai
mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain
mempelajari tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara
terjadinya dan kegunaannya (Firdaus, 2008)
Terdapat satu anomaly atau suatu defenisi anomaly dari berbagai macam
pendapat mengenai defenisi mineral, dimana mineral mempunyai sifat sebagai
bahan alam, mempunyai sifat-sifat fisis dan kimia tetap, berupa unsure tunggal
atau senyawa. Defenisi mineral dibatasi pada hal-hal seperti : suatu bahan alam,
mempunyai sifat fisis dan kimiawi yang tetap, pada umumnya anorganik, dan
homogeny (Anonym, 2011).
Menurut Djauhari Noor (2009), Mineral pada umumnya terbentuk mengikuti cara
berikut :
Larutan yang terdapat dikulit bumi berasal dari dua kemungkinan, yaitu :
- Penguapan larutan.
Anhidrit dan halite umumnya berasal dari larutan-larutan yang
mengandung kedua bahan di atas. Pengendapannya sering berupa lapisan-
lapisan tebal, seperti Kansas, lowa.
- Pengeluaran gas yang bekerja sebagai pelarut,
Air yang mengandung banyak gas CO2 bila mengenai batuan kapur, maka
CaCO3 akan larut dalam bentuk Asam Bikarbonat CaH2(CO3)2 yang
merupakan persenyawaan yang tidak mantap. Karena, pengaruh beberapa
factor seperti suhu, udara,dll, maka gas CO2 dalam larutan akan keluar
menyebabkan perubahan karbonat ke bentuk yang lebih sukar larut ialah
karbonat biasa mengikuti :
Moluska, crikloida, dan organism lain akan menyerap CaCO3 dari air laut
dan mengeluarkannya lagi dalam bentuk bahan pelindungnya, dalam bentuk
aragonite atau kalsit radiolarian, diatome, dan bunga karang (spons)
mengeluarkan bahan silisium da membentuk diatome.
Limonit dan belerang dapat terjadi karena pengaruh bakteri dalam air yang
mengandung besi atau sulfat, begitupula pengendapan NaNO3 dianggap sebagai
pekerjaan mahluk juga (Chilli).
Karenanya, maka mineral ubahan yang menghablur lebih dulu ini akan selalu
mendapat kesempatan untuk mendapatkan bentuknya sendiri, mereka ini
berbentuk sempurna atau idiomorf (Firdaus, 2008).
II. TUJUAN
1. Memperkenalkan dan pemahaman mengenai mineralogy dan mineral
2. Mengetahui skala Mohs dan pengujiannya
III. HASIL
TALC
(Mg3Si4O10(OH)2)
2 Masih dapat digores oleh kuku, namun memiliki
kerasan yang lebih dari pada Talc.
GYPSUM
(CaSO4 · 2H2O)
3 Karena dapat tergores oleh logam
CALCIT
(CaCO3)
4 Dapat menggores logam
FLUORITE
(CaF2)
5 Dapat tergores oleh pisau
APATIT
(Ca5(PO4)3(F,Cl,OH))
6 Dapat tergores oleh kikir baja
FELDSPAR
(KAlSi3O8)
7 Dapat tergores oleh kikir baja namun lebih keras dari
pada feldspar
KUARSA
(SiO2)
8 Dapat menggores baja
TOPAZ
(Al2SiO4(F,OH)2)
9 Dapat tergores oleh intan
CORUNDUM
(Al2O3)
10 Hanya dapat digores oleh sesamanya
INTAN
(C)
Sumber : https://www.academia.edu/13160808/Sifat_fisik_dan_kimia_mineral
IV. ANALISIS
Suatu tumbukkan antar lempeng akan membentuk suatu gunung api yang
berpotensi erupsi, kemudian ketika erupsi terjadi dan magma keluar dari perut
bumi menuju permukaan. Maka saat itulah magma akan disebut lava. Kemudian
ketika lava keluar berupa batuan piroklastik, ataupun ketika lava telah bercampur
dengan air. Maka saat itulah lava kemudian disebut dengan lahar. Pada saat
perubahan bentuk inilah mineral-mineral di alam terbentuk.
Suatu mineral dapat terbentuk dengan cara dari larutan, dari magma,
sublimasi, ataupun dengan metamorfisme. Pada dasarnya terdapat banyak sekali
jenis mineral yang ada dimuka bumi, namun berdasarkan skala Mohs
dikelompokkan menjadi 10 macam berdasarkan kekerasannya. Skala Mohs
didasarkan pada kemampuan suatu materi alami untuk menggores materi yang
lain ataupun kebalikannya. Kekerasan batu skala Mohs adalah perbandingan
kemampuan batu permata menggores batu permata lainnya. Jika suatu batu
permata atau mineral dapat menggores batu yang lainnya artinya batu tersebut
lebih keras. Jika suatu batu permata atau mineral tidak dapat menggores batu yang
lainnya artinya batu tersebut kurang keras.
Ada beberapa benda yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi secara
cepat kekerasan mineral dalam kegiatan lapangan, diantaranya, kuku,
memiliki skala Mohs 2,5, pisau dengan skala Mohs 5,5, kaca dengan skala
Mohs 5,5 dan baja tahan karat denganskala Mohs 6,5.
Talc merupakan mineral yang termasuk ke dalam kategori mineral silikat
dengan rumus kimia Mg3Si4O10(OH)2, mineral Talc dengan komposisi Hydrated
Magnesium Silicate dengan system Kristal Monoklin, memiliki warna putih, abu
keputihan, kuning keputihan, cokelat kekuningan, hijau pucat. Dengan Kristal
habitnya Foliated, Fibrous. Mineral Talc memilki kilap non logam (Vitreous,
greasy, waxy, pearly), cerat berwarna putih dan belahan satu arah.
Mengindikasikan bahwa Talc memiliki kekarasan 1 dalam skala Mohs. Mineral
ini dapat tergores oleh kuku.
Anonym.2011. https://www.academia.edu/13160808/Sifat_fisik_dan_kimia
mineral. Diakses pada 20 Oktober 2016 pukul 16.50 WIB.