Saat dimana curah hujan kira-kira seimbang dengan penguapan, terdapat lebih
sedikit leaching (ekstraksi padat-cair) dalam profil tanah. Pada kedalaman tertentu
(sekitar 0,5-1 m) karbonat akan diendapkan dan membentuk lapisan indurasi
(kalkret) yang dapat terkikis dan berasal dari konglomerat.
Kandungan organik lebih besar di Horizon-B yang berwarna coklat karena
oksidasi bahan organik yang lebih sedikit, maka ini disebut sebagai profil tanah
coklat. Jika evaporasi lebih besar dari presipitasi maka akan terjadi perpindahan
netto air pori ke atas, menyebabkan garam yang terlarut dari air tanah akan
terendapkan secara tinggi di profil tanah.
Saat dimana sirkulasi air pori lebih lambat, kita mungkin akan mendapatkan
konsentrasi Mg++, Ca++, dan silika yang lebih tinggi di dalam air, sehingga smektit
(montmorillonit) atau klorit mengendap. Smektit membutuhkan air pori dengan
konsentrasi silika yang relatif tinggi (Gbr. 3.13) dan karena itu sering ditemukan
pada sedimen yang berasal dari batuan vulkanik yang mengandung kaca atau
mineral silikat terlarut. Sumber silika biogenik (diatom, radiolaria) juga akan
meningkatkan konsentrasi silika dalam air pori karena silika amorf jauh lebih larut
daripada kuarsa. Di lingkungan gurun, penguapan air setelah hujan akan
mengkonsentrasikan silika di air pori dan membuat smektit stabil. Gambar 3.12
menunjukkan analisis batuan pada berbagai tahap transformasi akibat pelapukan.
Pelapukan berlangsung sangat cepat di amfibolit: Na+, Mg++ dan Ca++ cepat ter-
leached, sementara A13+, Fe3+ dan Ti4+ menjadi diperkaya. Namun demikian,
sebagian besar K+ teradsorpsi pada mineral lempung dan oleh karena itu akan
lebih banyak Na+ daripada K+ yang dipasok ke lautan dan juga sungai.