Disusun Oleh :
M HAFIZ AKBAR
111.140.023
Kelas C
-Sekunder: Terjadi oleh proses sedimentasi dari transportasi material-material sedimen yang
mengandung unsur emas dan terendapkan di cekungan berupa danau, sungai.
Kata kunci: Aterasi, Fluida Hydothermal, Rekahan, Proses Magmatisme, Sedimentasi,
transportasi
Sumber:Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral. 2013. Kajian
Supply Demand Mineral. Bandung: Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi dan Sumber
Daya Mineral Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral.
2. Nikel
Kata kunci : Proses Leaching. Kandungan Ni pada Orebody (batuan asal). Iklim, Waktu,
Reagen-reagen kimia dan vegetasi, topografi, struktur
Nickel ore adalah bijih nikel, yaitu mineral atau agregat mineral yang mengandung nikel.
Ferronickel adalah produk metalurgi berupa alloy (logam paduan) antara besi (ferrum) dan nikel.
Nickel bisa berasal dari Laterite (Ni Oxides) hasil proses pelapukan batuan Ultramafik dan
Sulfida (Ni Sulphides) hasil dari proses magmatisme. Sumber batuan (Orebody) Ultramafik bisa
dari Dunite, Peridotite, Lherzolite,Serpentinite, dll.
Orebody dengan Ni grade yang tinggi umumnya didapat dari proses pelapukan batuan
(bedrock) yang kaya Olivine karena memang kandungan Ni di Olivine lebih tinggi dibanding
mineral mafik yang lain. Kandungan Ni di bedrock sebenar nya kecil sekali (<0.7%), kandungan
dibedrock didominasi oleh silica (>40%) dan magnesia (>30%), proses pengkayaaan Ni terjadi
karena adanya proses Leaching dimana elemen-elemen yang mudah larut dan punya mobilitas
tinggi terutama SiO2 dan MgO dilarutkan oleh air sehingga %Ni yg tinggal di profile jadi tinggi
(>2%).
Proses leaching yg efektif biasanya terjadi pada Daerah tropis dimana curah hujan tinggi
dan banyak vegetasi yang membentuk lingkungan asam. Morfologi yg "gentle" termasuk plateua
karena sirkulasi air bagus untuk "mencuci/mengeluarkan" Silica dan magnesia, jika terlalu terjal
hasil pelapukan akan tererosi sehingga profile yang akan dihasilkan tipis. Kalo terlalu landai
seperti di lembah/dataran rendah sirkulasi air kurang bagus. Struktur geologi yang intensif
karena penetrasi air ke bedrock akan lebih efektif.
Ada beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Bijih Nikel Laterit, antara lain
adalah senagai berikut :
a
Batuan asal.
Adanya batuan asal merupakan syarat utama untuk terbentuknya endapan nikel laterit,
macam batuan asalnya adalah batuan ultra basa. Dalam hal ini pada batuan ultra basa
tersebut: terdapat elemen Ni yang paling banyak diantara batuan lainnya mempunyai
mineral-mineral yang paling mudah lapuk atau tidak stabil, seperti olivin dan piroksin
mempunyai komponen-komponen yang mudah larut dan memberikan lingkungan
batuan yang akan mempermudah proses atau reaksi kimia pada batuan.
Reagen-reagen kimia dan vegetasi.
Yang dimaksud dengan reagen-reagen kimia adalah unsur-unsur dan senyawasenyawa yang membantu mempercepat proses pelapukan. Air tanah yang mengandung
CO2 memegang peranan penting didalam proses pelapukan kimia. Asam-asam humus
menyebabkan dekomposisi batuan dan dapat merubah pH larutan.
Asam-asam humus ini erat kaitannya dengan vegetasi daerah. Dalam hal ini, vegetasi
akan mengakibatkan:
Penetrasi air dapat lebih dalam dan lebih mudah dengan mengikuti jalur akar pohonpohonan
Akumulasi air hujan akan lebih banyak
Humus akan lebih tebal Keadaan ini merupakan suatu petunjuk, dimana hutannya
lebat pada lingkungan yang baik akan terdapat endapan nikel yang lebih tebal dengan
kadar yang lebih tinggi. Selain itu, vegetasi dapat berfungsi untuk menjaga hasil
sulit, maka dengan adanya rekahan-rekahan tersebut akan lebih memudahkan masuknya
e
3. Batubara
Kata kunci : Tahap Diagenesa, Tahap Metamorfosa
Pengertian umum batubara adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari
endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses
pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.
Pembentukan batu bara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era
tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon, kira-kira 340 juta tahun yang lalu (jtl), adalah
masa pembentukan batu bara yang paling produktif dimana hampir seluruh deposit batu bara
(black coal) yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk. Pada Zaman Permian, kirakira 270 jtl, juga terbentuk endapan-endapan batu bara yang ekonomis di belahan bumi bagian
selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 13 jtl) di berbagai
belahan bumi lain.
bahkan tidak ada sirkulasi air sama sekali. Sehingga kandungan oksigen akan berkurang. Bakteri
aerob sangat suka oksigen untuk menguraikan sisa tanaman yang mati, sehingga yang berperan
disini adalah bakteri anaerob (tidak suka oksigen). Bakteri an-aerob menguraikan tanaman yang
sudah mati tidak menjadi kompos (busuk) tetapi dalam bentuk lain yaitu Gel atu Jelly, hal ini
terjadi ditempat yang kurang atau bebas oksigen. Gel atau Jelly lama kelamaan akan semakin
tebal membentuk sedimen yang mampat dan memadat. Pada umumnya pemadatan akan
menurunkan kadar air sehingga akan membentuk sedimen kaya akan kandungan bahan organik
(Humin) yang dikenal dengan nama Gambut (peat).
1. Batugamping
A). Non-klastik
Merupakan koloni dari binatang laut yaitu: Coelenterata, Moluska dan Protozoa,Foraminifera dan
sebagainya. Batu gamping ini merupakan perkembangan/pertumbuhan koloni koral, oleh sebab
itu dilapangan tidak menunjukan perlapisan
Kata Kunci: Koloni binatang laut, Pertumbuhan/perkembangan koloni koral, Tidak
menunjukan perlapisan
B). Klastik
Berasal dari rombakan batugamping jenis non klastik melalui proses erosi oleh air, transportasi,
sortasi dan sedimentasi. Terjadi pengelompokan ukuran butir karena adanya proses sortasi. Dapat
juga terbentuk karena proses kimia yaitu dimana peredaran air panas akan melarutkan
batugamping di bawah permukaan yang kemudian diendapkan lagi dipermukaan bumi
Kata Kunci :Rombakan dari batugamping nonklastik, Mengalami proses erosi,
transportasi, sortasi, dan sedimentasi, Proses kimia, Pelarutan batugamping karena air
panas dibawah permukaan
2. Kalsit
Terbentuk karena penghabluran kembali larutan batugamping akibat pengaruh air tanah atau
hujan. Terbentuk biasanya di daerah yang mengalami proses tektonik sehingga terbentuk rekahan.
Kata Kunci : Penghabluran, Proses tektonik, Rekahan
3. Marmer
Terbentuk dari proses matamorfose kontak atau regional dari jenis batugamping
Kata Kunci : - Matamorfose kontak atau regional, Batugamping
4. Oniks
Terbentuk pada rongga atau tekanan batugamping yang berasal dari larutan kalsium karbonat baik
yang terjadi pada temperature panas dan dingin. Bila terkena metamorfisme maka akan terbentuk
oniks marmer.
Kata Kunci : - Rongga, Tekanan batugamping, Larutan kalsium karbonat, Temperatur,
Metamorfose
5. Rijang
Hasil replacement terhadap batugamping oleh silika organic atau anorganik.
Kata Kunci : -Replacement, Batugamping, Silika
6. Gipsum
Terdapatnya Ca+2 dan SO4-2 dan dapat berasal dari belerang (S) ataupun pirit (FeS 2). Adanya
kondisi reduksi dari daerah sedimentasi yang bersifat karbonatan akan menghasilkan gypsum
yang berlembar. Adanya fumarole akan membentuk gypsum Kristal.
Kata Kunci : - Ca+2 dan SO4-2,, Belerang dan pirit, Reduksi
7. Ball clay
Terbentuk akibat sedimentasi dalam lingkungan lakustrin atau delta yang berasosiasi dengan
endapan pasir, lanau, dan lignit.
Kata Kunci : -Lakustrin/delta, Endapan pasir/lanau/lignit
8. Fire Clay
Terbentuk akibat proses sortasi dan sedimentasi yang telah lanjut sehingga tidak menampilkan
adanya perlapisan, diendapkan pada daerah lakustrin/delta.
Kata Kunci :- Sortasi dan sedimentasi lanjut, Lakustrin/delta
9. Zeolit
Zeolit terbentuk pada temperature tinggi. Akibat proses magmatik primer, metamorphose
kontak,hydrothermal, penurunan, pengangkatan lingkungan pembentukannya disertai dengan
metamorfose regional
Kata Kunci : Temperatur tinggi, Proses magmatik primer, Metamorfisme kontak,
Hidrotermal, Penurunan, Pengangkatan.
Terbentuk akibat perubahan proses kimia yaitu: pergerakan air tanah, pelapukan dan sifat alkalin
Kata Kunci : Proses kimia, Pergerakan air tanah, Pelapukan, Sifat alkalin
10. Diatomea
Dalam pembentukan endapan ditomea pengaruh arus harus kecil karena berat jenis diatomea yang
kecil yaitu ( 0,45)
Kata Kunci: Arus kecil, Berat jenis
11. Yodium
Terbentuknya diawali sewaktu bitumenal batuan berubah menjadi minyak bumi, maka larutan
yodium dan bromium kedalam air yang menyertai minyak.
Kata Kunci: Bitumenal batuan
12. Mangan
Terbentuk karena proses hidrotermal yang dijumpai dalam bentuk vein, metamorfik, sedimenter
ataupun residu.
Kata Kunci : - Vein, Metamorfik, Sedimenter, Residu
13. Feldspar
Terbentuk karena proses kristalisasi magma baik melalui proses pneumatolytic ataupun
hidrotermal dalam urat pegmatik.
DAFTAR PUSTAKA
Einaudi, M.T., Meinert, L.D., and Newberry, R.J., 1981, Skarn deposits: Economic Geology 75th
Anniversary Volume, p. 317-391.
Meinert, et al. ,2005, World Skarn Deposit: Economic Geology 100th Anniversary Volume
.Society of Economic Geologists Littleton, Colorado, USA.
Pellant, Chris. 1992. Rocks and Minerals. London. Eyewitness Handbooks.
Pirajno., 2009, Hydrothermal Processes and Mineral Systems: Springer Science + Bussines
Media B.V. 2009.
Schusters, Simon. 1988. Simon & Schusters Guide To Rocks and Minerals. New
York. Simon & Schuster Inc.
Anonim. 2016. https://leenxx.wordpress.com/strukturendapanmineral/, diakses pada tanggal 2
Oktober 2016)
Anonim. 2016. (http://www.geology110.com/, diakses pada tanggal 2 Oktober 2016)
Anonim. 2016. http://tsani-oke.blogspot.com/2011/04/ciri-ciriendapanbijih.html. pada tanggal 2
Oktober 2016)
Sukandarrumidi, 2009, Bahan Galian Industri, Yogyakarta, Gajah Mada University Press
Sukandarrumidi, 2009, Geologi Mineral Logam, Yogyakarta, Gajah Mada University Press