Anda di halaman 1dari 42

ENDAPAN MINERAL

ENDAPAN MINERAL
ENDAPAN RESIDUAL
Suprapto
PROSES
PELAPUKAN
Faktor yang berpengaruh terhadap pelapukan

1. Iklim,
2. Resistensi mineral pembentuk batuan,
3. Ukuran butir dan tekstur batuan,
4. Relief topografi dan drainase,
5. Struktur geologi.
• Iklim tropis dengan curah hujan tinggi akan memberikan akses
untuk berlangsungnya proses pelapukan kimia maupun
pelapukan mekanis pada batuan.
• Mineral yang terbentuk pada temperatur tinggi, sangat tidak
stabil di bawah kondisi atmosfer, sehingga mineral olivin
adalah mineral yang memiliki resistensi rendah.
• Mineral berukuran besar memiliki resistensi yang lebih tinggi
dibandingkan mineral berukuran halus
• Air tanah di bawah topografi dataran tinggi cenderung terdapat
pada kedalaman maksimal, sehingga air hujan sebagai agen
pelapukan kimia, yang masuk ke dalam tanah harus
menempuh jarak yang cukup panjang dan hal ini berarti
semakin besar waktu dan volume cakupan pelapukan kimia
dalam merombak mineral - mineral silikat dan melarutkan
unsur - unsur Ni, Mg dan Si.
• Air hujan akan lebih mudah meresap kedalam batuan yang
banyak dipotong kekar ataupun sesar.
Pelapukan Mekanis

• Batuan yang mengalami proses pelapukan


mekanik akan pecah menjadi bagian-
bagian yang kecil. Hasil akhir proses ini
ialah material kecil yang berasal dari
batuan yang besar. Perombakan menjadi
material kecil mengakibatkan
bertambahnya luas permukaan material,
sehingga menambah efektifitas pelapukan
kimia.
Pelapukan Kimia
• Menurut Waheed (2002), bahwa
pelapukan kimia merupakan proses
dimana batuan bereaksi dengan agen –
agen atmosfir, hidrosfer dan aktifitas
biologi untuk membentuk fase mineral
yang lebih stabil. Batuan terurai melalui
proses kimia.
PELAPUKAN

• Pelapukan Mekanis
• Pelapukan Kimia
• Disolusi
Adalah pelepasan ion-ion yang mudah larut seperti Na+, K+,
Ca2+, Mg2+, Fe2+, SiO2. Proses ini umumnya lebih inten pada
kondisi larutan asam: H2CO3, H2SO4, HNO3, dan HCl

• Hidrolisis
Hidrolisis merupakan reaksi antara mineral dengan penambahan
air, yaitu antara ion H+ dan ion OH- air dengan ion-ion mineral.
Reaksi ini akan membentuk mineral-mineral lempung dari olivin,
piroksesen, hornblende, biotit dan feldspar.

• Oksidasi
Proses penambahan ion oksigen. Agen oksidasi pada lingkungan
tanah adalah oksigen yang larut dalam air hujan dan air tanah
• Menurut Waheed (2002), bahwa mobilitas
unsur yang dijumpai pada ultramafik dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
• Elemen yang bersifat sangat larut dan sangat mobile
• Mudah hilang dalam profil pelapukan dan sangat larut
dalam aliran air tanah (sedikit asam), misal : Mg, Si, Ca, Na,
Cu.

• Elemen yang bersifat tidak larut dan tidak mobile


• Tidak dapat larut dalam air tanah, sebagian besar unsur –
unsurnya merupakan penyusun dari residu tanah (residual
soil), misal : Fe3+ (ferric), Co, Al, Cr.

• Elemen dengan daya larut yang terbatas dan


mobilitas terbatas , Sebagian larut dalam air
tanah yang bersifat asam, misal : Ni, Fe2+
(ferrous).
ENDAPAN-ENDAPAN DI PERMUKAAN

• Endapan permukaan merupakan endapan-endapan bijih yang


terbentuk relatif di permukaan, yang dipengaruhi oleh pelapukan
dan pergerakan air tanah.

• Endapan alohton merupakan endapan yang ditransport dari tempat


lain (dari luar lingkungan pengendapan), sedangkan endapan
autohton adalah endapan yang terbentuk secara insitu.

• Endapan alohton yang terkait dengan bijih atau secara ekonomi


sering disebut sebagai endapan placer. Sedangkan endapan
autohton yang terkait dengan bijih biasa dikenal sebagai endapan
residual dan endapan presipitasi kimia atau evaporasi.
Sedangkan pengkayaan supergen (supergen enrichment)
walaupun tidak terbentuk di dekat permukaan, tetapi
pembentukannnya terkait dengan proses-proses di permukaan.
ENDAPAN RESIDUAL

• Endapan-endapan yang terbentuk di dekat permukaan (zona


Oksidasi), yang disebabkan oleh pelapukan kimiawi dikenal
sebagai endapan residual.
• Untuk dapat terjadi endapan residual, pelapukan kimia yang
intensif terutama untuk daerah tropis dengan curah hujan yang
tinggi sangat diperlukan. Dalam kondisi tersebut sebagian besar
batuan akan menghasilkan soil yang banyak mengandung unsur
Fe, tetapi kehilangan unsur-unsur yang mudah larut. Soil seperti
ini dikenal sebagai laterit (laterites).
• Endapan Laterit yang penting diantaranya adalah:
Laterit Fe
Laterit Al (Bauxite)
Laterit Ni
NIKEL LATERIT

• Selama lateritisasi, nikel yang terkandung


dalam batuan peridotit dan serpentinit (0,25%
Ni) pada awalnya terlarut, tetapi kemudian
secara cepat mengalami presipitasi kembali
ke dalam mineral-mineral oksida besi pada
zona laterit atau zona limonit (1-2% Ni) atau
dalam garnierit pada zona saprolit (2-3%,
zona lapuk di bawah zona laterit)
Difinisi
• Laterit berasal dari bahasa latin yaitu later, yang artinya
bata (membentuk bongkah-bongkah yang tersusun seperti
bata yang berwarna merah bata) (Guilbert dan Park, 1981).
Hal ini dikarenakan tanah laterit tersusun oleh fragmen-
fragmen batuan yang mengambang diantara matriks, seperti
bata diantara semen.
• Laterit pada awalnya didefinisikan oleh Buchanan sebagai
subsoil yang mengeras karena tersingkap atau kontak
dengan atmosfer. Definisi tersebut kemudian berubah
menjadi soil di daerah tropis dengan horison konkresi besi-
oksida yang dalam keadaan normal berwarna merah (Ollier,
1969).
SYARAT PROSES LATERITISASI

• 1. Batuan induk
• 2. Iklim
• 3. Topografi
• 4. Struktur Geologi
• 5. Waktu
ZONASI PADA LATERITISASI
• Zona Overburden atau iron Capping
Zona ini berada paling atas dan masih dipengaruhi aktivitas permukaan dengan kuat. Zona ini tersusun
oleh humus dan limonit dengan kandungan Ni sekitar 0,5-1%). Mineral-penyusunnya adalah goethit,
hematit, yang mengindikasikan daerah yang sudah lama tersingkap.

• Zona Limonite
Zona ini di bawah iron capping, sebagai zona transisi kearah zona saprolit dengan ukuran material
berfariasi dari lempung – pasir. Tekstur dan struktur dari batuan induk mulai dapat dikenali, dengan
jumlah fragmen peridotit berukuran 2-3 cm (jumlah sedikit). ecendrungan kimia pada lapisan ini, terjadi
pengkayaan supergen Ni yang signifikan (1-2% Ni), Fe semakin mengecil, SiO2 semakin membesar,
dan Co pada lapisan ini paling tinggi dan mengalami kestabilan (dibanding lapisan yang lain).

• Zona saprolit
Merupakan zona bijih (ore zone), mengandung banyak fragmen batuan dasar sehingga mineral
penyusunnya, tekstur dan struktur batuan induk dapat dengan mudah dikenali. Saprolit urat (vein)
garnierit, yang merupakan koloid nickeliferous serpentine banyak dijumpai. Kecendrungan kimianya,
yaitu mempunyai kandungan Ni yang paling tinggi (2-3% Ni). Ketebalan berkisar antara 2 - 14 meter.

• Zona batuan induk (bedrock zone)


Zona batuan induk berada pada bagian paling bawah dari profil laterit. Tersusun atas bongkah lebih
besar dan blok batuan dasar dan secara umum sudah tidak mengandung mineral ekonomis lagi (<0,5%
Ni). Zona ini terkekarkan kuat, kadang - kadang membuka, terisi oleh mineral garnierit dan silika.
ENDAPAN SUPERGEN

• Selama berlangsung pengangkatan dan erosi,


suatu endapan bijih terekspos di dekat
permukaan, kemudian mengalami proses
pelapukan, pelindian (leaching), maupun
oksidasi pada mineral-mineral bijih. Proses
tersebut menyebabkan banyak unsur logam
(Cu2+, Pb2+, Zn2+ dll.) akan terlarut (umumnya
sebagai senyawa sulfat) dalam air yang bergerak
ke dalam air tanah atau bahkan sampai ke
kedalaman dimana proses oksidasi tidak
berlangsung.
ZONASI PELAPUKAN

• Daerah dimana terjadi proses oksidasi disebut sebagai


ZONA OKSIDASI.
• Sebagian larutan yang mengandung logam-logam yang
terlarut bergerak terus hingga di bawah muka air tanah,
kemudian logam-logam tersebut mengendap kembali
membentuk sulfida sekunder. Zona ini dikenal sebagai
ZONA PENGKAYAAN SUPERGEN.
• Di bawah zona pengkayaan supergen terdapat daerah
dimana mineralisasi primer tidak terpengaruh oleh proses
oksidasi maupun pelindian, yang disebut sebagai ZONA
HIPOGEN. Logam yang paling banyak terbentuk karena
proses ini adalah tembaga (Cu)
Menurut Jensen dan Bateman
(1981),
terdapat tiga stadia berkaitan dengan proses
pengkayaan supergen, yaitu:

1. Oksidasi dan pelindian pada zona


oksidasi
2. Pengendapan di dalam zona oksidasi
3. Pengendapan di dalam zona pengkayaan
supergen (reduksi)
Faktor yang sangat berpengaruh terhadap proses oksidasi
adalah air sebagai regin, tetapi CO2 juga berperan penting,
disamping dibantu bakteria Thiobacillus ferrooxidans
(proses biokimia) (Barnes, 1988).

Substansi di atas (terutama air) akan bereaksi dengan


mineral tertentu terutama pirit (sebagian besar endapan
bijih mengandung pirit), menghasilkan pelarut yang kuat
seperti ferric sulfate atau sulfuric acid.

• Dari reaksi tersebut di atas terlihat bahwa pirit, sangat


berperan membentuk agen pelarut ferric sulfate. Ferric
hydroxide akan berubah menjadi hematit dan goethite
membentuk endapan “limonit”, sebagai penciri zona
oksidasi (Jensen dan Bateman, 1981).
Ferric sulfate kemudian akan bereaksi dengan logam dan sulfida lain seperti kalkopirit, spalerit,
• 1). Fes2 + Fe2 (SO4)3  3FeSO4 +2S
galena, (pirit)
kovelit, dan perak.Unsur-unsur logam pada sulfida tersebut akan terlarut dan membentuk
senyawa sulfat dan terus bergerak ke arah bawah menembus muka air tanah
• 2). CuFeS2 + 2Fe2 (SO4)3 CuSO4 + 5FeSO4 + 2S
(kalkopirit)

• 3). Cu2S + Fe2 (SO4)3  CuSO4 + 2FeSO4 + CuS


(kalkosit)

• 4). CuS + Fe2 (SO4)3  2FeSO4 + CuSO4 + S


(kovelit)

• 5). ZnS + Fe2 (SO4)3 + 4H2O  ZnSO4 + 8FeSO4 + 4H2SO4


(spalerit)

• 6). PbS + Fe2 (SO4)3 + H2O + 3O  PbSO4 + 2FeSO4 + H2SO4


(galena)

• 7). 2Ag + Fe2 (SO4)3  Ag2SO4 + 2FeSO4


(perak)
PENGENDAPAN DI ZONA OKSIDASI

• Seringkali logam-logam yang terlarut sudah mengendap


sebelum mencapai muka, membentuk mineral-mineral
oksida seperti kuprit (Cu2O), Goethite (-FeOOH), dan
Hematit (Fe2O3).
• Batugamping atau batuan-batuan yang karbonatan
cenderung menghambat pergerakan larutan sulfat di dalam
zona oksidasi ke arah bawah. Komponen pada batugamping
yang reaktif akan bereaksi dengan tembaga sulfat
membentuk , misalnya endapan tembaga karbonat seperti
malakit [Cu2(CO3)(OH)2], azurit [Cu3(CO3)2(OH)2], Smitsonit
(ZnCO3), maupun Cerussite (PbCO3); sehingga akan
mengurangi pengkayaan supergen.
PENGENDAPAN DI ZONA REDUKSI
(PENGKAYAAN SUPERGEN)
• Sebagian besar logam yang terlarut, tertinggal dalam larutan
sampai di bawah muka air tanah yang mempunyai kondisi
reduksi. Keadaan ini menyebabkan terjadinya reaksi
replacement (penggantian) pada sulfida primer oleh sulfida
sekunder, menyebabkan kadar logam pada zona ini menjadi
bertambah.
8. PbS + CuSO4  CuS + PbSO4
(kovelit) (anglesit)

9. 5FeS2 + 14CuSO4 + 12H2O  7Cu2S + 5FeSO4 + 12H2SO4


(kalkosit)

10. CuFeS2 + CuSO4  2CuS + FeSO4


(kovelit)
Gossan dan capping (tudung)
Gossan adalah singkapan batuan yang teroksidasi
membentuk massa limonit di atas endapan bijih sulfida.
Dengan pengertian lain gossan adalah konsentrasi besar
material limonitik

• Ketika butiran sulfida mengalami oksidasi dan residual limonit


(indigenous) tertinggal di dalam rekahan atau pori, akan
memperlihatkan pola tertentu yang dikenal sebagai boxwork.
• Struktur dan warna yang dibentuk oleh indigenous limonite
pada boxwork, sebagaian besar dapat dijadikan penciri
(diaknostik) mineral asalnya
ENDAPAN PLACER
• Endapan placer bahan galian yang dihasilkan
oleh pengendapan butiran-butiran batuan atau
mineral yang ditransport dari batuan sumber,
yang disebabkan karena pelapukan fisik.

• (Macdonald, 1983 dalam Evans ,1993), Endapan


placer secara umum dapat dibagi menjadi empat
golongan, yaitu :
1. endapan placer eluvial,
2. endapan placer colluvial,
3. endapan placer aluvial, dan
4. endapan placer aeolian
• Penggunaan istilah endapan placer colluvial tidak
begitu populer, beberapa penulis menyebut endapan
ini sama dengan endapan talus, umumnya terbentuk
di dasar suatu tebing (cliff)
• Endapan placer eluvial umumnya terbentuk pada
daerah yang memiliki morfologi bergelombang.
Mineral-mineral berat akan terkonsentrasi di lereng-
lereng dekat batuan sumber.
• Endapan placer aluvial terbentuk karena adanya aliran
air, baik oleh pergerakan air sungai maupun air laut.
Endapan ini merupakan endapan placer yang paling
penting di dunia, mulai jaman primitif sampai sekarang
• Komoditi penting yang terbentuk
sebagai endapan placer adalah
emas (Au), intan (C), platina (Pt),
kasiterit ( bijih timah/Sn), Zircon,
Thorium (Th), dan Uranium (U),
serta REE (Rare earth elements)
lain.
Daerah potensi
Endapan placer
sungai
Perkembangan
aliran sungai

Gambaran Endapan Placer sungai


37
ENDAPAN PASIR BESI DI LUMAJANG
Terimakasih

Obrigado

Anda mungkin juga menyukai