Anda di halaman 1dari 12

TUGAS ENDAPAN MINERAL

GENESA SUPERGENT ENRICHMENT AND


OXIDATION, METAMORPHIC

Oleh :
BARMEN PARLINDUNGAN S.
072001600050

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
2019
Genesa Supergent Enrichment and Oxidation

DEFINISI
 Merupakan endapan primer yang terkayakan kembali.
 Terjadi relatif dekat permukaan.
 Termasuk dalam dominasi sirkulasi air meteorik dengan oksidasi yang bersamaan
terjadi dengan pelapukan kimia.
 Pengayaan supergent terjadi di dasar bagian deposit bijih yang teroksidasi.

Pembentukan
 Lingkungan pembentukan yang sama dengan residual.
 Bijih yang terexpose dipermukaan mengalami erosi, maka bijih tersebut akan
mengalami proses pelapukan, air akan mengoksidasi mineral-mineral dan
menghasilkan larutan, akan melarutkan pula mineral-mineral lainnya.
 Larutan hasil oksidasi yang turun kebagian bawah ini akan membentuk suatu zona
yang disebut zona pengayaan.

Gambar 1.1 Pembentukan Supergene Enrichment


Gamabar 1.2 Faktor-faktor yang Mengontrol terjadinya oksidasi.

1. Muka Air Tanah


Diatas muka air tanah proses oksidasi akan berjalan dengan baik karena terdapat
banyak oksigen, dan bagian bawah muka air tanah merupakan kebalikannya.
2. Morfologi
Pada daerah pegunungan, sirkulasi air tanah lebih cepat sehingga di zona ini
didapat zona oksidasi yang tidak rata. Hal ini terjadi akibat cepatnya sirkulasi air
maka ada oksigen-oksigen bebas yang terbawa oleh air kebagian yang lebih dalam
sehingga bias terjadi oksidasi.
3. Perubahan Muka Air Tanah
Posisi daripada muka air tanah tidak tetap sehingga mempengaruhi proses
oksidasi.
4. Waktu
Umur endapan akan mempengaruhi cepat lambatnya proses oksidasi pada suatu
bijih.
5. Batuan
Batuan yang bersifat permeable lebih mudah mengalami oksidasi daripada batuan
yang kompak/massif. Juga pada batuan yang brittle karena rapuh sehingga
memudahkan proses oksidasi.
6. Struktur
Struktur juga mempengaruhi pembentukan endapan ini, contohnya seperti :
 Pada daerah patahan akan terkumpul air sehingga proses oksidasi dapat
berlangsung dengan kedalaman yang sangat dalam.
 Patahan yang impermeable berfungsi sebagai penghalang terjadinya oksidasi
pada bagian bawahnya.

Gambar 1.3 Zonasi


Zone Of Oxidation
1. Bagian teroksidasi
2. Wilayah di atas air – tabel dalam deposit bijih dikenal sebagai zona oksidasi dari
mineral bijih primer.
3. Efek oksidasi dapat memperpanjang jauh di bawah zona oksidasi (zona bijih
teroksidasi umumnya diatas permukan air).
4. Sebagai dingin, encer, solusi pencucian menetes ke bawah mereka mungkin
kehilangan sebagian atau seluruh isi metalik mereka dalam zona oksidasi dan
menimbulkan oksidasi cadangan bijih.
5. Zona dioksidasi ini terutama terdiri dari campuran besi oksidasi / hidroksida dan
kuarsa yang kita sebut gossan.
6. Sebagian besar mineral bijih primer (terutama mineral sulfida) hanya stabil di
lingkungan kering anaerobik, dengan naik turunnya air dan kebawah meresap air
hujan (yang mengandung oksigen terlarut), mineral ini larut dan mineral baru (mineral
zona oksida) yang diendapkan dalam gossan tersebut, dengan pembubaran zona
sulfida, air menjadi asam, lebih meningkatkan pembubaran bijih.
7. Sebagian besar mineral spektakuler yang kita lihat dari deposito bijih adalah mereka
terbentuk di zona teroksidasi. Ketika zona oksidasi dikembangkan dengan baik dan
mineral sekunder cukup terkonsentrasi, itu adalah zona yang sangat menguntungkan
untuk menambang jauh lebih murah dan lebih mudah dan logam lebih terkonsentrasi.

Tabel 1.1 Keterdapatan Mineral di Zona Supergent Enrichment and Oxidised


Gossans dan Cappings
Merupakan endapan akibat oksidasi dan pengkayaan supergent. Pada mulanya suatu lapisan
batuan tertutupi oleh lapisan tanah penutup dan oleh karena adanya faktor erosi maka batuan
tersebut tersingkap dan mengalami proses pelapukan. Jika yang tersingkap tersebut mineral
sulfida maka mineral tersebut akan mengalami oksidasi dan pelarutan oleh air hujan. Adanya
komposisi asam sulfat pada air hujan akibat pelarutan sebagian unsur mineral atau yang
berasal dari pencemaran udara menyebabkan air hujan tersebut akan melarutkan mineral-
mineral lain pada bijih sehingga akan tercuci dan air pelarutan ini akan mengalir terus
kebawah sehingga akan memperkaya lapisan-lapisan bijih pada bagian bawah sampai pada
batas muka air tanah, yaitu bagian yang tidak terjangkau oleh zona oksidasi.
Gambar 1.4 Reaksi Kimia Pada Zonasi

Gambar 1.5 Rangkaian Proses yang terjadi selama Proses Oksidasi


Gambar 1.6 Reaksi Kimia pada Formasi Copper Oxides

Contoh Endapan Supergent


1. Supergent Enrichment of Banded Iron Formation
2. Supergent Enrichment of Manganese Deposits
3. Supergent Enrichment of Uranium Deposits

Gambar 1.7 Genesa Supergent Enrichment of Banded Iron Formation


Gambar 1.8 Genesa Supergent of Manganese Deposits

Gambar 1.9 Genesa Supergent of Uranium Deposits


Genesa Metamorphic

Metamorfis dapat didefinisikan sebagai seluruh proses-proses yang kerja dibawah zona
pelapukan dan menyebabkan rekristalisasi pada mineral batuan.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya metamorfisme

 Suhu
Kenaikan suhu atau temperature dapat menyebabkan terjadinya perubahan dan
rekristalisasi atau pengkristalan kembali mineral-mineral dalam batuan yang telah
ada.
 Tekanan
Kenaikan tekanan dapat menyebabkan terjadinya perubahan dan rekristalisasi pada
mineral yang telah ada sebelumnya. Pada kondisi ini tekanan sekitar 1-10.000 bar
 Cairan Panas atau Aktivitas Larutan Kimia
Adanya cairan panas atau aktivitas kimia dapat menyebabkan terjadinya alterasi atau
perubahan pada batuan yang telah ada sebelumnya. Bila larutan tersebut menambah
atau mengurangi material-material maka proses tersebut disebut metasomatisme.

Tipe – tipe Metamorfis

1. Metamorfis Kontak

Merupakan tipe metamorfis yang terjadi disekitar badan batuan plutonik, suhu
ditentukan oleh dekatnya dengan intrusi magma yang juga memungkinkan
memberikan larutan kimiawi aktif yang mengakibatkan rekristalisasi batuan di
sampingnya.
2. Metamorfis Dinamo
Merupakan tipe metamorfis yang terjadi dikarenakan adanya kenaikan tekanan (P)
3. Metamorfis Regional
Metamorfisme regional merupakan tipe metamorfisme yang sangat kompleks, karena
faktor yang sangat berpengaruh ialah temperature (suhu) dan tekanan (pressure).
Temperature dan Tekanan bekerja bersama-sama ditempat yang dalam dan luas
didalam kerak bumi. Oleh karena adanya tekanan terarah maka timbullah mineral-
mineral tekanan (stress mineral). Misalnya serisit, muscovite, epidot, straurolit, dll.

Tingkat Batuan Metamorf

 Rendah
Pada batuan metamorf tingkat rendah jejak kenampakan batuan asal masih bias
diamati dan penamaannya menggunakan awalam meta (sedimen, -beku).
 Tinggi
Pada batuan metamorf tingkat tinggi jejas batuan asal sudah tidak nampak, malihan
tertinggi membentuk migmatite (batuan yang sebagian bertekstur malihan dan
sebagian lagi bertekstur beku atau igneous).
Mineral Batuan Metamorf

 Biotit : merupakan mineral yang umum terdapat dalam batuan metamorf, tetapi hanya
terdapat pada batuan metamorf tinggi dan sedang.
 Kwarsa : merupakan mineral penyusun batuan metamorf yang mempunyai rumus
kimia SiO2 dengan bentuk pipih atau mengkristal tak teratur, berwarna agak
mengkilap, putih jernih atau putih kehijauan oleh pengotoran mineral-mineral klorit.
Terdapat pada semua tingkat metamorfis. Mineral ini banyak terdapat dalam batuan
Gneiss, Sekis, dan Filit.
 Epidot : terdapat pada batuan-batuan bertingkat metamorfisme rendah, pada tingkatan
yang lebih tinggi sebagian besar mineral ini dirubah menjadi anortit.
 Mika : merupakan mineral yang berbentuk pipih berupa lembaran-lembaran halus.
Mika merupakan grup mineral yang terdiri dari mineral-mineral muskovit, plagopit,
dan biotit. Mineral ini dapat memberikan warna mengkilap pada filit, sekis, dan
Gneiss dan terdapat melimpah pada batuan sekis dan gneiss.

Anda mungkin juga menyukai