Anda di halaman 1dari 18

PROSES COSTING DAN JOB COSTING

Disusun Oleh:

Bethari Maharesi (C10200101)

Lely Nurhalimah (C10200102)

Resky Yanuar Sobari (C10200057)

Yayi Dewi Fatimah (C10200118)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI EKUITAS

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

BANDUNG

2021
ABSTRAK

Job order costing adalah suatu metode dalam akuntansi biaya yang digunakan
untuk menentukan harga pokok produksi (cost). Dalam metode ini penentuan harga
pokok produksi didasarkan atas pesanan. Sementara process costing adalah biaya yang
dikenakan untuk setiap proses yang akan dilaksanakan ketika perusahaan ingin
menghasilkan suatu produk.

Dalam perhitungan harga pokok produk ada dua cara pengumpulan yang dapat
digunakan, yaitu process costing dan job order costing job. order costing merupakan
cara pengumpulan harga pokok produk untuk barang atau produk yang dibuat
berdasarkan pesanan. Apabila suatu pesanan diterima segera dikeluarkan perintah
untuk membuat produk tersebut sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan.
Sedangkan Process costing adalah penentuan harga pokok produk yang digunakan
dalam situasi dimana produksi hanya melibatkan satu produk tunggal saja dan dibuat
dalam satu jangka yang lama atau diproduksi secara terusmenerus. Contoh perusahaan
manufaktur semen, besi, tepung, bensin dan perusahaan bahan baku lainnya.

i
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................3
2.1 Apa itu Job Costing & Proses Costing .........................................................3
2.2 Karakteristik Job Costing & Proses Costing .................................................5
2.3 Bahan Baku Langsung ...................................................................................7
2.4 Perbedaan & Persamaan Job Costing – Proses Costing ................................7
2.5 Manfaat Job Costing & Proses Costing .........................................................9
2.6 Metode Job Order Costing...........................................................................10
2.7 Masalah khuss dalam perhitungan Harga pokok .........................................11
2.8 Contoh Soal dan Langkah – Langkah Penyelesaiannya ..............................12
BAB III PENUTUP ..............................................................................................15
3.1 Kesimpulan .................................................................................................15
3.2 Saran ............................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam perhitungan harga pokok produk ada dua cara pengumpulan yang dapat
digunakan, yaitu process costing dan job order costing job. order costing merupakan cara
pengumpulan harga pokok produk untuk barang atau produk yang dibuat berdasarkan
pesanan. Apabila suatu pesanan diterima segera dikeluarkan perintah untuk membuat
produk tersebut sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan. Sedangkan Process
costing adalah penentuan harga pokok produk yang digunakan dalam situasi dimana
produksi hanya melibatkan satu produk tunggal saja dan dibuat dalam satu jangka yang
lama atau diproduksi secara terusmenerus. Contoh perusahaan manufaktur semen, besi,
tepung, bensin dan perusahaan bahan baku lainnya.

Pemenuhan kebutuhan akan sistem informasi bagi semua jenis perusahaan


menyebabkan perkembangan sistem informasi yang begitu pesat dengan tingkat persaingan
yang ketat. Suatu sistem diperlukan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan
operasionalnya secara efektif dan efisien agar mampu bersaing dengan perusahaan lain.
Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu jenis sistem informasi yang diperlukan
oleh perusahaan dalam menangani kegiatan operasionalnya sehari – hari untuk
menghasilkan informasi akuntansi maupun informasi lainnya yang akan digunakan untuk
melakukan pengambilan keputusan dan menentukan strategi selanjutnya.

1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1) Apa Job Order Costing dan Proses costing?
2) Bagaimana karakteristik dari Job Order Costing dan Proses costing?
3) Perbedaan dan persamaan dari Job Order Costing dan Proses costing?
4) Apasih manfaat Job Order Costing dan Proses costing?
5) Bagaimana metode Job Order Costing?
6) Apa saja hal hal yang mungkin terjadi dalam process costing?
7) Langkah langkah dan contoh soal Job Order Costing dan Proses costing?

1.3 Tujuan Masalah


1) Mengetahui maksud dari job order costing dan proses costing.
2) Mengetahui karakteristik dari job order costing dan proses costing.
3) Mengetahui perbedaan dan persamaan dari job order costing dan proses costing.
4) Mengetahui manfaat dari job order costing dan proses costing.
5) Mengetahui metode dari job order costing.
6) Mengetahui hal hal yang mungkin terjadi dalam proses costing.
7) Mengetahui langkah langkan dan contoh soal dari job order costing dan proses costing.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Apa Itu Job Order Costing Dan Proses Costing
Dalam perhitungan harga pokok produk ada 3udang33 pengumpulan yang dapat
digunakan, yaitu process costing dan job order costing job. Order costing merupakan cara
pengumpulan harga pokok produk untuk barang atau produk yang dibuat berdasarkan
pesanan. Apabila suatu pesanan diterima segera dikeluarkan perintah untuk membuat
produk tersebut sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan. Sedangkan Process
costing adalah penentuan harga pokok produk yang digunakan dalam situasi dimana
produksi hanya melibatkan satu produk tunggal saja dan dibuat dalam satu jangka yang
lama atau diproduksi secara terusmenerus. Contoh perusahaan manufaktur semen, besi,
tepung, bensin dan perusahaan bahan baku lainnya.

Barang yang dipesan khusus pelanggan akan dibuat sesuai dengan waktu yang telah
disepakati 3 udang 3 , sehingga perusahaan harus memperhitungkan harga jual barang
berdasarkan pesanan secara akurat. Seorang pelanggan atau konsumen seringkali sangat
memperhatikan harga dalam membuat keputusan pembelian atau pemesanan produk
apakah ia akan membeli suatu produk atau tidak yang sesuai dengan kemampuan
ekonominya. Walaupun tidak jarang kualitas lebih diunggulkan daripada harga, namun
tidak dapat dipungkiri bahwa banyak konsumen yang lebih mempertimbangkan harga
dalam proses keputusan pembelian barang konsumen.

Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi. Menurut Mulyadi (2015 : 17) metode
pengumpulan harga pokok produksi sangat ditentukan oleh cara produksi. Untuk
memproduksi suatu produk, dibagi menjadi dua metode yaitu:

a. Proccess Costing. Metode ini digunakan oleh perusahaan yang berproduksi secara terus
menerus untuk persediaan 3 udang atau perusahaan yang tidak membuat barang
produksi berdasarkan pesanan.

3
b. Job Order Costing. Metode ini digunakan oleh perusahaan yang memproduksi barang
berdasarkan pesanan atau sesuai dengan keinginan konsumen. Biasanya perusahaan
yang menggunakan metode ini memproduksi barang terputus-putus sesuai dengan
pesanan yang masuk.

Penerapan Job Order Costing dalam Menentukan Harga Pokok Produk. Menurut

Supriyono (2013 : 105), dalam penerapan Job Order Costing diperusahaan,

pengakumulasian biaya produksi dihitung berdasarkan pesanan. Perhitungan harga pokok

produk untuk setiap pesanan melalui Job Order Costing yang diterapkan perusahaan dapat

dilaksanakan dengan baik. Untuk mengetahui bagaimana Job Order Costing berperan dalam

kaitannya dengan tujuan perhitungan harga pokok produk, maka terdapat gambaran sebagai

berikut:

1. Titik pokok penerapan job order costing adalah perusahaan yang memproduksi sesuai
dengan spesifikasi dan jumlah yang ditentukan oleh pemesan dari setiap pesanan
tersebut dihitung harga pokok produksi untuk setiap pesanan.
2. Dalam penggolongan harga pokok produksi dibagi menjadi dua yaitu biaya produksi
langsung yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
produksi tidak langsung yang sering disebut overhead.
3. Biaya produksi langsung dihitung sebagai harga pokok produksi berdasarkan biaya
yang sesungguhnya terjadi yaitu biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
4. Harga pokok produk akan dihitung jika pesanan telah selesai dikerjakan dan adanya
buku

pembantu kartu harga pokok pesanan. Perhitungan harga pokok produksi setiap pesanan,

memungkinkan untuk dilaksanakan oleh perusahaan dengan menggunakan metode

pengumpulan job order costing agar menghasilkan keandalan informasi perhitungan

4
harga pokok produksi.

2.2 Karakteristik dari Job Order Costing d an Proses Costing


Menurut Kautsar Riza Salman (2013:62) dalam buku Akuntansi Biaya: Pendekatan Product
Costing karakteristik dari biaya pesanan adalah sebagai berikut:

1. Sistem ini diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan pesanan dalam bentuk
produk atau jasa yang beraneka ragam dan berbeda antara pesanan yang satu dengan
yang lain, atau dengan kata lain produk yang dihasilkan heterogen.
2. Biaya produksi diakumulasi ke masing-masing pesanan job. Pesanan dapat berupa
produk atau sekelompok produk batch of goods.
3. Biaya per unit produk dihitung dengan cara membagi total biaya pesanan dengan jumlah
unit produk yang dihasilkan dari pesanan tersebut.
4. Di dalam sistem biaya pesanan terdapat kartu biaya pesanan sebagai dokumen yang
digunakan mengakumulasi biaya ke dalam pesanan tertentu.

Menurut Mardiasmo 1994:27 karakteristik metode harga pokok pesanan adalah sebagai
berikut:

1. Harga pokok produk dihitung untuk setiap produk pesanan. Universitas Sumatera Utara
2. Penentuan harga pokok produk setiap produk pesanan dilakukan setelah produk tersebut
selesai dikerjakan.
3. Harga pokok per unit produk pesanan dihitung dengan cara membagi harga pokok
produk pesanan dengan jumlah unit produk pesanan yang bersangkutan.

Karakteristik Perhitungan Process Costing

Perusahaan yang mempunyai produk homogen melalui proses ataupun departemen yang
hampir sama akan menggunakan perhitungan process costing. Berikut ini adalah beberapa
karakteristiknya:

1. Unit Ekuivalen

5
Unit ekuivalen adalah jumlah unit selesai yang sama ataupun serupa yang sudah
bisa dihasilkan dengan berdasarkan jumlah pekerjaan yang benar-benar dilakukan atas
berbagai unit produk yang sudah selesai ataupun yang selesai sebagian. Namun, unit
ekuivalen berbeda dengan unit lainnya secara fisik.

Umumnya, suatu perusahaan manufaktur mempunyai produk selesai pada akhir


periode akuntansi. Berdasarkan sistem perhitungan process costing, unit produk yang baru
saja selesai sebagian tersebut bisa dengan mudah ditangani karena biaya pesanannya sudah
tersedia di kartu biaya pesanan. Tapi, pada sistem perhitungan process costing, biaya
produk untuk setiap unit produk yang sudah selesai sebagian tidak tersedia.

Dengan melakukan perhitungan unit yang sudah selesai dan sudah selesai sebagian,
maka kita memerlukan cara untuk mengukur jumlah pekerjaan produksi secara tepat yang
dilakukan selama periode tersebut. Unit ekuivalen adalah salah satu ukuran yang umum
digunakan.

Unit ini harus bisa dijumlahkan secara terpisah untuk bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung dan juga overhead pabrik, karena proporsi total pekerjaan yang dilakukan
pada setiap unit produk pada persediaan barang dalam proses tidak selamanya sama.

Selain itu, overhead juga seringkali dibebankan berdasarkan pada jam tenaga kerja, dan
beberapa perusahaan umumnya menggunakan dua kategori, yakni bahan baku langsung dan
juga biaya konversi.

2. Biaya Konversi

Karena jumlah tenaga kerja langsung cenderung lebih kecil dalam industri
pemrosesan, seperti halnya industri penyulingan minyak, kertas kimia, aluminium, dan
farmasi, maka biaya overhead pabrik dan juga biaya tenaga kerja langsung seringkali
digabungkan dan disebut dengan biaya konversi agar bisa menghitung unit ekuivalen
produksi.

6
Beberapa operasi industri banyak dikenakan biaya konversi yang sama untuk semua
produksi. Unit yang setara dengan biaya konversi agar bisa menghasilkan suatu perkalian
persentase pesanan yang sudah selesai selama periode dengan jumlah unit yang bekerja.

2.3 Bahan Baku Langsung


Bahan baku langsung bisa ditambahkan pada setiap titik produksi yang berlainan
atau secara terus menerus selama produksi berlangsung. Bila bahan baku yang ditambahkan
tersebut menggunakan proporsi yang sama untuk digunakan dalam menghitung unit produk
yang setara dengan bahan langsung, maka sama dengan proporsi biaya konversi.

Tapi, jika bahan tersebut ditambahkan sekaligus, maka proporsi yang digunakan
dalam perhitungan akan tergantung pada titik proses yang mana bahan yang ditambahkan
sudah tercapai.

2.4 Perbedaan Dan Persamaan Dari Job Order Costing dan Proses
Costing
Job Order Costing

Job order costing merupakan metode menghitung ongkos produksi untuk suatu unit
secara spesifik. Satu contoh mudah, proyek konstruksi untuk membuat satu rumah dari awal
sampai akhir merupakan job order. Dalam hal ini, produk yang dihadirkan merupakan event
yang hanya berjalan satu kali. Metode penghitungan dengan job costing melibatkan
akumulasi semua biaya produksi untuk membuat suatu unit. Dalam contoh konstruksi
rumah, ongkos buruh yang bekerja untuk membuat satu unit rumah akan dimasukkan dalam
catatan pengeluaran sebelum ditambah dengan biaya lain.

Begitu juga dengan kayu atau material lain yang dibutuhkan untuk membuat satu
unit rumah. Semua informasi seperti ini nantinya dibutuhkan sebagai tagihan untuk
konsumen atas pekerjaan dan material yang digunakan, juga untuk melacak keuntungan
perusahaan dari satu proyek yang dijalankan. Dalam job costing, pekerjaan yang dimaksud
sangat spesifik dan kadang berupa kontrak, yang mana pekerjaan dilakukan sepenuhnya

7
atas instruksi dan permintaan konsumen. Dengan metode ini, tiap pekerjaan dianggap
sebagai entitas yang berbeda, sehingga biayanya berbeda.

Job costing seringnya dipraktikkan oleh industri yang mempunyai spesialisasi


produk berdasarkan kebutuhan dan permintaan konsumen. Contoh industri semacam ini
yaitu furniture, konstruksi rumah, percetakan, dekorasi interior, dan lainnya.

Process Costing

Process costing merupakan metode untuk menghitung biaya produksi massal dari
suatu barang atau jasa. Satu contoh, bank menyediakan jumlah deposit yang sama untuk
tiap konsumen. Dalam hal ini, bank menyediakan banyak produk dan menjualnya secara
seimbang pada semua konsumen. Perhitungan process costing melibatkan akumulasi biaya
dari proses produksi panjang yang berkaitan dengan produk secara langsung. Dari contoh
bank sebelumnya, dalam tiap menerima deposit bank pasti butuh uang sebagai ongkos
untuk menjalankan proses, juga untuk menggaji karyawan.

Semua ongkos produksi yang sudah dikeluarkan kemudian dijumlah lalu dibagi
dengan total unit produk yang sudah dibuat untuk menentukan biaya per unit. Biaya
kemudian diakumulasi oleh setiap tingkatan departemen, sebelum akhirnya dijadikan salah
satu materi laporan keuangan tahunan.

Dalam process costing, proses merujuk pada tahapan terpisah dari produksi yang dilakukan
untuk mengubah material dasar hingga menjadi bentuk lain. Process costing umumnya
diterapkan pada perusahaan yang membuat produk identik dalam jumlah banyak.

Tahapan proses produksi yang dimaksud bisa berupa apapun, misalnya secara
paralel, berurutan, atau terpisah. Hasil proses pertama akan menjadi awal dari proses
berikutnya, dan proses terakhir akan menghasilkan produk jadi. Karena memiliki proses
berbeda, maka tiap proses dihitung secara parsial. Secara umum, process costing lebih tepat
diterapkan untuk perusahaan dengan produksi skala besar yang memproduksi barang

8
hingga beberapa tingkatan. Beberapa contoh industri semacam ini yaitu industri baja,
sabun, cat, kertas, minuman, juga lainnya.

2.5 Maanfaat Job Order Costing dan Proses Costing


Job Order Costing manfaatnya yaitu terdiri dari:

1. Dapat Menjadi Bahan Pertimbangan Menerima atau Menolak Pesanan.

Sebelum menerima pesanan, sebaiknya Anda dapat mempertimbangkan produk


tersebut diterima atau ditolak. Melalui perhitungan job costing, Anda bisa juga
mempertimbangkan apakah modal tersebut bisa menutupi biaya pesanan.

2. Bisa Membantu Menentukan Harga Jual & Beban Produksi

Job costing juga bisa membantu Anda dalam menentukan harga jual pesanan. Hal ini
dilakukan supaya meraih keuntungan dari perhitungan biaya awal produksinya. Ini juga
dimanfaatkan penentuan beban produksi yang akan terjadi nantinya.

3. Untuk Mengontrol Proses dan Biaya Produksi Yang Sudah Terjadi

Adanya sistem ini juga memudahkan Anda dalam mengontrol proses pengerjaannya.
Menilai apakah ada kesalahan yang terjadi, apakah biaya produksi sudah dikeluarkan
dengan efektif dan lain sebagainya. Untuk lebih menjaga lagi, selanjutnya Anda perlu
mengontrol stok barang produsi dengan teratur dan detail agar tidak mengalami
kerugian.

4. Dapat Memisahkan Keuntungan Dengan Jelas dan Membandingkannya

Manfaat dari job costing juga dirasakan ketika Anda melihat keuntungan yang terjadi.
Anda bisa melakukan pemisahan keuntungan baik dari seluruh pesanan ataupun dari
setiap alokasi biayanya dengan lebih jelas dan rapi. Setelah itu Anda juga bisa
membandingkan laba tersebut, cara ini berguna untuk menilai apakah perusahaan
tersebut mengalami peningkatan omzet atau justru penurunan.

5. Membantu Membandingkan Biaya Aktual dan Menganalisa Histori Pesanan.

9
Job costing ini juga memiliki manfaat untuk membandingkan biaya aktual yang terjadi.
Ini dilakukan untuk mengendalikan biaya overhead yang berlebihan. Untuk mencegah
perusahaan Anda mengalami kerugian, maka hal yang pertama harus dilakukan adalah
mencatat transaksi keuangan dengan baik. Anda juga bisa menggunakan analisa historis
pesanan sebelumnnya. Kegiatan ini berguna untuk menentukan biaya yang akan
dikeluarkan dan meminimalisir kesalahan perhitungan di pesanan berikutnya.

2.6 Metode Job Order Costing


1. Job order costing
-Metode Akumulasi Biaya (cost accumulation method)

JOB COSTING PROCESS COSTING


Memproduksi barang yang sangat Memproduksi satu atau beberapa barang yang
bervariasi homogeny
Biaya diakumulasikan berdasarkan proses
Biaya diakumulasikan berdasarkan pesanan
atau departemen
Biaya per unit dihitung melalui pembagian Biaya per unit dihitung melalui pembagian
total biaya pekerjaan dengan unit yang biaya proses satu periode dengan unit yang
diproduksi untuk pekerjaan tersebut diproduksi selama periode tersebut
Contoh perusahaan : konstruksi, percetakan, Contoh perusahaan : industri kimia,
pembuatan kapal, jasa medis, agen perusahaan pembotolan, plastik, produk
periklanan, dan sejenisnya. makanan, produk kertas, dan sejenisnya
Tabel 2.1

10
-Pengukuran Biaya (cost measurement method)

Jenis Biaya yang digunakan


Sistem Perhitungan
Bahan Baku Tenaga
Biaya
Langsung KerjaLangsung Overhead Pabrik
Perhitungan Biaya
Aktual Biaya Aktual Biaya Aktual Biaya Aktual
Perhitungan Biaya Foh yang
Normal Biaya Aktual Biaya Aktual diestimasikan
Perhitungan Biaya
Standar Biaya Standar Biaya Standar Biaya Standar
Tabel 2.2

-Pembebanan Biaya Overhead menurut Perhitungan Biaya Normal

• Sistem perhitungan biaya berdasarkan volume mengalokasikan biaya overhead


pada produk atau pesanan menggunakan penggerak biaya berdasarkan volume
seperti jumlah unit yang diproduksi.

Sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas menglokasikan biaya orverhead pada


produk menggunakan kriteria sebab-akibat dengan banyak penggerak biaya, baik
berdasarkan volume maupun nonvolume.

2.7 Masalah-Masalah Khusus Dalam Perhitungan Harga Pokok


Dalam proses produksi dapat terjadi adanya:
- Produk hilang
- Produk rusak
- Produk cacat
- Tambahan bahan
- Barang dalam proses awal

11
2.8 Contoh soal dan langkah langkah penyelesaian
Job order costing

Penyelesaian

12
Proces costing

13
Penyelesaian

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang kami dapat adalah dengan ini dapat disimpulkan bahwa konsep dasar dari
Job order costing Job ordercosting (biaya berdasarkan pesanan) yaitu perhitungan biaya
produksi untuk menentukan harga pokok produksi pada suatu perusahaan yang berdasarkan
pada sistem order atau pesanan. Dalam sistem perhitungan ini, biaya produksi di
akumulasikan untuk setiappesanan yang terpisah. Jadi jika suatu pesanan telah diterima,
pabrik atau perusahaan akanmembuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing
pesanan. Metode perhitungan biaya produksi untuk menentukan harga pokok produksi pada
suatu perusahaan yang berdasarkan pada sistem order atau pesanan. Dalam sistem perhitungan
ini, biaya produksidiakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah. Jadi jika suatu pesanan
telah diterima,pabrik atau perusahaan akan membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-
masing pesanan.
Adapun hal-hal yang membebankan biaya produksi pada perhitungan
biayaberdasarkan pesanan (Job order costingJob order) yaitu; biaya bahan baku yang
dibebankan pada bon permintaan. Jadi, biaya bahan baku dibebankan secara langsung
padapesanan yang diminta. Biaya tenaga kerja atau upah ini berdasarkan job ticket (kartu
kerja).Sama halnya dengan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dibebankan secara langsung
pada pesanan yang diminta. Biaya overhead pabrik (BOP) dibebankan kepada tiap-tiap
pesanan atas dasar tarif yang ditentukan di muka.

3.2 Kritik dan Saran

Kritik dan Saran berhubungan dengan makalah yang telah penulis buat ini semoga
bermanfaat bagiteman-teman mahasiswa pada umumnya dan bagi penyusun pada khususnya.
Namunpenulis menyadari bahwa makalah yang telah kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran penulis perlukan agar bisa memperbaikinya
dalam pembuatan makalah selanj

15

Anda mungkin juga menyukai