Anda di halaman 1dari 19

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Program Kelas Karyawan Universitas Mercubuana Jakarta

Modul 4
Mata kuliah Hari/Jam kuliah Dosen : Manajemen Biaya : Rabu, 18.30 21.00 WIB : Budi Prayogi,SE,MM

PERHITUNGAN BIAYA PESANAN DAN PROSES

Setelah mempelajari materi ini, anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan jenis-jenis sistem perhitungan biaya (costing system) 2. Menjelaskan peran strategis dan perhitungan biaya ( job costing system) 3. Menjelaskan arus biaya dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan berdasarkan pesanan 5. Menghitung biaya overhead yang dibebankan terlalu rendah dan terlalu tinggi serta menunjukkan bagaimana cara menghitungnya. 6. Mengaplikasikan perhitungan biaya berdasarkan pesanan dalam industry jasa 7. Menjelaskan sistem perhitungan biaya operasi
1. SISTEM PERHITUNGAN BIAYA PRODUK Menentukan biaya yang akurat dari suatu produk atau jasa sangatlah penting bagi keberhasilan perusahaan disebahagian besar industri. Sebagai contoh smith fabrication Inc di Kent Washington menggunakan sistem perhitungan biaya produk untuk memperkirakan biaya dan membebankan pelanggan atas produk logam lembaran yang disediakan bagi produsen lain dalam industri produk produk penerbangan computer, telekomunikasi, dan kesehatan. Metode perhitungan produk biaya produk yang digunakan memberikan nilai kompetitif, yaitu melalui penyediaan informasi biaya akurat dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh pelanggan. Demikian pula Kurtz industries menawarkan harga yang kompetitif atas jasa pemrosesn menggunakan mesin melalui penggunaan penghitungan biaya produk berdasarkan harga pasar wajar.

4. Menjelaskan pembebanan biaya overhead pabrik dalam sistem perhitungan biaya

12

Manajemen Biaya Budi Prayogi, SE., MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Apa yang telah disadari oleh perusahaan perusahaan ini dan perusahaan-perusahaan lainnya adalah metode perhitungan biaya yang sederhana, namunakurat memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan kompetitif mereka. Contoh lainnya adalah pembangunan dan renovasi rumah, dimana penghitungan biaya produk adalah sangat penting untuk memperkirakan biaya dan menetapkan harga pesanan. Smith fabrication, Kurtz Industries, dan banyak pembangunan rumah lainnya menggunakan perhitungan biaya produk yang disebut dengan sistem penghitungan biaya yang berdasarkan pesanan (job costing system). Perhitungan biaya berdasarkan pesanan adalah salah satu dari beragam sistem perhitungan biaya yang dapat digunakan perusahaan. Sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan khususnya cocok untuk perusahaan yang memproduksi produk berdasarkan pesanan (made to order product) seperti pemrosesan menggunakan mesin (machining) pengerjaan logam (metal working) dan pembangunan rumah. Pembuatan produk atau jasa berdasarkan pesanan spesifik pelanggan. Hal ini berbeda dengan perusahaan yang memproduksi barang dalam jumlah besar untuk dijual kepada pedagang grosir dan ritel. Perusahaan-perusahaan ini tidak secara langsung berhubungan dengan konsumen akhir. Perusahaan pengemas botol soda, pemroses makanan, dan produsen perlengkapan kamar mandimerupakan contoh yang tepat. Jenis-jenis perusahaan yang disebut terakhir memiliki orientasi produksi pada proses dibandingkan pesanan pelanggan. Berdasarkan konsep biaya penerapan perhitungan biaya berdasarkan pesanan digunakan pada saat mudah untuk menelusuri biaya bahan bakku dan biaya tenaga kerja untuk tiap pesanan pelanggan. Dalam perusahaan yang berorientasi pada proses. Biaya biasanya ditelusuri ke departemen produksi dan kemudian dialokasi kemasing-masing produk. Perhitungan biaya produk (product costing) adalah proses pengumpulan pengelompokan dan pembebanan biaya biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik pada produk dan jasa. Perhitungan biaya produk memberikan informasi biaya yang berguna bagi perusahaan manufaktur maupun perusahaan nonmanufaktur. Berikut perbedaan antara Job order cost dan Process cost system. Pengertian : Biaya pesanan, merupakan suatu sistem pengumpulan biaya produksi yang didasarkan pada produk yang dipesan oleh pelanggan. Dengan demikian maka produk yang dihasilkanpun merupakan produk yang spesifikasinya berdasarkan pada si pemesan. Harga pokok perunit produk merupakan total biaya produksi atas produk yang dipesan dibagi dengan jumlah produk pesanan tersebut.

2. SEKILAS SISTEM PESANAN Karakteristik Perusahaan yang berbasis Pesanan.

12

Manajemen Biaya Budi Prayogi, SE., MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Pada perusahaan-perusahaan yang menggunakan basis harga pokok pesanan perhitungan biayabiaya yang timbul dapat didasarkan pada biaya-biaya yang timbul selama proses produksi (historical cost) ataupun biaya yang ditentukan dimuka (predetermine cost). Ciri utama persahaan yang menggunakan sistem ini adalah: 1. Proses produksi yang tidak kontinyu, oleh karena belum tentu pesanan suatu produk diperoleh secara terus menerus dengan spesifikasi yang sama. 2. Produk yang dihasilkan disesuaikan dengan spesifikasi produk yang dipesan oleh langganan. 3. Proses produksi semata-mata ditujukan pada pemenuhan pesanan pelanggan bukan untuk pemenuhan persediaan . 3. Perhitungan Harga Pokok Pesanan. Untuk menentukan besarnya harga pokok pesanan, perusahaan biasanya melakukan : 1. Memproduksi produk dengan beragam jenis kemudian menghitung biayanya berdasarkan jenis tersebut 2. Menghitung biaya produksi, dalam hal ini maka biaya-biaya yang timbul lebih relevan digolongkan atas dasar hubungannya dengan produk, dengan konsep biaya ini maka biaya dapat dikelompokkan atas 2 kelompok besar yaitu ; biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. 3. Harga pokok perunit produk yang ditawarkan didasarkan pada total biaya produksi dibagi dengan jumlah unit yang dihasilkan. 4. Arus Biaya Sistem akuntansi biaya pesanan menghendaki adanya informasi biaya untuk tiap-tap pesanan. Semua biaya sehubungan dengan proses produksi dikumpulkan menurut pesanan (pekerjaan) sesuai dengan kartu pesanan. Disamping itu arus masuk keluarnya biaya dalam proses produksi harus dicatat. Untuk itu didalam buku besar perusahaan dibuatkan perkiraan teersendiri yang diberi nama : Pekerjaan dalam Proses. Dengan cara ini, biaya produksi dapat diketahui setiap saat., yaitu dengan melihat catatan dalam account Persediaan dalam Proses. Berikut ini diilustrasikan arus biaya didalam sistem akuntansi biaya pesanan. 1. Pembelian Bahan Baku dan Bahan Penolong. Anggaplah bahwa selama bulan juni 1996 dibeli bahan baku dan bahan penolong seharga Rp 22.000.000,-. Potongan pembelian, retur pembelian dan pengurangan harga serta transaksi-transaksi lain yang berhubungan dengan pembelian tersebut diabaikan dalam contoh ini. Maka ayat jurnal atas transaksi tersebut adalah :

12

Manajemen Biaya Budi Prayogi, SE., MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Persediaan Bahan Baku dan Penolong.................Rp 22.000.000 Hutang Dagang........................................................Rp 22.000.000 Ayat jurnal tersebut diatas merupakan gabungan transaksi selama satu bulan, namun setiap terjadi kali terjadi transaksi seharusnya dilakukan jurnal. 2. Pemakaian Bahan Baku dan Penolong. Anggaplah bahwa selam bulan juni 1996 pemakaian bahan baku dan bahan penolong masingmasing berjumlah Rp 15.000.000,- dan Rp 5.000.000,-. Maka ayat jurnal penggunaan bahan baku dan penolong (selama bulan juni) ini adalah sbb: Persediaan dalam proses.....................Rp 15.000.000 Biaya Overhead....................................Rp 5.000.000 Persediaan Bahan Baku dan Penolong.............Rp 20.000.000 Pemakaian bahan baku dibuatkan suatu bukti (dokumen) yang disebut Bukti pengeluaran bahan (Matrials Requisition). Dan atas dasar dokumen ini maka penggunaan bahan baku dan penolong dicatat didalam buku yang disebut Buku Pengeluaran Bahan ( Matrials Requisition Journal). Bentuk dokumen dan buku tersebut dapat dilukiskan sbb: Bukti Pengeluaran Bahan No Pesanan: 101 No. Jenis K.47 T.28 Nama Bahan Kertas HVS 80 gr Tinta parker Jml Unit 20 rim 10 btl No Bukti : 001 Tanggal : 2/ 6/ 1996 Harga Pokok Perunit Rp 25.000 Rp 15.000 Total Rp 500.000,Rp 150.000,-

Rp 650.000,Diminta oleh : Disetujui oleh : Dikeluarkan oleh : Diterima oleh :

Tgl Jun 2 4 5 5

No.Bukti 001 002 003 004

Buku Pengeluaran Bahan Keterangan Bahan Baku Pekerjaan No: 101 Rp 500.000 Pekerjaan No: 102 Rp 300.000 Pekerjaan No: 103 Rp 800.000 Pekerjaan No: 101 Rp 100.000 Dst

Bahan Penolong Rp 150.000 Rp 50.000 Rp 250.000 Rp 50.000

12

Manajemen Biaya Budi Prayogi, SE., MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

3. Pemakaian Tenaga Kerja Anggaplah bahwa gaji dan upah yang telah dan yang masih harus dibayar selama bulan juni 1996 berjumlah Rp 13.000.000. Jumlah ini terdiri dari gaji dan ipah langsung Rp 10.000.000,- dan buruh tidak langsung Rp 3.000.000,Maka atas transaksi ini dilakukan jurnal sbb: Gaji dan Upah.......................Rp 13.000.000 Kas/Hutang........................................Rp 13.000.000,4. Pembebanan Biaya Gaji dan Upah Alokasi biaya gaji dan upah kedalam biaya produksi adalah sbb: Persediaan Dalam Proses..................Rp 10.000.000 Biaya Overhead...................................Rp 3.000.000 Gaji dan Upah....................................................Rp 13.000.000 5. Pemakaian Biaya Overhead Jika selama bulan juni biaya overhead yang masih harus dibayar adalah; biaya mandor Rp 1.000.000,- biaya listrik, air, dan telepon Rp 500.000,- dan biaya penyusutan Rp 5.000.000,- serta biaya overhead lainnya Rp 4.000.000,- maka ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah : Biaya Overhead...................Rp 10.500.000 Kas/Hutang.......................................Rp 5.500.000,Akumulasi Penyusutan.....................Rp 5.000.000,6. Pembebanan Biaya Overhead Jika pembebanan biaya overhead didasarkan pada taksiran biaya buruh misalkan 80% maka overhead yang dibebankan adalah sebesar 80% x jml upah buruh, maka 80% x Rp 13.000.000 = Rp 10.400.000,-. Maka ayat jurnal atas pembebanan overhead adalah : Persediaan dalam Proses.......................Rp 10.400.000 Biaya Overhead...................................................Rp 10.400.000,Setelah ayat jurnal ini maka pada perkiraan overhead akan terlihat selisih antara pembebanan biaya overhead dan biaya overhead sesungguhnya : FOH Rp 10.500.000 Rp 10.400.000 Selisih Rp 100.000 dapat dibebankan ke harga pokok penjualan dengan jurnal : Harga pokok Penjualan ........................Rp 100.000

12

Manajemen Biaya Budi Prayogi, SE., MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Biaya Overhead........................................Rp 100.000 7. Pencatatan Harga Pokok Barang Jadi Nggaplah bahwa pekerjaan yang telah diselesaikan adalah sebesar Rp 30.000.000, maka ayat untuk mencatat penyelesaian ini adalah : Persediaan barang jadi..........................Rp 30.000.000,Persediaan dalam Proses..................................Rp 30.000.000 8. Pencatatan Harga Pokok Penjualan Jika selam bulan juni telah dijual produk tersebut sebesar Rp 50.000.000, dengan harga pokok Rp 25.000.000 maka ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini : Harga Pokok Pesanan.....................Rp 25.000.000 Persediaan barang jadi......................Rp 25.000.000 5. Kartu Pekerjaan Job order cost sheet atau kertas kerja pesanan dapat disusun untuk masing-masing no. Pesanan seperti contoh berikut : Order No : 101 Spesifikasi : Jumlah : Jenis Biaya 1. Bahan Baku 2. Tenaga Kerja 3. Overhead Total Jumlah Rp 15.000.000 Rp 10.000.000 Rp 10.400.000 Rp 35.400.000 Dikerjakan tgl : Diselesaikan tgl : Keterangan

6. SEKILAS SISTEM PROSES PENDAHULUAN Pada sistem biaya proses, biaya diakumulasikan menurut masing-masing departemen, pusat biaya atau proses. Biaya unit rata-rata untuk satu hari, seminggu atau setahun diperoleh dengan membagi biaya departemen dengan jumlah unit (ton, kg dsb) yang dihasilkan selama periode bersangkutan. Sistem biaya pemerosesan ditetapkan di mana produksi dilakukan dengan metode produksi massal atau proses secara sinambung. Diantara industri yang menerapkan sistem biaya proses misalnya industri kertas, baja, bahan kimia, dan tekstil. Aneka industri yang menerapkan proses perakitan seperti

12

Manajemen Biaya Budi Prayogi, SE., MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

industri mobil, mesin cuci, dan alat-alat listrik pada umumnya juga menerapkan sistem biaya proses.

AKUMULASI BIAYA

Dalam suatu biaya proses, harus dikembangkan prosedur untuk : (1) Mengumpulkan biaya bahan, upah tenaga kerja dan overhead pabrik menurut departemennya. (2) Menentukan biaya unit untuk masing-masing departemen (3) Mengalihkan biaya dari satu departemen ke departemen berikutnya (4) Membebankan biaya kepada pekerjaan dalam proses Untuk mudahnya, pembahasan tentang akumulasi biaya akan difokuskan kepada masing-masing departemen, dan bukan kepada pusat-pusat biaya (cost centers) atau masing-masing proses. Namun ada kemungkinan terdapat dua atau lebih jenis proses yang diselenggarakan pada satu departemen (dan karena itu akan terdapat lebih dari satu pusat biaya dalam satu departemen). Dalam keadaan demikian ada kemungkinan biaya akan banyak bervariasi pada masing-masing pusat biaya, sehingga dalam praktek biaya itu diakumulasikan menurut pusat-pusat biaya ataupun menurut masing-masing departemennya.

Akumulasi biaya dalam buku perkiraan diperincikan dibawah ini : 1. Biaya Bahan (material cost). Pada suatu sistem biaya proses, banyaknya permintaan (requitions) atau pembebanan biaya bahan jauh lebih kecil dari pada sistem biaya pekerjaan pesanan, karena biaya beberapa industri, tipe dan kuantitas bahan dapat dispesifikasikan dengan rumus atau spesifikasi rekayasa (engineering specification). Bilamana terdapat penggunaan bahan-bahan yang sama selama terus menerus, maka jumlah penggunaan per hari atau per minggu dapat diperoleh dari laporan penggunaan (consumption reports) dan bukan terutama dari surat-surat permintaan bahan. Maka ayat jurnal untuk pembebanan biaya bahan akan menjadi : Barang dalam proses, bahan , Dept. A Bahan baku 21.000 21.000

Ada sementara perusahaan yang menggunakan ayat jurnal yang agak berbeda yaitu : Bahan dalam proses, Dept. A Gudang 21.000 21.000

2. Biaya tenaga kerja. Data akumulasi biaya upah menurut departemen juga kurang terperinci dibandingkan dengan pengumpulan biaya menurut masing-masing pekerjaan pada sistem biaya

12

Manajemen Biaya Budi Prayogi, SE., MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

pekerjaan pesanan. Biaya tenaga kerja masing-masing departemen dapat diikhtisarkan dalam jurnal pembebanan upah sebagai berikut : Pekerjaan dalam proses, Tenaga kerja-Dept. A 12.000 Pekerjaan dalam proses, Tenaga kerja-Dept. B 4.000 Upah 16.000 Ayat ini juga dapat ditulis sebagai berikut : Tenaga kerja dalam proses-Dept. A 12.000 Tenaga kerja dalam proses-Dept. B 4.000 Upah 16.000 3. Biaya Overhead Pabrik. Terdapat banyak perbedaan antara kalkulasi biaya pekerjaan pesanan dan kalkulasi biaya proses dibandingkan dengan perbedaan biaya bahan dan tenaga kerja terutama pada biaya overhead. Pada umumnya industri yang produksinya mass product akan lebih tepat menerapkan biaya proses, karena produksinya dihasilkan untuk persediaan dan bukanlah untuk memenuhi suatu pesanan khusus. Ayat jurnal pembebanan overhead adalah : Barang dalam proses, Overhead pabrik Dept. A 18.000 Barang dalam proses, Overhead pabrik Dept. B 8.000 Pengendalian overhead pabrik 26.000 Cara lain adalah : Overhead dalam proses-Dept. A 18.000 Overhead dalam proses-Dept. B 8.000 Overhead Pabrik 26.000 Apabila biaya overhead pabrik terakumulasi secara seimbang sepanjang tahun, ataupun dengan taraf normal dari bulan ke bulan, kebanyakan perusahaan membebankan biaya overhead yang sebenarnya. Namun, bilamana terdapat fluktuasi dalam produksi dari bulan ke bulan, hal ini menyebabkan kekeliruan (distorsi) jumlah overhead yang dibebankan pada produksi. Maka seringkali digunakan suatu tingkat overhead yang tetap, yang didasarkan kepada kegiatan (operation) tahunan, hal ini dilakukan untuk menghindarkan kesulitan yang timbul karena pembebanan overhead yang didasarkan kepada jumlah produksi bulanan yang berakibat pada distorsi pembebanan overhead.

PENGALIHAN ANTAR DEPARTEMEN Sistem biaya proses biasanya diterapkan apabila barang-barang produksi memerlukan beraneka jenis kegiatan, yang diselenggarakan pada dua atau lebih banyak departemen atau pusat biaya. Misalnya,

12

Manajemen Biaya Budi Prayogi, SE., MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

kegiatan awal diselenggarakan pada Dept. A seperti misalnya pembubutan atau pembauran bahan. Setelah proses itu selesai, unit-unit dialihkan (transfer) kepada Dept. B, misalnya, untuk proses perakitan atau penyelesaian. Lalu setelah selesai, barang dialihkan kepada persediaan barang jadi (Finished goods inventories).

Contoh 1 (dalam ribuan rupiah) PT cahaya mebuat produk X yang memerlukan pemerosesan pada Dept. A dan Dept. B. Selama bulan Juli 2002, 5.000 unit dimulai produksinya yang selesai dalam sebulan itu. Biayanya adalah sebagai berikut : Bahan Rp. 20.000, upah langsung Rp. 18.000 dan overhead pabrik Rp. 12.000. perhitungannya adalah sbb. : Pekerjaan dalam proses- Dept. A Bahan masuk produksi Upah tenaga kerja langsung Overhead pabrik Jumlah biaya Jumlah Biaya Rp. 20.000 Rp. 18.000 Rp. 12.000 Biaya Unit Rp. 4 Rp. 3,6 Rp. 2,4 Rp. 50.000 Rp. 10

Biaya unit setiap kali diperoleh dengan membagikan jumlah biaya dengan jumlah unit yang dibuat . Setelah selesai pemerosesan pada Dept. A, 5.000 unit itu dialihkan kepada Dept. B

ARUS UNIT Arus unit (dalam ukuran kuantitas) sepanjang suatu sistem biaya proses dapat diikhtisarkan dengan rumus persamaan sbb. : Unit dalam proses awal (+) unit yang mulai masuk proses atau yang ditransfer (=) unit yang dialihkan keluar + unit yang selesai dan masih tertahan + unit dalam proses akhir Jika diketahui 4 unsur seperti pada persamaan itu, maka unsur yang belum diketahui dapat dihitung berdasarkan rumus persamaan itu. Perlu diingat bahwa belum tentu semua komponen akan terdapat pada setiap situasi (misalnya tidak selalu terdapat unit dalam proses awal periode bersangkutan ataupun unit yang selesai dan masih tertahan pada akhir periode itu).

12

Manajemen Biaya Budi Prayogi, SE., MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Contoh 2 Asumsikan bahwa PT Sentosa mempunyai 3.000 unit dalam proses awal bulan, dan dimasukkan 10.000 unit ke dalam proses lalu terdapat 2.000 unit dalam proses pada akhir bulan. Seluruh unit yang selesai telah dialihkan kepada Dept. B. Maka jumlah unit yang dialihkan dihitung sbb. : 3.000 Unit dalam proses awal 10.000 Unit dimasukkan dalam proses 13.000 Unit tersedia (2.000) Unit masih dalam proses 11.000 Unit dialihkan kepada Dept. B EKUIVALEN UNIT DALAM PRODUKSI Jarang terjadi semua unit yang dimasukkan dalam proses selama sebulan akan selesai dan dialihkan keluar pada akhir bulan. Pada umumnya terdapat persediaan awal dan persediaan akhir dari barang dalam proses yang berada pada berbagai tingkat penyelesaian pada setiap akhir bulan. Untuk membebankan biaya bilamana terdapat persediaan barang yang baru diselesaikan sebagian, seluruh unit (termasuk persediaan awal, barang yang telah dialihkan dan persediaan akhir) harus dapat dinyatakan dalam bilangan unit yang telah selesai. Hal ini dilakukan dengan bantuan suatu angka sebutan (common denominator), yang disebut unit ekuivalen produksi atau ekuivalen produksi. Dengan menggunakan angka ekuivalen produksi tsb., biaya unit untuk suatu bulan akan mencakup biaya penyelesaian semua pekerjaan dalam proses yang terdapat pada awal bulan, serta biaya yang telah dikeluarkan sampai saat itu berkenaan dengan pekerjaan dalam proses pada akhir periode tsb. Lazimnya diperlukan 2 rincian yang terpisah dari ekuivalen produksi, pertama, mengenai bahan baku. kedua, mengenai biaya konversi (tenaga kerja dan overhead) karena tingkat penyelesaian kedua unsur ini jarang sekali sama. Ada 2 metode pokok untuk mengkalkulasikan biaya persediaan pekerjaan dalam proses, yaitu : (1) perhitungan Average (biaya rata-rata) dan (2) kalkulasi biaya FIFO (First In First Out = masuk awal, keluar awal). Diantara keduanya terdapat perbedaan dalam format atau prosedurnya; perbedaan terutama berkaitan dengan cara penanganan persediaan barang dalam proses. Perhitungan Biaya Rata-rata. Menurut metode ini, yang disebut juga kalkulasi biaya rata-rata terbobot (weighted average costing), persediaan awal barang dalam proses disatukan (mergered) dengan biaya selama periode yang baru, dan diperoleh angka rata-rata yang baru. Dengan cara demikian, akan terdapat hanya satu angka rata-rata untuk barang yang telah diselesaikan. Unti ekuivalen produksi yang diperoleh dengan kalkulasi biaya rata-rata dapat dijabarkan sbb. :

12

10

Manajemen Biaya Budi Prayogi, SE., MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Unit yang selesai (termasuk yang telah dialihkan dan yang masih tertahan) + (persediaan akhir barang dalam proses x tingkat penyelesaian (%)) Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa seluruh persediaan awal barang dalam proses telah diselesaikan selama periode bersangkutan.

Contoh 3 Data berikut menyangkut kegiatan pada Dept. A selama bulan Mei :

Unit Persediaan awal barang dalam proses (100% selesai unsur bahan dan 70 % selesai biaya konversi).................................. 16.000 Barang masuk proses........................................ 172.000 Unit yang ditransfer ke Dept. B.......................... 160.000 Unit selesai masih tertahan................................ 8.000 Persedaiaan akhir barang dalam proses (100% selesai unsur bahan dan 60 % selesai unsur biaya konversi).......................... 20.000

Lalu ekuivalen produksi pada Dept. A untuk bulan Mei dengan menerapkan kalkulasi biaya rata-rata dijabarkan sbb. : Bahan Biaya Konversi Unit selesai : Ditransfer ke Dept. B....................... Selesai dan tertahan....................... Persediaan akhir, jumlah unit selesai : Unsur bahan (100%)....................... Biaya konversi (60%)...................... Ekuivalen produksi 160.000 8.000 20.000 188.000 12.000 180.000 160.000 8.000

Dalam metode ini persediaan awal barang dalam proses yang telah diselesaikan dalam bulan sebelumnya ditambahkan pada jumlah produksi bulan berjalan. Akibatnya ialah sebagian persediaan awal barang dalam proses untuk bulan sebelumnya dihitung 2 kali sebagai persedian akhir barang dalam proses pada bulan Mei.

12

11

Manajemen Biaya Budi Prayogi, SE., MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Biaya FIFO. Dalam metode ini biaya persediaan awal barang dalam proses dipisahkan dari biaya tambahan yang dibebankan dalam periode yang baru. Dengan demikian akan terdapat 2 macam biaya unit untuk periode bersangkutan yaitu : (1) persediaan awal barang dalam proses yang diselesaikan dan (2) unit yang dimulai dan diselesaikan selama periode yang sama. Menurut sistem FIFO persediaan awal barang dalam proses diasumsikan telah diselesaikan dan ditransfer. Lalu persediaan akhir barang dalam proses diasumsikan bersasal dari barang yang dimasukkan kedalam produksi selama periode itu. Dengan demikian persediaaan akhir barang dalam proses diperhitungkan atas dasar biaya unit periode tsb., sesuai dengan tingkat penyelesaiannya. Dalam penghitungan biaya FIFO unit ekuivalen dijabarkan sbb. Unit Selesai (yang ditransfer dan yang tertahan) (-) Persediaan awal barang dalam proses (tanpa memperhatikan tingkat penyelesaian) (+) Jumlah biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan persediaan awal barang dalam proses (+) Jumlah biaya penyelesaiaan persedaiaan akhir barang dalam proses

Contoh 4 Berdasarkan data yang sama dengan contoh 3, dijabarkan ekuivalen produksi untuk Dept. A dengan metode FIFO sbb: Unit

Bahan

Konversi 160.000 8.000 (16.000) 152.000 4.800 156.800 12.000 168.800

Unit selesai : Ditransfer ke Dept. B 160.000 Selesai dan tertahan 8.000 (-) Persediaan awal barang dlm proses (16.000) Dimulai dan diselesaikan dlm periode ini 152.000 Penyelesaiaan unit persediaan awal : Bahan (0%) 0 Biaya konversi (30%) 152.000 Jmh biaya penyelesaian persediaan akhir Bahan (100%) 20.000 Biaya konversi (60%) Ekuivalen produksi 172.000

12

12

Manajemen Biaya Budi Prayogi, SE., MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Ekuivalen produksi berdasarkan metode FIFO dapat pula dihitung dengan cara mengurangi sebagian persediaan awal barang dalam proses yang telah diselesaikan dalam bulan sebelumnya dari jumlah produksi ekuivalen menurut metode kalkulasi biaya rata-rata :

Unit Bahan Konversi Ekuivalen produksi, perhitungan biaya rata-rata (contoh 3) 188.000 (-) persediaan awal brg dlm proses (diselesaikan selama bln sebelumnya) Bahan (100%) (16.000) Biaya konversi (70%) Ekuivalen Produksi, biaya FIFO 172.000 180.000

(11.200) 168.800

Metode FIFO lebih unggul daripada metode biaya rata-rata, karena ia mengoreksi hitungan ganda yang diakibatkan oleh pengalihan (carry over) jumlah barang dalam proses dari bulan sebelumnya. Namun sekalipun terdapat cacat bahwa pada metode kalkulasi biaya rata-rata tsb., metode ini umumnya diterapkan dalam dunia usaha, karena perhitungan ganda itu hanya menyangkut sebagian kecil yang tak berarti dari keseluruhan jumlah unit yang diproduksi. LAPORAN BIAYA PRODUKSI Laporan biaya produksi menunjukkan seluruh biaya yang dapat dibebankan ke suatu departemen atau suatu pusat biaya (cost center) untuk suatu periode tertentu. Karena tujuan utamanya ialah pengendalian biaya, maka perlu disediakan data mendetail mengenai jumlah biaya dan biaya unit. Lazimnya perincian biayanya mencakup setiap unsur biaya pada masing-masing departemen (atau masing-masing pusat biaya). Laporan itu dapat juga digunakan untuk dasar pencatatan (jurnal) pada akhir bulan. Pada umumnya laporan biaya produksi mencakup 4 bagian : Kuantitas. Bagian ini melukiskan arus fisik dari unit-unit keluar masuk pada masing-masing departemen. Produksi Ekuivalen. Bagian ini menunjukkan: (1) unit dalam proses, yang diubah dalam bilangan unit selesai dan (2) unit selesai yang aktual.

12

13

Manajemen Biaya Budi Prayogi, SE., MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Biaya yang harus diperhitungkan (cost to account for). Dalam bagian ini diperhitungkan biaya : (1) barang dalam proses pada awal periode bersangkutan, (2) barang yang ditransfer masuk dari departemen terdahulu dan (3) barang yang ditambahkan pada departemen bersangkutan. Biaya yang telah diperhitungkan (cost accounted for). Dalam bagian ini diperhitungkan penggunaan biaya yang dibebankan kepada departemen bersangkutan: (1) ditransfer keluar departemen lainnya atau ke persediaan barang jadi (2) telah diselesaikan dan tertahan atau (3) masih dalam proses pada akhir periode bersangkutan. Perlu diperhatikan bahwa jumlah biaya yang harus diperhitungkan mutlak harus sama dengan biaya yang telah diperhitungkan. Laporan biaya produksi ada yang sangat terrinci, dan yang hanya menunjukkan jumlah totalnya saja, tergantung pada kebutuhan perusahaan atau keinginan manajemen.

Contoh 5 PT Garuda menggunakan metode FIFO dalam kalkulasi biaya prosesnya. Data yang berikut menyangkut aneka kegiatan Dept. A selama bulan Juli 2002 :

Produksi (dalam unit) Persediaan awal barang dalam proses (100% selesai unsur bahan, 66 2/3 % selesai biaya konversi) Dimasukkan kedalam proses Ditransfer kepada Dept. B Persediaan akhir barang dalam proses (100% unsur bahan, dan 60% selesai biaya konversi) Biaya persediaan awal Bahan Upah Overhead 3.360.000 2.800.000 2.240.000 2.000 3.000 10.000 11.000

Biaya tambahan selama sebulan Bahan Upah Overhead 20.000.000 17.000.000 13.600.000

Berikut adalah laporan biaya produksi Dept. A PT Garuda Laporan biaya produksi Dept. A

12

14

Manajemen Biaya Budi Prayogi, SE., MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Metode biaya FIFO Untuk bulan Juli 2002 Kuantitas Persediaan awal unit dlm proses ( bahan 100%; 2/3 biaya konversi) 3.000 Unit dimasukkan dalam proses 10.000 Unit ditransfer ke departemen berikutnya 11.000 Unit masih dalam proses ( bahan sepenuhnya; 3/5 biaya konversi) 2.000 Ekuivalen produksi Biaya konversi Ditransfer ke departemen berikutnya (-) Persediaan awal (total) (+) Biaya yg ditambahkan ke persediaan awal (1/3) (+) Persediaan akhir Ekuivalen produksi (dalam ribuan rupiah) Biaya yang harus diperhitungkan Biaya/ unit Persediaan awal, barang dlm proses Biaya tambahan selama sebulan Bahan Tenaga kerja Overhead Pabrik Jumlah biaya yang ditambahkan Jumlah biaya yang harus diperhitungkan 8.400 20.000 17.000 13.600 50.600 59.000 4.000 (a) 3.334 (b) 2.666 (c) 10.000 11.000 3.000 8.000 0 8.000 2.000 10.000 11.000 3.000 8.000 1.000 9.000 1.200 10.200

13.000 13.000 Bahan

Biaya total

Biaya yang telah diperhitungkan Ditransfer ke departemen berikutnya Dari persediaan awal (3.000 unit) Nilai persediaan 8.400 Tenaga kerja yang ditambahkan (3.000 x 3.334 x1/3) 1.666 Overhead Pabrik yang ditambahkan (3.000 x 2.666 x1/3) 1.334 Jumlah biaya, unit awal 11.400 Dari produksi yang berjalan Unit dimulai dan selesai (8.000 unit x Rp. 5) Jumlah biaya Persediaan akhir barang dlm proses (3/5 selesai) 40.000 51.400

12

15

Manajemen Biaya Budi Prayogi, SE., MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Bahan (2.000 x Rp.2) Biaya proses (2.000 x Rp. 3 x 3/5) Jumlah biaya yang telah diperhitungkan Penghitungannya : Biaya unit : (a) bahan Rp. 20.000/10.000 = Rp. 2 (b) tenaga kerja Rp. 17.000/5.100 = Rp. 3.332 (c) overhead Rp. 13.600/5.100 = Rp. 2.666 Contoh 6

4.000 3.600 59.000

Apabila PT Sentosa tidak menerapkan metode biaya FIFO, tetapi memakai metode biaya rata-rata maka laporan biaya produknya bulan Juli akan tampak seperti dibawah ini. Datanya sama dengan data contoh 5.

PT SENTOSA Laporan biaya produksi Dept. A Metode biaya rata-rata Bulan Juli 2002 (dalam ribuan rupiah) Kuantitas Persediaan awal unit dlm proses ( bahan 100%; 2/3 biaya konversi) 3.000 Unit dimasukkan dalam proses 10.000 Unit ditransfer ke departemen berikutnya 11.000 Unit masih dalam proses ( bahan sepenuhnya; 3/5 biaya konversi) 2.000 Ekuivalen produksi Biaya konversi Ditransfer ke departemen berikutnya Persediaan akhir barang dalam proses Bahan (100%) Biaya konversi Ekuivalen produksi 11.000 2.000 13.000 1.200 12.200 11.000

13.000 13.000 Bahan

12

16

Manajemen Biaya Budi Prayogi, SE., MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Biaya yang harus diperhitungkan Biaya unit Persediaan awal, barang dlm proses Bahan Tenaga kerja Overhead Biaya ditambahkan selama periode ini Bahan Tenaga kerja Overhead Jumlah biaya yang harus diperhitungkan Biaya yang telah diperhitungkan Ditransfer ke departemen berikutnya (5.500 x Rp 9,43646) persediaan akhir, barang dlm proses Bahan (1.000 x 3,59384) Tenaga kerja (1.000 x 3,2459 x 3/5) Overhead (1.000 x 2,59672 x 3/5) Jumlah biaya yang diperhitungkan 3.360 2.800 2.240 20.000 17.000 13.600 59.000

Biaya total

3,59384 (a) 3,2459 (b) 2,59672 (c) 9,43646

51.900 3.594 1.948 1.558

7.100 59.000

Catatan : bilangan pecahan diambil 5 dibelakang koma Perhitungannya biaya unit : (a) bahan (Rp. 3.360 + Rp. 20.000)/6.500 = Rp. 3,59384 (b) tenaga kerja (Rp. 2.800 + Rp. 17.000)/6.100 = Rp. 3,2459 (c) overhead (Rp. 2.240 + Rp. 13.600)/6.100 = Rp. 2,59672

Berikut perbandingan antaara sistem biaya pesanan dan sistem biaya proses: 1. Job Order Cost System (sistem Biaya Pesanan) 2. Process Cost System (Sistem Biaya Pesanan).. Job Order Cost Contoh: PT. Adisti menerapkan system biaya pesanan (job order) untuk menentukan biaya produknya. Selama bulan Agustus tahun 2001 biaya yang terjadi adalah: Bahan Langsung Nomor Pesanan Biaya H. 702 Rp 16.872.000 G. 901 Rp 10.980.000 B. 168 Rp 5.670.000

12

17

Manajemen Biaya Budi Prayogi, SE., MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Nomor Pesanan L. 1670 J. 1901 H. 702 G. 901 B. 168

Tenaga Kerja Langsung Jam Kerja Biaya 200 jam 3.000 jam 500 jam 600 jam 90 jam

Rp 800.000 Rp 9.600.000 Rp 1.575.000 Rp 1.200.000 Rp 180.000

Nomor Pesanan L. 1670 J. 1901

Barang dalam Proces (WIP) tgl 1 Agustus 2001 Bahan Baku Tenaga Kerja Overhead Pabrik Rp 1.500.000 Rp 5.000.000 Rp 6.000.000 Rp 8.000.000 Rp 8.000.000 Rp 4.000.000

Total Rp 15.500.000 Rp 17.000.000

Harga Jual untuk masing-masing pesanan sbb: No.Pesanan Harga Jual L. 1670 Rp 18.000.000 J. 1901 Rp 45.000.000 H. 702 Rp 28.000.000 G. 901 Rp 25.000.000 Keterangan Lain: -Overhead selama bulan Agustus dibebankan sebanyak Rp 2.000 per-jam tenaga kerja langsung. -Biaya Administrasi dan Penjualan Rp 25.510.000. - Pesanan yang telah selesai : L. 1670, J. 1901, H. 702, G. 901 Hitung: (1) Biaya atas Job yang telah selesai, (2) Biaya WIP akhir, dan (3) Laba-rugi penjualan. Jawab (1) Biaya atas Job yang telah selesai, No WIP Bahan TKL Overhead Total Biaya Langsung L. 1670 15.500.000 800.000 400.000 16.700.000 J. 1901 17.000.000 9.600.000 6.000.000 32.600.000 H. 702 16.872.000 1.575.000 1.000.000 19.447.000 G. 901 10.980.000 1.200.000 1.200.000 13.380.000 32.500.000 27.852.000 13.175.000 8.600.000 82.127.000 (2) Biaya WIP Akhir No B. 168 (3) Laba-Rugi Penjualan: Penjualan (-)HPP (=) Laba Kotor (-) By Adm & Penj (=) Laba usaha Rp Rp Rp Rp Rp 116.000.000 82.127.00033.873.000 25.510.0008.363.000 WIP Bahan Langsung 5.670.000 TKL 180.000 Overhead Total Biaya

180.000 6.030.000

12

18

Manajemen Biaya Budi Prayogi, SE., MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Jurnal: 1. Pemakaian bahan baku: Barang dalam proses- By bahan baku.Rp 33.522.000 Persediaan bahan bakuRp 33.522.000 2. Tenaga kerja: a. Pencatatan biaya tenaga kerja terutang: Gaji dan Upah..Rp 13.355.000 Hutang Gaji dan Upah.. Rp 13.355.000 b. Pencatatan distribusi Gaji dan Upah : Barang dalam proses- TKL.Rp 13.355.000 Gaji dan Upah Rp 13.355.000 c. Pencatatan Pelunasan/pembayaran: Hutang Gaji dan Upah. Rp 13.175.000 Kas Rp 13.175.000 3. FOH (Biaya overhead) Barang dalam proses- FOH.Rp 8.780.000 Biaya FOH yang dibebankanRp 8.780.000 4. Pencatatan Harga pokok produk jadi: Persediaan barang Jadi (FG)..Rp 82.127.000 WIP-Biaya bahan27.852.000 WIP-TKL13.355.000 WIP-FOH 8.600.000 5. Pencatatan Harga pokok barang dalam proses Persediaan WIP6.030.000 WIP-Biaya bahan5.670.000 WIP-TKL 180.000 WIP-FOH 180.000 6. Pencatatan Harga Pokok barang dijual Piutang116.000.000 Penjualan116.000 Harga pokok penjualan82.127.000 Persediaan barang Jadi (FG)82.127.000

Referensi : 1 2 Blocher.Manajemen Biaya, penekanan strategis, . penerbit Salemba Empat,2011. Hansen & Mowen. Manajemen Biaya. . penerbit Salemba Empat,2000.
9

12

19

Manajemen Biaya Budi Prayogi, SE., MM

Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

Anda mungkin juga menyukai