Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS JOB ORDER COSTING SYSTEM UNTUK PENENTUAN

HARGA POKOK PESANAN PRODUK GRC PADA


UD. BETON RINGAN MAKMUR

FERIZAL
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Malikussaleh
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di UD. Beton Ringan Makmur yang merupakan perusahaan
yang bergerak dibidang produksi berbagai produk grc. UD. Beton Ringan Makmur
melakukan kegiatan produksinya berdasarkan pesanan dari pelanggan. Penelitian ini
bertujuan Untuk mengetahui efisiensi perhitungan harga pokok produksi dengan metode
konfensional dan metode job order costing. Dalam melakukan penelitian ini digunakan
metode deskriptif, sedangkanpengumpulan data dilakukan dengan daftar pertanyaan dan
wawancara langsungdengan pemilik perusahaan mengenai kegiatan perusahaan dan
penentuan hargapokok produksi pada perusahaan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perhitungan harga pokok yang dilakukan oleh UD. Beton Ringan Makmur untuk
pesanan produk grc selama periode Januari-Juni 2016 adalah sebesar Rp. 8.795.846.
Sedangkan perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh penulis dengan metode
Job Order Costing terhadap pesanan produk grc pada UD. Beton Ringan Makmur adalah
sebesar Rp. 8.401.932. Yang berarti bahwa Efisiensi perhitungan harga pokok produksi
dengan metode Job Order Costing sebesar Rp. 393.914 dibandingkan dengan perhitungan
harga pokok produksi yang dilakukan oleh perusahaan.
Kata Kunci : Harga Pokok Produksi, Job Order Costing

PENDAHULUAN
Perusahaan yang telah berdiri tentunya ingin berkembang dan terus menjaga
kelangsungan hidupnya, untuk itu pihak manajemen perusahaan perlu membuat kebijakan
yang mengacu pada terciptanya efisiensi dan efektifitas kerja. Kebijakan tersebut dapat
berupa penetapan harga pokok produksi, yaitu dengan cara menekan biaya produksi serendah
mungkin dan tetap menjaga kualitas dari barang atau produk yang dihasilkan, sehingga harga
pokok produk satuan yang dihasilkan perusahaan lebih rendah dari sebelumnya. Kebijakan

ini sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk menetapkan harga jual yang tepat dengan laba
yang diinginkan oleh perusahaan.
UD. Beton Ringan Makmur merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang
industri pembuatan grc dimana GRC (Glassfibre Reinforced Cement) adalah material
komposit semen, pasir, dan alkali resistant fiber yang berfungsi menambah kekuatan lentur,
tarik, dan tekan sehingga menghasilkan material yang kokoh dan ringan. UD. Beton Ringan
Makmur selama periode Januari - Juni menerima delapan pesanan produk GRC, yaitu:
Muhammad Yusuf produk tiang minimalis sebanyak 2 unit dan produk kaki tiang sebanyak 2
unit, Abdurrahman produk modif pinto aceh sebanyak 2 unit, SDN 1 Kuta Makmur produk
pot bunga 7 unit, SMAN 1 Lhokseumawe produk kubah sebanyak 1 unit, MIN Beureughang
produk pamplet sekolah sebanyak 1 unit, Fauzi produk tiang bulat sebanyak 4 unit, Sofyan
produk tiang pagar sebanyak 10 unit. Proses produksi akan dilakukan berdasarkan pesanan
dari pelanggan dan produknya hanya hanya dapat dijual kepada pelanggan yang
memesannya.
Penentuan harga pokok produksi yang tepat dapat dapat dilakukan dengan
memanfaatkan sistem informasi. Karena proses produksi berdasarkan pesanan pelanggan dan
produk yang dihasilkan bermacam jenis produk GRC, maka metode job order costing cocok
digunakan dalam menghitung harga pokok produksi pada perusahaan ini.

TINJAUAN PUSTAKA
1.

Pengertian Akuntansi Biaya


Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian

biaya pembuatan dan penjualan produk dan jasa, dengan cara tertentu, serta penasiran
terhadapnya. Sehingga menghasilkan informasi biaya yang bermanaat bagi manajemen.
Mulyadi (2009) menjelaskan bahwa pengertian akuntansi biaya adalah proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa,
dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.

2.

Pengertian Biaya
Biaya merupakan salah satu aktor penting dalam menentukan harga pokok produksi

dan harga jual produk. Dalam akuntansi dikenal istilah, yaitu cost (biaya) dan epense (beban).
Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah
terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu (Mulyadi: 2009).

Carter (2009) mendefinisikan biaya sebagai nilai tukar, pengeluaran atau pengorbanan
yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat. Dalam akuntansi keuangan, pengeluaran
atau pengorbanan pada tanggal akuisisi dicerminkan oleh penyusutan atas kas atau aset lain
yang terjadi pada saat ini atau di masa yang akan datang. Sedangkan menurut Horngren, et al
(2008), biaya (cost) sebagai sumber dayayang dikorbankan (sacrificed) atau dilepaskan
(forgone) untuk mencapai tujuan tertentu.

3.

Pengertian Harga Pokok Produksi


Harga pokok produksi pada dasarnya menunjukkan harga pokok produk (barang dan

jasa) yang diproduksikan dalam suatu periode akuntansi tertentu. Hal ini berarti bahwa
harga pokok produksi merupakan bagian dari harga pokok. Berikut ini pengertian harga
pokok menurut beberapa pendapat :
Harga pokok

produksi atau

disebut harga pokok adalah

pengorbanan sumber

ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk
memperoleh penghasilan (Mulyadi, 2007).
Harga pokok adalah nilai pengorbanan untuk memperoleh barang dan jasa yang
diukur dengan nilai mata uang. Besarnya biaya diukur dengan berkurangnya atau timbulnya
hutang (Lesmono, 1998).

4.

Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Costing Method)


Di dalam sistem biaya berdasarkan pesanan, produksi hanya akan dilakukan jika

perusahaan menerima pesanan dari pembeli dan mengumpulkan harga pokok produksinya
dengan menggunakan metode harga pokok pesanan. Didalam penetapan biaya pokok
pesanan, setiap pesanan merupakan satu kesatuan akuntansi untuk setiap bahan baku, upah
langsung dan overhead pabrik. Dan setiap pesanan umumnya disamping diberi nama juga
diberi nomor pesanan sebab setiap pesanan akan memikul biaya berbeda dengan biaya
pesanan lainnya dan oleh karena itu pemberian nomor pesanan merupakan sistematis untuk
menghindari dari adanya kesalahan(Diane: 2003).

5.

Manfaat Job Order Costing Method


Bagi perusahan yang produksinya berdasarkan pesanan menyatakan bahwa informasi

harga pokok produksi per pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk(Setiawan: 2010):
1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan.

2. Memepertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan.


3. Memantau realisasi biaya produksi.
4. Menghitung laba atau rugi tiap pesanan.
5. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang
disajikan dalam neraca.

7.

Kartu Job Order Costing Sheet


Kartu harga pokok produksi adalah formulir yang disiapkan untuk setiap pekerjaan

yang diterima, yang berisi data biaya produksi yang dibebankan pada setiap pesanan. Kartu
harga pokok produksi ini berfungsi sebagai alat membebankan biaya ke setiap pekerjaan.
Kartu harga pokok ini dibuat berdasarkan dokumen-dokumen pendukung dari bagian
produksi. Kartu harga pokok pesanan Job Order costing Sheet dapat dilihat pada gambar 1
berikut.

Gambar 1 Kartu harga pokok pesanan

METODOLOGI PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Pengumpulan data
dilakukan secara langsung dengan mengobservasi lokasi penelitian yaitu pada UD. Beton
Ringan Makmur. Prosedur pengumpulan data dilakukan sebagai berikut :

a. Wawancara dengan pimpinan dan karyawan UD. Beton Ringan Makmur.


b. Pengukuran dan pencatatan data yang dibutuhkan meliputi biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, dan biaya overhead.
Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis data terhadap harga pokok produksi dari
perusahaan. Kemudian menghitung harga pokok produksi per pesanan dengan metode ob
order costing method. Kemudian membandingan Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan
Dengan job order costing. Selanjutnya membuat Kartu harga pokok produksi per pesanan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


1. Perhitungan Harga Pokok Produksi Perusahaan
Untuk menentukan harga pokok produksi grc dengan menjumlahkan semua faktor
yang terlibat dalam proses produksi yaitu bahan baku, tenaga kerja, dan biaya
overhead.
Tabel 1 Harga pokok produksi selama Januari Juni 2016
Jenis Biaya
Jenis

Biya

Biaya
tenaga
kerja
langsung

Biaya

Total biaya

Unit

HPP per

Pesanan

bahan

overhead

produksi

pesanan

unit

182.440

250.000

96.552

528.992

264.495,9

Kaki tiang

52.282

130.000

96.552

278.834

139.416,9

Pinto Aceh

66.220

75.000

96.552

237.772

118.885,9

275.520

250.000

96.552

622.072

88.867,39

2.189.280

1.440.000

96.552

3.725.832

3.725.832

Pamplet

273.660

190.000

96.552

560.212

560.211,7

Tiang bulat

364.880

450.000

96.552

911.432

227.857,9

Tiang pagar

684.150

1.150.000

96.552
3.935.000 2.800.000

1.930.702

10

193.070,2

baku
Tiang
minimalis

Pot
Kubah

Jumlah

4.088.432

pabrik

8.795.846

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa total harga pokok produksi untuk
memproduksi produk grc selama periode Januari - Juni 2016 adalah sebesar Rp. 8.795.846.

2.

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Job Order Costing


Dalam menghitung harga pokok produksi dengan metode job order costing, biaya

bahan baku dihitung dengan cara mengalikan jumlah kuantitas bahan baku yang digunakan
dengan harga perolehan bahan baku untuk masing-masing pesanan. Sistem penggajian yang
diterapkan adalah per satu unit produk yang dikerjakan oleh satu orang karyawan. Pada
metode pesanan, biaya overhead pabrik ditentukan di muka. UD. Beton Ringan Makmur
dalam pembebanan biaya overhead pabrik dengan membagi biaya overhead pabrik
sesungguhnya setiap pesanan dengan jumlah unit produk yang mampu dihasilkan. Untuk
perhitungan harga pokok produksi dengan metode job order costing dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2. Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Job Order Costing
Jenis Biaya

Unit

HPP per

pesanan

unit

overhead

182.440

250.000

63.500

495.940

247.970

Kaki tiang

52.282

130.000

28.000

210.282

105.141

Pinto Aceh

66.220

75.000

32.500

173.720

86.860

275.520

250.000

45.000

570.520

51.502

2.189.280

1.440.000

60.000

3.689.280

3.689.280

Pamplet

273.660

190.000

32.500

496.160

496.160

Tiang bulat

364.880

450.000

47.000

861.880

215.470

Tiang pagar

684.150

1.150.000

70.000

1.904.150

10

190.415

Jumlah

4.088.432

3.935.000

387.500

8.401.932

bahan
baku

Tiang minimalis

Pot
Kubah

Biaya

Total

Biaya
tenaga
kerja
Langsung

Jenis Pesanan

Biya

pabrik

biaya
produksi

Dari tabel diatas dapat dilihat harga pokok produksi dari produk grc yang dipesan
oleh pelanggan selama periode Januari Juni 2016 adalah sebesar Rp. 8.401.932.

3.

Perbandingan Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan Dengan Job Order


Costing
Berikut ini adalah tabel perbedaan harga pokok produksi menurut perusahaan dengan

Job Order Costing.

Tabel 3 Perhitungan Harga Pokok Produksi


Jenis
Pesanan

Harga Pokok Produksi


Perusahaan

Job Order
Costing

Selisih

T. minimalis

528.992

495.940

33.052

Kaki tiang

278.834

210.282

68.552

Pinto Aceh

237.772

173.720

64.052

Pot

622.072

570.520

51.552

3.725.832

3.689.280

36.552

Pamplet

560.212

496.160

64.052

T. bulat

911.432

861.880

49.552

T. pagar

1.930.702

1.904.150

26.552

8.795.846

8.401.932

393.914

Kubah

Jumlah

KESIMPULAN
Kesimpulan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Perhitungan harga pokok yang dilakukan oleh UD. Beton Ringan Makmur untuk
pesanan produk grc selama periode Januari-Juni 2016 adalah sebesar Rp. 8.795.846.
2. Sedangkan perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh penulis dengan
metode Job Order Costing terhadap pesanan produk grc pada UD. Beton Ringan
Makmur adalah sebesar Rp. 8.401.932.
3. Efisiensi perhitungan harga pokok produksi dengan metode Job Order Costing sebesar
Rp. 393.914 dibandingkan dengan perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan
oleh perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Ariskawati, Mila dan Sumanto. 2014. Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan
Metode Harga Pokok Pesanan (Studi Pada UD. Galih Jati Semarang). JABPI Vol.
22. ISSN : 1411.6871.
2. Diane Pudjiastuti, 2003, Peranan Job Order Costing Method dalam Menetapkan
Harga Pokok Produksi (Studi Kasus pada PT. Harost Ismi Bandung), Skripsi
Jurusan Akuntansi Universitas Widyatama Bandung.

3. Setiawan, dkk. 2010. Evaluasi Penetapan Metode Job Order Costing dalam
Penentuan Harga Pokok Produksi (Studi Kasus Pada PT. Organ Jaya). Jurnal
Ilmiah Ranggagading Vol. 10 No. 2 (2010): 140-148.
4. Mulyadi, 2009, Akuntansi Biaya, Edisi 5, Aditya Media, Yogyakarta.
5. Carter, Wiliam K, 2009, Akuntansi Biaya, Edisi 14, Terjemahan oleh Krista, Salemba
Empat, Jakarta.
6. Lesmono. 1998. Akuntansi Manajerial: Penekanan Manajerial. Erlangga. Jakarta.
7. Supriyono, RA. 1999. Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga
Pokok. Yogyakarta: BPFE.
8. Horngern, Charles T., Datar, Srikant M., Foster, George., 1992, Akuntansi Biaya,
Edisi 12, Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai