Anda di halaman 1dari 18

JOB ORDER COSTING DAN PROCESS ORDER COSTING

Disusun Oleh:

1. Fitri Asmaul Husna (21120144)


2. I Gusti Ayu Dewi Safitri (21120095)
3. Nabila Octaviani Yasmin (21120088)
4. Syifanaya Nola Febrianti (21120063)
5. Widya Intan Hidayati (21120093)
6. Yovanka Ebivian Hanggi Pradana (21120065)
7. Mey Dini Retnosari (21120222)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA

PROGRAM STUDI S1 MANAGEMENT

MALANG

2023
ABSTRAK

Job order costing adalah suatu metode dalam akuntansi biaya yang digunakan

untuk menentukan harga pokok produksi (cost). Dalam metode ini penentuan harga pokok
produksi didasarkan atas pesanan. Sementara process costing adalah biaya yang
dikenakan untuk setiap proses yang akan dilaksanakan ketika perusahaan ingin menghasilkan
suatu produk.

Dalam perhitungan harga pokok produk ada dua cara pengumpulan yang dapat digunakan,
yaitu process costing dan job order costing job. order costing merupakan cara pengumpulan
harga pokok produk untuk barang atau produk yang dibuat berdasarkan pesanan. Apabila
suatu pesanan diterima segera dikeluarkan perintah

untuk membuat produk tersebut sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan. Sedangkan
Process costing adalah penentuan harga pokok produk yang digunakan
dalam situasi dimana produksi hanya melibatkan satu produk tunggal saja dan dibuat dalam
satu jangka yang lama atau diproduksi secara terusmenerus. Contoh perusahaan manufaktur
semen, besi, tepung, bensin dan perusahaan bahan baku lainnya.

i
DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Masalah ...................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................. 3

2.1 Apa itu Job Costing & Proses Costing ................................................................................ 3


2.2 Karakteristik Job Costing & Proses Costing....................................................................... 5
2.3 Bahan Baku Langsung............................................................................................................ 7

2.4 Perbedaan & Persamaan Job Costing – Proses Costing ..................................................... 7


2.5 Manfaat Job Costing & Proses Costing ............................................................................... 9
2.6 Metode Job Order Costing .................................................................................................. 10
2.7 Masalah khuss dalam perhitungan Harga pokok .............................................................. 11
2.8 Contoh Soal dan Langkah – Langkah Penyelesaiannya................................................... 12
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................ 15

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 15


3.2 Saran ...................................................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam perhitungan harga pokok produk ada dua cara pengumpulan yang dapat
digunakan, yaitu process costing dan job order costing job. order costing merupakan cara
pengumpulan harga pokok produk untuk barang atau produk yang dibuat berdasarkan pesanan.
Apabila suatu pesanan diterima segera dikeluarkan perintah untuk membuat produk tersebut sesuai
dengan spesifikasi masing-masing pesanan. Sedangkan Process costing adalah penentuan harga
pokok produk yang digunakan dalam situasi dimana produksi hanya melibatkan satu produk tunggal
saja dan dibuat dalam satu jangka yang lama atau diproduksi secara terusmenerus. Contoh
perusahaan manufaktur semen, besi, tepung, bensin dan perusahaan bahan baku lainnya.

Pemenuhan kebutuhan akan sistem informasi bagi semua jenis perusahaan menyebabkan
perkembangan sistem informasi yang begitu pesat dengan tingkat persaingan yang ketat. Suatu sistem
diperlukan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien agar
mampu bersaing dengan perusahaan lain. Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu jenis
sistem informasi yang diperlukan oleh perusahaan dalam menangani kegiatan operasionalnya sehari
– hari untuk menghasilkan informasi akuntansi maupun informasi lainnya yang akan digunakan
untuk

melakukan pengambilan keputusan dan menentukan strategi selanjutnya.

1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:

1) Apa Job Order Costing dan Proses costing?


2) Bagaimana karakteristik dari Job Order Costing dan Proses costing?
3) Perbedaan dan persamaan dari Job Order Costing dan Proses costing?
4) Apasih manfaat Job Order Costing dan Proses costing?
5) Bagaimana metode Job Order Costing?
6) Apa saja hal hal yang mungkin terjadi dalam process costing?
7) Langkah langkah dan contoh soal Job Order Costing dan Proses costing?

1.3 Tujuan Masalah


1) Mengetahui maksud dari job order costing dan proses costing.
2) Mengetahui karakteristik dari job order costing dan proses costing.
3) Mengetahui perbedaan dan persamaan dari job order costing dan proses costing.
4) Mengetahui manfaat dari job order costing dan proses costing.
5) Mengetahui metode dari job order costing.
6) Mengetahui hal hal yang mungkin terjadi dalam proses costing.
7) Mengetahui langkah langkan dan contoh soal dari job order costing dan proses costing.

2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Apa Itu Job Order Costing Dan Proses Costing
Dalam perhitungan harga pokok produk ada 3udang33 pengumpulan yang dapat digunakan,
yaitu process costing dan job order costing job. Order costing merupakan cara pengumpulan harga
pokok produk untuk barang atau produk yang dibuat berdasarkan pesanan. Apabila suatu pesanan
diterima segera dikeluarkan perintah untuk membuat produk tersebut sesuai dengan spesifikasi
masing-masing pesanan. Sedangkan Process costing adalah penentuan harga pokok produk yang
digunakan dalam situasi dimana produksi hanya melibatkan satu produk tunggal saja dan dibuat
dalam satu jangka yang

lama atau diproduksi secara terusmenerus. Contoh perusahaan manufaktur semen, besi, tepung,
bensin dan perusahaan bahan baku lainnya.

Barang yang dipesan khusus pelanggan akan dibuat sesuai dengan waktu yang telah disepakati
3 udang 3 , sehingga perusahaan harus memperhitungkan harga jual barang berdasarkan pesanan
secara akurat. Seorang pelanggan atau konsumen seringkali sangat memperhatikan harga dalam
membuat keputusan pembelian atau pemesanan produk apakah ia akan membeli suatu produk atau
tidak yang sesuai dengan kemampuan ekonominya. Walaupun tidak jarang kualitas lebih
diunggulkan daripada harga, namun

tidak dapat dipungkiri bahwa banyak konsumen yang lebih mempertimbangkan harga dalam proses
keputusan pembelian barang konsumen.

Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi. Menurut Mulyadi (2015 : 17) metode pengumpulan
harga pokok produksi sangat ditentukan oleh cara produksi. Untuk memproduksi suatu produk,
dibagi menjadi dua metode yaitu:

a. Proccess Costing. Metode ini digunakan oleh perusahaan yang berproduksi secara terus menerus
untuk persediaan 3 udang atau perusahaan yang tidak membuat barang produksi berdasarkan
pesanan.

3
b. Job Order Costing. Metode ini digunakan oleh perusahaan yang memproduksi barang
berdasarkan pesanan atau sesuai dengan keinginan konsumen. Biasanya perusahaan yang
menggunakan metode ini memproduksi barang terputus-putus sesuai dengan pesanan yang
masuk.

Penerapan Job Order Costing dalam Menentukan Harga Pokok Produk. Menurut Supriyono (2013 :

105), dalam penerapan Job Order Costing diperusahaan, pengakumulasian biaya produksi dihitung

berdasarkan pesanan. Perhitungan harga pokok produk untuk setiap pesanan melalui Job Order Costing

yang diterapkan perusahaan dapat dilaksanakan dengan baik. Untuk mengetahui bagaimana Job Order

Costing berperan dalam kaitannya dengan tujuan perhitungan harga pokok produk, maka terdapat

gambaran sebagai berikut:

1. Titik pokok penerapan job order costing adalah perusahaan yang memproduksi sesuai dengan
spesifikasi dan jumlah yang ditentukan oleh pemesan dari setiap pesanan tersebut dihitung harga
pokok produksi untuk setiap pesanan.
2. Dalam penggolongan harga pokok produksi dibagi menjadi dua yaitu biaya produksi langsung
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya produksi tidak
langsung yang sering disebut overhead.

3. Biaya produksi langsung dihitung sebagai harga pokok produksi berdasarkan biaya yang
sesungguhnya terjadi yaitu biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

4. Harga pokok produk akan dihitung jika pesanan telah selesai dikerjakan dan adanya buku

pembantu kartu harga pokok pesanan. Perhitungan harga pokok produksi setiap pesanan, memungkinkan

untuk dilaksanakan oleh perusahaan dengan menggunakan metode pengumpulan job order costing agar

menghasilkan keandalan informasi perhitungan harga pokok produksi.

4
2.2 Karakteristik dari Job Order Costing dan Proses Costing
Menurut Kautsar Riza Salman (2013:62) dalam buku Akuntansi Biaya: Pendekatan Product Costing
karakteristik dari biaya pesanan adalah sebagai berikut:

1. Sistem ini diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan pesanan dalam bentuk produk atau
jasa yang beraneka ragam dan berbeda antara pesanan yang satu dengan yang lain, atau dengan
kata lain produk yang dihasilkan heterogen.

2. Biaya produksi diakumulasi ke masing-masing pesanan job. Pesanan dapat berupa produk atau
sekelompok produk batch of goods.

3. Biaya per unit produk dihitung dengan cara membagi total biaya pesanan dengan jumlah unit
produk yang dihasilkan dari pesanan tersebut.

4. Di dalam sistem biaya pesanan terdapat kartu biaya pesanan sebagai dokumen yang digunakan
mengakumulasi biaya ke dalam pesanan tertentu.

Menurut Mardiasmo 1994:27 karakteristik metode harga pokok pesanan adalah sebagai berikut:

1. Harga pokok produk dihitung untuk setiap produk pesanan. Universitas Sumatera Utara
2. Penentuan harga pokok produk setiap produk pesanan dilakukan setelah produk tersebut

selesai dikerjakan.
3. Harga pokok per unit produk pesanan dihitung dengan cara membagi harga pokok produk
pesanan dengan jumlah unit produk pesanan yang bersangkutan.

Karakteristik Perhitungan Process Costing

Perusahaan yang mempunyai produk homogen melalui proses ataupun departemen yang hampir
sama akan menggunakan perhitungan process costing. Berikut ini adalah beberapa karakteristiknya:

1. Unit Ekuivalen

5
Unit ekuivalen adalah jumlah unit selesai yang sama ataupun serupa yang sudah bisa
dihasilkan dengan berdasarkan jumlah pekerjaan yang benar-benar dilakukan atas berbagai unit
produk yang sudah selesai ataupun yang selesai sebagian. Namun, unit ekuivalen berbeda dengan
unit lainnya secara fisik.

Umumnya, suatu perusahaan manufaktur mempunyai produk selesai pada akhir periode
akuntansi. Berdasarkan sistem perhitungan process costing, unit produk yang baru saja selesai
sebagian tersebut bisa dengan mudah ditangani karena biaya pesanannya sudah tersedia di kartu biaya
pesanan. Tapi, pada sistem perhitungan process costing, biaya produk untuk setiap unit produk yang
sudah selesai sebagian tidak tersedia.

Dengan melakukan perhitungan unit yang sudah selesai dan sudah selesai sebagian, maka kita
memerlukan cara untuk mengukur jumlah pekerjaan produksi secara tepat yang dilakukan selama
periode tersebut. Unit ekuivalen adalah salah satu ukuran yang umum digunakan.

Unit ini harus bisa dijumlahkan secara terpisah untuk bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung dan juga overhead pabrik, karena proporsi total pekerjaan yang dilakukan pada setiap unit
produk pada persediaan barang dalam proses tidak selamanya sama.

Selain itu, overhead juga seringkali dibebankan berdasarkan pada jam tenaga kerja, dan beberapa
perusahaan umumnya menggunakan dua kategori, yakni bahan baku langsung dan juga biaya konversi.

2. Biaya Konversi

Karena jumlah tenaga kerja langsung cenderung lebih kecil dalam industri pemrosesan,
seperti halnya industri penyulingan minyak, kertas kimia, aluminium, dan farmasi, maka biaya
overhead pabrik dan juga biaya tenaga kerja langsung seringkali digabungkan dan disebut dengan
biaya konversi agar bisa menghitung unit ekuivalen produksi.

6
Beberapa operasi industri banyak dikenakan biaya konversi yang sama untuk semua produksi.
Unit yang setara dengan biaya konversi agar bisa menghasilkan suatu perkalian persentase pesanan
yang sudah selesai selama periode dengan jumlah unit yang bekerja.

2.3 Bahan Baku Langsung


Bahan baku langsung bisa ditambahkan pada setiap titik produksi yang berlainan atau secara
terus menerus selama produksi berlangsung. Bila bahan baku yang ditambahkan tersebut menggunakan
proporsi yang sama untuk digunakan dalam menghitung unit produk yang setara dengan bahan
langsung, maka sama dengan proporsi biaya konversi.

Tapi, jika bahan tersebut ditambahkan sekaligus, maka proporsi yang digunakan dalam
perhitungan akan tergantung pada titik proses yang mana bahan yang ditambahkan sudah tercapai.

2.4 Perbedaan Dan Persamaan Dari Job Order Costing dan Proses Costing
Job Order Costing

Job order costing merupakan metode menghitung ongkos produksi untuk suatu unit secara
spesifik. Satu contoh mudah, proyek konstruksi untuk membuat satu rumah dari awal sampai akhir
merupakan job order. Dalam hal ini, produk yang dihadirkan merupakan event yang hanya berjalan
satu kali. Metode penghitungan dengan job costing melibatkan akumulasi semua biaya produksi
untuk membuat suatu unit. Dalam contoh konstruksi rumah, ongkos buruh yang bekerja untuk
membuat satu unit rumah akan dimasukkan dalam catatan pengeluaran sebelum ditambah dengan
biaya lain.

Begitu juga dengan kayu atau material lain yang dibutuhkan untuk membuat satu unit
rumah. Semua informasi seperti ini nantinya dibutuhkan sebagai tagihan untuk konsumen atas
pekerjaan dan material yang digunakan, juga untuk melacak keuntungan perusahaan dari satu proyek
yang dijalankan. Dalam job costing, pekerjaan yang dimaksud sangat spesifik dan kadang berupa
kontrak, yang mana pekerjaan dilakukan sepenuhnya

7
atas instruksi dan permintaan konsumen. Dengan metode ini, tiap pekerjaan dianggap sebagai entitas
yang berbeda, sehingga biayanya berbeda.

Job costing seringnya dipraktikkan oleh industri yang mempunyai spesialisasi produk
berdasarkan kebutuhan dan permintaan konsumen. Contoh industri semacam ini
yaitu furniture, konstruksi rumah, percetakan, dekorasi interior, dan lainnya.

Process Costing

Process costing merupakan metode untuk menghitung biaya produksi massal dari suatu
barang atau jasa. Satu contoh, bank menyediakan jumlah deposit yang sama untuk tiap konsumen.
Dalam hal ini, bank menyediakan banyak produk dan menjualnya secara seimbang pada semua
konsumen. Perhitungan process costing melibatkan akumulasi biaya

dari proses produksi panjang yang berkaitan dengan produk secara langsung. Dari contoh bank
sebelumnya, dalam tiap menerima deposit bank pasti butuh uang sebagai ongkos
untuk menjalankan proses, juga untuk menggaji karyawan.

Semua ongkos produksi yang sudah dikeluarkan kemudian dijumlah lalu dibagi dengan
total unit produk yang sudah dibuat untuk menentukan biaya per unit. Biaya kemudian diakumulasi
oleh setiap tingkatan departemen, sebelum akhirnya dijadikan salah satu materi laporan keuangan
tahunan.

Dalam process costing, proses merujuk pada tahapan terpisah dari produksi yang dilakukan

untuk mengubah material dasar hingga menjadi bentuk lain. Process costing umumnya diterapkan
pada perusahaan yang membuat produk identik dalam jumlah banyak.

Tahapan proses produksi yang dimaksud bisa berupa apapun, misalnya secara paralel,
berurutan, atau terpisah. Hasil proses pertama akan menjadi awal dari proses berikutnya, dan proses
terakhir akan menghasilkan produk jadi. Karena memiliki proses berbeda, maka tiap proses dihitung
secara parsial. Secara umum, process costing lebih tepat diterapkan untuk perusahaan dengan
produksi skala besar yang memproduksi barang

8
hingga beberapa tingkatan. Beberapa contoh industri semacam ini yaitu industri baja, sabun, cat,
kertas, minuman, juga lainnya.

2.5 Maanfaat Job Order Costing dan Proses Costing


Job Order Costing manfaatnya yaitu terdiri dari:

1. Dapat Menjadi Bahan Pertimbangan Menerima atau Menolak Pesanan.

Sebelum menerima pesanan, sebaiknya Anda dapat mempertimbangkan produk tersebut


diterima atau ditolak. Melalui perhitungan job costing, Anda bisa juga mempertimbangkan
apakah modal tersebut bisa menutupi biaya pesanan.

2. Bisa Membantu Menentukan Harga Jual & Beban Produksi

Job costing juga bisa membantu Anda dalam menentukan harga jual pesanan. Hal ini dilakukan
supaya meraih keuntungan dari perhitungan biaya awal produksinya. Ini juga dimanfaatkan
penentuan beban produksi yang akan terjadi nantinya.

3. Untuk Mengontrol Proses dan Biaya Produksi Yang Sudah Terjadi

Adanya sistem ini juga memudahkan Anda dalam mengontrol proses pengerjaannya. Menilai
apakah ada kesalahan yang terjadi, apakah biaya produksi sudah dikeluarkan dengan efektif dan
lain sebagainya. Untuk lebih menjaga lagi, selanjutnya Anda perlu mengontrol stok barang
produsi dengan teratur dan detail agar tidak mengalami

kerugian.
4. Dapat Memisahkan Keuntungan Dengan Jelas dan Membandingkannya

Manfaat dari job costing juga dirasakan ketika Anda melihat keuntungan yang terjadi. Anda bisa
melakukan pemisahan keuntungan baik dari seluruh pesanan ataupun dari setiap alokasi
biayanya dengan lebih jelas dan rapi. Setelah itu Anda juga bisa membandingkan laba tersebut,
cara ini berguna untuk menilai apakah perusahaan tersebut mengalami peningkatan omzet atau
justru penurunan.

5. Membantu Membandingkan Biaya Aktual dan Menganalisa Histori Pesanan.

9
Job costing ini juga memiliki manfaat untuk membandingkan biaya aktual yang terjadi. Ini
dilakukan untuk mengendalikan biaya overhead yang berlebihan. Untuk mencegah perusahaan
Anda mengalami kerugian, maka hal yang pertama harus dilakukan adalah mencatat transaksi
keuangan dengan baik. Anda juga bisa menggunakan analisa historis pesanan sebelumnnya.
Kegiatan ini berguna untuk menentukan biaya yang akan dikeluarkan dan meminimalisir
kesalahan perhitungan di pesanan berikutnya.

2.6 Metode Job Order Costing

1. Job order costing


-Metode Akumulasi Biaya (cost accumulation method)

JOB COSTING PROCESS COSTING

Memproduksi barang yang sangat Memproduksi satu atau beberapa barang yang
bervariasi homogeny

Biaya diakumulasikan berdasarkan proses atau


Biaya diakumulasikan berdasarkan pesanan
departemen
Biaya per unit dihitung melalui pembagian total Biaya per unit dihitung melalui pembagian biaya
biaya pekerjaan dengan unit yang diproduksi proses satu periode dengan unit yang diproduksi
untuk pekerjaan tersebut Contoh perusahaan : selama periode tersebut
konstruksi, percetakan, pembuatan Contoh perusahaan : industri kimia, perusahaan
kapal, jasa medis, agen pembotolan, plastik, produk makanan, produk
periklanan, dan sejenisnya. kertas, dan sejenisnya
Tabel 2.1

10
-Pengukuran Biaya (cost measurement method)

Tabel 2.2

-Pembebanan Biaya Overhead menurut Perhitungan Biaya Normal

• Sistem perhitungan biaya berdasarkan volume mengalokasikan biaya overhead pada


produk atau pesanan menggunakan penggerak biaya berdasarkan volume seperti jumlah
unit yang diproduksi.

Sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas menglokasikan biaya orverhead pada produk
menggunakan kriteria sebab-akibat dengan banyak penggerak biaya, baik berdasarkan volume
maupun nonvolume.

2.7 Masalah-Masalah Khusus Dalam Perhitungan Harga Pokok


Dalam proses produksi dapat terjadi adanya:

- Produk hilang
- Produk rusak
- Produk cacat
- Tambahan bahan
- Barang dalam proses awal

11
2.8 Contoh soal dan langkah langkah penyelesaian Job order
costing

12
Penyelesaian

Proces costing

13
Penyelesaian

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang kami dapat adalah dengan ini dapat disimpulkan bahwa konsep dasar dari Job order
costing Job ordercosting (biaya berdasarkan pesanan) yaitu perhitungan biaya produksi untuk
menentukan harga pokok produksi pada suatu perusahaan yang berdasarkan pada sistem order atau
pesanan. Dalam sistem perhitungan ini, biaya produksi di akumulasikan untuk setiappesanan yang
terpisah. Jadi jika suatu pesanan telah diterima, pabrik atau perusahaan akanmembuat produk sesuai
dengan spesifikasi masing-masing pesanan. Metode perhitungan biaya produksi untuk menentukan harga
pokok produksi pada suatu perusahaan yang berdasarkan pada sistem order atau pesanan. Dalam sistem
perhitungan ini, biaya produksidiakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah. Jadi jika suatu
pesanan telah diterima,pabrik atau perusahaan akan membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-
masing pesanan.
Adapun hal-hal yang membebankan biaya produksi pada perhitungan biayaberdasarkan pesanan
(Job order costingJob order) yaitu; biaya bahan baku yang dibebankan pada bon permintaan. Jadi, biaya
bahan baku dibebankan secara langsung padapesanan yang diminta. Biaya tenaga kerja atau upah ini
berdasarkan job ticket (kartu kerja).Sama halnya dengan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
dibebankan secara langsung

pada pesanan yang diminta. Biaya overhead pabrik (BOP) dibebankan kepada tiap-tiap pesanan atas
dasar tarif yang ditentukan di muka.

3.2 Kritik dan Saran

Kritik dan Saran berhubungan dengan makalah yang telah penulis buat ini semoga bermanfaat
bagiteman-teman mahasiswa pada umumnya dan bagi penyusun pada khususnya. Namun penulis
menyadari bahwa makalah yang telah kami buat ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu,
kritik dan saran penulis perlukan agar bisa memperbaikinya dalam pembuatan makalah selanjutnya.

15

Anda mungkin juga menyukai