Anda di halaman 1dari 13

LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &

MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan industri di dunia meningkat pesat sehingga
menimbulkan persaingan yang ketat antara perusahaan-perusahaan atau
industri-industri untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Perusahaan
yang telah berdiri tentunya ingin berkembang dan terus menjaga kualitas
produknya, namun disamping itu harga jual menjadi faktor utama dalam
proses penjualan. Harga pokok produksi hal yang sangat penting terutama
bagi perusahaan manufaktur dalam mengola suatu produk, karena harga
pokok produksi merupakan dasar dalam menentukan harga jual kepada
konsumen.
Pada jenis perusahaan manufaktur, informasi biaya-biaya dapat
terlihat di penentuan harga pokok produksi yang menggambarkan total
biaya yang digunakan untuk memproduksi produk yang dihasilkan. Salah
satu metode penentuan harga pokok produksi yang banyak digunakan dalam
perusahaan-perusahaan manufaktur yang memproduksi produk bervariasi
yaitu metode harga pokok pesanan. Menurut Mulyadi (2016), metode job
order costing merupakan salah satu metode penentuan harga pokok
produksi yang mengakumulasikan semua unsur – unsur biaya produksi yang
meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung,
serta biaya overhead pabrik. Dalam penerapan metode job order costing ini
memiliki keunggulan dari metode lainnya yaitu memberikan struktur yang
lengkap yang terbatas pada direct cost, memiliki daya penelusuran yang
sangat bagus untuk biaya per unit produk, meningkatkan kemampuan untuk
mengatur dan mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di masa
yang akan datang. Metode job order costing juga disebut sebagai metode
penentuan biaya yang paling efektif dan valid untuk mengakumulasikan
biaya–biaya produksi.
Pada modul ini akan membahas lebih rinci terkait dengan metode job

JOB ORDER COSTING (JOC)


AHMAD FITRAH ANNUR / D071211026 1
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
order costing. Adapun penguraian dari materi-materi yang akan dibahas
dalam modul ini adalah menjelaskan tentang definisi serta karakteristik dari
metode job order costing. Modul ini juga membahas tentang kelebihan dan
kelemahan dari metode job order costing yang diterapkan pada sebuah
perusahaan. Selain dari materi yang telah disebutkan, modul ini juga berisi
tentang pengolahan data harga pokok produksi pada suatu Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) yang memproduksi produk berdasarkan
pesanan dengan menggunakan metode job order costing.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana konsep Job order costing?
b. Bagaimana menentukan harga pokok produksi menggunakan metode
Job order costing?
c. Bagaimana pengolahan data menggunakan metode Job order costing?
1.3 Tujuan Praktikum
a. Praktikan mampu memahami konsep Job order costing.
b. Praktikan mengenal dan memahami metode Job order costing.
c. Praktikan mampu menganalisa data yang diolah dengan metode Job
order costing.
1.4 Batasan Masalah
a. Pengambilan data pada penelitian kali ini dilakukan hari Senin tanggal
14 November 2022 pada pukul 14.30 yang bertempat di Percetakan
Rama Kreasindo Jalan H. M Yasin Limpo, Samata, Kec. Somba Opu,
Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Produk yang dijadikan objek
penelitian adalah pesanan Bapak/Ibu … dan pesanan Bapak/Ibu …
b. Biaya yang dibutuhkan adalah biaya bahan baku, tenaga kerja, dan
biaya overhead
c. Menghitung harga pokok produksi menggunakan metode job order
costing.

JOB ORDER COSTING (JOC)


AHMAD FITRAH ANNUR / D071211026 2
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB II
TEORI DASAR

2.1 Job Order Costing


a. Pengertian
Berikut merupakan pengertian job order costing menurut beberapa ahli:
1) Menurut Arissom (dalam Putri, 2021), Harga pokok produksi
pesanan adalah Sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan
digunakan untuk perusahaan yang memproduksi berbagai produk
selama periode tertentu.
2) Menurut Bastian dan Nurlela (dalam Putri, 2021) dalam bukunya
menyatakan bahwa perhitungan biaya merupakan salah satu
metode atau cara mengakumulasi biaya, yang dapat diterapkan
pada perusahaan yang menggunakan produksi terputus-putus.
3) Menurut Mulyadi (dalam Putri, 2021) harga pokok produksi
pesanan adalah biaya-biaya produksi yang dikumpulkan untuk
pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan produk yang
dihasilkan untuk memenuhi pesanan tersebut dengan jumlah satuan
produk dalam pesanan yang bersangkutan.
4) Menurut Sujarweni (dalam Putri, 2021) Harga pokok pesanan yaitu
metode untuk memproduksi produk dan menentukan harga pokok
produk perusahaan berdasarkan pesanan dari konsumen. Atau
dengan kata lain suatu sistem dalam akuntansi yang kegiatannya
melakukan penelusuran biaya pada unit individual atau pekerjaan,
kontrak atau tumpukan produk yang spesifik. Pesanan artinya
konsumen memesan terlebih dahulu sejumlah produk 26 kepada
perusahaan, setelah pesanan jadi maka konsumen mengambil
pesanan tersebut dan membayarnya pada perusahaan. Metode harga
pokok produksi ditetapkan pada perusahaan yang memiliki
karakteristik produksi pesanan.
5) Menurut Blocher dkk (dalam Wulandari, 2015) Perhitungan biaya

JOB ORDER COSTING (JOC)


AHMAD FITRAH ANNUR / D071211026 3
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
berdasarkan pesanan merupakan sistem perhitungan biaya yang
mengakumulasikan biaya dan membebankannya pada pesanan,
pelanggan, proyek, atau kontrak tertentu. Dokumen pendukung
dasar dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan adalah
kartu biaya pesanan (job cost sheet). Kartu ini mencatat dan
meringkas biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead pabrik untuk pekerjaan tertentu.
6) Menurut saya, metode job order costing adalah metode penentuan
harga pokok produksi dengan mengakumulasikan biaya produksi
untuk tiap pesanan.
b. Tujuan Job Order Costing
Menurut Putri (2021), tujuan job order costing adalah sebagai berikut.
1) Menentukan Harga Jual yang akan Dibebankan kepada Konsumen
Biaya produksi produk pesanan yang satu dengan pesanan yang
lainnya akan memiliki biaya produksi yang berbeda, tergantung
pada spesifikasi yang dipesan oleh konsumen. Dengan demikian,
harga jual yang dibebankan kepada konsumen ditentukan oleh
besarnya jumlah biaya produksi yang dikeluarkan dalam
pembuatan produk pesanan tersebut.
2) Mempertimbangkan Penerimaan atau Penolakan Pesanan
Informasi total harga pokok pesanan memberikan dasar
perlindungan bagi manajemen agar perusahaan tidak mengalami
kerugian ketika menerima pesanan dari konsumen. Karena jika
tidak ada informasi tentang total harga pokok pesanan, maka
manajemen tidak memiliki jaminan apakah harga yang diminta
konsumen dapat mendatangkan laba bagi perusahaan atau tidak.
3) Sebagai Alat Pantau Realisasi Biaya Produksi
Akuntansi biaya dalam perusahaan yang memproduksi berdasarkan
pesanan dipakai sebagai alat untuk mengumpulkan informasi biaya
produksi setiap pesanan yang diterima untuk dapat memantau
apakah proses produksi untuk memenuhi pesanan tertentu

JOB ORDER COSTING (JOC)


AHMAD FITRAH ANNUR / D071211026 4
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
menghasilkan total biaya produksi pesanan yang sesuai dengan
perhitungan sebelumnya. Adapun pengumpulan biaya produksi
perpesanan dalam 27 perusahaan yang memproduksi barang
berdasarkan pesanan dilakukan dengan memakai metode harga
pokok pesanan.
4) Menghitung Laba atau Rugi tiap Pesanan
Informasi laba atau informasi rugi bruto setiap pesanan diperlukan
untuk mengetahui kontribusi setiap pesanan dalam menutup biaya
non produksi dan menghasilkan laba atau rugi. Oleh karena itu,
metode harga pokok pesanan dipakai manajemen untuk
mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesungguhnya
dikeluarkan setiap pesanan guna menghasilkan informasi laba atau
informasi rugi btori setiap pesanan.
5) Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk
dalam Proses yang Disajikan Dalam Neraca
Pada neraca yang merupakan salah satu bentuk laporan keuangan
utama perusahaan, manajemen wajib untuk menyajikan harga
pokok persediaan produk,baik produk jadi maupun produk yang
masih dalam proses, untuk tujuan tersebut maka manajemen perlu
menyelenggarakan catatan biaya produksi untuk setiap pesanan.
Manajemen juga dapat menentukan semua biaya produksi yang
telah melekat dalam pesanan yang pada tanggal neraca masih
dalam proses pengerjaannya
2.2 Karakteristik Job Order Costing
Menurut Syafi’i (2018), metode job order costing memiliki karakteristik
sebagai berikut.
1) Setiap pesanan memiliki spesifikasi tersendiri dan setiap jenis produk
perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual.
2) Biaya produksi digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk
menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.
3) Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi

JOB ORDER COSTING (JOC)


AHMAD FITRAH ANNUR / D071211026 5
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
pesanan pabrik diperhitungkan ke dalam harga pokok pesanan
berdasarkan tarif yang ditentukan di muka
4) Jumlah total harga pokok untuk pesanan tertentu dihitung pada saat
pesanan yang bersangkutan selesai, dengan menjumlahkan semua biaya
yang dibebankan kepada pesanan yang bersangkutan.
5) Harga pokok satuan untuk pesanan tertentu dihitung dengan membagi
jumlah total harga pokok pesanan yang bersangkutan dengan jumlah
satuan produk pesanan yang bersangkutan.
6) Pesanan yang sudah selesai dimasukkan ke gudang produk selesai dan
biasanya segera akan diserahkan (dijual) kepada pemesan sesuai dengan
saat/tanggal pesanan harus diserahkan.
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Job Order Costing
a. Kelebihan
Menurut (Sari, 2018), kelebihan dari metode job order costing adalah
sebagai berikut:
1) Memberikan struktur yang lengkap.
2) Tepat karena biaya langsung diidentifikasi pada masing-masing
orderan.
3) Lengkap karena dihasilkan dari semua biaya-biaya baik biaya
langsung maupun biaya tidak langsung.
4) Historis dan mampu diperbandingkan, artinya biaya untuk pesanan
sebelumnya bisa menjadi pembanding untuk kegiatan produksi
yang akan datang.
5) Sangat bagus untuk menentukan biaya per unit produk.
b. Kekurangan
Adapun kekurangan Job Order Costing menurut (Sari, 2018) adalah
sebagai berikut:
1) Timbulnya pemborosan yang terjadi dalam memproduksi suatu
pesanan atau kelompok pesanan dibebankan dalam harga
pokoknya, pemborosan ini tidak dipisahkan sehingga tidak
memungkinkan suatu perbandingan dengan biaya-biaya yang

JOB ORDER COSTING (JOC)


AHMAD FITRAH ANNUR / D071211026 6
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
seharusnya terjadi. Dengan kata lain biaya-biaya tidak dapat
dipisahkan dengan suatu produk atau kelompok lain.
2) Harus bisa menganalisis data dengan kecermatan dan ketepatan
agar tidak terjadi selisih biaya satu dengan yang lain.
3) Tidak memungkinkan suatu perbandingan dengan biaya-biaya
yang seharusnya terjadi.
4) Biaya-biaya tidak dapat dipisahkan dengan suatu produk atau
kelompok lain.
5) Jumlah pesanan tidak menentu.
2.4 Tahapan Job Order Costing
Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (dalam Widodo & Zen, 2016),
Terdapat tujuh langkah untuk menentukan harga pokok produksi dalam job
order costing:
a. Mengidentifikasi job atau order yang akan dijadikan obyek biaya.
b. Mengidentifikasikan biaya langsung dari job atau order.
c. Memilih dasar pengalokasian biaya untuk mengalokasikan biaya tidak
langsung kepada setiap job atau order.
d. Mengidentifikasikan biaya-biaya tidak langsung dengan tiap dasar
pengalokasian biaya.
e. Menghitung rate per unit untuk tiap dasar alokasi biaya yang akan
digunakan untuk mengalokasikan biaya-biaya tidak kepada job atau
order.
f. Menghitung biaya-biaya tidak langsung yang dialokasikan kepada
setiap job atau order.
g. Menghitung biaya total dari tiap job atau order dengan menambahkan
semua biaya langsung dan tidak langsung dikenakan kepada setiap job
atau order.
2.5 Dokumen Penetapan HPP
Dalam job order costing, ada beberapa dokumen yang digunakan
dalam proses produksi agar perhitungan total biaya produksi pada akkhir
pesanan dapat dilakukan dengan mudah. Menurut (Dewi S. P., 2015)

JOB ORDER COSTING (JOC)


AHMAD FITRAH ANNUR / D071211026 7
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
beberapa dokumen yang digunakan dalam perhitungan job order costing
yaitu:
a. Catatan Permintaan Bahan
Bahan baku untuk setiap pesanan dikeluarkan ke pabrik berdasarkan
bukti permintaan bahan, yang merupakan dokumen yang disiapkan oleh
pembuat jadwal produksi atau personel lain, yang memberikan
spesifikasi nomor pesanan dan tipe serta jumlah bahan baku yang
diperlukan. Kuantitas dan harga unit dari setiap pembelian dicatat
dalam kartu catatan bahan baku. Satu kartu digunakan untuk setiap jenis
bahan baku. Kartu-kartu tersebut berfungsi sebagai catatan persediaan
perpetual dan merupakan buku besar pembantu yang mendukung akun
bahan baku. Kartu-kartu ini dan dokumen-dokumen lain dapat
berbentuk kertas ataupun elektronik. Satu kopi dari setiap bukti
permintaan bahan dikirim ke bagian gudang, yang menyimpan item
yang dimaksud. Kuantitas dan biaya dari setiap item dicatat dalam bukti
permintaan bahan dan di-posting ke kartu catatan bahan baku. Aliran
bahan baku langsung dari gudang ke pabrik dipertanggungjawabkan
sebagai transfer biaya dari bahan baku ke barang dalam proses.
Seringkali ini dilakukan dalam bentuk ikhtisar di akhir suatu bulan atau
periode.
b. Catatan Waktu Kerja
Dalam setiap periode pembayaran gaji, kewajiban untuk pembayaran
gaji dan kewajiban lain di jurnal dan dimasukkan ke buku besar umum.
Catatan waktu kerja adalah sumber utama untuk melacak item agar
harga dan inventaris tetap akurat. Untuk menjaga akurasi ini, lembar
biaya pekerjaan biasanya berisi informasi berupa:
1) Tanggal pekerjaan dimulai.
2) Tanggal karyawan menyelesaikan pekerjaan.
3) Tanggal pesanan dikirim ke pelanggan.
4) Informasi pelanggan, biasanya alamat mereka.
5) Informasi catatan pekerjaan, termasuk biaya overhead, bahan apa

JOB ORDER COSTING (JOC)


AHMAD FITRAH ANNUR / D071211026 8
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
yang digunakan dan informasi tenaga kerja.
6) Ringkasan biaya akhir pekerjaan
c. Kartu Harga Pokok Pesanan
Rincian mengenai suatu pesanan dicatat dalam kartu harga pokok
pesanan (job order cost sheet), yang dapat berbentuk kertas atau
elektronik. Meskipun banyak pesanan dapat dikerjakan secara simultan,
setiap kartu harga pokok pesanan mengumpulkan rincian untuk satu
pesanan tertentu saja.
Gambar 4.1 Contoh kartu harga pokok pesanan

Sumber: (Dewi, Kristanto, & Dermawan, Akuntansi Biaya, 2015)

Bagian atas memberikan ruang untuk nomor pesanan, nama pemesan,


jumlah yang dipesan, spesifikasi dari item yang akan diproduksi serta
tanggal dimulai dan diselesaikannya pesanan tersebut. Bagian
berikutnya merinci biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik yang dibebankan ke pesanan tersebut. Beberapa
kartu harga pokok pesanan mempunyai tambahan bagian yang

JOB ORDER COSTING (JOC)


AHMAD FITRAH ANNUR / D071211026 9
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
mengiktisarkan biaya produksi, beban pemasaran dan administrasi serta
laba. Perhitungan biaya berdasarkan pesanan mengakumulasikan biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
yang dibebankan ke setiap pesanan. Sebagai hasilnya, perhitungan
biaya berdasarkan pesanan dapat dipandang dalam tiga bagian yang
saling berhubungan. Akuntansi bahan baku memelihara catatan
persediaan bahan baku, membebankan biaya bahan baku ke pesanan
dan membebankan biaya bahan penolong ke biaya overhead pabrik.
Akuntansi tenaga kerja memelihara akun-akun yang berhubungan
dengan beban gaji, membebankan tenaga kerja langsung ke pesanan dan
membebankan tenaga kerja tidak langsung ke biaya overhead pabrik.
Akuntansi overhead pabrik mengakumulasikan biaya overhead pabrik,
memelihara catatan terinci atas biaya overhead pabrik dan
membebankan sebagian atas biaya overhead pabrik ke setiap pesanan.
Dasar perhitungan biaya berdasarkan pesanan melibatkan hanya
delapan tipe ayat jurnal akuntansi yaitu:
1) Pembelian bahan baku
2) Pengakuan biaya tenaga kerja
3) Pengakuan biaya overhead pabrik
4) Penggunaan bahan baku
5) Distribusi biaya gaji tenaga kerja
6) Pembebanan estimasi biaya overhead pabrik
7) Penyelesaian pesanan
8) Penjualan produk.

JOB ORDER COSTING (JOC)


AHMAD FITRAH ANNUR / D071211026 10
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

JOB ORDER COSTING (JOC)


AHMAD FITRAH ANNUR / D071211026 11
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB IV
PENGOLAHAN DATA

JOB ORDER COSTING (JOC)


AHMAD FITRAH ANNUR / D071211026 12
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB V
PENUTUP

JOB ORDER COSTING (JOC)


AHMAD FITRAH ANNUR / D071211026 13

Anda mungkin juga menyukai