Anda di halaman 1dari 35

DAFTAR ISI

SAMPUL

MUHAMMAD DAFFA
NIRIAN BUDIANTO
D071221076
KELOMPOK VI
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN DAFTAR ISI

SAMPUL..................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan Praktikum........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
2.1 Job Order Costing......................................................................................................4
2.2 Karakteristik Job Order Costing...............................................................................6
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Job Order Costing......................................................6
2.4 Tahapan Job Order Costing......................................................................................7
2.5 Dokumen Penentuan Harga Pokok Produksi..........................................................9
BAB III PENGOLAHAN DATA.........................................................................11
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................................10
3.2 Pengolahan Data.......................................................................................................11
3.3 Langkah-Langkah Praktikum..................................................................................11
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................13
4.1 Pembahasan Umum..................................................................................................13
4.2 Perhitungan Harga Pokok Produksi.......................................................................15
4.3 Perbandingan Harga Pokok Produksi....................................................................15
4.4 Kartu Harga Pokok Pesanan....................................................................................16
BAB V PENUTUP................................................................................................18
5.1 Kesimpulan................................................................................................................25
5.2 Saran...........................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................29
LAMPIRAN.....................................................................................................................31

(
JOB ORDER COSTING
ii
SHIVA ANANTA PRATIWI / D071221052
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN DAFTAR TABEL

Tabel 1 Biaya Bahan Baku pada Pesanan 1 .......................................................12


Tabel 2 Biaya Bahan Baku pada Pesanan 2 .......................................................13
Tabel 3 Biaya Tenaga Kerja Langsung Pesanan 1 .............................................13
Tabel 4 Biaya Tenaga Kerja Langsung Pesanan 2 .............................................14
Tabel 5 Biaya Overhead Pabrik Produk Pesanan 1............................................14
Tabel 6 Biaya Overhead Pabrik Produk Pesanan 2............................................15
Tabel 7 Biaya Overhead Pabrik Produk Pesanan 2............................................15
Tabel 8 Perbandingan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Usaha dan JOC ........16

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 iii
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDINDAFTAR GAMBAR

Gambar 1.................................................................................................................9

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 iv
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebelum industri menetapkan harga jual outputnya,


industri menentukan harga pokoknya. Hal ini dikarenakan
harga jual terdiri dari biaya produksi per unit ditambah dengan
besarnya keuntungan yang ditentukan oleh industri, karena jika
industri tidak menghitung biaya produksi per unit, maka industri
pasti akan kesulitan dalam menentukan harga satuannya. Harga
pokok produksi merupakan pengobanan sumber ekonomi yang
diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan
terjadi untuk memperoleh penghasilan. Berdasarkan berbagai
pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa biaya produksi
adalah seluruh pengorbanan yang dilakukan suatu perusahaan
untuk menghasilkan suatu produk. Biaya produk yang dihitung
untuk periode tertentu berguna bagi manajemen, menentukan
harga jual produk, memantau realisasi biaya produksi,
menghitung laba atau rugi secara periodik, dan menentukan biaya
penemuan produk jadi dan produk belum jadi yang tercermin
dalam neraca (Prasdana, 2019).
Dalam kebanyakan bisnis manufaktur, biaya
produksi yang dipertanggungjawabkan menggunakan salah
satu dari dua jenis sistem akumulasi biaya, yaitu sistem
perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing
system). Tujuan penting dari sistem perhitungan biaya adalah
untuk menentukan biaya dari barang atau jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan tersebut. Dengan menggunakan metode job
order costing maka perusahaan dapat menghitungdan mengetahui
jumlah biaya yang dikeluarkan untuk suatu pesanan setiap saat,
karena metode job order costing ini maka biaya produksi masing-

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 1
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN
masing produk dipisahkan secara jelas sehingga dapat dihitung
harga pokok produksi tiap pesanan dengan mudah. Untuk
menghitung biaya berdasarkan pesanan secara efektif, maka
pesanan harus dapat diidentifikasi secara terpisah tiap pesanan
(Wijayanti dkk., 2018).
Modul praktikum metode job order costing ini, praktikan
akan mempelajari lebih dalam tentang pengakumulasian harga
pokok produksi, dalam hal ini adalah metode job order costing.
Dimulai dari pembahasan konsep metode job order costing secara
umum dan khusus disertai dengan karakteristik dan kelebihan
serta kekurangan dari metode ini. Selain itu, pada modul ini akan
membahas tentang kartu biaya yang ada pada metode. Di dalam
modul ini juga akan membahas tentang pengolahan data dari
metode job order costing.
1.2 Rumusan Masalah

Beberapa rumusan masalah yang akan menjadi pokok


pembahasan pada modul ini adalah sebagai berikut.
a. Bagaimana konsep job order costing?
b. Bagaimana cara menentukan harga pokok produksi menggunakan
metode job order costing?
c. Bagaimana pengolahan data menggunakan metode job order costing?
d. Bagaimana konsep dari kartu harga pokok pesanan (job order cost
sheet)?

1.3 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum pada modul ini adalah sebagai berikut.


a. Praktikan mampu memahami konsep job order costing.
b. Praktikan mengenal dan memahami metode job order costing.
c. Praktikan mampu menganalisa data yang diolah dengan metode job
order costing.
d. Praktikan mampu mengetahui konsep job order cost sheet.

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 2
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
1.4 HASANUDDIN
Batasan Masalah

Beberapa batasan masalah yang didapatkan pada modul ini adalah sebagai
berikut.
a. Pengambilan data pada penelitian kali ini dilakukan hari Minggu tanggal 5
November 2023 pada pukul 12.00 yang bertempat di Jl. Hertasning. Produk
yang dijadikan objek penelitian adalah pesanan Bapak Malik dan pesanan
Bapak Marshal.
b. Biaya yang dibutuhkan adalah biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya
overhead.
c. Menghitung harga pokok produksi menggunakan metode job order costing.

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 3
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN BAB II
TEORI DASAR

2.1 Job Order Costing

2.1.1 Pengertian Job Order Costing

Job order costing adalah metode akuntansi biaya yang


digunakan oleh perusahaan yang memproduksi produk
berdasarkan pesanan. Berikut ini adalah definisi job order costing
dari pendapat beberapa ahli, pendapat kelompok kami, serta
pendapat saya.
a. Menurut Hansen dan Mowen, job order costing merupakan suatu sistem
perhitungan biaya yang memungkinkan biaya dikumpulkan dan dibebankan ke
dalam unit produksi untuk setiap pekerjaan (Ramdhani, 2020).
b. Menurut Mulyadi, metode harga pokok pesanan atau job order costing
merupakan metode pengumpulan biaya produksi dimana setiap perusahaan
akan memproduksi lebih dari satu jenis produk sesuai dengan yang dipesan
oleh pelanggan (Handayani, 2023).
c. Menurut Supriyono, metode harga pokok pesanan (job order costing) adalah
metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk
setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara terpisah, dan setiap pesanan atau
kontrak dapat dipisahkan identitasnya (Widianto, 2020).
d. Menurut Carder dan Usry, job order costing merupakan metode perhitungan
biaya yang mengakumulasikan biaya untuk setiap pesanan, setiap batch, setiap
slot, atau setiap pelanggan (Ramdhani, 2020).
e. Menurut Bustami dan Nurlela, perhitungan biaya pesanan merupakan
salah suatu metode atau cara mengakumulasi biaya, yang dapat
diterapkan dalam perusahaan yang menggunakan produksi terputus-
putus (Alfarisi dan Boediono, 2021).
f. Menurut pendapat kelompok kami job order costing merupakan suatu
metode penentuan biaya yang dikerjakan atau diproses sesuai dengan

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 4
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN
keinginan dan permintaan pelanggan, baik dari unit, bentuk dan lain
sebagainya.
g. Menurut penulis, metode job order costing adalah metode perhitungan biaya
produksi produk yang dibuat sesuai dengan spesifikasi atau pesanan
pelanggan.
2.1.2 Tujuan dan Manfaat
Menurut Alfarisi dan Boediono, (2021), berikut ini adalah tujuan dan
manfaat dari job order costing:
a. Tujuan dari job order costing adalah untuk menghitung biaya produksi untuk
setiap pesanan atau proyek yang dikerjakan oleh perusahaan. Dengan
menggunakan metode ini, perusahaan dapat menentukan harga pokok
produksi yang akurat untuk setiap pesanan atau proyek, sehingga dapat
menentukan harga jual produk dengan tepat dan mengoptimalkan keuntungan
perusahaan. Selain itu, job order costing juga membantu perusahaan dalam
mengendalikan biaya produksi dan memantau efisiensi produksi.
b. Manfaat dari job order costing:
1) Menentukan Harga Pokok Produksi yang Akurat
Dengan menggunakan job order costing, perusahaan dapat
menghitung biaya produksi untuk setiap pesanan atau proyek secara
terpisah, sehingga dapat menentukan harga pokok produksi yang
akurat untuk setiap produk.
2) Mengoptimalkan Keuntungan Perusahaan
Dengan mengetahui HPP yang akurat, perusahaan dapat menentukan
harga jual produk dengan tepat dan mengoptimalkan keuntungan
perusahaan.
3) Mengendalikan Biaya Produksi
Job order costing membantu perusahaan mengendalikan biaya
produksi dengan memantau biaya bahan baku, biaya tenaga kerja,
dan biaya overhead yang dikeluarkan untuk setiap pesanan.
4) Memantau Efisiensi Produksi

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 5
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN
Dengan menggunakan job order costing, perusahaan memantau
efisiensi produksi dengan membandingkan biaya aktual dengan
biaya perkiraan untuk setiap pesanan.
5) Memperbaiki Sistem Produksi
Job order costing membantu perusahaan memperbaiki sistem
produksi dengan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan
dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya perusahaan.

2.2 Karakteristik Job Order Costing

Karakteristik usaha perusahaan yang produksinya


berdasarkan pesanan akan berpengaruh pada pengumpulan biaya
produksi. Menurut Mulyadi (dalam Meutia & Ramadhani, 2022)
pengumpulan biaya produksi dengan metode pengumpulan harga
pokok pesanan berpengaruh yang digunakan dalam perusahaan
yang produksinya berdasarkan pesanan memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi
pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya
secara individual.
b. Biaya produksi harus golongkan berdasarkan hubungannya dengan produk
menjadi dua kelompok berikut yaitu biaya produksi langsung dan biaya
produksi tidak langsung.
c. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah
biaya overhead pabrik.
d. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi
pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan
biaya overhead pabrik diperhitungkan ke dalam harga pokok pesanan
berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
e. Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi
dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 6
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
tersebutHASANUDDIN
dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang
bersangkutan.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Job Order Costing

Semua metode untuk menentukan harga pokok produksi pasti


memiliki kekurangan dan juga kelebihannya masing-masing. Berikut ini
kelebihan dan kekurangan dari metode job order costing menurut Weygandt
dkk., (2018):
a. Kelebihan Job Order Costing
1) Akurat untuk Produk Khusus
Metode ini sangat cocok untuk perusahaan yang memproduksi
produk atau jasa khusus yang berbeda-beda setiap kali.
2) Pemantauan Biaya yang Lebih Akurat
Dengan metode job order costing ini perusahaan dapat memantau
biaya langsung dan tidak langsung yang terkait dengan setiap
pekerjaan atau proyek.
3) Evaluasi profitabilitas
Dengan metode ini, perusahaan dapat dengan mudah menilai
profitabilitas setiap pekerjaan atau proyek secara terpisah.
b. Kekurangan Job Order Costing
1) Memakan Waktu dan Sumber Daya
Metode ini memerlukan pencatatan yang cermat dan pemantauan
biaya yang detail.
2) Kompleksitas dalam Perhitungan
Metode ini dapat menjadi kompleks jika perusahaan memiliki
banyak departemen atau unit produksi yang terlibat dalam satu
pekerjaan atau proyek.
3) Tidak Efisien untuk Produksi Massal
Metode job order costing tidak efisien untuk perusahaan yang
memproduki produk secara massal atau berulang, dimana biaya
dapat dialokasikan dengan lebih baik menggunakan metode costing

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 7
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
lain,HASANUDDIN
seperti process costing.

2.4 Tahapan Job Order Costing

Tahapan job order costing (dalam Putri dan Gunawan,


2021), penentuan harga pokok produksi dengan menggunakan
metode job order costing dimaksudkan agar harga pokok
produksi untuk setiap pesanan dapat ditaksir dengan akurat dan
tepat. Harga pokok produksi yang dihitung dengan tepat akan
menjadi patokan yang baik bagi perusahaan untuk menentukan
harga jual. Adapun tahapan dalam menentukan HPP dengan
metode ini diantaranya:

a. Menentukan Objek Biaya Pesanan


Objek biaya pesanan ditentukan dengan cara mengidentifikasi pesanan
apa saja yang masuk beserta keterangan rinci dari permintaan konsumen
agar dapat dikelola perhitungan masing-masing harga pokok
produksinya.
b. Membagi Biaya Berdasarkan Hubungannya dengan Produk
Biaya perlu diklasifikasikan dalam bentuk biaya langsung dan biaya
tidak langsung sebagai dasar pembagian unsur-unsur harga pokok
produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead
pabrik).
c. Menentukan Biaya Bahan Baku Langsung
Biaya bahan baku langsung merupakan biaya untuk memperoleh
material mentah atau bahan dasar pembuatan produk dengan cara
mengalikan harga per unit bahan baku dengan kuantitas kebutuhan
produksi pesanan.
d. Menentukan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya atau upah bagi tenaga
kerja yang turut langsung dalam proses produksi. Biaya ini dapat
diperoleh dengan cara mengalikan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 8
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
upahnyaHASANUDDIN
untuk setiap unit produk pesanan kemudian dikalikan dengan
jumlah unit yang dikerjakan selama proses produksi untuk memenuhi
kebutuhan pesanan.
e. Menentukan Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik merupakan biaya-biaya di luar biaya langsung
yang menunjang kegiatan produksi. Biaya-biaya tersebut dapat berupa
akumulasi dari biaya overhead variabel dan tetap seperti pajak, sewa
gedung, listrik, fasilitas internet atau telepon, penyusutan alat produksi,
bahan baku penolong, dan semisalnya sesuai kondisi overhead yang
dimiliki oleh perusahaan.
f. Menghitung Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi dari pesanan tersebut diperoleh dengan
menjumlahkan seluruh komponen-komponen biaya yang telah dihitung
dan diakumulasikan sebelumnya. Hasil akumulasi dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik merupakan harga
pokok atau total biaya produksi dari pesanan yang dikerjakan. HPP
setiap unit dapat diperoleh dengan membagi total biaya produksi
pesanan dengan jumlah unit yang diproduksi.

2.5 Dokumen Penentuan Harga Pokok Produksi

2.5.1 Catatan Permintaan Bahan

Formulir permintaan bahan baku merupakan


dokumen sumber yang berisi spesifikasi tipe dan kuantitas bahan
yang dikeluarkan dari gudang dan identifikasi pekerjaan untuk
membebankan biaya bahan. Formulir ini berperan sebagai alat
pengendali bahan yang masuk ke dalam produksi dan juga
sebagai bahan persediaan yang dicatat oleh akunting dan formulir
permintaan bahan ditujukan untuk kepala gudang agar
mengeluarkan barang yang dibutuhkan (Gunawan dan Iriyadi,
2019).

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 9
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN
2.5.2 Catatan Waktu Kerja

Pada umumnya setiap perusahaan menggunakan kartu


jam kerja dalam menghitung biaya tenaga kerja langsungnya
yaitu upah yang diberikan berdasarkan jumlah jam kerja
dikalikan dengan tarif upah per jam atau per hari kerja tergantung
kebijakan perusahaan. Jadi jumlah gaji yang dihasilkan setiap
orangnya berdasarkan hari kerjanya dalam membuat produk
tertentu (Gunawan dan Iriyadi, 2019).

2.5.3 Kartu Harga Pokok Pesanan (Job Order Sheet)

Menurut Supriyono dalam Sari dkk., (2022) Metode


Biaya Pesanan adalah metode pengumpulan harga pokok produk
dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak
atau jasa secara terpisah, dan setiap pesanan atau kontrak dapat
dipisahkan identitasnya. Meskipun banyak pesanan dapat
dikerjakan secara simultan, setiap kartu biaya pesanan
mengumpulkan rincian untuk satu pesanan tertentu saja. Untuk
menghitung biaya berdasarkan pesanan secara efektif, pesanan
harus dapat diidentifikasikan secara terpisah karena ada
perbedaan penting dalam biaya per unit suatu pesanan dengan
pesanan lain.

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 10
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN

Gambar 1 Kartu Harga Pokok Pesanan


Sari dkk., (2022)

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 11
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat penelitian: Templat, Hertasning.


b. Waktu penelitian: Minggu, 5 November 2023 (Jam, 12.35 WITA).

3.2 Pengolahan Data

a. Biaya bahan baku


b. Biaya tenaga kerja langsung
c. Biaya overhead
d. Harga pokok produksi perusahaan
e. Jumlah produksi periode sebelumnya
f. Jumlah produk periode sekarang

3.3 Langkah Langkah Praktikum

a. Mengumpulkan data biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya
overhead dan harga jual yang ditentukan oleh usaha.
b. Menghitung biaya bahan baku yang diberikan oleh usaha. BBB = Jumlah
bahan baku yang dipesan × harga bahan baku (per satuan)
c. Menghitung biaya tenaga kerja langsung yang diberikan oleh usaha. BTKL =
Jumlah unit yang dihasilkan × jumlah tenaga kerja × upah (per satuan waktu)
dalam rupiah
d. Menghitung pembebanan biaya overhead pabrik ke produk dengan membagi
estimasi biaya overhead pabrik dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan
di periode sebelumnya.
Taksiran jumlah biaya produksi
Tarif BOP/unit =
jumlah produksi periode sebelumnya
e. Menghitung biaya overhead pabrik yang dibebankan. BOP = tarif BOP/unit ×
jumlah produk yang dihasilkan periode ini
f. Menentukan harga pokok produksi dari usaha dan job order costing HPP =

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 12
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN
BBB + BTKL + BOP
g. Membandingkan hasil perhitungan harga pokok produksi dari usaha dan
metode job order costing

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 13
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN BAB IV
PENGOLAHAN DATA

4.1 Perhitungan Berdasarkan Metode Job Order Costing

Templat adalah sebuah usaha yang bergerak membuat


berbagai macam plat kendaraan dan jok motor. Adapun produk
yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah plat motor dan
jok motor.
a. Biaya Bahan Baku
Bahan baku langsung adalah semua bahan yang merupakan bagian dari
barang jadi yang dihasilkan. Jumlah biaya bahan baku yang diperlukan
untuk memproduksi plat motor dan jok motor dapat dilihat pada tabel
berikut.
1) Plat Motor
Berikut total biaya bahan baku pada pesanan plat motor dengan
jumlah produksi 2 pasang, yaitu:
Tabel 1 Biaya Bahan Baku pada Pesanan 1
N Harga Total
Bahan Baku Kebutuhan Pesanan
o Pesanan Biaya
1 Pipa Paralon 1 Rp150.000 Rp150.000
Plat
2 1 Rp500.000 Rp500.000
Alumunium
Rp650.00
Total
0
Sumber: Hasil Wawancara (2023)

2) Jok Motor
Berikut total biaya bahan baku pada pesanan plat motor dengan
jumlah produksi 2 unit, yaitu:
Tabel 2 Biaya Bahan Baku pada Pesanan 2
Kebutuhan Harga
No Bahan Baku Total Biaya
Pesanan Pesanan
1 Kain Jok Motor 2 Rp50.000 Rp100.000
Total Rp100.000
Sumber: Hasil Wawancara (2023)

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 14
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN
Biaya tenaga kerja langsung merupakan harga yang dikeluarkan untuk
penggunaan tenaga kerja langsung (dalam hal ini buruh atau karyawan
yang terlibat secara langsung dalam proses produksi). Pada proses
produksi yang ada pada Templat, tenaga kerja langsung terbagi sesuai
dengan jenis pekerjaannya. Adapun rincian biaya tenaga kerja langsung
dari perusahaan ini dapat dilihat pada tabel berikut.
1) Plat motor
Berikut merupakan biaya tenaga kerja langsung pada pembuatan
plat motor dapat dilihat perinciannya di tabel ini.
Tabel 3 Biaya Tenaga Kerja Langsung Pesanan 1
Ju
ml
Jumlah ah
Upah/ Total
No Tenaga Kerja Tenaga Pr
Unit Biaya
Kerja od
uk
si
1 Pemotongan Besi 1 Rp10.000 2 Rp20.000
2 Cetak Plat 1 Rp10.000 2 Rp20.000
3 Pewarnaan Plat 1 Rp10.000 2 Rp20.000
4 Pemasangan Plat 1 Rp10.000 2 Rp20.000
Total Rp80.000
Sumber: Hasil Wawancara (2023)

BTKL = Unit Produk× ∑ Seluruh Pekerja


∑ Upah Pekerja× Jumlah Pekerja
( )
Jam Kerja
Rp 80.000 ×1
= 2 ×1 ×
1
= Rp160.000
2) Jok Motor
Berikut merupakan biaya tenaga kerja langsung pada pembuatan jok
motor dapat dilihat perinciannya di tabel ini.
Tabel 4 Biaya Tenaga Kerja Langsung Pesanan 2
Jumlah
Tenaga Jumlah
No Tenaga Upah/Unit Total Biaya
Kerja Produksi
Kerja
Menggunting
1 1 Rp20.000 2 Rp40.000
kain

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 15
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
2 HASANUDDIN
Menjahit 1 Rp35.000 2 Rp70.000
Total Rp110.000
Sumber: Hasil Wawancara (2023)

BTKL = Unit Produk× ∑ Seluruh Pekerja


∑ Upah Pekerja× Jumlah Pekerja
( )
Jam Kerja
Rp 160.000 ×1
= 2 ×1 ×
2,5
= Rp88.000

c. Biaya Overhead Pabrik


Biaya overhead pabrik adalah semua biaya pabrikasi kecuali yang
dicatat sebagai biaya langsung, yaitu biaya bahan baku langsung dan
tenaga kerja langsung. Adapun rincian biaya overhead tersebut.
1) Plat Motor
Berikut merupakan biaya overhead pada pembuatan plat motor
sebanyak 2 pasang plat motor.
Tabel 5 Biaya Overhead Pabrik Produk Pesanan 1
No Jenis biaya Overhead Taksiran BOP
1 Pilox Rp28.000
2 Cat besi Rp28.000
3 Penggaris Rp5.000
4 Gunting Rp15.000
5 Selotip Rp5.000
7 Palu Rp20.000
8 Gerobak/ Rombong Rp2.000.000
Total Rp2.101.000
Sumber: Hasil Wawancara (2023)

BOP/unit = Total Taksiran BOP


Jumlah produksi periode
sebelumnya
= Rp2.101.000
4
= Rp525.250,50
Biaya Overhead JOC = BOP/unit × Unit produksi
sekarang

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 16
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN = Rp525.250,50 × 2
= Rp1.050.501
2) Jok Motor
Berikut merupakan biaya overhead pada pembuatan jok motor
sebanyak 2 unit.
Tabel 6 Biaya Overhead Pabrik Pesanan 2
Biaya
Harga
Jenis Nilai Taksiran Jam Penyusutan
No Perolehan
Biaya Residu Jam Kerja Kerja Mesin
(Rp)
Pabrik
Mesin
1 950.000 0 24 3 Rp98.958
Jahit
Total Rp0
Sumber: Hasil Wawancara (2023)

Tabel 7 Biaya Overhead Pabrik Produk Pesanan 2


No Jenis biaya Overhead Taksiran BOP
1 Mesin Jahit Rp98.958
2 Gunting Rp15.000
3 Benang Rp5.000
Total Rp118.958
Sumber: Hasil Wawancara (2023)

BOP/unit = Total Taksiran BOP


Jumlah produksi periode sebelumnya
= Rp118.958
5
= Rp23.791,60
Biaya Overhead JOC = BOP/unit × Unit produksi sekarang
= Rp23.791,60 × 2
= Rp47.583

4.2 Perhitungan Harga Pokok Produksi

Perhitungan harga pokok produksi diperoleh dengan mengakumulasikan


biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
1) Plat Motor
BBB = Rp650.000
BTKL = Rp160.000
BOP = Rp1.050.501

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 17
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN
HPP = BBB + BTKL + BOP +
= Rp2.831.000
2) Jok Motor
BBB = Rp100.000
BTKL = Rp88.000
BOP = Rp47.583
HPP = BBB + BTKL + BOP +
= Rp378.958

4.3 Perbandingan Harga Pokok Produksi

Berikut merupakan perbandingan harga pokok produksi yang digunakan


perusahaan dan juga dengan metode job order costing. Dapat dilihat pada
perinciannya di tabel ini.
Tabel 8 Perbandingan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Usaha dan JOC
Produk Harga Pokok Produksi
Usaha Job Order Costing
Pesanan 1 Rp1.230.000 Rp2.831.000
Pesanan 2 Rp150.000 Rp378.958
Sumber: Hasil Wawancara (2023)

4.4 Kartu Harga Pokok Pesanan


Rincian mengenai suatu pesanan, berikut rinciannya pemesanannya.
a. Plat motor
Kartu Harga Pokok

ID JOB :1 ID Customer :1
Tgl. Terima : 4 November 2023 Nama Customer : Malik
Tgl. Selesai : 5 November 2023 Alamat : Jl. Kasuari
Spesifikasi : Plat Kendaraan Kontak : 082812345678

BBB BTKL BOP


Jumlah Keteranga
Tanggal Keterangan Jumlah (Rp) Tanggal Keterangan Tanggal Jumlah (Rp)
(Rp) n
04/11/2 Pipa 150.000 04/11/2 Pemotonga 04/11/23
20.000 Pilox 28.000
3 Paralon 3 n Besi
Cetak Plat 20.000 Cat besi 28.000
Pewarnaan 20.000 Penggaris 5.000

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 18
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN Plat
Pemasanga
20.000 Gunting 15.000
n Plat
Plat
- - Selotip 5.000
Alumuniu 500.000
- - Palu 20.000
m
Gerobak/
2.000.000
- - Rombong
Rp2.101.00
Total Rp650.000 Total Rp80.000 Total
0
T
ot
al
B
ia
y
a
Rp2.831.00
P
0
r
o
d
u
k
si
:

Pembua
Disetujui
t

(Malik) (Aswi)

b. Jok motor
Kartu Harga Pokok

ID JOB :2 ID Customer :2
Tgl. Terima : 4 November 2023 Nama Customer : marshal
Tgl. Selesai : 5 November 2023 Alamat : Jl. Kejakasaan
Spesifikasi : Plat Kendaraan Kontak : 012345678901

BBB BTKL BOP


Jumlah Jumlah
Tanggal Keterangan Tanggal Keterangan Tanggal Keterangan Jumlah
(Rp) (Rp)
Menggunting
40.000 Mesin Jahit 98.958
Kain Jok kain
04/11/23 150.000 04/11/23 04/11/23
Motor Menjahit 70.000 Gunting 15.000
Benang 5.000
Rp110.00
Total Rp150.000 Total Total Rp118.958
0

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 19
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN
Total Biaya Produksi: Rp378.958
Disetujui Pembuat

(Marshal) (Aswi)

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 20
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan Umum

UMKM yang kami lakukan pengambilan data merupakan UMKM yang


bergerak pada usaha pemesanan plat dan jok motor. Pada usaha ini memiliki
konsep jasa membuat plat dan jok motor berdasarkan permintaan konsumen.
Dalam hal ini pada plat bisa diberi permintaan sesuai plat asli kendaraan dan pada
jok motor diberi permintaan sesuai dengan desain yang diinginkan oleh
konsumen. UMKM ini cocok untuk menerapkan perhitungan harga pokok
produksi berdasarkan metode job order costing.
Pada bahan baku yang digunakan pada pesanan 1 dalam hal ini adalah plat
motor menggunakan pipa paralon sebesar Rp.150.000 dan plat aluminium sebesar
Rp. 500.000 yang keduanya dijumlah total biayanya menjadi Rp. 650.000.
Kemudian pada pesanan 2 dalam hal ini adalah jok motor menggunakan kain jok
motor sebanyak dua kain dengan harga satuan Rp.50.000 hingga menjadi
Rp.100.000.
Pada biaya tenaga kerja langsung menggunakan rumus unit produk
dikalikan dengan jumlah pekerja dikalikan lagi dengan sigma seluruh pekerja
(jumlah pekerja dikali upah pekerja dibagi jam kerja). Dalam plat motor untuk
pemotongan besi, cetak plat, pewarnaan plat, dan pemasangan plat dikerjakan oleh
satu orang dengan upah sebesar Rp. 10.000 dan jumlah produksi sebanyak 2
sehingga menghasilkan total biaya sebesar Rp 80.000 kemudian menggunakan
rumus di atas diperoleh biaya tenaga kerja langsungnya sebesar Rp. 160.000. Pada
pesanan jok motor dikerjakan oleh satu orang untuk menggunting kain dengan
biaya Rp. 20.000 dan menjahit kain dengan biaya Rp. 35.000 dengan jumlah
produksi sebanyak 2 sehingga menghasilkan total biaya Rp.110.000. Kemudian
dengan menggunakan rumus di atas diperoleh biaya tenaga kerja langsung sebesar
Rp. 88.000.
Pada biaya overhead pabrik menggunakan rumus BOP/unit dengan total
taksiran BOP dibagi djumlah produksi periode sebelumnya dan biaya
overheadnya dengan rumus BOP/unit dikalikan dengan unit produksi sekarang.
Pada plat motor menggunakan pilox sebesar Rp.28.000, cat besi sebesar Rp.
28.000, penggaris sebesar Rp. 5.000, gunting sebesar Rp. 15.000, selotip sebesar
Rp. 5.000, palu sebesar Rp. 20.000 dan gerobak sebesar Rp. 2.000.000 sehingga
diperoleh biaya overhead pabrik dengan menggunakan rumus di atas sebesar Rp,
1.050.501. Kemudian pada jok motor menggunakan mesin jahit dengan biaya
penyusutan Rp. 98.958, gunting sebesar Rp. 15.000, dan benang sebesar Rp.
5.000 dengan menggunakan rumus di atas diperoleh biaya overhead pabrik
sebesar Rp. 47.583
Pada biaya harga pokok produksi, menjumlahkan biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang sudah dikerjakan.

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 21
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Kemudian HASANUDDIN
didapatkan harga pokok produksi pada plat motor sebesar Rp.
1.860.501. Kemudian pada harga pokok produksi jok motor diperoleh sebesar Rp.
235.583.

5.2 Pembahasan Khusus

5.2.1 Review Jurnal Nasional

Judul : Analisis Perbandingan Penggunaan Job Order


Costing Method Dan Process Costing Method Untuk
Meningkatkan Akurasi Laba Usaha (Studi Kasus
Pada Stile Bali Ukir Desa Jinengdalem, Kecamatan
Buleleng, Kabupaten Buleleng)
Publikasi : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi
Volume dan : Volume 10, nomor 1
Halaman
ISSN : 2614 – 1930
Tahun : 2019
Penulis : Kadek Dewi Wijayanti , Lucy Sri Musmini, Putu Eka
dan Dianita Marvilianti Dewi
Reviewer : Muhammad Daffa Nirian Budianto
Tanggal Review : 9 November 2023
Latar belakang : Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
merupakan salah satu industri yang turut bersaing
dalam memajukan perekonomian di Indonesia.
UMKM harus mempunyai strategi bersaing
diantaranya adalah keunggulan mutu produk yang
tinggi serta harga yang bersaing.Keunggulan mutu
produk terlihat dari penggunaan bahan baku yang
berkualitas serta harga jual produk yang tetap dapat
bersaing di pasar. Kegiatan produksi memerlukan
pengorbanan sumber ekonomi yang berupa berbagai
jenis biaya untuk menghasilkan produk yang akan
dipasarkan. Biaya-biaya tersebutakan menjadi dasar
dalam penentuan harga pokok produksi (HPP).
Dalam kebanyakan bisnis manufaktur, biaya
produksi yang dipertanggungjawabkan menggunakan
salah satu dari dua jenis sistem akumulasi biaya,
yaitu sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan
(job order costing system) dan sistem perhitungan
biaya berdasarkan proses (process costing system).
Tujuan penting dari sistem perhitungan biaya adalah
untuk menentukan biaya dari barang atau jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan tersebut.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 22
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Penelitian HASANUDDINpenggunaan job order costing dan process costing,
serta analisis perbandingan dalam menghasilkan laba
pada perusahan Stile Bali Ukir Desa Jinengdalem,
Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng.
Metode : Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif
Penelitian deskriptif. Data diperoleh melalui wawancara,
observasi, dan studi dokumentasi. Data ini diolah
melalui tiga tahapan yaitu, reduksi data, penyajian
data, pengumpulan data dan penarikan kesimpulan.
Hasil dan : Setelah dilakukan penelitian , hasil penelitian
Pembahasan menunjukkan bahwa dengan menggunakan job order
costing menghasilkan laba sebesar Rp 1.921.200,-
untuk sanggah ukiran kayu dan sebesar Rp
1.104.500,- untuk sanggah pasir hitam, sedangkan
dengan menggunakan process costing menghasilkan
laba sebesar Rp 637.030,- untuk sanggah ukiran kayu
dan sebesar Rp 1.043.710,- untuk sanggah pasir
hitam. Perbedaan besarnya laba menggunakan kedua
metode disebabkan penggunaan biaya tenaga kerja
langsung yang lebih besar dalam process costing
dibandingkan job order costing. Perbedaan kedua
terletak pada perhitungan biaya overhead pabrik, hal
ini disebabkan perusahaan tidak memasukkan biaya
penyusutan gedung, biaya penyusutan mesin, dan
biaya penyusutan peralatan ke dalam biaya overhead
pabrik.
Kesimpulan : Berdasarkan perhitungan harga pokok produksi yang
dilakukan oleh penulis berdasarkan akuntansi biaya,
dengan menggunakan metode pengumpulan harga
pokok produksi berdasarkan pesanan (job order
costing) akan menghasilkan laba yang lebih besar
bagi perusahaan yaitu sebesar Rp 1.921.200,- untuk
produksi sanggah kemulan rong 3 daripada
menggunakan metode pengumpulan harga pokok
produksi berdasarkan proses (process costing) yang
menghasilkan laba sebesar Rp 637.030,-. Kemudian
dengan menggunakan metode pengumpulan harga
pokok produksi berdasarkan pesanan (job order
costing) akan menghasilkan laba yang lebih besar
bagi perusahaan yaitu sebesar Rp 1.104.500,- untuk
produksi sanggah surya daripada menggunakan
metode pengumpulan harga pokok produksi
berdasarkan proses (process costing) yang
menghasilkan laba sebesar Rp 1.043.710,-

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 23
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN

5.2.2 Review Jurnal Internasional

Judul : Calculation Of Production Costs Using Job Order


Costing Method To Improve Profit Accuracy At Lidya
Furniture
Publikasi : Social, Administration, and Entrepreneurship
Journal
Volume dan : Vol. 2, No. 1, page 30-38
Halaman
DOI : 10.33474
Tahun : 2022
Penulis : Eny Widayawati
Reviewer : Muhammad Daffa Nirian Budianto
Tanggal Review : 9 November 2023
Latar belakang : UMKM merupakan usaha mikro, kecil dan
menengah. UMKM mempunyai kontribusi besar
dalam menumbuhkan pertumbuhan ekonomi
masyarakat, khususnya di negara-negara
berkembang. UMKM memberikan dampak positif,
yakni mampu menggerakkan roda perekonomian
bangsa dan menekan angka penganggur. UMKM
merupakan salah satu perluasan lapangan kerja yang
potensial untuk diatasi pengangguran dan
kemiskinan. Pembangunan dalam hal menciptakan
lapangan kerja langsung peluang berupa kerja
mandiri, usaha mikro, atau usaha kecil. Salah satu
contoh UMKM yang ada di masyarakat adalah usaha
mebel. Mebel merupakan produk kerajinan tangan
yang berperan dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat salah satunya yaitu untuk memenuhi
kebutuhan furniture rumah tangga. Industri furnitur
memiliki peranan penting dalam pemberdayaan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Perabotan
Industri itu sendiri dapat dikategorikan sebagai usaha
mikro dilihat dari total aset dan pergantian.
Pengusaha furnitur menjalankan usahanya dengan
tujuan mendapatkan penghasilan sebanyak-
banyaknya pendapatan yang sebesar-besarnya untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Besarnya
pendapatan yang diperoleh pengusaha mebel
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat Pendapatan industri mebel

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 24
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDINmeliputi jumlah produksi, biaya produksi produksi,
dan lamanya suatu usaha didirikan.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan biaya
Penelitian produksi pada UMKM Lidya Furniture dengan
memperhitungkan prinsip biaya produksi dengan
menggunakan metode job order costing.
Metode : Metode penelitian yang digunakan dikumpulkan
Penelitian melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Selanjutnya data dianalisis menggunakan metode
kualitatif. Sedangkan metode perhitungan yang
digunakan dalam hal ini yang diteliti adalah metode
penetapan biaya pesanan atau harga pokok barang
dipesan.
Hasil dan : Berdasarkan hasil analisis, terdapat perbedaan
Pembahasan perhitungan harga pokok produksi adalah karena
Lidya Furniture tidak mengidentifikasi dan merinci
unsur biaya produksi, sehingga harga pokok produksi
dihitung sebesar Lidya Furniture lebih rendah
dibandingkan dengan menggunakan metode job
order costing. Sebaiknya Lidya Furniture harus
membenahinya perhitungan harga pokok produksi
menurut metode job order costing yaitu penetapan
biaya dengan menghitung dan mengidentifikasi biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead sehingga harga jual yang ditentukan dapat
akurat sehingga dapat meningkatkan keuntungan.
Kesimpulan : Berdasarkan analisis pembahasan dan simulasi
perhitungan harga pokok produksi yang telah
dilakukan telah dilakukan pada UMKM Lidya
Furniture maka dapat disimpulkan perhitungan biaya
produksi UMKM Lidya Furniture tidak tepat dan
masih dilakukan dengan sangat sederhana karena
keterbatasan data yang dimiliki saat mengolah data
membuat harga pokok produksinya tidak sesuai.
Kesalahan yang terjadi bisa saja karena human error
pada saat pemberian data.

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 25
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

a. Job order costing merupakan salah satu metode menentukan harga pokok
produksi berdasarkan pesanan yang diminta oleh konsumen. Metode ini
memungkinkan biaya dikumpulkan dan dibebankan ke dalam unit produksi
untuk setiap pekerjaan.
b. Metode job order costing adalah metode penentuan harga pokok produski
berdasarkan pesanan yang masuk kemudian biaya dibebankan kepada
pekerjaan dalam suatu produksi dan dilakukan pencatatan melalui kartu harga
pokok pesanan.
c. Data yang diambil diklasifikasikan terlebih dahulu ke dalam unsur harga
pokok produksi kemudian diolah melalui metode job order costing. Dalam
modul ini, melakukan pengolahan data dengan metode job order costing
melalui usaha pembuatan plat dan jok motor yang jenis usahanya itu
berdasarkan pesanan pelanggan.
d. Kartu harga pokok pesanan adalah kartu yang berisikan pencatatan dari
produksi sebuah produk berdasarkan pesanan yang dimiliki oleh konsumen.
Dalam kartu ini, terdapat rincian seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik dalam memproduksi produk yang
diminta oleh konsumen.

6.2 Saran

6.2.1 Saran untuk Laboratorium

a. Kebersihan laboratorium tetap dijaga.


b. Menambah kursi dan meja pada saat pengarahan materi setelah responsi.

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 26
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
c. MenjagaHASANUDDIN
suasana laboratorium tetap kondusif pada saat melakukan
praktikum.

6.2.2 Saran untuk Asisten

a. Dapat lebih fast respon kepada praktikan.


b. Dapat cepat memberikan revisi asistensi kepada praktikan.
c. Dapat lebih komunikatif kepada praktikan.

6.2.3 Saran untuk Teman Kelompok

a. Untuk Marshal H, diharapkan agar mudah dihubungi untuk asistensi.


b. Untuk Irfan Fadhilah Sulihing, diharapkan agar dapat menghadiri
praktikum dan asistensi secara lengkap.
c. Untuk Defliansi Nintias, diharapkan lebih mengikuti prosedur
laboratorium.
d. Untuk Shiva Ananta Pratiwi, diharapkan dapat mengurangi error dalam
modul ketika memberi modul lengkap.
e. Untuk Nurnafia Sukara, diharapkan tetap responsif.
f. Untuk Kaila Sri Reski Silondae, diharapkan untuk dapat membantu
teman mengerjakan data.

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 27
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN

DAFTAR PUSTAKA

Alfarisi, S., & Boediono, G. S. (2021). Evaluasi Penerapan Job Order


Costing dalam Penentuan Harga Pokok Produksi (Studi Kasus pada
CV. Adi Guna Utama). Jurnal Manajemen Informatika &
Komputerisasi Akuntansi.

Dewi Maya Sari, Meutia Handayani, & Zaharatun Nighisa. (2022). Analisa
Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Job Order Costing
(Studi Kasus Pada Perabot Semantok Perkasa Banda Aceh). Jurnal
Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI), 6(2), 136–149.

Farnati, I., Andarwati (2018) Penerapan. Perhitungan Harga Pokok


Produksi Dengan Metode.

Fitriani, D., Hidayah., Mapiyanti F. (2021). Membangun Masyarakat


Mandiri Di Masa Pandemi COVID-19 Melalui Pelatihan Akuntansi
Biaya Produk Dan Teknik Pemasaran Digital. DINAMISA: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat.

Handayani, S., Aisyah, S., Alamsyah, R., Priyambodo, V. K., Hanani, T.,
Fauzan, R., Suparmi. (2023). Akuntansi Biaya. Jakarta: Global
Eksekutif Teknologi.

Maliki, A., & Rukmana, H. S. (2020). Calculation of Cost of Production


Using the Job Order Costing Method Against Determination of Selling
Prices at PT OTO Media Kreasi. Neraca: Jurnal Akuntansi Terapan.

Meutia, S., & Ramadhani, S. (2022). Analisis Penentuan Harga Pokok


Produksi Ban Vulkanisir dengan Metode Job Order Costing di CV.
Rapi Vulkanisir. Jurnal Industri, Manajemen, dan Rekayasa Sistem
Industri.

Putri, R., Gunawan, A. (2021). Metode Job Order Costing dalam


Perhitungan Harga Pokok Produksi. Prosiding The 12th Industrial
Research Workshop and National Seminar. Bandung.

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 28
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Putri, W. S.,HASANUDDIN
Nersiwad., Armin Ririn. (2023). Analysis of Cost of Production
Calculations Using Job Order Costing Method for Profit Management
Decision Making in Putra Berdikar MSME, Mojokerto City. International
Journal of Management and Business Economics (IJMEBE). Mojokerto

Sari, D. M. (2022). Analisa Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan


Metode Job Order Costing (Studi pada Peraboot Semantok Perkasa
Banda Aceh). Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI). Banda
Aceh.

Ramdhani, D., Merida, Hendrani, A., & Suheri. (2020). Akuntansi Biaya
Konsep Dan Implementasi Di industri Manufaktur.
Yogyakarta: CV Markumi.

Widianto, T. A. (2020). Analisis Efektifitas Perhitungan Harga Pokok


Produksi dengan Menggunakan Metode Job Order Costing (Studi
Kasus pada UMKM Konveksi Kaos Larismanis di Kediri).

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 29
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 30
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN

JOB ORDER COSTING


MUHAMMAD DAFFA NIRIAN BUDIANTO / D071221076 31

Anda mungkin juga menyukai