Anda di halaman 1dari 72

LAPORAN

PRAKTIKUM PERANCANGAN TERINTEGRASI INDUSTRI II


MODUL 7 STANDARISASI KERJA

Dosen Pengampu
Ivan Sujana, S.T., M.T., IPM.

Disusun Oleh
Kelompok 4
1. Meissy Danjiah D1061201001
2. Claudya Apriani Siahaan D1061201022
3. Farnando Gayaigo D1061201045
4. Gilang Mahendra D1061201046
5. Yogi Pratomo D1061201059

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2022
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
DAFTAR RUMUS ............................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum ................................................................................. 2
1.3 Perumusan dan Pembatasan Masalah................................................... 2
1.3.1 Perumusan Masalah .................................................................... 2
1.3.2 Pembatasan Masalah ................................................................... 3
1.4 Metodologi Praktikum.......................................................................... 3
1.4.1 Flowchart Praktikum .................................................................. 3
1.4.2 Penjelasan Flowchart Praktikum ................................................ 4
1.5 Sistematika Penulisan........................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 8
2.1 Pengukuran Kerja ................................................................................. 8
2.2 Teknik-Teknik Pengukuran Kerja ........................................................ 9
2.3 Uji Keseragaman Data ....................................................................... 12
2.4 Uji Kecukupan Data ........................................................................... 13
2.5 Performance Rating ........................................................................... 14
2.6 Kelonggaran (Allowance)................................................................... 16
2.7 Waktu Normal .................................................................................... 18
2.8 Waktu Standar .................................................................................... 19
2.9 Kecepatan Produksi ............................................................................ 19
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ............................. 21
3.1 Pengumpulan Data ............................................................................. 21
3.2 Pengolahan Data ................................................................................. 41
3.2.1 Uji Keseragaman Data .............................................................. 41
3.2.2 Uji Kecukupan Data.................................................................. 51
3.2.3 Penentuan Performance Rating ................................................ 53
Jurusan Teknik Industri
Universitas Tanjungpura ii
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

3.2.4 Penentuan Allowance ................................................................ 60


3.2.5 Penentuan Waktu Normal ......................................................... 61
3.2.6 Penentuan Waktu Standar ......................................................... 62
3.2.7 Kecepatan Produksi .................................................................. 62
BAB IV ANALISA .............................................................................................. 63
4.1 Analisa Keseragaman Data ................................................................ 63
4.2 Analisa Kecukupan Data .................................................................... 63
4.3 Analisa Performance Rating .............................................................. 63
4.4 Analisa Allowance .............................................................................. 63
4.5 Analisa Waktu Normal dan Waktu Standar ....................................... 63
4.6 Analisa Kecepatan Produksi............................................................... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 64
5.1 Kesimpulan......................................................................................... 64
5.2 Saran ................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura iii
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

DAFTAR TABEL

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura iv
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

DAFTAR GAMBAR

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura v
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

DAFTAR RUMUS

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura vi
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT Disney merupakan industri manufaktur yang bergerak dalam bidang
otomotif, perusahaan ini memproduksi berbagai jenis mobil mainan anak-anak
salah satunya adalah tamiya. PT Disney telah melakukan peramalan dan
mengetahui banyaknya permintaan pelanggan berdasarkan hasil peramalan
(forecasting) selama 12 periode dari data penjualan tamiya 24 periode
sebelumnya. Kemudian perusahaan telah melakukan proses produksi untuk
memenuhi permintaan pelanggan tersebut. Proses produksi manufaktur yang
dilakukan oleh PT Disney yaitu dengan melakukan perakitan terhadap tamiya.
PT Disney menginginkan strategi yang efektif dan efisien dalam memproduksi
tamiya agar pekerjaan dapat selesai pada waktu yang telah ditentukan. Oleh
karena itu PT Disney akan menetapkan standarisasi kerja terhadap beberapa
operator yang akan melakukan perakitan tamiya untuk memperoleh tingkat
efisien pada proses pembuatan tamiya.
PT Disney akan melakukan observasi terhadap beberapa operator
perakitan tamiya untuk mengetahaui kinerja setiap operator dalam melakukan
proses perakitan. Tingkat efisiensi dan efektivitas operator dalam melakukan
perakitan sangat berpengaruh terhadap proses produksi tamiya yang akan
dilakukan. Semakin rendah tingkat efisiensi dan efektivitas operator dalam
melakukan perakitan maka produksi Tamiya tidak dapat diselesaikan dengan
tepat waktu. Oleh karena itu, PT Disney menetapkan standarisasi kerja pada
proses produksi perakitan tamiya. Standarisasi kerja dilakukan agar proses
perakitan dapat dilakukan dengan rentang waktu yang sama pada setiap
operator sehingga produksi Tamiya dapat selesai tepat waktu, efisiensi proses
perakitan dapat tercapai, serta produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang
baik.
Standarisasi kerja pada PT Disney dilakukan dengan melakukan observasi
terhadap beberapa operator perakitan tamiya. Perakitan dilakukan dengan flow
diagram berbentuk angka 7. Flow diagram merupakan diagram yang

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 1
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

menggambarkan urutan proses kerja pada layout kerja yang ada. Input
praktikum modul 7 standarisasi kerja yaitu jumlah elemen kerja, jumlah stasiun
kerja, serta elemen kerja pada setiap stasiun kerja. Output yang diperoleh yaitu
standarisasi kerja proses perakitan.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum pada modul 7 standarisasi kerja adalah sebagai
berikut.
1. Mampu mengidentifikasi dan menetapkan performance rating pada
perakitan Tamiya PT Disney.
2. Mengetahui penetapan waktu normal dan waktu standar berdasarkan
proses perakitan Tamiya PT Disney.
3. Mampu memperoleh waktu yang efektif dan efisien pada proses produksi
perakitan Tamiya di setiap stasiun kerja.
4. Memahami cara menetapkan allowance pada proses perakitan Tamiya.
1.3 Perumusan dan Pembatasan Masalah
Perumusan masalah merupakan pernyataan yang dikemukakan untuk
menentukan batasan yang akan dilakukan dalam penelitian. Pembatasan
masalah merupakan batasan dari ruang lingkup permasalahan sehingga
penelitian lebih terfokus. Adapun perumusan dan pembatasan masalah pada
praktikum ini sebagai berikut.
1.3.1 Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dari modul 7 standarisasi kerja adalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana mengidentifikasi dan menetapkan performance rating
pada perakitan Tamiya PT Disney?
2. Bagaimana penetapan waktu normal dan waktu standar berdasarkan
proses perakitan Tamiya PT Disney?
3. Bagaimana memperoleh waktu yang efektif dan efisien pada proses
produksi perakitan Tamiya di setiap stasiun kerja?
4. Bagaimana cara menetapkan allowance pada proses perakitan
Tamiya?

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 2
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

1.3.2 Pembatasan Masalah


Adapun pembatasan masalah dari modul 7 standarisasi kerja adalah
sebagai berikut.
1. Proses perakitan pada praktikum stadarisasi kerja menggunakan
Tamiya.
2. Flow diagram yang digunakan pada perakitan tamiya berbentuk
angka 7.
3. Pengolahan data pada praktikum stadarisasi kerja menggunakan
software minitab.
4. Perakitan dilakukan oleh 18 operator.
1.4 Metodologi Praktikum
Metodologi pratikum merupakan langkah-langkah, prosedur dan kegiatan
yang akan dilakukan dalam praktikum ini. Adapun metodologi pratikum
modul standarisasi kerja adalah sebagai berikut.
1.4.1 Flowchart Praktikum
Flowchart merupakan bagan yang menjelaskan langkah-langkah
proses yang akan dilakukan dalam sebuah praktikum. Adapun flowchart
praktikum pada modul ini adalah sebagai berikut.

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 3
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Mulai X
Tidak

Studi Literatur
1. Pengukuran Kerja
2. Teknik-teknik Pengukuran Kerja Apakah Pengambilan
3. Uji Keseragaman Data Data Sudah Benar ?
4. Uji Kecukupan Data
5. Performance Rating
6. Kelonggaran (Allowance)
7. Waktu Normal Ya
8. Waktu Standar
9. Kecepatan Produksi Uji Kecukupan Data

Alat dan Bahan


1. Laptop atau Komputer Tidak
2. Data Modul 6 Apakah Pengambilan
3. Microsoft Word Data Sudah Benar ?
4. Microsoft Excel
5. Software Minitabab 19

Ya
Pengumpulan Data
1. Data sekunder Pengolahan Data
2. Waktu Pengamatan 1. Uji Keseragaman Data
3. Jumlah Stasiun 2. Uji Kecukupan Data
3. Penentuan Performance Rating
4. Penentuan Allowance
Tidak 5. Penentuan Waktu Normal
6. Penentuan Waktu Standar
Apakah Pengambilan 7. Kecepatan Produksi
Data Sudah Benar ?

Analisis
1. Analisa Keseragaman Data
Ya 2. Analisa Performance Rating
3. Analisa Allowance
Uji Keseragaman Data 4. Analisa Waktu Normal dan Waktu
Standar
5. Analisa Kecepatan Produksi
X

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 1.1 Flowchart Praktikum


1.4.2 Penjelasan Flowchart Praktikum
Berdasarkan flowchart diatas, adapun penjelasan pratikum pada
modul ini adalah sebagai berikut:
1. Mulai
2. Studi Literatur
Studi literatur merupakan serangkaian yang berkenaan dengan
metode pengumpulan data pustaka. Bahan tersebut berisikan tentang
informasi yang akan dibahas meliputi pengukuran kerja, Teknik-
teknik pengukuran kerja, uji keseragaman data, uji kecukupan data,
performance rating, kelonggaran (Allowance), waktu normal, waktu
standar dan kecepatan data.

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 4
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

3. Alat dan Bahan


Setelah dilakukan studi literatur. Langkah selanjutnya adalah
mempersiapkan alat dan bahan. Alat dan bahan yang dibutuhkan
adalah laptop atau komputer, data modul 6 manufaktur, microsoft
word, mircosoft excel, dan aplikasi minitab 18.
4. Pengumpulan Data
Setelah mempersiapkan alat dan bahan, maka selanjutnya adalah
melakukan pengumpulan data pada modul 7. Pengumpulan data yang
dilakukan meliputi pengumpulan data sekunder, waktu pengamatan
dan jumlah stasiun kerja setelah itu dilakukan inspeksi terhadap
pengumpulan data yang telah dilakukan untuk mengetahui apakah
data yang diperoleh sudah sesuai maka dapat dilanjutkan pada tahap
selanjutnya dan sebaliknya jika data yang diperoleh tidak sesuai maka
dilakukannya perulangan. Kemudian melakukan pengumpulan data
terkait uji keseragaman data dan kemudian dilakukan inspeksi setelah
itu dilanjutkan pada tahapan pengujian uji kecukupan data dan
dilakukan inspeksi setelah data yang dikumpulkan sesuai maka dapat
dilakukannya pengolahan data.
5. Pengolahan Data
Selanjutnya adalah melakukan pengolahan data yang dilakukan
berdasarkan data daftar elemen kerja dan mengrekapitulasi data
outlier dari modul sebelumnya atau modul 6. Kemudian melakukan
pengolahan data yang meliputi uji keseragaman data, uji kecukupan
data, penentuan performance rating¸ penentuan allowance, penentuan
waktu normal, penentuan waktu standar dan kecepatan produksi
6. Analisis
Selanjutnya adalah melakukan analisis data yaitu melakukan
analisa keseragaman data, analisa kecukupan data, analisa
performance rating, analisa allowance, analisa waktu normal, analisa
waktu standar, dan analisa kecepatan produksi

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 5
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

7. Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan dan saran merupakan bagian terakhir yang berisikan
inti dari pratikum yang telah dilakukan dengan kekurangan apa saja
yang terjadi dalam pengerjaan laporan pratikum ini.
8. Selesai.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan adalah tata cara, metode, atau urutan untuk
menyelesaikan praktikum ini yang terdiri dari 5 bab. Adapun sistematika
penulisan dalam praktikum standarisasi kerja adalah sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Bab 1 berisikan tentang latar belakang, tujuan, perumusan dan pembatas
masalah, metodologi pratikum, flowchart pratikum beserta penjelasan
flowchart pratikum dan sistematika penulisan. Latar belakang memperjelaskan
singkat mengenai objek yang akan dilakukan penelitian serta melakukan
penjabaran terhadap objek yang telah dipilih untuk dilakukan pembahasan
dalam menjelaskan permasalahan yang akan dibuat dan disertai fakta yang
jelas. Pada perumusan masalah merupakan masalah yang akan diselesaikan
dalam penelitian. Tujuan pratikum dapat dikatakan bagian paling utama dalam
terbentuknya pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan sebelumnya dan
eksperimen yang dimiliki dan dilakukan oleh mahasiswa. Flowchart pratikum
merupakan bagan yang menjelaskan tahapan dan langkah-langkah yang
dilakukan saat melakukan pratikum.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka merupakan bagian yang berisikan tentang landasan teori
pada pratikum yang dilaksanakan. Pada pratikum ini teori yang dibahas terdiri
dari Pengukuran Kerja, Teknik-teknik pengukuran kerja, uji keseragaman data,
uji kecukupan data, performance rating, kelonggaran (Allowance), waktu
normal, waktu standar, dan kecepatan produksi.
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pengolahan data dan pembahasan berisikan tentang berbagai pengumpulan
data elemen kerja, Rekapitulasi data outlier, uji keseragaman data, uji

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 6
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

kecukupan data, penentuan Performance rating, penentuan allowance


penentuan waktu normal, penentuan waktu standar, kecepatan produksi dan
data tersebut dapat dilihat berdasarkan metode dari hasil pengolahan data yang
telah dilakukan
BAB IV ANALISIS
Analisa membahas mengenai penganalisaan pada semua hasil pengolahan
data yang telah dilakukan. Hasil dari analysis diharapkan dapat menjadi acuan
untuk penyelesaian masalah yang dimana hasil pengolahan data tersebut
dihubungkan dengan teori dalam pratikum dan kemudian dihubungkan sebagai
rumusan masalah yang ada. Adapun analisis pada laporan modul ini berisikan
Analisa keseragaman data, analisa kecukupan data, analisa performance rating,
analisa allowance, analisa waktu normal dan waktu standar, dan analisa
kecepatan produksi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan merupakan bagian yang didapatkan pada hasil perlaksanaan
pratikum untuk menjawan keseluruhan perumusan masalah pada pratikum ini.
Kesimpulan yang dimaksud merupakan simpulan yang dibuat sendiri oleh
peneliti berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan
dan terdapat juga berupa saran untuk penelitian selanjutnya agar dapat
dilakukan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 7
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengukuran Kerja
Pengukuran kerja (work measurement) adalah tindakan pengukuran yang
dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada suatu
perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan
balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu
rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian
atas aktivitas perencanaan dan pengendalian (Sutalaksana, 2008).
Proses pengukuran kerja biasanya dilihat dari proses operasi dalam
perusahaan dapat efisien atau tidak biasanya didasarkan atas lama waktu untuk
membuat suatu produk atau melaksanakan suatu pelayanan (jasa). Jumlah
waktu yang harus digunakan untuk melaksanakan kegiatan tertentu dibawah
kondisi kerja normal disebut standar pekerja (labor standards).
Pengukuran kerja diperlukan untuk perencanaan dan pengaturan operasi
produksi sehingga dapat menentukan jumlah kapasitas dari suatu fasilitas dan
perkiraan biaya yang akan terjadi (Soni dkk, 2002). Adapun tujuan lain dari
pengaturan kerja sebagai berikut:
a. Sebagai pembanding metode alternatif.
b. Perencanaan dan kontrol.
c. Biaya yang realistis.
d. Skema keuangan yang insentif.
e. Tanggal pengiriman produk yang tertata.
f. Mengurangi pengeluaran yang tidak diperlukan.
g. Mengidentifikasi standar kemampuan pekerja.
h. Pelatihan untuk pekerja baru.
Hasil pengukuran kerja tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik
yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana
dan titik dimana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas
aktivitas perencanaan dan pengendalian.

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 8
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

2.2 Teknik-Teknik Pengukuran Kerja


Pengukuran kerja adalah metode penetapan keseimbangan antara manusia
yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Pengukuran waktu
kerja ini berhubungan dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan (Wignjosoebroto, 2006).
Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang
memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk meyelesaikan pekerjaan. Dalam
hal ini meliputi waktu waktu kelonggaran yang diberikan dengan
memperhatikan situasi dan kondisi pekerjaan yang harus diselesaikan. Dengan
demikian makan waktu baku yang dihasilkan dalam aktivitas pengukuran kerja
ini dapat digunakan sebagai alat untuk membuat rencana penjadwalan kerja
yang meyatakan bebrapa lama suatu kegiatan harus berlangsung dan berapa
output yang dihailkan serta berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam
meyelesaikan pekerjaan.
Teknik-teknik pegukuran kerja ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu
pengukuran waktu kerja secara lagsung dan pengukuran waktu kerja secara
tidak langung. cara pertama diebut demikian karena pegukurannya
dilaksanakan secara lagsung, yaitu tempat dimana pekerjaan diukur dan
dijalankan. Terdapat 4 metode dalam pengukuran kerja yaitu sebagai berikut
(Rully & Yaniawati, 2017).
1. Pengalaman masa lalu (Histroical experience)
Standar pekerja dapat diestimasi berdasarkan apa yang telah terjadi di
masa lalu yaitu berapa jam kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan. Cara ini memiliki kelebihan karena relatif mudah dan murah
didapatkan. Standar seperti ini lazimnya didapatkan datanya dari kartu
waktu pekerja atau dari data produksi. Akan tetapi kelemahannya adalah
tidak objektif dan tidak dapat diketahui keakuratannya apakah kecepatan
kerjanya layak atau tidak, dan apakah kejadian yang tidak biasa sudah
diperhitungkan atau belum.
2. Studi waktu (time study)
Studi waktu adalah bagian dari prosedur pengukuran kerja yang

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 9
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

digunakan, di mana usaha manusia menjadi bagian dari aktivitas produktif


dan beberapa prosedur yang digunakan untuk mengukur human time untuk
beberapa konsep dari sebuah level standar dari suatu usaha.
Studi terhadap waktu dapat menunjukkan ukuran kerja, yang
melibatkan teknik dalam penetapan waktu baku yang diijinkan untuk
melakukan tugas yang telah diberikan berdasarkan ukuran suatu metode
kerja dengan memperhatikan faktor kelelahan, pekerja dan kelambatan yang
tidak dapat dihindarkan. Analisis studi waktu dapat menggunakan beberapa
teknik untuk menetapkan sebuah standar yaitu dengan cara studi waktu
menggunakan stopwatch, pengolahan data dengan menggunakan
komputerisasi, data standar, dasar mengenai data gerakan, pengambilan
contoh kerja, dan perhitungan berdasarkan masa lalu. Setiap teknik
mempunyai penerapan tersendiri pada setiap kondisi, studi analisis waktu
harus dapat diketahui ketika hal ini harus menggunakan teknik tertentu dan
kemudian menggunakan teknik tersebut secara benar.
3. Standar Waktu Yang Telah Ditentukan (Predetermined Time Study)
Suatu pembagian pekerjaan manual menjadi elemen dasar kecil yang
waktunya telah ditetapkan dan dapat diterima secara luas. Caranya dengan
menjumlahkan faktor waktu bagi setiap elemen dasar dari pekerjaan. Cara
ini membutuhkan biaya yang besar. Metode yang paling umum adalah
metode pengukuran waktu (MTM = Methods Time Measurement). Standar
waktu yang telah ditetapkan merupakan perkembangan dari gerakan dasar
yang disebut sebagai Therblig yang ditemukan oleh Frank Gilbreth, yang
mencakup aktivitas seperti memilih, mengambil, mengarahkan, merakit,
menjangkau, memegang, beristirahat, dan meneliti.
Standar waktu yang telah ditetapkan memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan studi waktu seperti sebagai berikut.
1. Standar waktu dapat dibuat di laboratorium sehingga prosedur ini tidak
mengganggu aktivitas sesungguhnya.
2. Karena standar dapat ditentukan sebelum pekerjaan benar-benar
dilakukanmaka dapat digunakan untuk membuat rencana.

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 10
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

3. Tidak ada pemeringkatan kinerja yang dibutuhkan.


4. Serikat pekerja cenderung menerima metode ini sebagai cara yang wajar
untuk menetapkan standar.
5. Standar waktu yang telah ditentukan biasanya efektif pada perusahaan
yang melakukan sejumlah besar penelitian pada tugas yang sama.
4. Pengambilan Sampel Kerja (Work Sampling)
Metode ini dikembangkan di Inggris oleh L. Tipper pada tahun 1930.
Pengambilan sampel kerja memperkirakan persentase waktu yang
dihabiskan oleh seorang pekerja pada beragam pekerjaan. Hasilnya
digunakan untuk menentukan bagaimana karyawan mengalokasikan waktu
mereka di antara aktivitas yang beragam. Hal ini akan mendorong adanya
perubahan karyawan, penugasan ulang, perkiraan biaya aktivitas dan
kelonggaran keterlambatan bagi standar pekerja. Apabila pengambilan
sampel ini untuk menetapkan kelonggaran keterlambatan, maka sering
disebut penelitian rasio keterlambatan (ratio delay study). Prosedur dalam
metode ini ada lima langkah sebagai berikut.
1. Mengambil sampel awal untuk mendapatkan sebuah perkiraan nilai
parameter seperti persentase waktu sibuk seorang pekerja.
2. Hitung ukuran sampel yang dibutuhkan.
3. Buat jadwal pengamatan pada waktu yang layak. Konsep angka acak
digunakan untuk menapatkan pengamatan yang benar-benar acak.
4. Lakukan pengamatan dan catat aktivitas pekerja.
5. Tentukan bagaimana pekerja menghabiskan waktu mereka biasanya
dalam persentase.
Pada suatu perusahaan untuk mengukur kerja pegawai perlu dibuat standar
kerja. Standar kerja merupakan sesuatu yang dijadikan acuan oleh pegawai
untuk menunjukan produktvitasnya. Standar kerja dibuat oleh manajer kantor
bersama timnya. Standar kerja harus dirancang pada lebel yag berdampak
memotivasi bagi pegawai yang memiliki prestasi rata-rata, jadi bukan saja yang
memiliki prestasi terbaik. Jika standar diharapkan untuk digunakan secara
efektif, maka standar itu harus bisa diterima oleh pegawai. Di dalam banyak

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 11
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

kejadian, tugas yang paling sulit dan menghabiskan waktu di dalam


mengembangkan standar adalah usaha agar pegawai menerima standar yang
ditetapkan (Soni dkk, 2002).
2.3 Uji Keseragaman Data
Uji Keseragaman Data adalah untuk memastikan bahwa data yang
terkumpul berasal dari sistem yang sama, maka dilakukan pengujian terhadap
keseragaman data. Sebagai contoh, pada saat penimbangan struktur, ternyata
masih banyak scaffolding yang belum dilepas sehingga masih terkait dan
terikat pada struktur. Ketika dilakukan penimbangan ternyata masih banyak
pekerjaan harus melepas kaitan atau perancah tersebut. Dibandingkan dengan
penimbangan yang tidak ada gangguan terhadap struktur tersebut jelas hasilnya
akan jauh berbeda. Apalagi penimbangan dilakukan pada saat kecepatan angin
terlalu tinggi yang akan mempengaruhi kesetabilan struktur pada saat
pengangkatan tinggi. Oleh karena itu diperlukan pengujian keseragaman data
guna memisahkan data yang memiliki karakteristik yang berbeda karena
pengaruh-pengaruh seperti contoh yang disebutkan tadi. Adapun rumus yang
digunakan dalam pengujian keseragaman data adalah sebagai berikut
(Purnomo, 2004).

BKA = X̅ + kσ ............................................................................................. (2.1)

BKA = X̅ - kσ.............................................................................................. (2.2)

∑(x−x̅)2
σ=√ ............................................................................................... (2.3)
𝑁−1

Keterangan :
BKA : Batas Kontrol Atas
BKB : Batas Kontrol Bawah
X̅ : Nilai Data Rata-Rata
σ : Standar Devisiasi
k : Tingkat Keyakinan

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 12
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

2.4 Uji Kecukupan Data


Uji kecukupan data berfungsi untuk mengetahui bahwa data-data yang
diperoleh telah memenuhi jumlah pengamatan yang dibutuhkan dalam
pengukuran atau belum dengan tingkat ketelitian dan kepercayaan tertentu.
Data dan jumlah pengukuran kecukupan data diperoleh dari pengujian
keseragaman data. Pengukuran yang ideal harus dilakukan dalam jumlah yang
banyak, bahkan sampai tak terhingga agar data hasil dari pengukuran tersebut
dapat untuk digunakan. Namun, pengukuran dalam jumlah yang banyak sulit
dilakukan karena keterbatasan–keterbatasan dari segi waktu, biaya, tenaga dan
sebagainya. Uji kecukupan data dilakukan dengan cara mengetahui besarnya
nilai N’. Adapun persamaan jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan,
yaitu sebagai berikut (Anna, 2014):
2
k√ 2 2
N( ∑ni= 1 xi ) - ( ∑ni= 1 xi)
s
Ν' = [ ] ....................................................................... (2.4)
( ∑ni= 1 xi)

Keterangan :
N’ : jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan.
N : jumlah pengamatan yang dilakukan.
xi : Data hasil pengukuran ke-i
s : Tingkat ketelitian yang dikehendaki (dinyatakan dalam desimal)
k : Koefisien indeks tingkat kepercayaan
Apabila nilai N’<N, maka data dianggap cukup sehingga tidak perlu
dilakukan pengambilan data kembali. Sebaliknya, apabila N’>N, maka jumlah
data belum cukup sehingga harus dilakukan pengambilan data kembali.
Tabel 2.1 Tingkat Kepercayaan dan Nilai k

Tingkat Kepercayaan Nilai k


99% 2,58 ≈ 3
95% 1,96 ≈ 2
90 % 1,645
68% 1
(Sumber: Levine, 1998)

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 13
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

2.5 Performance Rating


Performance rating adalah suatu persoalan penilaian yang termasuk
bagian dari aktivitas pengukuran kerja dan digunakan untuk menetapkan waktu
baku penyelesaian kerja yang tidak bisa dinilai berdasarkan faktor penilaian
subjektif terhadap tempo kerja operator oleh time study analyst. Melakukan
rating dapat membuat waktu kerja yang diukur menjadi normal kembali.
Ketidaknormalan dari waktu kerja ini disebabkan oleh operator yang bekerja
secara kurang wajar, yaitu bekerja dalam tempo atau kecepatan yang tidak
semestinya. Suatu saat dapat dirasakan terlalu cepat ataupun terlalu lamba
(Sutalaksana, 2008). Adapun beberapa metode yang digunakan untuk
menentukan performance rating, yakni sebagai berikut:
1. Skill and Effort Rating
Metode skill and effort rating diperkenalkan oleh Bedaux berdasarkan
pengukuran kerja dan waktu baku yang ada dinyatakan dengan angka “Bs”.
Prosedur pengukuran kerja yang dibuat oleh Bedaux meliputi juga
menentukan rating terhadap kecakapan (skill) dan usaha-usaha yang
ditunjukkan operator pada saat bekerja, dan mempertimbangkan
kelonggaran (allowances) waktu lainnya. Bedaux menetapkan angka 60 Bs
sebagai performance standard yang harus dicapai oleh seorang operator.
Dengan demikian, seorang operator yang bekerja dengan kecepatan normal
diharapkan mampu mencapai angka 60 Bs per jam dan pemberian insentif
dilakukan pada tempo kerja rata-rata sekitar 70 sampai 85 Bs per jam.
2. Performance Rating atau Speed Rating
Metode performance rating atau speed rating dilakukan dengan
menetapan rating performance kerja operator yang didasarkan pada satu
faktor tunggal, yaitu operator speed, space, atau tempo. Rating faktor ini
umumnya dinyatakan dalam presentase (%) atau angka desimal, dimana
performance kerja normal akan sama dengan 100% atau 1.00. Penilaian
performance kerja dilakukan oleh time study analyst yang telah
berpengalaman dalam mengevaluasi atau menilai performance kerja yang
ditunjukkan oleh operator. Rating faktor digunakan untuk menormalkan

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 14
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

waktu kerja yang diperoleh dari pengukuran kerja akibat kecepatan kerja
operator yang berubah-ubah.
3. Synthetic Rating
Metode Synthetic Rating adalah metode untuk mengevaluasi tempo
kerja operator berdasarkan nilai waktu yang telah ditetapkan terlebih dahulu
(predetermined time value). Prosedur tersebut dilakukan dengan
membandingkan waktu yang diukur dengan waktu penyelesaian elemen
kerja yang sebelumnya telah diketahui data waktunya. Hasil dari
perbandingan ini berupa indeks performance atau rating faktor dari operator
untuk melaksanakan elemen kerja tersebut. Rasio untuk menghitung indeks
performance atau rating faktor dapat dirumuskan sebagai berikut:
P
R= ........................................................................................................................................... (2.5)
A

Keterangan:
R : Indeks performance atau rating faktor
P : Predeterminded time untuk elemen kerja yang diamati (menit)
A : Rata-rata waktu dari elemen kerja yang diukur (menit)
4. Westing House System’s Rating
Westing House System’s Rating merupakan sistem yang lebih lengkap
dibandingkan sistem yang dilaksanakan oleh Bedaux. Metode Westing
House System’s Rating menentukan rating dengan kecakapan (skill), usaha
(effort), ditambah dengan kondisi kerja (working condition) dan keajegan
(consistency) dari operator di dalam melakukan kerja. Melalui metode ini,
westing house telah berhasil membuat suatu tabel performance rating yang
berisikan nilai-nilai angka berdasarkan tingkatan yang ada untuk masing-
masing faktor tersebut.

Tabel 2.2 Performance Rating dengan Metode Westinghouse

SKILL EFFORT
+ 0,15 A1 Superskill + 0,13 A1 Superskill
+ 0,13 A2 + 0,12 A2
+ 0,11 B1 Excellent + 0,10 B1 Excellent
+ 0,08 B2 + 0,08 B2
+ 0,06 C1 Good + 0,05 C1 Good

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 15
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tabel 2.2 Performance Rating dengan Metode Westinghouse (Lanjutan)

SKILL EFFORT
+ 0,03 C2 + 0,02 C2
0,00 D Average 0,00 D Average
- 0,05 E1 Fair - 0,04 E1 Fair
- 0,10 E2 - 0,08 E2
- 0,16 F1 - 0,12 F1 Poor
- 0,22 F2 - 0,17 F2 Poor
CONDITION CONSISTENCY
+ 0,06 A Ideal + 0,04 A Ideal
+ 0,04 B Excellent + 0,03 B Excellent
+ 0,02 C Good + 0,01 C Good
0,00 D Average 0,00 D Average
- 0,03 E Fair - 0,02 E Fair
- 0,07 F Poor - 0,04 F Poor
(Sumber: Wignjosoebroto, 2006)
2.6 Kelonggaran (Allowance)
Operator yang berkualifikasi baik mampu mampu menyelesaikan
pekerjaan dengan kecepatan yang normal. Namun, seorang operator
berkualifikasi baik sekalipun tidak mampu bekerja secara terus-menerus tanpa
adanya interupsi sama sekali. Seorang operator sering menghentikan kerja dan
membutuhkan waktu-waktu khusus untuk keperluan lain, seperti melakukan
aktivitas pribadi, melepas lelah, dan kebutuhan lainnnya. Adapun rumus
kelonggaran sebagai berikut:
Allowance Time = NT × % Allowance........................................................ (2.6)
Keterangan:
NT : Normal Time (Waktu Normal)
Waktu longgar yang dibutuhkan untuk menginterupsi proses produksi bisa
diklasifikasikan menjadi personal allowance, fatigue allowance, dan delay
allowance (Wignjosoebroto, 2006). Adapun klasifikasi dari allowance yang
diperlukan operator, yakni sebagai berikut:
1. Kelonggaran Waktu untuk Kebutuhan Personal (Personal Allowance)
Setiap pekerjaan harus diberikan kelonggaran waktu yang bersifat
kebutuhan pribadi (personal need). Jumlah waktu longgar untuk kebutuhan

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 16
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

pribadi dapat dilakukan dengan melaksanakan aktivitas time study kerja


melalui metode sampling kerja. Pekerjaan yang relatif ringan-saat operator
bekerja selama 8 jam per hari tanpa jam istirahat-sekitar 2 sampai 5% (atau
10 sampai 24 menit) setiap jari akan dipergunakan untuk kebutuhan-
kebutuhan yang bersifat pribadi. Meskipun demikian, jumlah waktu longgar
untuk kebutuhan pribadi dapat bervariasi bergantung pada pekerja individu
dibandingkan jenis pekerjaan yang dilaksanakan. Akan tetapi, pekerjaan-
pekerjaan yang berat dan kondisi kerja yang tidak nyaman (terutama
temperatur tinggi) menyebabkan kebutuhan waktu pribadi lebih besar lagi.
Allowance untuk hal tersebut bisa lebih besar 5%.
2. Kelonggaran Waktu untuk Melepaskan Lelah (Fatigue Allowance)
Kelelahan fisik manusia disebabkan oleh beberapa penyebab, salah
satunya kerja yang membutuhkan kerja mental dan kerja fisik. Menetapkan
jumlah waktu yang diizinkan untuk istirahat melepas lelah sangat sulit dan
kompleks. Waktu yang diperlukan untuk istirahat sangat bergantung dengan
interval waktu siklus kerja dari pekerja yang memikul beban kerja secara
penuh, kondisi lingkungan fisik pekerjaan, dan faktor-faktor lainnya. Hal
yang paling umum dilakukan ialah memberikan satu kali periode istirahat
pada pagi hari dan sekali lagi pada saat siang menjelang sore hari. Lama
waktu istirahat yang diberikan tersebut berkisar antara 5 sampai 15 menit.
Pekerjaan-pekerjaan yang relatif ringan tidak memerlukan periode waktu
istirahat. Selain itu, pekerjaan yang relatif berat dan dapat digantikan oleh
mesin tidak memerlukan waktu longgar.
3. Kelonggaran Waktu karena Keterlambatan (Delay Allowance)
Keterlambatan atau delay bisa disebabkan oleh faktor-faktor yang sulit
untuk dihindarkan (unavoidable delay), tetapi bisa juga disebabkan oleh
beberapa faktor yang sebenarnya masih bisa untuk dihindari. Keterlambatan
yang terlalu lama tidak akan dipertimbangkan sebagai dasar untuk
menetapkan waktu baku. Avoidable delay yang sering terjadi biasanya
disebabkan oleh mesin, operator, dan hal-hal lain yang di luar kontrol.
Setiap keterlambatan yang masih bisa dihindarkan (avoidable delay)

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 17
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

dipertimbangkan sebagai tantangan dan dilakukan usaha-usaha keras untuk


menghilangkan delay. Jenis dan rentang waktu dari keterlambatan untuk
suatu aktivitas kerja dapat ditetapkan secara teliti dengan melaksanakan
aktivitas time study secara keseluruhan atau melakukan sampling kerja.
Elemen-elemen kerja yang tidak masuk dalam siklus kerja, tetapi bagian
dari operasi secara keseluruhan tidak dianggap delay. Akan tetapi, elemen-
elemen tersebut harus diamati dan diukur sebagaimana elemen-elemen kerja
yang masih termasuk dalam siklus operasi.
2.7 Waktu Normal
Waktu Normal adalah waktu untuk suatu elemen operasi kerja yang
menunjukkan bahwa seorang teknisi berkualifikasi baik akan bekerja
menyelesaikan pekerjaan pada tempo kerja yang normal. Rating factor
(performance rating atau speed rating) diaplikasikan untuk menormalkan
waktu kerja yang diperoleh dari pengukuran kerja akibat tempo atau kecepatan
kerja operator yang berubah-ubah. Selain itu, waktu normal merupakan waktu
yang diperlukan pekerja untuk menyelesaikan suatu aktivitas di bawah kondisi
kerja yang normal. Waktu normal di sini tidak termasuk waktu longgar
yang diperlukan untuk melepas lelah ataupun allowance (Sutalaksana, 2006).
Nilai waktu normal yang diperoleh tidak dapat ditetapkan sebagai waktu
baku untuk penyelesaian suatu operasi kerja. Hal ini dikarenakan penyelesaian
suatu operasi memerlukan faktor-faktor yang berkaitan dengan allowance time
(kelonggaran waktu) agar operator bisa bekerja dengan sebaik-baiknya belum
dikaitkan. Adapun rumus waktu normal sebagai berikut:
Wn = Wp × P .............................................................................................. (2.7)
Keterangan :
Wn : Waktu Normal
Wp : Waktu Pengamatan
P : Faktor Penyesuaian

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 18
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

2.8 Waktu Standar


Waktu standar adalah waktu yang sebenarnya digunakan seorang operator
untuk memproduksi satu unit dari data jenis produk. Waktu standar untuk
setiap part harus dinyatakan termasuk toleransi untuk beristirahat untuk
mengatasi kelelahan atau untuk faktor-faktor yang tidak dapat dihindarkan.
Didalam praktek pengukuran kerja maka metoda penerapan rating
performance kerja operator adalah didasarkan pada satu faktor tunggal yaitu
operator speed, space atau tempo. Sistem ini dikenal sebagai performance
Rating atau speed Rating (Hubeis, 2012). Rating faktor ini umumnya
dinyatakan dalam persentase persentase (%) atau angka desimal dimana
performance kerja normal akan sama dengan 100% atau 1,00.
Rating factor pada umumnya diaplikasikan untuk menormalkan waktu
kerja yang diperoleh dari pengukuran kerja akibat tempo atau pkecepatan kerja
operator yang berubah-ubah. Waktu standard digunakan untuk menyelesaikan
pekerjaan yang spesifik dengan tambahan waktu istirahat pekerja atau
penggunaan waktu lain saat mesin berkendala atau idle dan pemborosan waktu
lainnya. Adapun rumus waktu standar sebagai berikut:
100%
Waktu Standar = Waktu Normal × 100%−Allowance% .................................... (2.8)

2.9 Kecepatan Produksi


Kecepatan produksi pabrik yang dinyatakan secara agregat merupakan
bagian dari rencana strategis perusahaan dan dibuat secara harmonis dengan
rencana bisnis dan rencana pemasaran. Perencanaan dibuat untuk seluruh
produk yang menggunakan sumber yang sama, tanpa dirinci kedalam masing-
masing produk yang berbeda. Kapasitas adalah kemampuan pembatas dari unit
produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu dan biasanya dinyatakan
dalam bentuk keluaran atau output per satuan waktu.
Kapasitas produksi dapat diartikan sebagai jumlah maksimum output yang
dapat diproduksi dalam satuan waktu tertentu. Kapasitas produksi ditentukan
oleh kapsitas sumber daya yang dimiliki seperti kapsitas mesin, kapasitas
tenaga kerja, kapsitas bahan baku dan kapasitas modal. Kapasitas produksi
dipengaruhi oleh kecepatan produksi. Kecepatan produksi adalah jumlah

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 19
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

produk yamg dihasilkan dari pekrja dalam waktu yang tidak terlalu singkat
namun juga tidak terlalu lama. Target kecepatan produksi biasanya menjadi
dasar untuk pemberian insentif kepada pekerja (Wignjosoebroto, 2006).
Adapun rumus kecepatan produksi sebagai berikut:
1
Kecepatan Produksi = Ws............................................................................. (2.9)

Keterangan:
Ws : Waktu Standar

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 20
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimulai dengan mengumpulkan data sekunder meliputi
elemen kerja dan stasiun kerja yang telah ditetapkan. Adapun data stasiun kerja
yang digunakan berbentuk 7 sebagai berikut.
Tabel 3.1 Elemen Kerja Perakitan Tamiya
Stasiun
No. Elemen Kerja
Kerja
1 Memasang gear belakang 2 ke body bawah
2 Memasang gear belakang 1 ke body bawah
3 Memasang as roda belakang ke body bawah Stasiun
4 Memasang gear depan ke body bawah 1
5 Memasang as roda depan ke body bawah
6 Memasang penghubung as roda ke body bawah
7 Memasang kuningan dinamo besar ke body dinamo
8 Memasang kuningan dinamo kecil ke body dinamo
Stasiun
9 Memasang dinamo ke body dinamo
2
10 Memasang as gear dinamo ke body dinamo
11 Memasang gear dinamo ke body dinamo
12 Memasang body gear belakang ke body dinamo Stasiun
13 Memasang rangkaian dinamo ke body bawah 3
14 Memasang ban belakang 1 ke vleg belakang 1 Stasiun
15 Memasang roda belakang 1 ke as roda belakang 4
16 Memasang ban belakang 2 ke vleg belakang 2 Stasiun
17 Memasang roda belakang 2 ke as roda belakang 5
18 Memasang ban depan 1 ke vleg depan 1 Stasiun
19 Memasang roda depan 1 ke as roda depan 6
20 Memasang ban depan 2 ke vleg depan 2 Stasiun
21 Memasang roda depan 2 ke as roda depan 7
22 Memasang switch on/off ke body bawah
23 Memasang kuningan switch on/off ke body bawah
Stasiun
24 Memasang body gear depan ke body bawah
8
25 Memasang baterai 1 ke body bawah
26 Memasang baterai 2 ke body bawah
Stasiun
27 Memasang pengunci baterai ke body bawah
9
28 Memasang sayap bawah ke body bawah Stasiun
29 Memasang sekrup sayap ke sayap bawah 10
Stasiun
30 Memasang roller sayap 1 ke sayap bawah
11
Stasiun
31 Memasang sekrup roller 1 ke roller sayap 1
12
32 Memasang roller sayap 2 ke sayap bawah Stasiun
33 Memasang sekrup roller 2 ke roller sayap 2 13
Stasiun
34 Memasang roller bumper 1 ke body bawah
14
Stasiun
35 Memasang sekrup roller 3 ke roller bumper 1
15

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 21
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tabel 3.1 Elemen Kerja Perakitan Tamiya (Lanjutan)


Stasiun
No. Elemen Kerja
Kerja
Stasiun
36 Memasang roller bumper 2 ke body bawah
16
Stasiun
37 Memasang sekrup roller 4 ke roller bumper 2
17
38 Memasang body atas ke body bawah
Stasiun
39 Memasang pengunci body ke body tamiya
18
40 Inspeksi
Pengumpulan data dilakukan pada layout kerja berbentuk 7. Data yang
dikumpulkan terdiri atas tanggal pengamatan, tempat pengamatan, urutan
stasiun kerja, waktu pengamatan, nama operator serta waktu dari masing-
masing elemen kerja. Adapun data yang dikumpulkan berdasarkan hasil
pengamatan perakitan tamiya pada layout kerja berbentuk 7 sebagai berikut.

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 22
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tanggal Pengamatan : 22 Oktober 2022


Tempat Pengamatan : Ruang D28
Stasiun Kerja :1
Waktu Pengamatan : 17.22 – 17.47
Operator : Muhammad Rayhan Octamara
Tabel 3.2 Pengumpulan Data Stasiun Kerja 1
Tamiya
EK 1 (s) EK 2 (s) EK 3 (s) EK 4 (s) EK 5 (s) EK 6 (s) Total
(Unit)
1 1 2 1 4 6 3 17
2 1 2 2 4 8 2 19
3 1 2 2 8 5 3 21
4 3 2 2 6 4 1 18
5 1 1 3 5 9 2 21
6 2 3 1 4 6 1 17
7 1 1 1 6 5 2 16
8 1 2 2 5 5 2 17
9 2 3 1 7 7 1 21
10 2 2 1 6 7 1 19
11 1 1 1 6 6 2 17
12 2 2 1 5 9 1 20
13 1 2 3 4 7 1 18
14 1 2 2 5 6 2 18
15 2 2 1 7 5 2 19
16 1 2 2 4 10 1 20
17 2 1 1 4 5 2 15
18 1 2 3 5 5 2 18
19 2 1 1 5 6 3 18
20 2 3 3 7 5 2 22
21 1 2 1 5 8 2 19
22 2 2 1 6 4 1 16
23 1 2 2 7 6 2 20
24 2 1 2 8 5 1 19
25 1 2 2 4 7 2 18
26 2 1 1 6 5 3 18
27 3 3 1 5 6 2 20
28 2 1 3 6 4 4 20
29 1 2 2 6 5 2 18
30 1 3 1 6 5 2 18

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 23
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tanggal Pengamatan : 22 Oktober 2022


Tempat Pengamatan : Ruang D28
Stasiun Kerja :2
Waktu Pengamatan : 17.22 – 17.47
Operator : Farnando Gayaigo
Tabel 3.3 Pengumpulan Data Stasiun Kerja 2
Tamiya
EK 7 (s) EK 8 (s) EK 9 (s) EK 10 (s) EK 11 (s) Total
(Unit)
1 3 3 4 2 2 14
2 3 3 6 3 2 17
3 5 3 4 3 3 18
4 2 2 3 4 3 14
5 3 2 4 2 2 13
6 4 3 4 3 9 23
7 3 2 3 2 2 12
8 2 3 2 2 7 16
9 2 2 3 2 3 12
10 2 5 4 3 2 16
11 3 4 2 3 3 15
12 3 3 6 2 2 16
13 4 3 3 5 4 19
14 3 2 4 3 2 14
15 2 2 3 4 4 15
16 3 3 4 2 3 15
17 3 5 3 4 3 18
18 4 3 4 3 4 18
19 3 2 3 3 4 15
20 2 3 3 2 3 13
21 2 6 3 3 2 16
22 3 3 4 3 4 17
23 3 2 3 3 2 13
24 3 3 2 3 6 17
25 4 3 4 5 4 20
26 5 3 3 3 2 16
27 2 5 5 2 2 16
28 3 3 4 3 4 17
29 3 2 3 3 6 17
30 2 3 3 3 7 18

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 24
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tanggal Pengamatan : 22 Oktober 2022


Tempat Pengamatan : Ruang D28
Stasiun Kerja :3
Waktu Pengamatan : 17.22 – 17.47
Operator : Natalis Odo Madji Ondu
Tabel 3.4 Pengumpulan Data Stasiun Kerja 3
Tamiya
EK 12 (s) EK 13 (s) Total
(Unit)
1 13 12 25
2 8 8 16
3 10 16 26
4 12 9 21
5 12 5 17
6 6 7 13
7 8 8 16
8 9 6 15
9 7 7 14
10 7 13 20
11 9 6 15
12 10 5 15
13 14 6 20
14 11 7 18
15 10 12 22
16 7 16 23
17 12 8 20
18 10 18 28
19 7 11 18
20 7 6 13
21 7 6 13
22 7 5 12
23 9 6 15
24 7 4 11
25 7 4 11
26 8 7 15
27 6 8 14
28 7 6 13
29 6 5 11
30 8 7 15

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 25
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tanggal Pengamatan : 22 Oktober 2022


Tempat Pengamatan : Ruang D28
Stasiun Kerja :4
Waktu Pengamatan : 17.22 – 17.47
Operator : Abdhu Rahman
Tabel 3.5 Pengumpulan Data Stasiun Kerja 4
Tamiya
EK 14 (s) EK 15 (s) Total
(Unit)
1 8 7 15
2 9 8 17
3 13 8 21
4 10 8 18
5 9 7 16
6 6 5 11
7 8 9 17
8 8 5 13
9 7 4 11
10 11 8 19
11 8 7 15
12 8 6 14
13 11 8 19
14 9 7 16
15 8 10 18
16 11 12 23
17 8 6 14
18 10 8 18
19 9 11 20
20 9 9 18
21 10 7 17
22 15 8 23
23 7 4 11
24 10 8 18
25 8 6 14
26 7 7 14
27 9 11 20
28 12 12 24
29 7 6 13
30 5 8 13

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 26
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tanggal Pengamatan : 22 Oktober 2022


Tempat Pengamatan : Ruang D28
Stasiun Kerja :5
Waktu Pengamatan : 17.22 – 17.47
Operator : Hernanda Yuda Rajasa
Tabel 3.6 Pengumpulan Data Stasiun Kerja 5
Tamiya
EK 16 (s) EK 17 (s) Total
(Unit)
1 9 9 18
2 12 6 18
3 7 5 12
4 11 7 18
5 10 10 20
6 7 8 15
7 12 6 18
8 7 4 11
9 13 7 20
10 11 7 18
11 8 7 15
12 8 9 17
13 9 6 15
14 8 7 15
15 11 5 16
16 8 7 15
17 9 9 18
18 11 7 18
19 10 8 18
20 12 6 18
21 9 9 18
22 8 4 12
23 10 8 18
24 9 6 15
25 9 4 13
26 10 8 18
27 15 6 21
28 10 7 17
29 10 8 18
30 9 7 16

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 27
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tanggal Pengamatan : 22 Oktober 2022


Tempat Pengamatan : Ruang D28
Stasiun Kerja :6
Waktu Pengamatan : 17.22 – 17.47
Operator : Gilang Mahendra
Tabel 3.7 Pengumpulan Data Stasiun Kerja 6
Tamiya
EK 18 (s) EK 19 (s) Total
(Unit)
1 17 4 21
2 18 4 22
3 6 12 18
4 9 8 17
5 7 11 18
6 12 8 20
7 15 5 20
8 8 9 17
9 9 7 16
10 18 11 29
11 9 4 13
12 12 17 29
13 9 8 17
14 18 6 24
15 9 6 15
16 14 7 21
17 10 7 17
18 17 4 21
19 8 5 13
20 7 9 16
21 8 7 15
22 22 6 28
23 12 8 20
24 7 6 13
25 7 9 16
26 9 13 22
27 6 10 16
28 8 21 29
29 4 4 8
30 9 10 19

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 28
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tanggal Pengamatan : 22 Oktober 2022


Tempat Pengamatan : Ruang D28
Stasiun Kerja :7
Waktu Pengamatan : 17.22 – 17.47
Operator : Dimas Satriyadi
Tabel 3.8 Pengumpulan Data Stasiun Kerja 7
Tamiya
EK 20 (s) EK 21 (s) Total
(Unit)
1 5 2 7
2 6 5 11
3 8 6 14
4 6 3 9
5 5 4 9
6 5 4 9
7 7 6 13
8 6 6 12
9 8 9 17
10 5 5 10
11 6 4 10
12 5 5 10
13 5 7 12
14 6 5 11
15 8 5 13
16 5 3 8
17 8 6 14
18 7 3 10
19 8 4 12
20 7 6 13
21 8 9 17
22 8 4 12
23 7 4 11
24 9 6 15
25 7 4 11
26 6 3 9
27 9 6 15
28 7 5 12
29 12 5 17
30 7 3 10

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 29
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tanggal Pengamatan : 22 Oktober 2022


Tempat Pengamatan : Ruang D28
Stasiun Kerja :8
Waktu Pengamatan : 17.22 – 17.47
Operator : Rotanov Sahat Tua Sihombing
Tabel 3.9 Pengumpulan Data Stasiun Kerja 8
Tamiya
EK 22 (s) EK 23 (s) EK 24 (s) EK 25 (s) EK 26 (s) Total
(Unit)
1 5 5 4 1 1 16
2 3 3 4 2 2 14
3 5 7 4 2 2 20
4 5 7 7 2 2 23
5 4 5 5 2 2 18
6 6 4 4 2 1 17
7 3 3 7 3 2 18
8 5 4 6 3 1 19
9 2 6 4 2 1 15
10 3 3 4 3 1 14
11 3 3 5 1 2 14
12 6 6 8 2 1 23
13 3 4 5 2 3 17
14 4 5 5 3 1 18
15 5 4 5 2 3 19
16 3 4 7 2 2 18
17 5 5 5 2 2 19
18 3 6 5 1 1 16
19 3 4 6 2 3 18
20 2 5 8 2 2 19
21 3 2 5 2 1 13
22 5 6 3 2 1 17
23 3 3 5 2 2 15
24 4 4 7 2 3 20
25 3 5 5 1 1 15
26 4 5 6 1 2 18
27 2 3 4 2 3 14
28 5 4 5 1 2 17
29 5 7 5 2 1 20
30 4 6 5 2 2 19

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 30
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tanggal Pengamatan : 22 Oktober 2022


Tempat Pengamatan : Ruang D28
Stasiun Kerja :9
Waktu Pengamatan : 17.22 – 17.47
Operator : Muhammad Hasbi
Tabel 3.10 Pengumpulan Data Stasiun Kerja 9
Tamiya
EK 27 (s) Total
(Unit)
1 4 4
2 6 6
3 4 4
4 5 5
5 6 6
6 5 5
7 5 5
8 5 5
9 6 6
10 6 6
11 6 6
12 4 4
13 4 4
14 4 4
15 5 5
16 6 6
17 6 6
18 11 11
19 5 5
20 7 7
21 6 6
22 7 7
23 4 4
24 5 5
25 6 6
26 5 5
27 6 6
28 5 5
29 5 5
30 6 6

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 31
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tanggal Pengamatan : 22 Oktober 2022


Tempat Pengamatan : Ruang D28
Stasiun Kerja : 10
Waktu Pengamatan : 17.22 – 17.47
Operator : Nandar
Tabel 3.11 Pengumpulan Data Stasiun Kerja 10
Tamiya
EK 28 (s) EK 29 (s) Total
(Unit)
1 4 13 17
2 5 10 15
3 5 13 18
4 4 11 15
5 6 10 16
6 8 14 22
7 5 12 17
8 5 10 15
9 3 13 16
10 4 14 18
11 5 11 16
12 4 13 17
13 7 16 23
14 5 13 18
15 4 13 17
16 6 14 20
17 3 13 16
18 5 12 17
19 4 13 17
20 4 12 16
21 5 16 21
22 3 13 16
23 5 12 17
24 4 11 15
25 5 13 18
26 6 13 19
27 4 16 20
28 5 12 17
29 5 13 18
30 4 14 18

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 32
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tanggal Pengamatan : 22 Oktober 2022


Tempat Pengamatan : Ruang D28
Stasiun Kerja : 11
Waktu Pengamatan : 17.22 – 17.47
Operator : Muhammad Mildiandesta Novriariq
Tabel 3.12 Pengumpulan Data Stasiun Kerja 11
Tamiya
EK 30 (s) Total
(Unit)
1 3 3
2 3 3
3 3 3
4 3 3
5 2 2
6 3 3
7 3 3
8 3 3
9 3 3
10 2 2
11 4 4
12 2 2
13 3 3
14 2 2
15 2 2
16 3 3
17 2 2
18 2 2
19 4 4
20 2 2
21 2 2
22 3 3
23 2 2
24 4 4
25 2 2
26 2 2
27 2 2
28 3 3
29 2 2
30 2 2

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 33
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tanggal Pengamatan : 22 Oktober 2022


Tempat Pengamatan : Ruang D28
Stasiun Kerja : 12
Waktu Pengamatan : 17.22 – 17.47
Operator : Dian Naufaldy Khan
Tabel 3.13 Pengumpulan Data Stasiun Kerja 12
Tamiya
EK 31 (s) Total
(Unit)
1 13 13
2 16 16
3 12 12
4 18 18
5 16 16
6 18 18
7 14 14
8 17 17
9 13 13
10 29 29
11 17 17
12 14 14
13 15 15
14 15 15
15 11 11
16 15 15
17 14 14
18 11 11
19 12 12
20 11 11
21 11 11
22 13 13
23 11 11
24 17 17
25 14 14
26 11 11
27 12 12
28 13 13
29 13 13
30 11 11

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 34
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tanggal Pengamatan : 22 Oktober 2022


Tempat Pengamatan : Ruang D28
Stasiun Kerja : 13
Waktu Pengamatan : 17.22 – 17.47
Operator : Attilio
Tabel 3.14 Pengumpulan Data Stasiun Kerja 13
Tamiya
EK 32 (s) EK 33 (s) Total
(Unit)
1 8 10 18
2 10 8 18
3 7 12 19
4 7 11 18
5 9 8 17
6 9 10 19
7 9 9 18
8 15 8 23
9 6 10 16
10 9 9 18
11 8 10 18
12 8 10 18
13 6 8 14
14 8 8 16
15 6 9 15
16 9 8 17
17 9 13 22
18 7 11 18
19 7 9 16
20 7 10 17
21 7 11 18
22 6 9 15
23 8 8 16
24 8 7 15
25 6 9 15
26 6 7 13
27 8 10 18
28 8 8 16
29 7 9 16
30 10 8 18

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 35
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tanggal Pengamatan : 22 Oktober 2022


Tempat Pengamatan : Ruang D28
Stasiun Kerja : 14
Waktu Pengamatan : 17.22 – 17.47
Operator : Karpus Pistu Suaha
Tabel 3.15 Pengumpulan Data Stasiun Kerja 14
Tamiya
EK 34 (s) Total
(Unit)
1 5 5
2 5 5
3 6 6
4 4 4
5 5 5
6 5 5
7 4 4
8 4 4
9 4 4
10 7 7
11 8 8
12 10 10
13 10 10
14 5 5
15 6 6
16 5 5
17 4 4
18 4 4
19 5 5
20 5 5
21 4 4
22 5 5
23 4 4
24 4 4
25 6 6
26 6 6
27 6 6
28 5 5
29 5 5
30 5 5

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 36
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tanggal Pengamatan : 22 Oktober 2022


Tempat Pengamatan : Ruang D28
Stasiun Kerja : 15
Waktu Pengamatan : 17.22 – 17.47
Operator : Ronnie Shilton Sinaga
Tabel 3.16 Pengumpulan Data Stasiun Kerja 15
Tamiya
EK 35 (s) Total
(Unit)
1 27 27
2 30 30
3 25 25
4 28 28
5 25 25
6 22 22
7 25 25
8 23 23
9 29 29
10 26 26
11 24 24
12 23 23
13 24 24
14 19 19
15 29 29
16 28 28
17 25 25
18 24 24
19 27 27
20 27 27
21 28 28
22 19 19
23 27 27
24 21 21
25 31 31
26 27 27
27 28 28
28 21 21
29 22 22
30 22 22

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 37
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tanggal Pengamatan : 22 Oktober 2022


Tempat Pengamatan : Ruang D28
Stasiun Kerja : 16
Waktu Pengamatan : 17.22 – 17.47
Operator : Khatra Allam Rachman
Tabel 3.17 Pengumpulan Data Stasiun Kerja 16
Tamiya
EK 36 (s) Total
(Unit)
1 4 4
2 4 4
3 3 3
4 4 4
5 3 3
6 3 3
7 2 2
8 3 3
9 3 3
10 3 3
11 3 3
12 3 3
13 3 3
14 3 3
15 3 3
16 3 3
17 5 5
18 3 3
19 3 3
20 3 3
21 3 3
22 3 3
23 3 3
24 3 3
25 2 2
26 3 3
27 3 3
28 2 2
29 2 2
30 3 3

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 38
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tanggal Pengamatan : 22 Oktober 2022


Tempat Pengamatan : Ruang D28
Stasiun Kerja : 17
Waktu Pengamatan : 17.22 – 17.47
Operator : Fiqri Juanesta
Tabel 3.18 Pengumpulan Data Stasiun Kerja 17
Tamiya
EK 37 (s) Total
(Unit)
1 18 18
2 11 11
3 16 16
4 13 13
5 14 14
6 15 15
7 17 17
8 14 14
9 21 21
10 17 17
11 21 21
12 13 13
13 19 19
14 15 15
15 22 22
16 14 14
17 13 13
18 18 18
19 18 18
20 16 16
21 17 17
22 17 17
23 18 18
24 18 18
25 18 18
26 14 14
27 18 18
28 19 19
29 19 19
30 17 17

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 39
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tanggal Pengamatan : 22 Oktober 2022


Tempat Pengamatan : Ruang D28
Stasiun Kerja : 18
Waktu Pengamatan : 17.22 – 17.47
Operator : Feliks Lay
Tabel 3.19 Pengumpulan Data Stasiun Kerja 18
Tamiya
EK 38 (s) EK 39 (s) EK 40 (s) Total
(Unit)
1 5 3 13 21
2 3 3 10 16
3 3 6 14 23
4 4 5 30 39
5 4 4 16 24
6 4 5 10 19
7 4 5 14 23
8 3 4 8 15
9 3 3 12 18
10 5 6 12 23
11 3 3 10 16
12 3 4 10 17
13 2 4 10 16
14 3 4 14 21
15 3 5 15 23
16 3 10 10 23
17 3 3 10 16
18 3 4 7 14
19 2 4 6 12
20 3 4 10 17
21 4 4 8 16
22 4 4 8 16
23 3 4 7 14
24 4 3 12 19
25 2 3 11 16
26 2 3 12 17
27 3 3 15 21
28 3 3 11 17
29 3 3 8 14
30 2 3 5 10

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 40
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

3.2 Pengolahan Data


Data yang telah dikumpulkan akan diolah dengan beberapa tahapan
pengujian dan penentuan. Tahapan tersebut meliputi uji keseragaman data, uji
kecukupan data, penentuan performance rating, penentuan allowance,
penentuan waktu normal, penentuan waktu standar, dan kecepatan produksi.
Adapun penjelasan tahapan pengujian dan penentuan dari pengolahan data
tersebut sebagai berikut.
3.2.1 Uji Keseragaman Data
Pengujian keseragaman data dilakukan dengan cara menghitung
nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku (standar deviasi) sehingga
diperoleh batas kontrol atas dan batas kontrol bawah. Pengujian ini
menggunakan bantuan aplikasi Minitab 19. Adapun langkah-langkah uji
keseragaman data dengan menggunakan aplikasi Minitab 19 sebagai
berikut:
1. Buka aplikasi Minitab 19 dan tampilan layar akan seperti gambar di
bawah ini.

Gambar 3.1 Tampilan Layar Awal pada Minitab 19

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 41
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

2. Rekap data hasil pengamatan yang akan diuji keseragamannya.

Gambar 3.2 Data yang akan Diuji


3. Salin data hasil pengamatan tersebut pada worksheet aplikasi Minitab
19.

Gambar 3.3 Data Hasil Pengamatan pada Minitab 19

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 42
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

4. Tentukan nilai mean dan standar deviasi dengan memilih tab Menu
Stat selanjutnya pilih Basic Statistic, dan terakhir pilih menu
Normality Test.

Gambar 3.4 Menentukan Nilai Mean dan


Standar Deviasi dengan Menggunakan Normality Test
5. Apabila terlihat tampilan seperti gambar berikut, pilihlah data yang
akan digunakan, kemudian klik OK.

Gambar 3.5 Normality Test pada Data yang Diuji

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 43
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

6. Hasil uji kenormalan telah berbentuk grafik yang berisi nilai mean,
Stdev, N, AD, dan P-Value dari data yang diuji.

Gambar 3.6 Hasil Uji Normality Test dari Data Hasil Pengamatan
7. Kemudian, tentukan keseragaman data dengan memilih tab menu Stat
pada toolbars minitab, pilih Control Chart, klik Variable for
Individuals, dan pilih Individuals.

Gambar 3.7 Individuals Chart pada Minitab 19

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 44
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

8. Tampilan layar akan seperti gambar dibawah ini. Selanjutnya, pilih


data yang akan diuji dengan klik Select, lalu klik Labels untuk
memberi judul grafik.

Gambar 3.8 Pemilihan Data dan Pemberian Nama Keseragaman Data


9. Pilih tab menu I Chart pada Individuals Chart sehingga diperoleh
tampilan layar seperti gambar di bawah ini. Kemudian, input nilai
mean dan standar deviasi yang telah diperoleh, dan klik OK.

Gambar 3.9 Input Nilai Mean dan Standar Deviasi

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 45
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

10. Hasil uji keseragaman telah berbentuk grafik yang berisi batas
kontrol atas, batas kontrol bawah, dan mean dari data yang diuji.

Gambar 3.10 Hasil Uji Keseragaman dari Data Hasil Pengamatan


Setelah melakukan pengujian keseragaman dari data hasil
pengamatan, diketahui bahwa terdapat beberapa data yang melewati
batas kontrol atas (Upper Control Limit) dan batas kontrol bawah (Lower
Upper Control) yang dinamakan data outlier. Adapun rekapan data
outlier dari hasil pengamatan sebagai berikut.
Tabel 3.20 Hasil Uji Keseragaman Data
Jumlah
No. Data Hasil Keterangan
Data Outlier
Memasang gear belakang 2 ke
1 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
body bawah
Memasang gear belakang 1 ke
2 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
body bawah
Memasang as roda belakang ke
3 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
body bawah
Memasang gear depan ke body
4 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
bawah
Memasang as roda depan ke body
5 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
bawah
Memasang penghubung as roda
6 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
ke body bawah
Memasang kuningan dinamo
7 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
besar ke body dinamo
Memasang kuningan dinamo
8 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
kecil ke body dinamo
Memasang dinamo ke body
9 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
dinamo
Memasang as gear dinamo ke
10 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
body dinamo
Memasang gear dinamo ke body Eliminasi Tamiya
11 Tidak Seragam 1
dinamo ke-6

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 46
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tabel 3.20 Hasil Uji Keseragaman Data (Lanjutan)


Jumlah
No. Data Hasil Keterangan
Data Outlier
Memasang body gear belakang
12 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
ke body dinamo
Memasang rangkaian dinamo ke
13 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
body bawah
Memasang ban belakang 1 ke
14 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
vleg belakang 1
Memasang roda belakang 1 ke as
15 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
roda belakang
Memasang ban belakang 2 ke
16 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
vleg belakang 2
Memasang roda belakang 2 ke as
17 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
roda belakang
Memasang ban depan 1 ke vleg
18 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
depan 1
Memasang roda depan 1 ke as Eliminasi Tamiya
19 Tidak Seragam 1
roda depan ke-28
Memasang ban depan 2 ke vleg Eliminasi Tamiya
20 Tidak Seragam 1
depan 2 ke-29
Memasang roda depan 2 ke as
21 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
roda depan
Memasang switch on/off ke body
22 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
bawah
Memasang kuningan switch
23 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
on/off ke body bawah
Memasang body gear depan ke
24 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
body bawah
Memasang baterai 1 ke body
25 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
bawah
Memasang baterai 2 ke body
26 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
bawah
Memasang pengunci baterai ke Eliminasi Tamiya
27 Tidak Seragam 1
body bawah ke-18
Memasang sayap bawah ke body
28 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
bawah
Memasang sekrup sayap ke sayap
29 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
bawah
Memasang roller sayap 1 ke
30 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
sayap bawah
Memasang sekrup roller 1 ke Eliminasi Tamiya
31 Tidak Seragam 1
roller sayap 1 ke-10
Memasang roller sayap 2 ke Eliminasi Tamiya
32 Tidak Seragam 1
sayap bawah ke-8
Memasang sekrup roller 2 ke
33 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
roller sayap 2
Memasang roller bumper 1 ke
34 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
body bawah
Memasang sekrup roller 3 ke
35 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
roller bumper 1
Memasang roller bumper 2 ke Eliminasi Tamiya
36 Tidak Seragam 1
body bawah ke-17
Memasang sekrup roller 4 ke
37 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
roller bumper 2
Jurusan Teknik Industri
Universitas Tanjungpura 47
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tabel 3.20 Hasil Uji Keseragaman Data (Lanjutan)


Jumlah
No. Data Hasil Keterangan
Data Outlier
Memasang body atas ke body
38 Seragam 0 Tidak ada eliminasi
bawah
Memasang pengunci body ke Eliminasi Tamiya
39 Tidak Seragam 1
body tamiya ke-16
Eliminasi Tamiya
40 Inspeksi Tidak Seragam 1
ke-4
Berdasarkan tabel diatas, dapat direkap pengumpulan data outlier
dari setiap elemen kerja. Adapun data outlier ditandai dengan warna
jingga sebagai berikut.
Tabel 3.21 Pengumpulan Data Outlier
Elemen Kerja (s)
Tamiya (Unit)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 1 2 1 4 6 3 3 3 4 2 2 13 12
2 1 2 2 4 8 2 3 3 6 3 2 8 8
3 1 2 2 8 5 3 5 3 4 3 3 10 16
4 3 2 2 6 4 1 2 2 3 4 3 12 9
5 1 1 3 5 9 2 3 2 4 2 2 12 5
6 2 3 1 4 6 1 4 3 4 3 9 6 7
7 1 1 1 6 5 2 3 2 3 2 2 8 8
8 1 2 2 5 5 2 2 3 2 2 7 9 6
9 2 3 1 7 7 1 2 2 3 2 3 7 7
10 2 2 1 6 7 1 2 5 4 3 2 7 13
11 1 1 1 6 6 2 3 4 2 3 3 9 6
12 2 2 1 5 9 1 3 3 6 2 2 10 5
13 1 2 3 4 7 1 4 3 3 5 4 14 6
14 1 2 2 5 6 2 3 2 4 3 2 11 7
15 2 2 1 7 5 2 2 2 3 4 4 10 12
16 1 2 2 4 10 1 3 3 4 2 3 7 16
17 2 1 1 4 5 2 3 5 3 4 3 12 8
18 1 2 3 5 5 2 4 3 4 3 4 10 18
19 2 1 1 5 6 3 3 2 3 3 4 7 11
20 2 3 3 7 5 2 2 3 3 2 3 7 6
21 1 2 1 5 8 2 2 6 3 3 2 7 6
22 2 2 1 6 4 1 3 3 4 3 4 7 5
23 1 2 2 7 6 2 3 2 3 3 2 9 6
24 2 1 2 8 5 1 3 3 2 3 6 7 4
25 1 2 2 4 7 2 4 3 4 5 4 7 4
26 2 1 1 6 5 3 5 3 3 3 2 8 7
27 3 3 1 5 6 2 2 5 5 2 2 6 8
28 2 1 3 6 4 4 3 3 4 3 4 7 6
29 1 2 2 6 5 2 3 2 3 3 6 6 5
30 1 3 1 6 5 2 2 3 3 3 7 8 7
Jurusan Teknik Industri
Universitas Tanjungpura 48
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tabel 3.21 Pengumpulan Data Outlier (Lanjutan)


Elemen Kerja (s)
Tamiya (Unit)
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 8 7 9 9 17 4 5 2 5 5 4 1 1
2 9 8 12 6 18 4 6 5 3 3 4 2 2
3 13 8 7 5 6 12 8 6 5 7 4 2 2
4 10 8 11 7 9 8 6 3 5 7 7 2 2
5 9 7 10 10 7 11 5 4 4 5 5 2 2
6 6 5 7 8 12 8 5 4 6 4 4 2 1
7 8 9 12 6 15 5 7 6 3 3 7 3 2
8 8 5 7 4 8 9 6 6 5 4 6 3 1
9 7 4 13 7 9 7 8 9 2 6 4 2 1
10 11 8 11 7 18 11 5 5 3 3 4 3 1
11 8 7 8 7 9 4 6 4 3 3 5 1 2
12 8 6 8 9 12 17 5 5 6 6 8 2 1
13 11 8 9 6 9 8 5 7 3 4 5 2 3
14 9 7 8 7 18 6 6 5 4 5 5 3 1
15 8 10 11 5 9 6 8 5 5 4 5 2 3
16 11 12 8 7 14 7 5 3 3 4 7 2 2
17 8 6 9 9 10 7 8 6 5 5 5 2 2
18 10 8 11 7 17 4 7 3 3 6 5 1 1
19 9 11 10 8 8 5 8 4 3 4 6 2 3
20 9 9 12 6 7 9 7 6 2 5 8 2 2
21 10 7 9 9 8 7 8 9 3 2 5 2 1
22 15 8 8 4 22 6 8 4 5 6 3 2 1
23 7 4 10 8 12 8 7 4 3 3 5 2 2
24 10 8 9 6 7 6 9 6 4 4 7 2 3
25 8 6 9 4 7 9 7 4 3 5 5 1 1
26 7 7 10 8 9 13 6 3 4 5 6 1 2
27 9 11 15 6 6 10 9 6 2 3 4 2 3
28 12 12 10 7 8 21 7 5 5 4 5 1 2
29 7 6 10 8 4 4 12 5 5 7 5 2 1
30 5 8 9 7 9 10 7 3 4 6 5 2 2

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 49
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tabel 3.21 Pengumpulan Data Outlier (Lanjutan)


Elemen Kerja (s)
Tamiya (Unit)
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 4 4 13 3 13 8 10 5 27 4 18 5 3 13
2 6 5 10 3 16 10 8 5 30 4 11 3 3 10
3 4 5 13 3 12 7 12 6 25 3 16 3 6 14
4 5 4 11 3 18 7 11 4 28 4 13 4 5 30
5 6 6 10 2 16 9 8 5 25 3 14 4 4 16
6 5 8 14 3 18 9 10 5 22 3 15 4 5 10
7 5 5 12 3 14 9 9 4 25 2 17 4 5 14
8 5 5 10 3 17 15 8 4 23 3 14 3 4 8
9 6 3 13 3 13 6 10 4 29 3 21 3 3 12
10 6 4 14 2 29 9 9 7 26 3 17 5 6 12
11 6 5 11 4 17 8 10 8 24 3 21 3 3 10
12 4 4 13 2 14 8 10 10 23 3 13 3 4 10
13 4 7 16 3 15 6 8 10 24 3 19 2 4 10
14 4 5 13 2 15 8 8 5 19 3 15 3 4 14
15 5 4 13 2 11 6 9 6 29 3 22 3 5 15
16 6 6 14 3 15 9 8 5 28 3 14 3 10 10
17 6 3 13 2 14 9 13 4 25 5 13 3 3 10
18 11 5 12 2 11 7 11 4 24 3 18 3 4 7
19 5 4 13 4 12 7 9 5 27 3 18 2 4 6
20 7 4 12 2 11 7 10 5 27 3 16 3 4 10
21 6 5 16 2 11 7 11 4 28 3 17 4 4 8
22 7 3 13 3 13 6 9 5 19 3 17 4 4 8
23 4 5 12 2 11 8 8 4 27 3 18 3 4 7
24 5 4 11 4 17 8 7 4 21 3 18 4 3 12
25 6 5 13 2 14 6 9 6 31 2 18 2 3 11
26 5 6 13 2 11 6 7 6 27 3 14 2 3 12
27 6 4 16 2 12 8 10 6 28 3 18 3 3 15
28 5 5 12 3 13 8 8 5 21 2 19 3 3 11
29 5 5 13 2 13 7 9 5 22 2 19 3 3 8
30 6 4 14 2 11 10 8 5 22 3 17 2 3 5

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 50
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

3.2.2 Uji Kecukupan Data


Uji kecukupan data adalah sebuah uji untuk memastikan bahwa data
yang dikumpulkan pada laporan ini sudah cukup secara obyektif.
Terdapat beberapa parameter yang mempengaruhi nilai saat uji
kecukupan data. Uji kecukupan data pada praktikum ini untuk menguji
cukup atau tidaknya data dengan melihat nilai N’ yang di dapat dan
membandngkannya dengan nilai N yang telah dikurangi dengan outlier.
Adapun runus kecukupan data sebagai berikut:
𝑍×𝑆 2
N’= [ ]
𝑋×𝑘

Keterangan:
N’: Jumlah pengamatan yang harusnya dilakukan
Z : Indeks tingkat kepercayaan
S : Standar deviasi data
X : Rata-rata data setelah diseragamkan
k : Tingkat error
Berikut salah satu contoh perhitungan pada elemen kerja memasang
gear belakang 2 ke body bawah.
Diketahui : Z = 1,65
S = 0,62
X = 1,53
k = 0,2
Ditanya: N’?
𝑍×𝑆
N’ = [𝑋×𝑘]2
1,65×0,62
= [ 1,53×0,2 ]2

= 11
Setelah perhitungan terhadap nilai N’ atau jumlah data teoritis
didapatkan, maka dilanjutkan dengan membandingkan nilai N’ tersebut
dengan jumlah data pengamatan yaitu N. Apabilai nilai N’ ≤ N, maka data
yang ada dinyatakan telah mencukupi untuk tingkat keyakinan dan derajat
ketelitian yang diinginkan tersebut, sehingga proses pengolahan data dapat

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 51
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

dilanjutkan. Apabila nilai N’ > N, maka data yang ada dinyatakan tidak
mencukupi. Adapun tabel hasil uji kecukupan pada setiap elemen kerja adalah
sebagai berikut.
Tabel 3.22 Hasil Pengujian Kecukupan Data
No. Elemen Kerja N N’ Kesimpulan
1 Memasang gear belakang 2 ke body bawah 30 11 Cukup
2 Memasang gear belakang 1 ke body bawah 30 7,93 Cukup
Memasang as roda belakang ke body
3 30 13,53 Cukup
bawah
4 Memasang gear depan ke body bawah 30 3,05 Cukup
5 Memasang as roda depan ke body bawah 30 4,27 Cukup
Memasang penghubung as roda ke body
6 30 10,43 Cukup
bawah
Memasang kuningan dinamo besar ke body
7 30 5,37 Cukup
dinamo
Memasang kuningan dinamo kecil ke body
8 30 7,59 Cukup
dinamo
9 Memasang dinamo ke body dinamo 30 4,96 Cukup
10 Memasang as gear dinamo ke body dinamo 30 5,21 Cukup
11 Memasang gear dinamo ke body dinamo 30 13,46 Cukup
Memasang body gear belakang ke body
12 30 4,3 Cukup
dinamo
Memasang rangkaian dinamo ke body
13 30 13,48 Cukup
bawah
Memasang ban belakang 1 ke vleg
14 30 3,51 Cukup
belakang 1
Memasang roda belakang 1 ke as roda
15 30 4,78 Cukup
belakang
Memasang ban belakang 2 ke vleg
16 30 2,42 Cukup
belakang 2
Memasang roda belakang 2 ke as roda
17 30 3,35 Cukup
belakang
18 Memasang ban depan 1 ke vleg depan 1 30 11,5 Cukup
19 Memasang roda depan 1 ke as roda depan 30 10,36 Cukup
20 Memasang ban depan 2 ke vleg depan 2 30 2,41 Cukup
21 Memasang roda depan 2 ke as roda depan 30 7,39 Cukup
22 Memasang switch on/off ke body bawah 30 5,95 Cukup
Memasang kuningan switch on/off ke body
23 30 5,67 Cukup
bawah
24 Memasang body gear depan ke body bawah 30 3,73 Cukup
25 Memasang baterai 1 ke body bawah 30 5,95 Cukup
26 Memasang baterai 2 ke body bawah 30 11,1 Cukup
27 Memasang pengunci baterai ke body bawah 30 1,84 Cukup
28 Memasang sayap bawah ke body bawah 30 3,61 Cukup
29 Memasang sekrup sayap ke sayap bawah 30 1,02 Cukup
30 Memasang roller sayap 1 ke sayap bawah 30 4,4 Cukup

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 52
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tabel 3.22 Hasil Pengujian Kecukupan Data (Lanjutan)


No. Elemen Kerja N N’ Kesimpulan
31 Memasang sekrup roller 1 ke roller sayap 1 30 1,83 Cukup
32 Memasang roller sayap 2 ke sayap bawah 30 1,67 Cukup
33 Memasang sekrup roller 2 ke roller sayap 2 30 1,57 Cukup
34 Memasang roller bumper 1 ke body bawah 30 5,71 Cukup
Memasang sekrup roller 3 ke roller bumper
35 30 1,03 Cukup
1
36 Memasang roller bumper 2 ke body bawah 30 1,85 Cukup
Memasang sekrup roller 4 ke roller bumper
37 30 1,65 Cukup
2
38 Memasang body atas ke body bawah 30 4,14 Cukup
39 Memasang pengunci body ke body tamiya 30 3,67 Cukup
40 Inspeksi 30 4,65 Cukup
3.2.3 Penentuan Performance Rating
Performance Rating operator ditentukan pada stasiun kerja yang ada
dikarenakan setiap stasiun kerja di operasikan oleh operator yang
berbeda. Pemberian rating pada performance operator ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor, seperti kecakapan, upaya, kondisi, serta konsistensi
operator dalam melakukan pekerjaannya. Berikut merupakan tabel dari
performance rating setiap operator pada stasiun kerja 1 hingga stasiun
kerja 18 pada layout 7.
Tabel 3.23 Performance rating Stasiun Kerja 1

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Keterangan


Operator memiliki kempetensi
Keterampilan Sangat Baik B2 +0,08 baik
Kesungguhan operator dalam
Usaha Sangat Baik C1 +0,05 bekerja tinggi
Kondisi operator dan
Kondisi Bagus C +0,02 lingkungan kerja baik
Konsistensi Bagus C +0,01 Operator kurang berkonsentrasi
Berdasarkan pemberian rating tersebut didapatkan nilai total
performance rating pada operator stasiun 1 adalah sebagai berkut.
Performance Rating = 1+ Total Rating Factor
Performance Rating = 1+ (+0,16) = +1,16

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 53
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tabel 3.24 Performance rating Stasiun Kerja 2

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Keterangan


Operator memiliki kempetensi
Keterampilan Sangat Baik B2 +0,08 baik
Kesungguhan operator dalam
Usaha Sangat Baik B2 +0,08 bekerja tinggi
Kondisi operator dan
Kondisi Bagus C +0,02 lingkungan kerja baik
Konsistensi Sangat Baik B +0,03 Konsentrasi operator stabil
Berdasarkan pemberian rating tersebut didapatkan nilai total
performance rating pada operator stasiun 2 adalah sebagai berkut.
Performance Rating = 1+ Total Rating Factor
Performance Rating = 1+ (+0,21) = +1,21
Tabel 3.25 Performance rating Stasiun Kerja 3

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Keterangan


Operator memiliki kempetensi
Keterampilan Sangat Baik B2 +0,08 baik
Kesungguhan operator dalam
Usaha Sangat Baik B2 +0,08 bekerja tinggi
Kondisi operator dan
Kondisi Sangat Baik B +0,04 lingkungan kerja baik
Konsistensi Bagus C +0,01 Operator kurang berkonsentrasi
Berdasarkan pemberian rating tersebut didapatkan nilai total
performance rating pada operator stasiun 3 adalah sebagai berkut.
Performance Rating = 1+ Total Rating Factor
Performance Rating = 1+ (+0,21) = +1,21
Tabel 3.26 Performance rating Stasiun Kerja 4

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Keterangan

Keterampilan Bagus C1 +0,06 Operator memiliki kempetensi

Kesungguhan operator dalam


Usaha Sangat Baik B2 +0,08 bekerja tinggi
Kondisi operator dan
Kondisi Sangat Baik B +0,04 lingkungan kerja baik
Konsistensi Bagus C +0,01 Operator kurang berkonsentrasi

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 54
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Berdasarkan pemberian rating tersebut didapatkan nilai total


performance rating pada operator stasiun 4 adalah sebagai berkut.
Performance Rating = 1+ Total Rating Factor
Performance Rating = 1+ (+0,19) = +1,19
Tabel 3.27 Performance rating Stasiun Kerja 5

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Keterangan


Operator memiliki kempetensi
Keterampilan Sangat Baik B1 +0,11 baik
Kesungguhan operator dalam
Usaha Sangat Baik B2 +0,08 bekerja tinggi
Kondisi operator dan
Kondisi Sangat Baik B +0,04 lingkungan kerja baik
Konsistensi Bagus C +0,01 Operator kurang berkonsentrasi
Berdasarkan pemberian rating tersebut didapatkan nilai total
performance rating pada operator stasiun 5 adalah sebagai berkut.
Performance Rating = 1+ Total Rating Factor
Performance Rating = 1+ (+0,24) = +1,24
Tabel 3.28 Performance rating Stasiun Kerja 6

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Keterangan

Keterampilan Bagus C1 +0,06 Operator memiliki kempetensi

Kesungguhan operator dalam


Usaha Sangat Baik B2 +0,08 bekerja tinggi
Kondisi operator dan
Kondisi Bagus C +0,02 lingkungan kerja baik
Konsistensi Bagus C +0,01 Operator kurang berkonsentrasi
Berdasarkan pemberian rating tersebut didapatkan nilai total
performance rating pada operator stasiun 6 adalah sebagai berkut.
Performance Rating = 1+ Total Rating Factor
Performance Rating = 1+ (+0,17) = +1,17

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 55
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tabel 3.29 Performance rating Stasiun Kerja 7

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Keterangan


Operator memiliki kempetensi
Keterampilan Sangat Baik B2 +0,08 baik
Kesungguhan operator dalam
Usaha Sangat Baik B2 +0,08 bekerja tinggi
Kondisi operator dan
Kondisi Sangat Baik B +0,04 lingkungan kerja baik
Konsistensi Bagus C +0,01 Operator kurang berkonsentrasi
Berdasarkan pemberian rating tersebut didapatkan nilai total
performance rating pada operator stasiun 7 adalah sebagai berkut.
Performance Rating = 1+ Total Rating Factor
Performance Rating = 1+ (+0,22) = +1,22
Tabel 3.30 Performance rating Stasiun Kerja 8

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Keterangan


Operator memiliki kempetensi
Keterampilan Sangat Baik B2 +0,08 baik
Kesungguhan operator dalam
Usaha Sangat Baik B2 +0,08 bekerja tinggi
Kondisi operator dan
Kondisi Bagus C +0,02 lingkungan kerja baik
Konsistensi Bagus C +0,01 Operator kurang berkonsentrasi
Berdasarkan pemberian rating tersebut didapatkan nilai total
performance rating pada operator stasiun 8 adalah sebagai berkut.
Performance Rating = 1+ Total Rating Factor
Performance Rating = 1+ (+0,19) = +1,19
Tabel 3.31 Performance rating Stasiun Kerja 9

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Keterangan


Operator memiliki kempetensi
Keterampilan Sangat Baik B1 +0,11 baik
Kesungguhan operator dalam
Usaha Sangat Baik B2 +0,08 bekerja tinggi
Kondisi operator dan
Kondisi Sangat Baik B +0,04 lingkungan kerja baik
Konsistensi Bagus C +0,01 Operator kurang berkonsentrasi

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 56
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Berdasarkan pemberian rating tersebut didapatkan nilai total


performance rating pada operator stasiun 9 adalah sebagai berkut.
Performance Rating = 1+ Total Rating Factor
Performance Rating = 1+ (+0,24) = +1,24
Tabel 3.32 Performance rating Stasiun Kerja 10

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Keterangan


Operator memiliki kempetensi
Keterampilan Sangat Baik B2 +0,08 baik
Kesungguhan operator dalam
Usaha Sangat Baik B2 +0,08 bekerja tinggi
Kondisi operator dan
Kondisi Sangat Baik B +0,04 lingkungan kerja baik
Konsistensi Bagus C +0,01 Operator kurang berkonsentrasi
Berdasarkan pemberian rating tersebut didapatkan nilai total
performance rating pada operator stasiun 10 adalah sebagai berkut.
Performance Rating = 1+ Total Rating Factor
Performance Rating = 1+ (+0,21) = +1,21
Tabel 3.33 Performance rating Stasiun Kerja 11

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Keterangan

Keterampilan Bagus C1 +0,06 Operator memiliki kempetensi

Kesungguhan operator dalam


Usaha Sangat Baik B2 +0,08 bekerja tinggi
Kondisi operator dan
Kondisi Bagus C +0,02 lingkungan kerja baik
Konsistensi Sangat Baik B +0,03 Konsentrasi operator stabil
Berdasarkan pemberian rating tersebut didapatkan nilai total
performance rating pada operator stasiun 11 adalah sebagai berkut.
Performance Rating = 1+ Total Rating Factor
Performance Rating = 1+ (+0,19) = +1,19

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 57
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tabel 3.34 Performance rating Stasiun Kerja 12

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Keterangan


Operator memiliki kempetensi
Keterampilan Bagus C1 +0,06

Kesungguhan operator dalam


Usaha Sangat Baik B2 +0,08 bekerja tinggi
Kondisi operator dan
Kondisi Bagus C +0,02 lingkungan kerja baik
Konsistensi Bagus C +0,01 Operator kurang berkonsentrasi
Berdasarkan pemberian rating tersebut didapatkan nilai total
performance rating pada operator stasiun 12 adalah sebagai berkut.
Performance Rating = 1+ Total Rating Factor
Performance Rating = 1+ (+0,17) = +1,17
Tabel 3.35 Performance rating Stasiun Kerja 13

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Keterangan

Keterampilan Bagus C1 +0,06 Operator memiliki kempetensi

Kesungguhan operator dalam


Usaha Sangat Baik B2 +0,08 bekerja tinggi
Kondisi operator dan
Kondisi Sangat Baik B +0,04 lingkungan kerja baik
Konsistensi Sangat Baik B +0,03 Konsentrasi operator stabil
Berdasarkan pemberian rating tersebut didapatkan nilai total
performance rating pada operator stasiun 13 adalah sebagai berkut.
Performance Rating = 1+ Total Rating Factor
Performance Rating = 1+ (+0,21) = +1,21
Tabel 3.36 Performance rating Stasiun Kerja 14

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Keterangan

Keterampilan Sangat Baik B1 +0,08 Operator berkompetensi

Kesungguhan operator dalam


Usaha Bagus C1 +0,05 bekerja bagus
Kondisi operator dan
Kondisi Bagus C +0,02 lingkungan kerja baik
Konsistensi Bagus C +0,01 Operator kurang berkonsentrasi

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 58
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Berdasarkan pemberian rating tersebut didapatkan nilai total


performance rating pada operator stasiun 14 adalah sebagai berkut.
Performance Rating = 1+ Total Rating Factor
Performance Rating = 1+ (+0,16) = +1,16
Tabel 3.37 Performance rating Stasiun Kerja 15

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Keterangan


Operator memiliki kempetensi
Keterampilan Sangat Baik B2 +0,08 baik
Kesungguhan operator dalam
Usaha Sangat Baik B2 +0,08 bekerja tinggi
Kondisi operator dan
Kondisi Bagus C +0,02 lingkungan kerja baik
Konsistensi Sangat Baik B +0,03 Konsentrasi operator stabil
Berdasarkan pemberian rating tersebut didapatkan nilai total
performance rating pada operator stasiun 15 adalah sebagai berkut.
Performance Rating = 1+ Total Rating Factor
Performance Rating = 1+ (+0,21) = +1,21
Tabel 3.38 Performance rating Stasiun Kerja 16

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Keterangan


Operator memiliki kempetensi
Keterampilan Sangat Baik B2 +0,08 baik
Kesungguhan operator dalam
Usaha Sangat Baik B2 +0,08 bekerja tinggi
Kondisi operator dan
Kondisi Sangat Baik B +0,04 lingkungan kerja baik
Konsistensi Bagus C +0,01 Operator kurang berkonsentrasi
Berdasarkan pemberian rating tersebut didapatkan nilai total
performance rating pada operator stasiun 16 adalah sebagai berkut.
performance rating = 1+ Total Rating Factor
performance rating = 1+ (+0,21) = +1,21

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 59
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tabel 3.39 Performance rating Stasiun Kerja 17

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Keterangan


Operator memiliki kempetensi
Keterampilan Sangat Baik B2 +0,08 baik
Kesungguhan operator dalam
Usaha Sangat Baik B2 +0,08 bekerja tinggi
Kondisi operator dan
Kondisi Sangat Baik B +0,04 lingkungan kerja baik
Konsistensi Bagus D +0,00 Operator kurang fokus
Berdasarkan pemberian rating tersebut didapatkan nilai total
performance rating pada operator stasiun 17 adalah sebagai berkut.
Performance Rating = 1+ Total Rating Factor
Performance Rating = 1+ (+0,20) = +1,20
Tabel 3.40 Performance rating Stasiun Kerja 18

Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Keterangan

Keterampilan Sangat Baik B1 +0,11 Operator berkompetensi tinggi

Kesungguhan operator dalam


Usaha Sangat Baik B2 +0,08 bekerja tinggi
Kondisi operator dan
Kondisi Bagus C +0,04 lingkungan cukup kondusif
Konsistensi Sangat Baik B +0,01 Konsentrasi operator stabil
Berdasarkan pemberian rating tersebut didapatkan nilai total
performance rating pada operator stasiun 18 adalah sebagai berkut.
performance rating = 1+ Total Rating Factor
performance rating = 1+ (+0,24) = +1,24
3.2.4 Penentuan Allowance
Penentuan allowance dibagi menjadi tiga jenis yaitu kelonggaran
untuk kebutuhan probadi (personal allowance), kelonggarann untuk
menghilangkan rasa fatique (fatique allowance), dan kelonggaran untuk
hambatan yang tidak dapat dihindarkan (delay allowance). Adapun
penentuan allowance pada seluruh elemen kerja sebagai berikut.

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 60
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tabel 3.41 Penentuan Allowance Stasiun Kerja 1-9


Allowance 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Personal Allowance % 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Fatique Allowance% 1 1 2 2 1 1 1 1 1
Delay Allowance % 1 1 1 1 1 2 2 1 1
Total % 3 3 4 4 3 4 4 3 3
Tabel 3.42 Penentuan Allowance Stasiun Kerja 10-18
Allowance 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Personal % 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Fatique Allowance% 1 1 1 1 2 1 1 1 1
Delay Allowance % 1 1 1 1 1 1 2 1 1
Total % 3 3 3 3 4 3 4 3 3
3.2.5 Penentuan Waktu Normal
Waktu normal merupakan waktu penyelesaian pekerjaan oleh
pekerja dalam kondisi wajar dan kemampuan rata-rata. Adapun contoh
perhitungan waktu normal pada elemen kerja ke-1, yaitu memasang gear
belakang ke body bawah sebagai berikut:
Waktu Normal = Waktu Rata-Rata × Performance Rating
= 1,5 × 1,16
= 1,78
Adapun penyelesaian penentuan waktu normal sebagai berikut.
Tabel 3.43 Waktu Normal
Waktu Waktu
Performance
No Elemen Kerja Rata-Rata Normal
Rating
(detik) (detik)
1 Memasang gear belakang 2 ke body bawah 1,5 1,16 1,78
2 Memasang gear belakang 1 ke body bawah 1,9 1,16 2,20
3 Memasang as roda belakang ke body bawah 1,7 1,16 1,93
4 Memasang gear depan ke body bawah 5,5 1,16 6,42
5 Memasang as roda depan ke body bawah 6,0 1,16 7,00
Memasang penghubung as roda ke body
6 1,9 1,16 2,20
bawah
Memasang kuningan dinamo besar ke body
7 3.0 1,21 3,59
dinamo
Memasang kuningan dinamo kecil ke body
8 3,0 1,21 3,67
dinamo
9 Memasang dinamo ke body dinamo 3,5 1,21 4,28
10 Memasang as gear dinamo ke body dinamo 2,9 1,21 3,55
11 Memasang gear dinamo ke body dinamo 3,3 1,21 4,05
Memasang body gear belakang ke body
12 8,7 1,21 10,53
dinamo
Memasang rangkaian dinamo ke body
13 8,1 1,21 9,84
bawah

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 61
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

Tabel 3.43 Waktu Normal (Lanjutan)


Waktu Waktu
Performance
No Elemen Kerja Rata-Rata Normal
Rating
(detik) (detik)
Memasang ban belakang 1 ke vleg belakang
14 9,0 1,19 10,71
1
Memasang roda belakang 1 ke as roda
15 7,7 1,19 9,12
belakang
Memasang ban belakang 2 ke vleg belakang
16 9,7 1.24 12,07
2
Memasang roda belakang 2 ke as roda
17 6,9 1,24 8,56
belakang
18 Memasang ban depan 1 ke vleg depan 1 10,8 1,17 12,64
19 Memasang roda depan 1 ke as roda depan 7,8 1,17 9,08
20 Memasang ban depan 2 ke vleg depan 2 6,7 1,22 8,16
21 Memasang roda depan 2 ke as roda depan 4,9 1,22 5,98
22 Memasang switch on/off ke body bawah 3,9 1,19 4,60
Memasang kuningan switch on/off ke body
23 4,6 1,19 5,47
bawah
24 Memasang body gear depan ke body bawah 5,3 1,19 6,27
25 Memasang baterai 1 ke body bawah 1,9 1,19 2,30
26 Memasang baterai 2 ke body bawah 1,8 1,19 2,10
27 Memasang pengunci baterai ke body bawah 5,3 1,24 6,58
28 Memasang sayap bawah ke body bawah 4,7 1,21 5,73
29 Memasang sekrup sayap ke sayap bawah 12,8 1,21 15,45
30 Memasang roller sayap 1 ke sayap bawah 2,6 1,19 3,09
31 Memasang sekrup roller 1 ke roller sayap 1 13,7 1,17 16,06
32 Memasang roller sayap 2 ke sayap bawah 7,7 1,21 9,30
33 Memasang sekrup roller 2 ke roller sayap 2 9,2 1,21 11,17
34 Memasang roller bumper 1 ke body bawah 5,4 1,16 6,23
Memasang sekrup roller 3 ke roller bumper
35 25,2 1,21 30,49
1
36 Memasang roller bumper 2 ke body bawah 3,0 1,21 3,59
Memasang sekrup roller 4 ke roller bumper
37 16,7 1,2 20,00
2
38 Memasang body atas ke body bawah 3,2 1,24 3,97
39 Memasang pengunci body ke body tamiya 3,9 1,24 4,79
40 Inspeksi 10,6 1,24 13,17
3.2.6 Penentuan Waktu Standar

3.2.7 Kecepatan Produksi

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 62
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

BAB IV
ANALISA
4.1 Analisa Keseragaman Data
4.2 Analisa Kecukupan Data
4.3 Analisa Performance Rating
4.4 Analisa Allowance
4.5 Analisa Waktu Normal dan Waktu Standar
4.6 Analisa Kecepatan Produksi

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 63
Praktikum Perancangan Terintegrasi Industri II
Modul 7 Standarisasi Kerja
Kelompok 4

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

Jurusan Teknik Industri


Universitas Tanjungpura 64
DAFTAR PUSTAKA
Anna, B. 2014. Perancangan Ulang Kursi Antropometri untuk Memenuhi Standar
Pengukuran. Profesiensi, 2(2):81-91.
Hubeis, M. 2012. Manajemen Kreativitas dan Inovasi dalam Bisnis. Jakarta: PT
Hecca Mitra Utama.
Levine & David, M. 1998. Statistics for Managers.New Jersey: Prentice Hall. Inc.
Purnomo, H. 2004. Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta: Graha ilmu.
Rully, I & Yaniawati, P. 2015. Metodologi Penelitian. Bandung: PT. Refika
Aditama
Sutalaksana, I. Z. 2008. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung
Soni, dkk. 2002. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard Menuju
Organisasi yang Berfokus pada Strategi. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka
Utama.
Wignjosoebroto, S. 2006. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya: Penerbit
Guna Widya.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai