Dosen Pengampu:
Ratih Rahmawati, ST., MT\n
Ivan Sujana, ST, MT, IPM
Disusun Oleh:
Kelompok 1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum .............................................................................. 2
1.3 Perumusan dan Pembatasan Masalah ................................................ 2
1.3.1 Perumusan Masalah .................................................................. 2
1.3.2 Pembatasan Masalah ................................................................ 3
1.4 Metodologi Praktikum ....................................................................... 3
1.4.1 Flowchart Praktikum ................................................................ 4
1.4.2 Penjelasan Praktikum ............................................................... 5
1.5 Sistematika Praktikum ........................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 8
2.1 Peta-peta Kerja .................................................................................... 8
2.2 Elemen Kerja ...................................................................................... 9
2.3 Assembly Chart (AC) ........................................................................ 13
2.4 Operation Process Chart (OPC) ........................................................ 14
2.5 Precedence Diagram ......................................................................... 15
2.6 Stasiun Kerja ..................................................................................... 17
2.7 Flow Diagram ................................................................................... 18
BAB III PENGOLAHAN DATA ...................................................................... 20
3.1 Pengumpulan Data Komponen Tamiya ............................................ 20
3.2 Daftar Elemen Kerja ......................................................................... 26
3.3 Assembly Chart (AC) ........................................................................ 28
3.3 Operation Process Chart (OPC)....................................................... 28
3.5 Stasiun Kerja ..................................................................................... 30
3.6 Flow Diagram ................................................................................... 33
BAB IV ANALISIS ............................................................................................ 34
4.1 Analisis Elemen Kerja ..................................................................... 34
4.2 Analisis Assembly Chart (AC) ......................................................... 34
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Lambang-lambang Standar Peta Kerja ................................................... 8
Tabel 3.1 Komponen Tamiya................................................................................ 20
Tabel 3.2 Daftar Elemen Kerja ............................................................................. 27
Tabel 3.4 Stasiun Kerja ......................................................................................... 30
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Elemen Gerakan Dasar Therblig ....................................................... 13
Gambar 2.2 Assembly Chart ................................................................................. 14
Gambar 2.3 Contoh Peta Operation Process Chart .............................................. 15
Gambar 2.4 Contoh Precedence Diagram ............................................................ 17
Gambar 2.5 Contoh Flow diagram ........................................................................ 19
Gambar 3.1 Presedence Diagram ......................................................................... 29
Gambar 3.2 Flow Diagram.................................................................................... 33
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT Sheva adalah perusahaan yang beroperasi pada industri mainan anak-
anak dan menghasilkan berbagai jenis mainan, termasuk mainan tamiya. PT
Sheva telah melakukan peramalan produksi mainan tamiya untuk 12 periode
mendatang. Setelah melakukan peramalan tersebut, PT Sheva berencana untuk
memulai produksi besar-besaran mainan tamiya. Tetapi, sebelum melakukan
produksi, PT Sheva membutuhkan perancangan proses manufaktur agar
produksi dapat berjalan secara efektif, efisien, dan mencapai target produksi
sesuai permintaan pasar.
PT Sheva telah melakukan peramalan bisnis yang berguna untuk
memprediksi masa depan dengan menggunakan data perusahaan yang telah
terkumpul sebelumnya dan metode double exponential smoothing terpilih
sebagai peramalan terbaik dengan nilai error -694 dan peramalan pada periode
12 sebesar 16412. Hal tersebut merupakan prediksi yang dilakukan tentang
permintaan konsumen terhadap produk tamiya yang kemudian akan dijadikan
target produksi oleh perusahaan. Penentuan target produksi ini sangat penting
bagi setiap perusahaan untuk memperkirakan kondisi pasar di masa depan
terhadap produk-produk yang dihasilkan agar dapat memenuhi kebutuhan dan
kepuasan konsumen.
Perancangan proses manufaktur melibatkan pembuatan peta kerja untuk
mendapatkan informasi yang diperlukan pada merancang sistem kerja secara
terstruktur dan jelas. Informasi ini mencakup elemen kerja yang dibutuhkan
untuk membuat peta kerja seperti assembly chart dan operation process chart,
serta perencanaan stasiun kerja yang tepat. Elemen kerja merujuk pada tugas-
tugas yang harus dilakukan pada proses perakitan, sementara stasiun kerja
adalah lokasi di mana aktivitas produksi dilakukan untuk mengubah bahan
baku menjadi produk jadi. Oleh karena itu, peta kerja sangat penting pada
proses manufaktur untuk membantu produksi pada skala besar dan
memastikan bahwa proses produksi sesuai dengan rencana yang telah dibuat
untuk memenuhi permintaan pasar.
Jurusan Teknik Industri
Universitas Tanjungpura 1
Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II
Modul 6 Manufaktur
Kelompok 1
Pada studi kasus ini, PT Sheva akan memulai proses manufaktur dengan
membuat video perakitan mainan tamiya. Video ini akan memberikan data
input yang diperlukan untuk mengidentifikasi elemen kerja yang tepat sesuai
dengan tampilan video. Selanjutnya, data input ini akan digunakan untuk
menghasilkan output berupa peta kerja yang mencakup assembly chart,
operation process chart, precedence diagram, stasiun kerja, dan flow diagram.
Berdasarkan informasi tersebut, PT Sheva akan dapat menjalankan proses
produksi pada skala besar untuk memenuhi hasil peramalan produksi untuk 12
periode mendatang terkait produk mainan tamiya.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum pada Praktikum Perancangan Sitem Terintegrasi
II Modul 6 Manufaktur ini adalah sebagai berikut.
1. Memahami bagaimana mengidentifikasi elemen-elemen pekerjaan yang
terlibat pada proses perakitan tamiya.
2. Menganalisis perbedaan yang terdapat pada proses manufaktur dengan
informasi berdasarkan peta kerja Assembly Chart (AC) dan Operation
Process Chart (OPC).
3. Menganalisis perbedaan yang terdapat pada proses manufaktur dengan
informasi berdasarkan peta kerja Operation Process Chart (OPC).
4. Dapat mengintegrasikan stasiun kerja perakitan tamiya ke pada flow
diagram dan mengevaluasi hasil yang dihasilkan dari pembuatan
precedence diagram pada konteks perakitan tamiya..
1.3 Perumusan dan Pembatasan Masalah
Rumusan masalah merupakan isu yang muncul pada konteks praktikum,
yang bertujuan agar praktikum memiliki arah dan fokus yang jelas. Sedangkan,
pembatasan masalah adalah langkah untuk mengatur batasan-batasan pada
lingkup masalah tersebut sehingga praktikum dapat dijalankan dengan lebih
terfokus.
1.3.1 Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam Praktikum Perancangan
Terintegrasi Industri II dalam Modul 6 Manufaktur adalah sebagai
berikut:
Jurusan Teknik Industri
Universitas Tanjungpura 2
Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II
Modul 6 Manufaktur
Kelompok 1
Studi Literatur
1. Peta-peta kerja
2. Elemen kerja
3. Assembly Chart
4. Operation Process Chart
5. Precedence Diagram
6. Stasiun kerja
7. Flow Diagram
Pengumpulan Data
1.Video Perakitan Tamiya
2. Nama Komponen Tamiya
3, Data Elemen Tamiya
tidak
ya
Pengolahan Data
1. Daftar Elemen Kerja
2. Assembly Chart
3. Operation Process Chart
4. Presendence Diagram
5. Stasiun Kerja
6. Flow Diagram
Analisis
1. Analisis Elemen Kerja
2. Analisis Assembly Chart
3. Analisis Operation Process Chart
4. Analisis Precedence Diagram
5. Analisis Stasiun Kerja
6. Analisis Flow Diagram
Selesai
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peta-peta Kerja
Menurut Sutalaksana (2006), peta-peta kerja merupakan salah satu alat
yang sistematis dan jelas, untuk berkomunikasi secara luas dan sekaligus
melalui peta-peta kerja ini bisa mendapatkan informasi yang diperlukan untuk
memperbaiki suatu metode kerja. Menurut catatan sejarah, peta-peta kerja yang
ada sekarang ini dikembangkan oleh Gilberth yang pada saat itu dirinya
mengusulkan 40 buah lambang yang dapat digunakan. Seiring berkembangnya
tahun jumlah lambang tersebut disederhanakan sehingga hanya tersisa 4 jenis
lambang. Adapun tahun 1947 American Society of Mechanical Engineers
(ASME) membuat standar lambang-lambang yang terdiri atas 5 macam
lambang yang merupakan modifikasi dari yang telah dikembangkan
sebelumnya oleh Gilberth. Lambang-lambang tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut [1].
Tabel 2.1 Lambang-lambang Standar Peta Kerja
Simbol Nama Definisi
Kegiatan operasi yang terjadi apabila benda
kerja mengalami perubahan sifat, baik fisik
maupun kimiawi. Operasi merupakan kegiatan
Operasi
yang paling banyak terjadi dalam suatu proses
yang biasanya terjadi disuatu mesin atau
stasiun kerja.
Kegiatan pemeriksaan terhadap benda kerja
atau peralatan, baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Pemeriksaan biasanya dilakukan
Inspeksi
terhadap suatu objek dengan cara
membandingkan objek tersebut dengan suatu
standar tertentu.
Kegiatan transportasi terjadi apabila benda
kerja, pekerja atau perlengkapan mengalami
Transportasi
perpindahan tempat yang bukan merupakan
bagian dari suatu proses operasi.
1. Pada baris paling atas dinyatakan kepalanya “Peta Proses Operasi” yang
diikuti oleh identifikasi lain, seperti nama objek, nama pembuat peta,
tanggal dibuat, nomor peta, dan nomor gambar.
2. Material yang akan diproses diletakan pada garis horizontal, yang
menunjukkan bahwa material tersebut masuk ke dalam proses.
3. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan
terjadinya perubahan proses.
4. Penomoran terhadap suatu suatu kegiatan operasi diberikan secara
berurutan sesuai dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan
produk tersebut atau sesuai dengan proses yang terjadi.
Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara
tersendiri dan pronsipnya sama dengan operasi. Produk yang paling banyak
memerlukan proses operasi dipetakan terlebih dahulu pada bagian paling kanan
(biasanya produk atau komponen pokok). Adapun contoh dari bentuk peta
kerja proses operasi adalah sebagai berikut.
dituliskan didalam node yang umumnya berbentuk segi empat, sedangkan anak
panahnya sebagai penunjuk hubungan antara kegiatan-kegiatan yang
bersangkutan. Dengan demikian dummy yang merupakan tanda penting untuk
menunjukkan hubungan ketergantungan, di dalam PDM tidak diperlukan
(Soeharto, 1995). PDM pada dasarnya menitik beratkan pada persoalan
keseimbangan antara biayadan waktu penyelesaian proyek. PDM menekankan
pada hubungan antara pemakaian sejumlah tenaga kerja atau sumber-sumber
daya untuk mempersingkat waktu pelaksanaan suatu proyek dan kenaikan
biaya sebagai akibat penambahan sumber-sumber daya tersebut.. Metode PDM
menggunakan satu angka estimasi bagi setiap kegiatan. PDM menghasilkan
jaringan kerja yang lebih sederhana dari CPM dan PERT terutama untuk
proyek yang kegiatannya perlu dipecah menjadi sub kegiatan [4]. PDM
(Precedence Diagram Method) diperkenalkan oleh J. W. Fondahl dari
Universitas Standford USA pada awal dekade 60-an. Kelebihan metode PDM
dibandingkan dengan diagram panah (arrow diagram) adalah sebagai berikut
(Robert, 2010).
1. Tidak memerlukan kegiatan fiktif atau dummy sehingga pembuatan jaringan
menjadi lebih sederhana.
2. Hubungan overlapping yang berbeda dapat dibuat tanpa menambah jumlah
kegiatan.
Dalam penggunaannya, PDM lebih mudah diselesaikan dengan bantuan
program komputer, seperti harvard total project manager, project scheduler
network, primavera project planner, microsoft project, dan lain-lain. Berikut
adalah contoh dari diagram precedence.
5. Tata letak dari alat-alat tangan, control dalam kisaran jangkauan optimum.
6. Menempatkan display yang tepat sehingga operator dapat melihat objek
dengan pandangan yang tepat dan nyaman.
7. Perbaikan terhadap stasiun kerja secara berkala.
Waktu Total Perakitan
N1 = .................................................................................2.1
Waktu Siklus
BAB III
PENGOLAHAN DATA
3.1 Pengumpulan Data Komponen Tamiya
Berikut adalah daftar nama komponen, kode komponen, data jumlah dan
gambar komponen tamiya yang digunakan dalam praktikum untuk dirakit.
Tabel 3.1 Komponen Tamiya
1 Body bawah Bb 1
2 Body atas BA 1
3 Dinamo DnM 1
4 Gear dinamo GD 1
6 Penutup dinamo PD 1
10 As penghubung Apb 1
13 Gear penghubung GP 1
37 Sayap Say 1
Presedence Diagram
4 10 18 19 20 21 22 23 30 36
1 2 3 5 7 8 9 11 13 14 15 16 17 24 25 26 27 28 29 31 33 34 35 37 39 40
6 12 32 38
Total 241
Waktu Operasi Terlama 19
Nt= Total Waktu perakitan/Waktu siklus 12.6842
Efisiensi = total waktu perakitan/ (Jumlah stasiun kerja
0.8456
x waktu siklus)
Setelah membuat pembagian elemen kerja pada setiap stasiun kerja, proses
selanjutnya adalah melakukan perhitungan efisiensi stasiun kerja. Adapun cara
menghitung efisiensi dari stasiun kerja adalah sebagai berikut.
Total Waktu Perakitan 241 241
Efisiensi= = = =0,84=84%
(Jumlah Stasiun Kerja×Waktu Siklus) (15×19) 285
Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa tingkat efisiensi pada kasus
perakitan tamiya dengan total 15 stasiun kerja adalah sebanyak 84%.
3.6 Flow Diagram
Flow diagram menggambarkan susunan stasiun kerja perakitan tamiya
pada lantai produksi. Stasiun kerja perakitan tamiya berjumlah 15 stasiun,
dimana stasiun nomor 1-14 berisi pekerjaan merakit dan memasang sedangkan
stasiun terakhir yaitu stasiun 15 berisi pekerjaan inspeksi untuk memeriksa
fungsi tamiya.
Stasiun 5 Stasiun 15
Stasiun 6
Stasiun 4 Stasiun 14
Stasiun 7
Stasiun 9
Stasiun 2
Stasiun 12
Stasiun 10
Stasiun 1 Stasiun 11
BAB IV
ANALISIS
4.1 Analisis Elemen Kerja
Penentuan Elemen kerja didasarkan pada proses perakitan tamiya yang
dilakukan oleh operator pada PT Sheva. Perakitan tamiya terdiri dari 40 elemen
kerja yang diselesaikan dalam waktu 241 detik. Berdasarkan dari hasil
perakitan tamiya yang telah dilakukan, dapat diketahui proses-proses yang
diperlukan dalam merakit produk tamiya dan waktu prosesnya. Proses yang
terjadi dilakukan rekapitulasi dalam sebuah tabel daftar elemen kerja yang juga
memiuat waktu mulai suatu elemen kerja dilakukan, waktu selesai
dilakukannya elemen kerja tersebut, dan estimasi waktu dari suatu elemen kerja
dalam satuan detik. Estimasi waktu tersebut merupakan durasi waktu dari
pengerjaan suatu elemen kerja yang diperoleh dari video perakitan tamiya.
Elemen kerja pertama terjadi pada komponen gear penghubung dan body
bawah, kemudian memasang gear belakang ke body bawah dilanjutkan dengan
memasang ass penghubung ke body bawah, dan seterusnya hingga perakitan
tamiya selesai.
Tabel daftar elemen kerja yang telah dibuat oleh operator mengandung
elemen kerja dengan waktu perakitan paling lama dan paling cepat. Elemen
kerja dengan waktu paling lama terjadi pada elemen kerja ke-34, yaitu
memasang sayap ke body bawah dalam waktu 19 detik. Waktu yang relatif
lama ini diperlukan karena penting untuk menjalankan perakitan dengan presisi
serta memastikan komponen tersebut berfungsi dengan baik. Elemen kerja
dengan waktu paling cepat dapat ditemukan pada elemen kerja ke-31, yaitu
memasang ring bumper 1 ke bumper depan dalam waktu 2 detik. Proses
perakitan ini dapat dilakukan dengan cepat karena pemasangan ring bumper 1
ke bumper depan tidak memiliki kendala, sehingga operator tidak mengalami
kesulitan saat proses pemasangan.
4.2 Analisis Assembly Chart (AC)
Assembly chart adalah gambaran visual yang memperlihatkan bagaimana
komponen-komponen yang akan dirakit, sehingga membentuk sebuah
produk. Assembly chart untuk perakitan tamiya dilakukan dengan komponen
elemen kerja ke-34, yaitu memasang sayap ke body bawah. Jumlah minimum
stasiun kerja sebanyak 13 stasiun kerja yang diperoleh dari hasil total waktu
perakitan dibagi waktu siklus dan masing-masing stasiun kerja memiliki
jumlah waktu yang tidak melebihi waktu siklus, yaitu selama 19 detik.
Perakitan Tamiya terdiri dari 18 stasiun kerja. Masing-masing stasiun
kerja memiliki elemen-elemen kerja yang harus dikerjakan. Elemen kerja yang
dikerjakan pada setiap stasiun ditentukan berdasarkan hubungan antar elemen
kerja yang tidak dapat dipisahkan dan meminimalisir pengerjaan pada stasiun
kerja. Stasiun kerja dengan pengerjaan elemen terbanyak terdapat pada stasiun
kerja 1 dengan elemen kerja sebanyak 4 yang dilakukan selama 15 detik. Hal
ini dikarenakan stasiun kerja ini memiliki elemen kerja penyusun dengan
waktu singkat dan elemen kerjanya rata-rata hanya memasang bagian yang
tidak rumit. Stasiun kerja dengan elemen sedikit seperti yang terdapat pada
stasiun kerja ke 18 dengan elemen kerja sebanyak 1 yang dilakukan selama 5
detik. Hal ini menjadi waktu tercepat karena operator hanya perlu
menginspeksi atau melakukan pemeriksaan akhir dengan mengecek tamiya
secara keseluruhan. Masing–masing stasiun kerja tidak melewati waktu siklus.
Flow diagram digunakan untuk menggambarkan urutan logis tindakan
atau kejadian dalam suatu proses, dengan tujuan untuk memvisualisasikan dan
memahami proses tersebut, mengidentifikasi masalah, dan merencanakan
perbaikan atau optimalisasi. Stasiun kerja yang telah ditentukan kemudian
dibuat flow diagram yang menggambarkan susunan stasiun kerja perakitan
tamiya pada lantai produksi. Flow diagram dapat dilihat bahwa pada perakitan
Tamiya terdiri dari 15 stasiun kerja dan pada stasiun kerja 15 operasi dan
inspeksi dilakukan secara bersamaan. Susunan stasiun kerja perakitan Tamiya
dibuat ke dalam bentuk N yang dimulai dari bawah ke atas dengan membentuk
huruf N. Huruf tersebut menggambarkan tata letak pabrik beserta susunan
stasiun kerja yang ada pada PT Sheva.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum modul 6 Manufaktur yang telah dilakukan, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Elemen kerja merupakan pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu
kegiatan perakitan. Daftar elemen kerja dari proses perakitan tamiya yang
terhitung sebesar 40 elemen kerja dengan estimasi waktu total 241 detik
yang diperoleh dari pengamatan terhadap video perakitan tamiya yang
dilakukan oleh operator. Penentuan elemen kerja dilakukan berdasarkan
pencatatan setiap komponen atau part saat proses perakitan tamiya yang
kemudian dilakukan pemberian kode komponen agar memudahkan operator
dalm proses pembuatan peta kerja nantinya.
2. Rencana proses manufaktur digunakan untuk merencanakan dan
mengorganisasi semua aspek produk manufaktu. Rencana proses
manufaktur mencakup semua tahap produksi dari konsep produk hingga
produk selesai dan berfungsi sebagai panduan strategi dalam membantu
pengambilan keputusan dan pengelolaan operasi manufaktur. Sedangkan,
proses perakitan tamiya berdasarkan peta kerja Operation Process Chart
(OPC) merupakan sebuah peta kerja yang dibuat berdasarkan elemen kerja
yang ada pada proses perakitan tamiya dengan jumlah proses sebanyak 39
proses dan 1 inspeksi yang dilakukan. Peta kerja operation process chart
berisikan waktu proses dari perakitan tamiya, layout perakitan, jumlah
proses, jumlah inspeksi, mesin yang digunakan atau meja assembly, dan
urutan proses dari perakitan.
3. Proses perakitan tamiya berdasarkan peta kerja Assembly Chart (AC)
merupakan sebuah diagram yang menggambarkan hubungan antara
komponen komponen yang akan dirakit menjadi sebuah produk. Assembly
chart perakitan tamiya dilakukan dengan jumlah proses sebanyak 40 buah,
20 substansi, dan 2 assembly yang disertai pemberian nomor dan kode pada
setiap proses yang dilakukan oleh operator. Rencana proses manufaktur
digunakan untuk merencanakan dan mengorganisasi semua aspek produk