MODUL III
PENGUKURAN WAKTU JAM HENTI DAN PETA-PETA KERJA
KESELURUHAN
Oleh:
Nama/NPM : Asep Rohmat / 10070219025
Rizal Saputra / 10070219028
Kelompok : 1 (Satu)
Asisten : Visal Vedyana Vandani, S.T
DAFTAR ISI..................................................................................................................i
DAFTAR TABEL........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................................3
2.1 Pengukuran Waktu Kerja................................................................................3
2.2 Pengukuran Waktu Jam Henti........................................................................3
2.3 Faktor Penyesuaian.........................................................................................9
2.4 Faktor Kelonggaran......................................................................................12
2.5 Peta Kerja......................................................................................................15
2.6 Macam-Macam Peta Kerja...........................................................................17
2.6.1 Peta Perakitan (Assembling Chart)........................................................18
2.6.2 Peta Proses Operasi (OPC)....................................................................18
2.6.3 Peta Aliran Proses (FPC).......................................................................21
2.6.4 Peta Proses Kelompok Kerja (Work Group Process Chart).................23
2.6.5 Diagram Alir (FD).................................................................................24
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA......................................27
3.1 Pengumpulan Data........................................................................................27
3.1.1 Deskripsi Produk...................................................................................27
3.1.2 Perhitungan Scrap..................................................................................28
3.1.3 Data Waktu Jam Henti...........................................................................30
3.1.4 Faktor Penyesuaian................................................................................34
3.1.5 Faktor Kelonggaran...............................................................................35
3.2 Pengolahan Data...........................................................................................37
3.2.1 Perhitungan Waktu Baku dengan Jam Henti.........................................37
3.3 Peta-Peta Kerja..............................................................................................59
i
3.3.1 Peta Perakitan (Assembling Chart)........................................................59
3.3.2 Peta Proses Operasi (Operation Process Chart)...................................59
3.3.3 Peta Aliran Proses (Flow Process Chart)..............................................62
3.3.4 Diagram Alir (Flow Diagram)..............................................................66
BAB IV ANALISIS....................................................................................................66
4.1 Analisis Waktu Baku....................................................................................70
4.2 Analisis Peta-Peta Kerja...............................................................................70
4.3 Usulan Peta-Peta Kerja.................................................................................72
BAB V KESIMPULAN.............................................................................................82
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................83
LAMPIRAN................................................................................................................84
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
stasiun pengukuran, stasiun pembubutan, stasiun pemotongan, stasiun pengefreisan,
stasiun pengeboran, stasiun penghalusan, stasiun pemeriksaan, stasiun perakitan dan
stasiun gudang barang jadi. Adapun tujuan dari pengamatan terhadap proses produksi
pembuatan mobil truck kontainer adalah untuk memperbaiki metode kerja yang
diperlukan dalam proses produksi, sehingga output yang dihasilkan dari kegiatan
implementasi adalah waktu baku setiap komponen mobil truck kontainer dan
memberikan usulan metode kerja yang efisien seta teratur melalui penggunaan peta-
peta kerja keseluruhan.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
diambil cukup besar, maka karakteristik dari sampel tersebut tidak akan jauh berbeda
dengan karaktesitik dari populasinya (Wignosoebroto, 2006). Metode pengukuran
waktu jam henti ini sangat direkomendasikan untuk diterapkan pada pekerjaan yang
memiliki waktu singkat dan dilakukan secara berulang dengan hasil pengukuran
berupa waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan yang akan
dipergunakan sebagai waktu standar penyelesaian suatu pekerjaan bagi semua pekerja
yang akan melaksanakan pekerjaan yang sama.
Menurut Sutalaksana (2006), terdapat beberapa aturan dalam pengukuran
waktu jam henti yang perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang baik. Adapun
aturan-aturan tersebut adalah sebagai berikut::
1. Melakukan langkah-langkah sebelum pengukuran
Banyak faktor yang harus diperhatikan untuk memperoleh waktu yang pantas
terhadap suatu pekerjaan tertentu, seperti berhubungan dengan kondisi kerja, cara
pengukuran, jumlah pengukuran, dan lain-lain. Adapun langkah-langkah dalam
mencapai tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pentetapan tujuan pengukuran
Hasil pengukuran yang akan digunakan merupakan bagian penting yang harus
diketahui dan ditetapkan terhadap tujuan yang hendak dicapai, sebagaimana
halnya dengan berbagai kegiatan yang lain.
b. Melakukan penelitian pendahuluan
Kondisi yang terjadi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan terlebih dahulu
dilakukan pengkuran waktu unutk mendapatkan waktu yang pantas diberikan
kepada pekerja sesuai dengan kondisi yang bersangkutan.
c. Memilih operator
Operator yang hendak melakukan suatu pekerjaan hendaklah mempunyai
beberapa persyaratan tertentu berkemampuan normal dan mampu bekerja
secara kelompok, dengan tujaun agar pengukuran dapat berjalan dengan baik
dengan hasil yang dapat dipertanggung jawabkan.
4
d. Melatih operator
Operator yang baik adalah operator yang terbiasa dengan kondisi dan metode
kerja yang telah ditetapkan oleh suatu perusahaan secara baku, walapun
demikian terkadang operator perlu diberikan pelatihan, terutama apabila
kondisi dan metode kerja yang ditetapkan tidak sama dengan yang dijalankan
oleh operator.
e. Mengurai pekerjaan atas elemen pekerjaan
Suatu pekerjaan tertentu dapat dipecah menjadi beberapa elemen pekerjaan
berdasarkan gerakan dari pekerjaan yang bersangkutan, sehingga waktu dari
setiap elemen pekerjaan dapat diukur.
f. Menyiapkan perlengkapan pengukuran
Langkah terakhir sebelum melakukan pengukuran adalah menyiapkan alat-
alat yang diperlukan, adapaun alat-alat tersebut adalah sebagai berikut:
Jam henti (stopwatch)
Lembaran pengamatan
Pena atau pensil
Papan pengamatan
5
berhenti melakukan pengukuran yang sangat banyak karena adanya berbagai
keteRbatasan. Menurut Sutalaksana, Anggawisastra dan Tjakraatmadja
(2006),
Tingkat ketelitian biasanya menunjukan penyimpangan maksimum terhadap
hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya dan secara umum
dinyatakan dalam bentuk persentase, sedangkan tingkat keyakinan biasanya
menunjukan besarnya keyakinan penguku terhadap hasil yang diperoleh dan
dianggap telah memenuhi syarat ketelitian serta dinyatakan dalam bentuk
persentase.
b. Uji Keseragaman Data
Menurut Sutalaksana, Anggawisastra dan Tjakraatmadja (2006), pengujian
keseragam data dilakukan berdasarkan setiap teori statistik mengenai peta
kontrol yang biasanya digunakan dalam melakukan pengendalian kualitas dari
suatu perusahaan. Namun demikian, data yang duji dalam bentuk perhitungan
biasaya memiliki jumlah data yang cukup banyak, sehingga untuk
mempermudah perhitungan data tersebut dilakukan pengelompokan data atau
subgroup. Adapun setiap urutan dalam uji keseragaman data adalah sebagai
berikut:
Menghitung rata-rata setiap subgroup dengan rumus:
x=
∑ xi
n
Menghitung rata-rata dari setiap harga rata-rata subgroup dengan rumus:
x=
∑x
k
Keterangan :
∑xi = Jumlah data dalam subgroup
∑ x = Jumlah rata-rata dari setiap subgroup
n = Banyaknya data dalam subgroup
k = Banyaknya subgroup
6
Menghitung Standanr Deviasi dengan rumus:
Keterangan :
σ=
√ ∑ ( xi −x ) 2
N −1
Menentukan Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB)
dengan rumus:
BKA= X + K𝜎
BKB= X – K𝜎
Keterangan :
X = Rata-rata waktu pengamatan
σ = Standart Deviasi
K = Tingkat kepercayaan
7
N’ < N maka data pengukuran pendahuluan sudah mencukupi. Uji kecukupan data
dapat dilakukan dengan perhitungan rumus sebagai berikut:
[ √
]
z 2
N ∑ x i −( ∑ x i )
2
' α
N=
∑ xi
Keterangan :
N ' = Jumlah pengukuran yang diperlukan
N = Jumlah pengukuran yang dilakukan
X = Waktu pengamatan
S = Derajat ketelitian
Ws=
∑ xi
N
b. Menghitung waktu normal dengan rumus:
𝑾𝒏 = 𝑾𝒔 ∗ 𝑷
c. Menghitung waktu baku dengan rumus:
𝑾𝒃 = 𝑾𝒏 𝟏 + 𝑨%
Keterangan :
𝑷 = Faktor penyesuaian
𝑨% = Kelonggaran yang diberikan
8
2.3 Faktor Penyesuaian
Menurut Sutalaksana (2006), cara persentase merupakan cara pertama yang
digunakan dalam melakukan penyesuaian, dimana besarnya faktor penyesuaian
ditentukan oleh pengukur secara langsung melalui pengamatannya selama kegiatan
pengamatan terhadap tingkat kewajaran yang ditunjukkan operator pada saat bekerja
berlangsung. Ketidakwajaran yang ditunjukan oleh pekerja sewaktu-waktu bisa
terjadi kapan saja, seperti halnya ketika melakukan pekerjaan tanpa adanya
kesungguhan, maka pekerjaan tersebut akan berlangsung sangat cepat seolah-olah
diburu oleh waktu dan bisa pula karena menemui beberapa kendala seperti kondisi
ruangan yang buruk. Hal tersebut jelas sangat tidak diinginkan, karena waktu yang
diperoleh dari kondisi dan cara kerja yang baku harus diselesaikan secara wajar.
Maka dari itu, penyesuaian mutlak dilakukan, dan jika pengukur mendapatkan harga
rata-rata dari siklus yang sudah diketahui dan diselesaikan dengan kecepatan yang
tidak wajar oleh pekerja agar harga rata-rata tersebut menjadi wajar, maka pengukur
harus menormalkannya dengan melakukan penyesuaian (Sutalaksana, 2006). Adapun
3 cara penentuan faktor penyesuaian, yaitu cara Shumard, Westinghouse dan secara
objektif (Sutalaksana, 2006).
a. Cara Shumard
Cara Shumard memberikan tolak uur penilaian melalui pengelompokan kelas
performance kerja, dimana setiap kelas mempunyai nilai masing-masing. Adapun
tolak ukur penilaian berdasarjab cara Shumard adalah sebagai berikut:
Tabel 2. 1 Faktor Penyesuaian Menurut Cara Shumard
Kelas Performance Kelas Performance
Superfast 100 Good - 65
Fast + 95 Normal 60
Fast 90 Fair + 55
Fast - 85 Fair 50
Excellent 80 Fair - 45
Good 75 Poor 40
9
Good + 70
b. Cara Westinghouse
Cara Westinghouse mengarahkan penilaian pada 4 faktor yang dianggap
menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja yaitu keterampilan, usaha,
kondisi kerja dan konsistensi. Adapun setiap faktor yang dianggap menentukan
kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja dalam kelas-kelas beserta dengan
masing-masing nilainya adalah sebagai berikut (Sutalaksana, 2006) :
1. Keterampilan atau Skill diartikan sebagai kemampuan mengikuti cara kerja
yang ditetapkan, dimana latihan dapat menjadi solusi dalammeningkatkan
keterampilan, tetapi hanya sampai ke tingkat tertentu saja, tingkat mana
merupakan kemampuan maksimal yang dapat diberikan pekerja yang
bersangkutan.
Tabel 2. 2 Tabel Penilaian Penyesuaian Keterampilan
SKILL
+0,15 A1
Super Skill
0.13 A1
0.11 B1
Excellent
0.08 B2
0.06 C1
Good
0.03 C2
0 D Average
-0.05 E1
Fair
-0.1 E1
-0.16 F1
Poor
-0.22 F2
(Sumber : Sutalaksana, dkk, 2006)
10
tampak berlebihan dan hanya memberikan hasil yang sedikit. Sebaliknya,
seseorang yang mempunyai keterampilan tinggi tidak jarang bekerja dengan
usaha yang tidak didukung, tetapi bisa menghasilkan kinerja yang lebih baik.
Tabel 2. 3 Tabel Penilaian Penyesuaian Usaha
EFFORT
0.13 A1
Super Skill
0.12 A1
0.1 B1
Excellent
0.08 B2
0.05 C1
Good
0.02 C2
0 D Average
-0.04 E1
Fair
-0.08 E1
-0.12 F1
Poor
-0.17 F2
(Sumber : Sutalaksana, dkk, 2006)
0.06 A Ideal
0.04 B Excellent
0.02 C Good
0 D Average
-0.03 E Fair
-0.07 F Poor
(Sumber : Sutalaksana, dkk, 2006)
11
4. Konsistensi atau Consistency merupakan faktor yang perlu diperhatikan,
karena faktanya setiap pengukuran waktu angka-angka yang direkap tidak
pernah semuanya sama, dimana waktu penyelesaian yang ditunjukkan pekerja
terkadang selalu berubah-ubah dari satu siklus ke siklus lainnya, dari jam ke
jam, bahkan dari hari ke hari.
Tabel 2. 5 Tabel Penilaian Penyesuaian Konsistensi
CONSISTENCY
0.04 A Ideal
0.03 B Excellent
0.01 C Good
0 D Average
-0.02 E Fair
-0.04 F Poor
(Sumber : Sutalaksana, dkk, 2006)
2.4 Faktor Kelonggaran
Menurut Sutalaksana (2006), kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu untuk
kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fatigue, dan hambatan-hambatan yang tidak
dapat dihindarkan. Ketiganya ini merupakan hal-hal yang secara nyata dibutuhkan
oleh pekerja dan selama pengukuran tidak diamati, diukur ataupun dihitung. Adapun
penjelasan mengenai ketiga hal yang perlu diberikan kelonggaran tersebut adalah
sebagai berikut (Sutalaksana, 2006):
1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi, seperti menghilangkan rasa haus
dengan minum ataupun bercakap-cakap dengan teman sekerja sekadar untuk
menghilangkan ketegangan ataupun kejemuan dalam kerja.
2. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique, dimana hal tersebut dapat
terlihat dari menurunnya hasil produksi, baik jumlah maupun kualitas. Salah
satu cara untuk menentukan besarnya kelonggaran ini adalah dengan
melakukan pengamatan sepanjang hari kerja dan mencatat pada saat-saat
dimana hasil produksi menurun.
3. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang berpotensi tidak dapat
terhindarkan, dimana dalam melaksanakan suatu pekerjaan biasanya pekerja
12
tidak akan lepas dari beRbagai hambatan, seperti meminta petunjuk kepada
pengawas, melakukan penyesuaian mesin, melakukan peRbaikan mesin dan
lain sebagainya.
Adapun besarnya nilai kelonggaran berdasarkan faktor – faktor yang berpengaruh
dapat terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2. 6 Tabel Penilaian Faktor Kelonggaran
13
Lanjutan Tabel 2. 6 Tabel Penilaian Faktor Kelonggaran
14
Lanjutan Tabel 2. 6 Tabel Penilaian Faktor Kelonggaran
Keterangan :
*) : kontras antara warna hendaknya diperhatikan
**) : tergantung juga pada keadaan ventilasi
***) : dipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari permukaan laut
dan keadaan iklim
Catatan : kelonggaran untuk kebutuhan pribadi
Pria : 0 – 2,5 %
Wanita :2–5%
15
memiliki 40 macam lambang yang dikembangkan oleh Gilberth, namun seiring
berjalannya waktu jumlah lambang-lambang tersebut disederhanakan menjadi 6
macam lambang, adapun lambang-lambang pada peta kerja tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut (Sutalaksana, Anggawisastra dan Tjakraatmadja, 2006, hal. 17-20):
Tabel 2. 7 Lambang-Lambang pada Peta Kerja
Lambang Deskripsi Keterangan
Proses yang terjadi apabila benda kerja
Pemeriksaan atau peralatan tertentu perlu dilakukan
pemeriksaan, baik dari segi kualitas
maupun kuantitas.
Proses yang terjadi apabila benda kerja
mengalami perubahan sifat, baik secara
Operasi fisik mampu secara kimiawi, kemudian
mengambil informasi maupun memberikan
informasi pada suatu keadaan.
Proses yang terjadi apabila benda kerja,
Menunggu pekerja atau perlengkapan tidak melakukan
kegiatan apapun selain menunggu,
sehingga benda kerja atau perlengkapan
ditinggalkan untuk sementara waktu.
Proses yang terjadi apabila benda kerja
Penyimpanan disimpan dalam jangka waktu yang cukup
panjang.
Proses yang terjadi apabila benda kerja.
Transportasi pekerja, atau perlengkapan mengalami
fases perpindahan tempat yang bukan
merupakan bagian dari suatu proses
operasi.
16
Lanjutan Tabel 2. 7 Lambang-Lambang pada Peta Kerja
Proses yang terjadi apabila antar aktivitas
Aktivitas Gabungan operasi dan pemeriksaan dilakukan secara
bersamaan pada suatu tempat kerja.
17
2.6.1 Peta Perakitan (Assembling Chart)
Menurut Nu’man (2013) Peta perakitan merupakan suatu pernyataan yang
menjabarkan siklus perakitan yang dialami oleh bagian dan sub bagian produk dari
awal sampai menjadi produk akhir dan biasanya digambarkan dalam bentuk grafis,
sehingga sangat mudah digunakan untuk mengajar pekerja yang tidak ahli dalam
mengetahui urutan suatu rakitan yang rumit. Tujuan dari penggunaan peta perakitan
adalah untuk menunjukan adanya keterkaitan antar komponen yang digambarkan
secara terurai. Peta proses perakitan juga memiliki beberapa manfaat, diantarany
adalah dapat menentukan kebutuhan operator, mengetahui kebutuhan tiap komponen,
untuk menentukan tata letak fasilitas, dan membantu menentukan peRbaikan cara
kerja (Sutalaksana,1979). Adapun bentuk standar dari peta perakitan adalah sebagai
berikut:
18
2.6.2 Peta Proses Operasi (OPC)
Menurut Sutalaksana (2006), Peta Proses Operasi atau OPC merupakan peta
yang menggambarkan setiap langkah operasi dan pemeriksaan yang sedang dialami
oleh benda kerja secara berurutan, mulai dari bahan baku yang diproses dari awal
sampai menjadi produk jadi secara utuh maupun sebagai produk setengah jadi. Peta
proses operasi juga memuat informasi yang diperlukan dalam melakukan analisis
lebih lanjut, seperti bahan baku yang digunakan, jumlah pemakaian waktu dan alat
atau mesin yang digunakan. Dengan adanya informasi yang terekap dalam Peta
Proses Operasi, maka terdapat manfaat yang dapat diperoleh bagi pembacanya, yaitu
(Sutalaksana, 2006):
Dapat mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya.
Dapat mengestimasikan setiap kebutuhan bahan baku melalui perhitungan
efisiensi di setiap operasi atau pemeriksaannya.
Dapat menentukan tata letak pabrik.
Sebagai alat untuk melakukan peRbaikan terhadap metode kerja yang sedang
dipakai dan juga sebagai alat untuk latihan kerja.
Untuk menggambarkan Peta Proses Operasi, terdapat beberapa prinsip yang harus
perhatikan, yaitu (Sutalaksana, 2006):
Pada bagian kepala peta ditulis secara jelas jenis peta yang digunakan, yaitu
“Peta Proses Operasi” dengan diikuti identifikasi lain, seperti nama objek,
nama dari pembuat peta, tanggal dipetakan, status pemetaan berupa keadaan
sekarang atau usulan, nomor peta dan nomor gambar.
Material yang diproses dinyatakan secara tepat diatas garis horizontal yang
sesuai dan menunjukkan urutan-urutan material di proses.
Setiap lambang ditempatkan dengan arah vertikal dengan alur pemetaan dari
atas ke bawah sesuai urutan prosesnya.
Penomoran terhadap kegiatan operasi diberikan secara berurutan sesuai
urutan operasi yang terkait.
Penomoran terhadap kegiatan pemeriksaan diberikan secara tersendiri dan
prinsipnya sama dengan penomoran terhadap kegiatan operasi.
19
Adapun contoh bentuk standar dari Peta Proses Operasi adalah sebagai berikut:
20
Sumber: Sutalaksana (2006)
2.6.3 Peta Aliran Proses (FPC)
Peta Aliran Proses atau FPC merupakan suatu diagram yang menggambarkan
setiap urutan dari proses operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu dan
penyimpanan yang terjadi dalam satu prosedur yang berlangsung (Sutalaksana, 2006).
Peta aliran proses juga memuat informasi yang diperlukan dalam menganalisis seperti
waktu yang dibutuhkan dan jarak perpindahan yang terjadi. Adapun kegunaan umum
dari Peta Aliran Proses secara rincinya adalah sebagai berikut (Sutalaksana, 2006):
Dapat mengetahui aliran bahan dan aktivitas dari awal masuk suatu proses
sampai aktivitas akhir.
Memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian dari suatu prosedur.
Dapat mengetahui jumlah kegiatan yang dialami oleh bahan baku ataupun
orang selama suatu proses berlangsung.
Sebagai alat atau media untuk menentukan peRbaikan terhadap proses atau
metode kerja tertentu.
Untuk menggambarkan Peta Aliran Proses, terdapat beberapa prinsip yang harus
perhatikan dalam pembuatannya, yaitu (Sutalaksana, 2006):
Pada bagian kepala peta ditulis secara jelas jenis peta yang digunakan, yaitu
“Peta Aliran Proses” dengan diikuti identifikasi lain, seperti nama komponen
yang dipetakkan, nomor gambar, opsi peta orang atau peta bahan, cara
sekarang atau yang diusulkan, tanggal pembuatan serta nama pembuat peta.
Semua informasi tersebut dicantumkan pada sebelah kanan atas peta.
Pada sebelah kiri atas peta, dicantumkan ringkasan yang memuat jumlah
total dan waktu total dari setiap kegiatan yang berlangsung, begitupun total
jarak perpindahan yang dialami bahan ataupun orang selama proses
pekerjaan berlangsung.
Pada bagian badan peta, diuraikan proses yang sedang terjadi secara lengkap
menggunakan lambang-lambang dan informasi mengenai jarak perpindahan,
jumlah pelayanan, kebutuhan waktu serta kecepatan proses produksi. Jika
21
diperlukan, uraikan setiap analisis, catatan dan tindakan yang diambil
berdasarkan analisis yang dilakukan pada kolom-kolom yang tersedia.
Adapun contoh bentuk standar dari Peta Aliran Proses adalah sebagai berikut:
22
2.6.4 Peta Proses Kelompok Kerja (Work Group Process Chart)
Menurut Sutalaksana (2006), Peta Proses Kelompok Kerja merupakan hasil
perkembangan dari suatu Peta Aliran Proses, dimana peta proses kelompok kerja
dapat digunakan dalam suatu tempat kerja yang pelaksanaanya memerlukan
kerjasama dari sekelopok pekerja secara baik. Jenis pekerjaan yang yang
memerlukan analisis melalui Peta Proses Kelompok Kerja adalah seperti
pergudangan, pengangkutan bahan material dan pemeliharaan. Pada dasarnya, Peta
Proses Kelompok Kerja adalah kumpulan beberapa Peta Aliran Proses yang
menunjukan satu seri pekerjaan seorang operator dan dipetakan dengan arah
horizontal, sehingga pararel satu sama lainnya. Tujuan utama dari penggunaan Peta
Proses Kerja Kelompok sendiri adalah untuk meminimalisir waktu menunggu
sehingga terdapat tujuan lain yang lebih nyata untuk diraih, antara lain (Sutalaksana,
2006):
Dapat mengurangi ongkos produksi atau proses.
Mempercepat waktu penyelesaian produksi atau proses.
Kedua hal tersebut dapat dicapai melalui analsis secara teliti terhadap kesimpulan dari
beberapa keputusan, seperti menggabungkan beberapa operasi atau mengubah urutan
proses kerja menjadi lebih baik. Disamping itu, Peta Proses Kelompok Kerja
memiliki prinsip-prinsip yang dapat dijadikan sebagai pegangan, antara lain
(Sutalaksana, 2006):
Pertama adalah menyatakan judul peta secara lengkap beserta dengan
identifikasi dan ringkasan.
Lambang-lambang pada Peta Proses Kelompok Kerja menggunakan pula
lambang-lambang pada Peta Aliran Proses sesuai kebutuhan yang
digunakan.
Setiap Peta Aliran Proses yang menunjukkan satu seri aktivitas kerja
merupakan anggota dari Peta Proses Kelompok Kerja yang diletakkan saling
berdampingan secara pararel, mulai dari kiri-kanan dan pada kolom vertikal
23
menunjukkan aktivitas yang terjadi secara bersamaan dari seluruh anggota
kelompok.
Lambang-lambang dari setiap anggota kelompok diletakkan secara
berdekatan dan setiap perubahan lambang menunjukkan perubahan aktivitas.
Adapun contoh bentuk standar dari Peta Proses Kelompok Kerja adalah sebagai
berikut:
24
sehubungan dengan proses yang berlangsung dalam suatu pabrik, tetapi peta tersebut
tidak menunjukkan gambar arah aliran selama pekerjaan berlangsung (Sutalaksana,
2006). Secara lengkap, Diagram alir memiliki kegunaan untuk mempeRbaiki tata
letak tempat kerja dan memperjelas suatu Peta Aliran Proses, terutama apabila arah
alirannya menjadi faktor penting. Dengan demikian, biasanya gambar Diagram Aliran
dicantumkan sesudah Peta Aliran Proses selesai dibuat, yang berarti setiap aktivitas
yang digambarkan dalam Diagram Aliran harus sesuai dengan aktivitas yang terjadi
dalam Peta Aliran Proses, adapun uraian dalam pembuatannya adalah sebagai berikut
(Sutalaksana, 2006):
Langkah pertama adalah membuat judul peta pada bagian, dimana pada
bagian kepada peta ditulis “DIAGRAM ALIR” yang diikuti identifikasi lain
seperti nama pekerjaan yang dipetakan, kondisi pemetaan yang sedang
belangsung seperti keadaan sekarang atau usulan, nomor peta, orang yang
memetakan dan tanggal pemetaan.
Setiap analisis harus dilakuak identifikasi pada setiap aktivitas dengan
lambang dan nomor yang sesuai dengan yang digunakan dalam Peta Aliran
Proses.
Setiap arah gerakan dinyatakan dengan anak panah kecil yang dibuat secara
berurutan sepanjang garis aliran.
Apabila dalam ruangan tersebut terjadi lintasan lebih dari satu orang atau
barang, maka setiap lintasan dibedakan dengan warna ataupun bentuk panah
khusus untuk setiap hal yang berpindah.
Adapun contoh bentuk standar dari Diagram Alir adalah sebagai berikut:
25
Gambar 2. 5 Diagram Alir
Sumber: Sutalaksana (2006)
26
BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
27
3.1.2 Perhitungan Scrap
Perhitungan scrap digunakan untuk mengetahui besarnya volume komponen
yang teRbuang dalam proses produksi yang diamati. Perhitungan scrap ini dilakukan
untuk semua komponen yang menyusun produk mainan truck kontainer. Berikut
adalah perhitungan scrap dari komponen landasan depan :
Landasan depan dengan ukuran awal adalah 8,9 cm x 5,12 cm x 1,52 cm.
Ukuran awal = 8,9 cm x 5,12 cm x 1,52 cm
Volume awal = p x l x t = 8,9 cm x 5,12 cm x 1,52 cm
= 69,26336 cm³
Landasan depan dipotong dengan ukuran 0,4 cm x 0,12 cm x 0,12 cm.
Volume awal = 69,26336 cm³
Ukuran teRbuang = 0,4 cm x 0,12 cm x 0,12 cm
Volume teRbuang =pxlxt = 0,4 cm x 0,12 cm x 0,12 cm
= 0,00576 cm³
Volume akhir = 69,26336 - 0,00576 = 69,2576 cm³
% scrap =
% scrap = = 0,008%
Landasan depan difreis dengan ukuran 2,5 cm x 0,75 cm x 5 cm.
Volume awal = 69,2576 cm³
Ukuran teRbuang = 2,5 cm x 0,75 cm x 5 cm
Volume teRbuang =pxlxt = 2,5 cm x 0,75 cm x 5 cm
= 9,375 cm³
Volume akhir = 69,2576 - 9,375 = 59,8826 cm³
% scrap =
% scrap = = 13,54%
28
Landasan depan dibor dengan ukuran kedalaman 0,5 cm dan diameter 0,5 cm.
Volume awal = 59,8826 cm³
Ukuran teRbuang = kedalaman 0,5 cm dan diameter 0,5 cm
= tinggi 0,5 cm dan radius 0,25 cm
Volume teRbuang = π r²t = 3,14 x (0,25)² x 0,5
= 0,098125 cm³
Karena pada landasan depan mengalami 4 kali proses pengeboran yaitu dengan
diasumsikan hasil %scrap sama semua, maka :
Volume akhir = 59,8826 - (0,098125 x 4) = 59,4901 cm³
% scrap =
% scrap = = 0,656%
Tabel 3. 1 Rekapitulasi Keseluruhan Nilai Scrap
Komponen Kegiatan V awal V akhir %scrap
Pemotongan 69.26336 69.2576 0.008
Landasan Depan Pengefreisan 69.2576 59.8826 13.536
Pengeboran 59.8826 59.4901 0.655
Pemotongan 252 250 0.794
Kabin Truck Pengefreisan 250 218.75 12.500
Pengeboran 218.75 218.652 0.045
Pemotongan 53.625 53.55 0.140
Pembatas Pengefreisan 53.55 51.15 4.482
Pengeboran 51.15 51.0519 0.192
Pemotongan 135.15 135.12 0.022
Landasan Belakang Pengefreisan 135.12 125.745 6.938
Pengeboran 125.745 125.695 0.040
Pemotongan 536.25 536.125 0.023
Box
Pengefreisan 536.125 473.625 11.658
29
Lanjutan Tabel 3.1 Rekapitulasi Keseluruhan Nilai Scrap
Komponen Kegiatan V awal V akhir %scrap
Pengeboran 473.625 473.478 0.031
Pembubutan 52.2697 51.5462 1.384
Roda Pemotongan 51.54624 51.4206 0.244
Pengeboran 51.42064 51.3202 0.195
30
Lanjutan Tabel 3.2 Data Waktu Jam Henti
Kompone Stasiun
Proses Waktu jam Henti (Menit)
n Kerja
1,55 1,23 1,55 1,23 1,12 1,55 1,23 1,12 1,12 1,13
1,9 1,9 1,8 1,7 1,9 1,8 1,9 1,9 1,7 1,8
0,094 0,094 0,094 0,094 0,094 0,092 0,092 0,094 0,094 0,094
0,08 0,08 0,08 0,08 0,06 0,08 0,05 0,06 0,07 0,06
Ukur Pengukuran 0,08 0,08 0,08 0,06 0,08 0,08 0,05 0,06 0,07 0,06
0,08 0,06 0,07 0,06 0,08 0,08 0,08 0,08 0,06 0,08
0,08 0,06 0,08 0,06 0,07 0,06 0,08 0,08 0,07 0,06
0,12 0,11 0,12 0,11 0,12 0,12 0,11 0,12 0,11 0,11
0,12 0,11 0,12 0,11 0,12 0,12 0,11 0,12 0,11 0,11
Bor Pengeboran 0,12 0,11 0,12 0,11 0,12 0,12 0,11 0,12 0,11 0,11
0,12 0,11 0,12 0,11 0,12 0,12 0,11 0,12 0,11 0,11
1,4 1,6 1,6 1,6 1,6 1,6 1,6 1,6 1,4 1,5
1,5 1,4 1,5 1,4 1,5 1,5 1,3 1,3 1,5 1,5
0,11 0,09 0,11 0,09 0,08 0,11 0,09 0,08 0,11 0,09
Bor Pengeboran 0,11 0,09 0,11 0,09 0,08 0,11 0,09 0,08 0,11 0,09
0,11 0,09 0,11 0,09 0,08 0,11 0,09 0,08 0,11 0,09
0,11 0,09 0,11 0,09 0,08 0,11 0,09 0,08 0,11 0,09
0,08 0,09 0,08 0,09 0,11 0,08 0,09 0,11 0,11 0,09
0,08 0,09 0,08 0,09 0,11 0,08 0,09 0,11 0,11 0,09
Bor Pengeboran 0,08 0,09 0,08 0,09 0,11 0,08 0,09 0,11 0,11 0,09
0,08 0,09 0,08 0,09 0,11 0,08 0,09 0,11 0,11 0,09
1,3 1,3 1,4 1,5 1,3 1,3 1,5 1,4 1,5 1,5
3,2 2,8 3,2 2,8 2,9 3,2 2,8 2,9 3,2 3,2
Bor Pengeboran 3,2 2,8 3,2 2,8 2,9 3,2 2,8 2,9 3,2 3,2
3,2 2,8 3,2 2,8 2,9 3,2 2,8 2,9 3,2 3,2
31
Lanjutan Tabel 3.2 Data Waktu Jam Henti
Kompone Stasiun
Proses Waktu jam Henti (Menit)
n Kerja
3,2 2,8 3,2 2,8 2,9 3,2 2,8 2,9 3,2 3,2
3,7 3,8 3,7 3,8 3,5 3,5 3,7 3,5 3,7 3,7
3,2 4,19 3,2 4,19 3,2 3,2 4,19 3,2 3,2 4,16
3,2 4,19 3,2 4,19 3,2 3,2 4,19 3,2 3,2 4,16
Bor Pengeboran 3,2 4,19 3,2 4,19 3,2 3,2 4,19 3,2 3,2 4,16
3,2 4,19 3,2 4,19 3,2 3,2 4,19 3,2 3,2 4,16
4,7 4,7 4,8 4,6 4,6 4,6 4,8 4,6 4,6 4,6
0,23 0,27 0,23 0,27 0,28 0,23 0,27 0,28 0,21 0,31
0,23 0,27 0,23 0,27 0,28 0,23 0,27 0,28 0,21 0,31
Grinda Penghalusan 0,23 0,27 0,23 0,27 0,28 0,23 0,27 0,28 0,21 0,31
0,23 0,27 0,23 0,27 0,28 0,23 0,27 0,28 0,21 0,31
0,35 0,34 0,33 0,34 0,34 0,34 0,35 0,33 0,33 0,33
0,12 0,09 0,12 0,09 0,12 0,12 0,09 0,12 0,11 0,11
0,12 0,09 0,12 0,09 0,12 0,12 0,09 0,12 0,11 0,11
Pemeriksaa
QC 0,12 0,09 0,12 0,09 0,12 0,12 0,09 0,12 0,11 0,11
n
0,12 0,09 0,12 0,09 0,12 0,12 0,09 0,12 0,11 0,11
0,14 0,15 0,16 0,16 0,15 0,15 0,16 0,16 0,14 0,14
2,25 2,13 1,47 1,87 1,93 2,17 2,13 2,5 1,87 2,44
2,17 1,78 2,13 2,13 2,45 1,7 2,43 2,13 2,5 2,17
Kabin Ukur Pengukuran 2,13 1,47 1,87 1,93 2,17 2,13 2,5 1,87 2,44 2,17
Truck 1,78 2,13 2,13 2,45 1,7 2,43 2,13 2,5 2,17 2,13
Kontainer 2,8 2,8 2,7 2,8 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7
(KTK) 0,28 0,21 0,31 0,3 0,28 0,2 0,23 0,23 0,27 0,28
Potong Pemotongan 0,21 0,31 0,3 0,28 0,2 0,23 0,27 0,21 0,27 0,28
0,21 0,31 0,3 0,28 0,2 0,23 0,23 0,27 0,28 0,21
32
Lanjutan Tabel 3.2 Data Waktu Jam Henti
Kompone Stasiun
Proses Waktu jam Henti (Menit)
n Kerja
0,31 0,3 0,28 0,2 0,23 0,27 0,21 0,27 0,28 0,21
0,35 0,36 0,37 0,37 0,35 0,37 0,37 0,35 0,36 0,36
1,24 1,16 1,34 1,19 1,21 1,24 1,16 1,11 1,34 1,21
1,24 1,16 1,16 1,11 1,34 1,16 1,11 1,34 1,21 1,24
Pengefreisa
Freis 1,3 1,34 1,19 1,21 1,24 1,16 1,11 1,34 1,21 1,24
n
1,16 1,16 1,11 1,34 1,16 1,11 1,34 1,21 1,24 1,3
1,5 1,6 1,5 1,6 1,7 1,5 1,5 1,7 1,7 1,7
0,08 0,12 0,12 0,11 0,12 0,09 0,12 0,11 0,11 0,09
0,08 0,12 0,12 0,11 0,12 0,09 0,12 0,11 0,11 0,09
bor Pengeboran 0,08 0,12 0,11 0,12 0,09 0,12 0,11 0,11 0,09 0,08
0,12 0,12 0,11 0,12 0,09 0,12 0,11 0,11 0,09 0,08
0,16 0,15 0,16 0,16 0,15 0,16 0,17 0,16 0,15 0,17
1,02 1,06 1,06 1,07 1,06 1,06 1,07 0,59 1,02 1,02
1,06 1,07 1,1 1,02 1,06 1,06 1,07 0,59 1,02 1,02
Grinda Penghalusan 1,06 1,06 1,07 1,06 1,06 1,07 0,59 1,02 1,02 1,06
1,07 1,1 1,02 1,06 1,06 1,07 0,59 1,02 1,02 1,06
1,4 1,7 1,4 1,5 1,5 1,6 1,7 1,4 1,4 1,7
0,23 0,23 0,27 0,28 0,21 0,31 0,3 0,28 0,2 0,23
0,23 0,27 0,23 0,27 0,28 0,21 0,31 0,3 0,28 0,2
Pemeriksaa
QC 0,23 0,27 0,28 0,21 0,31 0,3 0,28 0,2 0,23 0,23
n
0,27 0,23 0,27 0,28 0,21 0,31 0,3 0,28 0,2 0,23
0,33 0,33 0,35 0,33 0,34 0,33 0,33 0,35 0,34 0,33
33
3.1.4 Faktor Penyesuaian
Faktor penyesuaian adalah pengukuran yang mengamati tingkat kewajaran
operator pada saat bekerja, karena ketidakwajaran sewaktu-waktu bisa terjadi, seperti
bekerja tanpa adanya kesungguhan. maka dapat menimbulkan hal yang tidak
diinginkan, bekerja teRburu-buru, atau kesulitan karena kondisi lingkungan kerja
kurang baik. Maka harus dilakukan faktor penyesuaian dengan menggunakan metode
Westinghouse. Berikut faktor penyesuaian untuk stasiun kerja pemotongan.
Faktor Penyesuaian
Keterampilan : Excellent (B1) = +0,11
Usaha : Good (C1) = +0,05
Kondisi : Ideal (A) = +0,06
Konsistensi : Good (C) = +0,01
Jumlah : = +0,23
Jadi Faktor Penyesuaian (P) = (1+0,23) = +1,23
Alasan :
Keterampilan (Excellent B1 : 0.11)
Keterampilan operator dalam bekerja diketahui diketahui sangat baik dan teliti
serta tidak banyak melakukan pengukuran atau pemeriksaan dalam pekerjaan yang
dilakukannya.
Usaha (Good C1 : 0.05)
Bentuk usaha yang diterapkan oleh operator diketahui berada pada level
Good, dimana operator tidak banyak menganggur dalam setiap kegiatannya serta
bekerja dengan penuh perhatian.
Kondisi (Ideal A : 0.06)
Kondisi lingkungan kerja yang teramati diketahui memiliki suhu yang baik
dengan kondisi pencahayaan yang baik, sehingga kondisi kerja sudah dianggap ideal.
Konsistensi (Good C : 0.01)
Bentuk konsistensi yang diterapkan oleh operator diketahui berada pada level
Good, dimana kecepatan dalam bekerjanya cukup baik dan dapat bertahan sepanjang
hari, karena operator melakukan tugasnya secara disiplin.
34
Tabel 3. 3 Rekapitulasi Nilai Faktor Penyesuaian Untuk Semua Stasiun Kerja
Keterampilan Usaha Kondisi Konsisten Total
Statiun Jumlah
Class Nilai Class Nilai Class Nilai Class Nilai Penyesuaian
Gudang Excellen Good Excellent Good
0,11 0,05 0,04 0,01 0,21 1,21
Bahan Baku t (B1) (C1) (B1) (C)
Excellen Avarage Ideal Good
Pengukuran 0,11 0 0,06 0,01 0,18 1,18
t (B1) (D) (A) (C)
Excellen Excellent Ideal Good
Pembubutan 0,11 0,1 0,06 0,01 0,28 1,28
t (B1) (B1) (A) (C)
Excellen Good Ideal Good
Pemotongan 0,11 0,05 0,06 0,01 0,23 1,23
t (B1) (C1) (A) (C)
Pengefreisa Excellen Good Good Avarage
0,11 0,05 0,02 0 0,18 1,18
n t (B1) (C1) (C) (D)
Excellen Good Good Good
Pengeboran 0,11 0,05 0,02 0,01 0,19 1,19
t (B1) (C1) (C) (C)
Excellen Good Good Good
Penghalusan 0,11 0,05 0,02 0,01 0,19 1,19
t (B1) (C1) (C) (C)
Excellen Good Excellent Good
Pemeriksaan 0,11 0,05 0,04 0,01 0,21 1,21
t (B1) (C1) (B1) (C)
Excellen Good Excellent Good
Perakitan 0,11 0,05 0,04 0,01 0,21 1,21
t (B1) (C1) (B1) (C)
Gudang Excellen Good Excellent Good
0,11 0,05 0,04 0,01 0,21 1,21
Barang Jadi t (B1) (C1) (B1) (C)
35
Keadaan temperatur = 0% - 5%
Keadaan atmosfer = 0% - 5%
Kedaan lingkungan = 0% - 5%
Kebutuhan pribadi = 0% - 2,5%
Jumlah = 13% - 45%
Alasan :
Penentuan factor kelonggaran operator yang berada di statiun kerja
pemotongan didapatkan berdasarkan tenaga kerja yang dikeluarkan dengan rentang
nilai yang dipakain yaitu sebesar 19%. Faktor tersebut dianggap sudah mewakili
seluruh pekerjaan yang ada karena operator melakukan pemotongan komponen
mainan truck kontainer dengan pengaruh beban kondisi bekerja yang dinilai sedang.
Berikut tabel rekapitulasi nilai faktor kelonggaran untuk semua stasiun kerja:
Tabel 3. 4 Rekapitulasi Nilai Faktor Kelonggaran Untuk Semua Stasiun Kerja
Tenaga
Sikap Gerakan Kelelaha Keadaan Keadaan Keadaan Kebutuha
Stasiun Yang Jumlah
Kerja Kerja n Mata Temperatur Atmosfer Lingkungan n Pribadi
Kerja Dikeluarkan (%)
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
(%)
Gudang
7,5 1 0 6 5 5 5 2,5 32
Bahan Baku
Pengukuran 7,5 1 0 6 5 2,5 5 2,5 29,5
Pembubutan 19 2,5 0 6 5 5 5 2,5 45
Pemotongan 19 2,5 0 6 5 5 5 2,5 45
Pengefreisa
19 2,5 0 6 5 5 5 2,5 45
n
Pengeboran 19 2,5 0 6 5 5 5 2,5 45
Penghalusan 19 2,5 0 6 5 5 5 2,5 45
Pemeriksaan 7,5 1 0 6 5 5 5 2,5 32
Perakitan 7,5 1 0 6 5 5 5 2,5 32
Gudang
7,5 1 0 6 5 5 5 2,5 32
Barang Jadi
36
3.2 Pengolahan Data
Pengolahan data dalam menghitung waktu baku dilakukan dengan metode jam
henti, dengan menentukan uji keseragaman, uji kecukupan, waku siklus dan waktu
normal terlebih dahulu.
3.2.1 Perhitungan Waktu Baku dengan Jam Henti
Perhitungan waktu baku yang akan dicari akan digunakan untuk
menyelesaikan siklus pekerjaan dimana waktu ini dijadikan sebagai standar
penyelesaian bagi seluruh operator yang melakukan pekerjaan yang sama. Penetapan
tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian untuk menghitung waktu baku untuk
proses pemotongan dari komponen landasan depan (ldd) :
Tingkat Kepercayaan : 90%
Tingkat Ketelitian : 10%
Menggunakan tingkat kepercayaan 90% karena data yang didapat dapat
diyakini kebenarannya dan tidak semua data yang didapat akan memenuhi syarat
ketelitian. Maka tingkat ketelitian yang kita gunakan adalah 10% yang kemungkinan
akan adanya penyimpangan yang terjadi pada saat penelitian yang sebenarnya.
3.2.1.1 Uji Keseragaman
Uji keseragaman data dilakukan untuk mengetahui Batas Kendali Atas (BKA)
dan Batas Kendali Bawah (BKB), dengan menghitung simpangan baku terlebih
dahulu. Berikut adalah perhitungan data jam henti pemotongan komponen landasan
depan mainan truck kontainer :
Tabel 3. 5 Data Waktu Jam Henti Proses Pemotongan Landasan Depan (LDD)
Data Waktu Jam Henti Proses Pemotongan Landasan Depan (LDD)
0,28 0,2 0,28 0,2 0,21 0,28 0,2 0,21 0,27 0,28
0,28 0,2 0,28 0,2 0,21 0,28 0,2 0,21 0,27 0,28
0,28 0,2 0,28 0,2 0,21 0,28 0,2 0,21 0,27 0,28
0,28 0,2 0,28 0,2 0,21 0,28 0,2 0,21 0,27 0,28
0,34 0,34 0,35 0,34 0,33 0,34 0,34 0,34 0,34 0,33
37
Menghitung rata-rata :
38
Pengukuran
Xi (Menit) (Xi-X) (Xi-X)²
Ke-
20 0,28 0,019 0,000361
21 0,28 0,019 0,000361
22 0,2 -0,061 0,003721
23 0,28 0,019 0,000361
24 0,2 -0,061 0,003721
25 0,21 -0,051 0,002601
26 0,28 0,019 0,000361
27 0,2 -0,061 0,003721
28 0,21 -0,051 0,002601
29 0,27 0,009 0,000081
30 0,28 0,019 0,000361
31 0,28 0,019 0,000361
32 0,2 -0,061 0,003721
33 0,28 0,019 0,000361
34 0,2 -0,061 0,003721
35 0,21 -0,051 0,002601
36 0,28 0,019 0,000361
37 0,2 -0,061 0,003721
38 0,21 -0,051 0,002601
39 0,27 0,009 0,000081
40 0,28 0,019 0,000361
41 0,34 0,079 0,006241
42 0,34 0,079 0,006241
43 0,35 0,089 0,007921
44 0,34 0,079 0,006241
45 0,33 0,069 0,004761
46 0,34 0,079 0,006241
47 0,34 0,079 0,006241
48 0,34 0,079 0,006241
49 0,34 0,079 0,006241
50 0,33 0,069 0,004761
jumlah 13,03 0,13269
39
Menghitung Simpangan Baku (σ) :
Luas kurva menjadi 1 - 0,05 = 0,95, dengan menggunakan tabel distribusi normal
maka didapat nilai Z = 1,65
Maka Batas Kendali Atas (BKA) dan Batas Kendali Bawah (BKB) yang dihitung
addalah :
40
KESERAGAMAN DATA PEMOTONGAN
Landasan Depan
BKA DATA BKB
0.4
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49
Tabel 3. 7 Data Waktu Jam Henti Proses Pemotongan Landasan Depan (LDD)
Data Waktu Jam Henti Proses Pemotongan Landasan Depan (LDD)
0,28 0,2 0,28 0,2 0,21 0,28 0,2 0,21 0,27 0,28
0,28 0,2 0,28 0,2 0,21 0,28 0,2 0,21 0,27 0,28
0,28 0,2 0,28 0,2 0,21 0,28 0,2 0,21 0,27 0,28
0,28 0,2 0,28 0,2 0,21 0,28 0,2 0,21 0,27 0,28
0,34 0,34 0,35 0,34 0,33 0,34 0,34 0,34 0,34 0,33
41
n = Banyak data
Maka diperoleh :
42
Lanjutan Tabel 3.8 Tabel Perhitungan Uji Keseragaman
Pengukuran Ke- Xi (Menit) (Xi-X) (Xi-X)²
29 0,27 0,011 0,000121
30 0,28 0,021 0,000441
31 0,28 0,021 0,000441
32 0,2 -0,059 0,003481
33 0,28 0,021 0,000441
34 0,2 -0,059 0,003481
35 0,21 -0,049 0,002401
36 0,28 0,021 0,000441
37 0,2 -0,059 0,003481
38 0,21 -0,049 0,002401
39 0,27 0,011 0,000121
40 0,28 0,021 0,000441
41 0,34 0,081 0,006561
42 0,34 0,081 0,006561
43 0,34 0,081 0,006561
44 0,33 0,071 0,005041
45 0,34 0,081 0,006561
46 0,34 0,081 0,006561
47 0,34 0,081 0,006561
48 0,34 0,081 0,006561
49 0,33 0,071 0,005041
jumlah 12,68 0,124529
σ)
Menghitung Simpangan Baku (
Maka Batas Kendali Atas (BKA) dan Batas Kendali Bawah (BKB) yang dihitung
addalah :
43
Berikut merupakan grafik uji keseragaman data setelah melakukan
44
Tabel 3. 9 Rekapitulasi Uji Keseragamann Data Semua Komponen
Kompone
Stasiun Kerja Proses BKA BKB Keterangan
n
2.86676805
Ukur Pengukuran 1.849966639 Seragam
5
0.34281793
Potong Pemotongan 0.174733085 Seragam
5
1.71527819
Freis Pengefreisan 0.956721804 Seragam
6
0.09640369
Ukur Pengukuran 0.056346301 Seragam
9
Bor Pengeboran 0.1233551 0.1066449 Seragam
Landasan 0.12282899
Bor Pengeboran 0.069171003 Seragam
Depan 7
(LDD) 0.11284226
Bor Pengeboran 0.073157737 Seragam
3
3.44552953
Bor Pengeboran 2.661447208 Seragam
6
4.81864266
Bor Pengeboran 2.794157336 Seragam
4
0.33664289
Grinda Penghalusan 0.205023768 Seragam
9
0.14245569
QC Pemeriksaan 0.084935607 Seragam
8
2.72541368
Ukur Pengukuran 1.743030763 Seragam
2
0.34979845
Potong Pemotongan 0.187592846 Seragam
9
Kabin 1.42662811
Freis Pengefreisan 1.061553704 Seragam
Truck 5
Kontainer 0.13915444
bor Pengeboran 0.078985086 Seragam
(KTK) 9
1.38755653
Grinda Penghalusan 0.735921724 Seragam
7
0.34180059
QC Pemeriksaan 0.195699404 Seragam
6
Ukur Pengukuran 3.32 1.42 Seragam
Potong Pemotongan 0.38 0.18 Seragam
Pembatas Freis Pengefreisan 0.69 0.34 Seragam
(Pb) Bor Pengeboran 0.15 0.08 Seragam
Grinda Penghalusan 0.36 0.19 Seragam
QC Pemeriksaan 0.16 0.08 Seragam
Ukur Pengukuran 3.1 1.71 Seragam
Potong Pemotongan 0.38 0.18 Seragam
Freis Pengefreisan 0.69 0.34 Seragam
Landasan Bor Pengeboran 0.16 0.07 Seragam
Belakang Bor Pengeboran 0.13 0.09 Seragam
(LDB) Bor Pengeboran 4.77 2.58 Seragam
Bor Pengeboran 4.77 2.57 Seragam
Grinda Penghalusan 1.4 0.69 Seragam
QC Pemeriksaan 0.26 0.12 Seragam
45
Ukur Pengukuran 3.93 2.58 Seragam
Potong Pemotongan 0.28 0.19 Seragam
Freis Pengefreisan 10.2 4.82 Seragam
Box Bor Pengeboran 0.14 0.08 Seragam
Bor Pengeboran 0.15 0.08 Seragam
Grinda Penghalusan 1.72 1.14 Seragam
QC Pemeriksaan 0.37 0.2 Seragam
46
Lanjutan Tabel 3. 9 Rekapitulasi Uji Keseragamann Data Semua Komponen
Komponen Stasiun Kerja Proses BKA BKB Keterangan
Ukur Pengukuran 1.32 0.93 Seragam
Bubut Pembubutan 6.07 4.19 Seragam
Ukur Pengukuran 1.56 1.01 Seragam
Potong Pemotongan 0.14 0.09 Seragam
Ukur Pengukuran 0.11 0.08 Seragam
Bor Pengeboran 0.14 0.08 Seragam
Grinda Penghalusan 0.37 0.22 Seragam
QC Pemeriksaan 0.04 0.02 Seragam
Ukur Pengukuran 0.11 0.08 Seragam
Bor Pengeboran 0.15 0.07 Seragam
Grinda Penghalusan 0.32 0.25 Seragam
QC Pemeriksaan 0.04 0.02 Seragam
Ukur Pengukuran 0.11 0.08 Seragam
Bor Pengeboran 0.14 0.08 Seragam
Grinda Penghalusan 0.34 0.21 Seragam
QC Pemeriksaan 0.04 0.02 Seragam
Ukur Pengukuran 0.11 0.07 Seragam
Bor Pengeboran 0.35 0.21 Seragam
Roda (RD)
Grinda Penghalusan 0.35 0.21 Seragam
QC Pemeriksaan 0.05 0.01 Seragam
Ukur Pengukuran 0.11 0.07 Seragam
Bor Pengeboran 0.14 0.08 Seragam
Grinda Penghalusan 0.36 0.21 Seragam
QC Pemeriksaan 0.04 0.02 Seragam
Ukur Pengukuran 0.11 0.08 Seragam
Bor Pengeboran 0.14 0.08 Seragam
Grinda Penghalusan 0.35 0.21 Seragam
QC Pemeriksaan 0.04 0.02 Seragam
Ukur Pengukuran 0.11 0.08 Seragam
Bor Pengeboran 0.14 0.08 Seragam
Grinda Penghalusan 0.37 0.2 Seragam
QC Pemeriksaan 0.04 0.02 Seragam
Ukur Pengukuran 0.11 0.08 Seragam
Bor Pengeboran 0.14 0.07 Seragam
Grinda Penghalusan 0.36 0.2 Seragam
QC Pemeriksaan 0.04 0.02 Seragam
SA 1 Perakitan 0.05 0.03 Seragam
SA 2 Perakitan 0.02 0.02 Seragam
SA 3 Perakitan 0.02 0.02 Seragam
SA 4 Perakitan 0.02 0.02 Seragam
SA 5 Perakitan 0.03 0.02 Seragam
SA 6 Perakitan 0.03 0.03 Seragam
SA 7 Perakitan 0.14 0.07 Seragam
Lanjutan Tabel 3. 9 Rekapitulasi Uji Keseragamann Data Semua Komponen
47
SA 8 Perakitan 0.03 0.03 Seragam
SA 9 Perakitan 0.16 0.11 Seragam
SA 10 Perakitan 0.02 0.02 Seragam
SA 11 Perakitan 1.11 0.08 Seragam
SA 12 Perakitan 0.04 0.04 Seragam
SA 13 Perakitan 0.13 0.09 Seragam
SA 14 Perakitan 0.03 0.02 Seragam
ASS Perakitan 0.13 0.09 Seragam
QC Pemeriksaan 0.04 0.02 Seragam
Penyimpanan
48
Lanjutan Tabel 3. 10 Uji Kecukupan Data
Pengukuran Ke- Xi (Menit)
12 0,2
13 0,28
14 0,2
15 0,21
16 0,28
17 0,2
18 0,21
19 0,27
20 0,28
21 0,28
22 0,2
23 0,28
24 0,2
25 0,21
26 0,28
27 0,2
28 0,21
29 0,27
30 0,28
31 0,28
32 0,2
33 0,28
34 0,2
35 0,21
36 0,28
37 0,2
38 0,21
49
Lanjutan Tabel 3. 10 Uji Kecukupan Data
Pengukuran Ke- Xi (Menit)
39 0,27
40 0,28
41 0,34
42 0,34
43 0,34
44 0,33
45 0,34
46 0,34
47 0,34
48 0,34
49 0,33
jumlah 12,68
50
Karena N’ < N yaitu 10,33207024 < 49 maka dapat dikatakan bahwa data
pengamatan yang dilakukan cukup. Data ini dikatakan cukup karena jumlah
perhitungan N’ lebih kecil dari jumlah data yang ada. Berikut adalah tabel
rekapitulasi uji kecukupan data untuk semua komponen :
51
Potong Pemotongan 50 36,75 Cukup
Pengefreisa
Freis 50 Cukup
n 8,93
Bor Pengeboran 50 6,29 Cukup
Penghalusa
Grinda 50 Cukup
n 2,90
Pemeriksaa
QC 50 Cukup
n 20,51
Landasan Belakang Ukur Pengukuran 50 5,39 Cukup
(LDB) Potong Pemotongan 50 6,03 Cukup
52
Lanjutan Tabel 3. 11 Rekapitulasi Nilai Uji Kecukupan Data
Stasiun
Komponen Proses N N' Keterangan
Kerja
Freis Pengefreisan 50 20,22 Cukup
Bor Pengeboran 50 21,86 Cukup
Bor Pengeboran 42 1,71 Cukup
Bor Pengeboran 50 13,89 Cukup
Bor Pengeboran 50 1,49 Cukup
Grinda Penghalusan 47 29,27 Cukup
QC Pemeriksaan 50 10,27 Cukup
Ukur Pengukuran 42 19,22 Cukup
Potong Pemotongan 50 28,40 Cukup
Freis Pengefreisan 50 32,80 Cukup
Box Bor Pengeboran 45 30,90 Cukup
Bor Pengeboran 50 21,90 Cukup
Grinda Penghalusan 46 33,20 Cukup
QC Pemeriksaan 50 29,90 Cukup
Ukur Pengukuran 38 28,50 Cukup
Bubut Pembubutan 37 33,40 Cukup
Ukur Pengukuran 44 15,40 Cukup
Potong Pemotongan 40 34,40 Cukup
Ukur Pengukuran 38 34,40 Cukup
Roda (RD)
Bor Pengeboran 45 13,60 Cukup
Grinda Penghalusan 50 27,10 Cukup
QC Pemeriksaan 41 15,80 Cukup
Ukur Pengukuran 39 28,80 Cukup
Bor Pengeboran 50 27,20 Cukup
53
Lanjutan Tabel 3. 11 Rekapitulasi Nilai Uji Kecukupan Data
Stasiun
Komponen Proses N N' Keterangan
Kerja
Grinda Penghalusan 42 32,50 Cukup
QC Pemeriksaan 41 21,60 Cukup
Ukur Pengukuran 40 32,70 Cukup
Bor Pengeboran 45 14,90 Cukup
Grinda Penghalusan 46 16,90 Cukup
QC Pemeriksaan 41 22,80 Cukup
Ukur Pengukuran 40 22,70 Cukup
Bor Pengeboran 50 31,40 Cukup
Grinda Penghalusan 50 35,30 Cukup
QC Pemeriksaan 48 28,70 Cukup
Ukur Pengukuran 40 20,10 Cukup
Bor Pengeboran 45 26,10 Cukup
Grinda Penghalusan 50 32,70 Cukup
QC Pemeriksaan 40 17,80 Cukup
Ukur Pengukuran 40 25,90 Cukup
Bor Pengeboran 46 18,00 Cukup
Grinda Penghalusan 50 25,70 Cukup
QC Pemeriksaan 40 26,10 Cukup
Ukur Pengukuran 38 1,35 Cukup
Bor Pengeboran 45 36,75 Cukup
Grinda Penghalusan 50 8,93 Cukup
QC Pemeriksaan 40 6,29 Cukup
Ukur Pengukuran 37 2,90 Cukup
Bor Pengeboran 46 20,51 Cukup
Grinda Penghalusan 50 5,39 Cukup
54
Lanjutan Tabel 3. 11 Rekapitulasi Nilai Uji Kecukupan Data
Stasiun Keteranga
Komponen Proses N N'
Kerja n
Grinda Penghalusan 42 32,50 Cukup
Pemeriksaa
QC 41 Cukup
n 21,60
Ukur Pengukuran 40 32,70 Cukup
Bor Pengeboran 45 14,90 Cukup
Grinda Penghalusan 46 16,90 Cukup
Pemeriksaa
QC 41 Cukup
n 22,80
Ukur Pengukuran 40 22,70 Cukup
Bor Pengeboran 50 31,40 Cukup
Grinda Penghalusan 50 35,30 Cukup
Pemeriksaa
QC 48 Cukup
n 28,70
Ukur Pengukuran 40 20,10 Cukup
Bor Pengeboran 45 26,10 Cukup
Grinda Penghalusan 50 32,70 Cukup
Pemeriksaa
QC 40 Cukup
n 17,80
Ukur Pengukuran 40 25,90 Cukup
Bor Pengeboran 46 18,00 Cukup
Grinda Penghalusan 50 25,70 Cukup
Pemeriksaa
QC 40 Cukup
n 26,10
Ukur Pengukuran 38 1,35 Cukup
Bor Pengeboran 45 36,75 Cukup
Grinda Penghalusan 50 8,93 Cukup
Pemeriksaa
QC 40 Cukup
n 6,29
Ukur Pengukuran 37 2,90 Cukup
Bor Pengeboran 46 20,51 Cukup
Grinda Penghalusan 50 5,39 Cukup
55
56
Lanjutan Tabel 3. 11 Rekapitulasi Nilai Uji Kecukupan Data
Stasiun
Komponen Proses N N' Keterangan
Kerja
QC Pemeriksaan 41 6,03 Cukup
SA 1 Perakitan 40 20,22 Cukup
SA 2 Perakitan 40 21,86 Cukup
SA 3 Perakitan 40 1,71 Cukup
SA 4 Perakitan 37 13,89 Cukup
SA 5 Perakitan 37 1,49 Cukup
SA 6 Perakitan 43 29,27 Cukup
SA 7 Perakitan 47 10,27 Cukup
SA 8 Perakitan 33 19,22 Cukup
SA 9 Perakitan 44 28,40 Cukup
SA 10 Perakitan 37 32,80 Cukup
SA 11 Perakitan 50 30,90 Cukup
SA 12 Perakitan 40 21,90 Cukup
SA 13 Perakitan 40 33,20 Cukup
SA 14 Perakitan 39 29,90 Cukup
ASS Perakitan 40 28,50 Cukup
QC Pemeriksaan 41 33,40 Cukup
Penyimpanan
57
Waktu siklus adalah waktu hasil pengamatan secara langsung, yang teRbaca
dalam stopwatch atau waktu penyelesaian rata-rata selama pengukuran.
menit
Waktu Normal
Waktu normal adalah waktu kerja yang telah mempertimbangkan faktor
penyesuaian.
menit
Waktu Baku
Waktu baku adalah waktu kerja telah mempertimbangkan faktor kelonggaran.
menit
Berikut merupakan data rekapitulasi perhitungan waktu siklus, waktu normal,
dan waktu baku untuk seluruh komponen :
Tabel 3. 12 Rekapitulasi Perhitungan Waktu siklus, Waktu Normal, dan Waktu Baku
Kompone
Proses Notasi N WS WN WB
n
Pengukuran O-1 49 2,358367347 2,782873469 3,603821143
Pemotongan O-2 49 0,25877551 0,318293878 0,461526122
Pengefreisan O-3 45 1,336 1,57648 2,285896
Pengukuran O-4 48 0,076375 0,0901225 0,116708638
Landasan Pengeboran O-5 40 0,115 0,13685 0,1984325
Depan Pengeboran O-6 40 0,096 0,11424 0,165648
(LDD) Pengeboran O-7 40 0,093 0,11067 0,1604715
Pengeboran O-8 43 3,053488372 3,633651163 5,268794186
Pengeboran O-9 50 3,8064 4,529616 6,5679432
Penghalusan O-10 48 0,270833333 0,322291667 0,467322917
Pemeriksaan I-1 46 0,113695652 0,137571739 0,181594696
Pengukuran O-13 45 2,234222222 2,636382222 3,414114978
Pemotongan O-14 46 0,268695652 0,330495652 0,479218696
58
Lanjutan Tabel 3. 14 Rekapitulasi Perhitungan Waktu siklus, Waktu Normal, dan
Waktu Baku
Komponen Proses Notasi N WS WN WB
Kabin Pengefreisan O-15 44 1,244090909 1,468027273 2,128639545
Truck Pengeboran O-16 43 0,109069767 0,129793023 0,188199884
Kontainer Penghalusan O-17 46 1,06173913 1,263469565 1,83203087
(KTK) Pemeriksaan I-2 48 0,26875 0,3251875 0,4292475
Pengukuran O-19 50 2.326 2.837 3,56
Pemotongan O-20 50 0,278 0,353 0,42
Pembatas Pengefreisan O-21 50 0,518 0,632 0,75
(Pb) Pengeboran O-22 50 0,115 0,142 0,17
Penghalusan O-23 50 0,271 0,334 0,4
Pemeriksaan I-3 50 0,117 0,147 0,18
Pengukuran O-25 50 2.404 1,22 1,53
Pemotongan O-26 50 0,282 0,358 0,42
Pengefreisan O-27 50 0,51 0,622 0,74
Landasan Pengeboran O-28 50 0,115 0,142 0,17
Belakang Pengeboran O-29 42 0,11 0,136 0,16
(LDB) Pengeboran O-30 50 3.672 4.517 5,65
Pengeboran O-31 50 3.669 4.513 5,64
Penghalusan O-32 47 0,796 0,979 1,22
Pemeriksaan I-4 50 0,188 0,235 0,29
Box Pengukuran O-34 42 3.254 3.969 4,98
Pemotongan O-35 50 0,29 0,368 0,44
Pengefreisa
O-36 50 7.523 9.178 10,9
n
Pengeboran O-37 45 0,11 0,135 0,16
Pengeboran O-38 50 0,114 0,14 0,17
Penghalusan O-39 46 1,43 1.759 2,2
59
Pemeriksaan I-5 50 0,283 0,354 0,44
Lanjutan Tabel 3. 14 Rekapitulasi Perhitungan Waktu siklus, Waktu Normal, dan
Waktu Baku
Komponen Proses Notasi N WS WN WB
Roda (RD) Pengukuran O-43 38 1.128 1.376 1,73
Pembubutan O-44 37 5.129 6,77 8,02
Pengukuran O-45 44 1.289 1.573 1,97
Pemotongan O-46 40 0,115 0,146 0,17
Pengukuran O-47 38 0,1 0,116 0,15
Pengeboran O-48 45 0,109 0,134 0,16
Penghalusan O-49 50 0,292 0,359 0,43
Pemeriksaan I-6 41 0,028 0,035 0,04
Pengukuran O-50 39 0,093 0,114 0,14
Pengeboran O-51 50 0,112 0,138 0,16
Penghalusan O-52 42 0,285 0,351 0,42
Pemeriksaan I-7 41 0,028 0,035 0,04
Pengukuran O-55 40 0,093 0,113 0,14
Pengeboran O-56 45 0,11 0,135 0,16
Penghalusan O-57 46 0,278 0,342 0,41
Pemeriksaan I-8 41 0,028 0,035 0,04
Pengukuran O-58 40 0,092 0,112 0,14
Pengeboran O-59 50 0,114 0,14 0,17
Penghalusan O-60 50 0,279 0,343 0,41
Pemeriksaan I-9 48 0,031 0,038 0,05
Pengukuran O-63 40 0,093 0,113 0,14
Pengeboran O-64 45 0,11 0,135 0,16
Penghalusan O-65 50 0,286 0,351 0,42
Pemeriksaan I-10 40 0,028 0,035 0,04
Pengukuran O-66 40 0,093 0,113 0,14
60
Pengeboran O-67 46 0,109 0,134 0,16
Lanjutan Tabel 3. 14 Rekapitulasi Perhitungan Waktu siklus, Waktu Normal, dan
Waktu Baku
Komponen Proses Notasi N WS WN WB
Penghalusan O-68 50 0,28 0,344 0,41
Pemeriksaan I-11 40 0,028 0,035 0,04
Pengukuran O-71 38 0,092 0,112 0,14
Pengeboran O-72 45 0,108 0,133 0,16
Penghalusan O-73 50 0,283 0,348 0,41
Pemeriksaan I-12 40 0,028 0,035 0,04
Pengukuran O-74 37 0,093 0,113 0,14
Pengeboran O-75 46 0,108 0,132 0,16
Penghalusan O-76 50 0,277 0,34 0,4
Pemeriksaan I-13 41 0,028 0,035 0,04
SA 1 Perakitan O-11 40 0,041 0,051 0,06
SA 2 Perakitan O-12 40 0,02 0,025 0,03
SA 3 Perakitan O-18 40 0,02 0,024 0,03
SA 4 Perakitan O-24 37 0,02 0,025 0,03
SA 5 Perakitan O-33 37 0,019 0,024 0,02
SA 6 Perakitan O-40 43 0,03 0,037 0,04
SA 7 Perakitan O-41 47 0,105 0,132 0,13
SA 8 Perakitan O-42 33 0,03 0,038 0,08
SA 9 Perakitan O-53 44 0,138 0,172 0,4
SA 10 Perakitan O-54 37 0,02 0,025 0,06
SA 11 Perakitan O-61 50 0,114 0,143 0,32
SA 12 Perakitan O-62 40 0,04 0,049 0,11
SA 13 Perakitan O-69 40 0,111 0,139 0,31
SA 14 Perakitan O-70 39 0,019 0,024 0,05
ASS Perakitan O-77 40 0,11 0,137 0,31
61
QC Pemeriksaan I-14 41 0,028 0,035 0,04
Lanjutan Tabel 3. 14 Rekapitulasi Perhitungan Waktu siklus, Waktu Normal, dan
Waktu Baku
Komponen Proses Notasi N WS WN WB
Penyimpanan
62
PETA PERAKITAN
NAMA OBJEK : Mainan Mobil Truck Kontainer
NO. PETA : 01 SEKARANG
DIPETAKAN OLEH : Kelompok 1
USULAN
TANGGAL DI PETAKAN : 27 Desember 2020
Landasan Depan
SA1
Pasak 1 (2)
SA2
Pasak 2
SA3
Kabin Truck
SA4
Pembatas
SA5
Pasak 1
SA6
SA8
Box
As Roda 1
SA9
Roda (2)
SA10
As Roda 2
SA11
Roda (2)
SA12
As Roda 3
SA13
Roda (2)
SA14
As Roda 4
ASS
Roda (2)
63
Gambar 3. 5 Peta Proses Operasi Pembuatan Mainan Truk Kontainer
64
3.3.3 Peta Aliran Proses (Flow Process Chart)
Peta Aliran Proses adalah suatu diagram yang menggambarkan setiap urutan
dari proses operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu dan penyimpanan yang
terjadi dalam satu prosedur yang berlangsung, serta memuat informasi yang
diperlukan dalam menganalisis seperti waktu yang dibutuhkan dan jarak perpindahan
yang terjadi. Komponen yang akan dilakukan pengamatan melalui peta aliran proses
terhadap produk mainan mobil truck kontainer adalah Landasan Depan, Kabin Truck
Kontainer dan Pembatas. Berikut merupakan peta aliran proses dari ketiga komponen
ditunjukkan pada gambar 3.6 sampai 3.8:
65
Landasan Depan (LDD)
PETA ALIRAN PROSES
Ringkasan Landasan
Komponen
Sekarang Usulan Beda Depan(LDD)
Kegiatan
JML WKT JML WKT JML WKT Pekerjaan Pembuatan LDD
PENYIMPANAN 1 -
Selasa. 29
Tanggal Dipetakan
Desember 2020
0 -
GABUNGAN
JUMLAH 21 59.48
LAMBANG
Uraian Kegiatan
Jarak (m) Jumlah Waktu (menit)
66
Gambar 3. 6 Peta Aliran Proses Pembuatan Landasan Depan (LDD)
PENYIMPANAN 1 -
Selasa. 29
Tanggal Dipetakan
Desember 2020
0 -
GABUNGAN
JUMLAH 15 43.472
LAMBANG
Uraian Kegiatan
Jarak (m) Jumlah Waktu (menit)
67
68
Pembatas (PB)
PETA ALIRAN PROSES
Ringkasan
Komponen Pembatas (Pb)
Sekarang Usulan Beda
Kegiatan Pembuatan
JML JML WKT JML WKT Pekerjaan
Pembatas (Pb)
PENYIMPANAN 1 -
Selasa. 29
Tanggal Dipetakan
Desember 2020
0 -
GABUNGAN
JUMLAH 18 19,24
LAMBANG
Uraian Kegiatan
Jarak (m) Jumlah Waktu (menit)
69
3.3.4 Diagram Alir (Flow Diagram)
Diagram Alir merupakan gambaran skala dari susunan lantai dan gedung,
yang menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi dalam Peta Aliran Proses,
walaupun peta tesebut memuat setiap informasi yang lengkap dan sehubungan
dengan proses yang berlangsung dalam suatu pabrik, tetapi peta tersebut tidak
menunjukkan gambar arah aliran selama pekerjaan berlangsung. Komponen yang
akan dilakukan pengamatan melalui diagram aliran terhadap produk mainan mobil
truck kontainer adalah Landasan Depan, Kabin Truck Kontainer dan Pembatas.
Berikut merupakan diagram aliran dari komponen ditunjukkan pada Gambar 3.9
sampai 3.11:
70
Landasan Depan (LDD)
71
Kabin Truck Kontainer (KTK)
72
Landasan (PB)
73
BAB IV
ANALISIS
74
perakitan produk mainan mobil truck kontainer dari beRbagai komponen yang masih
terpisah, seperti box, kabin, landasan depan, landasan belakang. roda, as roda, pasak
satu dan dua sampai menjadi produk akhir secara utuh. Melalui penggambaran yang
telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa peta perakitan sudah dinyatakan efektif
sehingga tidak perlu diadakan usulan peRbaikan, kemudian berdasarkan hasil
pengamatan melalui peta proses operasi terhadap proses perakitan produk mainan
mobil truck kontainer, diketahui terdapat penggunaan waktu sebesar 88,51 menit dari
77 kali operasi dan 1.89 menit dari 14 kali pemeriksaan. Berdasarkan hasil peta kerja
proses operasi dalam pengamatan perakitan mobil mainan truk kontainer terdapat
gerakan yang bisa dikatakan tidak efisien, dengan begitu usulan yang diberikan
adalah dengan memasangkan semua as roda yang berjumlah 4 pada bagian truk lalu
memasang semua ban truk yang sebanyak 8.
Peta aliran proses menggambarkan setiap urutan proses operasi, pemeriksaan,
transportasi, menunggu dan penyimpanan yang terjadi dalam satu tahapan
berlangsung, serta memuat informasi yang diperlukan dalam menganalisis seperti
waktu yang dibutuhkan dan jarak perpindahan yang terjadi. Komponen yang
dilakukan pengamatan melalui peta aliran proses adalah berupa Landasan Depan
(LDD), Kabin Truk Kontainer (KTK) dan Pembatas (PB), kemudian berdasarkan
hasil pengamatan melalui peta aliran proses, diketahui proses pembuatan komponen
landasan depan membutuhkan waktu sebesar 19.3 menit melalui 10 kali operasi, 0.18
menit melalui 1 kali pemeriksaan dan 40 menit melalui 8 kali transportasi. Lalu,
proses pembuatan komponen kabin truk kontainer membutuhkan waktu sebesar
8.042 menit melalui 5 kali operasi, 0.43 menit melalui 1 kali pemeriksaan dan 35
menit melalui 7 kali transportasi. Terakhir, proses pembuatan komponen pembatas
membutuhkan waktu sebesar 5.3 menit melalui 6 kali operasi,0.18 menit melalui 1
kali pemeriksaan dan 35 menit melalui 7 kali transportasi. Peta aliran proses tersebut
kemudian direpresentasikan menjadi diagram alir yang menunjukkan setiap arah
aliran bekerja dari kedua komponen yang diamati sebelumnya, mulai dari proses
pengambilan bahan baku dari gudang bahan baku sampai kepada stasiun perakitan.
Berdasarkan hasil pembuatan peta aliran proses dan diagram aliran terhadap
75
pembuatan komponen Landasan Depan (LDD), Kabin Truk Kontainer (KTK) dan
Pembatas (PB), diketahui bahwa jarak perpindahan antar setiap stasiun kerja beserta
waktu yang digunakannya perlu dilakukan perbaikan, antara lain adalah
penggabungan antara operasi pengukuran dan pemotongan bahan baku serta operasi
penghalusan dan proses pemeriksaan dengan tujuan memberikan waktu efektif
terhadap setiap proses yang berjalan.
76
Gambar 4. 1 Usulan Peta Proses Operasi
77
Berdasakan hasil pengamatan melalui penggunaan peta aliran proses terhadap
pembuatan komponen Landasan Depan, Kabin Truk Kontainer dan Pembatas,
diketahui usulan yang perlu dilakukan dalam memberikan waktu dan jarak yang
efektif dalam setiap proses pembuatan komponen adalah terletak pada proses
penggabungan operasi pengukuran dan pemotongan, serta operasi penghalusan dan
pemeriksaan bahan baku yang dilakukan secara bersamaan, dimana waktu yang
didapatkan dalam proses pembuatan landasan depan dengan jumlah waktu sebelum
usulan adalah 19,3 menit, dibandingkan jumlah waktu sesudah usulan yaitu 18,83
menit dengan perbandinagn jarak 10 meter lebih dekat. Kemudian, waktu yang
didapatkan dalam proses pembuatan kabin truk kontainer dengan jumlah waktu
sebelum usulan adalah 8,042 menit, dibandingkan jumlah waktu sesudah usulan yaitu
6,21 menit dengan perbandinagan jarak 10 meter lebih dekat. Terakhir, waktu yang
didapatkan dalam proses pembuatan pembatas dengan jumlah waktu sebelum usulan
adalah 5,3 menit, dibandingkan jumlah waktu sesudah usulan yaitu 4,9 menit dengan
perbandinagan jarak 10 meter lebih dekat. Adapun gambar usulan dari peta aliran
proses terhadap komponen Landasan Depan, Kabin Truk Kontainer dan Pembatas
ditunjukkan pada Gambar 4.2 sampai 4.4.
78
Landasan Depan (LDD)
PETA ALIRAN PROSES
Ringkasan Landasan
Komponen
Sekarang Usulan Beda Depan(LDD)
Kegiatan
JML WKT JML WKT JML WKT Pekerjaan Pembuatan LDD
PENYIMPANAN 1 0 1 0 0 0
Selasa. 29
Tanggal Dipetakan
Desember 2020
0 0 1 0.32 1 0.32
GABUNGAN
Uraian Kegiatan
Jarak (m) Jumlah Waktu (menit)
79
Gambar 4. 2 Usulan Peta Aliran Proses Landasan Depan (LDD)
80
Kabin Truk Kontainer (KTK)
PETA ALIRAN PROSES
Ringkasan Kabin Truk
Komponen
Sekarang Usulan Beda Kontainer
Kegiatan Pembuatan Kabin
JML WKT JML WKT JML WKT Pekerjaan
Truk Kontainer
PENYIMPANAN 1 0 1 0 0 0
Selasa. 29
Tanggal Dipetakan
Desember 2020
0 0 0 1.13 0 0
GABUNGAN
Uraian Kegiatan
Jarak (m) Jumlah Waktu (menit)
81
Pembatas (PB)
PETA ALIRAN PROSES
Ringkasan
Komponen Pembatas (Pb)
Sekarang Usulan Beda
Kegiatan Pembuatan
JML WKT JML WKT JML WKT Pekerjaan
Pembatasan (PB)
6 5,3 4 2.91 2 2.39
No. Peta 06
OPERASI
1 0,18 0 0 0 0
PEMERIKSAAN Orang Bahan
7 35 5 25 1 10
TRANSPORTASI Sekarang Usulan
1 0 1 0 0 0
MENUNGGU Dipetakan Oleh Kelompok 1
1 0 1 0 0 0
PENYIMPANAN
Rabu. 30
Tanggal Dipetakan
0 0 1 0.29 0 0 Desember 2020
GABUNGAN
Uraian Kegiatan
Jarak (m) Jumlah Waktu (menit)
82
Disamping itu, berdasakan hasil pengamatan melalui penggunaan peta
diagram aliran terhadap pembuatan komponen Landasan Depan, Kabin Truk
Kontainer dan Pembatas, diketahui usulan yang perlu dilakukan dalam memberikan
jarak yang efektif dalam setiap proses pembuatan komponen adalah terletak pada
proses penggabungan operasi pengukuran dan pemotongan, serta operasi penghalusan
dan pemeriksaan bahan baku yang dilakukan secara bersamaan, dimana jarak yang
didapatkan dalam proses pembuatan dari ketiga komponen tersebut sebelum
diberikan usulan adalah 9.4 meter, dibandingkan jumlah jarak sesudah usulan yaitu
5.3 meter dengan waktu 18,83 menit untuk landasan depan, 6,21 menit untuk kabin
truk kontainer dan 4,9 menit untuk pembatas. Adapun gambar usulan dari peta aliran
proses terhadap komponen Landasan Depan, Kabin Truk Kontainer dan Pembatas
ditunjukkan pada Gambar 4.5 sampai 4.7.
83
Landasan Depan (LDD)
84
Kabin Truk Kontainer (KTK)
85
Pembatas (PB)
86
BAB V
KESIMPULAN
87
88
DAFTAR PUSTAKA
Nu’man, A., 2013. In: Perencanaan Tataletak Fasilitas. Bandung: Universitas Islam
Bandung.
Sutalaksana, Iftikar Z., dkk, 2006. In: Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung:
Institut Teknologi Bandung.
Wignjosoebroto, S., 2006. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. In: Teknik Analisis
untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Surabaya: PT Guna Widya..
89
LAMPIRAN
% scrap =
% scrap = = 0,008%
Landasan depan difreis dengan ukuran 2,5 cm x 0,75 cm x 5 cm.
Volume awal = 69,2576 cm³
Ukuran terbuang = 2,5 cm x 0,75 cm x 5 cm
Volume terbuang = p x l x t = 2,5 cm x 0,75 cm x 5 cm
= 9,375 cm³
Volume akhir = 69,2576 - 9,375 = 59,8826 cm³
% scrap =
% scrap = = 13,54%
Landasan depan dibor dengan ukuran kedalaman 0,5 cm dan diameter 0,5 cm.
Volume awal = 59,8826 cm³
90
Ukuran teRbuang = kedalaman 0,5 cm dan diameter 0,5 cm
= tinggi 0,5 cm dan radius 0,25 cm
Volume teRbuang = π r²t = 3,14 x (0,25)² x 0,5
= 0,098125 cm³
Karena pada landasan depan mengalami 4 kali proses pengeboran yaitu dengan
diasumsikan hasil %scrap sama semua, maka :
Volume akhir = 59,8826 - (0,098125 x 4) = 59,4901 cm³
% scrap =
% scrap = = 0,656%
% scrap =
% scrap = = 0,794%
Kabin Truk Kontainer difreis dengan ukuran a = 2,5 cm, b = 5 cm, t = 5 cm
Volume awal = 250 cm³
Ukuran terbuang = a = 2,5 cm, b = 5 cm, t = 5 cm
91
Volume terbuang = 1/2 x a x b x t = 1/ x 2,5 cm x 5 cm x 5 cm
= 31,25 cm³
Volume akhir = 250 - 31,25 = 218,75 cm³
% scrap =
% scrap = = 12,5%
Landasan depan dibor dengan ukuran t = 0,5 cm dan r = 0,25 cm.
Volume awal = 218,75 cm³
Ukuran terbuang = t = 0,5 cm dan r = 0,25 cm
Volume teRbuang = π r²t = 3,14 x (0,25)² x 0,5
= 0,098125 cm³
Volume akhir = 218,75 - 0,0981255 = 218,652 cm³
% scrap =
% scrap = = 0,045%
3. Pembatas
Pembatas dengan ukuran awal adalah 1,5 cm x 5,5 cm x 6,5 cm.
Ukuran awal = 1,5 cm x 5,5 cm x 6,5 cm
Volume awal = p x l x t = 1,5 cm x 5,5 cm x 6,5 cm
= 53,625 cm³
Pembatas dipotong dengan ukuran 0,3 cm x 0,5 cm x 0,5 cm.
Volume awal = 53,625 cm³
Ukuran terbuang = 0,3 cm x 0,5 cm x 0,5 cm
Volume terbuang =pxlxt = 0,3 cm x 0,5 cm x 0,5 cm
= 0,075 cm³
Volume akhir = 53,625 - 0,075 = 53,55 cm³
92
% scrap =
% scrap = = 0,14%
Pembatas difreis dengan ukuran 1.2 cm x 4 cm x 0.5 cm
Volume awal = 53.55 cm³
Ukuran terbuang = 1.2 cm x 4 cm x 0.5 cm
Volume terbuang = p x l x t = 1.2 cm x 4 cm x 0.5 cm
= 2.4 cm³
Volume akhir = 53.55 - 2.4 = 51.15 cm³
% scrap =
% scrap = = 4.482 %
Pembatas dibor dengan ukuran t = 0,5 cm dan r = 0,25 cm.
Volume awal = 51.15 cm³
Ukuran terbuang = t = 0,5 cm dan r = 0,25 cm
Volume terbuang = π r²t = 3,14 x (0,25)² x 0,5
= 0,098125 cm³
Volume akhir = 51.15 - 0,0981255 = 51.05 cm³
% scrap =
% scrap = = 0,045%
4. Landasan Belakang
Landasan Belakang dengan ukuran awal adalah 15 cm x 5.3 cm x 1.7 cm
Landasan Belakang dipotong dengan ukuran 0.5 cm x 0.3 cm x 0.2 cm
Volume awal = 135.15 cm
93
Volumre akhir = 135.12 cm
Persen Scrap = 0.022 %
Landasan Belakang difreis dengan ukuran 2.5 cm x 5 cm x 0.75 cm
Volume awal = 135.12 cm
Volumre akhir = 125.745 cm
Persen Scrap = 6.938 %
Landasan Belakang dibor dengan ukuran t = 5 cm dan r = 0,04 cm.
Volume awal = 125.745 cm
Volumre akhir = 125.695 cm
Persen Scrap = 0.040 %
5. Box
Box dengan ukuran awal adalah 15 cm x 5.5 cm x 6.5 cm
Box dipotong dengan ukuran 0.5 cm x 0.5 cm x 0.5 cm
Volume awal = 536.25 cm
Volumre akhir = 536.125 cm
Persen Scrap = 0.023 %
Box difreis dengan ukuran 12.5 cm x 5 cm x 1 cm
Volume awal = 536.125 cm
Volumre akhir = 473.625cm
Persen Scrap = 11.658 %
Box dibor dengan ukuran t = 0,75 cm dan r = 0,25 cm.
Volume awal = 473.625 cm
Volumre akhir = 473.478 cm
Persen Scrap = 0.031 %
6. Roda
Roda dengan ukuran awal adalah r = 1.36 cm dan t = 9 cm
Roda dibubut dengan ukuran r = 0.16 cm dan t = 9
94
Volume awal = 52.2697 cm
Volumre akhir = 51.5462 cm
Persen Scrap = 1.384 %
Roda dipotong dengan ukuranr = 0.2 cm dan t = 1 cm
Volume awal = 51.5462 cm
Volumre akhir = 51.4206 cm
Persen Scrap = 0.244 %
Roda dibor dengan ukuran t = 0,8 cm dan r = 0,2 cm.
Volume awal = 51.4206 cm
Volumre akhir = 51.3202 cm
Persen Scrap = 0.195 %
95
96
97