DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 4
1.3 Tujuan Praktikum .................................................................................. 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 5
2.1 Sistem Produksi ...................................................................................... 5
2.2 Masalah-Masalah dalam Sistem Produksi ........................................... 7
2.3 Uji Statistik Data .................................................................................... 7
2.4 Pengambilan Data Statistik ................................................................. 10
2.5 Waktu Siklus, Waktu Normal, dan Waktu Baku .............................. 12
2.5.1 Waktu siklus.......................................................................................... 12
2.6 Bill of Material....................................................................................... 13
2.7 Assembly Chart ...................................................................................... 14
2.8 Precedence Diagram.............................................................................. 15
2.9 Lini Produksi ........................................................................................ 18
2.10 Line Balancing ...................................................................................... 19
2.11 Istilah-Istilah dalam Line Balancing................................................... 22
2.12 Metode-Metode dalam Line Balancing ............................................... 25
2.12.1 Metode Heuristic ............................................................................. 25
2.12.2 Metode Moodie Young .................................................................... 29
2.12.3 Metode Analitik (Matematis)........................................................... 30
2.12.4 Metode Simulasi .............................................................................. 30
2.13 Langkah-Langkah Pemecahan Masalah dalam Line Balancing...... 32
BAB 3 PENGOLAHAN DATA.......................................................................... 34
3.1 Gambar Produk .................................................................................... 34
3.2 Bill of Materials ..................................................................................... 35
3.3 Assembly Chart .................................................................................... 36
3.4 Data Waktu Proses Perakitan ............................................................. 37
3.4.1 Menyiapkan Part Motor .................................................................. 37
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
ii
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
iii
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB 1
PENDAHULUAN
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
4
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Sub sistem–sub sistem dari sistem produksi tersebut antara lain adalah
perencanaan dan pengendalian produksi, pengendalian kualitas, penentuan
standar-standar operasi, penentuan fasilitas produksi, perawatan fasilitas
produksi, dan penentuan harga pokok produksi. Sub sistem–sub sistem dari
sistem produksi tersebut akan membentuk konfigurasi sistem produksi.
Keandalan dari konfigurasi sistem produksi ini akan tergantung dari produk
yang dibuat serta bagaimana cara membuatnya (proses produksinya). Untuk
melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan, operasi dan pemeliharaan,
perusahaan manufaktur harus memiliki organ pelaksana. Sistem produksi
pada suatu perusahaan manufakturing harus memiliki bagian-bagian atau
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
5
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
6
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
7
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
∑ Xi
̅
Xk=
n
Dimana:
Xi = Data waktu pada subgrup ke-i
n = Banyaknya data dalam satu subgrup
b. Rata-rata dari subgrup (X)
∑̅
Xk
̅
X=
n
Dimana:
̅k
X = Rata-rata subgrup ke-i
k = Jumlah data waktu pada tiap subgrup
c. Standar deviasi 𝜎
2
̅̅̅
∑ (Xj-X)
σ= √
N-1
Dimana:
Xj = Waktu ke-j yang teramati selama pengamatan
̅
X = Rata-rata dari rata-rata subgrup
N = Jumlah data waktu pengamatan
d. Standar deviasi dari distribusi harga rata-rata subgrup (𝜎)
σ
σ x̅ =
√n
Dimana:
σ = Standar deviasi
n = Jumlah subgrup
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
8
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
BKA = 𝑥̿ + 𝑐 𝜎
BKB = 𝑥̿ − 𝑐 𝜎
Dimana:
BKA = Batas Kontrol Atas
BKB = Batas kontrol Bawah
𝑥̿ = Rata-rata Sub Grup
𝜎 = Standar Deviasi
𝑐 = Tingkat Kepercayaan
Data yang berada diluar batas kontrol atas dan batas kontrol bawah data
tersebut adalah data ekstrim dan harus dibuang (Wignjosoebroto,
1989).
2.3.2 Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data adalah proses pengujian yang dilakukan terhadap
data pengukuran untuk mengetahui apakah data yang diambil untuk
penelitian sudah mencukupi untuk dilakukan perhitungan waktu baku.
Pengujian kecukupan data dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut (Sutalaksana, 2006):
a. Tingkat ketelitian, menunjukkan penyimpangan maksimum dari
hasil perhitungan terhadap nilai waktu yang sebenarnya.
b. Tingkat kepercayaan, menunjukkan besarnya probabilitas bahwa
data yang sudah diambil berada dalam tingkat ketelitian yang
sebelumnya telah ditentukan.
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
9
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Dimana:
N’ = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan
∑𝑥𝑖 = Jumlah data subgrup
𝛼 = Tingkat ketelitian
c = Harga indeks yang besarnya bergantung pada tingkat
kepercayaan yang diambil:
Tingkat kepercayaan 68% mempunyai harga k = 1
Tingkat kepercayaan 95% mempunyai harga k = 2
Tingkat kepercayaan 99% mempunyai harga k = 3
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
10
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Berikut ini beberapa instrumen atau alat bantu yang dapat digunakan
untuk pengumpulan data yang baik dan benar (Aditya, 2013).
a. Pengamatan (observasi), yaitu cara pengumpulan data dengan terjun dan
melihat langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti (populasi).
Pengamatan ini disebut juga penelitian lapangan
(Nasution L. M., 2017).
b. Penelusuran literatur, yaitu cara pengumpulan data dengan menggunakan
sebagian atau seluruh data yang telah ada. Cara ini disebut juga
pengamatan tidak langsung (Nasution L. M., 2017).
c. Penggunaan kuesioner (angket), yaitu cara pengumpulan data dengan
meng-gunakan daftar pertanyaan/angket atau daftar isian terhadap objek
yang diteliti (populasi) (Nasution L. M., 2017).
d. Wawancara, yaitu cara pengumpulan data dengan langsung mengadakan
tanya-jawab kepada objek yang diteliti atau kepada peran-tara yang
mengetahui persoalan dari objek yang diteliti (Nasution L. M., 2017).
e. Sensus, ialah cara mengumpulkan data dengan jalan mencatat atau
meneliti seluruh elemen yang menjadi objek penelitian (Sudijono, 1989).
f. Sampling, adalah cara mengumpulkan data dengan jalan mencatat atau
meneliti sebagian kecil saja dari seluruh elemen yang menjadi objek
penelitian (Sudijono, 1989).
g. Tes, adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh indicidu atau kelompok
(Prasetyowati, 2016).
h. Pemeriksaan dokumentasi, dilakukan dengan meneliti bahan
dokumentasi yang ada dan mempunyai relevansi dengan tujuan
penelitian (Sudijono, 1989).
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
11
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Ws
X Menit
N
Dimana :
Ws = Waktu Siklus
Wn = Ws X P Menit
Dimana :
Wn = Waktu Normal
Ws = Waktu Siklus
P = Performance Rating
(Rinawati & Ika, 2012)
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
12
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2.5.3 Waktu baku adalah waktu penyelesaian yang dibutuhkan secara wajar
oleh pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaannya yang
dikerjakan dalam sistem kerja terbaik pada saat itu.
Rumus yang digunakan dalam menghitung waktu baku adalah sebagai
berikut (Afani & Rahmi, 2017)
Atau
100 %
Wb atau Ws Wn x Menit/ Unit.
100 % - allowance
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
13
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
b. Explosion
Merupakan BOM dengan urutan dimulai dari induk sampai komponen
pada level paling bawah. BOM jenis ini menunjukkan komponen yang
membentuk suatu induk dari level teratas sampai level terendah
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
14
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
15
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
16
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Keterangan:
ES: Earliest Start
LS: Latest Start
EF: Earliest Finish
LF: Latest Finish
Berikut adalah rumus untuk perhitungan PDM adalah (Suherman &
Ilma, 2016):
a. Perhitungan maju
1) Hubungan kegiatan finish to finish
EFj = EFi + FFi .....
ESj = EFj - Dj
2) Hubungan kegiatan finish to start
ESj = EFi + FSij ........
EFj = ESj + Dj
3) Hubungan kegiatan start to start
ESj = ESi + SSij .....
EFj = ESj + Dj
4) Hubungan kegiatan start to finish
EFj = ESi + SFij .....
ESj = Fj - Dj
b. Perhitungan mundur
1) Hubungan kegiatan finish to finish
LFi = LFj–FFij
LSi = LFi - Di
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
17
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
18
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
e. Gerakan benda kerja tetap sesuai dengan set-up dari lintasan dan bersifat
tetap
f. Proses memerlukan waktu yang minim
Persyaratan yang harus diperhatikan untuk menunjang kelansungan
lintasan produksi antara lain:
a. Pemerataan distribusi kerja yang seimbang di setiap stasiun kerja yang
terdapat di dalam suatu lintasan produksi fabrikasi atau lintassan perakitan
yang bersifat manual
b. Pergerakan aliran benda kerja yang kontinu pada kecepatan yang seragam
c. Arah aliran material harus tetap sehingga mempeprkecil daerah
penyebaran dan mencegah timbulnya atau setidak-tidaknya mengurangi
waktu menunggu karena keterlambatan benda kerja
d. Produksi yang kontinu guna menghindari adanya penumpukan benda kerja
di lain tempat sehingga diperlukan aliran benda kerja pada lintasan
produksi secara kontinu Keseimbangan lintasan, proses penyusunanannya
bersifat teoritis. Dalam praktik persyaratan di atas mutlak untuk dijadikan
dasar pertimbangan (Baroto T. , 2002).
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
19
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
dengan beban kerja yang sama pada setiap stasiun kerja, sehingga
menghasilkan keluaran produk yang sama persatuan waktu. (Alverino, 2006)
Line balancing menurut Gaspersz, line balancing merupakan
penyeimbangan penugasan elemen-elemen tugas dari suatu assembly line ke
work stations untuk meminimumkan banyaknya work station dan
meminimumkan total harga idle time pada semua stasiun untuk tingkat output
tertentu (Gaspersz, 2004).
Konsep line balancing bertujuan memaksimumkan efisiensi atau
meminimumkan balance delay/idle time (waktu menganggur). Dalam konsep
ini, elemen-elemen operasi akan digabung menjadi beberapa stasiun kerja.
Tujuan umum penggabungan ini adalah untuk mendapatkan rasio delay/idle
(menganggur) yang serendah mungkin dan dicapai suatu efisiensi kerja yang
tinggi di tiap stasiun kerja.
2.10.1 Elemen beban kerja
Elemen beban kerja adalah sejumlah pekerjaan yang mempunyai
tujuan tertentu yang terbatas (elemen kerja).
𝑛𝑒𝑘
𝑇𝑊𝐶 ∑ 𝑇𝑒𝑘
𝑘=1
Ket:
Tek = waktu penyelesaian elemen kerja k
Ne = jumlah elemen kerja, k = 1,2,3…,n
Asumsi tentang elemen kerja :
a. Waktu elemen bersifat konstan
b. Nilai Tek bersifat aditif (penambahan dan akumulasi)
2.10.2 Kendala Precedence (Precedence Constraint) merupakan batasan
terhadap urutan pengerjaan elemen kerja yang digambarkan secara
grafis dalam bentuk diagram precedence.
Dimana pada proses assembling ada dua kondisi yang biasa muncul,
yaitu :
a. Tidak ada ketergantungan dari komponen-komponen dalam proses
pengerjaan, jadi setiap komponen mempunyai kesempatan untuk
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
20
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
21
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
b. Waktu Stasiun
Waktu stasiun merupakan waktu yang diberikan kepada setiap stasiun
kerja untuk melakukan pekerjaannya dan sudah memperhitungkan waktu
repositioning.
∑𝑘𝑖=1 𝑡𝑖
𝐾𝑚𝑖𝑛 =
𝐶
Ket:
Ti = Waktu operasi (elemen).
C = Waktu siklus stasiun kerja.
Kmin = Jumlah stasiun kerja minimal.
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
22
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Ket:
n = Jumlah stasiun kerja.
Ws = Waktu stasiun kerja terbesar.
Wi = Waktu sebenarnya pada stasiun kerja.
i = 1,2,3,…,n.
d. Keseimbangan Waktu Senggang (Balance Delay)
Balance Delay merupakan ukuran dari ketidakefisienan lintasan yang
dihasilkan dari waktu menganggur sebenarnya yang disebabkan karena
pengalokasian yang kurang sempurna di antara stasiun-stasiun kerja.
Balance Delay dapat dirumuskan sebagai berikut :
(𝑊 )(𝐶𝑇) − ∑ 𝑇𝐸𝐾
BD = 𝑥 100%
𝑊 𝑥 𝐶𝑇
Ket:
BD = Balance Delay (%)
W = Jumlah stasiun kerja
CT = Waktu siklus
e. Efisiensi Stasiun Kerja
Efisiensi stasiun kerja merupakan rasio antara waktu operasi tiap stasiun
kerja (Wi) dan waktu operasi stasiun kerja terbesar (Ws).
𝑊𝑖
𝐸𝑏 = 𝑥100%
𝑊𝑠
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
23
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
𝑁
𝐿𝐸 = 𝑥100%
𝑤 𝑥 𝐶𝑇
Ket:
N = Jumlah total waktu tiap elemen
w = Jumlah stasiun kerja
CT = Waktu stasiun kerja maksimum
g. Smoothest Index
Smoothest Index merupakan indeks yang menunjukkan kelancaran relatif
atau cara untuk mengukur tingkat waktu tunggu relatif dari
penyeimbangan lini perakitan tertentu. Nilai SI = 0 adalah nilai
keseimbangan lintasan yang sempurna.
𝑆𝐼 = √Σ(𝑇𝑆𝑚𝑎𝑥 − 𝑇𝑆𝑖 )2
Ket:
TSmax = Waktu stasiun kerja maksimum
TSi = Waktu stasiun kerja ke-i
h. Work Station
Work Station merupakan tempat pada lini perakitan di mana proses
perakitan dilakukan. Setelah menentukan interval waktu siklus, maka
jumlah stasiun kerja yang efisien dapat ditetapkan dengan rumus:
∑𝑇𝑖
𝑤=
𝐶𝑇
Ket:
Ti = waktu operasi (seluruh elemen kerja)
CT = waktu siklus
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
24
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
i. Precedence Diagram
Merupakan gambaran secara grafis dari urutan operasi kerja, serta
ketergantungan pada operasi kerja lainnya yang tujuannya untuk
memudahkan pengontrolan dan perencanaan kegiatan yang terkait di
dalamnya. Adapun tanda-tanda yang dipakai sebagai berikut:
1) Simbol lingkaran dengan huruf atau nomor didalamnya untuk
mempermudah identifikasi dari suatu proses operasi.
2) Tanda panah menunjukkan ketergantungan dan urutan proses operasi.
Dalam hal ini, operasi yang berada pada pangkal panah berarti
mendahului operasi kerja yang ada pada ujung anak panah.
3) Angka diatas simbol lingkaran adalah waktu standar yang diperlukan
untuk menyelesaikan setiap operasi.
j. Assemble product adalah produk yang melewati urutan work stasiun
dimana tiap work stasiun memberikan proses tertentu hingga selesai
menjadi produk akhir pada perakitan akhir.
k. Work elemen adalah bagian dari seluruh proses perakitan yang dilakukan.
l. Waktu operasi adalah waktu standar untuk menyelesaikan suatu operasi.
m. Station Time adalah jumlah waktu dari elemen kerja yang dilakukan pada
satu stasiun kerja yang sama
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
25
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
26
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
27
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
28
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
29
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
30
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
b. CALB
CALB adalah singkatan dari Computer Assembly Line Balancing
(lini perakitan komputer yang menjaga keseimbangan) atau
Computer AidedLine Balancing. CALB pertama kali
dikembangkan pada tahun 1968, yang kurang lebih sudah menjadi
standar industri. CALB dapat digunakan pada lintasan tunggal
maupun campuran. Solusi yang didapat dengan menggunakan
metode ini digambarkan sudah mendekati optimum.
c. ALPACA
ALPACA adalah aktifitas perencanaan dan pengendalian lini
perakitan (Assembly Line Planning and Control), merupakan
metode yang pertama kali dikembangkan oleh General Motors
pada tahun 1967. ALPACA digambarkan sebagai sistem interaksi
yang memungkinkan pemakai dapat mentransfer pekerjaan dari
satu stasiun ke stasiun lainnya sepanjang lintasan. ALPACA
didesain untuk dapat menanggulangi masalah seperti yang
dihadapi oleh industri otomotif yaitu perkembangan model mobil
dan pilihan-pilihannya. Pengguna sistem ini dapat dengan cepat
menentukan elemen kerja mana yang akan dirubah untuk
menyesuaikan aliran produksi yang berubah (Haryono, 2009).
d. Flexible Line Balancing
Flexible Line balancing adalah sebuah pendekatan untuk
mendapatkan penyelesaian dari masalah industri manufaktur pada
umunya yaitu dengan konsep line balancing. Dengan
menggunakan software ini maka efisiensi suatu lini perakitan dapat
dianalisis sehingga diharapkan dapat diperoleh lini yang seimbang.
Cara menggunakan software ini adalah membuat skenario sebuah
lini perakitan yang akan dianalisis berisi tentang segala informasi
yang akan diperlukan seperti aktivita yang dilakukan selama lini
perakitan tersebut (selanjutnya disebut element task), waktu
standar tiap – tiap element task tersebut, hingga hubungan dari
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
31
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
32
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
33
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB 3
PENGOLAHAN DATA
Motor
S04
B03
SM BM
S02
B01
S01
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
34
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
35
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Assembly Chart
Nama Objek : Motor
Nomor Peta : 02
Dipetakan Oleh : Kelompok 3
Tanggal : 27 Oktober 2019
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
36
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
∑(𝑥𝑖 − 𝑥̿ )2
𝜎= √
𝑁−1
= 1,438
BKA = 𝑥̿ + 𝑐 𝜎
= 6,813 + (2 x 1,438) = 9,689
BKB = 𝑥̿ − 𝑐 𝜎
= 6,813 + (2 x 1,438) = 3,937
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
37
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2 2
30 × 1452,48 − 41.775,27
′ 0,1 √
𝑁 = ( )
204,39
𝑁 ′ = 17,2225
𝑁 ′ < N, maka data yang diperoleh cukup.
c. Perhitungan Waktu Baku
1) Waktu siklus
X = ∑𝑛𝑥𝑖̅
40,878
= 30
= 1,363 detik
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
38
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
P1 = ∑ Bobot penyesuaian + 1
P1 = 0,03 + 1 = 1,03
Tabel 3.4 Tabel Objektif
Penyesuaian
Faktor Kelas Lambang
%
Lengan atas, Lengan
Anggota badan B 0.01
bawah, dst
Pedal Kaki Satu atau dua pedal F 0
Penggunaan
Kedua tangan H 0
tangan
Koordinasi Sangat dekat J 0.02
Peralatan Sedikit kontrol P 0.02
Beban 0.45 kg B-1 0.03
Total 0.08
P2 = ∑ Bobot penyesuaian + 1
P2 = (0,08 + 1)
= 1,08
Maka,
P = P1 x P2
P = 1,03 x 1,08
= 1,1124
Wn = Ws x P
= 2,563 x 1,1124
= 2,851
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
39
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
3) Waktu baku
Tabel 3.5 Tabel Allowance
Faktor Kelonggaran (%)
Tenaga yang dikeluarkan 6,0 %
Sikap kerja 2,0 %
Gerakan kerja 0%
Kelelahan mata 2 %
Keadaan temperature tempat kerja 4%
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
40
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
41
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
42
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
b. Tabel RPW
Tabel 3.7 Tabel RPW Motor
Elemen Kerja RPW TEK Precedensor
1 22,924 3,020 -
2 19,256 2,382 1
3 16,874 2,711 2
4 19,208 2,239 1
5 16,969 2,806 4
6 19,904 2,636 1
7 17,268 3,105 6
8 19,398 2,515 1
9 16,883 2,720 8
10 14,163 2,130 3,5,7,9
11 12,033 2,243 10
12 9,790 1,950 11
13 7,840 2,586 12
14 5,254 2,737 13
15 2,517 2,517 14
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
43
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
1) Line Efficiency
∑ 𝑇𝐸𝐾
LE = 𝑊 𝑥 𝐶𝑇 𝑥 100%
38,297
= 𝑥 100%
15 𝑥 3,105
= 82,22%
2) Balance Delay
(𝑊)(𝐶𝑇) − ∑ 𝑇𝐸𝐾
BD = 𝑥 100%
𝑊 𝑥 𝐶𝑇
(15)(3,105) – 38,297
= 𝑥 100%
15𝑥 3,105
=17,77 %
3) Smoothing Index (SI)
SI = √∑(𝑊𝑠𝑚𝑎𝑥 − 𝑊𝑠𝑖)2
=√(3,105 − 3,020)2 + (3,105 − 2,382)2 + … + (3,105 − 2,517)2
= 2,453
3.7.2 Regional Approach (RA)
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
44
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
= 82,22%
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
45
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
=17,77 %
(3) Smoothing Index (SI)
SI = √∑(𝑊𝑠𝑚𝑎𝑥 − 𝑊𝑠𝑖)2
=√(3,105 − 3,020)2 + (3,105 − 2,382)2 + … + (3,105 − 2,517)2
= 2,453
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
46
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
= 82,22%
(2) Balance Delay
(𝑊)(𝐶𝑇) − ∑ 𝑇𝐸𝐾
BD = 𝑥 100%
𝑊 𝑥 𝐶𝑇
(15)(3,105) – 38,297
= 𝑥 100%
15𝑥 3,105
=17,77 %
(3) Smoothing Index (SI)
SI = √∑(𝑊𝑠𝑚𝑎𝑥 − 𝑊𝑠𝑖)2
=√(3,105 − 3,020)2 + (3,105 − 2,382)2 + … + (3,105 − 2,517)2
= 2,453
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
47
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
48
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
c. Selanjutnya piih append task dan tekan sampai jumlah baris sesuai
dengan jumlah elemen kerja.
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
49
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
e. Kemudian pilih Run, dan atur Takt Time berdasarkan pada hasil
perhitungan data CT (cycle time).
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
50
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB 4
PEMBAHASAN
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
51
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Dari hasil resume yang sudah didapat, dapat dikatakan bahwa metode yang
tepat untuk digunakan perusahaan yaitu metode Ranked Position Weight.
Karena pada metode ini memiliki nilai delay time kecil yaitu 65,00 menit,
presentase delay time terkecil, yaitu sebesar 9,03%, nilai efisensi yang besar
yaitu 90,59%, dan nilai smothnees index terkecil yaitu 49,35 menit.
g. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai analisis
keseimbangan lini pada departemen frame, sandblasting frame, dan painting
frame dalam membuat sebuah frame pada PT Bitzer Compressors
Indonesia. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Setelah melakukan penelitian, faktor-faktor yang menjadi penyebab
tidak efisien dan efektif pada proses frame tersebut yaitu adanya beban
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
52
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
kerja yang terlalu berlebihan dapat dilihat dari banyaknya nilai delay time
(waktu menganggur) dan smoothness index atau kelancaran pada lintasan
perakitan dimana jika nilai smoothness index semakin jauh dari nilai 0
(nol) maka dapat dikatakan lintasan perakitan tersebut dan tidak lancer
serta sedikitnya nilai efesiensi lintasan sangat berpengaruh karena
semakin kecil nilai efisiensi lintasan tersebut maka semakin tidak efisien.
2. Dari ketiga metode yang telah dianalisis dan dibandingkan yaitu metode
ranked position weight (bobot posisi), metode largest candidat rule
(pembebanan berurut), dan metode region approach (pendekatan
wilayah). Metode yang paling tepat untuk digunakan pada departemen
frame, sandblasting frame, dan painting frame dalam membuat sebuah
frame di PT Bitzer Compressors Indonesia yaitu metode ranked position
weight (bobot posisi), karena pada metode ini memiliki nilai delay time
terkecil yaitu 65,00 menit, presentase delay time sebesar 9,03%, nilai
efisensi yang besar yaitu 90,59%, dan nilai smothnees index terkecil
yaitu 49,35 menit.
Kelebihan
Kelebihan pada jurnal tersebut hasil pembahasannya sudah menjelaskan
ketiga metode dan memberikan saran perbaikan yang lebih baik.
Kekurangan
Kekurangan pada jurnal ini tidak menjelaskan cara pengerjaannya
metode line balancing dia hanya menampilkan hasilnya secara
langsung.
4.2 Pembahasan Umum
4.2.1 Ranked positional weight (RWP)
Line balancing dengan menggunakan metode RWP diperoleh jumlah
work station sebanyak 15 buah. Dengan nilai line efficiency sebesar
82,22%, nilai balance delay sebesar 17,77% dan nilai smoothing index
sebesar 2,453.
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
53
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
54
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan
objek percobaan yaitu mobil motor, maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Assembly chart dibuat dengan memperhatikan bill of materials dengan
jumlah material sebanyak 13 materials, dimana pada assembly chart
diperoleh 2 bagian terdiri atas komponen utama dan sub-komponen. Pada
sub-komponen 1 terdapat 5 bagian dan pada sub-komponen 2 terdapat 5
bagian. Precedence diagram memiliki 15 elemen kerja yaitu menyiapkan
part motor, memasang mesin bagian kanan, memasang baut penyangga
mesin bagian kanan, memasang mesin bagian kiri, memasang baut
penyangga mesin bagian kiri, memasang knalpot bagian kanan, memasang
baut knalpot bagian kanan, memasang knalpot bagian kiri, memasang baut
knalpot bagian kiri, memasang bamboo, memasang spakboard ke rangka
depan ban, memasang ban depan pada stang depan, memasang baut
penyangga depan, memasang stir dan baut penyangga pada stir.
b. Percobaan line balancing dengan objek motor dilakukan dengan
penentuan elemen kerja terlebih dahulu. Digunakan 3 metode untuk
menganalisis keseimbangan lintasan yaitu ranked positional weight
(RPW), regional approach (RA), dan largest candidate rules (LCR), serta
menggunakan software flexible line balancing. Diperoleh nilai line
efficiency pada metode RPW, RA dan LCR sebesar 82,22%, serta
menggunakan software flexible line balancing sebesar 82,8%.
c. Waktu siklus, idle time, line efficiency, balance delay, dan smoothing
index pada suatu lintasan produksi dengan menggunakan metode Ranked
Positioned Weight, metode Regional Approach dan metode Largest
Candidate Rules didapatkan nilai yang sama yakni line efficiency sebesar
82,22%, nilai balance delay sebesar 17,77% dan nilai smoothing index
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
55
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
56
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, D. (2013). Data dan Metode Pengumpulan Data Penelitian. Jawa Tengah:
Politeknik Kesehatan Surakarta.
Admin. 2012. Flexible Line balancing. Diakses pada tanggal 26 September 2019
pukul 09.38 WITA di https://windows.podnova.com/software/505171.html
Afani, & Rahmi. (2017). Penentuan Waktu Baku Dengan Metode Stopwatch Time
Study Studi Kasus CV. Mans Group. Semarang: Universitas Diponegoro.
Alverino. (2006). Pengukuran Effisiensi Proses Pembuatan Hanger Type TAC
6212 Pada PT.Biggy Cemerlang Dengan Analisis Line Balancing.
Apple, J. M. (1990). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Bandung:
Penerbit ITB.
Baroto. (2002). Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Baroto, T. (2002). Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Ervianto, I. W. (2005). Manajemen Proyek Kontruksi. Yogyakarta: Andi.
Gaspersz, V. (2004). Production Planning and Inventory Control. Jakarta:
Gramedia Pustaka Umum.
Haryono. (2009). Dasar-Dasar dalam Process Planning. Yogyakarta: STIE
YKPN.
Heizer, J., Render, B., & Munson, C. (2005). Operations Management. Jakarta:
Salemba.
Indrayadi, B. (2016). Keseimbangan Lintasan Produksi (The Production Of Line
balancing). Malang : Universitas Brawijaya.
Lorenz, J. D. (1982). Computers & Industrial Engineering The ALPACA Line
Balancing System. Elsevier Journal.
Nadeak, M. N. (2018). Peningkatan Produktivitas Pada Perakitan Lever
AssycSelect Dengan Metode Line Balancing. Subang: Sekolah Tinggi:
Teknologi Texmaco.
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
57
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
58
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LINE BALANCING
PUTRI INDAH WARDANI/D221 16 509
59