Anda di halaman 1dari 28

LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&

MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
SAMPUL

FULL COSTING & VARIABLE COSTING


A. PUJIKHARISMA / D071211026
6
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
1

FULL COSTING & VARIABLE COSTING


A. PUJIKHARISMA / D071211026
6
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

DAFTAR ISI
SAMPUL...........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1Latar Belakang..........................................................................................1

1.2Tujuan Praktikum......................................................................................2

1.3Batasan Masalah........................................................................................2

BAB II TEORI DASAR....................................................................................................3


2.1Full Costing...............................................................................................3

2.2Variable Costing........................................................................................5

2.3Perbedaan Metode Full Costing dan Variable Costing............................6

2.4Kelebihan dan Kekurangan.......................................................................7

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM.........................................................................10


3.1Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................10

3.2Sumber Data............................................................................................10

3.3Data-data yang Diperlukan......................................................................10

3.4Langkah-langkah Praktikum...................................................................10

BAB IV PENGOLAHANDATA......................................................................................5
4.1Pengumpulan Data....................................................................................5

4.2Pengolahan Data Usaha Mebel Bontomanai.............................................9

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN.........................................................15


5.1Full Costing.............................................................................................15

BAB VI PENUTUP.........................................................................................................16
6.2Saran........................................................................................................16

FULL COSTING & VARIABLE COSTING


A. PUJIKHARISMA / D071211026
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

FULL COSTING & VARIABLE COSTING


A. PUJIKHARISMA / D071211026
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini
semakin menuntut perusahaan untuk mampu bertahan dalam menjalankan
usahanya sekaligus menghadirkan produk berkualitas dengan harga yang
pantas. Selain itu, perusahaan pada umumnya berupaya untuk memperoleh
keuntungan yang maksimal. Dalam hal ini, penghitungan harga pokok
produksi dibutuhkan dalam rangka perolehan laba serta kaitannya dengan
persaingan harga jual produk. Penetapan harga pokok ini ditujukan untuk
mengetahui besarnya biaya yang dikorbankan dalam hubungannya dengan
pengolahan bahan baku menjadi barang jadi atau jasa yang siap untuk dijual
dan dipakai.
Penghitungan harga pokok produksi merupakan salah satu hal yang
perlu menjadi perhatian karena menjadi penentu atas harga jual suatu
produk sehingga hasil perhitungan harga pokok produksi lebih tepat dan
akurat. Perhitungan yang tepat akan menghindarkan perusahaan dari
masalah terkait harga jual produk. Selain itu, pencapaian laba maksimum
akan menuntun perusahaan kepada keberhasilan dan mampu memenangkan
persaingan dengan perusahaan lain yang sejenis.
(Setiadi, 2014)
Penentuan harga pokok produk dalam akuntansi biaya pada dasarnya
mencatat, menggolongkan dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk
atau penyerahan jasa. Di dalam harga pokok produksi tercatat biaya-biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh dan mengelola bahan baku sampai
menjadi barang jadi. Secara signifikan, metode dalam penghitungan harga
berhubungan dengan perencanaan dan pengawasan, dan juga secara spesifik
berhubungan dengan penilaian performa dari unit produksi (Gersil, 2016).
Metode untuk menghitung biaya per unit dibutuhkan untuk pelaporan
internal, di antaranya adalah normal costing, full costing dan biaya variabel.
Dasar dari kedua pendekatan tersebut adalah penggolongan antara input

FULL COSTING & VARIABLE COSTING


A. PUJIKHARISMA / D071211026
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
sebagai biaya tetap atau biaya variabel. Jika dikaitkan dengan volume
produksi, penggolongan ini menghasilkan munculnya biaya produk yang
berbeda. Hubungan biaya volume merupakan faktor penting bagi manajer
dan pengambil keputusan dalam hal pengambilan keputusan jangka panjang
mengenai masa depan bisnis. Sama pentingnya untuk memilih metode mana
yang akan digunakan dalam menghitung biaya. Kedua metode memiliki
perbandingan keuntungan dan kerugian, yang membuatnya penting bagi
manajemen untuk membuat pilihan berdasarkan karakteristik bisnis. Atas
pembahasan di atas, maka perlu dilakukan kajian lebih lanjut terkait metode
penentuan harga pokok produksi, dalam hal ini metode full and variable
costing.
1.2 Tujuan Praktikum
a. Praktikan dapat mengenal dan memahami metode full costing dan
variable costing.
b. Praktikan mampu mengolah dan menganalisis data dengan metode
Full Costing dan variable costing
c. Praktikan mampu menentukan Harga Pokok Produksi dengan metode
Full Costing dan variable costing
1.3 Batasan Masalah
a. Pengambilan data pada penelitian kali ini dilakukan pada tanggal 31
Oktober 2022 pada pukul 12.00 WITA yang bertempat di Jalan Malino,
Bontomanai, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa. Produk
yang dijadikan objek penelitian adalah lemari kayu jati asli.
b. Jenis data biaya yang dibutuhkan adalah biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, biaya overhead pabrik, dan biaya non produksi.
c. Menghitung harga pokok produksi menggunakan metode full costing
dan variable costing

FULL COSTING & VARIABLE COSTING


A. PUJIKHARISMA / D071211026
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Full Costing
Perusahaan industri saat ini saling berlomba-lomba untuk menjadi
yang terbaik, terutama dalam menjual produknya. Sebagian besar
perusahaan pastinya juga ingin mengoptimalkan pencapaian laba.
Manajemen perusahaan harus merencanakan dan mengendalikan secara baik
dengan salah satu faktor penentu laba yaitu biaya, agar menjamin usaha
perusahaan mampu menghasilkan laba. Agar mencapai laba yang lebih
optimal adalah dengan memperhatikan faktor biaya diantaranya harga
pokok penjualan diusahakan dapat ditekan seminimal mungkin. Harga
pokok produksi merupakan faktor penting dalam pertimbangan untuk
menetapkan harga jual yang akan diharapkan untuk memperoleh laba.
Memperhitungkan biaya produksi sebagai dasar dalam menghitung harga
pokok produksi perusahaan dapat menggunakan salah satu metode yaitu full
costing. Dalam metode full costing semua biaya-biaya diperhitungkan baik
yang bersifat variabel maupun yang bersifat tetap. Biaya-biaya produksi
tersebut yaitu terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya
overhead pabrik baik yang bersifat variabel maupun yang bersifat tetap.
a. Pengertian
Pengertian full costing menurut ahli:
1. Menurut Sujarweni (2015) full costing adalah metode untuk
menentukan harga pokok produksi, dengan membebankan semua
biaya produksi tetap maupun variabel pada produk yang
dihasilkan. Metode full costing juga disebut metode absortion atau
convensional costing.
2. Menurut Daljono (2011), full costing dalam menentukan harga
pokok produksi memasukan semua biaya produksi baik yang
bersifat variabel maupun bersifat tetap terhadap produk.

FULL COSTING & VARIABLE COSTING


A. PUJIKHARISMA / D071211026
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
3. Menurut Mulyadi, (2012) dalam full costing adalah metode harga
pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi, baik
yang berperilaku tetap maupun variabel kepada produk.
(Irfan S. I., 2020)
4. Menurut saya, full costing adalah suatu metode penentuan harga
pokok produksi yang memperhitungkan semua biaya yang
digunakan selama proses produksi sampai dengan produk tersebut
siap untuk dipasarkan. Biaya tersebut meliputi biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik tetap dan biaya
overhead pabrik variabel.
5. Menurut kelompok kami, full costing yaitu metode penentuan harga
pokok produksi, mulai dari proses produksinya sampai dengan
produknya akan dipasarkan. Dalam metode ini memeperhitungkan
semua unsur biaya, mulai dari biaya bahan baku, baya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead variabel serta biaya overhead tetapnya.
b. Karakteristik
Adapun karakteristik dari metode full costing terdiri dari :
1. Perhitungan biaya produksi dengan memasukkan biaya tetap dan
biaya variabel.
2. Menganut konsep biaya produk untuk perhitungan biaya
produksi variabel, dan menganut konsep biaya periodik untuk
perhitungan biaya produksi non variabel.
3. Laporan biaya untuk memenuhi pihak eksternal.
4. Laporan rugi laba disajikan dengan format tradisional.
5. Analisa biaya dilakukan oleh pihak internal untuk perhitungan
biaya persediaan, penentuan laba dan pelaporan keuangan untuk
pihak eksternal.
(Irfan S. I., 2020)
2.2 Variable Costing
Menghitung biaya dari suatu produk yang dihasilkan merupakan hal
yang penting dalam suatu usaha. Perhitungan biaya merupakan hal yang

FULL COSTING & VARIABLE COSTING


A. PUJIKHARISMA / D071211026
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
harus dilakukan dengan benar dan sesuai dengan tiap-tiap sumber daya yang
digunakan dari setiap kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan barang
tersebut karena jika terjadi kesalahan dalam perhitungan biaya produksi,
maka akan dapat mempengaruhi keputusan penentuan tarif produk dan
tentunya nanti juga akan mempengaruhi keuntungan yang akan didapatkan
oleh perusahaan. Untuk memperoleh sistem penentuan tarif produk yang
tepat, maka dibutuhkan informasi biaya yang akurat. Salah satu metode
yang dapat memberikan solusi dari masalah yang terjadi selama ini pada
penentuan biaya produk adalah metode variable costing.
a. Pengertian
Pengertian variable costing menurut ahli:
1. Menurut Mulyadi variable costing merupakan metode penentuan kos
produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang
berperilaku variabel ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
variabel.
2. Menurut Widilestariningtyas variable costing merupakan metode
penentuan harga pokok produksi yang hanya membebankan biaya-
biaya produksi variabel saja ke dalam harga pokok produk. Metode
variable costing ini dikenal dengan nama direct costing.
(Komara, 2016).
3. Menurut Hansen dan Mowen adalah perhitungan biaya langsung,
hanya membebankan biaya manufaktur variabel ke produk, biaya-
biaya ini meliputi bahan baku overhead variable (Irfan I. I., 2020).
4. Menurut saya, variable costing adalah metode penghitungan harga
pokok produk dengan hanya memasukkan biaya yang sifatnya
variabel.
5. Menurut kelompok kami, variabel costing merupakan metode
perhitungan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan
biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok
produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

FULL COSTING & VARIABLE COSTING


A. PUJIKHARISMA / D071211026
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
langsung, dan biaya overhead pabrik variabel (Anwar, 2010).
b. Karakteristik
Adapun karakteristik metode variable costing terdiri dari : 
1. Perhitungan biaya produksi yang hanya memasukkan biaya
variabel saja.  
2. Menganut konsep biaya produk untuk perhitungan biaya produksi
variabel, dan menganut konsep biaya periodik untuk perhitungan
biaya produksi non variabel.  
3. Laporan biaya untuk memenuhi pihak Internal.  
4. Laporan laba rugi disajikan dengan format kontribusi.  
5. Analisa biaya dilakukan pihak internal untuk perencanaan laba,
penetapan harga pokok, pengendalian biaya dan pengambilan
keputusan internal.
(Irfan I. I., 2020)
2.3 Perbedaan Metode Full Costing dan Variable Costing
Menurut Halim, Supomo, dan Kusufi (2011), perbedaan antara
metode variable costing dan metode full costing adalah:
a. Berdasarkan perhitungan harga pokok produk perbedaan antara kedua
metode terletak pada perlakuan terhadap biaya overhead pabrik yang
bersifat tetap. Biaya full costing, biaya overhead tetap diperhitungkan
dalam harga pokok, sedangkan berdasarkan metode variable costing,
biaya tersebut diperlakukan sebagai biaya periodik.
b. Jika biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atau jasa
berdasarkan tarif yang ditentukan di muka dan jumlahnya berbeda
dengan biaya overhead pabrik sesungguhnya maka selisihnya dapat
berupa pembebanan overhead pabrik berlebih (I) atau pembebanan
overhead pabrik kurang (underapplied factory overhead).
c. Pada laporan rugi-laba metode full costing biaya dikelompokkan
berdasarkan fungsi pokok yang ada dalam perusahaan, yaitu fungsi
produksi, fungsi pemasaran, fungsi administrasi, dan umum. Sedangkan
ada laporan rugi-laba menurut metode variable costing, biaya

FULL COSTING & VARIABLE COSTING


A. PUJIKHARISMA / D071211026
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
digolongkan berdasarkan perilakunya terhadap perubahan volume
kegiatan perusahaan.
d. Pada perhitungan laba rugi metode full costing menggunakan istilah
laba kotor, yaitu kelebihan hasil penjualan dari harga pokok penjualan.
Sedangkan pada perhitungan laba rugi metode variable costing
dipergunakan istilah margin kontribusi, yaitu kelebihan hasil penjualan
dari biaya–biaya variabel.
2.4 Kelebihan dan Kekurangan
Metode full costing dan variable costing memiliki kelebihan dan
kekurangan yang dijabarkan sebagai berikut.
a. Full Costing
1. Kelebihan
Menurut Supriyono (dalam Karyadi & Murah, 2022) terdapat
kelemahan serta kelebihan yang kita dapatkan apabila memakai
metode full costing. Adapun kelebihannya yaitu :
a) Memperlihatkan biaya overhead sesungguhnya karena memuat
jenis biaya overhead yaitu tetap dan variable.
b) Full costing bisa menunda pembebanan biaya overhead sewaktu
produk belum laku dijual.
c) Pembebanan biaya overhead pada barang yang belum laku bisa
dipindahkan untuk mengurangi/menambah harga pokok di
dalam persediaan kita.
2. Kekurangan
Adapun kekurangan dari full costing yaitu:
a) Membuat harga penjualan semakin tinggi dari pada memakai
variable costing. Dikarenakan metode full costing beranggapan
bahwa konsumen berani membeli berapapun harga barang.
b) Tidak layak digunakan untuk pengambilan keputusan jangka
pendek, karena metode full costing memasukkan seluruh elemen
biaya dalam perhitungan harga pokok produk, baik biaya
variabel maupun biaya tetap atau period cost.

FULL COSTING & VARIABLE COSTING


A. PUJIKHARISMA / D071211026
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
(Porawouw, 2013)
b. Variable Costing
1. Kelebihan
Menurut Mulyadi (dalam Nino, 2017), kelebihan informasi yang
dihasilkan oleh variable costing adalah sebagai berikut :
a) Digunakan dalam Perencanaan Laba Jangka Pendek
Perencanaan laba jangka pendek dilakukan pada saat
melakukan penyusunan anggaran biaya. Jangka pendek biaya
tetap biasanya tidak dapat berubah sehingga informasi yang
diperoleh tidak berdampak terlalu besar terhadap hasil
penjualan yang diperoleh dan biaya variabel yang digunakan
dalam penghitungan laba.
b) Digunakan dalam Suatu Pengendalian Biaya
Informasi biaya yang dihasilkan dalam metode ini dapat
digunakan oleh manajemen perusahaan untuk mengetahui
apakah ada penyimpangan biaya ataukah tidak ada
penyimpangan dari rencana biaya yang telah ditetapkan
sebelumnya.
c) Digunakan dalam Pengambilan Keputusan
Kelebihan variable costing dalam melakukan pengambilan
keputusan, sangat relevan untuk digunakan karena biaya yang
dilaporkan akan mengalami perubahan sesuai dengan
banyaknya volume kegiatan yang ada atau yang telah
direncanakan.
2. Kekurangan
a) Sulitnya Pemisahaan Discretionary Fixed Cost dan Committed
Fixed Cost Dilakukan
Discretionary fixed cost atau biaya tetap diskresioner adalah
pengeluaran untuk biaya pada periode tertentu atau aset tetap,
yang dapat dihilangkan atau dikurangi tanpa berdampak
langsung pada laba yang didapatkan dari suatu bisnis.

FULL COSTING & VARIABLE COSTING


A. PUJIKHARISMA / D071211026
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Committed Fixed Cost atau yang juga disebut dengan biaya
tetap yang telah ditentukan adalah biaya yang dikeluarkan
untuk menjaga eksistensi perusahaan. Sulit memisahkan kedua
biaya tetap ini dari perhitungan harga pokok produksi, karena
sifatnya yang muncul karena kebijakan perusahaan, namun
pada metode variable costing kedua metode ini tidak dapat
dimasukkan ke dalam perhitungan.
b) Tidak Sesuai Dengan Kaidah Akuntansi
Metode variable costing tidak sesuai dengan prinsip akuntansi
dan menyebabkan naik turunnya laba karena adanya perubahan
dalam penjualan variable costing juga tidak cocok diterapkan
pada perusahaan musiman karena akan menyajikan kerugian
laba yang tidak normal.
c) Menurunkan Nilai Persediaan
Dalam menghitung nilai persediaan dilakukan dengan
mengalikan harga rata-rata per unit dengan jumlah sisa barang.
Namun dalam metode variable costing biaya overhead tetap
tidak dimasukkan sehingga harga rata-rata per unit menjadi
lebih mahal sehingga nilai persediaan dan modal kerja akan
ikut menurun.
(Dewi, 2020)

FULL COSTING & VARIABLE COSTING


A. PUJIKHARISMA / D071211026
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Penelitian ini ditujukan untuk studi mengenai evaluasi penerapan metode
full costing dan variable costing dalam penentuan harga pokok produksi.
Objek yang dipilih untuk melaksanakan penelitian ini adalah Usaha mebel
Bontomanai Gowa yang berada di Jalan Malino, Bontomanai, Kecamatan
Bontomarannu. Penelitian ini dilakukan pada hari Senin, 31 Oktober 2022
tepatnya pada pukul 12.00 WITA.
3.2 Sumber Data
Data yang diperoleh merupakan hasil observasi serta wawancara
langsung kepada pemilik usaha.
3.3 Data-data yang Diperlukan
a. Biaya bahan baku
b. Biaya tenaga kerja langsung
c. Biaya overhead
d. Biaya produksi
e. Harga jual
3.4 Langkah-langkah Praktikum
a. Mengumpulkan data biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
biaya overhead, biaya produksi dan harga jual yang ditentukan oleh
usaha.
b. Mendeskripsikan dan mengklasifikasikan data-data harga pokok
produksi dari usaha.
c. Menghitung biaya bahan baku yang diberikan oleh usaha.
BBB = Jumlah bahan baku yang dipesan × harga bahan baku (per
satuan)
d. Menghitung biaya tenaga kerja langsung yang diberikan oleh usaha
BTKL = Jumlah unit yang dihasilkan × jumlah tenaga kerja × upah
(per satuan waktu) dalam rupiah

FULL COSTING & VARIABLE COSTING


A. PUJIKHARISMA / D071211026
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
e. Menghitung biaya overhead
f. Menentukan harga pokok produksi dari usaha dengan metode full
costing dan variable costing.
g. Membandingkan hasil perhitungan harga pokok produksi dari usaha
dengan metode full costing dan variable costing.

FULL COSTING & VARIABLE COSTING


A. PUJIKHARISMA / D071211026
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB IV
PENGOLAHANDATA
4.1 Pengumpulan Data
Usaha Mebel Bontomanai merupakan usaha dagang yang berlokasi di
Jalan Malino, Desa Bontomanai, Kec. Bontomarannu, Kabupaten Gowa,
Sulawesi Selatan. Perusahaan yang didirikan oleh H. Tarru pada tahun 1993
ini bergerak dalam bidang produksi produk mebel berbahan dasar kayu.
Adapun dalam penelitian ini, produk yang menjadi objek penelitian adalah
lemari kayu berbahan kayu jati putih. Berdasarkan observasi yang telah
dilakukan, perusahaan masih menggunakan sistem sederhana dalam
penentuan harga pokok produksi. Dari metode yang digunakan, diketahui
bahwa besar harga pokok produksi untuk satu produk lemari adalah
Rp.1.700.000. Adapun perhitungan harga pokok produksi dengan
menggunakan metode full dan variable costing pada produksi lemari kayu
untuk satu bulan sebanyak
a. Bahan Baku Langsung
Jumlah biaya bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi lemari
dapat dilihat pada tabel berikut.

Jenis Kebutuhan Harga Satuan Jumlah (pcs) Total

Kayu Jati Asli 4.000.000 / kubik 3 Kubik


Rp12,000,000
Kaca 240.000/m2 22,5 m Rp5,400,000

Cat susuka 95.000/l 90 L Rp8,550,000

Cat nipon 65.000/l 90 l Rp5,850,000

Damar 25.000/kg 90 Kg Rp2,250,000

Tanner 18.000/l 90 L Rp1,620,000

Spiritus 22.500/l 90 L Rp2,025,000

Gagang Pintu 7.500/biji 90 Biji Rp675,000

FULL COSTING & VARIABLE COSTING


5
A. PUJIKHARISMA / D071211026
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

Engsel 15.000/bungkus 30 Bungkus Rp 450,000

Total Rp38,820,000

a. Biaya Tenaga Kerja Langsung


5 Tabel 4.
Tenaga Kerja Upah Jumlah Total
(Orang)
Karyawan Senior 3.600.000/bulan 13 Rp
46,800,000
Karyawan Junior 2.400.000/bulan 2 Rp
4,808,000
Rp
Total
51,608,000

a. Biaya Overhead Tetap


1) Biaya Overhead Tetap
a) Biaya Penyusutan

Tabel 4.
Peralatan Biaya/unit BiayaPenyusutan
Gergaji Mesin Rp550,000.00 1018/bulan
Mesin Skap Rp400,000.00 2666/bulan
Mesin Bor Rp300,000.00 2000/bulan
Gerinda Rp300,000.00 2000/bulan
Total Rp1,550,000.00

FULL COSTING & VARIABLE COSTING


6
A. PUJIKHARISMA / D071211026
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
b) Biaya Spare Part
Sparepart Unit Biaya/unit
Mata Gergaji Mesin 3 100.000
Mata Gerinda 90 2.500
Total 93 102.500

BOP Tetap = Peralatan + Penyusutan + Spare part

BOP Tetap =

b. Biaya Overhead Variabel

1) Biaya overhead variabel


a) Biaya Listrik = Rp.500.000
2) Biaya Bahan Baku Penolong

Tabel 4.
Bahan Penolong Harga Jumlah (kg) Total
Satuan
Paku 3 cm 22.000/kg 15 kg 330.000

Paku 5 cm 22.000/kg 15 kg 330.000

Lem Kayu 210.000/ember 1 ember 210.000

Total

c. Biaya Non Produksi

1) Biaya Non Produksi

FULL COSTING & VARIABLE COSTING


7
A. PUJIKHARISMA / D071211026
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

Tabel 4.
Biaya Non Produksi Harga
Biaya Pemindahan Mabel 50.000/pengantaran

Biaya Pengantaran Mabel 100.000/pengantaran

Ongkos Pengantaran 10.000/pengantaran

Total

FULL COSTING & VARIABLE COSTING


8
A. PUJIKHARISMA / D071211026
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
d. Tabel Hasil

1) Tabel Hasil Usaha Mebel Bontomanai

Narasi

Tabel 4.
Usa
ha

Nama
Barang:
Biaya
Biaya
Nama Tenaga BOP BOP Total
Bahan
Produk Kerja Tetap Variabel Biaya
Baku
Langsung
Lemari 39.690.000 51.600.000 586.044 1.370.000
Kayu Jati
3 Pintu

4.2 Pengolahan Data Usaha Mebel Bontomanai

e. Metode Full Costing

1) Lemari Kayu Jati 3 Pintu

a) Perhitungan harga pokok produksi full costing

Biaya Bahan Baku = 39240000

Biaya Tenaga Kerja Langsung =51600000

Biaya Overhead Pabrik Tetap =386044

Biaya Overhead Pabrik Variabel = +870000


FULL COSTING & VARIABLE COSTING
9
A. PUJIKHARISMA / D071211026
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

Harga Pokok Produksi (HPP) =92296044

b) Biaya Non Produksi (komersial)

Biaya Pemasaran =5400000

Biaya Administrasi =+

Biaya Non-Produksi =5400000

FULL COSTING & VARIABLE COSTING


1
A. PUJIKHARISMA / D071211026
0
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
c) Taksiran Biaya Penuh

Harga Pokok Produksi =93246044

Biaya Non-Produksi = +5400000

Taksiran Biaya Penuh =98646044

d) Menentukan Harga Jual

(1) Laba yang dikehendaki

Laba yang dikehendaki = Laba% x Taksiran Biaya Penuh

(2) Presentase mark-up

% mark up x
100%

% mark up =64,08%

(3) Harga jual dengan metode cost plus pricing

Harga jual =

Harga jual =1694978

f. Metode Variable Costing

1) Nama Produk

FULL COSTING & VARIABLE COSTING


1
A. PUJIKHARISMA / D071211026
1
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

a) Perhitungan harga pokok produksi variable costing

Biaya Bahan Baku =39690000

Biaya Tenaga Kerja Langsung =51600000

Biaya Overhead Pabrik Variabel =1370000 +

Harga Pokok Produksi (HPP) =92660000

FULL COSTING & VARIABLE COSTING


1
A. PUJIKHARISMA / D071211026
2
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
b) Biaya Non-Produksi (komersial)

Biaya Pemasaran =5400000

Biaya Administrasi = +

Biaya Non-Produksi =5400000

c) Taksiran Biaya Penuh

Harga Pokok Produksi =

Harga Overhead Tetap =

Biaya Non-Produksi = +

Taksiran Biaya Penuh =

d) Menentukan Harga Jual

(1) Laba yang dikehendaki

Laba yang dikehendaki = Laba% x Taksiran biaya penuh

(2) Presentase mark-up

% mark up x
100%

% mark up =

(3) Harga jual dengan metode cost plus pricing

Harga jual =

FULL COSTING & VARIABLE COSTING


1
A. PUJIKHARISMA / D071211026
3
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

Harga jual =

FULL COSTING & VARIABLE COSTING


1
A. PUJIKHARISMA / D071211026
4
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB V
ANALISIS DATA DAN
PEMBAHASAN

5.1 Full Costing

5.2 Variable Costing

FULL COSTING & VARIABLE COSTING


15
A. PUJIKHARISMA / D071211026
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
a. Laboratorium
b. Asisten

FULL COSTING & VARIABLE COSTING


16
A. PUJIKHARISMA / D071211026
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM&
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
DAFTAR PUSTAKA

FULL COSTING & VARIABLE COSTING


17
A. PUJIKHARISMA / D071211026

Anda mungkin juga menyukai