Anda di halaman 1dari 23

MODUL PKK

MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI

Untuk SMK Kelas XII


JURUSAN PERHOTELAN
Semester Ganjil
Tahun Ajaran 2020/2021

Oleh
Neni Murniawati, S.Pd

SMK NEGERI 3 KOTA BIMA


Jl. Garuda No.05 Lewirato Mpuda Kota Bima
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Pertama tama kami panjatkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT, berkat Taufik dan Hidayah-
Nya, kami telah dapat menyusun modul/ bahan ajar mata pelajaran Produk Kreatif
Kewirausahaan berdasarkan kurikulum 2013
Modul / bahan ajar ini disusun dengan menggunakan pendekatan belajar kontekstual yaitu dengan
cara mengaplikasikan konsep-konsep pariwisata terutama jurusan perhotelan dalam kehidupan
sehari-hari.

Semoga modul/bahan ajar ini dapat memperkaya pemikiran peserta didik di tingkat SMK
sehingga pola pikir yang sistematik, kritis, logis, kreatif, dan innovatif selalu mendekat dalam
sikap dan perilaku peserta didik tidak hanya selama berada di sekolah tetapi dimanapun ia berada.

Kepada guru di bidang kepariwisataan jurusan Perhotelan di SMKN 3 Kota Bima disarankan
untuk menggunakan modul/bahan ajar ini. Sehingga upaya untuk meningkatkan kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM) melalui mata pelajaran ini, segera terwujud.

Demikianlah semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Taufik dan Hidayah-Nya kepada kita
semua. Amin.

Wassalamualaikum Wr.Wb
Menentukan Harga Pokok Produksi, Break Even Point (BEP) dan
Merencanakan Keuntungan Usaha ...........................................................
A. Biaya Produksi ..............................................................................................................
B. Unsur-Unsur Biaya Produksi....................................................................................
C. Harga Pokok Produksi ...............................................................................................
D. Tujuan Perhitungan Harga Pokok Produksi.......................................................
E. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi........................................................
F. Analisis Break Even Point (BEP) dalam produk .................................................
G. Manfaat BEP dalam Produk .....................................................................................
H. Metode Penghitungan BEP (Break Event Point) ..............................................
I. Merencanakan Keuntungan Usaha (Laba Usaha) ...........................................
J. Strategi Penentuan Harga Produk ........................................................................
K. Hubungan Break Even Point Dengan Perencanaan Laba ............................
Uji Kompetensi......................................................................................................................
Menentukan Harga Pokok Produksi, Break Even Point (BEP) dan
Merencanakan Keuntungan Usaha

Kompetensi Dasar
3.8 Menghitung harga pokok produksi
4.8 Menentukan BEP dan keuntungan usaha

Tujuan pembelajaran adalah agar siswa mampu:


1. Peserta didik mampu menjelaskan harga pokok produksi dengan menunjukkan perilaku jujur,
rasa ingin tahu, dan objektif.
2. Peserta didik mampu menghitung harga pokok produksi dengan menunjukkan perilaku jujur,
rasa ingin tahu, dan objektif.
3. Peserta didik mampu menganalisis harga pokok produksi dengan menunjukkan perilaku jujur,
rasa ingin tahu, dan objektif.
4. Peserta didik mampu menghitung BEP dengan menunjukkan perilaku jujur, rasa ingin tahu, dan
objektif.
5. Peserta didik mampu menentukan keuntungan usaha dengan menunjukkan perilaku jujur,
rasa ingin tahu, dan objektif.
A. Biaya Produksi

Biaya dalam pengertian Ekonomi ialah semua “beban“ yang harus ditanggung untuk
menyediakan suatu barang agar siap dipakai oleh konsumen, sedangkan biaya dalam
pengertian Produksi ialah semua “beban” yang harus ditanggung oleh Produsen untuk
menghasilkan suatu Produksi.
Bagi seorang pengusaha ataupun seorang manajer produksi, mengetahui jumlah biaya produksi
merupakan suatu hal yang sangat penting. Dengan mengetahui biaya pada setiap langkah dalam
produksinya, manajemen dapat mengoptimalkan proses produksi, jadwal pengiriman dan
kegiatan-kegiatan umum lainnya sehingga tercapai efisiensi produksi yang lebih baik
dibandingkan dengan sebelumnya. Dengan mengetahui biaya produksi, manajemen juga dapat
menetapkan haarga barang dan jasanya dengan tepat untuk mencapai margin yang sesuai.
Sebagai contoh, manajemen perusahaan percetakan akan mencari harga kertas, tinta, serta
komoditas lainnya yang digunakan dalam kegiatan produksinya. Jika terdapat kenaikan harga
pada komoditas tersebut, perusahaan harus menaikkan harga untuk mendapatkan keuntungan
yang sama. Perusahaan kemudian menghitung biaya produksi untuk selanjutnya menghitung dan
menetapkan harga jual produk-produk yang dihasilkan.

Gambar 1.1. Bisnis Percetakan


Sumber: https://www.bitebrands.co

Di bawah ini adalah pengertian Biaya Produksi menurut para ahli:


a. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi
produk jadi yang siap untuk dijual (Mulyadi, 1995:14).
b. Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan
jasa (Hansen dan Mowen, 2004:24).
c. Biaya produksi adalah semua biaya yang berkaitan dengan produk (barang) yang
diperoleh, di mana di dalamnya terdapat unsur biaya produk berapa biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (M. Nafarin, 2009: 497).
d. Menurut Amin Widjaja Tunggal (1993:1), biaya produksi adalah biaya-biaya yang
berhubungan dengan produksi suatu item, yaitu jumlah dari bahan langsung, upah
langsung dan biaya overhead pabrik.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah biaya-biaya yang
digunakan dalam proses produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik yang jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan jenis biaya lain.

B. Unsur-Unsur Biaya Produksi

Gambar 1.2. Unsur-unsur biaya produksi


Sumber: https://khanfarkhan.com

Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung harga
pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode akuntansi masih dalam proses.
Menurut Charles T. Horngren, unsur-unsur biaya produksi adalah sebagai berikut:

1. Biaya Bahan Baku Langsung (Direct Material Cost)


Biaya bahan baku langsung merupakan biaya bahan yang secara langsung dipakai untuk
memproduksi suatu barang jadi yang siap dipasarkan. Semua bahan baku tersebut secara
fisik dapat diidentifikasi sebagai bagian dari produk jadi. Contoh biaya bahan baku
langsung adalah sebagai berikut:
1) Pada perusahaan penerbitan, perusahaan mengeluarkan biaya untuk pembelian
kertas dan tinta. Biaya yang dikeluarkan ini termasuk dalam biaya bahan baku
langsung.
2) Pada perusahaan mobil, perusahaan mengeluarkan biaya untuk pembelian baja, besi,
alumunium, kaca dan mesin mobil. Biaya yang dikeluarkan ini termasuk dalam biaya
bahan baku langsung.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour Cost)


Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost) merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
pembiayaan tenaga kerja yang melakukan konversi terhadap bahan baku langsung menjadi
produk jadi yang siap dipasarkan. Tenaga kerja langsung ini merupakan tenaga kerja yang
ditempatkan dan diberdayakan dalam menangani kegiatan produksi secara langsung.

3. Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead Cost)


Biaya Overhead Pabrik adalah semua biaya yang dikeluarkan selama proses produksi kecuali
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Dalam konsep Akuntansi, Biaya
Overhead Pabrik atau BOP sering dianggap sebagai biaya tidak langsung pabrik.
Beberapa elemen biaya overhead pabrik di antaranya:
1) Biaya bahan baku tidak langsung
2) Biaya tenaga kerja tidak langsung
3) Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap
4) Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin
5) Biaya listrik dan air pabrik
6) Biaya asuransi pabrik
7) Biaya overhead lain-lain

C. Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi adalah akumulasi dari biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
menghasilkan produk dan kemudian dibebankan pada produk. Perusahaan harus menghitung
harga pokok suatu produk karena sangat penting untuk pelaporan keuangan perusahaan.
Gambar 1.3. Ilustrasi Menghitung Biaya Produksi Video 1.1. Menghitung Biaya Produksi
Sumber: https://bit.ly/345Nl4R Sumber: https://bit.ly/2Zxo5kH

Penentuan harga pokok produksi dilakukan sebelum perusahaan menentukan harga jual.
Harga ini nantinya akan digunakan oleh manajemen untuk membandingkan dengan
pendapatan dan disajikan dalam laporan laba rugi. Selain itu, perusahaan juga akan lebih
mudah melakukan pengontrolan produksi jika mengetahui harga pokoknya. Banyak
perusahaan yang salah dalam penentuan harga pokok produksi karena mengira harga
pokok produksi sama dengan harga jual. Sebenarnya keduanya berbeda, karena harga jual
telah ditambah dengan keuntungan yang diinginkan perusahaan sedangkan harga pokok
produksi tidak.

D. Tujuan Perhitungan Harga Pokok Produksi

Menurut Mulyadi (2009), tujuan dari penentuan Harga Pokok Produksi adalah sebagai
berikut.
a. Menentukan nilai persediaan barang jadi dan biaya overhead pabrik yang
tercantum dalam neraca dan Laporan Laba Rugi pada akhir periode akuntansi.
b. Sebagai alat untuk pengendalian biaya. Biaya yang sesungguhnya terjadi, akan
diperbandingkan dengan rencana biaya yang telah ditetapkan sebelumnya. Setelah
itu perusahaan dapat melakukan tindakan perbaikan atau koreksi yang diperlukan.
Dari sinilah, perusahaan dapat mengukur tingkat efisiensi pada proses produksi
tersebut.
c. Sebagai alat untuk menentukan harga jual barang jadi dan menetapkan profit
(keuntungan) yang akan diperoleh perusahaan jika menjual barang tersebut.
d. Untuk mengetahui pos-pos biaya, agar tidak terjadi kesalahan dalam
mengalokasikan biaya sehingga penghitungan harga pokok produksi dapat
dilakukan secara tepat dan akurat. Penentuan harga pokok produksi yang akurat,
akan memudahkan perusahaan dalam menetapkan harga jual produk agar dapat
bersaing dengan kualitas yang lebih baik.
e. Sebagai dasar penetapan tindakan/cara produksi pada suatu perusahaan.

E. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

Dalam penentuan harga pokok poduksi dikenal dua metode pendekatan, yaitu
pendekatan full costing atau metode harga pokok penuh serta pendekatan variable
costing atau metode harga pokok variabel.

1. Metode Full Costing


Metode full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik,
baik yang berperilaku variabel maupun tetap ditambah dengan biaya nonproduksi
(biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum). Dengan demikian harga pokok
produksi metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini.

2. Metode Variabel Costing


Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok
produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik variabel ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya pemasaran
variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) serta biaya tetap (biaya overhead
pabrik tetap, biaya pemasaran tetap dan biaya administrasi dan umum tetap). Dengan
demikian harga pokok produksi menurut metode variabel costing terdiri dari unsur biaya
produksi seperti disajikan sebagai berikut:

Dalam menentukan harga pokok produksi pada umumnya dilakukan dengan


menggunakan metode full costing akan tetapi biasanya dengan dipertimbangkan teknis
seperti untuk tujuan pengambilan keputusan, maka digunakan metode varibel costing

F. Analisis Break Even Point (BEP) dalam produk

Break Event Point (BEP) merupakan titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan
biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian
dalam suatu perusahaan.

Gambar 1.4. Ilustrasi Menghitung BEP Video 1.2. Menghitung BEP dan Merencanakan Laba Usaha
Sumber: https://bit.ly/2zudPz6 Sumber: https://bit.ly/2UaTIPO

Break Even Point ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya
jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk
mendapatkan titik impas atau kembali modal. Contribution margin adalah selisih antara
penghasilan penjualan dan biaya variabel yang merupakan jumlah untuk menutup biaya
tetap dan keuntungan. Perusahaan akan memperoleh keuntungan dari hasil
penjualannya apabila contribution margin-nya lebih besar daripada biaya tetap, yang
berarti bahwa total penghasilan penjualan lebih besar daripada total biaya.
G. Manfaat BEP dalam Produk

Manfaat BEP adalah sebagai berikut.


a. Untuk mengetahui jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan perusahaan
agar tidak mengalami kerugian.
b. Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh tingkat
keuntungan tertentu Mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan agar
perusahaan tidak menderita kerugian.
c. Mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan.
d. Menentukan bauran produk yang diperlukan untuk mencapai jumlah laba yang
ditargetkan.

H. Metode Penghitungan BEP (Break Event Point)

Berikut adalah berbagai pendekatan yang digunakan dalam perhitungan BEP.


1. Metode Grafis
Menurut Simamora (2012:173) Grafis titik impas (BEP) mempunyai beberapa hal penting
yaitu selama harga jual melebihi biaya variabel (margin kontribusinya positif ), maka
penjualan yang lebih banyak akan menguntungkan perusahaan, baik dengan
meningkatkan laba ataupun mengurangi kerugian.
Grafik biaya – volume –laba (cost volume profit graph) menggambarkan hubungan antara
biaya, volume dan laba. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih terperinci perlu
dibuat grafik dengan dua garis terpisah, yaitu garis total pendapatan dan garis total
biaya (Hansen dan Mowen, 2011:21).
Pembuatan garis dilakukan dengan rumus sebagai berikut.
Rumus Break Even Point (BEP) Metode Grafis

Analisis titik impas atau break even point (BEP) dengan metode grafis digambarkan
dalam kurva seperti gambar di bawah ini:
Grafik atau Kurva Titik Impas - Break Even Point (BEP)
Keterangan:
1. Sumbu datar (sumbu x) menyatakan volume penjualan yang dapat dinyatakan dalam
satuan kuantitas atau rupiah pendapatan penjualan.
2. Sumbu tegak (sumbu y) menyatakan pendapatan penjualan dan biaya dalam rupiah.
3. Impas (BEP) adalah terletak pada perpotongan garis pendapatan penjualan dengan garis
biaya. Bila dari titik perpotongan tersebut ditarik garis tegak ke sumbu x, akan diketahui
pencapaian impas berdasarkan volume penjualan. Jika dari titik impas ditarik garis tegak
lurus ke sumbu y, akan diketahui pencapaian impas berdasarkan pendapatan penjualan.
4. Daerah sebelah kiri titik impas, yaitu bidang di antara garis total biaya dengan garis
pendapatan penjualan merupakan daerah rugi, karena pendapatan penjualan lebih
rendah dari total biaya. Sedangkan daerah di sebelah kanan titik impas yaitu, bidang di
antara garis pendapatan penjualan dengan garis total biaya merupakan daerah laba,
karena pendapatan penjualan lebih tinggi dari total biaya.

2. Metode Persamaan
Metode Persamaan (equation method) adalah metode yang berdasarkan pada
pendekatan laporan laba rugi. Penentuan break even atau impas dengan teknik
persamaan dilakukan dengan mendasarkan pada persamaan pendapatan sama dengan
biaya ditambah laba.
Laba dihitung dengan rumus berikut:
Keterangan:
y = laba
c = harga jual persatuan
x = jumlah produk yang dijual
b = biaya variabel persatuan
a = biaya tetap
Adapun rumus Break Even Point (BEP) dengan metode persamaan adalah sebagai berikut.
a. Rumus Break Even Point (BEP) metode persamaan dalam rupiah

b. Rumus Break Even Point (BEP) metode persamaan dalam unit

3. Metode Kontribusi Unit


Metode kontribusi unit merupakan variasi metode persamaan. Setiap unit atau satuan
produk yang terjual akan menghasilkan jumlah margin kontribusi tertentu yang akan
menutup biaya tetap. Metode kontribusi unit adalah metode jalan pintas di mana harus
diketahui nilai margin kontribusi (Simamora, 2012:171).
Margin kontribusi adalah hasil pengurangan pendapatan dari penjualan dengan biaya
variabel. Untuk mencari titik Impas atau Break Even Point (BEP) rumusnya adalah sebagai
berikut.
a. Rumus Break Even Point (BEP) Metode Kontribusi dalam Rupiah.

b. Rumus BEP Metode Kontribusi dalam Unit.


I. Merencanakan Keuntungan Usaha (Laba Usaha)

Pengertian laba (keuntungan) yaitu hasil penjualan yang telah dikurangi dengan seluruh
komponen biaya yang digunakan dalam proses produksi, dengan demikian, laba
tersebut merupakan nilai atau hasil yang diperoleh dari pertukaran ( penjualan ) atas
barang gdan
diserahkan kepadadihasilkan. Menurut Zaki Baridwan, (2000 : 215), menyatakan
jasa yang
bahwa keuntungan (laba) yang dihasilkan dengan penjualan barang dan jasa, jumlahnya
dapat diukur dengan pembebanan yang dilakukan terhadap pembeli, klien atau
penyewa untuk barang-barang atau jasa-jasa yan

Gambar 1.5. Ilustrasi Laba Usaha


Sumber: https://bit.ly/2HwRtkO
Dari penjelasan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, sebagai berikut.
a. Labadapat terjadi setiap saat, dan dapat pula terjadi dalam waktu tertentu atau
secara berkala.
b. Pendapatan diperoleh melalui penjualan barang-barang dagangan atau jasa diserahkan
kepada pembeli dan dapat diperoleh karena pertukaran aktiva, sebagai hasil dari
penanaman-penanaman atau investasi seperti bunga, deviden dan lain-lain.
c. Laba dalam pembebanannya kepada pembeli atau langganan, harus diukur dengan
satuan mata uang tertentu yang telah diperoleh.
d. Pendapatan mempunyai sifat menaikkan atau menambah nilai kekayaan pemilik
perusahaan. Namun perlu diketahui bahwa tidak semuanya yang menaikkan atau
menambah nilai kekayaan pemilik itu, dapat dikategorikan sebagai pendapatan, seperti
halnya dengan penilaian aktiva tetap yang mengakibatkan naiknya atau meningkatnya
nilai kekayaan pemilik dengan jalan menimbulkan perkiraan baru yaitu perkiraan
penyesuaian modal.

J. Strategi Penentuan Harga Produk

Berikut ini merupakan beberapa cara dalam menghitung harga jual produk.
1. Penetapan harga berdasarkan biaya
Penetapan harga berdasarkan biaya merupakan penetapan harga yang paling sering
dilakukan. Harga ditetapkan berdasarkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk setiap
satuan produk ditambah dengan laba atau keuntungan yang dikehendaki. Berikut ini
adalah beberapa pendekatan cara menentukan harga jual berdasarkan biaya.
a) Harga biaya plus (cost plus pricing method)
Penetapan harga produk menggunakan metode ini ialah dengan menghitung
jumlah biaya produksi kemudian ditambahkan dengan nilai keuntungan yang
diinginkan (margin)
b) Harga mark-up
Dalam perusahaan dagang, pedagang membeli barang dari suplier kemudian
dijual kembali dengan menambahkan mark up harga. Keuntungan yang diperoleh
pedagang berasal dari sebagian mark up tersebut. Sebagian lain dari mark up
digunakan untuk menutup biaya operasional yang dikeluarkan pedagang.
c) Harga Break Even
Harga break even dapat ditentukan dengan harga jual yang didasarkan pada
permintaan pasar dengan masih memperhitungkan biaya. Perusahaan dikatakan
break even jika penerimaan sama dengan biaya yang telah dikeluarkan. Penjualan
pada periode berikutnya adalah keuntungan. Jika penjualan perusahaan berada di
bawah titik break even maka perusahaan mengalami kerugian. Perusahaan baru bisa
memperoleh laba/keuntungan setelah titik break even terlampaui.

2. Menentukan harga berdasarkan harga kompetitor


Pada strategi ini, pada umumnya digunakan untuk produk standar dengan konsisi
pasar oligopoli. Penentuan harga jual dilakukan dengan menjadikan harga
kompetitor sebagai referensi. Harga jual dipergunakan perusahaan sebagai salah satu
siasat untuk memenangkan persaingan dengan kompetitor. Caranya adalah dengan
menetapkan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan harga produk
perusahaan pesaing.

3. Penetapan harga berdasarkan permintaan (demand based pricing)


Penetapan harga berdasarkan permintaan, dilakukan berdasarkan persepsi
konsumen terhadap value yang diterima (value price), preceived quality, dan
sensitivitas harga. Caranya dapat dilakukan dengan melakukan analisis PSM (Price
Sensitivity Meter), yaitu dengan meminta konsumen untuk memberikan pernyataan
berkaitan dengan kualitas produk, seperti apakah konsumen merasa harga terlalu
mahal, merasa mahal, merasa murah, atau merasa terlalu murah.

K. Hubungan Break Even Point Dengan Perencanaan Laba

Di dalam perencanaan laba, perusahaan dapat menekan biaya produksi dan biaya operasi
serendah mungkin dengan mempertahankan tingkat harga jual dan volume penjualan
yang ada, menentukan harga jual yang sesuai dengan laba yang dikehendaki, dan
meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin. Biaya, harga jual dan volume
penjualan mempunyai hubungan yang erat dan saling berkaitan. Oleh karena itu dalam
perencanaan hubungan antara biaya, volume dan laba memegang peranan yang penting
sebagai perumusan kebijakan untuk masa yang akan datang. Salah satu alat analisis yang
digunakan dalam perencanaan laba adalah Analisis Break-even Point.
Perusahaan dikatakan break even jika penerimaan sama dengan biaya yang telah
dikeluarkan. Keuntungan, akan diperoleh pada penjualan periode berikutnya. Jika
perusahaan memperoleh penjualan di bawah titik break even, maka perusahaan akan
merugi.
RANGKUMAN
1. Harga pokok produksi yaitu akumulasi dari biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
menghasilkan produk dan kemudian dibebankan pada produk.
2. Dalam penentuan harga pokok poduksi terdapat dua metode pendekatan yaitu
pendekatan full costing pendekatan variable costing.
3. Break Even Point merupakan titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya
sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu
perusahaan.
4. Pendekatan yang digunakan dalam perhitungan BEP yaitu metode Grafis, metode
Persamaan, dan metode Kontribusi Unit.
5. Laba yaitu hasil penjualan yang telah dikurangi dengan seluruh komponen biaya yang
digunakan dalam proses produksi.
6. Beberapa cara dalam menghitung harga jual produk yaitu penetapan harga
berdasarkan biaya, menentukan harga berdasarkan harga kompetitor, penetapan harga
berdasarkan permintaan.
R
A. Pilihlah jawaban yang tepat!
1. Di bawah ini adalah unsur-unsur yang terdapat dalam harga pokok produksi, yaitu ....
a. Biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya
b. variabel
c. Biaya bahan baku langsung, biaya variabel, biaya tetap
d. Biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya
2. e. overhead pabrik
B. Biaya variabel,
A Semua biaya
biaya yang tetap, biaya
dikeluarkan overhead
untuk pabrikbahan baku
mengolah
menjadi produk jadi
. Biaya variabel, biaya tetap, biaya campuran
C. Biaya
yang siap untuk dengan
komersial dijual biaya tenaga kerja
Jumlah biaya produksi yang melekat pada persediaan barang jadi
D.
sebelum barang tersebut laku dijual.
E. Biaya produksi terdiri atas pemakaian bahan, tenaga kerja
Biaya langsung
langsung, adalah biaya untuk direktur perusahaan.
dan biaya
Daripemasaran.
pernyataan di atas, manakah yang merupakan pengertian dari harga
a.
pokokA produksi?
dan
b. B
c. B dan
d. C C
dan D
3. e.
A D daridan
produk jadi.
B.
. E
Biaya variabel adalah biaya produksi atau pengeluaran yang
berubah
salah secara
proporsional
semua dengan jumlah barang yang diproduksi.
C. Produk jadi berarti produk yang selesai dikerjakan dan siap untuk dikirim kepada
Bahan baku adalah bahan yang membentuk suatu kesatuan yang
pelanggan
Produk jadi berarti produk yang selesai dikerjakan dan siap untuk
tak terpisahkan
Dari dikirim
pernyataan di atas,
kepada manakah pernyataan yang benar?
pelanggan
a. A dan B b. A dan C
c. B dan C d. salah semua
e. betul semua
4. Biaya yang jumlahnya menyesuaikan dengan volume aktivitas produksi disebut ….
a. Biaya overhead pabrik
b. Biaya campuran
c. Biaya tetap
d. Biaya variabel
e. Biaya bahan baku langsung
5. Salah satu contoh biaya tetap adalah ….
a. Biaya pembelian gula
b. Biaya pembelian telur
c. Biaya pembelian mentega d. Biaya
sewa tempat
e. Biaya karyawan baru
6. Berikut ini adalah jenis-jenis biaya yang dibutuhkan perusahaan untuk membuat
kerajinan souvenir dari bubur kertas ...
A. Biaya sewa gedung
B. Biaya peralatan
C. Biaya bahan baku
D. Biaya tenaga kerja langsung
E. Biaya listrik
Dari jenis-jenis biaya di atas, yang termasuk dalam biaya tetap adalah .... (Menggunakan
HOTS)
a. A dan B
b. C dan D
c. C, D, dan E
d. B, C, D, dan E
e. A, B, C, D, dan E
7. Dari soal no. 6, maka dapat kita ketahui yang termasuk dalam biaya variabel perusahaan
kerajinan souvenir dari bubur kertas yaitu .... (Menggunakan HOTS)
a. A dan B
b. C dan D
c. C, D, dan E
d. B, C, D, dan E
e. A, B, C, D, dan E
8. Tujuan dari pengendalian kualitas produk adalah ....
a. Agar pembelian yang dilakukan perusahaan terkait dengan proses produksi lebih hemat
biaya.
b. Biaya yang digunakan untuk penyimpanan dapat dikendalikan
c. Mencegah adanya penyimpangan terhadap standar kualitas produk yang
ditetapkan
d. Agar proses produksi berjalan lancar
e. Agar bahan baku dapat dikendalikan
Perhatikanlah data perusahaan di bawah ini, untuk menjawab pertanyaan no 7, 8, 9
Sebuah perusahaan tempe memiliki rincian biaya sebagai berikut. Pembelian
mesin dan peralatan produksi sebesar Rp. 28.000.000,00
Biaya bangunan produksi seluas 50 m² sebesar Rp. 25.000.000,00
Tenaga kerja langsung untuk lima orang per bulan sebesar Rp. 3.500.000,00
Kedelai sebanyak 2.500 kg dengan harga Rp. 25.000.000,00
Ragi tempe sebanyak 2,5 kg dengan harga Rp. 50.000,00
Kemasan tempe sebanyak 25 kg dengan harga Rp. 1.500.000,00
Gas elpiji 5 tabung seharga Rp. 400.000,00
Jumlah produk yang dihasilkan 1.000 pack (1 pack = 100 bungkus kecil)
9. Dari sejumlah biaya di atas, jumlah biaya tetapnya sebesar .... (Menggunakan HOTS)
a. Rp. 58.000.000,00 b. Rp. 53.000.000,00
c. Rp. 30.450.000,00 d. Rp. 30.000.000,00
e. Rp. 33.000.000,00
10. Jumlah biaya variabel perusahaan sebesar ....
a. Rp. 58.000.000,00
b. Rp. 53.000.000,00
c. Rp. 30.450.000,00
d. Rp. 30.000.000,00
e. Rp. 33.000.000,00
11. Jika keuntungan yang diinginkan sebesar 30%, maka harga jual produk tempe tersebut per
pack sebesar ....
a. Rp. 26.535,00 b. Rp. 58.000,00 c. Rp. 88.450,00
d. Rp. 114.985,00 e. Rp. 84.535,00

12. A. Menentukan Harga Jual yang akan dibebankan kepada Pemesan


B. Mempertimbangkan Penerimaan atau Penolakan Pesanan
C. Memantau Realisasi Biaya Produksi
D. Menghitung Laba atau Rugi setiap Pesanan
E. Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk Dalam Proses yang
disajikan dalam Neraca.
Dari pernyataan di atas yang termasuk dalam tujuan dari menghitung harga pokok
produksi adalah ....
a. A dan B b. B dan C
c. C dan D d. D dan E
e. semua benar
13. Berapa rupiah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan agar perusahaan dapat
mencapai titik impas (BEP)...
a. Rp. 78.911.564,00 b. Rp. 68.915.774,00
c. Rp. 58.000.000,00 d. Rp. 53.000.000,00
e. Rp. 53.778.882,00
14. Diketahui, sebuah perusahaan memiliki data sebagai berikut.
Jumlah barang yang di produksi = 100
Biaya tetap = Rp 100.000,00
Biaya variable = Rp 10.000,00
Harga barang = Rp 5.000
Maka laba yang diperoleh perusahaan adalah sebesar …. (Menggunakan HOTS)
a. Rp 100.000 b. Rp 210.000
c. Rp 260.000 d. Rp 390.000
e. Rp 450.000
15. Untuk memproduksi suatu barang, pengusaha mengeluarkan biaya tetep Rp
1.000.000,00 dan biaya variable rata –rata Rp 400.000,00 Apabila harga jual Rp 500.000,00 maka
produksi minimal untuk dapat mencapai titik impas adalah…
a.
B. Soal Isian Singkat
1. ... ialah Semua “beban” yang harus ditanggung oleh Produsen untuk menghasilkan suatu
Produksi.
Jawab : ..........................................................................
2. Tujuan penentuan biaya produksi pada dasarnya adalah untuk ...
Jawab : ...........................................................................
3. Biaya bahan yang secara langsung dipakai untuk memproduksi suatu barang jadi yang siap
dipasarkan disebut dengan ....
Jawab : ..........................................................................
4. ... adalah semua biaya yang dikeluarkan selama proses produksi kecuali biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung.
Jawab : ..........................................................................
5. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan meskipun perusahaan tidak melakukan proses
produksi disebut dengan ....
Jawab : ..........................................................................
6. Biaya yang besar kecilnya yang dikeluarkan produsen sesuai dan tergantung pada skala
proses produksi yang dilakukan disebut dengan biaya ....
Jawab : ..........................................................................
7. Biaya yang dihitung dengan cara menjumlahkan biaya tetap dengan biaya variabel
disebut dengan ....
Jawab : ..........................................................................
8. Kondisi di mana keuangan perusahaan tidak mendapatkan keuntungan ataupun
mengalami kerugian dari proses produksi disebut dengan ....
Jawab : ..........................................................................
9. Biaya sewa gedung
Biaya penyusutan alat
Biaya-biaya di atas merupakan contoh dari .... Jawab :
..........................................................................
10. Biaya tenaga kerja langsung
Biaya bahan baku
Biaya-biaya di atas merupakan contoh dari .... Jawab :
..........................................................................

C. Soal Uraian
1. Jelaskan yang dimaksud dengan biaya produksi ....
Jawab : ..........................................................................
2. Mengetahui biaya produksi perusahaan, sangat dibutuhkan baik bagi manajemen
ataupun bagi pemilik perusahaan.
Jelaskan pentingnya mengetahui biaya produksi tersebut bagi manajemen ataupun
pemilik perusahaan. (Menggunakan HOTS)
Jawab : ..........................................................................
3. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur biaya produksi menurut Charles T. Horngren.
Jawab : ..........................................................................
4. Jelaskan pengertian biaya tetap dan biaya variabel serta berikan contohnya.
Jawab : ..........................................................................
5. Suatu perusahaan beroperasi dengan biaya sebagai berikut.
Biaya tetap sebesar Rp 300.000,00. Biaya variabel
per unit Rp 40,00.
Harga jual produksi per unit Rp 100,00. Kapasitas
produksi maksimal 10.000 unit.
Hitunglah Break Event Point (BEP) dalam unit…. (Menggunakan HOTS) Jawab
:...........................................................................

D. Lembar Kerja Siswa (STEM)

JOBSHEET PRAKTIKUM
Satuan Pendidikan : SMK
Kelas/Semester : XI /
Mata Pelajaran : Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Alokasi Waktu :

Kompetensi Dasar:
1. Menganalisis biaya produksi contoh/prototype produk barang/jasa.
2. Menghitung biaya produksi contoh/prototype produk barang/jasa.
Materi Dasar:
1. Pengertian Biaya Produksi
2. Tujuan Perhitungan Biaya Produksi
3. Unsur-Unsur Biaya Produksi Produk
4. Menghitung Biaya Produksi
A. Petunjuk Praktik
1. Bersihkan terlebih dahulu ruang praktik
2. Siapkan alat dan bahan praktik
3. Nyalakan komputer sesuai SOP

B. Tugas Peserta Didik


Membuat rancangan usaha mikro atau usaha kecil berdasarkan pilihan dari
hasil pengamatan kemudian menghitung biaya produksi, harga jual serta BEP-nya
dalam unit dan dalam rupiah.
C. Tujuan
1. Siswa mampu menyusun komponen-komponen biaya produksi suatu produk
barang dan jasa dengan tepat.
2. Siswa mampu menganalisis biaya produksi suatu produk barang dan jasa
dengan tepat.
3. Siswa mampu menghitung biaya produksi suatu produk dengan tepat.
4. Siswa mampu mempresentasikan hasil penyusunan biaya produksi suatu
produk dengan baik.

D. Alat dan Bahan:


1. Kertas HVS ukuran A4
2. Bolpoint
3. Kalkulator
4. Satu unit komputer
5. Satu unit printer

E. Langkah kerja
1. Buatlah kelompok yang terdiri dari 2-3 orang anggota.
2. Amatilah bersama kelompok kalian peluang usaha apa saja yang ada di daerah sekitar.
Pilihlah salah satu usaha yang memiliki peluang bagus dan cukup menjanjikan.
3. Rancanglah sebuah usaha mikro atau usaha kecil berdasarkan pilihan hasil
pengamatan peluang usaha yang telah kalian lakukan tersebut.
4. Analisislah semua biaya yang dibutuhkan dalam kegiatan produksinya.
5. Identifikasilah semua biaya yang termasuk dalam biaya tetap dan biaya variabel.
6. Tulislah hasil identifikasimu dalam tabel.
7. Hitunglah biaya produksi, BEP serta perencanaan labanya.
8. Salinlah hasil penghitungan kalian dengan mengetiknya menggunakan microsoft
word.
9. Print jika sudah selesai, kemudian presentasikan hasil pekerjaanmu di depan kelas.
PENUTUP

Melalui pembelajaran berbasis modul daring ini, diharapkan akan membantu siswa/i
dapat belajar secara mandiri di rumah, mengukur kemampuan diri sendiri, dan menilai
dirinya sendiri. Tidak terkecuali dalam memahami kewirausahawan dan
wirausaha, serta implementasinya. Semoga modul ini dapat digunakan sebagai raferensi
tambahan dalam proses pembelajaran pada kegiatan belajar dari rumah (BDR) baik teori
maupun praktik. Siswa/i lebih mendalami materi lain di samping materi yang ada di modul
ini melalui berbagai sumber, jurnal, maupun internet. Semoga modul ini bermanfaat bagi
siswa/i khususnya yang mengambil Bidang Keahlian Pariwisata. Tak lupa dalam kesempatan
ini, penulis mohon saran dan kritik yang membangun terhadap, demi sempurnanya
penyusunan modul ini di masa-masa yang akan datang. Semoga modul ini memberikan
manfaat bagi siswa/i dan pembaca budiman lainnya.

Anda mungkin juga menyukai