Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL

TUGAS AKHIR

ANALISIS BIAYA PRODUKSI DENGAN


MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING
DALAM PENENTUAN BEBAN POKOK PRODUKSI
PADA UD.EMPAT PUTRI”

TANCE YUSINTA MALADA


NIM 1923755191

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI


JENJANG PENDIDIKAN DIPLOMA
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI KUPANG
2022

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai. tujuan tersebut
antara lain memperoleh laba yang maksimal, dapat bersaing di pasar, serta dapat
bersaing di masyarakat. Untuk memcapai laba perusahaan harus dapat melakukan
kegiaatan penjualan yang paling menguntungkan dan salah satu indikatornya
adalah laba kotor. Laba kotor itu di pengaruhi oleh harga jual, biaya produksi dan
volume penjualan.

Beban pokok produksi pengumpulan kos produksi sangat ditentukan oleh cara
produksi. secara garis besar cara memproduksi produk dapat dibagi menjadi dua
macam: produksi atas dasar pesanan dan produksi massa. perusahaan yang
berproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan pengolahan produknya atas dasar
pesanan yang diterima dari pihak luar, sedangkan perusahaaan yang berproduksi
berdasar produksi massa melaksanakan pengolahan produksinya untuk memenuhi
persediaan di gudang (Mulyadi, 2016).

Dalam penentuan beban pokok produksi perusahaan harus menentukan metode


yang tetap sehingga nantinya menghasilkan laba yang sesuai dengan harapan
perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. beban pokok produksi
sendiri terdiri dari beberapa unsur yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku terdiri dari biaya-biaya
yang berkaitan langsung dengan pembuatan suatu produk. biaya tenaga kerja
langsung memrupakan biaya unruk membayar orang-orang yang terlibat langsung
dengan proses pembuatan produksi. biaya overhead parbrik terdiri dari biaya-
biaya yang tidak termasuk pada biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung.
penentuan biaya produksi terdapat 2 (dua) metode pendekatan yaitu metode full

2
costing dan metode variabel costing. Full costing adalah suatu metode dalam
penentuan harga pokok suatu produk dengan 3 memperhitungkan semua biaya
produksi, seperti biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, biaya
overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. variabel costing adalah
suatu metode dalam penentuan harga pokok suatu produk, hanya
memperhitungkan biaya produksi yang bersifat variabel saja seperti bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel (Bustami &
Nurlela, 2010). Metode full costing jika biaya overhead pabrik tetap tidak
diperhitungkan dalam harga pokok persediaan dan harga pokok penjualan akan
menghasilkan informasi harga pokok produksi yang tidak wajar, biaya overhead
pabrik tetap, seperti halnya biaya overhead pabrik variable diperlukan untuk
memproduksi dan oleh karena itu menurut metode full costing, harus dibebankan
sebagai biaya produksi (Mulyadi, 2016).

Oleh karena itu dalam pencapaian tujuan-tujuan tersebut di butuhkan suatu


pengelolaan managemen yang baik mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga
evaluasi terhadap program usaha tersebut. Perencanaan suatu usaha melibatkan
banyak aspek di antaranya sumber daya manusi, sumber dana dan sumber daya
lainnya yang tentunnya di perlukan dalam mendukung oprasional suatu usaha
perencanaan yang juga tidak dapat di abaikan adalah perencanaan keuangan
dalam hal penentuan biaya pokok produksi.

UD.Empat Putri yang terletak di Jl. Timor Raya Kelurahan Oesapa Kecamatan
Kelapa Lima, Kota kupang merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam
bidang furniture yang memproduksi lemari,meja kursi,tempat tidur, daun pintu
dan jendela. Berdasarka observasi awal pada UD.Empat Putri menunjukan bahwa
perhitungan beban pokok produksi masih menggunakan metode yang sederhana
hanya biaya-biaya produksi yang utama saja seperti biaya bahan baku, Biaya
tenaga kerja langsung dan biaya operasional lainnya. Sedangkan biaya-biaya
produksi yang sifatnya tidak langsung seperti biaya overhead pabrik tidak di

3
perhitungkan dalam penentuan beban bpokok produksi. Hal ini menyebabkan
dalam menentukan beban pokok produksi meuble akan tidak menjadi tidak tepat.

Berikut ini data produksi UD. Empat Putri selama tahun 2019-2021 sebagai berikut:

Tabel 1.1 Data Produksi

Jumlah produksi
Jenis produk 2019 2020 2021 Harga jual/unit

Kursi 400 500 500 Rp. 150.000


Meja 400 250 400 Rp.200.000
Tempat tidur 70 200 100 Rp.900.000
Lemari 100 125 225 Rp.1.600.000
Daun pintu 250 225 300 Rp.650.000
Daun jendela 200 250 350 Rp.300.000
Kusen pintu 250 300 350 Rp.300.000
Kusen jendela 250 225 225 Rp.300.000

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah pokok dalam
penelitian ini “Bagaimana perhitungan biaya produksi dengan menggunakan
metode Full Costing dalam penentuan beban pokok produksi pada UD.Empat
Putri”

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
menegtahui perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode Full
Costing pada UD.Empat Putri.

1.4 Manfaat
Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :

4
a. Bagi Peneliti
Untuk mengetahui teori-teori yang telah didapat dari perkuliahan dan buku
khususnya mengenai teori beban pokok produksi yang diterapkan dalam
keadaan yang sebenarnya di perusahaaan.
b. Bagi pembaca
Hasil penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai informasi
bermanfaat bagi pembaca dalam bidang penentua beban pokok produksi dan
juga sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
c. Bagi tempat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi upaya memberikan bahan
masukan bagi pelaku usaha mengenai beban pokok produksi yang telah
dilakukan selama ini, agar kedepannya bisa lebih baik lagi dalam kemajuan
usaha, serta khususnya dalam menentukan beban pokok produksi pada
UD.Empat Putri.

1.5 Batasan Masalah


Penelitian ini hanya berfokus pada perhitungan biaya produksi dengan
menggunakan metode Full Costing dalam penentuan beban pokok produksi.

5
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya


2.1.1 Pengertian biaya
Biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya
pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta
penafsiran terhadapnya. Objek kegiatan akuntansi biaya.
Menurut (Firdaus Dunia dkk, 2018) menyatakan bahwa biaya adalah Bidang
khusus akuntansi yang berkaitan terutama dengan akumulasi dan analisis biaya
untuk penentuan harga pokok produk yang dihasilkan, serta untuk membantu
manajemen dalam perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.
Manurut Krismiaji dan Y Anni Aryani (2019), akuntansi biaya merupakan proses
pengukuran, penganalisisan, perhitungan dan pelaporan biaya, profitabilitas, dan
kinerja operasi. Akuntansi biaya adalah proses pengukuran, penganalisasian,
perhitungan dan pelaporan biaya, profitabilitas dan kinerja operasi. (Baldric dan
Bambang, 2013)

Menurut Neneng Hartati (2017), metode pengumpulan biaya produksi terdiri


dari:

1. Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Costing)


Sistem job order costing digunakan untuk perusahaan yang memproduksi
bermacam-macam produk dalam periode tertentu. Dalam sistem ini, biaya
ditelusuri dan dialokasikan ke pekerjaan dan biaya untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut dibagi dengan jumlah unit yang dihasilkan untuk
menghasilkan harga rata-rata per unit.
2. Metode Harga Pokok Proses (Process Costing)

6
Sistem process costing digunakan dalam perusahaan yang memproduksi satu
jenis produk dalam jumlah besar dalam jangka panjang. Contohnya adalah
produksi kertas. Prinsip dasar process costing adalah mengakumulasikan
biaya dari operasi atay departemen terntetu selama satu periode penuh
(bulanan, kuartalan, dan tahunan) kemudian membaginya dengan jumlah
unit yang diproduksi selama periode tersebut.
2.1.2 Pengklasifikasian Biaya
Pada umumnya, berbagai biaya yang terjadi dan cara mengklasifikasikan biaya
tergantung pada tipe perusahaan atau industry. Biaya perlu di klasifikasiakn
dengan tujuan untuk memudahkan untuk menghitung beban pokok produksi atau
menentukan titik impas penjualan produksi.
Menurut (Agus Purwaji dkk, 2016) terdapat tujuh pengklasifikasian biaya yang
dilakukan untuk memberikan informasi biaya:\
1. Klasifikasi Biaya berdasarkan objek biaya .
1) Biaya Langsung
Biaya Langsung adalah biaya yang dapat secara mudah dan akurat
ditelusuri ke objek biaya yakni biaya untuk sumber daya yang semata-
mata dikonsumsi oleh objek biaya tersebut. Menurut Lanen, Anderson,
dan Maher (2017), biaya langsung adalah biaya yang manfaatnya
langsung dapat diidentifikasikan pada produk yang dibuat. Contoh :
beban gaji kayawan di departemen B biaya penyusutan mesin jahit.
2) Biaya Tidak Langsung
Biaya yang tidak dapat secara mudah dan akurat sitelusuri ke objek biaya.
Hal ini karena biayanya dikonsumsi secara bersama oleh beberapa objek
biaya. Biaya tidak langsung disebut juga dengan biaya bersama. Biaya ini
dibebankan kepada produk dengan menggunakan alokasi. Contoh :
departemen B dan C berada di dalam satu Gedung, maka biaya
penyusutan dan pemiliharaan Gedung digolongkan sebagai biaya tidak
langsung departemen.
2. Klasifikasi Biaya berdasarkan fungsi utama organisasi/Perusahaan

7
1) Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi.
Biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku langsung, biaya kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik.
2) Beban Pemasaran
Beban Pemasaran adalah biaya yang berhubungan dengan fungsi
pemasaran. Beban gaji karyawan, beban iklan, dan ongkos angkut
penjualan adalah beeberapa contoh beban pemasara, pengiriman, komisi
dan sebagainya
3) Beban Administrasi dan Umum
Beban Administrasi dan umum adalah biaya yang berhubungan dengan
fungsi administasi dan umum. Beban gaji karyawan departemen
personalia, beban penyusutan peralatan, departemen akuntansi, dan beban
perlengkapan, departemen keuangan adalah beberapa contoh beban
perlengkapan kantor, listrik, telepon, dan lainnya.
3. Klasifikasi Biaya berdasarkan aktivitas
1) Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang totalnya tetap tanpa dipengaruhi oleh
perubahan output driver akuntansi dalam batas relevan tertentu,
sedangkan biaya per unt berubah berbanding terbalik dengan perubahan
output driver aktivitas. Semakin tinggi output driver aktivitas, semakin
tinggi biaya per unit, dan semakin rendah output driver aktivitas, semakin
tinggi biaya per unitnya. Contoh : biaya gaji, biaya asuransi pabrik, biaya
penyusutan mesin, biaya mandor Menurut Mulyadi (2018) terdapat 2
perilaku biaya tetap.
1. Committed fixed cos
Perilaku ini dapat diketahui dengan mengamati biaya-biaya tetap
dikeluarkan jika seandainya perusahaan tidak melakukan kegiatan
sama sekali dan akan kembali ke kegiatan normal. Committed fixed
cos berupa semua biaya yang tetap dikelurakan, yang tidak dapat

8
dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaan di dalam
memenuhi tujuan-tujuan jangka panjangnya. Contoh: pajak bumi dan
bangunan, sewa, asuransi dan lainnya.
2. Discretionary fixed cost
Merupakan biaya yang timbul dari keputusan penyediaan anggaran
secara berkala yang secara langsung mencerminkan kebijakan
manajemen puncak mengenai jumlah maksimum biaya yang diijinkan
untuk dikeluarkan dan tidak dapat menggambarkan hubungan yang
optimum karyawan departemen personalia, beban penyusutan
peralatan, departemen akuntansi, dan beban perlengkapan, departemen
keuangan adalah beberapa contoh beban perlengkapan kantor, listrik,
telepon, dan lainnya
3. Discretionary fixed cost
Merupakan biaya yang timbul dari keputusan penyediaan anggaran
secara berkala yang secara langsung mencerminkan kebijakan
manajemen puncak mengenai jumlah maksimum biaya yang diijinkan
untuk dikeluarkan dan tidak dapat menggambarkan hubungan yang
optimum antara masukan dengan keluaran. Contoh : biaya program
pelatihan karyawan, biaya konsultan.
4. Biaya Variabel
Biaya Variabel adalah biaya yang totalnya berubah secara proporsional
terhadap perubahan output driver aktivitas, sedangkan biaya per unitnya tetap
dalam batas relevan tertentu. Semakin tinggi output driver aktivitas, semakin
tinggi total biayanya. Semakin rendah output driver aktivitas, semakin rendah
total biayanya. Jika tidak ada aktivitas, tidak akan ada biaya. Oleh karena itu,
besar kecilnya biaya tergantung output driver aktivtasnya. Contoh : biaya
tenaga kerja langsung, biaya bahan baku.
1) Biaya Semi Variabel
Biaya Semi Variabel adalah biaya yang totalnya berubah secara tidak
proporsional seiring dengan perubahan output driver aktivitas dan biaya

9
per unitnya berubah berbanding terbalik dengan perubahan output driver
aktivitas. Biaya semivariabel mengandung dua unsur biaya yaitu biaya
tetap dan biaya semi variabel. Contoh : biaya reparasi, biaya lembur.
5. Klasifikasi biaya berdasarkan departemen
1) Departemen produksi
Merupakan departemen yang secara langsung mengolah bahan menjadi
produk jadi. Departemen produksi umumnya terbagi menjadi kelompok
mesin dengan tujuan pembebanan boaya yang lebih akurat. Contoh
seperti departemen Pengepakan pada perusahaan garmen.
2) Departemen jasa
Merupakan departemen yang tidak melakukan proses produksi. Fungsinya
yakni memberikan pelayanan dan membantu kelancaran departemen lain.
Contoh departemen kafetarian, pemeliharaan, departemen pemrosesan
data, dan lainnya.
6. Klasifikasi biaya berdasarkan waktu pembebanan
1) Biaya Produk
Biaya produk merupakan seluruh biaya yang dikelurkan untuk
memproduksi, memperoleh atau mendapatkan suatu produk. Biaya
produksi pada perusahaan manufaktur adalah seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memproses bahan menjadi suatu produk, yang terdiri
dari biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik, sampai
pada akhirnya produk tersebut menjadi persediaan.
2) Biaya Periodik
Biaya periodik merupakan seluruh biaya yang tidak termasuk sebagai
biaya produk, yang mana biaya ini akan diperhitungkan dengan pendapat
penjualan dalam laba rugi berdasarkan periode terjadinya. Contoh gaji
karyawan, perawatan dan pemeliharaan peralatan kantor.
7. Klasifikasi biaya berdasarkan pengendalian manajemen
1) Biaya terkendalikan (controllable cost)

10
Biaya terkendalikan adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi
oleh seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu tertentu. Contoh :
beban peluasan pabrik
2) Biaya yang tidak terkendalikan (uncontrollable cost)
Biaya tidak terkendalikan adalah biaya yang dapat dipengaruhi oleh
seorang pimpinan/pejabat tertentu berdasarkan wewenang yang dia miliki
atau tidak dapat dipengaruhi oleh seorang manajeman dalam jangka
waktu tertentu. Contoh beban penyusutan mesin.
8. Klasifikasi biaya berdasarkan fungsi pengambilan keputusan
1) Biaya relevan
Biaya relevan adalah biaya yang akan mempengaruhi pengambilan
keputusan, oleh karena itu biaya tersebut harus diperhitungkan di dalam
pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dapat berupa pemilihan
dua alternatif atau pemilihan lebih dari dua alternatif. Terdapat beberapa
jenis biaya yang tergolong biaya relevan yakni biaya diferensial, biaya
kesempatan, biaya tunai, dan biaya terhindarkan.
2) Biaya tidak relevan
Biaya tidak relevan adalah biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan
keputusan, maka biaya ini tidak perlu dipertimbangkan atau
diperhitungakan dalam proses pengambilan keputusan. Contoh biaya
tertanam dan biaya masa lalu.

2.2 Beban Pokok Produksi


2.1.1 Pengertian Beban Pokok Produksi
Beban pokok produksi memiliki peranan penting dalam pengambilan
keputusan perusahaan untuk beberapa hal seperti menerima atau menolak
pesanan, membuat atau membeli bahanbaku, dan lain-lain. Informasi
mengenai harga pokok produksi menjadi dasar bagi manajemen dalam
pengambilan keputusan mengenai harga jual produk yang bersangkutan.
biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu

11
barang jadi dapat diperhitungkan untuk menentukan harga jual yang
tepat. agar lebih memahami apa yang di maksud dengan beban pokok
produksi.
Beban pokok produksi atau yang sering disebut beban pokok adalah
pengorbanan sumber ekonomi yang diumur dalam satuan yang telah
terjadi atau kemungkinan terjadi untuk memperoleh keuntungan
(Mulyadi,(2016).Beban pokokproduksi merupakan penjumlahan biaya
bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik (Riwayadi, 2014).

2.1.2 Manfaat Informasi Beban Pokok Produksi


Penentuan beban pokok produksi bertujuan untuk mengetahui laba atau
rugi secara periodic suatu perusahaan dengan mengurangkan pendapatan
yang diperoleh dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
pendapatan tersebut. Mulyadi (2017) mengemukakan manfaat dari
penentuan harga pokok produksi secara garis besar adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan harga jual produk. 
Perusahaan yang berproduksi massa memproses produknya untuk
memenuhi persediaan di gudang. Dengan demikian biaya produksi
dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan informasi
biaya produksi per satuan produk.
2. Memantau realisasi biaya produksi
Untuk dilaksanakan manajemen memerlukan informasi biaya
produksi yang sesungguhnya dikeluarkan di dalam pelaksanaan
rencana produksi tersebut. oleh karena itu, akuntansi biaya digunakan
untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang dikeluarkan
dalam jangka waktu jika rencana produksi untuk jangka waktu
tertentu telah diputuskan untuk memantau apakah proses produksi

12
mengkonsumsi total biaya produksi sesuai dengan yang
diperhitungkan sebelumnya.
3. Menghitung laba atau rugi periode tertentu 
Untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran
perusahaan dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto
atau mengakibatkan rugi bruto, manajemen memerlukan informasi
biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk
dalam periode tertentu. informasi laba atau rugi bruto periodik
diperlukan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya
nonproduksi dan menghasilkan laba atau rugi. 
4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam
proses yang disajikan dalam laporan posisi keuanagan
Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban
keuangan periodik, manajemen harus menyajikan laporan keuangan
berupa neraca dan laporan rugi-laba. di dalam neraca, manajemen
harus menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan harga
pokok produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses. Untuk
tujuan tersebut, manajemen perlu menyelenggarakan catatan biaya
produksi tiap periode. Berdasarkan catatan biaya produksi tiap
periode tersebut manajemen dapat menentukan biaya produksi yang
melekat pada produk jadi yang belum laku dijual pada tanggal neraca.

2.3 Unsur-unsur beban pokok produksi


Beban pokok produksi terdiri dari tiga elemen biaya produksi yaitu: biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Beban
pokok produksi merupakan salah satu perhitungan utama untuk menentukan
total beban pokok produksi untuk perusahaan manufaktur. Beban pokok
produksi adalah daftar biaya produksi yang harus dikeluarkan perusahaan pada
periode tertentu. Beban pokok produksi merupakan jumlah uang yang akan

13
dibayarkan dalam rangka untuk memiliki produk atau jasa yang diperlukan
perusahaan sebagai sarana untuk menghasilkan keuntungan (Supriyono,2015).
Ketiga elemen biaya produk sebagai pembentuk beban pokok produksi adalah:
1. Biaya bahan baku
Menurut Mulyadi (2018) biaya bahan baku adalah biaya yang timbul dari
bahan baku yang digunakan dalam proses produksi suatu produk, bahan
baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk
jadi. Bahan baku merupakan elemen atau komponen pokok yang
digunakan pada proses produksi, yang kemudian diubah menjadi barang
jadi dengan menggunakan tenaga kerja langsung dan overhead pabrik.
2. Biaya tenaga kerja langsung
Menurut Mulyadi, biaya tenaga kerja langsung adalah jumlah biaya upah
dari tenaga keja yang secara langsung ikut dalam proses produksi baik
menggunakan tangan maupun mesin untuk menghasilkan suatu produk
atau barang jadi. Ia juga berpendapat biaya tenaga kerja tidak langsung
merupakan tenaga kerja yang dikerahkan dan tidak secara langsung
mempengaruhi perubahan produk atau pembentukan barang
jadi.merupakan tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau
pelayanan yang dihasilkan. Pengamatan fisik dapat digunakan untuk
mengukur jumlah yang diguanakan untuk menghasilkan jasa dan
pelayanan (Hansen & mowen, 2017).
3. Biaya Overhead Pabrik
Menurut Mulyadi (2018) biaya overhead pabrik adalah semua biaya
untuk memproduksi suatu produk selain dari bahan langsung dan tenaga
kerja langsung yaitu bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung,
dan semua biaya tidak langsung lainnya.

2.4 Metode Full Costing


2.4.1 Pengertian full costing

14
Menurut Mulyadi (2012:122) Full costing sebagai metode penentuan
harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya
produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik
yang berperilaku variabel maupun tetap.
Penenetuan beban pokok produksi digunakan untuk menghitung laba rugi
komprehensif perusahaan yang akan di laporkan kepada pihak eksternal
perusahaan.
Metode penentuan beeban pokok menurut Mulyadi (2014). Dapat di
kelompokan menjadi dua metode,yaitu :
1. Metode full costing
Merupakan metode penetuan beban pokok produksi yang
memperhitungkan semua unsure biaya produksi ke dalam beban pokok
produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabruk baik yang tetap maupun variable.
Beban pokok produksi yang dihitung dengan pendekatan full costing
terdiri dari unsure biaya produksi (biaya bahan baku langsung, biaya
tenaga kerja langsung dn biaya overhead pabrik) ditambah dengan
biaya non produksi (biaya pasara, biaya atministrasi dan umum)
menurut metode full costing terdiri dari:
Persediaan awal Rp. XXX
Biaya bahan baku Rp. XXX
Biaya tenaga kerja langsung Rp.XX X
Biaya overhead pabrik tetap Rp.XXX
biaya overhead pabrik variable Rp.XXX
total biaya produksi Rp. XXX
Rp. XXX
Persediaan akhir Rp. XXX
Beban pokok produksi Rp.XXX
2. Metode variable costing

15
Menurut Mulyadi (2010:19) variable
costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
hanya menghitung biaya produksi yang
berperilaku variable ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik variable.
Persediaan awal Rp.XXX
Biaya bahan baku Rp.XXX
Biaya tenaga kerja langsung Rp.XXX
Biaya overhead variable Rp.XXX
Total biaya produksi Rp.XXX
Rp.XXX
Rp.XXX
Persediaan Akhir Rp.XXX
Beban pokok produksi Rp. XXX

Beban pokok produksi yang dihitung dengan pendekatan variable costing


terdiri dari unsure beban pokok produksi variable(biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead variable) ditambah dengan
biaya no produksi variable, biaya atministrasi dan umum variable).

2.5 Kerangka Pemikiran


Menurut Sugiyono (2017) mengemukakan bahwa, kerangka berpikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting.kerangka pemikiran adalah bentuk strategi konseptual yang
mengaitkan antara teori dengan berbagaifaktor permasalahan yang dianggap
penting untuk diselesaikan, sehingga dalam hal lebih mengacu pada tujuan
penelitian tersebut dijalankan.

16
Dalam perhitungan beban produksi terdapat dua metode perhitungan beban
pokok produksi yaitu full costing dan variable costing. Dimana kedua metode
tersebut memperhitungkan semua biayaseperti biaya bahan baku langsung,
biaya tenaga kerja langsung daan biaya overhead pabrik. Namun pada
pendekatan full costing semua BOP baik bersifat tetapmaupun variable akan
diperhitungkan untuk menentukan beban pokok produksi.Sehingga
pengeluaran biaya dalam proses lebih mencerminkan kedetailan atau
terperinci dalam setiap penentuan beban pokok produksi. Sedangkan
pendekatan variable costing hanyamembebankan BOP yang berperilaku
variable saja.

Biaya produksi Penentuan beban


pokok produksi

Gamabar 2.1
Kerangka Pemikiran

17
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Objek Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada UD.Empat Putri yang bergerak di dalam bidang
furniture. Terletak di Jl. Timor Raya Kelurahan Oesapa Kecamatan Kelapa
Lima, Kota kupang. Dipilihnya lokasi tersebut karena mengingat topik
penelitian yang berkaitan dengan proses produksi.

3.2 Jenis dan sumber data


3.2.1 Jenis data menurut Sugiyono (2017)
1) Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yangberbentuk angka atau data
kualitatif yang diangkakan atau scoring. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan data kualitatif yang berbentuk informasi
seperti gambaran umum perusahaan dan informasi lain yang
digunakan untuk membahas rumusan masalah.
2) Data kualitatif
Data kualitatuf adalah data yang berbentuk kata, kalimat atau
gambar.

18
3.2.2 Sumber data
1) Data primer
Menurut Sugiyono (2018) Data primer  adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data dikumpulkan
sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek
penelitian dilakukan. Data ini harus di cari melalui narasumber atau
dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek
penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan
informasi ataupun data.
2) Data sekunder
Menurut Sugiyono (2018) data sekunder adalah sumber data yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya
lewat orang lain atau lewat dokumen.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti ini adalah :
1) Wawancara,
Menurut Sugiyono (2017) wawancara adalah pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
2) Dokumen,
Menurut Amin & Siahaan, (2016) dokumen merupakan sumber tertulis
bagi informasi sejarah sebagai kebalikan dari pada kesaksian lisan, artetak.
Dokumen diperuntukan untuk surat-surat resmi dan surat-surat negara
seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah dan konsesi.
3) Kepustakaan,
Menurut Nasir (2013) teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi
penelaah terhadap buku-buku, literaturliteratur, catatan-catatan, dan lapran-
laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Teknik
ini digunakan untuk memperoleh dasar-dasar dan pendapat secaratertulis

19
yang dilakukan dengan cara mempelajari berbagai literature yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.4 Teknis analisis data


Data yang diperoleh dari penelitian akan di analisis dengan menggunakan
metode perhitungan beban pokok produksi full costing. Hal ini dilakukan
untuk menelusuri objek biaya langsung dan tidak langsung serta mengetahui
biaya-biaya yang di keluarkan oleh perusahaan yang menjadi objek peneliti.
Hasil perhitungan kemudian dianalisis untuk melihat perbandingannya.
Kemudian dijadikan dasar penetapan harga pokok produksi yang paling
efektif dan efesien bagi perusahaan CV UD.Empat Putri.
Analisis data di lakukan dengan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Analisis kuantitatifdi lakuakan dengan menghitung beban pokok produksi
menggunakan metode full costing adalah sebagai berikut :
Persediaan awal Rp.XXX
Biaya bahan baku Rp.xxx
Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx
Biaya overhead pabrik variable Rp. xxx
Biaya overhead pabrik tetap Rp. xxx
Total biaya produksi Rp.XXX
Rp. XXX
Persediaan Akhir Rp. XXX
Beban pokok produksi Rp.XXX

Sedangkan analisis kualitatif dilakuakan dengna menganilisis system


pengendalian biaya perusahaan, membandingkan hasil perhitungan harga
pokok produksi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan perhitungan
harga pokok produksi menggunakan metode full costing.

3.5 Perencanaan waktu dan penelitian

20
1) Perencanaan Waktu
Peneliti ini direncanakan akan dilaksanakan selama jangka waktu 8
minggu dengan penelitian sebagai berikut:

21
Table 3.1 Perencanaan Waktu

MINGGU KE
N KETERANGAN Agustus September
O 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Tahap persiapan
2. Tahap pengumpilan data
3. Tahap analisis data
4. Tahap penulisan
5. Tahap penjilidan

2) Perencanaan Biaya
Jumlah biaya yang di rencanakan akan dibutuhkan dalam penelitian ini
adalah sebesar

Biayapersiapan Rp.250. 000,-

Biaya pengelolaan data Rp.300.000.-

Biaya penjilidan dan penggandaan Rp.550.000,-

Biaya transportasi Rp.250.000,-

Biaya lian-lain Rp.1.325.000,-

22
DAFTAR PUSTAKA

Agus Purwaji, 2016. Wibowo dan H Murtanto. Pengantar Akuntansi. Edisi Kedua.
Salemba Empat.

Amin, S., & Siahaan, K. 2016. Arsip Berbasis Web Pada Sekolah Tinggi Ilmu
Tarbiyah.

Baldric Siregar, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, Frasto Biyanto.
2013. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat

Bustami, B. dan Nurlela. 2010. Akuntansi Biaya. Edisi Kedua. Jakarta: Mitra Wacana
Media.

Firsdaus Ahmad Dunia, Wasilah Abdullah, Catur Sasongko, 2018. Akuntansi Biaya.
Edisi ke-4. Jakarta: Salemba Empat

Hartati, Nenen. 2017. Akuntansi Biaya, Bandung: Pustaka Setia.

Krismiaji, Y Anni Aryani. 2011. Akuntansi Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta: UPP


STIM YKPN.

Lanen, William N, Shannon W Anderson, and Michael W Maher. 2017. DasarDasar


Akuntansi Biaya. Buku 1, 4. Translated by Adisti Febriwanty and
Jatiningrum. Jakarta Selatan: Salemba Empat.

Mulyadi. 2018. Akuntansi Biaya. Cetakan 15, 5. Yogyakarta: YKPN.

Mulyadi. 2016. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.

Mulyadi . 2014 . Akuntansi Biaya. Edisi-5. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada

Nazir, Moh. 2013. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

23
Purwaji, Agus dkk. 2016. “Pengantar Akuntansi 1”. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba
Empat.

Riwayadi. 2014. Akuntansi Biaya Pendekatan Tradisional dan Kontemporer. Jakarta:


Salemba Empat.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatig, dan R&D,


Alfabeta:Bandung

Supriyono,R.A.2015. Akuntansi Biaya, Buku 2. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE


Yogyakarta

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


Alfabeta, CV.

24

Anda mungkin juga menyukai