Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Akuntansi dan Pasar Modal

Vol 4, No.1.Year 2021


ISSN 2654-8097 dan e-ISSN 2722-9181

EVALUASI PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI


DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING UNTUK
MENENTUKAN HARGA JUAL PADA MALVA KONVEKSI

Jufrin Malva Pandora Dewi


jufrinmalva@gmail.com

Muhammad Abdul Muis


Muis.pknstan@gmail.com

ABSTRACT
The research aims to calculate the of cost of production to determine the
selling price in Malva Konveksi. The calculation cost of production to determine
the selling price using full costing method.
The research method used in this research is qualitative descriptive. Data
is collected using documentation method and data is analyzed using full costing
method to calculate cost of production and sale price.
The results showed that the company’s calculation of the cost of
production is lower than the production cost price calculation using a full costing
method. Cost of production is calculated using a company’s method is Rp.
63,818,850 and according to the full costing method is Rp. 65,282,100. This is
because in the calculation of factory overhead cost companies do not take into
account seme cost into the cost of production as the cost maintenance of machine,
and the cost of depreciation of machine. The discovery of deficiencies in the
classification of cost, it is very influential on the determination of cost of
production and it is role in the selling price.

Keywords : Cost of Production; Full Costing Method; Selling Price

1. PENDAHULUAN

Menurut Warren (2015), penjualan merupakan jumlah total yang


dibebankan ke pelanggan untuk barang terjual. Penjualan adalah persetujuan
kedua belah pihak antara penjual dan pembeli, dimana penjual menawarkan suatu
produk dengan harapan pembeli dapat menyerahkan sejumlah uang sebagai alat
ukur produk tersebut sebesar harga jual yang telah disepakati. Salah satu tujuan
penjualan adalah untuk mendatangkan keuntungan atau laba dari produk-produk
atau jasa yang dihasilkan oleh penjual. Penentuan harga pokok produksi

1
Jurnal Akuntansi dan Pasar Modal
Vol 4, No.1.Year 2021
ISSN 2654-8097 dan e-ISSN 2722-9181

merupakan hal yang sangat penting mengingat manfaat informasi harga


pokok produksi adalah untuk menentukan harga jual produk, memantau realisasi
biaya produksi, dan menetapkan keuntungan atau laba yang diharapkan
perusahaan.
Dalam menentukan harga pokok produksi tidak bisa sembarangan, karena
jika tidak tepat dalam menentukan harga pokok produksi akan mempengaruhi
dalam pengambilan keputusan penentuan harga jual. Apabila harga pokok
produksi yang ditentukan terlalu rendah, maka keputusan penentuan harga jual
juga rendah sehingga keuntungan yang diperoleh perusahaan tidak maksimal.
Akibatnya mengurangi minat untuk melakukan investasi baru bagi perusahaan,
bahkan perusahaan akan mengalami kerugian apabila biaya-biaya yang diperlukan
mengalami peningkatan sedangkan harga jual tidak berubah.
Jika yang terjadi adalah sebaliknya perusahaan menentukan harga pokok
produksi yang tinggi maka keputusan penentuan harga jual akan menjadi tinggi.
Sehingga minat konsumen untuk membeli produk menjadi berkurang dan
mungkin mengakibatkan konsumen membeli produk sejenis dengan kualitas yang
relatif sama pada perusahaan pesaing dengan harga yang cederung lebih rendah.
Apabila terjadi demikian maka perusahaan kesulitan untuk memasarkan produk
sehingga produk tersebut tidak dapat bersaing dengan produk yang sejenis di
pangsa pasar. Oleh karena itu diperlukan pertimbangan yang lebih relevan dalam
menentukan harga jual.
Harga pokok produk terdiri dari dua jenis biaya, yaitu biaya produksi dan
biaya non produksi. Biaya produksi merupakan biaya yang digunakan dalam
proses produksi. Biaya produksi disebut juga dengan biaya produk yaitu biaya-
biaya yang dapat dihubungkan dengan suatu produk. sedangkan biaya non
produksi merupakan biaya yang tidak berhubungan dengan proses produksi
(Mulyadi, 2012). Dalam penentuan harga pokok produk harus diperhatikan unsur-
unsur biaya apa saja yang masuk ke dalam harga pokok produk dan
mengalokasikan unsur-unsur biaya tersebut secara tepat sehingga dapat
menggambarkan pengorbanan sumber ekonomi yang sesungguhnya.
Menurut Mulyadi (2012) metode penentuan harga pokok produksi
merupakan cara untuk memasukkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok
produksi. Dalam penentuan harga pokok produksi dikenal dengan dua metode
pendekatan yaitu, pendekatan full costing dan pendekatan variabel costing.
Metode full costing merupakan penentuan harga pokok produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik yang bersifat tetap maupun variabel. Sedangkan metode variabel
cost merupakan penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan biaya
produksi yang berprilaku dalam harga pokok produksi yang terdiri dari bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang bersifat
variabel.
Prinsip dasar dalam menentukan harga jual adalah harga jual produk yang
ditetapkan harus mampu menutupi semua biaya yang dikorbankan dalam proses
prosuksi dan mampu menghasilkan keuntungan dalam jangka waktu tertentu

2
Jurnal Akuntansi dan Pasar Modal
Vol 4, No.1.Year 2021
ISSN 2654-8097 dan e-ISSN 2722-9181

sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi pemilik serta dapat


mempertahankan dan mengembangkan perusahaan. Oleh karena itu dapat

3
Jurnal Akuntansi dan Pasar Modal
Vol 4, No.1.Year 2021
ISSN 2654-8097 dan e-ISSN 2722-9181

disimpulkan bahwa harga jual sama dengan biaya produksi ditambah


markup. Markup adalah selisih antara harga jual dan harga pokok produk. Markup
biasanya berupa persentase dari harga pokok produk. Pendekatan ini disebut
dengan cost-plus pricing karena persentase markup yang telah ditentukan dimuka
ditambahkan dengan angka harga pokok produksi untuk menentukan harga jual
(Hasyim, 2017).
Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) sangat mempengaruhi
perkembangan perekonomian di Indonesia. Banyaknya sektor UKM di Indonesia
mengakibatkan adanya persaingan antara UKM yang satu dengan yang lain
merupakan ancaman yang harus ditindaklanjuti karena secara langsung akan
mempengaruhi kelangsungan hidup usaha.
Pada UKM sering kali belum tepat dalam menentukan harga pokok
produksi. Mereka menentukan harga pokok produksi hanya dengan menggunakan
metode sederhana bukan berdasarkan perhitungan dan prinsip akuntansi. Maka
dari itu banyak UKM yang mengalami kerugian karena penghasilan yang
diperoleh tidak dapat menutupi biaya produksi dan keuntungan yang diharapkan.
Oleh karena itu, penentuan harga pokok produksi yang tepat perlu dilakukan agar
dapat mengetahui harga jual telah sesuai dengan keadaan UKM tersebut.
Malva Konvesi merupakan usaha yang bergerak dalam bidang manufaktur
dan memiliki karakteristik proses produksi berdasarkan pesanan konsumen. Oleh
karena itu, pemilik usaha dapat membuat produk yang berbeda-beda tergantung
permintaan konsumen dan pemilik usaha dapat menentukan harga jual diawal
sebelum dimulainya proses produksi untuk mendapatkan kesepakatan harga
dengan konsumen. Sebagai perusahaan manufaktur salah satu komponen yang
mempunyai pengaruh relatif besar dalam menentukan harga jual adalah biaya.
Selama ini Malva Konveksi menentukan harga pokok produksi belum
memasukkan seluruh unsur biaya produksi secara rinci dan belum memperhatikan
biaya overhead pabrik. Hal ini memungkinkan adanya biaya overhead pabrik
yang sudah digunakan untuk memproduksi produk namun belum dimasukkan
dalam komponen biaya produksi.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Bagaimana perhitungan Harga Pokok Produksi dengan menggunakan Metode
Full Costing pada Malva Konveksi?
2. Bagaimana penentuan Harga Jual pada Malva Konveksi?

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Full
Costing pada Malva Konveksi.
2. Untuk mengetahui penentuan Harga Jual pada Malva Konveksi.

3
Jurnal Akuntansi dan Pasar Modal
Vol 4, No.1.Year 2021
ISSN 2654-8097 dan e-ISSN 2722-9181

2. KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA KONSEP

a. Biaya Produksi
Riwayadi (2014: 17) mendefinisikan bahwa biaya produksi
(manufacturing cost) adalah biaya yang berhubungan dengan fungsi
produksi. Fungsi produksi adalah hubungan fungsional atau sebab akibat
antara input dan output. Dalam hal ini input adalah sebab dan output
sebagai akibat. Input produksi dikenal dengan faktor-faktor produksi,
yaitu modal, tenaga kerja, sumber daya alam, dan teknologi atau
kewirausahaan. Sementara output dikenal dengan jumlah produksi.
Syaifullah (2014: 1) mendefinisikan bahwa, biaya produksi
merupakan biaya yang digunakan suatu perusahaan dalam proses
produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi, merupakan bagian dari
persediaan.
Mulyadi (2015: 14) mendefinisikan bahwa biaya produksi
merupakan biaya yang digunakan suatu perusahaan dalam proses
produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi, merupakan bagian dari
persediaan.
Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah
biaya yang berhubungan dengan biaya bahan baku langsung, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

b. Unsur-Unsur Biaya Produksi


1) Biaya Bahan Baku
Dewi dan Kristanto (2013: 19) mendefinisikan biaya bahan baku
adalah biaya yang timbul akibat pemakaian bahan baku. Bahan baku
(direct material) merupakan bahan yang membentuk bagian
menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku ini dapat diindentifikasikan
dengan produk atau pesanan tertentu dengan nilainya yang relatif
besar.

2) Biaya Tenaga Kerja


Biaya tenaga kerja adalah semua balas jasa (teken prestasi) yang
diberikan oleh perusahaan kepada semua karyawan. Syaifullah (2014:
1 dan 3) membagi tenaga kerja menjadi dua jenis, yaitu biaya tenaga
kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung.

4
Jurnal Akuntansi dan Pasar Modal
Vol 4, No.1.Year 2021
ISSN 2654-8097 dan e-ISSN 2722-9181

Tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang digunakan


dalam merubah bahan baku menjadi produk selesai, dan dapat
ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Sedangkan tenaga
kerja tidak langsung merupakan tenaga kerja yang membantu dalam
pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri langsung
kepada produk selesai.

1) Biaya Overhead Pabrik


Syaifullah (2014: 2) mendefinisikan bahwa, biaya overhead pabrik
merupakan biaya selain bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung, akan tetapi biaya yang mampu membantu mengubah bahan
menjadi produk selesai. Produk ini tidak dapat ditelusuri secara
langsung kepada produk selesai. Istilah lain yang dapat digunakan
untuk overhead pabrik adalah biaya produksi tidak langsung.

Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam


hubungannya dengan perubahan volume produksi dapat dibagi
menjadi tiga golongan, yaitu biaya overhead pabrik tetap, biaya
overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik semi variabel.

Biaya overead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang


tidak berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu. Biaya
overhead pabrik variabel adalah biaya overhead pabrik yang berubah
sebanding dengan perubahan volume kegitan. Sedangkan biaya
overhead pabrik semivariabel adalah biaya overhead pabrik yang
berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

a. Harga Pokok Produksi


Dunia dan Abdullah (2012: 42) menyatakan bahawa, harga pokok
produksi merupakan biaya yang terjadi sehubungan dengan produksi,
yaitu jumlah biaya bahan langsung dan tenaga kerja langsung.
Witjaksono (2013: 16) menyatakan bahwa harga pokok produksi
adalah sejumlah nilai aktiva (asset), tetapi apabila selama tahun berjalan
aktiva tersebut membantu memperoleh penghasilan, aktiva tersebut harus
dikombersikan ke beban (expense).
Sedangkan menurut Mulyadi (2015: 16) menyatakan bahwa, harga
pokok produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
suatu barang atau jasa selama periode yang bersangkutan. Dengan kata
lain, bahwa harga pokok produksi merupakan biaya untuk memperoleh
barang jadi yang siap dijual.

5
Jurnal Akuntansi dan Pasar Modal
Vol 4, No.1.Year 2021
ISSN 2654-8097 dan e-ISSN 2722-9181

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa harga pokok


poduksi merupakan semua biaya, baik langsung maupun tidak langsung
yang dikeluarkan untuk memproduksi suau barang selama periode
tertentu dimana biaya-biaya tersebut terdiri dari total biaya bahan
langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok
produksi, terdapat dua pendekatan yaitu dengan menggunakan metode full
costing dan metode variabel costing. Mulyadi (2015: 17) menyatakan
bahwa full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi
yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga
pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel
maupun tetap.
Sedangkan variable costing merupakan metode penentuan harga
pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang
berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
variabel.
Harga Pokok Produksi dalam penelitian ini dapat diukur dengan
harga pokok pesanan dengan pendekatan full-costing. Adapun rumus
harga pokok pesanan dengan pendekatan full-costing adalah :

Biaya Bahan Baku Rp. xxxx


Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. xxxx
Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp. xxxx
Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp. xxxx +
Harga Pokok Produksi Rp. xxxx

a. Harga Jual Produksi


Mulyadi (2012: 346) menyatakan bahwa, harga jual adalah suatu
nilai yang dapat menutupi seluruh biaya yang membebankan barang atau
jasa yang dihasilkan ditambah dengan sejumlah keuntungan yang
diinginkan oleh perusahaan.

Krismiaji dan Aryani (2011: 326) mendefinisikan harga jual


sebagai upaya untuk menyeimbangkan keinginan untuk memperoleh
manfaat sebesar-besarnya dari perolehan pendapatan yang tinggi dan
penerunan volume penjualan jika harga jual yang dibebankan ke
konsumen terlalu mahal.

6
Jurnal Akuntansi dan Pasar Modal
Vol 4, No.1.Year 2021
ISSN 2654-8097 dan e-ISSN 2722-9181

Sedangkan menurut Sodikin (2015: 158) menyatakan bahwa, harga


jual adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin)
mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.
Penentuan harga jual merupakan salah satu keputusan manajemen. Hidup
matinya perusahaan dalam jangka panjang bergantung kepada putusan
pricing ini.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa harga jual


meupakan jumlah biaya produksi dan biaya non produksi (harga pokok
produksi) ditambah dengan laba yang diharapkan perusahaan.

Harga jual produk dalam penelitian ini dapat diukur dengan harga
jual dengan pendekatan cost-plus pricing dengan dasar harga pokok
produksi full-costing. Adapun rumus harga jual dengan dasar harga pokok
produksi full-costing adalah :

Biaya Bahan Baku Rp. xxxx

Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. xxxx

Biaya Overhead Tetap Rp. xxxx

Biaya Overhead Variabel Rp. xxxx +

Jumlah Rp. xxxx

Mark-up = ...% X Rp. xxxx Rp. xxxx +

Harga Jual per unit produk Rp. xxxx

Berdasarkan penelitian ini, maka kerangka pemikiran teoritis yang diajukan


penulis adalah : Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode
full costing dalam menentukan harga jual.

7
Jurnal Akuntansi dan Pasar Modal
Vol 4, No.1.Year 2021
ISSN 2654-8097 dan e-ISSN 2722-9181

UKM MALVA KONVEKSI

Identifikasi Biaya Produksi :

1) Biaya Bahan Baku

2) Biaya Tenaga Kerja Langsung

3) Biaya Overhead Pabrik Tetap

4) Biaya Overhead Pabrik Variabel

5) Biaya Overhead Pabrik Semi

Perhitungan Harga Pokok Produksi

Jumlah Biaya Produksi Mark-Up

Penentuan Harga Jual

Sumber : Diolah penulis, 2020

3. METODE PENELITIAN

Berdasarkan karakteristik permasalahan yang membahas evaluasi


perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing
untuk menentukan harga jual pada Malva Konveksi, dimana jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Jenis data yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini adalah kualitatif
yaitu data yang menunjukan kualitas atau mutu dari suatu yang ada, berupa
keadaan, proses, kejadian atau peristiwa, dan lain-lain yang dinyatakan dalam
bentuk perkataan. Sedangkan bentuk operasional penelitian ini ialah melalui
pendekatan kualitatif deskriptif yaitu berupa narasi, cerita, pengaturan informan

8
Jurnal Akuntansi dan Pasar Modal
Vol 4, No.1.Year 2021
ISSN 2654-8097 dan e-ISSN 2722-9181

serta dokumen-dokumen yang tidak didominasi angka-angka sebagaimana


penelitian kuantitatif.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
Dimana data diperoleh secara langsung dan data tersebut diperoleh dari laporan
penjualan, laporan pembelian, latar belakang perusahaan, serta data lainnya yang
berhubungan dengan tujuan penelitian.
Untuk mempeoleh data dan informasi yang dibutuhkan, studi ini dilakukan
dengan cara studi kepustakaan, studi dokumentasi, dan teknik pengolahan data.
Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari akuntansi biaya dalam bentuk jurnal
dan literatur, yang digunakan untuk mendukung penelitian ini yaitu menentukan
harga jual produk yang tepat. Dalam mempelajari literatur, penulis juga
mengambil dan mempelajari tulisan serta artikel perorangan yang terkait dengan
perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing
untuk menentukan harga jual pada UKM.
Studi dokumentasi berupa bahan-bahan yang dikumpulkan untuk
melakukan proses penelitian dalam bentuk laporan pembelian dan laporan
penjualan produk periode 2019 pada Malva Konveksi yang menjadi bahan dalam
penelitian yang dilakukan oleh penulis. Dan teknik pengolahan data dilakukan
melalui studi dari literature dan jurnal yang selanjutnya dijadikan materi dalam
pembahasan penelitian ini mengenai evaluasi perhitungan harga pokok produksi
dengan menggunakan metode full costing untuk menentukan harga jual pada
Malva Konveksi.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Malva Konveksi merupakan usaha yang bergerak dalam bidang


pembuatan pakaian. Usaha ini menerima pesanan sesuai dengan spesifikasi yang
diinginkan oleh konsumen. Proses produksi berjalan sesuai unit yang dipesan oleh
konsumen. Pada penelitian ini, penulis membatasi hanya pada pesanan tahun
2019. Objek yang diteliti adalah Kaos PE Wangky (Lengan Pendek), karena
produk tersebut paling sering di order selama tahun 2019.

Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Perusahaan


Biaya Bahan Baku Rp. 50,863, 500
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 11,000,000
Biaya Overhead Pabrik Rp. 1,955,350 +
Harga Pokok Produksi Rp. 63,818,850

Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing


Biaya Bahan Baku Rp. 50,872,500
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 11,000,000
Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp. 1,284,700
Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp. 1,493,200
Biaya Overhead Pabrik Semi Variabel Rp. 631,700 +

9
Jurnal Akuntansi dan Pasar Modal
Vol 4, No.1.Year 2021
ISSN 2654-8097 dan e-ISSN 2722-9181

Harga Pokok Produksi Rp. 65,282,100

Perhitungan Harga Jual hasil dari Perhitungan Biaya dengan Metode Perushaan
Biaya Bahan Baku Rp. 50,863, 500

Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 11,000,000

Biaya Overhead Pabrik Rp. 1,955,350 +

Jumlah Rp. 63,818,850

Mark-up = 20% X Rp. 63,818,850 Rp. 12,766,150 +

Harga Jual Rp. 76,585,000

Perhitungan Harga Jual hasil dari Perhitungan Biaya dengan Metode Full Costing

Biaya Bahan Baku Rp. 50,863, 500

Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 11,000,000

Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp. 1,284,700

Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp. 1,493,200

Biaya Overhead Pabrik Semi Variabel Rp. 631,700 +

Jumlah Rp. 65,282,100

Mark-up = 20% X Rp. 65,282,100 Rp. 13,055,900 +

Harga Jual Rp. 78,338,000

5. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan sebelumnya dapat dianalisis perbedaan
kedua metode perhitungan yaitu, antaran perhitungan harga pokok
produksi yang dilakukan oleh perushaan dengan perhitungan harga
pokok peroduksi dengan menggunakan metode full costing, dapat
diketahui bahwa kedua metode perhitungan harga pokok produksi antara

10
Jurnal Akuntansi dan Pasar Modal
Vol 4, No.1.Year 2021
ISSN 2654-8097 dan e-ISSN 2722-9181

metode perusahaan dengan metode full costing terdapat perbedaan


nilai yang dihasilkan.
Perbedaan nilai yang dihasilkan disebabkan oleh metode yang
digunakan oleh perusahaan tidak membebankan biaya overhead pabrik
secara tepat, melainkan hanya menggolongkan beberapa biaya overhead
pabrik kedalam biaya. Sehingga biaya produksi yang dihasilkan lebih
rendah.
Perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode full
costing menghasilkan nilai yang lebih tinggi, karena metode full costing
mencangkup perhitungan sumber daya yang digunakan oleh perusahaan.
Perhitungan dengan metode full costing mencermikan berapa biaya
sesungguhnya yang dikorbankan perusahaan dalam kegiatan
produksinya. Biaya overhead pabrik yang dicatat pada metode full
costing mencangkup biaya-biaya yang timbul akibat proses produksi.
Salah satu biaya yang timbul akibat proses produksi adalah biaya
penyusutan. Maka perhitungan yang dihasilkan oleh metode full costing
lebih tinggi karena mencangkup perhitungan seluruh biaya yang terjadi
pada proses produksi. Sedangkan pada perhitungan harga pokok produksi
dengan metode perusahaan nilai yang dihasilkan lebih kecil, karena
perusahaan belum memasukkan biaya overhead pabrik secara rinci ke
dalam biaya produksi.
Karena perhitungan harga pokok produksi dengan metode
perusahaan kurang rinci dalam memasukkan seluruh unsur biaya yang
dikeluarkan dalam proses produksi, hal ini dapat mempengaruhi dalam
penentuan harga jual dan laba yang dihasilkan oleh perushaan.
Dari tabel diatas terdapat perbedaan nilai harga jual produk. Harga
jual dari hasil perhitungan biaya produksi dengan metode perusahaan
lebih kecil dari harga jual yang dihasilkan dari perhitunga biaya produksi
dengan menggunakan metode full costing. Jika perushaan menenentukan
harga pokok produksi dengan metode perusahaan dalam jangka waktu
yang lama dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Sedangkan
perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing akan
berguna bagi perusahaan dalam kegiatan produksi maupun menetapkan
harga jual sesuai dengan keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan.

a. Saran
Metode full costing dapat digunakan Malva Konveksi sebagai
alternatif untuk menghitung harga pokok produksi. Metode ini dapat
memberikan informasi yang rinci dan akurat mengenai biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Metode ini dapat

11
Jurnal Akuntansi dan Pasar Modal
Vol 4, No.1.Year 2021
ISSN 2654-8097 dan e-ISSN 2722-9181

membantu perusahaan dalam menentukan harga jual yang tepat


dan meminimalkan resiko kerugian pada perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

A. Muri Yusuf. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian


Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Armanto Witjaksono, S.E, Ak., MM. 2013. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Firdaus Ahmad Dunia dan Wasilah Abdullah. 2012. Akuntansi Biaya. Jakarta:
Salemba Empat.

Hamli Syaifullah S.E.Sy. 2014. Buku Praktis Akuntansi Biaya & Keuanagan.
Laskar Aksara.

Kautsar Riza Salman, S.E, Ak., M.S.A, B.K.P., S.A.S. 2013. Akuntansi Biaya
Pendekatan Product Costing. Akademia Permata, Jakarta.

Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya, Edisi 5. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu


Manajemen YKPN.

Mulyadi. 2015. Akuntansi Biaya, Edisi 5. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu


Manajemen YKPN.

Riwayadi. 2014. Akuntansi Biaya Pendekatan Tradisional dan Kontemporer.


Jakarta: Salemba Empat.

Slamet Sugiri Sodikin. 2015. Akuntansi Managemen Sebuah Pengantar.


Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Sofia Prima Dewi dan Septian Bayu Kristanto. 2013. Akuntansi Biaya. IN
MEDIA.

Warren, Reeve, E. Duchac, Suhirdianto, Kalanjati, Jusuf, D. Djakman. 2014.


Pengantar Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Axel Johannes Pelealu, Wilfried. S. Manoppo, Joanne. V. Mangindaan. Harga


Pokok Produksi dengan Menggunakan Metode Full Costing Sebagai Dasar

12
Jurnal Akuntansi dan Pasar Modal
Vol 4, No.1.Year 2021
ISSN 2654-8097 dan e-ISSN 2722-9181

Perhitungan Harga Jual (Studi Kasus Pada Kertina’s Home Industry), Jurusan
Ilmu Administrasi Bisnis, Jurnal Administrasi Bisnis, Vol.6 No.2 Tahun
2018.

Helmina Batubara. Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Full


Costing Pada Pembuatan Etalase Kaca dan Alumunium di UD. Istana
Alumunium Manado, Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas
Sam Ratulangi Manado, Jurnal EMBA Vol.1 No.3 September 2013, Hal:
217-224.

Putu Lina Mariani, Made Ary Meitriana, Anjunan Zukhri. Penerapan Metode Full
Costing Sebagai Dasar Perhitungan HPP dalam Menentukan Harga Jual
Produk Dupa pada UD Ganesha, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Universitas
Pendidikan Ganesha, Singaraja, Vol.4 No.1 Tahun 2014.

Rina Hasym. Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi dan Harga Jual dengan
Menggunakan Metode Full Costing pada Home Industry Khoiriyah di
Taman Sari, Singaraja, Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas
Ekonomi, Universitas Ganesha, Singaraja, E-Journal Pendidikan Ekonomi,
Vol.10 No.2 Tahun 2017.

Roudlotul Zannah. Penentuan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Full


Costing dalam rangka Menentukan Harga Jual Tahu pada UD. Maju Jaya
Sejahtera, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas
Nusantara PGRI Kediri, Simki-Economic, Vol.01 No.01 Tahun 2017

13

Anda mungkin juga menyukai