PENDAHULUAN
1
2
Metode ABC sebagai alternatif lain yang dapat digunakan selain metode biaya
tradisional. Pendapat bawah metode ABC sebagai alternatif diperkuat pada artikel
(Kaukab, 2019) yang menyatakan bahwa konsep ini muncul karena konsep biaya
tradisional kurang tepat dalam mengalokasikan biaya overhead produksi yang
hanya dengan mengandalkan dasar bahan langsung, upah langsung, ataupun unit
produksi saja. Selain itu dengan metode activity based costing (ABC) dapat
mengeliminasi penyimpagan biaya yang diakibatkan oleh penerapan metode
konvensional selama ini. Metode ABC (Fauzan, 2020) membantu pelaku usaha
untuk mengetahui biaya per unit pada masing-masing produk secara akurat dan
mendetail.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, Elvina’s Bakery
Banyuasin membutuhkan perhitungan harga pokok produksi yang tepat sesuai
jenis aktivitasnya agar nantinya menghasilkan keputusan yang dibutuhkan
manajemen pada situasi tertentu, maka penulis tertarik untuk mengambil judul
“Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Activity Based
Costing (ABC) pada Elvina’s Bakery Banyuasin”.
analisis harga pokok produksi suatu produk yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan.
1.5 Metode Pengumpulan Data dan Sumber Data
1.5.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data yang diperlukan, penulis menggunakan
beberapa cara atau metode. Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono
(2017:137) merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena
tujuan dan kegunaan tertentu yaitu untuk mendapatkan data. Berikut adalah teknik
pengumpulan data antara lain:
1. Teknik wawancara, merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu.
2. Teknik pengamatan/observasi, merupakan suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting
adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
3. Teknik dokumentasi, dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya
catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi,
peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto,
gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya
misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain.
Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi
dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
4. Triangulasi, dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai
teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.
Berdasarkan teknik pengumpulan data di atas, penulis memperoleh data-
data pendukung yang diperlukan sebagai masukan kemudian diolah untuk
penyusunan laporan akhir dengan cara wawancara dan observasi. Wawancara
dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pemilik Elvina’s
Bakery Banyuasin yang berhubungan dengan data yang akan diambil oleh
penulis. Observasi dilakukan dengan mengunjungi lokasi atau tempat yang
dijadikan sebagai objek penelitian yaitu Elvina’s Bakery Banyuasin.
1.5.2 Sumber Data
Sumber data menurut Sugiyono (2017:137) ada dua jenis yaitu:
6
1. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Jadi, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa
data primer adalah data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh
peneliti secara langsung tanpa perantara. Dalam hal ini data primer berupa
catatan hasil wawancaradan hasil pengamatan langsung di lapangan yang
diperoleh melalui wawancara dengan pengelola perusahaan.
2. Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
dokumen. Jadi, data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan
dikumpulkan oleh pihak lain.
Berdarkan sumber data di atas, maka data yang digunakan oleh penulis
dalam laporan akhir ini adalah data primer yaitu data yang didapat langsung dari
perusahaan melalui wawancara kepada pengelola Elvina’s Bakery Banyuasin.
8
9
“Biaya (cost) adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan
untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat
saat ini atau dimasa mendatang bagi organisasi. Ekuivalen kas adalah
sumber non kas yang dapat ditukar dengan barang atau jasa yang
dinginkan.”
berguna bagi manajemen sehubungan dengan tujuannya. Dengan kata lain setiap
manajemen akan membuat suatu klasifikasi biaya yang berbeda, tergantung pada
tujuan yang ingin dicapai manajemen yang bersangkutan.
Biaya bahan baku langsung adalah semua biaya bahan baku yang
membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara
eksplisit dalam perhitungan biaya produk.
2. Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)
3. Biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi
bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara
layak ke produk tertentu.
4. Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead)
Biaya overhead pabrik disebut juga overhead manufaktur, beban
manufaktur, atau beban yang terdiri atas semua biaya manufaktur yang
tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Overhead pabrik
biasanya memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung.
5) Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai
diproduksi dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan
tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang
bersangkutan.
c. Manfaat informasi harga pokok pesanan
1) Menentukan harga jual yang akan dibebankan pada pemesan;
2) Mempertimbangkan penolakan atau penerimaan pesanan;
3) Memantau biaya produksi;
4) Menghitung laba atau rugi tiap pesanan;
2. Metode Harga Pokok Proses (Process Cost Method)
a. Pengertian metode harga pokok proses
Metode harga pokok proses merupakan metode pengumpulan biaya
produksi yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah produksinya
secara massa. Di dalam metode ini, biaya produksi dikumpulkan untuk
setiap proses dalam jangka waktu tertsntu , dan biaya produksi per
satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses
tertentu, selama periode tertentu , dengan jumlah satuan produk yang
dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan.
b. Karakteristik metode harga pokok proses
1) Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.
2) Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama.
3) Kegiatan produksi dimualai dengan diterbitkannya perintah
produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka
waktu tertentu.
Baku Langsung
Biaya Tenaga
- - Rp. XXX Rp. XXX
Kerja Langsung
Biaya Overhead
Pabrik
Aktivitas
Berlevel Unit
Bahan Baku
- - Rp. XXX Rp. XXX
Tidak Langsung
Jumlah
Biaya Listrik XX Rp. XXX Rp. XXX
KWH
Aktivitas
berlevel Produk
Biaya Tenaga
Jam
Kerja XX Rp. XXX Rp. XXX
Kerja
Tidak Langsung
Aktivitas
Berlevel Fasilitas
Biaya Penyusutan
Jam
mesin dan XX Rp. XXX Rp. XXX
Mesin
peralatan
Luas
Biaya Penyusutan
Gedung XX Rp. XXX Rp. XXX
Gedung
(m2)
Harga Pokok Produksi Rp. XXX
Sumber: Adi, 2013
1. Alokasi
Tidak semua alokasi memiliki aktivitas atau pemicu konsumsi sumber
daya yang sesuai. Beberapa biaya perlu dialokasikan ke departemen dan
produk berdasarkan pengukuran volume arbiter karena mencari aktivitas
yang memicu biaya tidak praktis. Contohnya, biaya sistem informasu
untuk pemeliharaan pabrik, gaji manager pabrik, dan asuransi pabrik.
2. Pengabaian biaya (Omission of cost)
Biaya produk atau jasa yang diidentifikasikan oleh sistem ABC cenderung
tidak memasukkan semua biaya yang terkait dengan produk atau jasa,
seperti biaya untuk aktivitas pemasaran, riset periklanan, pengembangan
dan rekayasa produksi.
3. Biaya dan waktu
Besarnya biaya aplikasi dan lamanya proses implementasi ABC. Hal ini
karena ABC bukan masalah menghitung biaya produk semata, tetapi lebih
pada cara manajemen mengidentifikasi aktivitas-aktivitas dalam produksi,
sumber daya yang dikonsumsinya, hal-hal yang memicu biaya aktivitas
tersebut, dan besarnya biaya yang terjadi. Selain itu, harus ditentukan pula
pemicu penggunaan sumber daya/biaya tersebut. Penentuan pemicu
aktivitas sangat penting karena menentukan akurasi alokasi biaya dari
aktvitas tersebut. Sebuah aktivitas bisa saja memiliki lebih dari satu
pemicu, seperti aktivitas mesin pabrik yang menggunakan kelistrikan.
Estimasi biaya yang akurat atas suatu aset atau sumber daya pada suatu
kapasitas yang dianggarkan dapat menjadi dasar penentu nilai biaya dari
kapasitas yang tidak digunakan akibat penerobosan produksi atau
pelayanan.
1.6 Perbandingan Biaya Produksi Konvensional (Full Costing) dan
Activity Based Costing (ABC)
Metode activity based costing (ABC) memandang bahwa biaya overhead
dapat dilacak dengan secara memadai pada berbagai produk secara individual.
Biaya yang ditimbulkan oleh cost driver.
Menurut Rudianto (2013:164) terdapat perbedaan antara metode
perhitungan biaya ABC dan metode biaya tradisional yaitu:
1. Pusat Biaya (Cost Pool) didefinisikan sebagai aktivitas atau pusat aktivitas
dan bukan sebagai pabrik atau pusat biaya departemen.
2. Pemicu biaya (Cost Driver) yang digunakan utuk membebankan biaya
aktivitas ke objek adalah pemicu (driver) aktivitas yang mendasarkan pada
hubungan sebab-akibat. Pendekatan tradisional menggunakan pemicu
tunggal yang mendasarkan pada volume yang sering kali tidak melihat
hubungan antara biaya sumber daya dan objek biaya.
digunakan
Sumber: Rudianto, 2013
Metode activity based costing menggunakan lebih banyak cost driver bila
dibandingkan dengan sistem tradisional atau konvensional. Sebelum sampai pada
prosedur pembebanan biaya dua tahap dalam activity based costing perlu
dipahami hal-hal sebagai berikut :
a. Cost Driver
Cost driver adalah suatu kejadian yang menimbulakan biaya. Cost
driver merupakan konsumsi biaya-biaya overhead. Faktor ini
menunjukan suatu penyebab utama tingkat aktivitas yang akan
meneyebabkan biaya dalam aktivitas-aktivitas selanjutnya.
b. Rasio Konsumsi
Rasio konsumsi adalah proporsi masing-masing aktivitas yang
dikonsumsi oleh setiap produk, dihitung dengan cara membagi jumlah
aktivitas yang dikonsumsikan oleh suatu produk dengan jumlah
keseluruhan aktivitas tersebut dari semua jenis produk.
c. Homogeneous Cost Pool
Homogeneous Cost Pool merupakan kumpulan biaya dari overhead
yang variasi biayanya dapat dikaitkan dengan satu pemicu biaya atau
untuk dapat disebut suatu kelompok biaya yang homogen secara logis
harus berhubungan dan mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk
semua produk.
biaya yang paling umum adalah biaya produk atau jasa. Penggerak
aktivitas digunakan untuk melacak biaya aktivitas ke objek biaya.
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
25
26
Pimpinan
4. Proses Pengemasan
Proses pengemasan roti adalah tahap akhir yang dilakukan ketika roti yang
telah matang sesuai perhitungan koki dapur bagian produksi, lalu
didinginkan beberapa saat sekitar 10 menit. Setelah itu roti akan dikemas
sedemikian rupa secara manual oleh pekerja produksi, lalu dikumpulkan
menjadi satu bagian sesuai banyaknya pesanan tiap pelanggan, kemudian
diantarkan keesokan harinya oleh bagian pemasaran kepada pelanggan.
Proses Penerimaan
Pesanan
Produk Jadi
Elvina’s Bakery Banyuasin untuk memproduksi roti tahun 2019, 2020, 2021
adalah sebagai berikut:
30
Tabel 3.1
Elvina’s Bakery Banyuasin
Daftar Biaya Bahan Baku Langsung
Tahun 2019
Harga per
No. Keterangan Kuantitas Jumlah
Kuantitas
1 Tepung Terigu 24000 Kg Rp 10.000 Rp 240.000.000
2 Susu Bubuk 1200 Ons Rp 2.500 Rp 3.000.000
3 Garam Halus 1200 Bks Rp 1.000 Rp 1.200.000
4 Gula Pasir 7200 Kg Rp 11.000 Rp 79.200.000
5 Mentega 2400 Kg Rp 20.000 Rp 48.000.000
6 Telur 6000 Butir Rp 1.500 Rp 9.000.000
7 Pengembang Makanan 1200 Ons Rp 7.500 Rp 9.000.000
8 Pelembut Makanan 1200 Ons Rp 10.000 Rp 12.000.000
9 Pengawet Makanan 1200 Ons Rp 3.500 Rp 4.200.000
10 Pewarna Makanan 2400 Ons Rp 10.000 Rp 24.000.000
11 Plastik Kemasan 1200 Bal Rp 125.000 Rp 150.000.000
12 Coklat Cair 4500 Kg Rp 29.000 Rp 130.500.000
13 Messes 1500 Kg Rp 15.000 Rp 22.500.000
14 Kelapa Parut 3000 Kg Rp 6.000 Rp 18.000.000
Total Rp 750.600.000
Ket: Biaya Bahan Baku Langsung untuk 1.200.000 Roti
Sumber: Elvina’s Bakery Banyuasin, 2022
Tabel 3.2
Elvina’s Bakery Banyuasin
Daftar Biaya Bahan Baku Langsung
Tahun 2020
Harga per
No. Keterangan Kuantitas Jumlah
Kuantitas
1 Tepung Terigu 24000 Kg Rp 10.000 Rp 240.000.000
2 Susu Bubuk 1200 Ons Rp 2.500 Rp 3.000.000
3 Garam Halus 1200 Bks Rp 1.000 Rp 1.200.000
4 Gula Pasir 7200 Kg Rp 12.000 Rp 86.400.000
5 Mentega 2400 Kg Rp 24.000 Rp 57.600.000
6 Telur 6000 Butir Rp 1.700 Rp 10.200.000
7 Pengembang Makanan 1200 Ons Rp 7.800 Rp 9.360.000
8 Pelembut Makanan 1200 Ons Rp 10.200 Rp 12.240.000
9 Pengawet Makanan 1200 Ons Rp 3.500 Rp 4.200.000
10 Pewarna Makanan 2400 Ons Rp 10.000 Rp 24.000.000
11 Plastik Kemasan 1200 Bal Rp 125.000 Rp 150.000.000
31
Tabel 3.3
Elvina’s Bakery Banyuasin
Daftar Biaya Bahan Baku Langsung
Tahun 2021
Harga per
No. Keterangan Kuantitas Jumlah
Kuantitas
1 Tepung Terigu 24000 Kg Rp 10.200 Rp 244.800.000
2 Susu Bubuk 1200 Ons Rp 2.700 Rp 3.240.000
3 Garam Halus 1200 Bks Rp 1.000 Rp 1.200.000
4 Gula Pasir 7200 Kg Rp 14.000 Rp 100.800.000
5 Mentega 2400 Kg Rp 24.000 Rp 57.600.000
6 Telur 6000 Butir Rp 1.700 Rp 10.200.000
7 Pengembang Makanan 1200 Ons Rp 7.800 Rp 9.360.000
8 Pelembut Makanan 1200 Ons Rp 10.200 Rp 12.240.000
9 Pengawet Makanan 1200 Ons Rp 3.700 Rp 4.440.000
10 Pewarna Makanan 2400 Ons Rp 10.000 Rp 24.000.000
11 Plastik Kemasan 1200 Bal Rp 125.000 Rp 150.000.000
12 Coklat Cair 4500 Kg Rp 29.400 Rp 132.300.000
13 Messes 1500 Kg Rp 17.000 Rp 25.500.000
14 Kelapa Parut 3000 Kg Rp 7.000 Rp 21.000.000
Total Rp 796.680.000
Ket: Biaya Bahan Baku Langsung untuk 1.200.000 Roti
Sumber: Elvina’s Bakery Banyuasin, 2022
Tabel 3.6
Elvina’s Bakery Banyuasin
Daftar Biaya Overhead Pabrik
Tahun 2020
No. Keterangan Tarif Biaya
1 Biaya Air Rp 3.600.000
2 Biaya Token Listrik Rp 2.700.000
3 Biaya Transportasi Rp 105.000.000
4 Biaya Tabung Gas Rp 17.100.000
Total Rp 128.400.000
Ket: Biaya Overhead Pabrik untuk 1.200.000 roti/tahun
Sumber: Elvina’s Bakery Banyuasin, 2022
Tabel 3.7
Elvina’s Bakery Banyuasin
Daftar Biaya Overhead Pabrik
Tahun 2021
No. Keterangan Tarif Biaya
1 Biaya Air Rp 3.600.000
2 Biaya Token Listrik Rp 2.700.000
3 Biaya Transportasi Rp 105.000.000
4 Biaya Tabung Gas Rp 18.000.000
Total Rp 129.300.000
Ket: Biaya Overhead Pabrik untuk 1.200.000 roti/tahun
Sumber: Elvina’s Bakery Banyuasin, 2022
Tabel 3.8
Elvina’s Bakery Banyuasin
Laporan Harga Pokok Produksi Roti
Tahun 2019
Biaya Produksi
Biaya Bahan Baku Langsung
Tepung Terigu Rp 240.000.000
Susu Bubuk Rp 3.000.000
Garam Halus Rp 1.200.000
Gula Pasir Rp 79.200.000
Mentega Rp 48.000.000
Telur Rp 9.000.000
Pengembang Makanan Rp 9.000.000
Pelembut Makanan Rp 12.000.000
Pengawet Makanan Rp 4.200.000
Pewarna Makanan Rp 24.000.000
Plastik Kemasan Rp 150.000.000
Coklat Cair Rp 130.500.000
Messes Rp 22.500.000
Kelapa Parut Rp 18.000.000
Total Biaya Bahan
Rp 750.600.000
Baku
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Upah Karyawan Produksi Rp 126.000.000
Upah Karyawan
Rp 120.000.000
Pemasaran/Kurir
Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 246.000.000
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Air Rp 3.600.000
Biaya Token Listrik Rp 2.700.000
Biaya Transportasi Rp 105.000.000
Biaya Tabung Gas Rp 16.200.000
Total Biaya Overhead Pabrik Rp 127.500.000
Harga Pokok Produksi Rp 1.124.100.000
Ket: Harga Pokok Prodsuksi 1.200.000 Roti
Sumber: Elvina’s Bakery Banyuasin, 2022
35
Tabel 3.9
Elvina’s Bakery Banyuasin
Laporan Harga Pokok Produksi Roti
Tahun 2020
Biaya Produksi
Biaya Bahan Baku Langsung
Tepung Terigu Rp 240.000.000
Susu Bubuk Rp 3.000.000
Garam Halus Rp 1.200.000
Gula Pasir Rp 86.400.000
Mentega Rp 57.600.000
Telur Rp 10.200.000
Pengembang Makanan Rp 9.360.000
Pelembut Makanan Rp 12.240.000
Pengawet Makanan Rp 4.200.000
Pewarna Makanan Rp 24.000.000
Plastik Kemasan Rp 150.000.000
Coklat Cair Rp 130.500.000
Messes Rp 22.500.000
Kelapa Parut Rp 18.000.000
Total Biaya Bahan
Rp 772.200.000
Baku
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Upah Karyawan Produksi Rp 126.000.000
Upah Karyawan
Rp 120.000.000
Pemasaran/Kurir
Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 246.000.000
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Air Rp 3.600.000
Biaya Token Listrik Rp 2.700.000
Biaya Transportasi Rp 105.000.000
Biaya Tabung Gas Rp 17.100.000
Total Biaya Overhead Pabrik Rp 128.400.000
Harga Pokok Produksi Rp 1.146.600.000
Ket: Harga Pokok Prodsuksi 1.200.000 Roti
Sumber: Elvina’s Bakery Banyuasin, 2022
36
Tabel 3.10
Elvina’s Bakery Banyuasin
Laporan Harga Pokok Produksi Roti
Tahun 2021
Biaya Produksi
Biaya Bahan Baku Langsung
Tepung Terigu Rp 240.000.000
Susu Bubuk Rp 3.240.000
Garam Halus Rp 1.200.000
Gula Pasir Rp 100.800.000
Mentega Rp 57.600.000
Telur Rp 10.200.000
Pengembang Makanan Rp 9.360.000
Pelembut Makanan Rp 12.240.000
Pengawet Makanan Rp 4.440.000
Pewarna Makanan Rp 24.000.000
Plastik Kemasan Rp 150.000.000
Coklat Cair Rp 132.300.000
Messes Rp 25.500.000
Kelapa Parut Rp 21.000.000
Total Biaya Bahan
Rp 796.680.000
Baku
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Upah Karyawan Produksi Rp 126.000.000
Upah Karyawan
Rp 120.000.000
Pemasaran/Kurir
Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 246.000.000
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Air Rp 3.600.000
Biaya Token Listrik Rp 2.700.000
Biaya Transportasi Rp 105.000.000
Biaya Tabung Gas Rp 18.000.000
Total Biaya Overhead Pabrik Rp 129.300.000
Harga Pokok Produksi Rp 1.171.980.000
Ket: Harga Pokok Prodsuksi 1.200.000 Roti
Sumber: Elvina’s Bakery Banyuasin, 2022
BAB IV
PEMBAHASAN
36
37
Tabel 4.1
Elvina’s Bakery Banyuasin
Analisis Proses Pembebanan Biaya
Berdasarkan Pendekatan Konvensional (Full Costing)
Keterangan 2019 2020 2021
Biaya Bahan Baku Rp 750.600.000 Rp 772.200.000 Rp 796.680.000
Tabel 4.3
Elvina's Bakery Banyuasin
Biaya Penyusutan Mesin dan Peralatan
Umur
N Harga Jumlah Beban Penyusutan
Nama Aset Ekonomis
o Perolehan (1) (2) Pertahun (1x2)/(3)
(3) tahun
1 Mesin Pengaduk Rp 25.000.000 1 15 Rp 1.666.667
2 Mesin Oven Rp 3.000.000 3 14 Rp 642.857
3 Loyang Rp 50.000 200 14 Rp 714.286
Total Rp 3.023.810
Sumber: Diolah dari data Elvina’s Bakery Banyuasin, 2022
Tabel 4.4
Elvina's Bakery Banyuasin
Biaya Jam Kerja Mesin dan Peralatan
N Lama Penggunaan per Lama Penggunaan per
Nama Aset
o Hari (Jam) Tahun (Jam)
1 Mesin Pengaduk 2 600
2 Mesin Oven 3 900
3 Loyang 4 1200
Total 2700
Sumber: Diolah dari data Elvina’s Bakery Banyuasin, 2022
Jika dihitung biaya pemeliharaan mesin dan peralatan dengan relatif
tetap selama tahun 2019, 2020, dan 2021 sebesar Rp 2.700.000/tahun,
sehingga biaya pemeliharaan untuk 1 jam kerja mesin dan peralatan
sebesar Rp 1.000 (Rp2.700.000/2700 jam kerja mesin dan
peralatan/tahun).
3) Aktivitas Level fasilitas (Facility Level Activities)
46
Tabel 4.8
Elvina’s Bakery Banyuasin
Pool Rate Aktivitas Level Unit
Elemen Biaya
Cost Pool Overhead Pabrik 2019 2020 2021
(BOP)
Pool 2 Biaya Listrik Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000
Jumlah Biaya Rp 2.700.000 Rp 2.700.000 Rp 2.700.000
Jumlah Jam Inspeksi 2.400 2.400 2.400
Pool Rate 1 1.125 1.125 1.125
Sumber: Diolah dari data Elvina’s Bakery Banyuasin, 2022
Pool Rate aktivitas level batch pada Elvina’s Bakery Banyuasin dapat dilihat pada
tabel 4.9 dan tabel 4.10
Tabel 4.9
Elvina’s Bakery Banyuasin
Pool Rate Aktivitas Level Batch
Cost Elemen Biaya 2019 2020 2021
Pool Overhead Pabrik
(BOP)
Pool 3 Biaya Tenaga Kerja Rp246.000.000 Rp 246.000.000 Rp 246.000.000
Langsung
Biaya Penyusutan Rp 3.023.810 Rp 3.023.810 Rp 3.023.810
Mesin dan Peralatan
Biaya Pemeliharaan Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 1.000
Mesin dan Peralatan
Jumlah Biaya 249.024.810 249.024.810 249.024.810
Jumlah Inspeksi 2.400 2.400 2.400
Pool Rate 3 103.760 103.760 103.760
Sumber: Diolah dari data Elvina’s Bakery Banyuasin, 2022
49
Tabel 4.10
Elvina’s Bakery Banyuasin
Pool Rate Aktivitas Level Fasilitas
Elemen Biaya
Cost Pool Overhead Pabrik 2019 2020 2021
(BOP)
Pool 4 Biaya Transportasi Rp 105.000.000 Rp 105.000.000 Rp 105.000.000
Biaya Air Rp 3.600.000 Rp 3.600.000 Rp 3.600.000
Jumlah Biaya Rp 108.600.000 Rp 108.600.000 Rp 108.600.000
Jumlah Jam Inspeksi 2.400 2.400 2.400
Pool Rate 1 45.250 45.250 45.250
Sumber: Diolah dari data Elvina’s Bakery Banyuasin, 2022
2. Tahap Kedua
Dalam menentukan harga pokok produksi berdasarkan activity based
costing system (ABC) adalah membebankan tarif kelompok berdasarkan
cost driver. Biaya untuk setiap kelompok biaya overhead pabrik ditelusuri
ke setiap produk. Pembebanan biaya overhead pabrik (BOP) dengan
activity based costing system (ABC) dapat dilihat pada tabel 4.11, tabel
4.12, dan tabel 4.13
Tabel 4.11
Pembebanan Biaya Overhead Pabrik (BOP) dengan Activity Based Costing Sytem
(ABC) pada Elvina’s Bakery Banyuasin
Tahun 2019
Level
Cost Driver Proses Pembebanan Jumlah
Aktivitas
Unit Unit Produk (Roti) 13,5 x 1.200.000 Rp 16.200.000
Jam Inspeksi 1.125 x 2.400 jam Rp 2.700.000
Batch Jam Inspeksi 103.760 x 2.400 jam Rp 249.024.810
Fasilitas Jam Inspeksi 45.250 x 2.400 jam Rp 108.600.000
Total Biaya Overhead Pabrik (BOP) Rp 376.524.930
Sumber: Diolah dari data Elvina’s Bakery Banyuasin, 2022
Tabel 4.12
Pembebanan Biaya Overhead Pabrik (BOP) dengan Activity Based Costing Sytem
(ABC) pada Elvina’s Bakery Banyuasin
Tahun 2020
Level
Cost Driver Proses Pembebanan Jumlah
Aktivitas
Unit Unit Produk (Roti) 14,25 x 1.200.000 Rp 17.100.000
Jam Inspeksi 1.125 x 2.400 jam Rp 2.700.000
Batch Jam Inspeksi 103.760 x 2.400 jam Rp 249.024.810
Fasilitas Jam Inspeksi 45.250 x 2.400 jam Rp 108.600.000
Total Biaya Overhead Pabrik (BOP) Rp 377.424.930
Sumber: Diolah dari data Elvina’s Bakery Banyuasin, 2022
Tabel 4.13
50
Pembebanan Biaya Overhead Pabrik (BOP) dengan Activity Based Costing Sytem
(ABC) pada Elvina’s Bakery Banyuasin
Tahun 2021
Level
Cost Driver Proses Pembebanan Jumlah
Aktivitas
Unit Unit Produk (Roti) 15 x 1.200.000 Rp 18.000.000
Jam Inspeksi 1.125 x 2.400 jam Rp 2.700.000
Batch Jam Inspeksi 103.760 x 2.400 jam Rp 249.024.810
Fasilitas Jam Inspeksi 45.250 x 2.400 jam Rp 108.600.000
Total Biaya Overhead Pabrik (BOP) Rp 378.324.930
Sumber: Diolah dari data Elvina’s Bakery Banyuasin, 2022
Tabel 4.14
bebankan pada total konsumsi yang digunakan saja. Dalam hal ini mempengaruhi
besar biaya yang keluar sebagai harga pokok produksi dalam pencatatannya. Biaya
yang belum masuk atau luput dari pencatatan adalah biaya penyusutan mesin dan
peralatan dan biaya pemeliharaan mesin dan peralatan. Kemudian konsumsi biaya
yang tidak seluruhnya dipakai adalah biaya pewarna makanan yang hanya di pakai
sebesar 90% pada bahan baku yang telah dibeli.
Tabel 4.17
Elvina’s Bakery Banyuasin
Konsumsi Biaya Berdasarkan Aktivitas
Tahun 2019, 2020 dan 2021
Keterangan Pembebanan 2019 2020 2021
Biaya
Metode Konvensional (Full Costing)
Biaya Pewarna Makanan 100% Rp 24.000.000 Rp 24.000.000 Rp 24.000.000
Biaya Penyusutan Mesin - - - -
55
dan Peralatan
Biaya Pemeliharaan - - - -
Mesin dan Peralatan
Total Rp 24.000.000 Rp24.000.000 Rp 24.000.000
Metode Activity Based Costing (ABC)
Biaya Pewarna Makanan 90% Rp 21.600.000 Rp 21.600.000 Rp 21.600.000
Biaya Penyusutan Mesin 3 Rp 3.023.810 Rp 3.023.810 Rp 3.023.810
dan Peralatan
Biaya Pemeliharaan 3 Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 1.000
Mesin dan Peralatan
Total Rp 24.624.810 Rp24.624.810 Rp 24.624.810
Sumber: Diolah dari data Elvina’s Bakery Banyuasin, 2022
Ket: 100% Biaya Pewarna Makanan = 1.200.000 roti dengan 2.400 btl
90% Biaya Pewarna Makanan = 1.200.000 roti dengan 90% x 2.400 =
2.160 btl
Untuk biaya penyusutan dan pemeliharaan mesin dan peralatan ada pada tabel 4.3
dan 4.4
Berdasarkan perhitungan pada pembahasan lengkap di 4.2 dapat dlihat
perbandingan harga pokok produksi pada roti panggang antara sistem konvensional (full
costing) dengan sistem activity based costing (ABC). Perbandingan dapat dilihat pada
tabel 4.18
Tabel 4.18
Elvina’s Bakery Banyuasin
Perbandingan Harga Pokok Produksi dengan Metode Konvensional (Full Costing)
dan Metode Activity Based Costing (ABC)
Keterangan 2019 2020 2021
pemeliharaan mesin dan peralatan dengan nominal yang sama tidak masuk
ke dalam pencatatan wajib harga pokok produksi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penulis pada bab IV dengan memperhitungkan
dan membandingkan data yang ada maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
a. Perusahaan melakukan pembebanan seluruh biaya pengeluaran ke setiap
unit produk dan belum mengkalifikasikan jenis pengeluara biaya
berdasarkan pembebanan aktivitas dalam menentukan harga pokok
produksi sehingga biaya yang dikeluarkan lebih kecil.
b. Penerapan perhitungan harga pokok produksi dengan sistem activity based
costing (ABC) pada perusahaan, dapat mengalokasikan biaya berdasarkan
aktivitas secara tepat karena setiap produk dibebankan menggunakan
pemicu biaya (cost driver), sehingga tidak akan memicu pembebanan
biaya pada produk yang lebih kecil (undercosting) atau yang lebih besar
(overcosting) yang akan berpengaruh pada laba perusahaan.
c. Perbandingan penerapan perhitungan harga pokok produksi antara metode
konvensional (full costing) dengan metode activity based costing (ABC)
diketahui terdapat selisih biaya pengeluaran yang disebabkan oleh
pembebanan seluruh biaya kedalam setiap unit produk sehigga dalam
perhitungan harga pokok produksi perusahaan lebih efektif dalam
pengambilan keputusan maupun perhitungan laba perusahaan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dibahas sebelumnya, maka penulis
memberikan saran yang dapat dijadikan masukan bagi perusahaan, sebagai
berikut:
a. Pihak Elvina’s Bakery Banyuasin sebaiknya memperhitungkan
perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode activity
based costing (ABC), dengan tetap mempertimbangkan faktor-faktor
56
57
eksternal yang lain seperti tarif pesaing dan kemampuan masyarakat yang
dapat mempengaruhi dalam penetapan harga pokok produksi.
b. Pimpinan Elvina’s Bakery Banyuasin diharapkan dapat mengetahui
informasi pembebanan biaya berdasarkan aktivitas dalam menentukan
harga pokok produksi dengan menggunakan metode activity based costing
(ABC) agar efektivitas pembebanan biaya lebih akurat dalam
menenentukan perhitungan laba perusahaan dan keputusan manajemen.
c. Pihak manajemen sebaiknya mengevaluasi perbandingan antara
perhitungan harga pokok produksi metode konvensional (full costing)
dengan metode activity based costing (ABC) agar dapat menentukan
perhitungan pembebanan biaya yang sesungguhya.