ABSTRACT
The calculation of the cost of manufactured for a company is very important. use of
full costing method that calculating thorough and more detail regarding the cost components
needed in the cost. It is also necessary costs in the production. The results will be more
accurate so that the company can determine the selling price and the desired profit. The
research aims to difference of conventional methods by the company and by using the full
costing method. The company as an object of research is PT. Pandowo Utomo Food
Semarang who produce beans atom "GAJAH".
PT. Pandowo Utomo Food Semarang using full costing method differences in the
results obtained. In the method of Rp 234.455.853.65 while the full costing method shows Rp
247 508 308. The selling price of the full costing method amounted to Rp 15469.27 while the
selling price of Rp 14653.49 method. The difference occurs in the factory overhead costs. The
difference breakdown of full costing method, the cost of diesel there is a division between
production and non production costs include, the cost of water, electricity, telephone and
depreciation costs of machinery and maintenance machinery. It causes the cost of goods
manufactured and sales price is higher.
Keyword : Full Costing, Cost of Goods Manufacture, Selling Price, and Cost
ABSTRAK
Perhitungan harga pokok produksi sangatlah berperan bagi sebuah perusahaan.
Dengan penggunaan metode full costing yang melakukan penghitungan secara menyeluruh
dan lebih rinci dengan memasukkan semua unsur-unsur biaya. Maka hal ini juga diperlukan
dalam biaya yang ada di proses produksi. Hasil yang diperoleh akan lebih tepat dan sesuai
keiinginan dari perusahaan. Sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual dan laba.
Tujuan penelitian ini sebagai alat bantu maupun pembanding bagi perusahaan antara metode
konvesional perusahaan dengan metode full costing. Perusahaan yang sebagai obyek
penelitian adalah PT. Pandowo Utomo Food Semarang yang memproduksi kacang atom
“GAJAH”.
PT. Pandowo Utomo Food Semarang dengan menggunakan metode full costing
didapat perbedaan hasil. Pada metode perusahaan sebesar Rp 234.455.853.65 sedangkan
metode Full Costing sebesar Rp 247.508.308. Harga jual pada metode Full Costing sebesar
Rp 15.469,27 sedangkan harga jual metode perusahaan sebesar Rp 14.653,49. Penyebab
terjadinya perbedaan ini terdapat pada biaya overhead pabrik. Dikarenakan pada perincian
metode full costing biaya solar terdapat pembagian antara biaya produksi dengan non
produksi, biaya air, listrik, telepon serta biaya penyusutan mesin dan pemeliharaan mesin.
Hal ini menyebabkan harga pokok produksi dan harga jual menjadi lebih tinggi.
Kata Kunci : Full Costing, Harga Pokok Produksi, Harga jual, dan Biaya
PENDAHULUAN
Sebuah perusahaan dapat melangsungkan kehidupan dalam dunia perdagangan butuh
pihak manajemen. Pihak menejemen yang memiliki kebijakan yang tepat bagi perusahaan.
Kebijakan itu akan membuat perusahaan dapat berdiri lama dan tentunya dapat berkembang.
Penetapan haraga pokok produksi merupakan salah satu kebijakan yang dapat diterapkan.
Dengan cara menekan biaya produksi seminimum mungkin dan tetap terjaga kualitas dari
barang atau produk yang dihasilkan merupakan salah satu menetapkan harga pokok produksi
menurut Mulyadi (2012). Harga jual yang tepat akan meningkatkan laba perusahaan.
Sehingga perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki produk
sama. Sebuah perusahaan dapat dikatakan berkembang bila dapat menanamkan modal yang
terus berkembang. Dan itu artinya perusahaan mendapatkan laba yang maksimal.
Untuk menentukan harga jual produk, pemantauan realisasi biaya produksi, perhitungan
laba rugi periodik serta penentuan harga pokok produksi jadi dan produk dalam proses yang
akan disajikan dalam neraca merupakan salah satu manfaat informasi harga pokok produksi,
dimana merupakan hal yang sangat penting dalam penentuan harga pokok produksi (Henri,
2013).
Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing adalah
dengan menjumlahkan semua biaya yang dibebankan dalam kegiatan produksi dengan
memasukan biaya tetap maupun biaya variabel dengan menggunakan unsur-unsur yang ada
termasuk biaya produksi bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan penolong,
biaya listrik, biaya overhead pabrik, dan biaya pemeliharaan peralatan serta biaya depresiasi
peralatan yang didefinisikan oleh Kusmanto (2015),
Pencatatan dilakukan hanya dengan melihat dan mencatat berapa uang masuk yang
diselisihkan dengan uang yang keluar, tanpa melihat pengeluaran uang itu untuk atau dari
alokasi kegiatan usaha ataupun non usaha. Dalam melakukan pencatatan terhadap apa yang
terjadi di perusahaan seringkali merasa kesulitan dalam menjalankan aktivitas usahanya
(Hidayat, 2008). Jika harus dilakukannya pada kegiatan usaha yang menyangkut penilaian
dan pengukuran atas terjadi aktivitas dalam kegiatan usaha yang termasuk kesulitan dalam
menjalankan aktivitas.
Menurut penelitian Apadbuista (2014), menjelaskan bahwa perusahaan dapat
mengetahui semua biaya yang dikeluarkan dalam aktivitas produksi dengan penjumlahaan
pengorbanan sumber ekonomi yang digunakan dalam pengolahan bahan baku menjadi
produk jadi dengan demikian dapat menetapkan harga jual yang kompetitif dan dapat
memaksimalkan keuntungan sekaligus memenuhi tuntutan dasar konsumen.
Salah satu perusahaan yang sedang berkembang di Semarang adalah PT. Pandowo
Utomo Food yang memiliki produk kacang atom “GAJAH” di Jalan Jatingaleh Kelurahan
Ngesrep, Banyumanik Semarang Jawa Tengah. Pada perusahaan tersebut telah melakukan
pencatatan harga pokok produksi. Pihak manajemen melakukan pelaporan serta perincian
biaya overhead pabrik yang kurang pada data perusahaan menjadi suatu kekurangan atau
tidak tepatnya dalam penentuan harga pokok produksi. Kesalahan tersebut berdampak juga
pada penentuan harga jual.
Penelitian ini pada uraian latar belakang memiliki rumusan masalah yaitu sebagai
berikut: Bagaimana penentuan harga pokok produksi perusahaan dan penentuan harga pokok
produksi metode full costing?
Pada uraian latar belakang diatas bertujuan untuk memberikan suatu pembanding dan
referensi. Pembanding ini berisi metode konvesional perusahaan dengan metode full costing.
Untuk menentukan akurasi harga jual untuk mendapatkan laba yang maksimal pada PT.
Pandowo Utomo Food Semarang.
Tinjauan Pustaka
Pengertian Biaya
Dalam memperoleh barang atau jasa yang diharapkan, akan memberikan profitabilitas
pada saat ini atau masa yang akan datang. Pengorbanan yang ditujukan pada sumber ekonomi
berupa satuan uang yang memiliki nominal dan didefinisikan oleh Daljono (2011).
Klasifikasi Biaya
Menurut Carter dan Usry (2006) mengatakan hubungan antara biaya dan aktivitas
bisnis, dalam melakukan pengendalian biaya tergantung pada pemahaman yang menyeluruh.
Dampak dari aktivitas bisnis dengan melakukan studi atau analisis atas biaya dapat
memberikan hasil klasifikasi tiap pengeluaran sebagai biaya tetap, biaya variabel atau biaya
semivariabel.
1. Biaya Tetap
Biaya tetap didefisinikan total suatu biaya dalam keadaan aktivitas bisnis naik
atau turn tidak akan mengalami perubahan. Biaya tetap memiliki beberapa jenis dalam
jangka panjangdengan aktivitas bisnis dan berisfat variabel.
2. Biaya Variabel
Biaya variabel didefisinikan sebagai keseluruhan biaya dalam satu proses
produksi. Biaya tersebut akan meningkat secara signifikan seiring dengan aktivitasnya
yang juga meningkat. Dan dikatakan mengalami penurunan jika total biaya menurun
secara signifikan.
3. Biaya Semivariabel
Biaya semivariabel didefisinikan sebagai biaya yang memperlihatkan baik
karakteristik dari biaya tetap ataupun biaya variabel.
Penggolongan Biaya
Di dalam perusahaan manufaktur biaya dapat digolongkan sesuai dengan tujuan dari
biaya tersebut, yaitu biaya produksi, biaya pemasaran, dan biaya administrasi dan umum
menurut Mulyadi (2012).
1. Penggolongan Biaya menurut Objek
Pengeluaran, dalam cara pengklasifikasian ini, nama objek pengeluaran
merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran merupakan
bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berkaitan dengan bahan bakar disebut
“biaya bahan bakar”.
2. Penggolongan Biaya menurut Fungsi Pokok
a. Biaya produksi
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya produksi adalah jumlah dari tiga
elemen biaya yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
Secara garis besar dapat didefinisikan dengan tiga elemen biaya tersebut yaitu :
1 Biaya bahan baku
Perhitungan harga pokok produk jadi di dapat dari semua biaya bahan yang
dihasilkan produk jadi dan disebut biaya bahan baku. Perusahaan manufaktur
dapat memperoleh bahan baku dari pembelian lokal, impor atau dari pengolahan
sendiri. Untuk mengeluarkan biaya tidak hanya didapat dari harga beli bahan
baku saja, tetapi didapat dari bahan yang dibeli,pergudangan, dan biaya-biaya
perolehan lain. Dengan melibatkan bagian produksi, pembelian, gudang, dan
penerimaan barang.
2 Biaya tenaga kerja langsung
Biaya dari perusahaan yang dikeluarkan untuk karyawan yang secara fisik berupa
upah atau gaji. Biaya tersebut diperhitungkan kedalam harga pokok produksi
secara langsung. Disebut sebagai biaya tenaga kerja langsung. Adanya upah atau
gaji pada tenaga kerja dibagian penggorengan, pembuatan meja sebagai
contohnya.
3 Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya yang dibebankan dalam bentuk bahan
penolong, tenaga kerja, pemeliharaan peralatan, dan penyusutan mesin. Biaya
tersebut dalam proses produksi sangat berperan tetapi memiliki nilai yang kecil.
Dalam perusahaan biaya ini dapat berupa data yang didapat atau dipakai tiap
produksi tapi tidak langsung terbeban di produk.
b. Biaya Komersial
Biaya komersial dapat digolongkan menjadi 2 yaitu : :
1. Biaya pemasaran, yaitu dalam memperkenalkan suatu produk di pasaran,
biaya-biaya tersebut dibutuhkann untuk melaksanakan suatu kegiatan.
Contohnya biaya promosi, biaya iklan, biaya pengiriman, biaya contoh
(sample) dll.
2. Biaya administrasi dan umum adalah biaya-biaya yang dikeluarkan sebagai
kewajiban bagi karyawan untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan
pemasaran produk. Contohnya biaya gaji karyawan bagian keuangan,
personalia dan bagian hubungan masyarakat, dll.
3. Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang dibiayai.Produk
dan departemen merupakan sesuatu yang dibiayai. Hubungan biaya dengan sesuatu
yang dibiayai dapat dimasukkan kedalam 2 kategori biaya yaitu :
a) Biaya langsung (Direct Cost)
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi. Biaya terjadi karena adanya
sesuatu yang dibiayai, jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada biaya
langsung ini tidak akan terjadi. Oleh karena itu biaya langsung akan mudah
diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai.
b) Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.
Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah
biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. Biaya ini tidak mudah
diidentifikasikan dengan produk tertentu. Sebagai contohnya biaya yang terjadi di
suatu departemen secara tidak langsung memberikan manfaat yang dapat
dinikmati lebih dari satu departemen.
4. Hubungan dengan perubahan volume aktivitas dikategorikan biaya menurut perilakunya
a) Biaya variabel (variable cost) adalah berubahnya jumlah total suatu biaya yang
didasarkan pada kegiatan bisnis. Biaya iniberdampak pada semua unit produk
dengan jumlah marjinal. Contohnya : biaya tenaga kerja, biaya bahan baku.
b) Biaya semi variabel yaitu suatu aktivitas produksi yang menghasilkan suatu biaya
berbentuk tetap maupun vatiabel. Semi variabel memiliki biaya yang berubah
sesuai dengan total perubahan volume kegiatan, akan tetapi perubahannya stabil
dan konstan. Besarnya volume kegiatan akan mempengaruhi jumlah biaya total
yang akan semakin besar juga. Sedangkan jika volume kegiatan pada posisi kecil,
maka akan timbul biaya yang kecil juga. Contohnya biaya listrik yang digunakan.
c) Biaya semifixed adalah biaya dengan jumlah volume produksi tertentu yang
bersifat tetap dan berubah pada tingkat volume kegiatan tertentu.
d) Biaya tetap (fixed cost) adalah dalam melakukan kegiatan bisnis pada keadaan
meningkat atau menurun jumlah biaya tersebut akan tetap. Volume kegiatan
sangat mempengaruhi biaya satuannya dan akan mengalami suatu perubahan
biaya tetap yang diinginkan. Keadaan volume kegiatan yang besar akan
berdampak pada biaya satuan yang kecil. Contohnya gaji direktur produksi.
5. Penggolongan Biaya Atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya.
Atas dasar jangka waktu manfaatnya biaya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
a. Pengeluaran Modal (Capital Expenditures), yaitu biaya yang dibebankan pada
kos aktiva dalam tahun-tahun manfaatnya. Dalam bentuk depresiasi peralatan
maupun aktiva tetap dan lebih dari satu periode akuntansi.
b. Pengeluaran Penghasilan (Revenue Expenditures), yaitu biaya yang dipertemukan
dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran sehingga harus dibebankan.
Dan memiliki masa manfaat dalam periode akuntansi terjadi pengeluaran.
Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada usaha pembuatan kacang atom atau kacang shanghai di
PT. Pandowo Utomo yang berada di Jalan Jatingaleh 1/242 A Ngesrep, Banyumanik
Semarang Jawa Tengah.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumentasi dan data
kuantitatif. Data dokumentasi merupakan suatu data yang diperoleh dalam suatu proses
kegiatan melalui pengamatan, pencataan, serta melakukan suatu kegiatan dan dilaporkan
dalam bentuk tertulis. Adanya kepentingan dokumen sebagi pendukung kelengkapan data.
Dokumen tersebut terdiri dari proses kegiatan produksi perusahaan, pelaporan dalam
perusahaan, peralatan serta pemeliharaannya.
Untuk data kuantitatif adalah suatu data atau informasi yang dikeluarkan dari
perusahaan dalam bentuk angka yang berisi perhitungan yang ada dalam perusahaan. Dari
data tersebut dapat dilakukan perhitungan disertakan observasi dan dapat ditarik kesimpulan
dari hasilnya. Pengumpulan data ini terbilang mudah karena penulis hanya mencatat biaya
yang dibutuhkan. Dan data tersebut digunakan dalam produksi produk siap jadi untuk dijual.
Pada penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder
adalah data yang diambil dari pelaporan perusahaan tiap bulannya, berupa laporan laba rugi,
pemeliharaan asset tetap, dan lain-lain. literature yang sesuai dengan tujuan maupun tema
penelitian dan hasil penelitian, atau hasil konfirmasi atas catatan yang telah disusun oleh
pihak terkait.
Metode Analisis
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif.
Analisis data kuantitatif yaitu data yang dimiliki perusahaan dalam bentuk laporan dan angka
didalamnya. Data tersebut juga sebagai penentu kesimpulan dari penulis untuk penelitiannya.
Analisis ini digunakan dalam penentuan harga pokok produksi dengan metode full costing.
Juga sebagai alat dalam pengelompokan biaya overhead pabrik. Selain itu juga untuk
mengetahui apakah harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan sudah tepat atau belum.
Informasi tersebut dapat dilakukan sesuai dengan metode full costing yaitu dengan memerinci
semua biaya yang berperan dalam proses produksi. Hasil dari data kemudian dianalisis
sebagai pembanding dengan metode konveksional perusahaan. Dan dijadikan dasar dalam
penetapan harga jual perusahaan secara tepat sehingga memperoleh laba bagi perusahaan.
Sedangkan analisis data kualitatif adalah data atau informasi berupa kata maupun
kalimat dari pihak terkait. Data ini tidak dapat diperoleh secara langsung dan sanagt
membutuhkan waktu. Karena data ini harus melalui serangkaian wawancara, observasi, dan
diskusi. Bagi penulis untuk tiap memerinci biaya dibuthkan suatu pembahasan sebagai
pendukung untuk menjelaskan data. Sehingga perusahaan dapat diberikan referensi yang
tepat untuk penentuan harga pokok produksinya.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penetapan harga pokok produksi adalah :
1. Mengidentifikasi biaya produksi pada usaha kacang atom PT. Pandowo Utomo :
a. Biaya Bahan Baku.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung.
c. Biaya Overhead Pabrik Variabel.
d. Biaya Overhead Pabrik Tetap.
2. Melakukan perhitungan biaya produksi :
a. Berdasarkan metode perusahaan.
b. Berdasarkan metode full costing.
3. Mengidentifikasi perbandingan hasil perhitungan biaya produksi antara perusahaan
dengan full costing.
4. Menganalisa hasil harga pokok produksi pada perusahaan PT. Pandowo Utomo.
5. Memberikan rekomendasi harga jual yang layak.
Harga Jual
Pada PT. Pandowo Utomo Food Semarang dalam penentuan harga jualnya memiliki
presentase yang diharapkan sebesar 58% dari total harga pokok produksi sebesar Rp
142.338.467,1. Dan menghasilkan harga jual sebesar Rp 387.749.641,8 dan dalam sebulan
menghasilkan produksi sebanyak 16.000kg. Dapat ditentukan harga jual per kg dengan
metode full costing sebesar Rp 24.234
5. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan peneliatian yang dilakukan pada usaha kacang atom PT. Pandowo Utomo Food
Semarang dapat disimpulkan bahwa :
1. Menurut perhitungan harga pokok produksi metode full costing sebesar Rp 245.411.165,7
dengan harga jual per kg sebesar Rp 24.234. Perhitungan ini diperoleh didapat dari biaya
produksi yang lebih besar karena perincian biaya dilakukan secara lebih rinci dan teliti.
Perbedaan dalam perhitungan biaya yang dilakukan oleh perusahaan kacang atom PT.
Pandowo Utomo Food Semarang dengan metode Full Costing yaitu penyusutan peralatan
dan pemeliharaan mesin. Dengan menggunakan metode konvesional perusahaan kacang
atom PT. Pandowo Utomo Food Semarang hanya masukkan gas, solar dan pemakaian
plastik hingga harga pokok produksi lebih kecil dari metode Full Costing.
2. Dalam perhitungan harga pokok produksi, pada penelitian ini memiliki perbedaan antara
metode yang digunakan pada usaha kacang atom PT. Pandowo Utomo Food Semarang
dan metode Full Costing yaitu adanya bahan solar yang dibagi antara biaya produksi
dengan non produksi sehingga sangat mempengaruhi perhitungan. Perhitungan yang
dilakukan oleh PT. Pandowo Utomo Food Semarang tidak memasukkan semua biaya
overhead ke dalam perhitungan harga pokok produksi sehingga biaya produksi yang
dihasilkan perusahaan kurang akurat. Selisih dari kedua metode tersebut yaitu sebesar Rp
10.955.312 untuk harga produksi dan Rp 685 untuk harga jual produk.
3. Hasil perhitungan menggunakan metode full costing ada selisih sebesar Rp 685 pada harga
pokok penjualan dengan metode full costing yang apabila tiap bulan perusahaan
memproduksi 16.000 kg bila dikalikan Rp 840, akan menghasilkan selisih biaya (cost) Rp
10.960.000. Hal ini perlu diperhatikan perusahaan supaya mencerminkan pembukuan yang
benar dan tingkat keuntungan yang sebenarnya.
Saran
Dalam penelitian ini penulis menyarankan perhitungan dengan menggunakan metode
full costing pada usaha kacang atom PT. Pandowo Utomo Food Semarang. Pada perhitungan
metode full costing ditemukan harga penjualan yang paling tepat walaupun dengan risiko
biaya yang lebih besar dan keuntungannya lebih kecil dari pada perhitungan konvensional.
Hal ini dimaksudkan agar pemilik usaha mengetahui berapa keuntungan sebenarnya yang
diperoleh, maka penulis merekomendasikan agar mempertimbangkan penggunaan metode
full costing dalam perhitungan harga pokok produksi di suatu usaha yang sedang dijalankan.
Pada metode full costing didapat harga yang lebih tinggi sehingga lebih bermanfaat
bagi perusahaan. Karena perusahaan bisa menurunkan pajak tetapi mempengaruhi harga
pokok produksi menjadi naik dan mengakibatkan laba turun. Perusahaan juga mempunyai
kesempatan menaikkan harga jual dipasaran sebesar selisih dari metode perusahaan dengan
metode full costing.
DAFTAR PUSTAKA
Apadbuista, Rosher Ebill. 2014. Penerapan Metode Full Costing Untuk Perhitungan Harga
Jual Produk Pada Industri Kecil. Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol. 7.
Batubara, Helmina. 2013. Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Full
Costing Pada Pembuatan Etalase Kaca dan Almunium di UD. Istana Almunium Manado.
Jurnal Emba Vol. 1 No. 3.
Carter, Wiliam K dan Milton F. Usry, 2006. Akuntansi Biaya, Edisi Ketiga belas, Buku I, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
Carter, Wiliam K.2009. Akuntansi Biaya. Edisi Empat Belas. Salemba Empat, Jakarta.
Daljono. 2011.Akuntansi Biaya Penentuan Harga pokok dan Pengendalian. Edisi Tiga.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Henri, Andre. 2013. Analisis Harga Pokok Produk Dengan Metode full costing dan
penentuan harga jual. Junal EMBA Vol. 1 No. 3.
Kusmanto. 2015. Penentuan Harga Pokok Produksi Kerupuk Lebar Barokah Dengan Metode
Full Costing. eJournal Profisiensi 3(2) : 138-150 ISSN : 2301-7244
Lumenta, Djammi, SE,M.Si. 2014.Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi pada Usaha
Kacang Sangrai S.B. Kawangkoan. Buletin Sariputra Vol. 1, Kabupaten Minahasa.
Mulyadi. 2012, Akuntansi Biaya Edisi 5. UPP-STIM-YKPM, Yogyakarta.
Rachman, Noorhayati. 2016. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Percetakan Sablon
Dengan Menggunakan Metode Full Costing Pada CV. ATR Borneo Mandiri, Balikpapan.
eJournal Administrasi Bisnis, 2014, 4(3): 825-840, ISSN 2355-5408.
Solehah, Halimatus. 2016. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Ayam Potong
(Broiler) Dengan Metode Full Costing Pada Peternakan Abshar Selaku Mitra Usaha CV.
Mutiara Sinar Abadi Saminda. eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 4(1): 1-14, ISSN 2355-
5408.