Anda di halaman 1dari 15

METODE FULL COSTING SEBAGAI PENENTU HARGA

POKOK PRODUKSI DAN MENINGKATKAN AKURASI


HARGA JUAL PADA PRODUK KACANG ATOM
(Studi Kasus di PT. Pandowo Utomo Food Kota Semarang)

Brian Putratama Wijaya


Program Studi Akuntansi – S1, Fakultas Ekonomi & Bisnis,
Universitas Dian Nuswantoro Semarang
URL : http://dinus.ac.id/
Email : 212201302552@mhs.dinus.ac.id

ABSTRACT
The calculation of the cost of manufactured for a company is very important. use of
full costing method that calculating thorough and more detail regarding the cost components
needed in the cost. It is also necessary costs in the production. The results will be more
accurate so that the company can determine the selling price and the desired profit. The
research aims to difference of conventional methods by the company and by using the full
costing method. The company as an object of research is PT. Pandowo Utomo Food
Semarang who produce beans atom "GAJAH".
PT. Pandowo Utomo Food Semarang using full costing method differences in the
results obtained. In the method of Rp 234.455.853.65 while the full costing method shows Rp
247 508 308. The selling price of the full costing method amounted to Rp 15469.27 while the
selling price of Rp 14653.49 method. The difference occurs in the factory overhead costs. The
difference breakdown of full costing method, the cost of diesel there is a division between
production and non production costs include, the cost of water, electricity, telephone and
depreciation costs of machinery and maintenance machinery. It causes the cost of goods
manufactured and sales price is higher.
Keyword : Full Costing, Cost of Goods Manufacture, Selling Price, and Cost

ABSTRAK
Perhitungan harga pokok produksi sangatlah berperan bagi sebuah perusahaan.
Dengan penggunaan metode full costing yang melakukan penghitungan secara menyeluruh
dan lebih rinci dengan memasukkan semua unsur-unsur biaya. Maka hal ini juga diperlukan
dalam biaya yang ada di proses produksi. Hasil yang diperoleh akan lebih tepat dan sesuai
keiinginan dari perusahaan. Sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual dan laba.
Tujuan penelitian ini sebagai alat bantu maupun pembanding bagi perusahaan antara metode
konvesional perusahaan dengan metode full costing. Perusahaan yang sebagai obyek
penelitian adalah PT. Pandowo Utomo Food Semarang yang memproduksi kacang atom
“GAJAH”.
PT. Pandowo Utomo Food Semarang dengan menggunakan metode full costing
didapat perbedaan hasil. Pada metode perusahaan sebesar Rp 234.455.853.65 sedangkan
metode Full Costing sebesar Rp 247.508.308. Harga jual pada metode Full Costing sebesar
Rp 15.469,27 sedangkan harga jual metode perusahaan sebesar Rp 14.653,49. Penyebab
terjadinya perbedaan ini terdapat pada biaya overhead pabrik. Dikarenakan pada perincian
metode full costing biaya solar terdapat pembagian antara biaya produksi dengan non
produksi, biaya air, listrik, telepon serta biaya penyusutan mesin dan pemeliharaan mesin.
Hal ini menyebabkan harga pokok produksi dan harga jual menjadi lebih tinggi.
Kata Kunci : Full Costing, Harga Pokok Produksi, Harga jual, dan Biaya
PENDAHULUAN
Sebuah perusahaan dapat melangsungkan kehidupan dalam dunia perdagangan butuh
pihak manajemen. Pihak menejemen yang memiliki kebijakan yang tepat bagi perusahaan.
Kebijakan itu akan membuat perusahaan dapat berdiri lama dan tentunya dapat berkembang.
Penetapan haraga pokok produksi merupakan salah satu kebijakan yang dapat diterapkan.
Dengan cara menekan biaya produksi seminimum mungkin dan tetap terjaga kualitas dari
barang atau produk yang dihasilkan merupakan salah satu menetapkan harga pokok produksi
menurut Mulyadi (2012). Harga jual yang tepat akan meningkatkan laba perusahaan.
Sehingga perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki produk
sama. Sebuah perusahaan dapat dikatakan berkembang bila dapat menanamkan modal yang
terus berkembang. Dan itu artinya perusahaan mendapatkan laba yang maksimal.
Untuk menentukan harga jual produk, pemantauan realisasi biaya produksi, perhitungan
laba rugi periodik serta penentuan harga pokok produksi jadi dan produk dalam proses yang
akan disajikan dalam neraca merupakan salah satu manfaat informasi harga pokok produksi,
dimana merupakan hal yang sangat penting dalam penentuan harga pokok produksi (Henri,
2013).
Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing adalah
dengan menjumlahkan semua biaya yang dibebankan dalam kegiatan produksi dengan
memasukan biaya tetap maupun biaya variabel dengan menggunakan unsur-unsur yang ada
termasuk biaya produksi bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan penolong,
biaya listrik, biaya overhead pabrik, dan biaya pemeliharaan peralatan serta biaya depresiasi
peralatan yang didefinisikan oleh Kusmanto (2015),
Pencatatan dilakukan hanya dengan melihat dan mencatat berapa uang masuk yang
diselisihkan dengan uang yang keluar, tanpa melihat pengeluaran uang itu untuk atau dari
alokasi kegiatan usaha ataupun non usaha. Dalam melakukan pencatatan terhadap apa yang
terjadi di perusahaan seringkali merasa kesulitan dalam menjalankan aktivitas usahanya
(Hidayat, 2008). Jika harus dilakukannya pada kegiatan usaha yang menyangkut penilaian
dan pengukuran atas terjadi aktivitas dalam kegiatan usaha yang termasuk kesulitan dalam
menjalankan aktivitas.
Menurut penelitian Apadbuista (2014), menjelaskan bahwa perusahaan dapat
mengetahui semua biaya yang dikeluarkan dalam aktivitas produksi dengan penjumlahaan
pengorbanan sumber ekonomi yang digunakan dalam pengolahan bahan baku menjadi
produk jadi dengan demikian dapat menetapkan harga jual yang kompetitif dan dapat
memaksimalkan keuntungan sekaligus memenuhi tuntutan dasar konsumen.
Salah satu perusahaan yang sedang berkembang di Semarang adalah PT. Pandowo
Utomo Food yang memiliki produk kacang atom “GAJAH” di Jalan Jatingaleh Kelurahan
Ngesrep, Banyumanik Semarang Jawa Tengah. Pada perusahaan tersebut telah melakukan
pencatatan harga pokok produksi. Pihak manajemen melakukan pelaporan serta perincian
biaya overhead pabrik yang kurang pada data perusahaan menjadi suatu kekurangan atau
tidak tepatnya dalam penentuan harga pokok produksi. Kesalahan tersebut berdampak juga
pada penentuan harga jual.
Penelitian ini pada uraian latar belakang memiliki rumusan masalah yaitu sebagai
berikut: Bagaimana penentuan harga pokok produksi perusahaan dan penentuan harga pokok
produksi metode full costing?
Pada uraian latar belakang diatas bertujuan untuk memberikan suatu pembanding dan
referensi. Pembanding ini berisi metode konvesional perusahaan dengan metode full costing.
Untuk menentukan akurasi harga jual untuk mendapatkan laba yang maksimal pada PT.
Pandowo Utomo Food Semarang.
Tinjauan Pustaka

Pengertian Akuntansi Biaya


Mulyadi (2012) biaya adalah dibedakan, dicatat, dipersingkat dan dipublikasikan oleh
akuntansi biaya. Dalam pengertian sempit biaya diartikan sebagai sumber ekonomi untuk
mendapatkan aktiva, pengertian luas biaya diartikan sebagai sumber ekonomi yang diukur
dalam satuan uang yang telah terjadi atau akan mencapai tujuan tertentu.

Pengertian Biaya
Dalam memperoleh barang atau jasa yang diharapkan, akan memberikan profitabilitas
pada saat ini atau masa yang akan datang. Pengorbanan yang ditujukan pada sumber ekonomi
berupa satuan uang yang memiliki nominal dan didefinisikan oleh Daljono (2011).

Klasifikasi Biaya
Menurut Carter dan Usry (2006) mengatakan hubungan antara biaya dan aktivitas
bisnis, dalam melakukan pengendalian biaya tergantung pada pemahaman yang menyeluruh.
Dampak dari aktivitas bisnis dengan melakukan studi atau analisis atas biaya dapat
memberikan hasil klasifikasi tiap pengeluaran sebagai biaya tetap, biaya variabel atau biaya
semivariabel.
1. Biaya Tetap
Biaya tetap didefisinikan total suatu biaya dalam keadaan aktivitas bisnis naik
atau turn tidak akan mengalami perubahan. Biaya tetap memiliki beberapa jenis dalam
jangka panjangdengan aktivitas bisnis dan berisfat variabel.
2. Biaya Variabel
Biaya variabel didefisinikan sebagai keseluruhan biaya dalam satu proses
produksi. Biaya tersebut akan meningkat secara signifikan seiring dengan aktivitasnya
yang juga meningkat. Dan dikatakan mengalami penurunan jika total biaya menurun
secara signifikan.
3. Biaya Semivariabel
Biaya semivariabel didefisinikan sebagai biaya yang memperlihatkan baik
karakteristik dari biaya tetap ataupun biaya variabel.

Penggolongan Biaya
Di dalam perusahaan manufaktur biaya dapat digolongkan sesuai dengan tujuan dari
biaya tersebut, yaitu biaya produksi, biaya pemasaran, dan biaya administrasi dan umum
menurut Mulyadi (2012).
1. Penggolongan Biaya menurut Objek
Pengeluaran, dalam cara pengklasifikasian ini, nama objek pengeluaran
merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran merupakan
bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berkaitan dengan bahan bakar disebut
“biaya bahan bakar”.
2. Penggolongan Biaya menurut Fungsi Pokok
a. Biaya produksi
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya produksi adalah jumlah dari tiga
elemen biaya yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
Secara garis besar dapat didefinisikan dengan tiga elemen biaya tersebut yaitu :
1 Biaya bahan baku
Perhitungan harga pokok produk jadi di dapat dari semua biaya bahan yang
dihasilkan produk jadi dan disebut biaya bahan baku. Perusahaan manufaktur
dapat memperoleh bahan baku dari pembelian lokal, impor atau dari pengolahan
sendiri. Untuk mengeluarkan biaya tidak hanya didapat dari harga beli bahan
baku saja, tetapi didapat dari bahan yang dibeli,pergudangan, dan biaya-biaya
perolehan lain. Dengan melibatkan bagian produksi, pembelian, gudang, dan
penerimaan barang.
2 Biaya tenaga kerja langsung
Biaya dari perusahaan yang dikeluarkan untuk karyawan yang secara fisik berupa
upah atau gaji. Biaya tersebut diperhitungkan kedalam harga pokok produksi
secara langsung. Disebut sebagai biaya tenaga kerja langsung. Adanya upah atau
gaji pada tenaga kerja dibagian penggorengan, pembuatan meja sebagai
contohnya.
3 Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya yang dibebankan dalam bentuk bahan
penolong, tenaga kerja, pemeliharaan peralatan, dan penyusutan mesin. Biaya
tersebut dalam proses produksi sangat berperan tetapi memiliki nilai yang kecil.
Dalam perusahaan biaya ini dapat berupa data yang didapat atau dipakai tiap
produksi tapi tidak langsung terbeban di produk.
b. Biaya Komersial
Biaya komersial dapat digolongkan menjadi 2 yaitu : :
1. Biaya pemasaran, yaitu dalam memperkenalkan suatu produk di pasaran,
biaya-biaya tersebut dibutuhkann untuk melaksanakan suatu kegiatan.
Contohnya biaya promosi, biaya iklan, biaya pengiriman, biaya contoh
(sample) dll.
2. Biaya administrasi dan umum adalah biaya-biaya yang dikeluarkan sebagai
kewajiban bagi karyawan untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan
pemasaran produk. Contohnya biaya gaji karyawan bagian keuangan,
personalia dan bagian hubungan masyarakat, dll.
3. Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang dibiayai.Produk
dan departemen merupakan sesuatu yang dibiayai. Hubungan biaya dengan sesuatu
yang dibiayai dapat dimasukkan kedalam 2 kategori biaya yaitu :
a) Biaya langsung (Direct Cost)
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi. Biaya terjadi karena adanya
sesuatu yang dibiayai, jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada biaya
langsung ini tidak akan terjadi. Oleh karena itu biaya langsung akan mudah
diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai.
b) Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.
Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah
biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. Biaya ini tidak mudah
diidentifikasikan dengan produk tertentu. Sebagai contohnya biaya yang terjadi di
suatu departemen secara tidak langsung memberikan manfaat yang dapat
dinikmati lebih dari satu departemen.
4. Hubungan dengan perubahan volume aktivitas dikategorikan biaya menurut perilakunya
a) Biaya variabel (variable cost) adalah berubahnya jumlah total suatu biaya yang
didasarkan pada kegiatan bisnis. Biaya iniberdampak pada semua unit produk
dengan jumlah marjinal. Contohnya : biaya tenaga kerja, biaya bahan baku.
b) Biaya semi variabel yaitu suatu aktivitas produksi yang menghasilkan suatu biaya
berbentuk tetap maupun vatiabel. Semi variabel memiliki biaya yang berubah
sesuai dengan total perubahan volume kegiatan, akan tetapi perubahannya stabil
dan konstan. Besarnya volume kegiatan akan mempengaruhi jumlah biaya total
yang akan semakin besar juga. Sedangkan jika volume kegiatan pada posisi kecil,
maka akan timbul biaya yang kecil juga. Contohnya biaya listrik yang digunakan.
c) Biaya semifixed adalah biaya dengan jumlah volume produksi tertentu yang
bersifat tetap dan berubah pada tingkat volume kegiatan tertentu.
d) Biaya tetap (fixed cost) adalah dalam melakukan kegiatan bisnis pada keadaan
meningkat atau menurun jumlah biaya tersebut akan tetap. Volume kegiatan
sangat mempengaruhi biaya satuannya dan akan mengalami suatu perubahan
biaya tetap yang diinginkan. Keadaan volume kegiatan yang besar akan
berdampak pada biaya satuan yang kecil. Contohnya gaji direktur produksi.
5. Penggolongan Biaya Atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya.
Atas dasar jangka waktu manfaatnya biaya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
a. Pengeluaran Modal (Capital Expenditures), yaitu biaya yang dibebankan pada
kos aktiva dalam tahun-tahun manfaatnya. Dalam bentuk depresiasi peralatan
maupun aktiva tetap dan lebih dari satu periode akuntansi.
b. Pengeluaran Penghasilan (Revenue Expenditures), yaitu biaya yang dipertemukan
dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran sehingga harus dibebankan.
Dan memiliki masa manfaat dalam periode akuntansi terjadi pengeluaran.

Harga Pokok Produksi


Mulyadi (2012) menyatakan Harga pokok produksi menjadi dasar dalam menentukan
harga jual. Dalam memproduksi barang atau produk perusahaan yang akan dijual akan
muncul suatu biaya yang diperoleh dan dibutuhkan yang dicatat pada laporan biaya yang
sering disebut dengan harga pokok produksi. Pengeluaran seluruh biaya yang digunakan
untuk memproduksi barang atau jasa selama jangka waktu yang telah ditentukan merupakan
definisi dari harga pokok produksi. Adanya harga pokok produksi yang ditetapkan memiliki
tujuan :
1. Sebagai penentu harga jual
2. Sebagai penentu kebijakan dalam penjualan
3. Adanya penilaian realisasi biaya produksi
4. Pedoman dalam pembelian alat-alat perlengkapan
Dalam menjalankan usahanya, perusahaan harus tepat dalam menentukan harga pokok
produksi. Adapun dampak yang akan terjadi jika perusahaan tidak dapat menentukan harga
pokok produksi dengan tepat, yaitu :
1. Harga pokok yang diperhitungkan terlalu rendah (under costing)
Biaya yang rendah yang tercantum pada harga pokok, yang berakibatkan harga jual pada
produknya pun menjadi rendah, akibat dari harga jual yang rendah perusahaan akan
mengalami kerugian dan tidak maksimalnya profitabilitas. Apabila perusahaan tetap
memasarkan atau menjual produknya, perusahaan akan membebani biaya yang semakin
besar dan akan mengalami kerugian. Keuntungan pada perusahaan yang diperoleh tidak
dapat menutupi biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk tersebut.
2. Harga pokok yang ditentukan terlalu tinggi (over costing)
Kondisi harga pokok yang tinggi dapat menimbulkan masalah bagi perusahaan karena
menimbulkan harga jual yang tinggi untuk dipasrkan sehingga laba perusahaan menurun.
Maka produk tersebut akan sulit bersaing dengan produk sejenis yang memiliki harga jual
yabg rendah.
Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi
Untuk mengetahui laba atau rugi dalam perusahaan diharapkan dapat menentukan
secara tepat jumlah biaya per unit produk sebagai tujuan penentu harga pokok produksi.
Pendapatan yang diperoleh dikurangi biaya-biaya yang sudah dikeluarkan dalam proses
produksi digunakan untuk menghitung laba perusahaan. Mulyadi (2012), penentuan harga
pokok produksi memiliki manfaat sebagai berikut :
1 Menentukan Harga Jual Produk
Perusahaan manufaktur yang memproduksi suatu produk. Hendaknya dapat
menentukan harga jual produknya. Harga jual dapat dihitung dengan biaya-biaya yang
berperan dalam proses produksi. Biaya tersebut juga berdasarkan spesifikasi yang
ditentukan oleh perusahaan. Dengan adanya harga per unit produk, perusahaan dapat
mengetahui laba atau rugi.
2 Memantau Realisasi Biaya Produksi
Apabila perusahaan memproduksi suatu produk jadi, maka terdapat pelaporan atau
informasi biaya produksi selama prosesnya. Biaya produksi harus sesungguhnya keluar
dan dibebankan. Jadi akuntansi biaya juga diperlukan dalam perusahaan manufaktur.
Akuntansi biaya berguna sebagai alat pantau untuk mengumpulkan informasi biaya
produksi setiap proses produk. Dan menghasilkan total biaya produksi yang sesuai dengan
perhitungan.
3 Menghitung Laba Rugi Periodik
Perusahaan manufaktur dalam kegiatan produksinya sangat memperhatikan biaya
yang dikeluarkan. Karena dengan menekan biaya seminimal mungkin dan tetap menjaga
kualitas, perusahaan akan mendapatkan laba. Pihak manajemen perusahaan dapat
melakukan pencatatan dalam satu periode akuntansi. Sehingga perusahaan mendaptakan
informasi laba atau ruginya selama proses produksi. Manajemen dapat menyajikannya
dengan neraca maupun laba rugi.
4 Penyajian Neraca yang Berisi Penentuan Harga Pokok Produk Jadi dan Dalam Proses
Yang bertanggungjawab dalam penyajian laporan keuangan adalah pihak manajemen.
Penyajian laporan tersebut biasanya keuangan periodic yang berupa neraca atau laporan
laba rugi. Penyajian yang dilakukan pihak manajemen berisi tentang persedian produk jadi
dan mebagi tanggal neraca yang masih dalam proses. Sebaiknya yang dilakukan dalam
pembuatan neraca, dengan memerinci atau membuat catatan dalam proses produksi yang
menimbulkan biaya. Sehingga dapat mengetahui produk yang belum bisa di jual saat
tanggal neraca belom terpenuhi.

Biaya Produksi Berdasarkan Unsur-Unsur


Daljono (2011) menyatakan, unsur-unsur biaya produksi adalah :
A. Biaya Bahan
Biaya bahan, adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam bentuk rupiah yang
memiliki nilai. Biaya tersebut dibebankan pada saat kegiatan proses produksi. Biaya
bahan dibedakan menjadi dua:
1) Biaya Bahan Baku (direct material)
Biaya bahan baku (direct material) adalah biaya yang dibebankan saat pembelian
suatu bahan mentah yang kemudian di proses menjadi produk jadi.

2) Biaya Bahan Penolong (indirect material)


Biaya bahan penolong adalah biaya yang digunakan pada suatu produk milik
perusahaan. Dalam proses pembuatannya terdiri dari bahan-bahan yang
pemakaiannya harus teridentifikasi. Dan biaya itu timbul saat melakukan kegitan
produksi yang menggunakan pembungkus yang pemakaiannya relative kecil.
B. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja adalah sesuatu dalam bentuk nominal uang yang memiliki besaran.
Karena telah melakukan kegiatan atau aktivitas pada bagiannya diperusahaan. Dan
biasanya disebut gaji/upah karyawan. Biaya ini dibedakan menjadi dua:
1) Biaya tenaga kerja langsung ( BTKL )
Biaya tenaga kerja langsung (BTKL) adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan
kepada tenaga kerja secara langsung yang telah dipekerjakannya. Biasanya tenaga
kerja melakukan suatu kegiatan dari bahan mentah hingga produk jadi.
2) Biaya tenaga kerja tidak langsung ( BTKTL )
Biaya tenaga kerja tidak langsung (BTKTL) merupakantidak terlibatnya secara
langsung tenaga kerja tersebut pada proses bahan mentah menjadi suatu produk yang
siap jual.

C. Biaya Overhead Pabrik (BOP)


Biaya overhead pabrik (factory overhead cost) adalah biaya yang timbul dalam proses
produksi selain yang termasuk dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

Metode Pengumpulan Biaya Produksi


Dengan adanya penentuan harga pokok penjualan timbul dua pendekatan. Dua
pendekatan itu yaitu full costing atau variabel costing. Menurut Mulyadi (2012), full costing
merupakan metode penentuan biaya produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya
produksi ke dalam biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Kalkulasi
biaya penuh (full costing) merupakan suatu metode dalam perhitungan harga pokok yang
dibebankan kepada produk dengan memperhitungkan seluruh biaya produksi baik yang
bersifat variabel maupun yang bersifat tetap. Full costing merupakan metode penentuan kos
produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi, yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik
yang berperilaku variabel maupun tetap.

Metode Penentuan Biaya Produksi


Dalam harga pokok produksi terdapat perhitungan unsur-unsur biaya didalamnya dan
disebut sebagai metode penetapan harga pokok produksi. Pada perhitungan tersebut semua
unsur biaya yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya overhead pabrik, dan tenga kerja
dimasukkan dalam proses pelaporan atau perincian harga pokok produksi. Dengan semua
unsur-unsur biaya disebut metode full costing Mulyadi (2012). Dengan demikian harga pokok
produksi menurut full costing terdiri dari unsur biaya produksi yaitu :
Harga Jual
Mulyadi (2012) menyatakan, Harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan
wirausaha untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan persentase laba yang
diinginkan. Untuk mencapai laba yang diinginkan wirausaha dapat menarik minat konsumen
dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual.
Kerangka Konseptual
Barang atau jasa yang melalui suatu proses hingga akhir dalam suatu periode akan
digunakan sebagai biaya produksi. Maka perhitungan harga pokok produksi perusahaan dapat
dibandingkan dengan metode full costing untuk penelitian ini. Berikut ini adalah kerangka
konseptual dari penelitian yang sudah dilakukan :
METODE PENELITIAN

Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada usaha pembuatan kacang atom atau kacang shanghai di
PT. Pandowo Utomo yang berada di Jalan Jatingaleh 1/242 A Ngesrep, Banyumanik
Semarang Jawa Tengah.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


Variabel penelitian yang terdapat dalam penelitian ini adalah :
1. Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi adalah suatu biaya pada kegiatan proses produksi yang
dikeluarkan dalam bentuk nilai atau nominal uang. Sehingga biaya tersebut dimiliki
dari bahan mentah menjadi barang jadi. Sebelum barang tersebut laku dijual dan
penjumlahan dari tiga unsur biaya produksi yaitu: bahan baku, upah langsung, dan
overhead pabrik.
a. Biaya bahan
Biaya bahan adalah biaya yang dikeluarkan dalam pembelian biaya mentah di
pasar lokal maupun dapat dineli di Negara lain. Dan biaya bahan digunakan dalam
pembuatan produk. Di dalam memperoleh bahan baku, perusahaan tidak hanya
mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan
biaya-biaya pembelian, pergudangan, dan biaya-biaya perolehan lain.
1. Biaya Bahan Baku (Direct Material)
Biaya Bahan Baku (Direct Material) adalah Biaya bahan baku merupakan
komponen biaya yang terbesar dalam pembuatan produk jadi. Dalam
perusahaan manufaktur, bahan baku diolah menjadi produk jadi dengan
mengeluarkan biaya konversi. Dalam perusahaan ini bahan baku yang
dimaksud adalah kacang tanah.
2. Biaya Bahan Penolong (Indirect Material)
Bahan penolong adalah biaya bahan yang digunakan untuk membantu
penyelesaian suatu produk yang jumlahnya relative kecil. Contoh bahan
penolong yang digunakan pada perusahaan ini adalah, biaya bahan
penolong yang termasuk dalam komponen biaya overhead pabrik.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja adalah bagian dari upah atau gaji yang dapat secara khusus dan
konsisten ditugaskan atau berhubungan dengan pembuatan produk, urutan pekerjaan
tertentu, atau penyediaan layanan juga, kita juga dapat mengatakan hal itu adalah
biaya pekerjaan yang dilakukan oleh para pekerja yang benar-benar membuat
produk pada lini produksi.
c. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik (factory overhead cost) adalah biaya produksi selain
biaya biaya bahan baku dan tenaga kerja. biaya produksi yang tidak masuk dalam
biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung. Apabila suatu perusahaan
juga memiliki departemen-departemen lain selain departemen produksi maka semua
biaya yang terjadi di departemen pembantu tersebut (termasuk biaya tenaga
kerjanya) dikategorikan sebagai biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik
biasanya muncul dari biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk pemakaian bahan
tambahan, biaya tenaga kerja tak langsung, pengawasan mesin produksi, pajak,
asuransi, hingga fasilitas-fasilitas tambahan yang diperlukan dalam proses produksi.
2. Harga Jual
Harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan wirausaha untuk memproduksi
suatu barang atau jasa ditambah dengan persentase laba yang diinginkan. Untuk
mencapai laba yang diinginkan wirausaha dapat menarik minat konsumen dengan cara
menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual.
Harga Jual = HPP + % Kontribusi laba yang diinginkan

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumentasi dan data
kuantitatif. Data dokumentasi merupakan suatu data yang diperoleh dalam suatu proses
kegiatan melalui pengamatan, pencataan, serta melakukan suatu kegiatan dan dilaporkan
dalam bentuk tertulis. Adanya kepentingan dokumen sebagi pendukung kelengkapan data.
Dokumen tersebut terdiri dari proses kegiatan produksi perusahaan, pelaporan dalam
perusahaan, peralatan serta pemeliharaannya.
Untuk data kuantitatif adalah suatu data atau informasi yang dikeluarkan dari
perusahaan dalam bentuk angka yang berisi perhitungan yang ada dalam perusahaan. Dari
data tersebut dapat dilakukan perhitungan disertakan observasi dan dapat ditarik kesimpulan
dari hasilnya. Pengumpulan data ini terbilang mudah karena penulis hanya mencatat biaya
yang dibutuhkan. Dan data tersebut digunakan dalam produksi produk siap jadi untuk dijual.
Pada penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder
adalah data yang diambil dari pelaporan perusahaan tiap bulannya, berupa laporan laba rugi,
pemeliharaan asset tetap, dan lain-lain. literature yang sesuai dengan tujuan maupun tema
penelitian dan hasil penelitian, atau hasil konfirmasi atas catatan yang telah disusun oleh
pihak terkait.

Metode Pengumpulan Data


Pengambilan data dalam bentuk informasi dari perusahaan dan diambil secara langsung
oleh penulis. Data tersebut didapat dari pihak-pihak yang berada dalam perusahaan dengan
tujuan untuk mendapatkan suatu laporan yang lengkap terkait judul penelitian.
Pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut : :
1. Wawancara
Pihak-pihak yang bersangkutan dalam pembuatan data dan melakukan Tanya jawab secara
langsung kepada pihak tersebut. Maka informasi yang diperoleh sebagai pelengkap
informasi dan keterangan yang bertujuan mendukung penelitian disebut wawancara.
Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan data yang diperoleh menjadi real atau benar
dari perusahaan.
2. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi yang sesuai dengan tema penelitian.

Metode Analisis
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif.
Analisis data kuantitatif yaitu data yang dimiliki perusahaan dalam bentuk laporan dan angka
didalamnya. Data tersebut juga sebagai penentu kesimpulan dari penulis untuk penelitiannya.
Analisis ini digunakan dalam penentuan harga pokok produksi dengan metode full costing.
Juga sebagai alat dalam pengelompokan biaya overhead pabrik. Selain itu juga untuk
mengetahui apakah harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan sudah tepat atau belum.
Informasi tersebut dapat dilakukan sesuai dengan metode full costing yaitu dengan memerinci
semua biaya yang berperan dalam proses produksi. Hasil dari data kemudian dianalisis
sebagai pembanding dengan metode konveksional perusahaan. Dan dijadikan dasar dalam
penetapan harga jual perusahaan secara tepat sehingga memperoleh laba bagi perusahaan.
Sedangkan analisis data kualitatif adalah data atau informasi berupa kata maupun
kalimat dari pihak terkait. Data ini tidak dapat diperoleh secara langsung dan sanagt
membutuhkan waktu. Karena data ini harus melalui serangkaian wawancara, observasi, dan
diskusi. Bagi penulis untuk tiap memerinci biaya dibuthkan suatu pembahasan sebagai
pendukung untuk menjelaskan data. Sehingga perusahaan dapat diberikan referensi yang
tepat untuk penentuan harga pokok produksinya.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penetapan harga pokok produksi adalah :
1. Mengidentifikasi biaya produksi pada usaha kacang atom PT. Pandowo Utomo :
a. Biaya Bahan Baku.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung.
c. Biaya Overhead Pabrik Variabel.
d. Biaya Overhead Pabrik Tetap.
2. Melakukan perhitungan biaya produksi :
a. Berdasarkan metode perusahaan.
b. Berdasarkan metode full costing.
3. Mengidentifikasi perbandingan hasil perhitungan biaya produksi antara perusahaan
dengan full costing.
4. Menganalisa hasil harga pokok produksi pada perusahaan PT. Pandowo Utomo.
5. Memberikan rekomendasi harga jual yang layak.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Biaya Bahan Baku


Pada proses produksi kacang atom dibutuhkan bahan baku, bahan baku tersebut terdiri
dari kacang tanah, tepung tapioka, bawang, gula, garam, miwon, dan minyak goreng. Dalam
pemrosesan biaya bahan baku kacang tanah selama sebulan adalah Rp 96.000.000, biaya
bahan baku tepung tapioka selama sebulan Rp 57.600.000, biaya bahan baku bawang selama
sebulan Rp 8.534.400, biaya bahan baku gula selama sebulan Rp 4.007.564,35, biaya bahan
baku garam Rp 546.560, biaya bahan baku miwon Rp 321.454,55, dan biaya bahan baku
minyak goreng Rp 16.487.700,54.
Tabel 1
Biaya Bahan Baku Pada PT. Pandowo Utomo Food
(Kacang Atom) Dalam 1 Bulan
No. Bahan Baku Kebutuhan Harga Jumlah

1. Kacang Tanah 4.800 Kg Rp 20.000 Rp 96.000.000

2. Tepung Tapioka 8.000 Kg Rp 7.200 Rp 57.600.000

3. Bawang 406,40 Kg Rp 21.000 Rp 8.534.400

4. Gula 393,60 Kg Rp 10.181,82 Rp 4.007.564,35

5. Garam 224 Kg Rp 2.440 Rp 546.560

6. Miwon 16 Kg Rp 20.090,91 Rp 321. 454, 55

7. Minyak Goreng 1.600 Kg Rp 10. 304, 81 Rp 16. 487.700,54


Total Biaya Rp 183.497.679,44

Biaya Tenaga Kerja Lansung


Tabel 2
Biaya Tenaga Kerja Langsung Pada PT. Pandowo Utomo Food
(Kacang Atom) Dalam 1 Bulan
Minggu Bagian Jumlah Upah per Hari Jumlah
Ke- Pekerja
1. Pencucian 4 Orang 8 hari x Rp. 35.093,82 Rp 1.123.002,21
2. Pengolahan 4 Orang 8 hari x Rp. 35.093,82 Rp 1.123.002,21
Bahan Baku
3. Penggorengan 4 Orang 8 hari x Rp. 35.093,82 Rp 1.123.002,21
4. Packing 5 Orang 8 hari x Rp. 35.093,82 Rp 1.403.752,7
17 Orang Rp 4.772.759
Jadi, perusahaan membagi para pekerja tersebut pada setiap minggunya dengan masing-
masing bagian, dan dalam sehari memberikan upah kepada para pekerja sebesar Rp
35.093,83 dan dalam 1 bulan perusahaan memberikan upah kepada para pekerjanya sebesar
Rp 4.772.759.

Biaya Overhead Pabrik


Dalam proses produksi kacang atom biaya yang timbul pada biaya overhead pabrik
adalah biaya variabel yang berisi biaya bahan penolong sebesar Rp 45.871.567,21 biaya
listrik & telepon sebesar Rp 7.990.271 dan biaya tetap berisi biaya pemeliharaan alat Rp
665.000 dan biaya penyusutan peralatan Rp 2.631.889,09. Pada PT. Pandowo Utomo Food
Semarang memiliki total Rp 57.140.727,3.

Harga Pokok Produksi


Penggunaan metode full costing pada penentuan harga pokok produksi dalam
perhitungannya terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
Metode full costing dalam proses perhitungannya mencatat seluruh sumber daya yang
dipakai perusahaan dalam memproduksi produknya, sehingga niali yang dihasilkan lebih
akurat dan tepat. Perhitungan metode full costing terdapat beberapa biaya yang seharusnya
dibebankan dalam aktivitas produksi. Pada pelaporan dengan metode full costing dilakukan
pencatatan pada bagian biaya overhead pabrik berupa seluruh aktivitas yang berhubungan
pada proses produksi. Biaya overhead pabrik dibagi menjadi dua yaitu biaya overhead pabrik
variable dan biaya overhead pabrik tetap. Unsur-unsur yang terdapat pada biaya overhead
pabrik variable adalah biaya penolong, biaya listrik, dan biaya telepon sedangkan yang
terdapat pada biaya overhead pabrik tetap terdiri dari biaya penyusutan peralatan dan
pemeliharaan mesin produksi. Biaya overhead pabrik yang dihitung menurut perusahaan
adalah solar, gas, dan pemakaian plastik.

Harga Jual
Pada PT. Pandowo Utomo Food Semarang dalam penentuan harga jualnya memiliki
presentase yang diharapkan sebesar 58% dari total harga pokok produksi sebesar Rp
142.338.467,1. Dan menghasilkan harga jual sebesar Rp 387.749.641,8 dan dalam sebulan
menghasilkan produksi sebanyak 16.000kg. Dapat ditentukan harga jual per kg dengan
metode full costing sebesar Rp 24.234
5. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan peneliatian yang dilakukan pada usaha kacang atom PT. Pandowo Utomo Food
Semarang dapat disimpulkan bahwa :
1. Menurut perhitungan harga pokok produksi metode full costing sebesar Rp 245.411.165,7
dengan harga jual per kg sebesar Rp 24.234. Perhitungan ini diperoleh didapat dari biaya
produksi yang lebih besar karena perincian biaya dilakukan secara lebih rinci dan teliti.
Perbedaan dalam perhitungan biaya yang dilakukan oleh perusahaan kacang atom PT.
Pandowo Utomo Food Semarang dengan metode Full Costing yaitu penyusutan peralatan
dan pemeliharaan mesin. Dengan menggunakan metode konvesional perusahaan kacang
atom PT. Pandowo Utomo Food Semarang hanya masukkan gas, solar dan pemakaian
plastik hingga harga pokok produksi lebih kecil dari metode Full Costing.
2. Dalam perhitungan harga pokok produksi, pada penelitian ini memiliki perbedaan antara
metode yang digunakan pada usaha kacang atom PT. Pandowo Utomo Food Semarang
dan metode Full Costing yaitu adanya bahan solar yang dibagi antara biaya produksi
dengan non produksi sehingga sangat mempengaruhi perhitungan. Perhitungan yang
dilakukan oleh PT. Pandowo Utomo Food Semarang tidak memasukkan semua biaya
overhead ke dalam perhitungan harga pokok produksi sehingga biaya produksi yang
dihasilkan perusahaan kurang akurat. Selisih dari kedua metode tersebut yaitu sebesar Rp
10.955.312 untuk harga produksi dan Rp 685 untuk harga jual produk.
3. Hasil perhitungan menggunakan metode full costing ada selisih sebesar Rp 685 pada harga
pokok penjualan dengan metode full costing yang apabila tiap bulan perusahaan
memproduksi 16.000 kg bila dikalikan Rp 840, akan menghasilkan selisih biaya (cost) Rp
10.960.000. Hal ini perlu diperhatikan perusahaan supaya mencerminkan pembukuan yang
benar dan tingkat keuntungan yang sebenarnya.

Saran
Dalam penelitian ini penulis menyarankan perhitungan dengan menggunakan metode
full costing pada usaha kacang atom PT. Pandowo Utomo Food Semarang. Pada perhitungan
metode full costing ditemukan harga penjualan yang paling tepat walaupun dengan risiko
biaya yang lebih besar dan keuntungannya lebih kecil dari pada perhitungan konvensional.
Hal ini dimaksudkan agar pemilik usaha mengetahui berapa keuntungan sebenarnya yang
diperoleh, maka penulis merekomendasikan agar mempertimbangkan penggunaan metode
full costing dalam perhitungan harga pokok produksi di suatu usaha yang sedang dijalankan.
Pada metode full costing didapat harga yang lebih tinggi sehingga lebih bermanfaat
bagi perusahaan. Karena perusahaan bisa menurunkan pajak tetapi mempengaruhi harga
pokok produksi menjadi naik dan mengakibatkan laba turun. Perusahaan juga mempunyai
kesempatan menaikkan harga jual dipasaran sebesar selisih dari metode perusahaan dengan
metode full costing.

DAFTAR PUSTAKA
Apadbuista, Rosher Ebill. 2014. Penerapan Metode Full Costing Untuk Perhitungan Harga
Jual Produk Pada Industri Kecil. Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol. 7.
Batubara, Helmina. 2013. Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Full
Costing Pada Pembuatan Etalase Kaca dan Almunium di UD. Istana Almunium Manado.
Jurnal Emba Vol. 1 No. 3.
Carter, Wiliam K dan Milton F. Usry, 2006. Akuntansi Biaya, Edisi Ketiga belas, Buku I, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
Carter, Wiliam K.2009. Akuntansi Biaya. Edisi Empat Belas. Salemba Empat, Jakarta.
Daljono. 2011.Akuntansi Biaya Penentuan Harga pokok dan Pengendalian. Edisi Tiga.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Henri, Andre. 2013. Analisis Harga Pokok Produk Dengan Metode full costing dan
penentuan harga jual. Junal EMBA Vol. 1 No. 3.
Kusmanto. 2015. Penentuan Harga Pokok Produksi Kerupuk Lebar Barokah Dengan Metode
Full Costing. eJournal Profisiensi 3(2) : 138-150 ISSN : 2301-7244
Lumenta, Djammi, SE,M.Si. 2014.Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi pada Usaha
Kacang Sangrai S.B. Kawangkoan. Buletin Sariputra Vol. 1, Kabupaten Minahasa.
Mulyadi. 2012, Akuntansi Biaya Edisi 5. UPP-STIM-YKPM, Yogyakarta.
Rachman, Noorhayati. 2016. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Percetakan Sablon
Dengan Menggunakan Metode Full Costing Pada CV. ATR Borneo Mandiri, Balikpapan.
eJournal Administrasi Bisnis, 2014, 4(3): 825-840, ISSN 2355-5408.
Solehah, Halimatus. 2016. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Ayam Potong
(Broiler) Dengan Metode Full Costing Pada Peternakan Abshar Selaku Mitra Usaha CV.
Mutiara Sinar Abadi Saminda. eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 4(1): 1-14, ISSN 2355-
5408.

Anda mungkin juga menyukai