MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengolah dari bahan
baku menjadi barang jadi dan memasarkan hasil produksinya tersebut. Ada
tiga fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur yaitu fungsi produksi, fungsi
pemasaran dan fungsi administrasi dan umum (Dian Indah Sari, 2018).
Bagian yang dibetuk untuk melaksanakaan fungsi produksi dibagi
menjadi dua kelompok yaitu bagian yang mengolah secara langsung bahan
baku menjadi produk jadi dan bagian yang membantu menyediakan jasa
untuk memperlancar proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi.
Pada kelompok pertama disebut departemen produksi dan kelompok kedua
disebut departemen pembantu (Dian Indah Sari, 2018).
Secara garis besar proses pengolahan produk dalam perusahaan
manufaktur dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu proses produksi
berdasarkan pesanan dan proses produksi massa. Perusahaan yang proses
produksinya berdasarkan pesanan mengumpulkan biaya produksinya dengan
metode kos pesanan. Perusahaan yang proses produksinya berupa produksi
masssa mengumpulkan biaya produksinya dengan metode kos proses (Dian
Indah Sari, 2018).
Akuntansi biaya dalam perhitungan harga pokok produksi berperan
menetapkan, menganalisa dan melaporkan pos-pos biaya yang mendukung
laporan keuangan sehungga dapat menunjukkan data yang wajar. Akuntansi
biaya menyediakan data-data biaya untuk berbagai tujuan maka biaya-biaya
yang terjadi dalam perusahaan harus digolongkan dan dicatat dengan
sebenarnya, sehingga memungkinkan perhitungan harga pokok produksi
secara teliti (Pradana Setiadi, dkk, 2014)
Perhitungan harga pokok produksi adalh hal yang perlu diperhatikan
dalam penentuan harga jual sauatu produk. Perhitungan harga pokok produksi
yang tepat dan akurat merupakan hal yang perlu dilakukan oleh setiap
perusahaan, karena tanpa adanya perhitungan harga pokok produksi yang
PROCESS COSTING 1
MAULA SIDI MUHAMMAD/D07111016
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
PROCESS COSTING 2
MAULA SIDI MUHAMMAD/D07111016
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Harga Pokok Produksi
2.1.1 Pengertian Harga Pokok Produksi Menurut Para Ahli
a. Menurut Dewi dan Kristanto (2013), Harga pokok produksi (cost of
goods manufactured) adalah biaya barang yang dibeli untuk diproses
sampai selesai, baik sebelum maupun selama periode akuntasi
berjalan. Semua biaya ini adalah biaya persediaan.
b. Menurut Mulyadi (2010), harga pokok merupakan pengorbanan
sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva, selain itu harga pokok
juga digunakan untuk menunjukkan pengorbanan sumber ekonomi
dalam pengolahan bahan baku menjadi produk.
c. Menurut Malue (2013), harga pokok produksi adalah pembebanan
unsur biaya produksi terhadap produk yang dihasilkan dari suatu
proses produksi, artinya penentuan biaya yang melekat pada produk
jadi dan persediaan barang dalam proses.
d. Menurut Supriyono (2013:16), harga pokok produksi adalah jumlah
yang dapat diukur dalam uang dalam bentuk kas yang dibayarkan,
atau nilai aktiva lainnya yang diserahkan atau dikorbankan, atau nilai
jasa yang diserahkan atau dikorbankan, atau hutang yang timbul,
atau tambahan modal dalam rangka pemilikan barang dan jasa yang
diperlukan perusahaan, baik pada masa lalu (harga perolehan yang
telah terjadi) maupun pada masa yang akan datang (harga perolehan
yang akan terjadi).
e. Menurut Hansen dan Mowen (2010:162), harga pokok produksi
adalah biaya dari bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja
langsung pada produk dengan penelusuran langsung dengan
dibebankan biaya overhead pabrik secara spesifik menggunakan
penelusuran penggerak aktivitas tingkat unit dan alokasi.
f. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mendefinisikan harga pokok
produksi sebagai harga pokok barang yang diproduksi meliputi
PROCESS COSTING 3
MAULA SIDI MUHAMMAD/D07111016
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
semua biaya bahan langsung yang dipakai, upah langsung serta biaya
produksi tidak langsung, dengan perhitungan saldo awal dan saldo
akhir barang dalam pengolahan.
g. Harga pokok produksi menurut Bastian dan Nurlela (2010) adalah
kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik ditambah
persediaan produk dalam proses awal dan dikurang persediaan
produk dalam proses akhir.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa harga pokok
produksi merupakan keseluruhan dari biaya-biaya yang dikorbankan
sehubungan dengan proses produksi barang tersebut sehingga menjadi
barang jadi yang siap untuk dijual. Biaya-biaya tersebut terdiri dari
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik. Harga pokok mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menentukan harga jual produk. Penetapan biaya yang lebih tepat akan
menghasilkan harga pokok produksi/jasa yang lebih akurat. Oleh
karena itu, perusahaan harus benar-benar serius menangani harga pokok
produksinya (Suratinoyo, 2013).
2.1.2 Tujuan Harga Pokok produksi (HPP)
Tujuan dari penentuan harga pokok produksi (HPP) menurut Mulyadi
(2009) adalah:
a. Menentukan nilai persediaan barang jadi dan biaya overhead pabrik
yang tercantum dalam neraca dan laporan laba rugi pada akhir
periode akuntansi.
b. Sebagai alat untuk pengendalian biaya. Biaya yang sesungguhnya
terjadi dibandingkan dengan rencana biaya yang telah ditetapkan
sebelumnya. Selanjutnya, dapat dilakukan tindakan perbaikan atau
koreksi yang diperlukan. Dengan demikian dapat diukur tingkat
efisiensi pada proses produksi tersebut.
PROCESS COSTING 4
MAULA SIDI MUHAMMAD/D07111016
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
PROCESS COSTING 5
MAULA SIDI MUHAMMAD/D07111016
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
PROCESS COSTING 6
MAULA SIDI MUHAMMAD/D07111016
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
PROCESS COSTING 7
MAULA SIDI MUHAMMAD/D07111016
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
PROCESS COSTING 8
MAULA SIDI MUHAMMAD/D07111016
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
PROCESS COSTING 9
MAULA SIDI MUHAMMAD/D07111016
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
biaya produk jadi yang berasal dari unit masuk proses pada periode
yang bersangkutan. Adanya pemisahan tersebut sehingga perhitungan
ekuivalen unit juga harus dipisahkan (Sinurat, dkk, 2015).
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Process Costing
Setiap metode penentuan harga pokok produksi memiliki kelebihan
maupun kekurangan. Adapun kelebihan dan kekurangan dari process costing,
yaitu:
2.6.1 Kelebihan process costing adalah sebagai berikut.
a. Setiap departemen memiliki rekening persediaan barang dalam
proses (Daljono, 2009).
b. Data biaya produksi dapat digunakan sebagai perimbangan dalam
menentukan harga jual produksi (Daljono, 2009).
c. Membutuhkan pencatatan yang relatif lebih sedikit berarti relatif
murah untuk dioperasikan (Dewi dan Kristanto, 2015).
d. Produk-produk relatif sejenis melalui proses berurutan dan
menerima biaya produksi yang hampir sama (Sinurat, dkk, 2015).
2.6.2 Kekurangan process costing adalah sebagai berikut.
a. Terlalu bergantung pada data statistik daripada melihat langsung di
lapangan (Dewi dan Kristanto, 2015).
b. Biaya produksi suatu departemen dapat berubah dari satu periode ke
periode lain sehingga penentuan harga produksi bisa meleset
(Sinurat, dkk, 2015).
PROCESS COSTING 10
MAULA SIDI MUHAMMAD/D07111016
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB III
PENGOLAHAN DATA
3.1 Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Pembuatan Lemari
Perhitungan harga pokok produksi melewati beberapa proses
perhitungan, dimana setiap perhitungan sangat mempengaruhi. Berikut
perhitungan biaya-biaya dalam pembuatan lemari PT Maju Mundur.
3.1.1 Perhitungan Biaya Bahan Baku
Pada PT Betul Betul membutuhkan biaya bahan baku yaitu kayu
seharga Rp81.000,00 /satuan dan triplek ukuran 10 mm seharga
Rp61.000,00/satuan.
Tabel 3.1 Perhitungan Biaya Bahan Baku
Harga Satuan Total Harga
No. Jenis Bahan Baku Jumlah
(Rp) (Rp)
1. Kayu 416 81.000 33.696.000
2. Triplek 10 mm 166 61.000 10.126.000
Total 43.822.000
PROCESS COSTING 11
MAULA SIDI MUHAMMAD/D07111016
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Biaya overhead pabrik terdiri atas biaya bahan baku penolong, biaya
gedung pabrik, biaya mesin, biaya peralatan, biaya listrik, biaya air,
serta biaya gaji pemilik usaha.
Tabel 3.4 Perhitungan Biaya Overhead Pabrik
Harga Umur Nilai
No. Jenis Biaya Jumlah Perolehan Ekonomis Residu
(Rp) (tahun) (Rp)
1. Bahan Baku Penolong 1059 36.962.000 - -
2. Gedung 1 15.000.000 20 -
Mesin
3. Mesin jigsaw 5 3.000.000 3 250.000
4. Mesin amplas 2 2.750.000 2 80.000
5. Mesin bor 3 1.000.000 5 53.000
6. Mesin ketam 2 816.000 4 20.000
7. Mesin trimmer 1 716.000 5 18.000
8. Mesin router 1 516.000 5 12.000
9. Meja gergaji 3 1.150.000 5 130.000
Peralatan
10. Paku tembak 5 71.000 10 -
11. Spray gun 4 136.000 10 33.000
12. Listrik - 2.000.000 - -
13. Telepon 2 316.000 - -
14. Gaji pemilik usaha 1 4.500.000 - -
PROCESS COSTING 12
MAULA SIDI MUHAMMAD/D07111016
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
PROCESS COSTING 13
MAULA SIDI MUHAMMAD/D07111016
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
PROCESS COSTING 14
MAULA SIDI MUHAMMAD/D07111016
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB V
ANALISA DAN PEMBAHASAN
5.1 Perbandingan Harga pokok Produksi
PROCESS COSTING 15
MAULA SIDI MUHAMMAD/D07111016
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
1. Laboratorium
2. Asisten
PROCESS COSTING 16
MAULA SIDI MUHAMMAD/D07111016
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
DAFTAR PUSTAKA
PROCESS COSTING 17
MAULA SIDI MUHAMMAD/D07111016
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM &
MANAJEMEN INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
PROCESS COSTING 18
MAULA SIDI MUHAMMAD/D07111016