Anda di halaman 1dari 26

MINI PAPER CALL

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN


METODE HARGA POKOK PROSES ( PROCESS COSTING )

DISUSUN OLEH :

NAMA : MAHARANI

NPM : 198320064

SEMESTER : VII

MANAJEMEN A5

FAKULTAS EKONOMI BISNIS

UNIVERSITAS MEDAN AREA

T.A. 2022/2023
Abstrak

Tujuan dari penulisan mini call paper ini adalah untuk memahami dan mengetahui
penyelesaian studi kasus mengenai cara menghitung harga pokok produksi dengan
menggunakan metode harga pokok proses pada usaha kasur Ibu Nunung di kabupaten
Karawang. Dari hasil studi kasus didapatkan informasi bahwa usaha kasur ibu Nunung menetap
harga pokok produksi tanpa memakai sebuah metode perhitungan sesuai teori yang ada.
Sehingga jumlah harga pokok produksi yang ibu Nunung hitung lebih besar dari yang peneliti
hitung dengan memakai harga pokok proses. Maka dari itu, disimpulkanlah bahwa harga pokok
produksi yang dihitung akan mendapatkan laba yang lebih besar dibandingkan dengan harga
pokok produksi yang dipakai ibu Nunung bila usaha tersebut menginginkan untung 20%. Dan
apabila usaha ibu Nunung menggunkan metode harga pokok proses akan lebih mudah untuk
mendapatkan informasi biaya produksi yang dikeluarkan untuk periode tertentu. Informasi laba
atau rugi periodik diperlukan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya
nonproduksi dan menghasilkan laba atau rugi. Oleh karena itu, metode harga pokok proses
digunakan oleh manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya produksisesungguhnya
dikeluarkan untuk periode tertentu guna menghasilkan informasi labaatau rugi bruto tiap
periode.

Kata Kunci: Metode Harga Pokok Proses, Harga Produksi, Biaya

i
Abstract

The purpose of writing this mini call paper is to understand and find out the completion of a
case study on how to calculate the cost of goods manufactured using the process costing method
in Mrs. Nunung's mattress business in Karawang district. From the results of the case study,
information was obtained that Mrs. Nunung's mattress business fixed the cost of production
without using a calculation method according to existing theory. So that the total cost of
production that Nunung calculated was greater than what the researcher calculated using the
process cost of goods. Therefore, it can be concluded that the calculated cost of production
will earn a higher profit than the cost of production used by Nunung's mother if the business
wants a profit of 20%. And if Mrs. Nunung's business uses the cost of goods process method,
it will be easier to get information on the production costs incurred for a certain period.
Periodic profit or loss information is needed to determine the contribution of the product in
covering non-production costs and generating profit or loss. Therefore, the process cost
method is used by management to collect information on production costs actually incurred for
a certain period in order to produce information on gross profit or loss for each period.

Keywords: Process Costing Method, Production Price, Cost

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat yang telah dilimpahkan- Nya,
dengan ini saya dapat menyusun dan menyelesaikan tugas mini call paper yang berjudul
“Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Harga Pokok Proses (Process
Costing) ”. Mini cal paper ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Biaya pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Medan Area Program Studi Manajemen.

Dengan segala keterbatasan yang saya miliki, saya menyadari bahwa dalam
penyusunan penulisan mini call paper ini masih banyak kekurangan, baik dalam pembahasan
maupun cara dan tata bahaa yang saya gunakan Dengans segala kerendahan hati, saya
mengharapkan saran dan bantuan dari segala pihak khususnya untuk dosen pengampuh mata
kuliah saya, Bapak Khalik Prattama demi kesempurnaan tugas mini call paper ini.

Akhir kata, semoga mini call paper ini daat bermanfaat bagi saya sebagai penulis makalah dan
khususnya bagi para pembaca paa umumnya, baik dosen saya Bapak Khalik Prattama maupun
teman-teman saya.

Tanjung Morawa, 15 September 2021

PENULIS

( MAHARANI )

iii
DAFTAR ISI

Abstrak....................................................................................................................................... i
Abstract .....................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................................ iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iv
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4
1.3. Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 4
BAB II TINJAUN PUSTAKA ................................................................................................ 5
2.1. Pengertian Metode Harga Pokok Proses ......................................................................... 5
2.2. Karakteristik Harga Pokok Proses................................................................................... 5
2.3. Manfaat Informasi Harga Pokok Proses.......................................................................... 6
2.4. Ciri-ciri Perusahaan yang Menggunakan Metode Harga Pokok Proses ......................... 7
2.5. . Pengertian Harga Pokok Produksi ................................................................................ 7
2.6. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi ...................................................................... 8
2.7. Perbedaan metode harga pokok proses dengan metode harga pokok pesanan ............... 9
BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................................... 11
3.1. Profil Singkat Usaha Kasur Bu Nunung ................................................................... 11
3.2. Proses Produksi ......................................................................................................... 12
3.3. Hasil Perhitungan Metode Harga Pokok Proses ....................................................... 13
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................ 19
4.1. Kesimpulan.................................................................................................................... 19
4.2. Saran .............................................................................................................................. 19
Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 20

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Dalam Metode Harga Pokok Proses yang merupakan metode pengumpulan biaya
produksi yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara massa. Di
dalam metode ini, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu
tertentu,dan biaya produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi
dalamproses tertentu, selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan
dariproses tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan.
Metode harga pokok proses yang merupakan metode pengumpulan harga produksi
digunakan suatu perusahaan untuk mengolah produknya secara massa. Di dalam metode ini,
biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu dan biaya
produksi persatuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses tertentu,
selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut
selama jangka waktu yang bersangkutan.
Metode harga pokok proses umumnya digunakan pada perusahaan yang menghasilkan
produk sejenis. Perusahaan yang memproduksi berdasarkan pesanan ini memiliki dua macam
sistem perhitungan harga pokok, yaitu sistem harga pokok yang sesungguhnya dan sistem
harga pokok pesanan dimuka. Dengan metode harga pokok pesanan dimuka perusahaan dapat
menghitung harga pokok sebelum proses produksi dilaksanakan,sehingga dapat diajukan harga
penawaran yang tepat kepada calon pemesan. Untuk itu dibutuhkan informasi biaya produksi
yang akurat dan tepat waktu, sehingga perhitungan harga pokok pesanan dimuka ini dapat
dilakukan dengan baik.
Misalkan proses produksi akan ditentukan oleh spesifikasi dari pemesan. Dengan demikian
biaya produksi pesanan yang satu akan berbeda dengan biaya produksi pesanan yang
lain,tergantung dari spesifikasi dari pemesan. Harga jual yang akan ditetapkan oleh perusahaan
adalah harga jual dimuka, dimana harga harus selalu ditentukan sebelum proses produksi
dilaksanakan sebagai bahan pertimbangan diterima atau ditolak suatu pesanan.
Untuk itu perusahaan menggunakan metode harga pokok pesanan dimuka. Pengertian
sistem harga pokok ditentukan dimuka merupakan sistem pembebanan harga pokok pada
produk yang dihasilkan, sebesar harga pokok yang ditentukan dimuka, sebelum proses

1
produksi dilakukan. Dengan demikian, diperlukan perhitungan harga pokok pesanan dimuka
yang benar dan tepat untuk setiap pesanan secara individual, mengenai biaya-biaya yang harus
dikorbankan oleh perusahaan dalam memproduksi barang atau jasa sehingga melalui
perhitungan harga pokok pesanan dimuka yang memadai,diharapkan tercapainya penetapan
harga jual yang efektif dan tercapainya laba yang diharapkan.
Sekalipun biaya bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi harga jual, namun pada
umumnya biaya dipandang sebagi titik tolak dalam usaha penetapan laba yang diharapkan.
Dalam kegiatan usahanya perusahaan memiliki tujuan untuk meningkatkan produktivitas dan
laba yang diperoleh perusahaan. Dilihat dari segi usaha yang dihasilkan terdapat beberapa
perusahaan seperti perusahaan dagang, perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur.
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang jenis kegiatannya mengolah bahan
baku menjadi barang dalam proses kemudian menjadi barang yang siap untuk dipasarkan.
Dalam mengolah produk perusahaan manufaktur memerlukan biaya- biaya yang perlu
diperhatikan, sehingga produk yang dihasilkan siap untuk dipasarkan. Biaya yang dikeluarkan
disebut dengan biaya produksi. Biaya produksi merupakan suatu beban yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam menghasilkan produk atau jasa yang bermanfaat bagi manusia.
Proses perhitungan biaya produksi dalam perusahaan merupakan hal penting karena
dalam melakukan proses produksi tentunya akan mengeluarkan biaya yang besar. Biaya-biaya
yang perlu diperhitungkan diantaranya biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik. Ketiga unsur biaya tersebut mengorganisasikan serta kegiatan
perusahaan guna efektivitas dan Dalam kegiatan efisiensi usahanya untuk memiliki tujuan
merupakan informasi yang menghitung harga pokok produksi.
Harga pokok produksi merupakan komponen terpenting untuk menilai tingkat
keberhasilan suatu perusahaan. Agar harga jual dapat ditetapkan dengan memadai, dalam arti
harga jual tersebut minimal dapat menutupi biaya yang di keluarkan, Harga jual dapat bersaing
dengan perusahaan sejenis, dan harga jual mengandung laba yang dapat diharapkan
perusahaan, maka satu cara yang digunakan adalah dengan menghitung terlebih dahulu harga
pokok produksi. Harga pokok produksi adalah suatu aspek yang sangat penting dalam
perusahaan.
Tanpa adanya perhitungan harga pokok produksi yang tepat dan benar, maka
perusahaan yang bersangkutan tidak akan mengetahui dengan pasti keuntungan yang
diperolehnya atau mungkin juga kerugian yang dideritanya dan ketidaktepatan dalam
perhitungan harga pokok produksi membawa dampak yang merugikan bagi perusahaan, karena
harga pokok produksi berfungsi sebagai dasar untuk menetapkan harga jual dan laba, sebagai
2
alat untuk mengukur efisiensi pelaksanaan proses produksi serta sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan bagi manajemen perusahaan untuk itu perusahaan merasa perlu untuk
menggunakan sistem akuntansi biaya.
Melalui sistem akuntansi biaya ini perusahaan akan memperoleh informasi– informasi
biaya yang dibutuhkan untuk setiap produk pesanan dalam rangka menghitung biaya-biaya
produksi yang diperkirakan terjadi. Walaupun informasi biaya bukanlah satu-satunya informasi
yang dibutuhkan manajemen, akan tetapi paling tidak informasi biaya dapat mencerminkan
unsur-unsur biaya secara rinci dari produk yang dihasilkan. Melalui sistem akuntansi biaya
yang digunakan di dalam sebuah perusahaan, maka dimungkinkan digunakan suatu metode
akuntansi untuk mengumpulkan biaya-biaya yang dikeluarkan yaitu metode akumulasi biaya
produksi.
Menurut Kartiwa dan Gianti (2018) perhitungan biaya produksi tergantung pada sifat
produk yang diproses karena untuk penentuan biaya suatu produk terdapat dua proses metode
yang dapat digunakan, yaitu metode perhitungan harga pokok pesanan dan perhitungan harga
pokok proses (process costing method). Menentukan harga pokok proses dalam perusahaan
memerlukan perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh satu
departemen, menghitung biaya per satuan produk diperlukan penentuan unit ekuivalen. Unit
ekuivalen dipengaruhi oleh jumlah produk yang ditransfer ke departemen selanjutnya atau ke
gudang, tingkat penyelesaian produk dalam proses pada akhir periode dan ada atau tidaknya
produk hilang dalam proses.
Menurut Agustyawati (2018) metode harga pokok proses (procces costing) digunakan
oleh perusahaan yang berproduksi massal, dalam hal ini biaya-biaya produksi dikumpulkan
untuk periode tertentudan biaya produksi persatuan produk yang dihasilkan dalam periode
tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk periode tersebut dengan
satuan produksi yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan. Metode harga pokok proses
mempunyai peranan yang penting dalam penentuan harga pokok produksi dengan
memperhitungkan harga pokok per departemen. Pada setiap akhir periode, total harga pokok
(biaya produksi) yang terjadi pada satu departemen dibagi dengan jumlah unit yang selesai di
produksi dan menghasilkan harga pokok per unit departemen yang bersangkutan. Menentukan
harga pokok proses dalam perusahaan memerlukan perhitungan biaya produksi per satuan
produk yang dihasilkan oleh satu departemen, menghitung biaya per satuan produk diperlukan
penentuan unit ekuivalen.

3
1.2.Rumusan Masalah

Bagaimana Perhitungan Harga Pokok Produksi menggunakan Metode Harga Pokok Proses
dalam usaha Kasur Ibu Nunung ?

1.3.Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui metode harga pokok proses ( process costing method)


2. Untuk mengetahui metode harga pokok produksi
3. Untuk Mengetahui contoh studi kasus dan Pembahasan Terkait dengan Studi Kasus

4
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

2.1. Pengertian Metode Harga Pokok Proses

Menurut Segoro (2019) metode harga pokok proses (process costing method)
merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang digunakan yang mengolah produknya
secara massa. Produk yang akan dihasilkan merupakan produk standar dan secara
berkesinambungan. Sedangkan menurut Afif dan Rahmawati (2017) Harga pokok proses
merupakan metode pengumpulan perhitungan harga pokok produksi per satuan dihitung
dengan membagi total biaya produksi dengan jumlah produk yang dihasilkan.

Tujuan penentuan harga pokok produksi, baik metode proses maupun metode pesanan
adalah untuk mempertemukan biaya yang terjadi dengan unit yang diproduksi dalam periode
tersebut. Process costing digunakan jika suatu produk diproduksi berdasarkan proses produksi
secara terus menerus atau berdasarkan produksi massa. Kondisi ini biasanya ada pada produk-
produk minyak, tekstil, baja, semen, makan ringan, tepung dan gula. Metode harga pokok
proses merupakan metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk
setiap satuan waktu tertentu, misalnya : bulan, triwulan, semester, tahun.

Pada metode harga pokok proses perusahaan menghasilkan produk yang homogen,
bentuk bersifat standar, dan tidak tergantung spesifikasi yang diminta oleh pembeli. Tujuan
produksi untuk mengisi persediaan yang selanjutnya akan dijual kepada pembeli, oleh karena
itu sifat produk homogen dan bentuknya standar maka kegiatan dilakukan secara kontinyu atau
terus menerus. Jadi dapat disimpulkan bahwasanya metode harga pokok proses merupakan cara
menentukan besarnya biaya produksi yang terjadi disetiap periode yang akan dialokasikan ke
produk baik produk jadi maupun produk yang belum jadi dalam departemen atau pusat biaya
(cost center) yang bersangkutan.

2.2. Karakteristik Harga Pokok Proses

Menurut Irawati dan Arifin (2020) Karakteristik Penentuan Biaya proses sebagai berikut :

5
1. Aktivitas produksi bersifat terus menerus.
2. Produksi bersifat massa dengan tujuan mengisi persediaan yang siap dijual.
3. Produk yang dihasilkan dalam suatu departemen atau pusat biaya relative homogeny
dan berdasarkan standar.
4. Biaya dibebankan kesetiap unit dengan membagi total biaya yang dibebankan ke pusat
biaya dengan total unit yang diproduksi.
5. Pengumpulan biaya dilakukan berdasarkan periode waktu tertentu

Karakteristik produk yang dihasilkan secara proses adalah sebagai berikut :

1. Tidak terdapat perbedaan yang spesifik antara produk yang satu dengan produk yang
lainnya.
2. Harga antara produk yang satu dengan yang lainnya otomatis sama.
3. Penyetelan mesin tidak perlu sering dilakukan untuk memulai suatu proses produksi. 4.
Jika terjadi hambatan dalam satu tahap produksi, hal itu akan mengakibatkan proses
produksi secara menyeluruh juga terhambat.

Karakteristik dari process costing adalah:

1. Biaya dibebankan ke rekening barang dalam proses per departemen


2. Laporan harga pokok produksi digunakan untuk mengumpulkan, meringkas, dan
menghitung biaya total dan biaya per unit. Biaya per unit ditentukan dengan cara
membagi total biaya yang dibebankan ke suatu departemen dengan total produksi dari
departemen tersebut dalam suatu periode.
3. Produksi yang masih dalam proses pada akhir periode ditetapkan berdasarkan unit
equivalen
4. Biaya-biaya dari unit yang sudah diselesaikan dari suatu departemen ditransfer atau
ditambahkan ke departemen berikutnya atau ke gudang barang jadi

2.3. Manfaat Informasi Harga Pokok Proses

o Menentukan harga jual produk


o Memantau realisasi biaya produksi
o Menghitung laba atau rugi periodik

6
o Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang
disajikan dalam neraca

2.4. Ciri-ciri Perusahaan yang Menggunakan Metode Harga Pokok Proses

Menurut Saputra (2019) Ciri-ciri Perusahaan yang Menggunakan Metode Harga Pokok Proses

• Proses produksinya berlangsung secara terus-menerus.


• Produk yang dihasilkan bersifat produk standar.
• Tujuan produksi adalah untuk persediaan yang selanjutnya dijual.
• Tidak tergantung kepada spesifikasi pembeli.

2.5. Pengertian Harga Pokok Produksi

Menurut Djumali (2014) harga pokok produksi merupakan kumpulan dari biaya-biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh dan mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Pada
umumnya elemen biaya tersebut dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu Bahan Baku
langsung, Tenaga kerja Langsung, dan Biaya overhead pabrik (Tetap dan Variabel). Ketiga
biaya tersebut harus di klasifikasikan sesuai dengan jenis,sifat,dan perilaku biaya untuk
menaggulangi ketidakpastian harga pokok produksi serta mengetahui berapa besaran biaya
sebenarnya untuk menghasilkan suatu produk.

Dalam pengumpulan biaya produksi sangat ditentukan oleh cara berproduksi yaitu
produksi atas dasar pesanan dan produksi massa. Perusahaan yang berproduksi berdasarkan
pesanan, mengumpulkan harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok
pesanan. Dalam metode ini biaya produksi untuk tiap-tiap pesanan harus dipisahkan secara
jelas, agar biaya setiap pesanan dapat benar dan tepat. Sedangkan perusahaan yang berproduksi
secara massa atau terus-menerus mengumpulkan harga pokok produksinya dengan
menggunakan metode harga pokok proses. Perusahaan hendaknya mampu menetapkan dan
mengunakan informasi harga pokok produksi yang tepat sehingga nantinya dapat mengetahui
harga jual yang kompetitif guna bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis.

Harga Pokok Produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga
pokok produksi. Penentuan harga pokok Produk ada dua metode yaitu Metode Harga pokok
Pesanan dan Metode harga Pokok Proses. Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Metode

7
Harga Pokok Pesanan adalah metode untuk memproduksi produk dan menentukan harga pokok
produk berdasarkan pesanan dari konsumen dengan kata lain suatu sistem akuntansi yang
kegiatannya melakukan penelusuran biaya pada unit individual atau pekerjaan . Metode Harga
Pokok Proses (Proces Costing) Metode harga pokok proses adalah suatu system untuk
membebankan biaya ke produk sejenis yang diproduksi secara massal secara
berkesinambungan lewat serangkaian langkah produksi yang disebut proses.

2.6. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

Menurut Mulyadi (2012:17) dalam Andriyani dkk (2018) bahwa metode penentuan biaya
produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam biaya produksi.

Perhitungan unsur-unsur biaya ke dalam biaya produksi terdapat dua pendekatan yaitu full
costing dan variabel costing.

• Full Costing Full costing merupakan metode penentuan biaya produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam biaya produksi, yang terdiri
dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik
yang berperilaku variabel maupun tetap, dengan demikian harga pokok produksi
menurut metode full costing adalah sebagai berikut. Biaya bahan baku Rp xx Biaya
tenaga kerja langsung Rp xx Biaya overhead pabrik (variabel dan tetap) Rp xx + Harga
pokok produksi Rp xx Total harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan full
costing terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku , biaya tenaga kerja
langsung, biaya overhead variabel dan biaya overhead tetap) ditambah dengan biaya
nonproduksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum)

• Variabel Costing Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok yang
hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga
pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik variabel, dengan demikian harga pokok produksi menurut
metode variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini. Biaya bahan baku
Rp xx Biaya tenaga kerja langsung Rp xx Biaya overhead pabrik variabel Rp xx +
Harga pokok produksi Rp xx Total harga pokok yang dihitung dengan menggunakan
pendekatan variabel costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel (biaya

8
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel) ditambah
dengan biaya nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel, dan biaya administrasi
dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran
tetap, biaya administrasi dan umum tetap).

2.7. Perbedaan metode harga pokok proses dengan metode harga pokok pesanan

Menurut Susilowati (2019) perbedaan metode harga pokok proses dengan metode harga pokok
pesanan yaitu:

• Pengumpulan biaya produksi

Dalam metode harga pokok pesanan pengumpulan biaya produksi berdasarkan pesanan,
sedangkan metode harga pokok proses mengumpulkan biaya produksi per departemen
produksi per periode akuntansi.

• Perhitungan harga pokok produksi per satuan

Metode harga pokok pesanan menghitung harga pokok produksi persatuan dengan cara
membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk
yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan pada saat
pesanan telah selesai diproduksi. Sedangkan metode harga pokok proses menghitung harga
pokok produksi persatuan degan cara membagi total biaya produksi yang dikeluarkan
selama periode tertentu dengan jumlah satuan produksi yang dihasilkan selama periode
yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan setiap akhir periode akuntansi, biasanya pada
akhir bulan.

• Penggolongan biaya produk

Di dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi harus dipisahkan menjadi biaya
produksi langsung berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi dan biaya produksi tidak
langsung. Biaya produksi langsung dibebankan kepada produk berdasar biaya yang
sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya produksi tidak langsung dibebankan kepada produk
berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. Di dalam metode harga pokok proses,
pembebanan biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung seringkali tidak
diperlukan, terutama jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam produk. Karena

9
harga pokok persatuan produk dihitung setiap akhir bulan, maka umumnya biaya overhead
pabrik dibebankan kepada produk atas dasar biaya sesungguhnya terjadi.

• Unsur yang digolongkan dalam biaya overhead pabrik

Dalam metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya bahan
penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi lain selain biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung. Dalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan
kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka. Di dalam metode harga pokok
proses, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan baku dan bahan
penolong dan biaya tenaga kerja (baik yang langsung maupun yang tidak langsung). Dalam
metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk sebesar biaya yang
sesungguhnya terjadi selama periode akuntansi tertentu.

10
BAB III

PEMBAHASAN

Metode harga pokok proses merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang digunakan
oleh perusahaan yang mengolah produknya secara massal (bukan berdasarkan pesanan). Biaya
produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi
per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam periode tertentu dengan
jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu yang
bersangkutan.

Karakter Metode Harga Pokok Proses :

• Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.


• Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama.
• Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana
produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.

ARUS PRODUK PADA HARGA POKOK PROSES

Produk dapat bergerak di pabrik dengan berbagai cara. Tiga bentuk arus atau aliran produk
yang berkaitan dengan perhitungan harga pokok proses yaitu :

• ➢Arus Produk berurutan (Sequential Product Flow)

• ➢Arus Produk Sejajar (Parallel Product Flow)


• ➢Arus Produk Selektif (Selective Product Flow

Contoh Studi Kasus

Sumber : Novia dkk (2022)

3.1 Profil Singkat Usaha Kasur Bu Nunung

Usaha Kasur BuNunung dirintis sejak tahun 2018. Alasan bu Nunung merintis
usaha tersebut karena bu Nunung melihat bahwa usaha kasur ini memiliki peluang
usaha jangka panjang dan tidak musiman. Pada awal merintis usaha, pemasaran
berjalan dengan lancar tetapi terdapat masalah pada tenaga kerja mengakibatkan

11
proses produksi terhambat. Tenaga kerja diawal merintis berjumlah 5 orang,
namun sejak pandemi terjadi Bu Nunung melakukan pengurangan tenaga kerjanya
menjadi 2 orang. Akan tetapi, hal tersebut tidak membuat produksi usaha berhenti
dan masih terus berjalan hingga saat ini.

3.2 Proses Produksi

Proses produksi yaitu suatu kegiatan mengubah input (masukan) menjadi output
(keluaran) mencakup segala aktivitas yang akan memperoleh kegunaan sebuah
produk atau jasa dan aktivitas lain yang dapat menunjang usaha dalam menciptakan
produk. Usaha kasur yang dijalankan oleh Ibu Nunung merupakan Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM). Usaha kasur Ibu Nunung memproduksi kasur dengan
jenisnya yang standar atau satu jenis yang berbahan dasar dacron. Selain itu, jumlah
produksi setiap bulannya itu sama dan usaha dilakukan secara kontinu atau
berkelanjutan. Berdasarkan pada pengamatan serta wawancara dengan
narasumber didapatkan informasi mengenai prosedur atau proses produksi kasur
dacron melewati beberapa tahapan menggunakan bermacam-macam jenis bahan baku,
bahan penolong dan peralatan lain, sebagai berikut:

• Bahan baku terdiri atas:-Dacron-Kain rasfurb.BahaniPenolong terdiriatas:-Plastik


Pembungkus-Lakban-Benang jahit.Mesin dan Peralatan terdiri atas-Mesin JahitJarum
jahit-Gunting-Meteran. Adapun untuk urutan proses produksi usaha kasur dacron
dari mulai penggunaan bahan baku sampai membentuk produk jadi, sebagai
berikut:a.Bahan baku yang dimasukan pada proses produksi ialah dacron.
• Pembentukan pola sesuai dengan design kasur yang telah ditentukan.
• Selanjutnya, proses pemotongan kain disesuaikan dengan ukuran yang telah ditentukan.
• Potongan kain kemudian dijahit menggunakan mesin jahit sesuai dengan keperluan.
• Pengisian dacron pada kain yang telah dijahit hingga mengembang dan padat.
• Kasur yang diisi dacron kemudian dijahit kembali untuk menutupi tempat yang
sebelumnya belum terjahit untuk pengisian dacron.
• Tahap terakhir adalahtahap pengecekan untuk pemeriksaan kembali kualitas barang
sebelum dikemas dengan plastik.

12
3.3 Hasil Perhitungan Metode Harga Pokok Proses

Data Produksi dalam Unit Usaha Kasur Ibu Nunung Periode September 2021

Unit yang dimasukkan dalam periode ini 520


Unit yang telah selesai 416
Unit dalam proses akhir periode (tingkat 104
penyelesaian bahan baku 100%, tenaga kerja
langsung dan overhead pabrik 50%)

Dari data diatas, peneliti mendapatkan informasi data produksi dalam unit yang dimasukkan
pada proses produksi pada bulan September 2021 sebesar 520 unit. Unit produksi
dibedakan menjadi dua yaitu yang telah selesai melakukan proses produksi dan unit
yang masih dalam proses produksi. Untuk unit yang telah selesai sebesar 416 unit dengan
tingkat penyelesaian sudah 100%. Untuk unit yang masih dalam proses akhir periode
sebesar 104 unit memiliki tarafpenyelesaian bahan baku
100% sedangkan tenaga kerja juga overhead 50%.

Perhitungan Unit Produksi Ekuivalen Usaha Kasur Ibu Nunung Periode September 2021

Bahan baku Bahan penolong Tenaga kerja Overhaed pabrik


Unit yang 416 416 416 416
selesai
Ditambah : Unit
barang dalam
prosesak hir
dikali tingkat
penyelesaian
Bahan baku : 104
104 x 100%

13
Bahan penolong 104
: 104 x 100%
Tenaga kerja : 52
104 x 50%
Overhead pabrik 52
: 104 x 50%
Unit ekuivalen 520 520 468 468

Data perhitungan Unit Produksi Ekuivalen pada usaha kasur ibu Nunung periode
September 2021 adalah 520 untuk bahan baku, 468 untuk biaya biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik, dan 520 untukbahanpenolong.

Biaya Produksi Usaha Kasur Ibu Nunung Periode September 2021

Jenis biaya Jumlah


Biaya bahan baku 55.016.000
Biaya bahan penolong 2.180.000
Biaya tenaga kerja 4.680.000
Biaya overhead pabrik 500.000
Total biaya produksi 62.376.000

Biaya produksi kasur Ibu Nunung, terbagi jadi bahan baku, biaya bahan penolong, biaya
tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Untuk jumlah biaya bahan baku Rp55.016.000,
untuk jumlah biaya bahan penolong sebesar Rp2.180.000, untuk jumlah biaya tenaga
kerja sebesar Rp 4.680.000, untuk jumlah biaya overhead pabrik Rp500.000. kemudian
jumlah biaya tersebut ditambahkan menjadi biaya produksi sebesar Rp62.376.000.

Biaya Per Unit Usaha Kasur Ibu Nunung Periode September 2021

Biaya bahan Biaya bahan Tenaga kerja Overhead Total


baku penolong langsung pabrik
Biaya yang 55.016.000 2.180.000 4.680.000 500.000
dikeluarkan
di september

14
unit 520 520 468 468
ekuivalen
Biaya per 105.800 4.192 10.000 1.068 121.061
unit

Perhitungan biaya per unit pada usaha kasur ibu Nunung didapatkan jumlah biaya per unit
diperoleh dari biaya yang dikeluarkan di bulan september dibagi dengan unit ekuivalen
sehingga menghasilkan biaya per unit pada periode tersebut sebesar Rp121.061.

Laporan Biaya Produksi Usaha Kasur Ibu Nunung Periode September 2021

PRODUKSI DALAM UNIT

A. Produksi yang harus 520


dipertanggungjawabkan
Unit dalam proses
Jumlah unit yang harus 520
dipertanggungjawabkan

B. Pertanggungjawaban produksi :
Unit yang telah selesai 416
Unit dalam proses akhir perode (taraf 104
penyelesaian bahan baku dan bahan
penolong 100% tenaga kerja langsung
dan overhead pabrik 50%)
Jumlah unit yang 520
dipertanggungjawabkan

BIAYA PRODUKSI

A. Biaya yang harus Total Per unit


dipertanggungjawabkan
Biaya yang ditambahkan
Bahan baku

15
Bahan penolong 55.016.000 105.800
Tenaga kerja langsung 2.180.0.000 4.192
Overhead pabrik 4.680.000 10.000
Jumlah biaya yang 500.000 1.068
dipertanggungjawabkan 62.3376.000 121.061

B. Pertanggungjawaban
biaya
Biaya produk selesai 50.361.244
(416 x Rp. 121.061)
Barang dalam proses
akhir periode :
Biaya bahan baku : 104 11.003.200
x 100% x Rp.66.125
Biaya bahan penolong : 436.000
104 x 100% x Rp.2.620
Tenaga kerja : 104 x 520.000
50% x Rp. 7.500
Overhead : 104 x 50% x 55.556
Rp.801 12.014.756

Jumlah biaya yang 62.376.000


dipertanggungjawabkan

C. Perhitungan biaya
per unit
Unit produksi
ekivalen 520
Bahan baku dan 468
bahan penolong : 416
+ (100% x 104 )

16
Tenaga kerja dan
overhead pabrik : 416
+ (50% x 104)

Biaya per unit:


Bahan baku =
55.016.000 : 520 =
105.800

Bahan penolong =
2.180.000 : 520 =
4.192

Tenaga kerja =
4.680.000 :468 =
10.000

Overhead pabrik =
500.000 :468 = 1.068

Dalam laporan biaya produksi mempunyai bagian yang memperlihatkan jumlah biaya
yang sudah dikeluarkan dan yang mesti dipertanggung jawabkan serta pertanggungjawaban
atas biaya tersebut. Maka dari itu, biaya yang dikeluarkan dan dipertanggungjawabkan dari
perhitungan hasil penelitian kami adalah sama dengan jumlah yang memperlihatkan
pertanggung jawabnya biayanya dengan jumlah sebesar Rp62.376.000.Usaha kasur ibu
Nunung memproduksi barang secara massal atau banyak serta homogen secara terus
menerus. Maka dari itu, usaha kasur ini menetapkan harga pokok menggunakan metode harga
pokok proses.

Seluruh biaya produksi seperti bahan baku, overhead pabrik, tenaga kerja bahkan
bahan penolong dapat diidentifikasi. Dari hasil diskusi peneliti atas perhitungan harga
pokok usaha ibu Nunung mendapatkan hasil bahwa total biaya dikeluarkan usaha kasur
ibu Nunung pada bulan september 2021 sebesar Rp 62.376.000, total biaya bahan baku
kasur yang ditanggung sebesar Rp 55.016.000, total biaya bahan penolong sejumlah

17
2.180.000, jumlah biaya tenaga kerja yang dikeluarkan sejumlah Rp 4.680.000, dan total
biaya overhead pabrik sejumlah Rp 500.000. Dimana Biaya produksi kasur ibu Nunung
per pcs yang didapat yaitu sejumlah Rp 121.061, diikuti dengan nilai ekuivalen bahan
baku sejumlah 520, nilai ekuivalen bahan penolong sejumlah 520, nilai ekuivalen tenaga
kerjasejumlah 468, dan nilai ekuivalen biaya overhead pabrik sebesar 468. Jadi jumlah
pendapatan keseluruhan usaha kasur ibu Nunung di bulan september 2021 adalah
Rp78.000.000, dimana total biaya produksi selama bulan september 2021 adalah
Rp62.376.000.

Sehingga dihasilkan laba sebesar Rp15.624.000.Sedangkan, menurut perhitungan ibu


Nunung harga pokok produksi ditetapkan sebesar Rp125.000 tanpa menggunakan metode
perhitungan harga pokok produksi sesuai teori kemudian harga jual per unit kasur
ditetapkan sebesar Rp 150.000,00 untuk pembeli besar dan Rp 200.000,00 untuk yang
membeli satuan. Perhitungan harga jual dihasilkan menggunakan metode mark up pricing
dengan keuntungan yang ditetapkan bu Nunung sebesar 20%. Mark up pricing adalah suatu
cara dalam penetapan harga jual melalui menjumlahan harga beli dengan taraf keuntungan
tiap barang. Dengan cara biaya produksi persatuan ditambah dengan persentase keuntungan
yang ditetapkan. Dari dua perhitungan tersebut mempunyai selisih harga yang peneliti hitung
dengan menggunakan harga pokok proses dan perhitungan yang usaha ibu Nunung tetapkan
sebesar Rp 28.939,00.

18
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Metode harga pokok proses merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang digunakan
oleh perusahaan yang mengolah produknya secara massal (bukan berdasarkan pesanan). Biaya
produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi
per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam periode tertentu dengan
jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu yang
bersangkutan. Dari hasil pembahasan studi kasus diatas, penetapan harga pokok produksi
dilakukan tanpa metode yang tersedia, sehingga harga pokok yang dihitung usaha bu Nunung
lebih besar daripada perhitungan peneliti dalam pembahasan di studi kasus. Kemudahan akan
didapatkan usaha bu Nunung jika menggunakan metode harga pokok proses dalam
mendapatkan sebuah Informasi mengenai biaya produksi.

4.2. Saran

Diharapkan Usaha kasur Ibu Nunung kedepannya menggunakan metode harga produk proses
agar informasi mengenai biaya produksi dapat terkumpul dalam periode tertentu yang berguna
dalam memberikan informasi tentang keuntungan atau kerugian yang terjadi pada setiap
periode. Lalu, jika Usaha kasur Ibu Nunung menggunakan metode harga produk proses maka
sangat membantu bagian manajemen dalam kegiatan penyusunan laporan keuangan terutama
dalam laporan laba rugi. Selain itu, dapat bermanfaat sebagai penyusunan neraca usaha Kasur
Ibu Nunung.

19
Daftar Pustaka

Afif, M. N., & Rahmawati, D. R. (2017). Analisis perhitungan harga pokok produksi teh sedap
wangi menggunakan metode harga pokok proses pada PT. Sariwangi AEA. Jurnal
Akunida, 3(1), 1-19.

Agustyawati, D. (2018). PENERAPAN METODE HARGA POKOK PROSES DALAM


PENENTUAN HARGA JUAL PRODUKSI KASUR PADA USAHA KASUR
MEMBALI JAYA DI KOTA BAUBAU. Jurnal Ilmiah Akuntansi Manajemen, 1(2),
35-43.

Andriyani, L. E., & Maharani, P. (2018). Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan
Metode Harga Pokok Proses Pada Pabrik Roti Morisa Tahun 2016. Jurnal Aktual
Akuntansi Keuangan Bisnis Terapan (AKUNBISNIS), 1(1).

Djumali, I. (2014). Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Variable costing
Dalam Proses Penentuan Harga jual Pada PT. Sari Malalugis Bitung. Jurnal Berkala
Ilmiah Efisiensi, 14(2).
Irawati, T., & Arifin, S. (2020). Implementasi Metode Harga Pokok Proses Dalam Perhitungan
Harga Pokok Produksi Pada Usaha Batik. Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIKomSiN), 8(1).

Kartiwa, A., & Gianti, K. M. (2018). ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK


PRODUKSI TAHU BERDASARKAN METODE HARGA POKOK PROSES
(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN TAHU SARIBUMI
SUMEDANG). SINTESA STIE SEBELAS APRIL SUMEDANG, 8(1), 1-8.

Novia, R., Budiarti, N. F., & Samawati, M. N. (2022). ANALISIS PERHITUNGAN HARGA
POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PROSES (Studi Kasus
pada Usaha Kasur Ibu Nunung Kabupaten Karawang). Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan
Manajemen Bisnis, 2(1), 97-105.

SAPUTRA, R. J. (2019). PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK GORONG-


GORONG PER BIJI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK
PROSES PADA UD KERTAJAYA BARABAI. Tugas Akhir. Banjarmasin : Politeknik
Negeri Banjarmasin.

20
Segoro, I. (2019). Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Budidaya Tembakau
Menggunakan Metode Harga Pokok Proses Pada PT Perkebunan Nusantara II Unit
Klumpang (Doctoral dissertation). Medan : Universitas Sumatera Utara.

SUSILOWATI, H. (2019) PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK PER BUNGKUS


ROTI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK PROSES PADA
SABITA BAKERY BANJARMASIN. Tugas Akhir. Banjarmasin : Politeknik Negeri
Banjarmasin

21

Anda mungkin juga menyukai