Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH AKUNTANSI BIAYA

METODE HARGA POKOK PROSES

(Produk Normal Melalui Departemen dan Lebih dari Satu Departemen)

Disusun Oleh:

Angel Luky Permatasari (201611018152903)

Cintia Anggraeni (201611018153107)

Dyah Krisna Murti (201611018152925)

Rani Rahmadani (201611018153089)

Ulfi Alifatu Solihah (201611018153015)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala karunia nikmat
Nya sehingga kami dapat membuat makalah ini dengan sebaik–baiknya. Adapun judul makalah
mata kuliah akuntansi biaya ini yang berjudul “Metode Harga Pokok Pesanan melalui
departemen dan lebih dari satu departemen”. disusun dalam rangka memenuhi salah satu
tugas mata pelajaran akuntansi biaya yang diampu oleh ibu Alfiana, S.E., M.Si.

Makalah ini berisi tentang penjelasan Konsep,informasi,kartu harga dan metode harga
pokok pesanan beserta contoh kasusnya. Meski telah disusun secara maksimal, namun kami
sebagai manusia biasa menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karenanya
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Besar harapan kami
makalah ini dapat menajdi sarana yang membantu masyarakat dalam memahami akuntansi biaya.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari tulisan
kami ini.

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1

1.3 Tujuan..............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................3
2.1 Karakter Harga Pokok Proses...........................................................................................3

2.2 Manfaat Informasi Harga Pokok Proses..........................................................................3

2.2.1 Menentukan harga jual produk.................................................................................3

2.2.2 Memantau realisasi biaya produksi...........................................................................3

2.2.3 Menghitung laba atau rugi periode tertentu............................................................4

2.2.4 Menentukan harga pokok pesanan produk jadi dan produk dalam proses yang

disajikan dalam neraca..............................................................................................4

2.3 Metode Harga Pokok Proses-Produk Diolah Melalui Satu Departemen Produksi

Perhitungan harga pokok produksi per satuan..............................................................5

2.4 Metode Harga Pokok Proses-Produk Diolah Melalui Lebih dari Satu Departemen

Produksi..............................................................................................................................7

BAB III PENUTUP...................................................................................................................13


3.1 Kesimpulan........................................................................................................................13

3.2 Saran..................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam memproduksi suatu produk, setiap perusahaan selalu memperhatikan laba atau
rugi. Kebijaksanaan dari perusahaan sangat diperlukan dalam memperhitungkan faktor-
faktoryang dapat mempengaruhi dalam mencapai tujuan tersebut. Untuk mencapai
tujuannya, perusahaan harus memperhitungkan dengan benar biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan produk guna menentukan harga jual produk. Penentuan
harga jual yang tidak tepatsering kali berakibat fatal pada masalah keuangan perusahaan
atau badan usaha dan akanmempengaruhi kontinuitas usaha tersebut. Ketidaktepatan
tersebut akan menimbulkan resiko pada perusahaan, misalnya kerugian yang terus
menerus atau menumpuknya produk digudangkarena macetnya pemasaran. Untuk itu
setiap perusahaan harus menetapkan harga jualnya secaratepat karena harga merupakan
satu- satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi
perusahaan.
Umumnya dalam menentukan harga jual yangmenjadi tolak ukurnya adalah harga
pokok produksi. Harga pokok produksi adalah jumlah biayayang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk proses kegiatan produksi sehingga produk tersebut berada dipasar dan
siap dijual. Dalam makalah ini kami akan menguraikan Karakteristik Harga Pokok
Proses, Manfaat Harga Pokok Proses, Metode Harga Pokok Proses-Produk Diolah
Melalui Satu Departemen Produksi. Dan akan diuraikan pula Metode Harga Pokok
Proses-Produk Diolah Melalui Lebih dari Satu Departemen Produksi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Karakteristik Harga Pokok Proses
2. Manfaat Informasi Harga Pokok Proses
3. Metode Harga Pokok Proses-Produk Diolah Melalui Satu Departemen Produksi
4. Metode Harga Pokok Proses-Produk Diolah Melalui Lebih dari Satu Departemen
Produksi

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Karakteristik Harga Pokok Proses.
2. Mengetahui Manfaat Harga Pokok Proses.

1
3. Mengetahui Metode Harga Pokok Proses-Produk Diolah Melalui Satu Departemen
Produksi.
4. Mengetahui Metode Harga Pokok Proses-Produk Diolah Melalui Lebih dari Satu
Departemen Produksi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Karakter Harga Pokok Proses


Metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses produk
perusahaan. Dalam perusahaan yang berproduksi massa, karakteristik produksinya
adalah:
1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.
2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama.
3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi
rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.

2.2 Manfaat Informasi Harga Pokok Proses


Informasi harga pokok produksi yang dihitung dalam jangka waktu tertentu dalam
perusahaan yang berproduksi massa, bermanfaat bagi manajemen untuk:

2.2.1 Menentukan harga jual produk.


Perusahaan yang berproduksi massa memproses produknya untuk memenuhi
persediaan di Gudang. Dengan demikian biaya produksi dihitung dalam jangka
waktu tertentu untuk menghasilkan informasi biaya produksi per satuan produk.
Kebijakan penetapan harga jual yang didasarkan pada biaya menggunakan formula
penetapan harga jual berikut ini:
Taksiran biaya produksi untuk jangka waktu tertentu Rpxxx
Taksiran biaya nonproduksi untuk jangka waktu tertentu xxx +
Taksiran total biaya untuk jangka waktu tertentu Rpxxx
Jumlah produk yang dihasilkan untuk jangka waktu tertentu xxx :
Taksiran harga pokok produk per satuan Rpxxx
Laba per unit produk yang diinginkan xxx +
Taksiran harga jual per unit yang dibebankan pada pembeli Rpxxx

2.2.2 Memantau realisasi biaya produksi.


Jika rencana produksi untuk jangka waktu tertentu telah diputuskan untuk
dilaksanakan, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang
sesungguhnya dikeluarkan di dalam pelaksanaan rencana produksi tersebut. Oleh

3
karena itu, akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya
produksi sesuai dengan yang diiperhitungkan sebelumnya dengan menggunakan
metode harga pokok proses.

2.2.3 Menghitung laba atau rugi periode tertentu.


Informasi laba atau rugi bruto periodic diperlukan untuk mengetahui
kontribusi produk dalam menutup biaya nonproduksi dan menghasilkan laba atau
rugi.
Laba atau rugi bruto tiap periode dihitung sebagai berikut:
Hasil penjualan Rpxxx
Persediaan produk jadi awal Rpxxx
Persediaan produk dalam proses awal Rpxxx
Biaya produksi:
Biaya bahan baku sesungguhnya Rpxxx
Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya xxx
Biaya overheat pabrik sesungguhnya xxx +
Total biaya produksi xxx +
xxx
Persediaan produk dalam proses akhir xxx -
Harga pokok produksi xxx +
Harga pokok produk tersedia dijual xxx
Persediaan produk jadi akhir xxx -
Harga pokok produk dijual xxx
Laba bruto xxx

2.2.4 Menentukan harga pokok pesanan produk jadi dan produk dalam proses
yang disajikan dalam neraca.

Biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang belum laku dijual pada
tanggal neraca disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk
jadi. Biaya produksi yang melekat pada produk yang pada tanggal neraca masih
dalam proses pengerjaan disakian dalam neraca sebagai harga pokok persediaan
produk dalam proses.

4
2.3 Metode Harga Pokok Proses-Produk Diolah Melalui Satu Departemen Produksi
Berikut ini diuraikan contoh metode harga pokok proses yang diterapkan dalam
perusahaan yang mengolah produknya melalui satu departemen produksi tanpa
memperhitungkan adanya persediaan produk dalam proses awal periode.

PT Risa Rimendi mengolah produknya secara massa melalui satu departemen produksi.
Jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari 19x1 disajikan sebagai berikut:

Biaya bahan baku Rp 5.000.000


Biaya bahan penolong Rp 7.500.000
Biaya tenaga kerja Rp 11.250.000
Biaya overhead pabrik Rp 16.125.000
Total biaya produksi Rp 39.875.000
Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut adalah:
Produk jadi 2.000 kg
Produk dalam proses pada akhir bulan, dengan tingkat
penyelesaian sebagai berikut: Biaya bahan baku: 100 %;
biaya bahan penolong 100 %, biaya tenaga kerja 50 %;
biaya overhead pabrik 30 % 500 kg

Data produksi PT Risa Rimendi Bulan Januari 20X1


Masuk ke dalam proses: 2.500 kg
Produk jadi: 2000 kg
Produk dalam proses akhir 500 kg
Perhitungan harga pokok produksi per satuan
Unsur biaya Biaya produksi per
Total biaya Unit ekuivalensi
produksi satuan
(1) (2) (3) (2):(3)
Bahan baku Rp 5.000.000 2.500 Rp 2.000
Bahan penolong Rp 7.500.000 2.500 3.000
Tenaga kerja Rp 11.250.000 2.250 5.000
Overhead pabrik Rp 16.125.000 2.150 7.500

5
----------------------- -----------------------
-- + - +
Rp 39.875.000 Rp 17.500

Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses

Harga pokok produk jadi : 2.000 x Rp 17.500 Rp 35.000.000


Harga pokok persediaan produk dalam proses :
Biaya bahan baku (100 % x 500 x Rp 2.000) Rp 1.000.000
Biaya bahan penolong (100 % x 500 x Rp 3.000) Rp 1.500.000
Biaya tenaga kerja (50 % x 500 x Rp 5.000) Rp 1.250.000
Biaya overhead pabrik (30 % x 500 x rp 7.500) Rp 1.125.000
-------------------- +
Rp 4.875.000
--------------------
- +
Jumlah biaya produksi bulan januari 20X1 Rp 39.875.000

JURNAL PENCATATAN BIAYA PRODUKSI


Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku
Barang dalam proses- biaya bahan baku Rp 5.000.000
Persediaan bahan baku Rp 5.000.000

Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong


Barang dalam proses- biaya bahan penolong Rp 7.500.000
Persediaan bahan penolong Rp 7.500.000

Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja


Barang dalam proses- biaya tenaga kerja Rp 11.250.000
Gaji dan upah Rp 11.250.000

JurnaL untuk mencatat biaya overhead pabrik


Barang dalam proses- biaya overhead pabrik Rp 16.125.000

6
Berbagai rekening yang dikredit Rp 16.125.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
Persediaan produk jadi Rp 35.000.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku Rp 4.000.000
Barang dalam proses- biaya bahan penolong Rp 6.000.000
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja Rp 10.000.000
Barang dalam proses- biaya overhead pabrik Rp
15.000.000

Jurnal mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai
dioleh pada akhir bulan januari 20X1
Persediaan produk dalam proses Rp 4.875.000
Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp1.000.000
Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp1.500.000
Barang dalam proses- Biaya tenaga kerja Rp1.250.000
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp 1.125.000

2.4 Metode Harga Pokok Proses-Produk Diolah Melalui Lebih dari Satu Departemen
Produksi
Perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen
setelah departemen pertama adalah merupakan perhitungan yang bersifat kumulatif.
Karena produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama telah
merupakan produk jadi dari departemen sebelumnya, yang membawa biaya produksi dari
departemen produksi sebelumnyua tersebut, maka harga pokok produk yang dihasilkan
oleh departemen setelah departemen pertama terdiri dari:
a. biaya produksi yang dibawa dari departemen sebelumnya
b. biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen setelah departemen pertama
Contoh2:
PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya :
Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen
tersebut untuk bulan Januari 20X1 disajikan dalam gambar berikut :

7
Data produksi Bulan Januari 20X1
Departemen Departemen
A B
Produk yang dimasukkan dalam proses 35.000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 30.000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke gudang 24.000 kg
Produk dalam proses akhir bulan 5.000 kg 6.000 kg

Biaya yang dikeluarkan bulan Januari 20X1 :


Biaya bahan baku Rp 70.000 Rp 0
Biaya tenaga kerja Rp 155.000 Rp 270.000
Biaya overhead pabrik Rp 248.000 Rp 405.000
Tingkat penyelesaian produk dalam produk proses
akhir : 100%
Biaya bahan baku 20% 50%
Biaya konversi

Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen A


Unsur biaya Total biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi per
produksi kg
Bahan baku Rp 70.000 155.000 35.000 31.000 Rp 2 5
Tenaga kerja 248.000 31.000 8
Overbead
pabrik
Total Rp 173.000 Rp 15

Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep A

Harga pokok produk jadi (30.000 x Rp 15) Rp 450.000

8
Harga pokok persediaan produk dalam proses
Biaya bahan baku (100 % x 5.000 x Rp Rp 10.000
2) Rp 5.000
Biaya tenaga kerja 20 % x 5.000 x Rp 5 = Rp 8.000
Biaya overhead pabrik 20 % x 5.000 x Rp 8= ---------------- +
Rp 23.000
---------------- +
Jumlah biaya produksi Departemen A bulan januari 20X1 Rp 473.000

JURNAL PENCATATAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN A


Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku :
BDP - biaya bahan baku departemen A Rp 70.000
Persediaan bahan baku Rp 70.000

Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :


BDP - biaya tenaga kerja departemen A Rp 155.000
Gaji dan upah Rp 155.000

Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen A


BDP - biaya overhead pabrik departemen A Rp 248.000
Berbagai rekening yang di kredit Rp 248.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen A ke
departemen B:
BDP – biaya bahan baku departemen B Rp 450.000
BDP - biaya bahan baku departemen A Rp 60.000
BDP - biaya tenaga kerja departemen A Rp 150.000
BDP - biaya overhead pabrik departemen A Rp 240.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum
selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari 20X1

Persediaan produk dalam proses-departemen A Rp 23.000


BDP - biaya bahan baku departemen A Rp 10.000

9
BDP - biaya tenaga kerja departemen A Rp 5.000
BDP - biaya overhead pabrik departemen A Rp 8.000

Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen B

Unsur biaya Total biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi per


produksi kg
Tenaga kerja 270.000 27.000 10
Overbead pabrik 405.000 27.000 15
Total Rp 675.000 Rp 25

10
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK JADI DAN PERSEDIAAN PRODUK
DALAM PROSES DEP B

Harga pokok produk selesai yang di transfer departemen B ke gudang =


Harga pokok dari departemen A (24.000 x Rp 15) Rp 360.000
Biaya yang ditambahkan departemen B (24.000 x Rp 25) Rp 600.000
--------------- +
Total harga pokok produk jadi yang dikirim ke gudang
(24.000 x 40) RP 960.000
Harga pokok persediaan dalam proses akhir =
Harga pokok dari departemen A (60.000 x Rp 15) Rp 90.000
Biaya yang ditambahkan oleh departemen B :
Biaya tenaga kerja (50% x 6.000 x Rp 10) Rp 30.000
Biaya overhead pabrik (50% x 6.000 x Rp 15) Rp 45.000
------------ +
Rp 75.000
-------------- +
Total harga pokok persediaan produk dalam proses
departemen B Rp 165.000
--------------+
Jumlah biaya produksi kumulatif Departemen B bulan Januari 19 x 1 Rp 1.125.000

JURNAL PENCATATAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN B

Jurnal untuk mencatat penerimaan produk dari departemen A: :


BDP – biaya bahan baku departemen B Rp 450.000
BDP - biaya bahan baku departemen A Rp 60.000
BDP - biaya tenaga kerja departemen A Rp 150.000
BDP - biaya overhead pabrik departemen A Rp 240.000

Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :


BDP - biaya tenaga kerja departemen B Rp 270.000
Gaji dan upah Rp 270.000

11
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen B
BDP - biaya overhead pabrik departemen B Rp 405.000
Berbagai rekening yang di kredit Rp 405.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen B ke
gudang
Persediaan produk jadi Rp 960.000
BDP - biaya bahan baku departemen B Rp 360.000
BDP - biaya tenaga kerja departemen B Rp 240.000
BDP - biaya overhead pabrik departemen B Rp 360.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum
selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari 20X1

Persediaan produk dalam proses-departemen B Rp


165.000
BDP – biaya bahan baku departemen B Rp 90.000
BDP – biaya tenaga kerja departemen B Rp 30.000
BDP – biaya overload pabrik departemen B Rp 45.000

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah Metode harga pokok proses yaitu metode
pengumpulan harga pokok produksi yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah
produknya secara massa.
Dalam metode ini, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka
waktu tertentu dan biaya produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya
produksi dalam proses tertentu, selama periode tertentu, dengan jumlah satuan produk
yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan. Tujuan
dari metode ini adalah untuk mengetahui biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses
produksi.

3.2 Saran
Demikianlah makalah yang saya susun ini semoga bermanfaat bagi pembaca,
apabila terdapat saran maupun kritik kami mengharapakan tanggapan yang bersifat
membangun. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun isi dari makalah kami
selaku penyusun memohon maaf. Sekian dan Terima kasih.

13
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. (1986). Akuntansi Biaya: Penentuan Harga Pokok Produk dan Pengendalian
Biaya. Yogyakarta: BPFE.
Mulyadi. (2015). Akuntansi Biaya Edisi 5. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
(Mulyadi, 1986)

14

Anda mungkin juga menyukai