Anda di halaman 1dari 13

AKUNTANSI BIAYA

METODE HARGA POKOK PEMESANAN

OLEH

NAMA : ANINDYA OKTAVIANA ( 01 )

: I PUTU YOGI PRANATA SEMARA PUTRA ( 10 )

: LAUWIENSKY REZZO UGI ( 16)

: NI WAYAN RAY DARMIASIH ( 28 )

: I PUTU ARYA ADI ARTA ( 32 )

: VAEGA AZARY ( 34 )

KELAS : AKUNTANSI F MALAM

KELOMPOK : II

DOSEN PENGEMPU : YURA KARLINDA WIRASA PUTRI , SE., M.Si

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARSWATI

DENPASAR

2019
METODE HARGA POKOK PEMESANAN

1.1 Konsep Harga Pokok Pemesanan

A. Pengertian dan Konsep Metode Harga Pokok Pesanan

Metode harga pokok pesanan adalah suatu metode pengumpulan biaya produksi
untuk menentukan harga pokok produk pada perusahaan yang menghasilkan produk atas
dasar pesanan. Tujuan dari penggunaan metode harga pokok pesanan adalah untuk
menentukan harga pokok produk dari setiap pesanan baik harga pokok secara keseluruhan
dari tiap-tiap pesanan maupun untuk per satuan.

Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan
harga pokok produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi
untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan.
Pada pengumpulan harga pokok pesanan dimana biaya yang dikumpulkan untuk setiap
pesanan/kontrak/jasa secara terpisah dan setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya.
Atau dalam pengertian yang lain, penentuan harga pokok pesanan adalah suatu sistem
akuntansi yang menelusuri biaya pada unit individual atau pekerjaan, kontrak atau
tumpukan produk yang spesifik.

B. Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan

            Pengumpulan biaya produksi dalam suatu perusahaan dipengaruhi oleh


karakteristik kegiatana produksi perushaan tersebut. Oleh karena itu sebelum dibahas
metode harga pokok pesanan, perlu diuraikan terlebih dahulukarakteristik kegiatan usaha
perushaan yang produksinyaberdasarkan pesanan yang berpengaruh terhadap metode
pengumpulan biaya produksi.

a. Karateristik Usaha Perushaan yang Produksinya Berdasarkan Pesanan

 Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan mengolah bahan baku


menjadi produk jadi berdasarkan pesanan dari luar atau dari dalam perusahaan.
Karakteristik usaha perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus. Jika pesanan yang
satu selesai dikerjakan, proses produksi dihentikan, dan mulai dengan
pesanan berikutnya.

2) Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan.


Dengan demikian antara pesanan yang satu dengan yang lainnya
mempunyai variasi yang berbeda-beda.

3) Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi


persediaan digudang.

b. Karakteristik Pengumpulan Biaya Produksi Metode Harga Pokok Pesanan

Karakteristik usaha perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan tersebut


diatas berpengaruh terhadap pengumpulan biaya produksinya. Metode
pengumpulan biaya produksi (metode harga pokok pesanan) yang digunakan
dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan adalah sebagai berikut:

1) Digunakan jika perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai


dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga
pokoknya secara individual.

2) Biaya produksi harus dipisahkan menjadi dua golongan pokok: biaya


produksi langsung dan biaya produksi tak langsung.

3) Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung, sedangkan biaya produksi tak langsung disebut dengan
istilah biaya overhead pabrik.

4) Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pesanan tertentu


berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead
pabrik diperhitungkan ke dalam harag pokok pesanan berdasarkan tarif
yang ditentukan dimuka.

5) Harga pokok per-unit produk dihitung pada pesanan selesai diproduksi


dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk
pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yag dihasilkan dalm pesanan
yang dihasilkan.

1.2Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi Pesanan

Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, informasi harga pokok


produksi per pesanan bermanfaat bagi manajemen dalam :

1.Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan


Ada kalanya harga jual produk yang dipesan oleh pemesan telah terbentuk di pasar,
sehingga keputusan yang perlu dilakukan oleh manajemen adalah menerima atau
menolak pesanan. Untuk memungkinkan pengambilan keputusan tersebut, manajemen
memerlukan informasi total harga pokok pesanan yang akan diterima tersebut.
Informasi total harga pokok pesanan memberikan perlindungan bagi manajemen agar
dalam menerima pesanan perusahaan tidak mengalami kerugian.
2.Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan terhadap pesanan tertentu
Ada kalanya harga jual produk yang dipesan oleh pemesan telah terbentuk di pasar,
sehingga keputusan yang perlu dilakukan oleh manajemen adalah menerima atau
menolak pesanan. Untuk memungkinkan pengambilan keputusan tersebut, manajemen
memerlukan informasi total harga pokok pesanan yang akan diterima tersebut.
Informasi total harga pokok pesanan memberikan perlindungan bagi manajemen agar
dalam menerima pesanan perusahaan tidak mengalami kerugian.
3.Memantau realisasi biaya produksi.
Jika suatu pesanan telah diputuskan untuk diterima, manajemen memerlukan informasi
biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan di dalam memenuhi pesanan tertentu.
Oleh karena itu, akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya
produksi tiap pesanan yang diterima untuk memantau apakah proses produksi untuk
memenuhi tertentu menghasilkan total biaya produksi pesanan sesuai dengan yang
diperhitungkan sebelumnya.

4.Menghitung laba atau rugi tiap pesanan

Untuk mengetahui apakah suatu pesanan menghasilkan laba atau tidak, manajemen
memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi
pesanan tertentu. Informasi laba atau rugi tiap pesanan diperlukan untuk mengetahui
kontribusi tiap pesanan dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba atau
rugi. Oleh karena itu, metode harga pokok pesanan oleh manajemen untuk
mengumpulkan informasi biaya produksi sesungguhnya keluarkan untuk tiap pesanan
guna menghasilkan informasi laba atau rugi tiap pesanan.

6) Menentukan harga pokok persediaan barang jadi dan barang dalam proses yang
disajikan dalam neraca.
Ada saat perusahaan dituntut untuk membuat pertanggungjawaban keuangan periodik,
manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi.
Di dalam neraca manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan barang jadi dan
harga pokok yang sampai dengan tanggal neraca masih dalam proses. Untuk tujuan
tersebut, manajemen perlu menyelenggarakan pencatatan biaya produksi untuk setiap
pesanan.

1.3 Metode Harga Pokok Pesanan

Pembahasan metode harga pokok produksi akan diawali dengan menguraikan


prosedur pencatatan biaya bahan baku, kemudian akan dilanjutkan dengan uraian
pencatatan biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik dan pencatatan harga
pokok produk jadi yang ditransfer dari bagian produksi ke gudang.

a. Pengumpulan Biaya Produksi dengan Metode Harga Pokok Pesanan

Siklus akuntansi biaya dalam metode harga pokok pesanan disesuaikan dengan
siklus pembuatan barang dan karakteristik pengumpulan harga pokok pesanan.
Pengumpulan biaya produksi dengan menggunakan metode harga pokok pesanan
dapat dilakukan dengan beberapa cara di bawah ini:
1) Pembelian bahan baku dan bahan penolong.

Bahan kemudian disimpan dalam gudang menanti saatnya dipakai dalam


proses produksi untuk memenuhi pesanan tersebut. Perusahaan
menggunakan dua rekening kontrol untuk mencatat persediaan bahan baku
dan bahan penolong.
 Prosedur pencatatan pembelian bahan baku, dengan jurnal.

Persediaan bahan baku xxxx

Utang dagang kas xxxx

2) Pemakaian bahan baku dan penolong dalam produksi.

Untuk dapat mencatat bahan baku yang digunakan dalam tiap pesanan,
perusahaan menggunakan dokumen yang disebut bukti permintaan dan
pengeluaran barang gudang. Dokumen diisi oleh bagian produksi. Bagian
gudang akan mengisi jumlah bahan yang diserahkan kepada bagian
produksi pada dokumen tersebut, dan kemudian dokumen ini dipakai
sebagai dasar pencatatan pemakaian bahan.
 . Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku

Barang dalam proses xx

Persediaan bahan baku xx

 Jika rekening barang dalam proses dipecah menurut elemen biaya


produksi, maka jurnalnya adalah :

Barang dalam proses-biaya bahan baku xx

Persediaan bahan baku xx

 Jurnal untuk mencatat pembelian retur

Utang dagang (kas) xx

Persediaan bahan baku xx

3) Pencatatan biaya tenaga kerja.

Dalam metode harga pokok pesanan harus dipisahkan antara upahtenaga


kerja langsung dengan upah tenaga kerja tak langsung. Upah tenaga kerja
langsung, dicatat dengan mendebit rekening barang dalam proses dan
dicatat pula dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan. Upah
tenaga kerja tak lansung dicatat dengan mendebit rekening biaya
overhead pabrik sesungguhnya.

Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja adalah sebagai berikut ;

 Jurnal untuk mencatat kewajiban gaji dan upah

Gaji dan upah xx

Utang gaji dan upah xx

 Jurnal untuk mencatat pembayaran gaji dan upah

Utang gaji dan upah xx

Kas xx

 Jurnal untuk mencatat alokasi gaji dan upah

Barang dalam proses xx

BOP sesungguhnya xx

Biaya pemasaran xx

Biaya administrasi xx

Gaji dan upah xx

Jika rekening barang dalam proses dipecah menurut elemen biaya


produksi, maka rekening “barang dalam proses” diganti dengan “barang
dalam proses – biaya tenaga kerja langsung”

4) Pencatatan biaya overhead pabrik


Pencatatan biaya overhead pabrik dibagi menjadi dua: pencatatan biaya
overhead pabrik yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang
ditentukan di muka dan pencatatan biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi. Di dalam metode harga pokok pesanan, produk
dibebani biaya overhead pabrik dengan menggunakan tariff yang
ditentukan di muka. Tarif biaya pabrik ini dihitung pada awal tahun
anggaran, berdasarkan anggaran biaya overhead pabrik. Pembebanan
produk dengan biaya overhead pabrik berdasarkan tarif ini dicatat dengan
mendebit rekening barang dalam proses dan mengkredit rekening biaya
overhead pabrik yang dibebankan. Biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebit rekening kontrol biaya
overhead pabrik sengguhnya. Secara periodik, biaya overhead pabrik yang
dibebankan kepada produk berdasarkan tarif dengan biaya overhead pabrik
yang sesungguhnya terjadi dibandingkan dandihitung selisihnya.
Pembandingan ini dengan menutup rekening biaya overhead pabrik yang
dibebankan ke dalam rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya.
Pencatatan biaya overhead pabrik

Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik ada empat

 Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya

BOP sesungguhnya xx

Persediaan bahan penolong xx

Biaya sewa xx

Biaya listrik xx

Biaya asuransi pabrik xx

Berbagai macam rekening yang di kredit xx

 Jurnal untuk mencatat pembebanan BOP berdasarkan tarif yang


ditentukan di muka

Barang dalam proses xx

BOP dibebankan xx
 Jika rekening barang dalam proses dipecah menurut elemen biaya
produksi, maka jurnalnya adalah

Barang dalam proses – BOP xx

BOP dibebankan xx

 Jurnal untuk menutup BOP dibebankan

BOP dibebankan xx

BOP sesungguhnya xx

 Jurnal untuk mencatat selisih BOP

 Jika BOP sesungguhya lebih besar daripada BOP dibebankan,


selisih bersifat tidak menguntungkan (unfavorable) dan jurnalnya :

Selisih BOP XX

BOP sesungguhnya xx

 Jika BOP sesungguhya lebih kecil daripada BOP dibebankan,


selisih bersifat menguntungkan dan jurnalnya :

BOP sesungguhnya xx

Selisih BOP xx

5) Pencatatan harga produk jadi


Pesanan yang telah selesai diproduksi, ditransfer ke bagian gudang oleh
bagian produksi. Harga pokok pesanan yang telah selesai diproduksi ini
dapat dihitung dari informasi biaya yang dikumpulkan dalam kartu harga
pokok pesanan yang bersangkutan.
 Untuk mencatat barang jadi yang diserahkan dari bagian produksi
ke bagian gudang adalah :

Persediaan barang jadi xx

Barang dalam proses xx


 Jika rekening barang dalam proses dipecah menurut elemen biaya
produksi :

Persediaan barang jadi xx

Barang dalam proses-BBB xx

Barang dalam proses-BTK xx

Barang dalam proses-BOP xx

6) Pencatatan harga pokok produk dalam proses


Pada akhir periode kemungkinan terdapat pesanan yang belum selesai
diproduksi. Biaya yang telh dikeluarkan untuk pesanan tersebut dapat
dilihat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan. Kemudian
dibuat jurnal untuk mencatat persediaan pokok dalam proses dengan
mendebit rekening persediaan produk dalam proses dan mengkredit
rekening barang dalam proses.
 Untuk mencatat persediaan barang dalam proses akhir periode

Persediaan barang dalam proses xx

Barang dalam proses xx

 Jika rekening barang dalam proses dipecah menurut elemen biaya


produksi :

Persediaan barang dalam proses xx

Barang dalam proses-BBB xx

Barang dalam proses-BTK xx

Barang dalam proses-BOP xx

7) Pencatatan harga produk yang dijual


Harga pokok produk yang diserahkan kepada pemesan dicatat dalam
rekening harga pokok penjualan dan rekening persediaan produk jadi

 . Jurnal untuk mencatat harga pokok penjualan :


Harga pokok penjualan xx

Persediaan barang jadi xx

8) Pencatatan pendapatan penjualan produk


Pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk kepada pemesan dicatat
dengan mendebit rekening piutang dagang dan mengkredit rekening hasil
penjualan.
 Jurnal untuk mencatat hasil penjualan :
Kas/ piutang dagang xx

Hasil penjualan xx

b. Rekening Kontrol dan Rekening Pembantu

Akuntansi biaya menggunakan banyak rekening pembantu untuk merinci biaya-


biaya produksi. Rekening-rekening pembantu (subsidiary accounts) ini dikontrol
ketelitiannya dengan menggunakan rekening control (controlling account) di
dalam buku besar. Rekening control menampung catatan yang brsumber dari
jurnal, sedangkan rekening pembantu digunakan untuk menampung catatan yang
bersuber dari dokumen sumber.Untuk mencatat biaya dalam akuntansi biaya
digunakan rekening control dan rekening pembantu berikut ini:

REKENING KONTROL REKENING PEMBANTU

Persediaan bahan baku Kartu persediaan

Persediaan bahan penolong Kartu persediaan

Barang dalam proses Kartu harga pokok

Biaya overhead pabrik sesungguhnya Kartu biaya

Biaya administrasi dan umum Kartu biaya

Biaya pemasaran Kartu biaya


Biaya produksi dipisahkan menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi
tidak langsung dalam hubungannya dengan pesanan tersebut. Biaya produksi
langsung dicatat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan secara
langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung dicatat dalam kartu harga
pokok berdasarkan suatu tarif tertentu.

Contoh Soal

1.4 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

http://rumah-akuntansi.blogspot.com/2014/03/pengertian-dan-konsep-metode-
harga.html

http://mohayworld.blogspot.com/2016/12/pengertian-dan-konsep-metode-
harga.html

https://www.kompasiana.com/enitaeys/56406459a2afbdab068b4567/metode-
harga-pokok-pesanan-job-order-costing-method?page=all

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309680/pendidikan/Bab+2+Man+Biaya_MET
ODE+HP+PESANAN.pdf

http://anggaaryandi.blogspot.com/2011/01/pengertian-dan-konsep-metode-
harga.html

https://www.jurnal.id/id/blog/2018-metode-penetapan-harga-pokok-pesanan-
pencatatan-akuntansinya/

Anda mungkin juga menyukai